dasar riset keperawatan

14
DASAR RISET KEPERAWATAN Riset yang dilakukan dalam keperawatan telah berkembang untuk menjawab peristiwa-peristiwa penting yang membentuk dasar-dasar dalam perkembangan pengetahuan keperawatan (Abdellah & Levine, 1986). Sains keperawatan adalah kumpulan pengetahuan yang unik dari disiplin keperawatan, merupakan penemuan informasi yang menjelaskan, menggambarkan dan memperkirakan hbungan antara individu dan pengalaman kesehatannya. Pengetahuan yang unik menampilkan pengetahuan, pengalaman dan pengertian mengenai fenomena yang berhubungan dengan pemberian asuhan keperawatan pada klien. Banyak perawat menemukan penekatan riset untuk membantu dalam menyelesaikan masalah-masalah keperawatan pasien, terdapat keperihatinan pentingnya untuk mengidentifikasi ilmu pengetahuan yang talah dikembangkan dari kerangka keperawatan. Riset keperawatan adalah proses menganilisa data secara kritis yang dikumpulkan secara sistematis tentang fenomena tertentu. Ada 6 tujuan dari riset keperawatan, yaitu untuk 1) menjelaskan karakteristik keadaan keperawatan yang sedikit diketahui, 2) menjelaskan fenomena yang harus diperhatikan dalam perencanaan pelayanan keperawatan, 3) memprediksi kemungkinan suatu hasil keputusan keperawatan dalam hubungannya dengan pemeberian asuhan keperwatan, dan 4) mencapat suatu tingkat kepercayaan, aktivitas untuk memenuhi kebutuhan klien (Polit & Hungler, 1993).

Upload: muhidin-ae

Post on 23-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Riset Keperawatan

DASAR RISET KEPERAWATAN

Riset yang dilakukan dalam keperawatan telah berkembang untuk menjawab

peristiwa-peristiwa penting yang membentuk dasar-dasar dalam perkembangan

pengetahuan keperawatan (Abdellah & Levine, 1986).

Sains keperawatan adalah kumpulan pengetahuan yang unik dari disiplin

keperawatan, merupakan penemuan informasi yang menjelaskan, menggambarkan

dan memperkirakan hbungan antara individu dan pengalaman kesehatannya.

Pengetahuan yang unik menampilkan pengetahuan, pengalaman dan pengertian

mengenai fenomena yang berhubungan dengan pemberian asuhan keperawatan pada

klien. Banyak perawat menemukan penekatan riset untuk membantu dalam

menyelesaikan masalah-masalah keperawatan pasien, terdapat keperihatinan

pentingnya untuk mengidentifikasi ilmu pengetahuan yang talah dikembangkan dari

kerangka keperawatan.

Riset keperawatan adalah proses menganilisa data secara kritis yang dikumpulkan

secara sistematis tentang fenomena tertentu.

Ada 6 tujuan dari riset keperawatan, yaitu untuk 1) menjelaskan karakteristik keadaan

keperawatan yang sedikit diketahui, 2) menjelaskan fenomena yang harus

diperhatikan dalam perencanaan pelayanan keperawatan, 3) memprediksi

kemungkinan suatu hasil keputusan keperawatan dalam hubungannya dengan

pemeberian asuhan keperwatan, dan 4) mencapat suatu tingkat kepercayaan, aktivitas

untuk memenuhi kebutuhan klien (Polit & Hungler, 1993).

A. Sejarah Riset Keperawatan

1. Periode 1850-1949

a. Sejarah riset keperawatan sebagian besar berasal dari era Florence

Nightingale, karya klasiknya Notes on Nursing, menekankan pentingnya

observasi yang sistematik, pengumpulan data, factor lingkungan dan

analisis statistic.

b. Kontribusi oertumbuhan pengetahuan keperawatan dan pengakuan

keperawatan sebagai suati disiplin (ilmu).

c. Dua pengaruh besar pada perkembangan keperawatan dan

memberikan arah dalam riset keperawatan :

Laporan golmark (1923), suatu komprehensif yang dilakukan

untuk menentukan pentingnya persiapan pendidikan , training

ground/pelatihan dari ruamh sakit dan struktur(organisasi) dalam

Page 2: Dasar Riset Keperawatan

pendidikan yang lebih tinggi.

Laporan Brown (1984), suatu studi intensif mengenai isu

pendidikan dan pelayanan keperawatan serta melahirkan riset dalam

menjawab usulan terhadap analisa asuhan keperawatan akan fungsi,

peran, sikap, lingkungan kerja, kesejahteraan umum dan hubungan

dengan klien. Riset ini mengarahkan kepada perkembangan suatu

system untuk klarifikasi dan akreditasi sekolah-sekolah keperawatan.

Rekomendasi dari kedua laporan tersebut :

Menstimulasi pengembangan mekanisme pelaporan hasil riset

Pembentukan agen/perwakilan untukmendukung dan

membimbing usaha riset keperawatan

2. 1950-1959

a. Kebutuhan pendidikan dari pelatihan rumah sakit kepada persiapan

di insiiitut dan uiversitas dan perkembangan dari lulusan pendidikan

keperawatan

b. Sejak tahun 1950-an , penekanan riset keperawatan jelas bergeser

kepada perhatian yang berpusat pada klien (masalah yang berhubungan

dengan praktek, keperihatian terhadap kesehatan klien)

c. Proses riset dan melaporkan hasil-hasil studi, dan artikel riset

keperawatan (publikasi riset keperawatan) 1952. Publikasi ilmiah adalah

dokumen-dokumen yang berguna untuk mengkomunikasikan metode-

metode dan prestasi yang dihasilkan melalui studi akademik dan

penelidikan riset kepada profesi lain.

d. Persatuan Perawatan Amerika (ANA, 1955), ditujukan unutk

membantu pertumbuhan jumlah keperawatan untuk diberikan biaya dan

melaksnakan riset keperawatan.

e. Pertama kali riset tentang praktik keperawatan didirikan tahun 1957

di Walter Reed Army Institute of Research.

3. 1960-1969

a. Riset mulai ditujukan pada penelitian klinik

b. ANA tahun 1965 mensponsori pelaksanaan knferensi hasil penelitian

keperawatan

c. Pada tahun 1968 didirikan “Archipal” pada Boston University.

d. Riset keperawatan mulai mengkaji kerangka konsep dan teori

keperawatan sebagai dasar praktik.

Page 3: Dasar Riset Keperawatan

4. 1970-1979

a. Riset lebih difokuskan pada pendidikan keperawatan, administrasi

keperawatan dan peningkatan pelayanan kesehatan.keperawatan (praktik

keperawatan).

b. ANA mendirikan suatu komisi riset keperawatan untuk menfasilitasi

perubahan pendapat terhadap para peneliti.

5. 1980-1989

a. Secara umum telah diterima bahwa keperawatan merupkan suatu

seni dan ilmu (peplau, 1988)

b. Keperawatan sebagai seni mengandung arti keterampilan praktik

diperoleh melalui pengalaman atau pengamatan (Oxford American

Dictinary, 1980). Pengakuan perbedaan pengetahuan keperawatan dan

kemampuan perawat untuk mendioagnose dan merwat masalah-masalah

kesehatan adalah dasar untuk membuktikan bahwa keperawatan adalah

suatu ilmu.

6. 1990-an

Beberpa jurnal tentang riset keperawatan baik melalui media cetak (jurnal)

maupun jurnal (elektronik).

B. Seni dan ilmu keperawatan

Pengetahuan baru dapat diperoleh dengan berbagai cara (Kaplan, 1964). Cara ini

meliputi 1) intuisi, 2) pendekatan pemecahan masalah menggunakan alasan logis,

3) pengalaman praktis, dan 4) penyelidikan secara ilmiah. Menurut carper (1078)

bidang pengetahuan meliputi 1) pengetahuan secara ilmiah atau empiris, 2)

pengetahuan etis, 3) pengetahuan estetika dan 4) pengetahuan pribadi

menggunakan diri secara terapeutik.

1. Pengetahuan ilmiah , perkembangan pengetahuan keperawatan yang

sifatnya factual dan digunakan untuk menggambarkan, menejelaskan dan

meramalkan. Contoh : efek menonton program kekerasan di telivisi terhadap

perkembangan keterampilan motorik pada toddler.

2. Pengetahuan etika, perkembangan pengetahuan yang menggambarkan

nilai-nilai perawat dan cara-cara menganalisa dan menyelesaikan dilema

etika . Contoh Analisa peran advokasi dalam perawatan.

3. Pengetahuan estetika, perkembangan pengetahuan yang berfokus pada

seni keperawatan. Contoh pengalaman nyata tentang masuknya seorang anak

Page 4: Dasar Riset Keperawatan

Down Syndrome ke dalam unit keluarga.

4. Pengetahuan tentang penggunaan diri secara terapeutik, perkembangan

pengetahuan yang memperhatikan kemampuan perawat untuk menggunakan

diri sendiri secara terapeutik, untuk berinteraksi melalui suatu cara wajar

dengan klien. Contoh ; pembentukan tingkah laku empati mahasiswa

keperawatan senior yang bekerja dengan wanita hamil yang kecanduan obat.

C. Batasan-batasan riset keperawatan

Batasan studi keperawatan telah diidentifikasi sebagai pengetahuan (Body of

Knowledge) yang dibentuk melalui hubungan antara konsep-konsep individu

(manusia),, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

Contoh ;

“Pengaruh dukungan keperawatan dalam penyesuain diri klien pada cacat

pembedahan”

Studi ini berada dalam batas-batas untuk studi keperawatan karena para perawat

telah mengidentifikasi kerangka kerja teoritis untuk studi yang membahs

perhatian riset pada kien (manusia) yang cacat dalam rumah mereka (lingkungan)

penyesuai diri mereka pada cacat (kesehatan) dan pengaruh yang kuat pada

keperawatan.

1. Sumber-sumber untuk meningkatkan riset keperawatan

Oragnaisasi riset keperawatan telah banyak berespon terhadap kebutuhan

dukungan atas kegiatan riset. Ada dua kategori : 1) pusat-pusat riset didiirikan

untuk membimbing dan meningkatkan kegiatan riset, dan 2) organisasi

melayani pengembangan dan dukungan untuk mengadakan jaringan (network)

bagi para peneliti. 1983 center for nursing research (pusat penelitan

keperawatan), 1985 National Center for Nursing Research (NCNR), Sigma

Theta Tau International, perkumpulan kehormatan keperawatan.

2. Lingkup penelitian keperawatan

a. Promosi kesehatan

Penelitian pad abiding ini mengidentifikasi karakteristik individu atau

situasi yang berhubungan denan peningkatan perilaku individu terhadap

kesehatan. Bidang ini meliputi 1) pendidikan kesehatan (menghindari

merokok), 2) upaya-upaya meningkatkan daya tahan tubuh (makanan yang

sehat), 3) memberikan asupan dan motivasi untuk gerakan gaya hidup

sehat (perencanaan pemeriksaan fisik secara rutin), 4) pencegahan

terhadap penyakit (penularan HIV).

Page 5: Dasar Riset Keperawatan

b. Proses keperawatan dan keputusan di lapangan (klinik)

Fouks penelitian pada bidan giini adalah mengkaji salah satu tahap dalam

proses keperawatan atau alas an yang spesifik berhubungan dengan

clnical/field judgment. Ditekankan untuk mendifinsikan karakteristik atau

penyebab yang berhubungan dengan beberapa diagnosa keperawatan,

efektivitas intervensi keperawatan pada klien dengan masalah tertentu.

c. Kelomok resiko tinggi

Perawat tertarik untuk mengidentifikasi sekelompok orang yang

nempunyai risiko tinggi dalam masalah kesehatan tertentu dan dalam

penyusunan strategi untuk mengurangi factor resiko (latar belakng

keluarga , gaya hidup, keadaan lingkungan) contoh ; suatu pengingkatan

angka akesakitan batu buli-buli pada masyarakat madura.

d. Deskripsi keadaan keperawatan yang holistic

Fenomena praktek di lapanagan klinik sesuai dengan filosofi keperawatan

dalam meberikan suhan keperawatan harus menekankan pada 3 unsur 1)

holistic, 2) humanistic dan 3) caring (Bio-psiko-sisio-cultural-spiritual).

Contoh fenomenan tentang “parenting”, manajemen hgaya hiidup pada

pasien yang sakit kronis, keterlibatan ayah pada kehamilan,perilaku staf

perawat terhadap etika pengambilan keputusan, pengalaman keluarga

pada klien yang gagal melakukan “treatmen suicide”.

e. Kelompok Khusus

BIdang ini mencakup identifikasi kepercayaan suatu adat yang

emmepngaruhi “ethnic group”, ketersediaan fasilitas klinik di lansia, dan

persepsi orang yangsecara adapt berbeda dengan tenaga kesehatan. Contoh

kelompok PSK yang jumlahnya banyak tak teerdeteksi dengan baik.

f. Compliance (kepatuhan) terhadap program pengobatan

Riset ini bertujuan untuk memahami seberap jauh pola koping, interaksi

keluarga, motivtasi dan keadaan individu (umur, jenis kelamin dan

pendidikan) ada hubungannya dengan kepatuhan diet, pengobatan dan

program latihan.

3. Sumber pengetahuan manusia

a. Tradisi

Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan , yang melekat pada seseorang

sehingga validitas, manfaat dan kebenarannya tidak pernah dicoba diteliti.

Authoritas

Ktergantuangan terhadap suatu authoritas tidak dapat dihindarikan karena

Page 6: Dasar Riset Keperawatan

tidak dapat secara otomatis menjadi ahli dalam mengatasi setiap

permasalahan yang dihadapi.

b. Pengalaman seseorang

Semua pemecahan permasalahan berdasarkan observasi dan pengalaman

sebelumnya, dan merupakan pendekatan yang penting dan bermanfaaat.

Tetapi mempunyai keterbatasan pemahaman 1) terbats untuk membuat

kesimpulan yang valid tentang situasi, 2) diwarnai oleh penilaian yang

bersifat subyektif.

c. Trial and error

Pendekatan ini untuk beberapa masalah praktis tetapi tidak efisien.

Metode ini sering ke suatu resijo tinggi, peneyelsainnya untuk beberapa

hal mungkin “Idiosy6ntric”.

d. Alasan yang logis

Pemikiran ini merupakan komponen penting dalam penekatan ilmiah,

tetapi sanat terbatas karena validitas alas an deduktif tergantung dari

informasi dimana seseorang memulai dan alasah tersebut tidak efisien

untuk mengevaluasi akurasi permasalahn.

e. Metode ilmiah

Pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang paling tepat untuk

mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan

yangterstruktur dan sistematis serta mengumpulkan dan menganalisa

datanya didaasarkan pada prinsip vaiditas dan reliabelitas. Metode ini juga

dikombinasikan dengan pendekatan induktif maupun deduktif, sehingga

menciptkan satu system problem solving yang lebih akurat dan tepat .

4. Ciri-ciri pendekatan ilmiah

a. Berurutan dan sistematis

Dengan cara sistematis kita menyelidiki pemikiran logis melalui tahap

demi tahap dan bedarakan trencana yang akan dilaksanakan (pemahaman

masalah, penyusunan desain dan pengumpulan data).

b. Control

Kontrol, menciptakan suatu kondisi dari penelitian supaya bias dapat

dikurangi dan validitas dan reabilitas dapat dimaksimalkan.

c. Emeprical evidence (bukti yang empiris)

Emperical evidence adalah akar dalam kenyataanb yang obyektif dan

didapatkan secara langsung atau tidak langsung melalui “human senses”.

Karakteristik ini merupakan daaasar pengetahuan yang lebih realistik dari

Page 7: Dasar Riset Keperawatan

pemikiran sendiri dalan suatu situasi karena ide tersebut diuji dalam

situasi yang nyata.

d. Generalization (kesimpulan umum)

Kemampuan untuk membuktikan secara umum merupakan karakteristik

yang penting dalam pendekatan ilmiah.

5. Keterbatasan penelitian ilmiah

a. Moral atau ethical issues

Moral mengakibatkan keterbatasan pada penelitian ilmiah dalam berbagai

aspek 1) apa yang bisa diterima atas nama ilmu terhadap kehidupan

organisme, 2) tipe permasalah apa , metode ilmiah apa yang bisa

diterapkan. Misalnya, apakah euthanasia bisa diterapkan dalam pelayana

kesehatan. Penelitian ilmiah tidak bisa digunakan untuk menjawab

pertanyaan moral/etik.

b. Pengukuran masalah

Pengukuran fisiologis seperti tekanan darah, temperature dan fungsi

jantung dapat secara akurat diukur, tetapi akan lebih sulit mengukur dan

menyusun pengukuran fenomena psikologi klien, seperti cemas, nyeri,

percaya diri dan agresif.

c. Human complexity

Salah satu hambatan yang ditemui dalam melakukan penelitian adalah

topic tentang manusia . Manusia adalah unik dalam karakteristiknya,

lingkungan social, kemampuan mental, nilai, gaya hidup, dan status

kesehatannya. Ketrbatasan inimengkaibatkan beberapa perawat menolak

menggunakan model yang tradisional dari pendekatan ilmiah, dan

cenderung berpegang pada filosofi “logical positivism”. Alternatif lain

pendekatan yang digunakan adalah “phenomenology”.

D. Masa depan riset keperawatan

Perawat professional memiliki tanggung jawab untuk mengambil suatu peranan

yang aktif dalam pengembangan pengathuan ilmiah keperawatan dan

menghubungkan pengetahuna tersebut ke dalam praktik. Penggunaan riset

keperawatan sebagai alat utama untuk peengembangan pengetahuan menuntuk

agar setiap perawat memeriksa bagaaimana tanggung jawab riset dapat dilakukan

dengan baik. Perawat tingkat sarjana diharapkan berpartisipasi dalam aktivitas

riset dalam praktek :

Page 8: Dasar Riset Keperawatan

a. membaca, mengartikan dan mengevaluasi riset bagi penggunaan

untuk paktik

b. memperkenalkan masalah keperawatan dan berpartisipasi dalam

pelaksanaan tumuan/hasil riset

c. menggunakan praktik keperawatan sebagai suatu maksud

pengumpulan daaaata sehingga lebih baik dalam keperawatan

d. menerapkan temuan riset yang ditegakkan untuk praktik

keperawatan

e. Mebagikan temuan riset dengan sesama profesi.

Dasar perlunya riset bagi masa depan keperawatan :

1. Harapan profesi

Perawat yang dipersipkan pada tingkat sarjana telah menjadi suatu minoritas

kecil , karena suatu kebutuhan yang sangat besar terhadap pengetahuan baru,

aktivitas riset mengakibatkan bearnya minat dan kerelaan perawat untuk

berpartisipasi dalam riset.

a. Peran sebagai perancang dan penghasil riset

Proses merancang dan menghasilkan riset meliputi identifikasi masalah

yang relevan untuk studi keperawatan, juga rencana yang jelas untuk

melakukan suatu rancangan riset yang relevan.

b. Peran sebagai replikator

Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebagai

replikasi suatu studi. Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi

dengan kondisi-kondisi yang sama dan peserta riset yang serupa dengan

penyelidikan awal. Pengulangan studi dalam kondisi yang berbeda dapat

membuat riset dapat digeneralisasi (Shelley, 1984) dan menetapkan

validitas hasil riset.

c. Peran sebagai pengumpul data

Berpartisipasi dalam riset sebagai pengupul data berarti bawha perawat

membantu dalam melaksanakan fase implementasi riset yang

direncanakan peneliti. Contoh ; salah satu dari dua tindakan pada kondisi

ortopedik yang efektif.

Proposal riset adalah suatu formal menampilkan manfaat ilmiah suatu studi

kepada orang lain. Proposal ini menguraikan secara rinci masalh yang sedang

diteliti, bagaimana masalah akan dipecahkan, bagaimana peserta riset akan

dilindungi dan pertimbangan bviaya proyek. Komponen (deskripsi masalah,

tinjauan literature, deskrpisi desain, metodologi penelitian, dan informasi yang

relevan). Grantsmanship adalah kemampuan untuk memperoleh dana untuk

Page 9: Dasar Riset Keperawatan

membantu dalam mendukung kegiatan riset.

2. Harapan masyarakat

Masyarakat memberikan perawat kekuatan asuhan keperawatan diberikan

berdasarkan pada pengetahuan mutakhir dan bawha riset yang dilakukan

adalah untuk meningkatkan perawatan tersebut. Melonjaknya biaya perawatan

kesehatan , pelayanan kesehatan teknis yang tinggi dan peningkatan tuntutan

hokum menuntut bawha asuhan keperawatan berdasarkan atas temuan ilmiah

yang kuat.

3. Pengaruh antar professional

Pengaruuuh bekerja dengan profesi kesehatan lain telah merangsang

perkembangan dan klarfikasi peraan riset dalam keperawatan. Para

professional pda disiplin yang berhbungna dengan kesehatan telah

memberikan pengaruh pada riset keperawatan. Upaya riset yang aktif terkait

dengan studi klnis telah membantu mencetuskan partsdipasi keperawatan

dalam projek-projek antar disiplin ilmu, kolaboratif, dan penyelidikan

keperawatan independent.