makalah ilmu dasar keperawatan ib2

35
MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN IB KEPERAWATAN PROFESIONAL OLEH: KELOMPOK 3 1. Yuda Bintang Saputra 112310101045 2. Wahyu Elok Pambudi 112310101043 3. Aldita Berliandra W. 112310101021 4. Kustantina Alfiatie Meydina 112310101019 5. Silvi Anita Uslatu Rodyah 112310101035 6. Ratna Lauranita Anggraeni 112310101029 7. Krismadha Ichwan 112310101037 8. Riska Umi Yatun 112310101023

Upload: silvi-anita-uslatu-r

Post on 20-Oct-2015

196 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN IBKEPERAWATAN PROFESIONAL

OLEH:KELOMPOK 31. Yuda Bintang Saputra1123101010452. Wahyu Elok Pambudi1123101010433. Aldita Berliandra W.1123101010214. Kustantina Alfiatie Meydina1123101010195. Silvi Anita Uslatu Rodyah1123101010356. Ratna Lauranita Anggraeni1123101010297. Krismadha Ichwan1123101010378. Riska Umi Yatun112310101023

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2011

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Dasar Keperawatan IB tentang Keperawatan professional ini tepat waktu. Makalah ini merupakan salah satu media yang bisa digunakan sebagai alat bantu dalam mempelajari khususnya keperawatan professional. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah ilmu dasar keperawatan kami, Ns. Dody Wijaya Mkep. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi rekan keperawatan sekalian.Tiada gading yang tak retak, maka dari itu kami selaku penulis memohon maaf apabila ada kesalahan didalamnya. Serta kami mengharap saran dan kritik yang membangun dari rekan keperawatan.

Jember, 25 september 2011

Penulis,

DAFTAR ISIBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang1.2. Rumusan MasalahBAB II. ISI2.1. Peran Perawat2.2. Fungsi Perawat2.3. Tanggung Jawab Perawat2.4. Kompetensi Perawat 2.5. Definisi Profesi2.6. Karakteristik Profesi2.7. Peran Organisasi Profesi2.8. Fungsi Organisasi Profesi2.9. Manfaat Organisai Profesi2.10. Pengembangan Pelayanan Keperawatan 2.11. Perawat ProfesionalBAB III. PENUTUP3.1. KesimpulanDAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu profesi sebagai seorang perawat adalah profesi yang dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan. Banyak hak-hak yang harus dilakukan seorang perawat agar dapat menjadi tenaga keperawatan yang mempunyai kualitas. Tidak hanya seorang perawat yang mempunyai hak-hak tetapi seorang pasien juga mempunyai hak-hak untuk mendapatkan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien. Ada beberapa jenis hak yang dibutuhkan oleh seorang pasien yaitu Hak untuk memilih/kebebasan, Hak kesejahteraan, Hak legislatif. Makalah ini menjelaskan mengenai keperawatan professional. Adapun penjelasannya meliputi peran perawat, fungsi perawat, tanggung jawab perawat, kompetensi perawat, definisi profesi, karakteristik profesi, peran organisasi profesi, fungsi organisasi profesi, manfaat organisasi profesi, pengembangan layanan keperawatan, perawat professional. Keperawatan professional merupakan suatu usaha yang dilakukan seorang perawat guna memenuhi kewajibannya sebagai pelayan kesehatan yang memiliki intelegensi dan kepribadian yang baik dan mampu melaksanakan tugasnya secara profesional.

1.2. Rumusan Masalah1. Apa peran dan fungsi perawat?2. Apa tanggung jawab perawat?3. Apa tanggung jawab perawat?4. Apa kompetensi perawat?5. Apa pengertian dan karrakteristik profesi?6. Apa peran, fungsi dan manfaat organisasi profesi?7. Bagaimana pengembangan pelayanan keperawatan?8. Apa perawat professional itu?BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Peran dan Fungsi PerawatPeran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.1. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).2. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap kedudukannya dalam sistem ( Zaidin Ali , 2002,)3. Menurut Gaffar (1995) peran perawat adalah segenap kewenangan yang dimiliki oleh perawat untuk menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.Hasil Lokakarya Nasional 1983 dikutip oleh Zaidin Ali, 2002, peran perawat mencakup :1. Pelaksana pelayanan keperawatan.2. Pengelola pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan.3. Pendidikan keperawatan.4. Penelitian dan pengembangan keperawatan.Berdasarkan standar Departemen Kesehatan (1998) peran perawat sebagai berikut:1. Pendidik KeperawatanPerawat bertanggung jawab dalam bidang pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan, dan tenaga kesehatan lainnya, salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek pendidikan karena pendidikan dapat merubah tingkah laku yang merupakan salah satu sasaran dari keperawatan. Dalam hal ini pada pasien haemodialisis yang sangat komplek sekali permasalahannya dari segi bio psikososial spiritual semua perlu diperhatikan.Pendidikan atau penyuluhan secara efektif tidak hanya diberikan pada pasien sebagai individu yang sakit tetapi juga keluarga sebagai vasilitator dan motivator bagi pasien juga harus dilibatkan.2. Pengelola KeperawatanPerawat bertanggung jawab dalam hal ini administrasi keperawatan baik dirumah sakit maupun di masyaraka, dalam mengelola keperawatan untuk individu, kelompok dan masyarakat.3. Peneliti KeperawatanPerawat diharapkan jadi pembaharu dalam ilmu keperawatan karena memiliki ketrampilan, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan dan lingkungan. Kegiatan penelitian pada hakekatnya adalah melakukan evaluasi, mengukur kemampuan, menilai dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah diberikan. Dengan penelitian perawat dapat menggerakkan orang lain untuk berbuat sesuatu yang baru berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat dituntut untuk mengikuti perkembangan, meanfaatkan media masa dan informasi lain dari berbagai sumber, selain itu perawat perlu melakukan penelitian, mengembangkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan.4. Pelaksana Pelayanan KeperawatanPerawat sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam sistem pelayanan keperawatan tetap bersatu dengan pelayanan kesehatan. Setiap anggota tim kesehatan adalah anggota potensialPeran perawat juga bisa diartikan sebagai suatu cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.Dalam perannya ini diharapkan perawat mampu :1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan signifikan dari klien.Didalam peran perawat ini, terdapat elemen peran yang dimiliki oleh perawat yaitu, care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses.

Client Advocate (Pembela Klien)Tugas perawat :1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).Hak-Hak Klien antara lain :1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya2. Hak atas informasi tentang penyakitnya3. Hak atas privacy4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :1. Hak atas informasi yang benar2. Hak untuk bekerja sesuai standart3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok5. Hak atas rahasia pribadi6. Hak atas balas jasa

ConselorKonseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.Peran perawat :1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.2. Perubahan pola interaksi merupakan Dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

Educator :Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.

2.3. Tanggung Jawab Perawat Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan disiplin ilmunya.Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan akan muncul bila klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil, pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman. Klien tidak yakin bahwa perawat memiliki integritas dalam sikap,keterampilan, pengetahuan (integrity) dan kompetensi. Tanggung jawab (Responsibility) perawat dapat diidentifikasi sebagai berikut :1.Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset) Contoh : Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya akan mengganti balutan atau mengganti spreinya.2. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia memberikan penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the delay).Misalnya ; Mohon maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan darurat sehingga harus meninggalkan bapak sejenak.3. Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang ditunjukkan dengan perilaku perawat. misalnya mengucapkan salam, tersenyum, membungkuk, bersalaman dsb.4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the patiens desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat misalnya Coba ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini. Sedangkan apabila perawat berorientasi pada kepentingan perawat ; Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu banyak, dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan mau dilayani terus5. Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina (derogatory) misalnya pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya lebih kecil dibanding pasien yang tadi6. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang klien (see the patient point of view). Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat klienmenyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya mungkin salah.

2.3.1. Jenis Tanggung Jawab Perawat1. Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya)2. Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat)3. Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap rekan sejawat dan atasan)

2.4. Kompetensi Perawat PENGERTIAN KOMPETENSI MENURUT SK. MENDIKNAS NO. 45/ U / 2002Kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas tugas dibidang pekerjaan tertentu.Model standar kompetensi :

KONTEKS

PELAYANAN KESEHATAN: KEBIJAKAN/TUJUAN/RENCANA KESEHATAN NASIONAL.

KEPERAWATANKebijakan/tujuan/rencana kes nasional.Kerangka kerja legalTREND GLOBAL

PERUMUSAN KERANGKA KERJA STANDAR KOMPETENSI ICN

Perawat memiliki kompetensi yang sering disebut AKSI A = ATTITUDE( Perilaku ) K = KNOWLEDGE(Pengetahuan )S = SKILL( Kemampuan/ bakat )I = INSIGHT( Wawasan )

2.5. Definisi ProfesiProfesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut. Adapun cirri Profesi itu ialah: Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi.Pelatihan ini dimulai sesudah seseorang memperoleh gelar sarjana. Sebagai contoh mereka yang telah lulus sarjana baru mengikuti pendidikan profesi seperti dokter, dokter gigi, psikologi, apoteker, farmasi, arsitektut untuk Indonesia. Di berbagai negara, pengacara diwajibkan menempuh ujian profesi sebelum memasuki profesi. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan.Pelatihan tukang batu, tukang cukur, pengrajin meliputi ketrampilan fisik. Pelatihan akuntan, engineer, dokter meliputi komponen intelektual dan ketrampilan. Walaupun pada pelatihan dokter atau dokter gigi mencakup ketrampilan fisik tetap saja komponen intelektual yang dominan. Komponen intelektual merupakan karakteristik profesional yang bertugas utama memberikan nasehat dan bantuan menyangkut bidang keahliannya yang rata-rata tidak diketahui atau dipahami orang awam. Jadi memberikan konsultasi bukannya memberikan barang merupakan ciri profesi. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.Dengan kata lain profesi berorientasi memberikan jasa untuk kepentingan umum daripada kepentingan sendiri. Dokter, pengacara, guru, pustakawan, engineer, arsitek memberikan jasa yang penting agar masyarakat dapat berfungsi; hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh seorang pakar permainan caturmisalnya. Bertambahnya jumlah profesi dan profesional pada abad 20 terjadi karena ciri tersebut. Untuk dapat berfungsi maka masyarakat modern yang secara teknologis kompleks memerlukan aplikasi yang lebih besar akan pengetahuan khusus daripada masyarakat sederhana yang hidup pada abad-abad lampau. Produksi dan distribusi enersi memerlukan aktivitas oleh banyak engineers. Berjalannya pasar uang dan modal memerlukan tenaga akuntan, analis sekuritas, pengacara, konsultan bisnis dan keuangan. Singkatnya profesi memberikan jasa penting yang memerlukan pelatihan intelektual yang ekstensif. Di samping ketiga syarat itu ciri profesi berikutnya. Ketiga ciri tambahan tersebut tidak berlaku bagi semua profesi. Adapun ketiga ciri tambahan tersebut ialah: Adanya proses lisensi atau sertifikat.Ciri ini lazim pada banyak profesi namun tidak selalu perlu untuk status profesional. Dokter diwajibkan memiliki sertifikat praktek sebelum diizinkan berpraktek. Namun pemberian lisensi atau sertifikat tidak selalu menjadikan sebuah pekerjaan menjadi profesi. Untuk mengemudi motor atau mobil semuanya harus memiliki lisensi, dikenal dengan nama surat izin mengemudi. Namun memiliki SIM tidak berarti menjadikan pemiliknya seorang pengemudi profesional. Banyak profesi tidak mengharuskan adanya lisensi resmi. Dosen di perguruan tinggi tidak diwajibkan memiliki lisensi atau akta namun mereka diwajibkan memiliki syarat pendidikan, misalnya sedikit-dikitnya bergelar magister atau yang lebih tinggi. Banyak akuntan bukanlah Certified Public Accountant dan ilmuwan komputer tidak memiliki lisensi atau sertifikat. Adanya organisasi. Hampir semua profesi memiliki organisasi yang mengklaim mewakili anggotanya.Ada kalanya organisasi tidak selalu terbuka bagi anggota sebuah profesi dan seringkali ada organisasi tandingan. Organisasi profesi bertujuan memajukan profesi serta meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Peningkatan kesejahteraan anggotanya akan berarti organisasi profesi terlibat dalam mengamankan kepentingan ekonomis anggotanya. Sungguhpun demikian organisasi profesi semacam itu biasanya berbeda dengan serikat kerja yang sepenuhnya mencurahkan perhatiannya pada kepentingan ekonomi anggotanya. Maka hadirin tidak akan menjumpai organisasi pekerja tekstil atau bengkel yang berdemo menuntut disain mobil yang lebih aman atau konstruksi pabrik yang terdisain dengan baik.

Otonomi dalam pekerjaannya.Profesi memiliki otonomi atas penyediaan jasanya. Di berbagai profesi, seseorang harus memiliki sertifikat yang sah sebelum mulai bekerja. Mencoba bekerja tanpa profesional atau menjadi professional bagi diri sendiri dapat menyebabkan ketidakberhasilan. Bila pembaca mencoba menjadi dokter untuk diri sendiri maka hal tersebut tidak sepenuhnya akan berhasil karena tidak dapat menggunakan dan mengakses obat-obatan dan teknologi yang paling berguna. Banyak obat hanya dapat diperoleh melalui resep dokter. sepuluh ciri lain suatu profesi (Nana 1997) : a. Memiliki fungsi dan signifikasi sosial b. Memiliki keahlian/keterampilan tertentu c. Keahlian/keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan metode ilmiah- Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas- Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama- Aplikasi dan sosialisasi nilai- nilai profesional- Memiliki kode etikd. Kebebasan untuk memberikan judgement dalam memecahkan masalah dalam lingkup kerjanya- Memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi- Ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.

2.6. Karakteristik ProfesiMenurut Prof. DR. Azrul Azwar MPH (1998), ada 3 karakteristik organisasi : 1). Umumnya untuk satu profesi hanya ada satu organisasi profesi yangpara anggotanya berasal dari satu profesi saja dalam arti telah menyelesaikanpendidikan profesi dengan dasar-dasar keilmuan yang sama.2). Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik(Code of professional ethnic) merumuskan kompetensi profesi (professionalcompetency) serta memperjuangkan tegaknya kebebasan profesi (professionalautonomous).3). Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan sertamerumuskan standar pelayanan profesi (standar of professional services) yang manakode etik termasuk kedalamnya, merumuskan dan menetapkan standar pendidikandan pelatihan profesi (standar of professional education and training ) sertamenetapkan dan memperjuangkan kebijakan dan politik profesi (professional policy).

2.7. Peran Organisasi ProfesiOrganisasi profesi dalam pembuatan dan pengembangan profesi keperawatan berperan sebagai berikut : a. Pembinaan, pengembangan dan pengawasan mutu pendidikan keperawatan.b. Pembinaan, pengembangan dan pengawasan pelayanan keperawatan.c. Pembinaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.d. Pembinaan, pengembangan dan pengawasan kehidupan profesi.

2.8. Fungsi Organisi Profesi Dalam pelaksanaan peran-peran organisasi profesi maka organisasi berfungsi : a. Dalam bidang pendidikan keperawatan. 1. Penetapan standar pendidikan keperawatan. 2. Pengembangan pendidikan keperawatan berjenjang berlanjut.b. Dalam bidang pelayanan keperawatan.1. Penetapan standar profesi keperawatan.2. Pemberian izin praktek / rekomendasi.3. Pemberian registrasi tenaga keperawatan.4. Penyusunan dan pemberlakuan kode etik keperawatan.c. Dalam bidang iptek1. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi riset keperawatan 2. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan. d. Dalam bidang kehidupan profesi 1. Membina, mengawasi organisasi profesi itu sendiri 2. Membina kerja sama dengan penerintah, masyarakat, profesi lain antar anggota 3. Membina kerja sama dengan organisasi profesi sejenis dengan Negara lain / internasional 4. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota.

2.9. Manfaat Organisi Profesi Apabila organisasi profesi bekerja dengan baik dan lancar banyak manfaat yang akan diperoleh, akan tetapi menurut Brecko 1989, minimal ada 4 manfaat yakni : 1. Dapat lebih mengembangkan dan memajukan profesi. 2. Dapat menertibkan dan memperluas bidang gerak profesi. 3. Dapat menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi. 4. Dapat memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.Apabila manfaat-manfaat tersebut dapat dicapai maka dampak akhir banyak pula yang akan dihasilkan. Menurut World Medical Assosiation (1991) dampak minimal yang akan diperoleh adalah :1. Makin tertibnya pekerjaan profesi. 2. Meningkatnya kualits hidup serta derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

2.10. Pengembangan Pelayanan Keperawatan ProfesionalSecara bertahap sistem keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem kesehatan nasional. Bermakna bahwa sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional dikembangkan secara terintegrasi dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam banyak hal, sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional bersifat saling berhubungan (interrelation) dan saling bergantung (interdependent) dengan sistem pemberian pelayanan profesional lain dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan, seperti sistem pelayanan/asuhan medis termasuk pelayanan kedokteran gigi, sistem pelayanan kesehatan masyarakat atau kesehatan publik, dan sistem pelayanan kefarmasian. Sifat saling bergantung bermakna bahwa sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan profesional bersifat saling memerlukan dan saling melengkapi dengan sistem pemberian pelayanan profesional yang lain, terutama sistem pemberian pelayanan/asuhan medis termasuk medis spesialistik.Pelayanan keperawatan profesional dilaksanakan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang memerlukan, baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di tatanan pelayanan rumah sakit. Pelayanan dikembangkan bersifat berjenjang mulai dari keperawatan dasar sampai dengan keperawatan yang bersifat rumit atau spesialistik bahkan subspesialistik, disertai dengan sistem rujukan keperawatan sebagai bagian dari rujukan kesehatan yang efektif dan efisien. Pelayanan/asuhan keperawatan yang bersifat spesialistik, baik keperawatan klinik maupun keperawatan komunitas antara lain adalah keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan medikal bedah, keperawatan jiwa, keperawatan gawat darurat, keperawatan keluarga, keperawatan gerontik dan keperawatan komunitas. Secara bersamaan dikembangkan kemampuan pengelolaan keperawatan profesional (professional nursing management) dengan kepemimpinan profesional keperawatan (professional nursing leadership) sehingga memungkinkan keperawatan Indonesia berkembang sesuai kaidah-kaidah keperawatan sebagai profesi.Asuhan keperawatan profesional (professional nursing care) merupakan kegiatan melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan (nursing science and art), bersifat humane, dengan pendekatan holistik, mencakup bio-psiko sosial/kultural dan spiritual, serta dengan orientasi kebutuhan objektif klien, dalam bentuk praktik keperawatan ilmiah (scientific nursing practice). Asuhan keperawatan profesional dilaksanakan oleh perawat profesional (professional nurse) kepada klien sebagai individu, keluarga, komunitas atau masyarakat, karena tidak tahu, kurang kemampuan, tidak atau kurang berkemauan, dan atau tidak /kurang berpengetahuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri. Arti dan makna asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan adalah bahwa asuhan keperawatan dilaksanakan dengan menggunakan metode menyelesaikan masalah secara ilmiah (scientific problem solving), dengan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan maju secara tepat guna, serta menggunakan keterampilan profesional keperawatan, mencakup keterampilan interpersonal, keterampilan teknis, maupun keterampilan intelektual.Dalam keterampilan intelektual perawat memiliki pengetahuan teoretik, menguasai keterampilan menyelesaikan masalah (problem solving skills), keterampilan mengambil keputusan (decision making skills) dan berpikir kritis (critical thinking). Dalam keterampilan teknis perawat menguasai keterampilan psikomotor dalam melaksanakan tindakan keperawatan, dan menguasai berbagai metode dan teknik intervensi keperawatan. Dalam keterampilan interpersonal perawat menguasai hubungan yang bersifat membantu (helping relationship), komunikasi terapeutik (therapeutic communication), dan konseling.Asuhan keperawatan (nursing care) dilaksanakan oleh perawat profesional pada praktik keperawatan ilmiah menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntunan. Asuhan keperawatan profesional yang dilaksanakan oleh perawat profesional terhadap klien untuk membantunya mencapai kebutuhan dasar melalui berbagai bentuk intervensi keperawatan (nursing intervention), bersifat saling melengkapi dengan asuhan medis (medical care) yang dilaksanakan oleh dokter terhadap pasien yang oleh perawat dilihat sebagai klien. Kedua bentuk asuhan profesional (professional care) sama-sama bersifat atau merupakan hubungan profesional (professional relation-ship), sama-sama dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat, yang satu ilmu dan kiat keperawatan, sedangkan yang lain ilmu dan kiat kedokteran, serta sama-sama bertolak dari masalah yang dihadapi pasien/klien, yaitu yang satu masalah keperawatan (nursing problem) sedangkan yang lain adalah masalah medis (medical problem). Dengan uraian yang demikian ini, terutama hubungan antara keperawatan dan kedokteran, dapat tergambarkan dan dipahami sifat interdependen kedua bentuk pelayanan profesional yang bermakna bahwa mutu pelayanan medis dalam upaya mencapai kesembuhan pasien atau orang sakit secara menyeluruh sangat bergantung pada mutu pelayanan keperawatan dalam upayanya membantu klien mencapai kebutuhan dasarnya menuju kemandirian. Kedua bentuk pelayanan/asuhan profesional sama-sama berorientasi pada kebutuhan objektif dari pasien/klien.Keadaan ini dengan mudah dapat teramati (apabila kita memang ingin mengamati), pada pelayanan rumah sakit (hospital care) dalam banyak hal pelayanan/asuhan medis (yang hingga saat ini masih dilihat sebagai pelayanan profesional utama rumah sakit) sangat bergantung pada keberadaan pelayanan/asuhan keperawatan profesional. Hal yang sama terjadi juga pada sistem pemberian pelayanan kesehatan di masyarakat atau komunitas, tempat sistem pemberian pelayanan/asuhan keperawatan dilaksanakan secara terintegrasi dengan sistem pemberian pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Terdapat sifat interdependen berbagai pelayanan profesional yang dikembangkan, seperti pelayanan medis termasuk pelayanan kedokteran gigi, pelayanan kesehatan publik, dan pelayanan kefarmasian dalam mencapai tujuan bersama, yaitu masyarakat sehat. Masing-masing bekerja, bertolak dari masalah yang dihadapi oleh komunitas dan ditinjau dari masing-masing keprofesian, seperti masalah medis, masalah kesehatan publik, masalah keperawatan, dan masalah kefarmasian, dengan tujuan sama, yaitu mengatasi berbagai masalah tersebut sehingga pada akhirnya tercapai masyarakat yang bebas dari masalah kesehatan, dan mencapai derajat kesehatan setinggi mungkin.Berdasarkan uraian di atas secara umum dapat dikatakan bahwa asuhan keperawatan bermutu adalah asuhan keperawatan yang:a. dilaksanakan oleh perawat profesional dengan didampingi oleh tenaga teknis pelaksana asuhan keperawatan (auxiliary);b. dalam melaksanakan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan holistik, bersifat humane, dan mencakup aspek-aspek bio-psiko-sosio-kultural spiritual;c. asuhan keperawatan yang dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, selalu mengikuti perkembangan atau kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan, serta mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntutan dalam melaksanakan praktik keperawatan;d. dalam melaksanakan asuhan keperawatan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada secara optimal, efektif dan efisien, sesuai dengan pola pengelolaan keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan yang diterapkan.Asuhan keperawatan bermutu seperti yang disampaikan sepintas di atas, menjadi tujuan pengembangan praktik keperawatan ilmiah di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, bersifat berjenjang dengan sistem rujukan keperawatan yang efektif dan efisien. Disadari sepenuhnya bahwa untuk mencapai tingkat perkembangan yang demikian ini tidaklah mudah, dan memerlukan kerja keras untuk waktu yang cukup lama, namun langkah-langkah nyata menuju terwujudnya asuhan keperawatan profesional harus terus dilakukan.

2.11. PERAWAT PROFESIONALPerawat yang sehari-harinya berinteraksi dengan clien, membutuhkan kemampuan hubungan interpertsonal untuk bisa merespon secara tepat dan bijak berbagai kebutuhan atau masalah yang dikeluhkan. Sayangnya, dalam realitasnya masih banyak perawat menemui kesulitan bila dihadapkan pada kondisi demikian. Hal ini terutama disebabkan ketika masa pendidikan, mahasiswa lebih banyak di ajari hal-hal yang terkait teknis procedural tanpa mengintegrasikannya dengan kemampuan soft skill. Adapun yang termasuk dalam kemampuan hubungan interpersonal adalah kemampuan menumbuhkan percaya diri, memotivasi, menjadi pendengar yang baik, sabar, empati, komunikasi, dan bersikap terpuji dengan menjunjung etika profesi. Untuk membangun kemampuan hubungan interpersonal mahasiswa keperawatan mereka perlu di bentuk dengan karakter caring. Konsep yang satu ini memiliki makna yang sangat dalam, bukan hanya untuk kepedulian atau perhatian, namun juga berimplikasi pada kuatnya komitmen moral dan professional untuk kesehatan dan kesejahteraan client.Menyongsong era globalisasi ini profesionalisme perawat sangat diperlukan. Perawat profesional menjadi salah satu keharusan yang harus dimiliki oleh dunia kesehatan kita. Di tangan perawat profesional juga pasien yang dirawat mengharapkan perawatan dan pelayanan yang baik dan iklas. Perawat profesional membutuhkan kapasitas dan kualitas yang sesuai standar.Lalu bagaimana cara untuk menjadi perawat profesional. Apakah cukup dengan pendidikan perawat yang diberikan di perguran tinggi saja atau masih ada yang lainBerikut beberapa tips dan trik menjadi perawat profesional :1. Milikilah pendidikan perawat yang sah. 2. Yakinlah bahwa jenjang pendidikan perawat yang tinggi bukan jaminan menjadi perawat profesional.3. Berkewajiban memiliki 3 kompetensi dasar, yaitu kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan perawat yang intensif, komponen intelektual yang bermakna dalam melakukan tugasnya, dan memberikan pelayanan yang penting kepada masyarakat.4. Mempunyai standar kompetensi dan patuh pada kode etik profesi.5. Mampu memberi kepuasan pada pasien, meliputi kecepatan & ketepatan dalam pemberian pelayanan, senyum dan tulus. 6. Bersikaplah Komunikatif dengan pasien dan berdedikasi tinggi dalam merawat pasien.7. Terus menggali dan belajar ilmu perawatan terbaru baik itu melalui pendidikan perawat yang formal maupun informal, sehingga keterampilan sebagai perawat semakin baik dan baik.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanPeran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu sistem. Peran perawat dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dan perawat juga memiliki fungsi, peran, tanggung jawab dan organasi serta menjadi perawat professional seperti yang telah di jelaskan d atas.

DAFTAR PUSTAKA

A. Barbara kozier, 1983, Fundamental of nursing ( fundamental keperawatan )B. Hand Out peran organisasi PPNIC. Husin Marifin (1999), Pendidikan Tinggi Keperawatan dan Rumah Sakit PendidikanD. Nursalam ; Hasil konvensi PPNI dan BNSPE. gita yulia: MAKALAH KEPERAWATAN PROFESIONAL