cedera kepala sedang.ppt

33
CEDERA KEPALA

Upload: dhea-oktari-ii

Post on 14-Sep-2015

203 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • CEDERA KEPALA

  • ANATOMI KRANIUMTulang TengkorakKulit Kepala (SCALP)Otak & Selaput Otak

  • Kulit Kepala (SCALP)

  • CalvariaBasis CraniiTulang Tengkorak

  • Selaput Otak & Otak Selaput Otak : - Duramater - Arachnoid - Piameter

  • Otak : - Serebrum - Serebelum - Batang Otak

  • VASKULARISASI OTAK (ARTERI)A. Carotis Interna (80%)A. Vertebralis (20%)ARTERI

  • VASKULARISASI OTAK (VENA)

  • CEDERA KEPALASuatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital atupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.

    (Brain injury association of America) Dewasa muda kecelakaan kendaraan Orang tua jatuh Pria lebih sering daripada wanita 2:1

  • EPIDEMIOLOGI 1.000.000 kasus/ tahun 80.000 - 90.000 orang mengalami kecacatan untuk angka waktu yang lama akibat cedera otak. 363 per satu juta penduduk cedera otak sedang-berat / tahun, >1/3 memerlukan rehabilitasi dari cedera otak 500.000 kasus/ tahun 80 % CKR, 10 % CKS, 10% CKB

  • KLASIFIKASI Cedera kepala sedang Cedera kepala ringanCedera kepala berat

  • BERATNYA CEDERA GCS SCORE GCS 13-15 Cedera Kepala Ringan (CKR)GCS 9-12 Cedera Kepala Sedang (CKS)GCS 8 Cedera Kepala Berat (CKB)

  • >

    Sering, 80% Dintandai sadar penuh & dapat berbicara, namun riwayat disorientasi, amnesia, atau kehilangan kesadaran sesaat. 90% pulih sempurna. 3% perburukan dengan hasil gangguan neurologis hebat. Gejala sisa yang menetap nyeri kepala kronik, gangguan tidur, dan ingatan. 10% Ditandai masih mampu menuruti perintah sederhana, namun tampak bingung atau mengantuk. Defisit neurologis fokal seperti hemiparesis. 10-20% perburukan dan jatuh dalam koma. 10 % Ditandai tidak mampu melakukan perintah sederhana walaupun status kardiopulmonernya telah stabil. Memiliki resiko morbiditas dan mortalitas paling besar. CKR (GCS 13-15)CKS (GCS 9-12)CKB (GCS 8)

  • DIAGNOSTIKPemeriksaan Radiologi (rontgen kepala, CT scan)

  • INDIKASI CT SCANPenurunan kesadaran (CKS, CKB)Defisit neurologis dan lateralisasiLuka tembak, bacok pada kepalaDirawat 1 hari tidak ada perbaikan GCSTrauma dengan nyeri kepala,muntah, bradikardi, dll yang tidak membaik

  • PENATALAKSANAAN

  • AIRWAYPembebasan jalan nafas upaya pembebasan jalan nafas yang diperhatikan, seperti:Hal_hal yang menyebabkan tersumbatnya saluran nafas: Gumpalan darah, benda asing, fraktur mandibula, muntahan, lidah. Dapat diatasi dengan: mengorek isi mulut, memiringkan posisi pasien, head tilt, chin lift, jaw thrust(trauma kepala leher)

    ABREATHINGPerhatikan laju dan dalam respirasinya, bila tidak mampu respirasi normal berikan oksigen BPRIMARY SURVEY

  • CIRCULATIONPeriksa warna kulit, capillary refill time, tekanan darah dan denyut nadi. Bila terjadi luka dengan perdarahan hentikan perdarahan.CDISABILITYMenstabilkan ekstremitas yang cideraD

  • SECONDARY SURVEYPemeriksaan ulang TTVPemeriksaan Head To toe

  • PENATALAKSANAAN CEDERA OTAK SEDANG (GCS 9-12)Definisi : GCS 9-12Pemeriksaan inisialSama dengan pasien cedera kepala ringan ditambah pemeriksaan darah sederhanaPemeriksaan CT Scan kepala pada semua kasusDuirujuk ke RS yang memiliki fasilitas bedah sarafSetelah dirawat inapLakukan pemeriksaan neurologis periodikLakukan pemeriksaan CT Scan ulang bila kondisi pasien memburuk dan bila pasien akan dipulangkan

  • Bila kondisi membaik (90%)Bila kondisi memburuk (10%)Pulang bila memungkinkanControl di poliklinikBila pasien tidak mampu melakukan perintah sederhana lagi, segera lakukakn pemeriksaan CT scan ulang dan penatalaksanaan selanjutnya sesuai protocol cedera kepala berat

  • Langkah-langkah Sistematis Pada Pasien GawatPada cedera berat tindakan pertolongan pertama berupa penghentian perdarahan dan pemasangan bidai harus dilakukan di tempat kejadian sbelum korban diangkut. Infus tidak usah dipasang bila jarak tempuh kerumah sakit kurang dari 15 menit. Pada pendertita dengan gangguan jalan nafas dianjurkan pemasangan pipa endotrakea. Oleh sebab itu, resusitasi dan pertolongan awal harus

  • mampu dilakukan oleh orang awam yang terlatih maupun oleh petugas ambulans gawat darurat. Pentalaksanaan selanjutnya dilakukan di rumah sakit.Urutan prioritas tindakan pada penderita cedera berat adalah :1. Resusitasi-A ( airway )-B ( breathing)-C ( circulation )2. Penanganan cedera yang mengancam jiwa

  • - perdarahan intrakranial- perdarahan dalam thoraks dan perut- cedera pembuluh darah besar3. Penanganan patah tulang panjang, dislokasi dan cedera tulang belakang.4. Penanganan cedera kecil- luka kulit atau jaringan lunak- cedera tendo atau saraf perifer

  • Ada pernapasan ?Jika tidak : - bebaskan jalan napas (A) - lakukan pernapasan buatan (B)

    2. Ada denyut nadi dan bunyi jantung ?Jika tidak : - lakukan kompresi dada (C)

    3. Ada perdarahan ?Jika ada : - angkat dan tinggikan anggota tubuh yang berdarah - berikan beban tekan

  • 4. Ada cedera tulang belakang ?Jika mungkin : - lindungi punggung atau leher

    5. Ada patah tulang ?Jika ada : - lindungi dengan bidai.

    6. Atur pengangkutan.

  • Perlengkapan Proteksi Diri1. Dalam berkendara hendaknya menggunakan perlengkapan pengamanan. Untuk pengendara motor di haruskna menggunakan helm, sarung tangan, jaket yang bisa melindungi dari gesekan, dan juga sepatu yang baik. Motor yang digunakan juga harus sesuai dengan standar agar dapat mengurangi angka kecelakaan yang terjadi di jalan raya.

  • 2. Untuk pengguna mobil, diharuskan memakai sabuk pengaman dan juga hendaknya mobil tersebut juga sudah dilengkapi dengan air bag sehingga dapat memeperkecil terjadinya cedera pada kepala karena menghantam dashboard mobil. Posisi duduk saat mengemudi juga harus di perhatikan agar pada saat kecelakaan terjadi dislokasi pada sendi atau tulang dapat dihindari. Dalam mengemudi harus dalam keadaan sadar dan tidak terpengaruh oleh alkohol maupun obat-obatan terlarang.

  • Hindari menggunakan telepon genggam saat berkemudi.

    3. Untuk pejalan kaki, harus memperhatikan tata tertib saat menyebrang di jalan raya karena kebanyakan pejalan kaki yang meninggal di jalan raya di akibatkan karena kelalaian dalam menyebrang.

  • **