modul pembelajaran keperawatan dasar i

20
1 MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I TIM PENYUSUN ENNY PUSPITA, S.ST., M.Kes ELIZA ZIHNI Z, S.Kep., Ns., M.Kep

Upload: others

Post on 24-Jan-2022

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

1

MODUL PEMBELAJARAN

KEPERAWATAN DASAR I

TIM PENYUSUN

ENNY PUSPITA, S.ST., M.Kes ELIZA ZIHNI Z, S.Kep., Ns., M.Kep

Page 2: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

2

MODUL PEMBELAJARAN

KEPERAWATAN DASAR I

Tim Penyusun:

ENNY PUSPITA, S.ST., M.Kes ELIZA ZIHNI Z, S.Kep., Ns., M.Kep

Penerbit: SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

Page 3: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat

karunia-Nya Modul Pembelajaran Keperawatan Dasar I ini dapat kami susun.

Modul pembelajaran ini disusun untuk memberikan gambaran dan panduan

kepada mahasiswa sehingga mahasiswa diharapkan dapat belajar secara

mandiri dan mengerti akan tujuan pembelajaran. Modul ini diharapkan dapat

menjadi acuan belajar bagi mahasiswa untuk pencapaian kompetensi

Keperawatan Dasar I.

Modul ini tentunya masih banyak memiliki kekurangan, oleh sebab

itu saran dan masukan yang positif sangat kami harapkan demi perbaikan modul

ini. Mudah-mudahan modul ini bisa memberikan manfaat bagi yang

membacanya.

Jombang, Agustus 2019

Tim Penulis

Page 4: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

iii

DAFTAR ISI

Halaman judul ................................................................................................ i

Kata pengantar ............................................................................................... ii

Daftar isi ................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

Deskripsi modul ............................................................................................. 1

Capaian Pembelajaran Luaran........................................................................ 1

Rancangan Program Pembelajaran ................................................................ 2

BAB II MATERI PERKULIAHAN .............................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 16

Page 5: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Modul:

Modul ini di susun sebagai panduan dalam materi Keperawatan Dasar I

yang membahas tentang berbagai konsep, prinsip dan keterampilan klinis

keperawatan untuk membantu memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang

mencakup kebutuhan aktivitas dan latihan; kebutuhan oksigenasi; kebutuhan

cairan, elektrolit dan keseimbangan cairan-elektrolit;kebutuhan istirahat dan

tidur; kebutuhan nutrisi; kebutuhan eliminasi; kebutuhan rasa nyaman; kebutuhan

kebersihan dan perawatan diri. Pengalaman belajar meliputi pembelajaran di

kelas dan di laboratorium keperawatan

B. Tujuan Modul

Setelah menggunakan modul ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbal

2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera baik peserta belajar

maupun instruktur atau dosen.

3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan

motivasi dan gairah belajar, mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi

langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan

mahasiswa.

4. Memungkinkan mahasiswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil

belajarnya

C. Informasi Mata Kuliah

Materi : Keperawatan Dasar I

Pertemuan : 15 kali pertemuan

Sasaran : Mahasiswa Keperawatan semester I

Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini membahas tentang berbagai konsep, prinsip dan

keterampilan klinis keperawatan untuk membantu memenuhi berbagai kebutuhan

Page 6: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

2

manusia yang mencakup kebutuhan aktivitas dan latihan; kebutuhan oksigenasi;

kebutuhan cairan, elektrolit dan keseimbangan cairan-elektrolit;kebutuhan

istirahat dan tidur; kebutuhan nutrisi; kebutuhan eliminasi; kebutuhan rasa

nyaman; kebutuhan kebersihan dan perawatan diri.

Standart Kompetesi:

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Keperawatan Dasar I mahasiswa

mampu:

a. Memahami pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan;

b. Memahami pemenuhan kebutuhan oksigenasi;

c. Memahami pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan keseimbangan

cairan-elektrolit;

d. Memahami pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;

e. Memahami pemenuhan kebutuhan nutrisi;

f. Memahami pemenuhan kebutuhan eliminasi;

g. Memahami pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman;

h. Memahami pemenuhan kebutuhan kebersihan dan perawatan diri

D. Rancangan Pembelajaran

Mingg

u

Kemampuan akhir

yang diharapkan

Bahan kajian Strategi

pembelajar

an

I Mengidentifikasi proses

pemenuhan kebutuhan

aktivitas dan latihan

1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan

aktivitas dan latihan.

2. Teknik dan prosedur

pelaksanaan asuhan/ praktik

keperawatan untuk memenuhi

kebutuhan aktivitas dan latihan.

Discovery

Learning

II Mengidentifikasi proses

pemenuhan kebutuhan

oksigenasi

1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan

oksigenasi

2. Teknik dan prosedur

pelaksanaan asuhan/ praktik

Discoveri

Learning

Page 7: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

3

keperawatan untuk memenuhi

kebutuhan oksigenasi

III Mengidentifikasi proses

pemenuhan kebutuhan

cairan, elektrolit dan

keseimbangan cairan-

elektrolit

1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan

kebutuhan cairan, elektrolit dan

keseimbangan cairan-elektrolit

2. Teknik dan prosedur

pelaksanaan asuhan/ praktik

keperawatan untuk memenuhi

kebutuhan cairan, elektrolit dan

keseimbangan cairan-elektrolit

Discoveri

Learning

IV Mengidentifikasi proses

pemenuhan kebutuhan

istirahat dan tidur

1. Konsep dan Prinsip Kebutuhan

istirahat dan tidur

2. Teknik dan prosedur

pelaksanaan asuhan/ praktik

keperawatan untuk memenuhi

kebutuhan istirahat dan tidur

Discoveri

Learning

E. Langkah-langkah pembelajaran Small Group discussion (SGD):

1. Identifikasi dan mencari kata-kata sulit dari kasus (mahasiswa

mendaftar/menuliskan kata-kata sulit atau pertanyaan tanpa diskusi)

2. Definisikan masalah yang akan didiskusikan (mahasiswa mungkin memiliki

pandangan/pendapat yang beragam dari kasus, mahasiswa menuliskan

daftar masalah yang disetujui kelompok)

3. Sesi ‘brainstorming’ untuk mendiskusikan masalah. (mahasiswa

memberikan penjelasan berdasar pada pengetahuan dasar, dan

menuliskan jawaban atas permasalahan yang ditemukan)

4. Penyusunan penjelasan menjadi solusi yang bersifat tentative/belum pasti

(mahasiswa menuliskan dan mengorganisasikan penjelasan)

5. Menyusun tujuan pembelajaran (tutor mengarahkan tujuan pembelajaran

yang terfokus, dapat dicapai, komprehensif dan sesuai)

Page 8: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

4

6. Belajar mandiri (mahasiswa menggabungkan informasi dari berbagai

macam sumber yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Buku teks,

jurnal, artikel, internet, dll)

7. ‘Group sharing’ (mahasiswa mengidentifikasi semua referensi yang

dimiliki dan berbagi hasil dengan anggota kelompok lainnya, tutor

mengevaluasi proses pembelajaran baik perorangan maupun kelompok)

F. Peran Dan Tugas Mahasiswa

Dalam proses pembelajaran ini masing-masing mahasiswa mempunyai

peran sebagai:

1. Ketua, bertugas:

a. Memimpin kelompok dalam proses diskusi

b. Mempertahankan dinamika kelompok

c. Memotivasi partisipasi anggota kelompok

d. Memastikan agar laporan selesai dan menjadi catatan yang akurat

e. Sekretaris, bertugas:

f. Berpartisipasi dalam diskusi

g. Mencatat sumber-sumber belajar pada kelompok

h. Mencatat hasil diskusi kelompok

i. Anggota, bertugas:

j. Mengikuti dan berpartisipasi proses diskusi

k. Mendengar aktif dan menghormati anggota lain yang mengutarakan

pendapat

l. Menanyakan pertanyaan terbuka

m. Mencari semua tujuan pembelajaran

n. Berbagi informasi dengan anggota kelompok yang lain

G. Laporan tugas

1. Laporan diketik dengan Ms. Word (ukuran kertas A4 margin Left: 3; Right:

Top: 2.5; Bottom 2, 5).

2. Susunan penulisan:

Page 9: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

5

Halaman depan/cover: Judul, logo umm, nama kelas dan kelompok, daftar

nama dan NIM anggota kelompok, nama program studi, fakultas dan

universitas).

Isi:

A. Kasus

B. Kata-kata sulit dari kasus.

C. Definisikan masalah

D. Daftar pertanyaan jawaban dari hasil reference

E. Daftar pustaka

F. Membuat 10 soal multiple choice dan jawabanya dari laporan yang

telah dikerjakan.

3. Tugas dikumpulkan paling lambat 4 hari setelah diskusi.

H. Evaluasi

1. Penilaian Formatif

Penilaian ini terdiri dari:

a. Nilai pelaksanaan diskusi tutorial

Pada diskusi tutorial mahasiswa akan dinilai berdasarkan kehadiran,

aktifitas dan kreativitas, sikap dan interaksi serta relevansi.

b. Nilai laporan

Laporan hasil diskusi

c. Nilai UTS/UAS

Ujian tengah/akhir semester

2. Penilaian Sumatif

Prosentase penilaian adalah sebagai berikut:

a. Diskusi (keaktifan dan kecakapan) 20 %

b. Laporan 20 %

c. UTS dan UAS 60 %

Total 100 %

Page 10: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

6

BAB II

MATERI PERKULIAHAN

MATERI PERTEMUAN PERTAMA

KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

Definisi Kebutuhan Aktivitas

Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat

melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989). Kebutuhan Aktivitas

(Mobilisasi) adalah kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri dan

kembali ke tempat tidur, kursi, kloset duduk, dan sebagianya disamping

kemampuan mengerakkan ekstermitas atas. (Hincliff, 1999).

Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) dini menurut Carpenito tahun 2000

adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara

membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.

Kebutuhan aktivitas atau pergerakan dan istirahat tidur merupakan suatu

kesatuan yang saling berhubungan dan saling mempegaruhi. Salah satu tanda

kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang tidak terlepas dari keadekuatan

system persarafan dan musculoskeletal. Aktivitas adalah suatu energy atau

keadaan bergerak di mana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi

kebutuhan hidup.

Sistem Tubuh Yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas

1. Tulang.

Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu

fungsi mekanis untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai

otot, fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium dan

fosfor yang bisa dilepaskan setup saat susuai kebutuhan, fungsi tempat

sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan fungsi pelindung organ-

organ dalam.

Terdapa tiga jenis tulang, yaitu tulang pipih seperti tulang kepala

dan pelvis, tulang kuboid seperti tulang vertebrata dan tulang tarsalia, dan

tulang panjang seperti tulang femur dan tibia. Tulang panjang umumnya

berbentuk lebar pada kedua ujung dan menyempit di tengah. Bagian ujung

Page 11: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

7

tulang panjang dilapisi kartilago dan secara anatomis terdiri dari epifisis,

metafisis, dan diafisis. Epifisis dan metafisis terdapat pada kedua ujung

tulang dan terpisah dan lebih elastic pada masa anak-anak serta akan

menyatu pada masa dewasa.

2. Otot dan Tendon

Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan

tubuh bergerak sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi

tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon yang

bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan atau jahitan agar dapat

berfungsi kembali.

3. Ligamen

Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan

tulang. Ligament bersifat elastic sehingga membantu fleksibilitas sendi

dan mendukung sendi. Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga

stabilitas, oleh karena itu jika terputus akan mengakibatkan

ketidakstabilan.

4. Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula

spinalis) dan sistem saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap

saraf memiliki somatic dan otonom. Bagian somatic memiliki fungsi

sensorik dan motorik. Terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat seperti

pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan secara umum,

sedangkan kerusakan saraf tepi dapat mengakibatkan terganggunya daerah

yang diinervisi, dan kerusakan pada saraf radial akan mengakibatkan drop

hand atau gangguan sensorik pada daerah radial tangan.

5. Sendi

Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu.

Sendi membuat segmentasi dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan

antar segmen dan berbagai derajat pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa

jenis sendi, misalnya sendi synovial yang merupakan sendi kedua ujung

tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago artikuler, ruang sendinya tertutup

Page 12: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

8

kapsul sendi dan berisi cairan synovial. Selain itu, terdapat pula sendi

bahu, sendi panggul, lutut, dan jenis sendi lain sepertii sindesmosis,

sinkondrosis dan simpisis.

Kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas

Kebutuhan Mobilitas

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak

secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.

1. Jenis Mobilitas

Mobilitas Penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak

secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi social dan

menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi

saraf motorik volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh

area tubuh seseorang.

Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak

secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan

sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cidera

atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat

mengalamai moblitas sebagian pada ekstremitas bawah karena

kehilangan control motorik dan sensorik.

Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk

bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat

disebabkan oleh trauma reversible pada sistem musculoskeletal,

contohnya adanya dislokasi sendi dan tulang.

Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk

bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut

disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversible. Contohnya

terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cidera tulang

belakang, poliomyelitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan

sensorik.

Page 13: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

9

Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas

Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:

Gaya Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi mobilitas seseorang

karena berdampak pada kebiasaan atau perilaku sehiari-hari.

Proses Penyakit/Cidera. Hal dapat mempengaruhi mobilitas karena

dapat berpengaruh pada fungsi sistem tubuh. Seperti, orang yang

menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan

dalam ekstremitas bagian bawah.

Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh

memiliki kemampuan mobiltas yang kuat. Begitu juga sebagliknya,

ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan

budaya yang dilarang untuk beraktivitas.

Tingkat Energi untuk melakukan mobilitas diperlukan energy yang

cukup.

Usia dan Status Perkembangan. Terdapat kemampuan mobilitas pada

tingkat usia yang berbeda.

Kebutuhan Imobilitas

Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak

dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan

(aktivitas), misalnya mengalami trauma tulang belakang, cidera otak berat disertai

fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya.

1. Jenis imobilitas

Imobiltas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik

dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan,

seperti pada pasien hemiplegia yang tidak mampu mempertahankan

tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi

tubuhnya untuk mengubah tekanan.

Imobilitas intelektual, merupakan keadaan dimana mengalami

keterbatasan berpikir, seperti pada pasien yang mengalami gangguan

otak akibat suatu penyakit.

Page 14: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

10

Imobilitas emosional, yakni keadaan ketika mengalami pembatasan

secara emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam

menyesuaikan diri. Seperti keadaan stress berat karena diamputasi

ketika mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan

sesuatu yang paling dicintai.

Imobilitas sosial, yakni keadaan seseorang yang mengalami hambatan

dalam berinteraksi karena keadaan penyakitnya sehingga dapat

mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

Perubahan Sistem Tubuh Akibat Imobilitas

Dampak dari imobilitas dalam tubuh dapat mepengaruhi sistem tubuh.

Seperti perubahan pada metabolisme tubuh, ketidakseimbangan cairan dan

elektrolit, gangguan dalam kebutuhan nutrisi, gangguan fugsi gastrointestinal,

perubahan sistem pernafasan, perubahan kardiovaskuler, perubahan sistem

musculoskeletal, perubahan kulit, perubahan eliminasi (buang air besar dan kecil),

dan perubahan perilaku.

Masalah Kebutuhan Aktivitas

1. Gangguan mobilitas fisik

Berarti bahwa pasien dapat bergerak dengan bebas, tapi tidak dapat

beradaptasi terhadap peningkatan kebutuhan energy karena pergerakannya.

Gangguan mobilitas fisik, pasien dapat bergerak dengan bebas apabila tidak

ada gangguan/ batasan pada pergerakannya

2. Defisit perawatan diri

Pasien tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi tidak mampu

bergerak banyak karena tubuhnya tidak mampu memproduksi energy yang

cukup. Tergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitasnya. Pasien

mungkin membunyai diagnosa deficit perawatan diri karena intoleransi

aktivitasnya.

3. Koping individu tidak efektif

Pasien mau dan dapat berpartisipasi salam perawatan, tapi tidak

mampu bergerak banyak karena tubuhnya tidak mampu memproduksi energy

yang cukup. pasien tidak dapat berpartisipasi dalam perawatan atau

Page 15: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

11

perannya karena mereka merasa kurang motivasi untuk melakukan suatu

pekerjaan

4. Kelelahan

Pasien pada awalnya tidak merasa lelah, akan tetapi setelah

melakukan aktivitas pasien langsung merasa lelah, pasien merasa lemas dan

lelah karena penyakitnya.

Proses dan Tindakan Asuhan Keperawatan pada Masalah kebutuhan

Mobilitas dan Imobilitas

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas dan Imobilitas

adalah sebagai berikut:

2. Riwayat Keperawatan Sekarang

Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alas an pasien yang

menyebabkan terjadi keluhan/gangguan dalam mobilitas dan imobilitas,

seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan

imobilitas, daerah terganggunya mobilitas dan imobilitas, dan lama

terjadinya gangguan mobilitas.

3. Riwayat Keperawatan Penyakit yang pernah Diderita

Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan

kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit sistem neurologis

(kecelakaan cerebrovaskular, trauma kepala, peningkatan tekanan

intrakranial, miastenia gravis, guillain barre, cedera medulla spenalis, dan

lain-lain), riwayat penyakit sistem kardiovaskular (infark miokard, gagal

jantung kongestif), riwayat penyakit sistem muskuloskeletal (osteoporosis,

fraktur, artritis), riwayat penyakit sistem pernapasan (penyakit paru

obstruksi menahun, pneumonia, dan lain-lain), riwayat pemakaian obat,

seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia, dll.

4. Kemampuan fungsi motorik

Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki

kanan dan kiri dan untuk menlai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan

atau spatis.

Page 16: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

12

5. Kemampuan Mobilitas

Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai

kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah

tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai

berikut:

Tingkat Aktivitas/Mobilitas Kategori

Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh

Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat

Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain

Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan.

Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau

berpartisipasi dalam perawatan.

6. Kemampuan Rentang Gerak

Pengkajian Rentang gerak (Range Of Motion-ROM) dilakukan pada

daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul dan kaki

Gerak Sendi Derajat Rentang

Normal

Bahu Adduksi: Gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas kepala,

telapak tangan menghadap ke posisi yang paling jauh.

180

Siku Fleksi: Angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju bahu.

150

Pergelangan Tangan Fleksi: Tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam lengan bawah.

Ekstensi: Luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi.

Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin

Abduksi: Tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika tangan menghadap

ke atas.

Adduksi: Tekuk Pergelangan tangan kea rah kelingking, telapak tangan

menghadap ke atas.

80-90

80-90

70-90

0-20

Tangan dan Jari Fleksi: Buat Kepalan Tangan

90

Page 17: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

13

Ekstensi: Luruskan Jari

Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin

Abduksi: Kembangkan jari tangan

Adduksi: Rapatkan jari-jari tangan dari posisi abduksi.

90

30

20

20

7. Perubahan Intoleransi Aktivitas

Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada

system pernapasan, antara lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan

dinding thorak, adanya mucus, batuk yang produktif diikuti panas, dan

nyeri saat respirasi. Pengkajian intoleritas aktivitas terhadap perubahan

system kardiovaskuler, seperti nadi dan tekanan darah, gangguan perifer,

adanya thrombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas

atau perubahan posisi.

8. Kekuatan otot dan gangguan koordinas

Dalam megkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral

atau tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan:

Skala Persentase kekuatan

normal Karakteristik

0 0 Paralisis sempurna

1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat

2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan

3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi

4 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan

tahanan minimal

5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan

gravitasi dan tahanan penuh.

9. Perubahan psikologi

Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan

mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan

emosi, perubahan dalam mekanisme koping,dll.

Page 18: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

14

Diagnosis/Masalah Keperawatan

1. Gangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang belakang, fraktur, dan lain-

lain.

2. Gangguan penurunan curah jantung akibat imobilitas

3. Risiko cedera (jatuh) akibat orthostatic pneumonia

4. Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus dan kekuatan otot

5. Sindrom perawatan diri akibat menurunnya fleksibilitas otot

6. Tidak efektifnya pola napas akibat menurunnya ekspansi paru

7. Gangguan pertukaran gas akibat menurunnya gerakan respirasi

8. Gangguan eliminasi akibat imobilitas

9. Retensi urin akibat gangguan mobilitas fisik

10. Inkontinensia urin akibat gangguan mobilitas fisik

11. Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) akibat menurunnya nafsu makan

(anoreksia) akibat sekresi lambung menurun, penurunan peristaltik usus.

12. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat kurangnya asupan

(intake)

13. Gangguan Interaksi sosial akibat imobilitas

14. Gangguan konsep diri akibat imobilitas

Perencanaan Keperawatan

Tujuan:

a. Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibilitas tinggi

b. Meningkatkan fungsi kardiovaskuler

c. Meningkatkan fungsi respirasi

d. Meningkatkan fungsi gastrointestinal

e. Meningkatkan fungsi system perkemihan

f. Memperbaiki gangguan psikologis

Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:

a. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien

Page 19: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

15

Pengaturan posisi dalam mengatasi kebutuhan mobilitas dapat

disesuaikan dengan tingkat gangguan, seperti posisi fowler, sim,

trendelenburg, dorsal recumbent, lithotomi, dan genu pectoral.

b. Melakukan latihan ROM pasif dan aktif.

Page 20: MODUL PEMBELAJARAN KEPERAWATAN DASAR I

16

DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A. & Perry,A.G. (2009). Fundamentals of Nursing. 7th Edition.

Singapore:Elsevier Pte.Ltd. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of

Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter Kluwer, Lippincott Williams &

Wilkins.Philadelphia.

Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of

Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall

Health.

Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate and advanced.

4th Edition. Mosby