farmakoterapi demam berdarah

22
Farmakoterapi Infeksi dan Tumor FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

Upload: reilly

Post on 03-Feb-2016

241 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH. Farmakoterapi Infeksi dan Tumor. Kelompok 2 (Golongan 2). 1 . Miftaahul Jannah (FA/07744) 2. Maliha Kholiqotul Husna (FA/07751) 3. Whisnu Dhani (FA/07754) 4. Aditya Ocky Prananca (FA/07770) 5. Ilani Abu Bakar (FA/08229). - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

Farmakoterapi Infeksi dan Tumor

FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

Page 2: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

Kelompok 2 (Golongan 2)1. Miftaahul Jannah (FA/07744)2. Maliha Kholiqotul Husna (FA/07751)

3. Whisnu Dhani (FA/07754)

4. Aditya Ocky Prananca (FA/07770)

5. Ilani Abu Bakar (FA/08229)

Page 3: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

PENDAHULUAN Definisi

Demam berdarah dengue (DBD) penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue serta memenuhi kriteria WHO untuk DBD, salah satu manifestasi simptomatik dari infeksi virus dengue.

Manifestasi simptomatik infeksi virus dengue adalah sebagai berikut:

1. Demam tidak terdiferensiasi2. Demam dengue (dengan atau tanpa perdarahan): demam akut

selama 2-7 hari, ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis (nyeri kepala, nyeri retroorbital, mialgia/ atralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan [petekie atau uji bendung positif], leukopenia) dan pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan pasien yang sudah dikonfirmasi menderita demam dengue/ DBD pada lokasi dan waktu yang sama.

3. DBD (dengan atau tanpa renjatan)

Page 4: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

EPIDEMIOLOGI Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada

tahun 1953. Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan

Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa

propinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus sebagai berikut :- Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian

sebanyak 1.234 orang.- Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian

sebanyak 1.414 orang (terjadi ledakan)- Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang.- Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang.- Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang- Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang.- Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang.- Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah

mencapai 26.015 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.

Page 5: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

ETIOLOGIPenyakit ini disebabkan oleh virus dengue

yang menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti.

Page 6: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

Cara Penularan3 faktor yang berperan pada penularan infeksi virus

dengue:1.Manusia2.Virus3. Vektor perantaraNyamuk Aedes aegypti menggigit manusia yang sedang

mengalami viremia (2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul) virus yang berada di kelenjar liur nyamuk berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya ( virus memerlukan waktu masa tunas 46 hari -intrinsic incubation period- sebelum menimbulkan penyakit)

Page 7: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH
Page 8: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

PATOGENESISMengacu kepada 2 teori :1. Hipotesis infeksi sekunder

Diajukan oleh Suvatte, 1977. Sebagai akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang berbeda, respon antibodi anamnestik pasien akan terpicu, menyebabkan proliferasi dan transformasi limfosit dan menghasilkan titer tinggi IgG antidengue. Karena bertempat di limfosit, proliferasi limfosit juga menyebabkan tingginya angka replikasi virus dengue. Hal ini mengakibatkan terbentuknya kompleks virus-antibodi yang selanjutnya mengaktivasi sistem komplemen. Pelepasan C3a dan C5a menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya cairan ke ekstravaskular. Hal ini terbukti dengan peningkatan kadar hematokrit, penurunan natrium dan terdapatnya cairan dalam rongga serosa

Page 9: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

PATOGENESIS2. Hipotesis immune enhancement

Menyatakan secara tidak langsung bahwa mereka yang terkena infeksi kedua oleh virus heterolog mempunyai risiko berat yang lebih besar untuk menderita DBD berat. Antibodi herterolog yang telah ada akan mengenali virus lain kemudian membentuk kompleks antigen-antibodi yang berikatan dengan Fc reseptor dari membran leukosit terutama makrofag. Sebagai tanggapan dari proses ini, akan terjadi sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok.

Page 10: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

DIAGNOSAPenegakan diagnosa (WHO) diperlukan 2 kriteria:1. Kriteria Klinik (pemeriksaan fisik dan keluhan pasien)

Diagnosa DBD klinis dibagi WHO dalam :Derajat 1 : Demam disertai gejala khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji Tourniquet positif.Derajat 2 : Derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan/atau perdarahan lain.Derajat 3 : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab dan penderita menjadi gelisah.Derajat 4 : Renjatan berat dengan nadi yang tidak dapat diraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur

Page 11: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

DIAGNOSA2. Kriteria Laboratorium: uji serologi isolasi virus deteksi antigen deteksi RNA/DNA menggunakan tehnik

Polymerase Chain Reaction (PCR)

Page 12: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

DIAGNOSAPemeriksaan laboratorium rutin untuk penderita DBD

adalah jumlah trombosit dan kadar hematokrit. Hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat menjadi

pertanda penyakit demam berdarah adalah:1. Trombositopenia (jumlah trombosit darah < 100.000/mm3)2. Hemokonsentrasi (jumlah hematokrit ≥ 20%)Dua kriteria klinis pertama, ditambah dengan

trombositopenia dan hemokonsentrasi sudah cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD.

Efusi pleura (tampak melalui rontgen dada) dan atau hipoalbuminemia menjadi bukti penunjang adanya kebocoran plasma. Bukti ini sangat berguna terutama pada pasien yang anemia dan atau mengalami perdarahan berat.

Pada kasus syok, jumlah hematokrit yang tinggi dan trombositopenia memperkuat diagnosis terjadinya Dengue Shock Syndrom.

Page 13: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

TUJUAN & SASARAN TERAPImengatasi kehilangan cairan plasma sebagai

akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan, serta mengobati gejala yang timbul.

Page 14: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

ALGORITME TERAPIMengacu pada protokol WHO. Protokol ini terbagi

dalam 5 kategori, sebagai berikut:1.Penanganan tersangka DBD tanpa syok

Page 15: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

2. Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat.

Page 16: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit >20%

Page 17: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa5. Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa

Page 18: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

TERAPI NON FARMAKOLOGI Minumlah air putih min. 20 gelas berukuran

sedang setiap hari (lebih banyak lebih baik)Cobalah menurunkan panas dengan minum obat

penurun panas (paracetamol misalnya)Beberapa teman dan dokter menyarankan untuk

minum minuman ion tambahan seperti pocari sweat

Minuman lain yang disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit (ada juga yang menyarankan: daun angkak, daun jambu, dsb)

Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak (meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis).

Page 19: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

TERAPI FARMAKOLOGIbelum ada obat yang spesifik untuk demam

berdarahpengobatan DB bersifat simptommatik dan

supportif, (mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat pendarahan).

Cairan pengganti (rekomendasi WHO) :Cairan Laktat Ringer.Cairan Glukosa 5% dalam 0,9% NaCl.Cairan Glukosa 5% dalam 0,45% NaCl.Cairan Glukosa 5% dalam'h Laktat Ringer.Cairan Glukosa 5% dalam 0,3% NaCl.

Page 20: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

OUTCOME TERAPI1.Tampak perbaikan secara klinis2.Tidak demam selama 24 jam tanpa

antipiretik3.Tidak dijumpai distres pernafasan

(disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)4. Hematokrit stabil5. Jumlah trombosit cenderung naik >

50.000/pl6. Tiga hari setelah syok teratasi7. Nafsu makan membaik

Page 21: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

MONITORINGTanda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi

secara teratur.• Nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus dicatat setiap

15-30 menit atau lebih sering, sampai syok dapat teratasi.• Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sekali sampai keadaan

klinis pasien stabil.• setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai

jenis cairan, jumlah, dan tetesan, untuk menentukan apakah cairan yang diberikan sudah mencukupi.

• Jumlah dan frekuensi diuresis.Pada pengobatan syok, kita harus yakin benar bahwa penggantian

volume intravaskuler telah benar-benar terpenuhi dengan baik. Apabila diuresis belum cukup 1 ml/kg/BB, sedang jumlah cairan sudah melebihi kebutuhan diperkuat dengan tanda overload antara lain edema, pernapasan meningkat, maka selanjutnya furasemid 1 mg/kgBB dapat diberikan. Pemantauan jumlah diuresis, kadar ureum dankreatinin tetap harus dilakukan. Tetapi, apabila diuresis tetap belum mencukupi, pada umumnya syok belum dapat terkoreksi dengan baik, maka pemberian dopamia perlu dipertimbangkan.

 

Page 22: FARMAKOTERAPI DEMAM BERDARAH

SEKIAN… TERIMA KASIH… ^.^