dasar riset keperawatan
TRANSCRIPT
DASAR RISET KEPERAWATAN
Riset yang dilakukan dalam keperawatan telah berkembang untuk menjawab
peristiwa-peristiwa penting yang membentuk dasar-dasar dalam perkembangan
pengetahuan keperawatan (Abdellah & Levine, 1986).
Sains keperawatan adalah kumpulan pengetahuan yang unik dari disiplin
keperawatan, merupakan penemuan informasi yang menjelaskan, menggambarkan
dan memperkirakan hbungan antara individu dan pengalaman kesehatannya.
Pengetahuan yang unik menampilkan pengetahuan, pengalaman dan pengertian
mengenai fenomena yang berhubungan dengan pemberian asuhan keperawatan pada
klien. Banyak perawat menemukan penekatan riset untuk membantu dalam
menyelesaikan masalah-masalah keperawatan pasien, terdapat keperihatinan
pentingnya untuk mengidentifikasi ilmu pengetahuan yang talah dikembangkan dari
kerangka keperawatan.
Riset keperawatan adalah proses menganilisa data secara kritis yang dikumpulkan
secara sistematis tentang fenomena tertentu.
Ada 6 tujuan dari riset keperawatan, yaitu untuk 1) menjelaskan karakteristik keadaan
keperawatan yang sedikit diketahui, 2) menjelaskan fenomena yang harus
diperhatikan dalam perencanaan pelayanan keperawatan, 3) memprediksi
kemungkinan suatu hasil keputusan keperawatan dalam hubungannya dengan
pemeberian asuhan keperwatan, dan 4) mencapat suatu tingkat kepercayaan, aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan klien (Polit & Hungler, 1993).
A. Sejarah Riset Keperawatan
1. Periode 1850-1949
a. Sejarah riset keperawatan sebagian besar berasal dari era Florence
Nightingale, karya klasiknya Notes on Nursing, menekankan pentingnya
observasi yang sistematik, pengumpulan data, factor lingkungan dan
analisis statistic.
b. Kontribusi oertumbuhan pengetahuan keperawatan dan pengakuan
keperawatan sebagai suati disiplin (ilmu).
c. Dua pengaruh besar pada perkembangan keperawatan dan
memberikan arah dalam riset keperawatan :
Laporan golmark (1923), suatu komprehensif yang dilakukan
untuk menentukan pentingnya persiapan pendidikan , training
ground/pelatihan dari ruamh sakit dan struktur(organisasi) dalam
pendidikan yang lebih tinggi.
Laporan Brown (1984), suatu studi intensif mengenai isu
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta melahirkan riset dalam
menjawab usulan terhadap analisa asuhan keperawatan akan fungsi,
peran, sikap, lingkungan kerja, kesejahteraan umum dan hubungan
dengan klien. Riset ini mengarahkan kepada perkembangan suatu
system untuk klarifikasi dan akreditasi sekolah-sekolah keperawatan.
Rekomendasi dari kedua laporan tersebut :
Menstimulasi pengembangan mekanisme pelaporan hasil riset
Pembentukan agen/perwakilan untukmendukung dan
membimbing usaha riset keperawatan
2. 1950-1959
a. Kebutuhan pendidikan dari pelatihan rumah sakit kepada persiapan
di insiiitut dan uiversitas dan perkembangan dari lulusan pendidikan
keperawatan
b. Sejak tahun 1950-an , penekanan riset keperawatan jelas bergeser
kepada perhatian yang berpusat pada klien (masalah yang berhubungan
dengan praktek, keperihatian terhadap kesehatan klien)
c. Proses riset dan melaporkan hasil-hasil studi, dan artikel riset
keperawatan (publikasi riset keperawatan) 1952. Publikasi ilmiah adalah
dokumen-dokumen yang berguna untuk mengkomunikasikan metode-
metode dan prestasi yang dihasilkan melalui studi akademik dan
penelidikan riset kepada profesi lain.
d. Persatuan Perawatan Amerika (ANA, 1955), ditujukan unutk
membantu pertumbuhan jumlah keperawatan untuk diberikan biaya dan
melaksnakan riset keperawatan.
e. Pertama kali riset tentang praktik keperawatan didirikan tahun 1957
di Walter Reed Army Institute of Research.
3. 1960-1969
a. Riset mulai ditujukan pada penelitian klinik
b. ANA tahun 1965 mensponsori pelaksanaan knferensi hasil penelitian
keperawatan
c. Pada tahun 1968 didirikan “Archipal” pada Boston University.
d. Riset keperawatan mulai mengkaji kerangka konsep dan teori
keperawatan sebagai dasar praktik.
4. 1970-1979
a. Riset lebih difokuskan pada pendidikan keperawatan, administrasi
keperawatan dan peningkatan pelayanan kesehatan.keperawatan (praktik
keperawatan).
b. ANA mendirikan suatu komisi riset keperawatan untuk menfasilitasi
perubahan pendapat terhadap para peneliti.
5. 1980-1989
a. Secara umum telah diterima bahwa keperawatan merupkan suatu
seni dan ilmu (peplau, 1988)
b. Keperawatan sebagai seni mengandung arti keterampilan praktik
diperoleh melalui pengalaman atau pengamatan (Oxford American
Dictinary, 1980). Pengakuan perbedaan pengetahuan keperawatan dan
kemampuan perawat untuk mendioagnose dan merwat masalah-masalah
kesehatan adalah dasar untuk membuktikan bahwa keperawatan adalah
suatu ilmu.
6. 1990-an
Beberpa jurnal tentang riset keperawatan baik melalui media cetak (jurnal)
maupun jurnal (elektronik).
B. Seni dan ilmu keperawatan
Pengetahuan baru dapat diperoleh dengan berbagai cara (Kaplan, 1964). Cara ini
meliputi 1) intuisi, 2) pendekatan pemecahan masalah menggunakan alasan logis,
3) pengalaman praktis, dan 4) penyelidikan secara ilmiah. Menurut carper (1078)
bidang pengetahuan meliputi 1) pengetahuan secara ilmiah atau empiris, 2)
pengetahuan etis, 3) pengetahuan estetika dan 4) pengetahuan pribadi
menggunakan diri secara terapeutik.
1. Pengetahuan ilmiah , perkembangan pengetahuan keperawatan yang
sifatnya factual dan digunakan untuk menggambarkan, menejelaskan dan
meramalkan. Contoh : efek menonton program kekerasan di telivisi terhadap
perkembangan keterampilan motorik pada toddler.
2. Pengetahuan etika, perkembangan pengetahuan yang menggambarkan
nilai-nilai perawat dan cara-cara menganalisa dan menyelesaikan dilema
etika . Contoh Analisa peran advokasi dalam perawatan.
3. Pengetahuan estetika, perkembangan pengetahuan yang berfokus pada
seni keperawatan. Contoh pengalaman nyata tentang masuknya seorang anak
Down Syndrome ke dalam unit keluarga.
4. Pengetahuan tentang penggunaan diri secara terapeutik, perkembangan
pengetahuan yang memperhatikan kemampuan perawat untuk menggunakan
diri sendiri secara terapeutik, untuk berinteraksi melalui suatu cara wajar
dengan klien. Contoh ; pembentukan tingkah laku empati mahasiswa
keperawatan senior yang bekerja dengan wanita hamil yang kecanduan obat.
C. Batasan-batasan riset keperawatan
Batasan studi keperawatan telah diidentifikasi sebagai pengetahuan (Body of
Knowledge) yang dibentuk melalui hubungan antara konsep-konsep individu
(manusia),, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
Contoh ;
“Pengaruh dukungan keperawatan dalam penyesuain diri klien pada cacat
pembedahan”
Studi ini berada dalam batas-batas untuk studi keperawatan karena para perawat
telah mengidentifikasi kerangka kerja teoritis untuk studi yang membahs
perhatian riset pada kien (manusia) yang cacat dalam rumah mereka (lingkungan)
penyesuai diri mereka pada cacat (kesehatan) dan pengaruh yang kuat pada
keperawatan.
1. Sumber-sumber untuk meningkatkan riset keperawatan
Oragnaisasi riset keperawatan telah banyak berespon terhadap kebutuhan
dukungan atas kegiatan riset. Ada dua kategori : 1) pusat-pusat riset didiirikan
untuk membimbing dan meningkatkan kegiatan riset, dan 2) organisasi
melayani pengembangan dan dukungan untuk mengadakan jaringan (network)
bagi para peneliti. 1983 center for nursing research (pusat penelitan
keperawatan), 1985 National Center for Nursing Research (NCNR), Sigma
Theta Tau International, perkumpulan kehormatan keperawatan.
2. Lingkup penelitian keperawatan
a. Promosi kesehatan
Penelitian pad abiding ini mengidentifikasi karakteristik individu atau
situasi yang berhubungan denan peningkatan perilaku individu terhadap
kesehatan. Bidang ini meliputi 1) pendidikan kesehatan (menghindari
merokok), 2) upaya-upaya meningkatkan daya tahan tubuh (makanan yang
sehat), 3) memberikan asupan dan motivasi untuk gerakan gaya hidup
sehat (perencanaan pemeriksaan fisik secara rutin), 4) pencegahan
terhadap penyakit (penularan HIV).
b. Proses keperawatan dan keputusan di lapangan (klinik)
Fouks penelitian pada bidan giini adalah mengkaji salah satu tahap dalam
proses keperawatan atau alas an yang spesifik berhubungan dengan
clnical/field judgment. Ditekankan untuk mendifinsikan karakteristik atau
penyebab yang berhubungan dengan beberapa diagnosa keperawatan,
efektivitas intervensi keperawatan pada klien dengan masalah tertentu.
c. Kelomok resiko tinggi
Perawat tertarik untuk mengidentifikasi sekelompok orang yang
nempunyai risiko tinggi dalam masalah kesehatan tertentu dan dalam
penyusunan strategi untuk mengurangi factor resiko (latar belakng
keluarga , gaya hidup, keadaan lingkungan) contoh ; suatu pengingkatan
angka akesakitan batu buli-buli pada masyarakat madura.
d. Deskripsi keadaan keperawatan yang holistic
Fenomena praktek di lapanagan klinik sesuai dengan filosofi keperawatan
dalam meberikan suhan keperawatan harus menekankan pada 3 unsur 1)
holistic, 2) humanistic dan 3) caring (Bio-psiko-sisio-cultural-spiritual).
Contoh fenomenan tentang “parenting”, manajemen hgaya hiidup pada
pasien yang sakit kronis, keterlibatan ayah pada kehamilan,perilaku staf
perawat terhadap etika pengambilan keputusan, pengalaman keluarga
pada klien yang gagal melakukan “treatmen suicide”.
e. Kelompok Khusus
BIdang ini mencakup identifikasi kepercayaan suatu adat yang
emmepngaruhi “ethnic group”, ketersediaan fasilitas klinik di lansia, dan
persepsi orang yangsecara adapt berbeda dengan tenaga kesehatan. Contoh
kelompok PSK yang jumlahnya banyak tak teerdeteksi dengan baik.
f. Compliance (kepatuhan) terhadap program pengobatan
Riset ini bertujuan untuk memahami seberap jauh pola koping, interaksi
keluarga, motivtasi dan keadaan individu (umur, jenis kelamin dan
pendidikan) ada hubungannya dengan kepatuhan diet, pengobatan dan
program latihan.
3. Sumber pengetahuan manusia
a. Tradisi
Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan , yang melekat pada seseorang
sehingga validitas, manfaat dan kebenarannya tidak pernah dicoba diteliti.
Authoritas
Ktergantuangan terhadap suatu authoritas tidak dapat dihindarikan karena
tidak dapat secara otomatis menjadi ahli dalam mengatasi setiap
permasalahan yang dihadapi.
b. Pengalaman seseorang
Semua pemecahan permasalahan berdasarkan observasi dan pengalaman
sebelumnya, dan merupakan pendekatan yang penting dan bermanfaaat.
Tetapi mempunyai keterbatasan pemahaman 1) terbats untuk membuat
kesimpulan yang valid tentang situasi, 2) diwarnai oleh penilaian yang
bersifat subyektif.
c. Trial and error
Pendekatan ini untuk beberapa masalah praktis tetapi tidak efisien.
Metode ini sering ke suatu resijo tinggi, peneyelsainnya untuk beberapa
hal mungkin “Idiosy6ntric”.
d. Alasan yang logis
Pemikiran ini merupakan komponen penting dalam penekatan ilmiah,
tetapi sanat terbatas karena validitas alas an deduktif tergantung dari
informasi dimana seseorang memulai dan alasah tersebut tidak efisien
untuk mengevaluasi akurasi permasalahn.
e. Metode ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang paling tepat untuk
mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan
yangterstruktur dan sistematis serta mengumpulkan dan menganalisa
datanya didaasarkan pada prinsip vaiditas dan reliabelitas. Metode ini juga
dikombinasikan dengan pendekatan induktif maupun deduktif, sehingga
menciptkan satu system problem solving yang lebih akurat dan tepat .
4. Ciri-ciri pendekatan ilmiah
a. Berurutan dan sistematis
Dengan cara sistematis kita menyelidiki pemikiran logis melalui tahap
demi tahap dan bedarakan trencana yang akan dilaksanakan (pemahaman
masalah, penyusunan desain dan pengumpulan data).
b. Control
Kontrol, menciptakan suatu kondisi dari penelitian supaya bias dapat
dikurangi dan validitas dan reabilitas dapat dimaksimalkan.
c. Emeprical evidence (bukti yang empiris)
Emperical evidence adalah akar dalam kenyataanb yang obyektif dan
didapatkan secara langsung atau tidak langsung melalui “human senses”.
Karakteristik ini merupakan daaasar pengetahuan yang lebih realistik dari
pemikiran sendiri dalan suatu situasi karena ide tersebut diuji dalam
situasi yang nyata.
d. Generalization (kesimpulan umum)
Kemampuan untuk membuktikan secara umum merupakan karakteristik
yang penting dalam pendekatan ilmiah.
5. Keterbatasan penelitian ilmiah
a. Moral atau ethical issues
Moral mengakibatkan keterbatasan pada penelitian ilmiah dalam berbagai
aspek 1) apa yang bisa diterima atas nama ilmu terhadap kehidupan
organisme, 2) tipe permasalah apa , metode ilmiah apa yang bisa
diterapkan. Misalnya, apakah euthanasia bisa diterapkan dalam pelayana
kesehatan. Penelitian ilmiah tidak bisa digunakan untuk menjawab
pertanyaan moral/etik.
b. Pengukuran masalah
Pengukuran fisiologis seperti tekanan darah, temperature dan fungsi
jantung dapat secara akurat diukur, tetapi akan lebih sulit mengukur dan
menyusun pengukuran fenomena psikologi klien, seperti cemas, nyeri,
percaya diri dan agresif.
c. Human complexity
Salah satu hambatan yang ditemui dalam melakukan penelitian adalah
topic tentang manusia . Manusia adalah unik dalam karakteristiknya,
lingkungan social, kemampuan mental, nilai, gaya hidup, dan status
kesehatannya. Ketrbatasan inimengkaibatkan beberapa perawat menolak
menggunakan model yang tradisional dari pendekatan ilmiah, dan
cenderung berpegang pada filosofi “logical positivism”. Alternatif lain
pendekatan yang digunakan adalah “phenomenology”.
D. Masa depan riset keperawatan
Perawat professional memiliki tanggung jawab untuk mengambil suatu peranan
yang aktif dalam pengembangan pengathuan ilmiah keperawatan dan
menghubungkan pengetahuna tersebut ke dalam praktik. Penggunaan riset
keperawatan sebagai alat utama untuk peengembangan pengetahuan menuntuk
agar setiap perawat memeriksa bagaaimana tanggung jawab riset dapat dilakukan
dengan baik. Perawat tingkat sarjana diharapkan berpartisipasi dalam aktivitas
riset dalam praktek :
a. membaca, mengartikan dan mengevaluasi riset bagi penggunaan
untuk paktik
b. memperkenalkan masalah keperawatan dan berpartisipasi dalam
pelaksanaan tumuan/hasil riset
c. menggunakan praktik keperawatan sebagai suatu maksud
pengumpulan daaaata sehingga lebih baik dalam keperawatan
d. menerapkan temuan riset yang ditegakkan untuk praktik
keperawatan
e. Mebagikan temuan riset dengan sesama profesi.
Dasar perlunya riset bagi masa depan keperawatan :
1. Harapan profesi
Perawat yang dipersipkan pada tingkat sarjana telah menjadi suatu minoritas
kecil , karena suatu kebutuhan yang sangat besar terhadap pengetahuan baru,
aktivitas riset mengakibatkan bearnya minat dan kerelaan perawat untuk
berpartisipasi dalam riset.
a. Peran sebagai perancang dan penghasil riset
Proses merancang dan menghasilkan riset meliputi identifikasi masalah
yang relevan untuk studi keperawatan, juga rencana yang jelas untuk
melakukan suatu rancangan riset yang relevan.
b. Peran sebagai replikator
Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebagai
replikasi suatu studi. Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi
dengan kondisi-kondisi yang sama dan peserta riset yang serupa dengan
penyelidikan awal. Pengulangan studi dalam kondisi yang berbeda dapat
membuat riset dapat digeneralisasi (Shelley, 1984) dan menetapkan
validitas hasil riset.
c. Peran sebagai pengumpul data
Berpartisipasi dalam riset sebagai pengupul data berarti bawha perawat
membantu dalam melaksanakan fase implementasi riset yang
direncanakan peneliti. Contoh ; salah satu dari dua tindakan pada kondisi
ortopedik yang efektif.
Proposal riset adalah suatu formal menampilkan manfaat ilmiah suatu studi
kepada orang lain. Proposal ini menguraikan secara rinci masalh yang sedang
diteliti, bagaimana masalah akan dipecahkan, bagaimana peserta riset akan
dilindungi dan pertimbangan bviaya proyek. Komponen (deskripsi masalah,
tinjauan literature, deskrpisi desain, metodologi penelitian, dan informasi yang
relevan). Grantsmanship adalah kemampuan untuk memperoleh dana untuk
membantu dalam mendukung kegiatan riset.
2. Harapan masyarakat
Masyarakat memberikan perawat kekuatan asuhan keperawatan diberikan
berdasarkan pada pengetahuan mutakhir dan bawha riset yang dilakukan
adalah untuk meningkatkan perawatan tersebut. Melonjaknya biaya perawatan
kesehatan , pelayanan kesehatan teknis yang tinggi dan peningkatan tuntutan
hokum menuntut bawha asuhan keperawatan berdasarkan atas temuan ilmiah
yang kuat.
3. Pengaruh antar professional
Pengaruuuh bekerja dengan profesi kesehatan lain telah merangsang
perkembangan dan klarfikasi peraan riset dalam keperawatan. Para
professional pda disiplin yang berhbungna dengan kesehatan telah
memberikan pengaruh pada riset keperawatan. Upaya riset yang aktif terkait
dengan studi klnis telah membantu mencetuskan partsdipasi keperawatan
dalam projek-projek antar disiplin ilmu, kolaboratif, dan penyelidikan
keperawatan independent.