case fair

278
CASE FAIR Prinsip-prinsip Ekonomi edisi 8 jilid 2 PENERBIT ERLANGGA

Upload: field

Post on 23-Feb-2016

184 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

edisi 8. jilid 2. CASE FAIR. Prinsip-prinsip Ekonomi. PENERBIT ERLANGGA. CASE FAIR Prinsip-prinsip Ekonomi edisi 8 jilid 2. BAGIAN IV KONSEP DAN PERMASALAHAN DALAM ILMU EKONOMI MAKRO. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Mengukur Output Nasional dan Pendapatan Nasional - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: CASE FAIR

CASEFAIR

Prinsip-prinsip Ekonomi

edisi 8jilid 2

PENERBIT ERLANGGA

Page 2: CASE FAIR

18. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro19. Mengukur Output Nasional dan Pendapatan

Nasional20. Masalah Jangka Panjang dan Jangka Pendek:

Pertumbuhan, Produktivitas, Pengangguran, dan Inflasi

BAGIAN IV

KONSEP DAN PERMASALAHAN DALAM ILMU EKONOMI MAKRO

CASE FAIR Prinsip-prinsip Ekonomi edisi 8 jilid 2

Page 3: CASE FAIR

18Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

BAGIAN IV Konsep dan Permasalahan dalam Ilmu Ekonomi Makro

Page 4: CASE FAIR

• Ilmu ekonomi mikro membahas cara kerja industri individual dan perilaku unit pengambil keputusan individual

• Ilmu ekonomi makro berkenaan dengan jumlah (agregat) dari keputusan individual– konsumsi semua rumah tangga dalam perekonomian– jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dan diminta oleh

semua individu dan perusahaan– jumlah total semua barang dan jasa yang diproduksi

BAB 18 Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

4

ILMU EKONOMIMikro dan Makro

Page 5: CASE FAIR

• Ilmu ekonomi makro lahir dari upaya menjelaskan Depresi Besar pada kurun 1930-an

• Sejak saat itu, ilmu ini terus berkembang berkaitan dengan persoalan baru yaitu berubahnya masalah yang dihadapi perekonomian

BAB 18 Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

5

ILMU EKONOMI MAKROAkar (1)

Page 6: CASE FAIR

• Sepanjang akhir 1960-an, dipercaya bahwa pemerintah bisa "memperbaiki" perekonomian agar tetap berjalan seimbang pada setiap masa

• Meskipun demikian, kinerja ekonomi yang lemah pada 1970-an memperlihatkan bahwa "perbaikan" ini tidak selalu berhasil

BAB 18 Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

6

ILMU EKONOMI MAKROAkar (2)

Page 7: CASE FAIR

Tiga topik persoalan utama bagi para ekonom makro adalah:

• peningkatan tingkat harga keseluruhan (inflasi)• tingkat pertumbuhan output agregat• tingkat pengangguran

BAB 18 Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

7

ILMU EKONOMI MAKROPersoalan yang Ditangani

Page 8: CASE FAIR

BAB 18 Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

8

EKONOMI MAKROPengaruh Pemerintah

Beberapa perangkat yang dimiliki pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi makro adalah:

• kebijakan fiskal (keputusan tentang pajak dan belanja pemerintah)

• kebijakan moneter (pengendalian penawaran uang)

• kebijakan pertumbuhan atau sisi penawaran (kebijakan yang berfokus pada peningkatan tingkat pertumbuhan jangka panjang)

Page 9: CASE FAIR

BAB 18 Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

9

KOMPONEN EKONOMI MAKROAliran Melingkar

Diagram aliran melingkar memperlihatkan aliran pendapatan yang diterima dan pembayaran yang dilakukan oleh tiga sektor dalam perekonomian:

• Swasta• Publik• Internasional

Page 10: CASE FAIR

KOMPONEN EKONOMI MAKRODua Sisi Transaksi

BAB 18 Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

10

Pengeluaran tiap orang adalah penerimaan bagi orang lain (tiap transaksi harus memiliki dua sisi)

Page 11: CASE FAIR

BAB 18 Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

11

KOMPONEN EKONOMI MAKROPasar

Salah satu cara lain untuk melihat hubungan rumah tangga, perusahaan, produk, dan sektor internasional adalah membahas pasar tempat mereka berinteraksi:

• pasar barang dan jasa• pasar tenaga kerja• pasar uang (finansial)

Page 12: CASE FAIR

19Mengukur Output Nasional dan Pendapatan Nasional

BAGIAN IV Konsep dan Permasalahan dalam Ilmu Ekonomi Makro

Page 13: CASE FAIR

20Masalah Jangka Panjang dan Jangka Pendek: Pertumbuhan, Produktivitas, Pengangguran, dan Inflasi

BAGIAN IV Konsep dan Permasalahan dalam Ilmu Ekonomi Makro

Page 14: CASE FAIR

21. Pengeluaran Agregat dan Output Ekuilibrium22. Pemerintah dan Kebijakan Fiskal23. Penawaran Uang dan Sistem Bank Sentral24. Permintaan Uang, Tingkat Bunga Ekuilibrium, dan

Kebijakan Moneter

BAGIAN V

PASAR BARANG DAN JASA

CASE FAIR Prinsip-prinsip Ekonomi edisi 8 jilid 2

Page 15: CASE FAIR

21Pengeluaran Agregat dan Output Ekuilibrium

BAGIAN V Pasar Barang dan Jasa

Page 16: CASE FAIR

22Pemerintah dan Kebijakan Fiskal

BAGIAN V PASAR BARANG DAN JASA

Page 17: CASE FAIR

23Penawaran Uang dan Sistem Bank Sentral

BAGIAN V PASAR BARANG DAN JASA

Page 18: CASE FAIR

24Permintaan Uang, Tingkat Bunga Ekuilibrium, dan Kebijakan Moneter

BAGIAN V PASAR BARANG DAN JASA

Page 19: CASE FAIR

25. Uang, Tingkat Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan

26. Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi27. Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi28. Persoalan dan Kebijakan Ekonomi Makro29. Pasar Saham dan Perekonomian30. Perilaku Rumah Tangga dan Perusahaan dalam

Ekonomi Makro: Tinjauan Lanjutan*31. Pertumbuhan Jangka Panjang32. Perdebatan dalam Ilmu Ekonomi Makro:

Monetarisme, Teori Neoklasik, dan Ilmu Ekonomi Sisi Penawaran

BAGIAN VI

ANALISIS EKONOMI MAKRO

CASE FAIR Prinsip-prinsip Ekonomi edisi 8 jilid 2

Page 20: CASE FAIR

25Uang, Tingkat Bunga, dan Output: Analisis dan Kebijakan

BAGIAN VI ANALISIS EKONOMI MAKRO

Page 21: CASE FAIR

26Permintaan Agregat, Penawaran Agregat, dan Inflasi

BAGIAN VI ANALISIS EKONOMI MAKRO

Page 22: CASE FAIR

27Pasar Tenaga Kerja, Pengangguran, dan Inflasi

BAGIAN VI ANALISIS EKONOMI MAKRO

Page 23: CASE FAIR

28Persoalan dan Kebijakan Ekonomi Makro

BAGIAN VI ANALISIS EKONOMI MAKRO

Page 24: CASE FAIR

29Pasar Saham dan Perekonomian

BAGIAN VI ANALISIS EKONOMI MAKRO

Page 25: CASE FAIR

30Perilaku Rumah Tangga & Perusahaan dalam Ekonomi Makro: Tinjauan Lanjutan*

BAGIAN VI ANALISIS EKONOMI MAKRO

Page 26: CASE FAIR

31Pertumbuhan Jangka Panjang

BAGIAN VI ANALISIS EKONOMI MAKRO

Page 27: CASE FAIR

32Perdebatan dalam Ilmu Ekonomi Makro: Monetarisme, Teori Neoklasik, Ilmu Ekonomi Sisi Penawaran

BAGIAN VI ANALISIS EKONOMI MAKRO

Page 28: CASE FAIR

33. Perdagangan Internasional, Keunggulan Komparatif, dan Proteksionisme

34. Ilmu Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka: Neraca Pembayaran dan Tingkat Kurs

35. Globalisasi36. Pertumbuhan Ekonomi di Perekonomian

Berkembang dan Transisi

BAGIAN VII

PEREKONOMIAN DUNIA

CASE FAIR Prinsip-prinsip Ekonomi edisi 8 jilid 2

Page 29: CASE FAIR

33Perdagangan Internasional, Keunggulan Komparatif, dan Proteksionisme

BAGIAN VII PEREKONOMIAN DUNIA

Page 30: CASE FAIR

34Ilmu Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka: Neraca Pembayaran dan Tingkat Kurs

BAGIAN VII PEREKONOMIAN DUNIA

Page 31: CASE FAIR

35Globalisasi

BAGIAN VII PEREKONOMIAN DUNIA

Page 32: CASE FAIR

36Pertumbuhan Ekonomi di Perekonomian Berkembang dan Transisi

BAGIAN VII PEREKONOMIAN DUNIA

Page 33: CASE FAIR

ILMU EKONOMI

• Ilmu ekonomi mempelajari bagaimana individu dan masyarakat memanfaatkan sumber daya terbatas yang diwariskan oleh alam dan generasi terdahulu

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga33

Page 34: CASE FAIR

PENTINGNYA ILMU EKONOMI

• Mempelajari ilmu ekonomi berarti memahami cara berpikir

• Ilmu ekonomi penting dalam:– Ilmu masyarakat– Pemahaman hubungan internasional– Keputusan voting

• Keputusan ekonomi seringkali berdampak besar

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga34

Page 35: CASE FAIR

3 KONSEP DASAR ILMU EKONOMI

1. Biaya oportunitas

2. Marginalisme

3. Pasar efisien

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga35

Page 36: CASE FAIR

KONSEP DASAR 1BIAYA OPORTUNITAS

• Biaya oportunitas adalah alternatif terbaik yang dikesampingkan atau ditinggalkan ketika mengambil keputusan

• Hampir semua keputusan mengandung kompromi

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga36

Page 37: CASE FAIR

KONSEP DASAR 2MARGINALITAS

• Penghitungan biaya dan keuntungan dari keputusan hanya terkait dengan keputusan itu sendiri

• Misalnya, keputusan memproduksi output tambahan hanya memperhitungkan biaya tambahan (additional atau marginal cost) tanpa memperhitungkan sunk cost yang sudah dikeluarkan dan tidak terkait langsung dengan keputusan tersebut

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga37

Page 38: CASE FAIR

KONSEP DASAR 3PASAR EFISIEN

• Dalam pasar efisien, oportunitas laba terjadi dan berakhir hampir dalam sekejap

• Jarangnya oportunitas laba disebabkan oleh banyaknya orang yang mencarinya

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga38

Page 39: CASE FAIR

LINGKUP DARI ILMU EKONOMI

• Mikroekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku unit pengambil-keputusan, yaitu perusahaan bisnis dan rumahtangga

• Makroekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari agregat ekonomi (pendapatan, output, pekerjaan, dsb) dalam skala nasional

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga39

Page 40: CASE FAIR

PERMASALAHAN DALAM LINGKUP ILMU EKONOMIProduksi Harga Pendapatan Pekerjaan

Mikroekonomi Produksi/ output dari industri dan bisnis individu

Jumlah bahan mentah, kantor, kendaraan

Harga dari barang dan jasa individu

Harga perawatan medis, bahan bakar, pangan, dan sewa apartemen

Distribusi pendapatan dan kekayaan

Upah industri mobil, upah minimum, gaji eksekutif, kemiskinan

Pekerjaan dalam bisnis dan industri individu

Pekerjaan dalam industri baja, jumlah karyawan dalam perusahaan

Makroekonomi Produksi/ output nasional

Output industri total, produk domestik bruto, pertumbuhan output

Tingkat harga agregat

Harga konsumen, harga produsen, tingkat inflasi

Pendapatan nasional

Upah dan gaji total, laba perusahaan total

Pekerjaan dan pengangguran

Jumlah total pekerjaan, tingkat pengangguran

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga40

Page 41: CASE FAIR

METODE DARI ILMU EKONOMI

• Ilmu ekonomi positif

• Ilmu ekonomi normatif

• Ilmu ekonomi empiris

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga41

Page 42: CASE FAIR

METODE DARI ILMU EKONOMI:POSITIF

• Ilmu ekonomi positif mempelajari perilaku ekonomi secara apa adanya

• Metode ini hanya menangani deskripsi dan fungsi• Termasuk dalam metode ini:

– Ekonomi deskriptif mengumpulkan data untuk menjelaskan fenomena atau fakta

– Teori ekonomi menyatakan sebab-akibat atau aksi-reaksi secara umum

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga42

Page 43: CASE FAIR

METODE DARI ILMU EKONOMI:NORMATIF

• Ilmu ekonomi normatif (disebut juga policy economics):1. Menganalisis hasil perilaku ekonomi2. Mengevaluasinya sebagai baik atau buruk3. Menyarankan tindakan tertentu

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga43

Page 44: CASE FAIR

METODE DARI ILMU EKONOMI:EMPIRIS

• Ilmu ekonomi empiris mengumpulkan dan memanfaatkan data untuk menguji teori ekonomi

• Banyak kumpulan data (dikumpulkan oleh biro pemerintah maupun perusahaan privat) tersedia untuk mendukung riset ekonomi

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga44

Page 45: CASE FAIR

TEORI DAN MODEL

• Teori terdiri dari model, model terdiri dari variabel• Model adalah pernyataan formal dari teori,

mendeskripsikan hubungan antar dua variabel atau lebih

• Variabel adalah ukuran yang bervariasi dalam setiap observasi

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga45

Page 46: CASE FAIR

OCKHAM’S RAZOR

• Ockham’s razor adalah prinsip bahwa detail yang tak relevan harus dibuang, karena model adalah simplifikasi (bukan komplikasi) dari kenyataan

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga46

Page 47: CASE FAIR

PERANGKAP DALAM MENYUSUN TEORI EKONOMI

• Kesalahan post hoc ergo propter hoc terkait dengan kesalahan pemikiran mengenai kausalitas:– Walaupun A terjadi sebelum B, belum tentu A

menghasilkan B• Kesalahan komposisi terkait dengan kesalahan

keyakinan bahwa fakta yang berlaku bagi sebagian juga berlaku bagi semua

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga47

Page 48: CASE FAIR

KEBIJAKAN EKONOMI

• Kriteria dalam menentukan hasil ekonomi:– Efisiensi (efisiensi alokatif), ekonomi efisien memproduksi

kebutuhan masyarakat dengan biaya serendah mungkin– Ekuitas, keadilan dari hasil ekonomi– Pertumbuhan ekonomi, peningkatan output total dalam

perekonomian– Stabilitas ekonomi, kondisi kestabilan atau peningkatan

dari output diiringi inflasi rendah dan pemanfaatan penuh sumber daya

BAB 1 Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi

Penerbit Erlangga48

Page 49: CASE FAIR

2Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

Penerbit Erlangga

BAGIAN 1 Pengantar Ekonomi

Page 50: CASE FAIR

KELANGKAAN, PILIHAN, DAN BIAYA OPORTUNITAS 1

• Kebutuhan manusia bersifat tak terbatas, namun sumber daya yang tersedia bersifat terbatas

• Masyarakat memiliki sistem atau mekanisme tersendiri untuk mengolah sumber daya yang terbatas tersebut menjadi barang atau jasa yang bermanfaat

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

Penerbit Erlangga50

Page 51: CASE FAIR

KELANGKAAN, PILIHAN, DAN BIAYA OPORTUNITAS 2

• Produksi adalah proses mengolah sumber daya yang terbatas menjadi barang dan jasa yang bermanfaat

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

51

Page 52: CASE FAIR

KELANGKAAN, PILIHAN, DAN BIAYA OPORTUNITAS 3

• Sistem ekonomi bisa dipahami dengan menjawab tiga pertanyaan dasar:

– Apa yang diproduksi?

– Bagaimana cara produksinya?

– Siapa yang menerima hasil produksi tersebut?

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

52

Page 53: CASE FAIR

KELANGKAAN, PILIHAN, DAN BIAYA OPORTUNITAS 4

• Sumber daya adalah input dari proses produksi

• Barang dan jasa yang bermanfaat bagi rumah tangga adalah output dari proses produksi

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

53

Page 54: CASE FAIR

KELANGKAAN, PILIHAN, DAN BIAYA OPORTUNITAS 5

• Tiga sumber daya utama yang tersedia bagi masyarakat (ketiganya disebut faktor produksi):

– Tanah (land)

– Tenaga kerja (labor)

– Modal (capital)

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

54

Page 55: CASE FAIR

KELANGKAAN & PILIHAN DALAM PEREKONOMIAN SATU ORANG 1

• Hampir semua keputusan dasar yang terjadi dalam perekonomian kompleks juga terjadi dalam perekonomian satu orang

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

55

Page 56: CASE FAIR

KELANGKAAN & PILIHAN DALAM PEREKONOMIAN SATU ORANG 2

• Pilihan terbatas dan kelangkaan adalah konsep dasar yang berlaku dalam masyarakat manapun

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

56

Page 57: CASE FAIR

KELANGKAAN & PILIHAN DALAM PEREKONOMIAN SATU ORANG 3

• Biaya oportunitas adalah alternatif terbaik yang kita korbankan atau abaikan ketika kita mengambil keputusan atau pilihan

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

57

Page 58: CASE FAIR

KELANGKAAN & PILIHAN DALAM PEREKONOMIAN ≥2 ORANG

• Produsen memiliki keunggulan absolut terhadap produsen lainnya dalam produksi barang atau jasa jika produsen tersebut mampu berproduksi dengan lebih sedikit sumber daya

• Produsen memiliki keunggulan komparatif terhadap produsen lainnya dalam produksi barang atau jasa jika produsen tersebut mampu berproduksi dengan lebih sedikit biaya oportunitas

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

58

Page 59: CASE FAIR

SPESIALISASI, PERTUKARAN, DAN KEUNGGULAN KOMPARATIF

• Menurut teori keunggulan komparatif:spesialisasi dan perdagangan bebas akan menguntungkan semua pihak yang melakukan pertukaran,bahkan bagi pihak yang bisa jadi secara absolut adalah produsen yang lebih efisien

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

59

Page 60: CASE FAIR

BARANG MODAL DAN BARANG KONSUMEN 1

• Barang modal adalah barang yang dipakai untuk memproduksi barang atau jasa lainnya

• Barang konsumen adalah barang yang diproduksi untuk konsumsi saat ini

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

60

Page 61: CASE FAIR

BARANG MODAL DAN BARANG KONSUMEN 2

• Investasi adalah proses pemakaian sumber daya untuk memproduksi modal baruMaka, modal adalah gabungan dari investasi sebelumnya

• Biaya oportunitas dari investasi modal setara dengan konsumsi masa kini yang dikorbankan

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

61

Page 62: CASE FAIR

BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI 1

• Batas kemungkinan produksi (ppf - production possibility frontier) adalah grafik yang memperlihatkan semua kombinasi barang dan jasa yang bisa diproduksi dengan memakai sumber daya masyarakat secara efisien

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

62

Page 63: CASE FAIR

• Grafik ppf memiliki slope negatif

• Slope negatif tersebut menunjukkan interaksi antara produksi barang satu dengan yang lain

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI 2

Barang konsumenB

aran

g m

odal

63

Page 64: CASE FAIR

• Titik di bawah kurva bersifat tak efisien

• Pada titik H, sumber daya sama sekali tidak dimanfaatkan atau dimanfaatkan secara tidak efisien

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI 3

Barang konsumenB

aran

g m

odal

64

Page 65: CASE FAIR

• Titik F adalah titik yang diinginkan karena menghasilkan lebih banyak dari kedua jenis barang, namun tidak dimungkinkan oleh jumlah sumber daya yang tersedia dalam perekonomian

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI 4

Barang konsumenB

aran

g m

odal

65

Page 66: CASE FAIR

• Titik C adalah salah satu titik di mana kombinasi produksi dari kedua jenis barang memakai sumber daya secara penuh dan efisien

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI 5

Barang konsumenB

aran

g m

odal

66

Page 67: CASE FAIR

• Pergerakan di sepanjang kurva menunjukkan konsep biaya oportunitas

• Dari titik D ke C, kenaikan produksi barang modal menyebabkan penurunan jumlah barang konsumen

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI 6

Barang konsumenB

aran

g m

odal

67

Page 68: CASE FAIR

BATAS KEMUNGKINAN PRODUKSI 7

• Slope dari kurva ppf disebut juga tingkat transformasi marjinal (mrt – marginal rate of transformation)

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

68

Page 69: CASE FAIR

HUKUM BIAYA OPORTUNITAS YANG MENINGKAT

• Slope negatif dari kurva ppf mewakili hukum biaya oportunitas yang meningkat

• Ketika kita meningkatkan produksi dari satu jenis barang, produksi dari jenis barang yang lain akan menurun secara progresif

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

69

Page 70: CASE FAIR

PERTUMBUHAN EKONOMI 1

• Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan output total dari perekonomian, yang disebabkan oleh:

– Penemuan sumber daya baru

– Penemuan cara baru yang memproduksi lebih banyak dengan tetap memakai sumber daya yang tersedia

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

70

Page 71: CASE FAIR

PERTUMBUHAN EKONOMI 2

• Sumber utama pertumbuhan ekonomi antara lain:

– Akumulasi modal

– Perkembangan teknologi

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

71

Page 72: CASE FAIR

• Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan dengan pergeseran kurva ppf ke arah luar

• Pergeseran ke luar berarti kenaikan produksi satu jenis barang tidak menurunkan produksi jenis barang lainnya

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

PERTUMBUHAN EKONOMI 3

Barang konsumenB

aran

g m

odal

72

Page 73: CASE FAIR

• Dari titik D, perekonomian bisa memilih kombinasi output manapun di antara titik F dan G

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

PERTUMBUHAN EKONOMI 4

Barang konsumenB

aran

g m

odal

73

Page 74: CASE FAIR

SUMBER PERTUMBUHAN DAN DILEMA NEGARA MISKIN

• Dibandingkan dengan negara miskin, negara kaya lebih banyak mengalokasikan sumber daya untuk barang modal

• Alokasi terhadap barang modal tersebut memacu laju pertumbuhan ekonomi negara kaya

• Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi negara kaya tersebut ikut memperbesar jurang perbedaan ekonomi antara negara kaya dan negara miskin

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

74

Page 75: CASE FAIR

SISTEM EKONOMI 1

• Permasalahan ekonomi:dengan terbatasnya sumber daya, bagaimana caranya masyarakat mengatasi dengan baik tiga pertanyaan dasar ekonomi?

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

75

Page 76: CASE FAIR

SISTEM EKONOMI 2

• Sistem ekonomi adalah cara-cara dasar yang disusun oleh masyarakat untuk mengatasi permasalahan ekonomi

• Jenis-jenis sistem ekonomi:– Perekonomian komando– Perekonomian laissez-faire– Sistem campuran

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

76

Page 77: CASE FAIR

SISTEM EKONOMI 3

• Dalam perekonomian komando, pemerintah pusat secara langsung atau tidak langsung menentukan target output, pendapatan, dan harga

• Dalam perekonomian laissez-faire, perorangan dan perusahaan mengejar tujuan pribadi mereka tanpa adanya peraturan atau arahan terpusat

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

77

Page 78: CASE FAIR

PEREKONOMIAN LAISSEZ-FAIRE 1

• Pasar adalah lembaga di mana penjual dan pembeli berinteraksi dan melakukan pertukaran

• Lembaga sentral dalam perekonomian laissez-faire adalah sistem pasar bebas

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

78

Page 79: CASE FAIR

PEREKONOMIAN LAISSEZ-FAIRE 2

• Kedaulatan konsumen (consumer sovereignty) adalah ide bahwa konsumenlah yang menentukan apa yang diproduksi atau tidak diproduksi dengan cara memilih apa yang dibelinya atau tidak dibelinya

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

79

Page 80: CASE FAIR

PEREKONOMIAN LAISSEZ-FAIRE 3

• Usaha bebas (free enterprise) berarti produsen harus menentukan sendiri cara perencanaan, pengorganisasian, dan pengkoordinasian dari produksi barangnya atau jasanya

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

80

Page 81: CASE FAIR

PEREKONOMIAN LAISSEZ-FAIRE 4

• Distribusi output ditentukan secara desentralisasi, yang artinya jumlah yang diterima oleh rumah tangga ditentukan oleh pendapatannya dan kekayaannya sendiri-sendiri

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

81

Page 82: CASE FAIR

PEREKONOMIAN LAISSEZ-FAIRE 5

• Harga adalah nilai jual produk per unit

• Harga mencerminkan kemauan masyarakat dalam membayar produk terkait

• Harga menjadi mekanisme koordinasi dasar dalam pasar bebas

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

82

Page 83: CASE FAIR

SISTEM CAMPURAN, PASAR, DAN PEMERINTAH 1

• Karena pasar tidaklah sempurna, pemerintah melibatkan diri dan sering kali memainkan peran penting dalam perekonomian

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

83

Page 84: CASE FAIR

SISTEM CAMPURAN, PASAR, DAN PEMERINTAH 2

• Tujuan keterlibatan pemerintah dalam perekonomian antara lain:– Meminimisasi ketidakefisienan pasar– Menyediakan barang publik– Mendistribusi ulang pendapatan– Menstabilisasi perekonomian makro, yang artinya:

• Mendukung rendahnya tingkat pengangguran• Mendukung rendahnya tingkat inflasi

Penerbit Erlangga

BAB 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

84

Page 85: CASE FAIR

3Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

Penerbit Erlangga

BAGIAN 1 Pengantar Ekonomi

Page 86: CASE FAIR

UNIT KEPUTUSAN DASAR: PERUSAHAAN 1

• Perusahaan (firm) adalah organisasi yang mengolah sumber daya (input) menjadi produk (output)

• Perusahaan adalah unit produksi utama dalam perekonomian pasar

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

86

Page 87: CASE FAIR

UNIT KEPUTUSAN DASAR: PERUSAHAAN 2

• Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang mengorganisasikan, mengelola, dan menanggung risiko perusahaan, yang memakai ide atau produk yang baru dan menjadikannya bisnis yang sukses

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

87

Page 88: CASE FAIR

UNIT KEPUTUSAN DASAR: RUMAH TANGGA

• Rumah tangga (household) adalah unit konsumen dalam perekonomian

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

88

Page 89: CASE FAIR

PASAR INPUT & PASAR OUTPUT

• Pasar output (pasar produk) adalah pasar di mana barang dan jasa diperjualbelikan

• Pasar input (pasar faktor) adalah pasar di mana sumber daya (tenaga kerja, modal, dan tanah) yang dipakai dalam produksi diperjualbelikan

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

89

Page 90: CASE FAIR

PASAR INPUT & PASAR OUTPUT:ALIRAN MELINGKAR 1

• Aliran melingkar (cicular flow) dari aktivitas ekonomi menunjukkan interaksi antara perusahaan dan rumah tangga dalam pasar input dan pasar output

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

90

Page 91: CASE FAIR

PASAR INPUT & PASAR OUTPUT:ALIRAN MELINGKAR 2

• Barang dan jasa mengalir searah jarum jam:– Jasa tenaga kerja dari rumah tangga ke perusahaan– Barang dan jasa dari perusahaan ke rumah tangga

• Pembayaran (biasanya berupa uang) mengalir berlawanan arah jarum jam:– Pembayaran jasa tenaga kerja dari perusahaan ke rumah– Pembayaran barang dan jasa dari rumah tangga ke

perusahaan

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

91

Page 92: CASE FAIR

PASAR INPUT

• Pasar input mencakup:

– Pasar tenaga kerja, di mana pekerja ditawarkan pada perusahaan yang memerlukannya dengan upah

– Pasar modal, di mana tabungan ditawarkan pada perusahaan yang memerlukan dana membeli barang modal dengan bunga atau klaim laba masa depan

– Pasar tanah, di mana tanah atau properti riil lainnya ditawarkan dengan sewa

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

92

Page 93: CASE FAIR

PERMINTAAN DALAM PASAR PRODUK/OUTPUT

• Permintaan rumah tangga atas kuantitas dari output atau permintaan ditentukan oleh:– Harga produk– Pendapatan saat ini dari rumah tangga– Jumlah akumulasi kekayaan rumah tangga– Harga produk alternatif yang tersedia– Selera dan preferensi rumah tangga– Ekspektasi masa depan rumah tangga terkait mengenai

pendapatannya, kekayaannya dan harga produk

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

93

Page 94: CASE FAIR

KUANTITAS YANG DIMINTA

• Kuantitas yang diminta (quantity demanded) adalah jumlah unit produk yang dibeli rumah tangga dalam periode tertentu, jika rumah tangga mampu membeli semua kebutuhannya dengan harga pasar saat itu

• Kuantitas yang diminta dan harga pasar menjadi keterhubungan terpenting dalam pasar tunggal

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

94

Page 95: CASE FAIR

PERUBAHAN KUANTITAS DIMINTA VS PERUBAHAN PERMINTAAN

• Kuantitas yang diminta per periode dipengaruhi oleh perubahan harga

• Permintaan (demand) dipengaruhi oleh:– Perubahan pendapatan– Kekayaan– Harga produk lain– Selera– Ekspektasi

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

95

Page 96: CASE FAIR

SKEDUL PERMINTAAN DAN KURVA PERMINTAAN

• Skedul permintaan adalah tabel yang mendaftarkan seberapa banyak produk tertentu yang akan dibeli oleh rumah tangga pada beberapa variasi harga

• Kurva permintaan adalah grafik yang menggambarkan seberapa banyak produk tertentu yang akan dibeli oleh rumah tangga pada beberapa variasi harga

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

96

Page 97: CASE FAIR

HUKUM PERMINTAAN

• Hukum permintaan menyatakan hubungan negatif atau terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta

• Ketika harga naik maka kuantitas yang diminta menurun, ketika harga turun maka kuantitas yang diminta meningkat

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

97

Page 98: CASE FAIR

PENENTU LAIN ATAS PERMINTAAN RUMAH TANGGA 1

• Pendapatan (income) adalah ukuran aliran yang berupa jumlah penerimaan rumah tangga pada periode tertentu yang meliputi:– Upah – Gaji – Laba– Pembayaran bunga– Sewa– Bentuk penghasilan lainnya

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

98

Page 99: CASE FAIR

PENENTU LAIN ATAS PERMINTAAN RUMAH TANGGA 2

• Kekayaan (wealth, disebut juga nilai bersih - net worth) adalah ukuran simpanan yang berupa total nilai yang dimiliki rumah tangga dikurangi nilai utangnya

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

99

Page 100: CASE FAIR

PENENTU LAIN ATAS PERMINTAAN RUMAH TANGGA 3

• Barang substitusi adalah barang-barang yang bisa saling menggantikan

• Naiknya harga barang tertentu akan meningkatkan permintaan untuk barang substitusinya

• Barang substitusi sempurna adalah barang-barang yang identik

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

100

Page 101: CASE FAIR

PENENTU LAIN ATAS PERMINTAAN RUMAH TANGGA 3

• Barang komplementer adalah barang-barang yang “sejalan”

• Naiknya harga barang tertentu akan meningkatkan permintaan untuk barang komplementernya

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

101

Page 102: CASE FAIR

• Perubahan kuantitas yang diminta menyebabkan pergeseran sepanjang kurva

• Perubahan permintaan menyebabkan bergesernya keseluruhan kurva

Penerbit Erlangga

PERGESERAN SEPANJANG KURVA VS PERGESERAN KURVA

Kuantitas

Har

ga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

102

Page 103: CASE FAIR

DARI PERMINTAAN RUMAH TANGGA KE PERMINTAAN PASAR

• Permintaan (demand) atas barang dan jasa bisa didefinisikan dalam rumah tangga tersendiri atau dalam sekelompok rumah tangga yang membentuk pasar

• Permintaan pasar (market demand) adalah jumlah semua kuantitas barang atau jasa yang diminta per periode oleh semua rumah tangga yang membelinya di pasar

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

103

Page 104: CASE FAIR

PENAWARAN DALAM PASAR PRODUK/OUTPUT 1

• Keputusan penawaran bergantung pada potensi laba

• Laba (profit) adalah selisih antara penerimaan dan biaya

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

104

Page 105: CASE FAIR

PENAWARAN DALAM PASAR PRODUK/OUTPUT 2

• Kuantitas yang ditawarkan (quantity supllied) adalah jumlah poduk tertentu yang akan tersedia atau mampu ditawarkan perusahaan untuk dijual dalam harga dan periode tertentu

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

105

Page 106: CASE FAIR

PENAWARAN DALAM PASAR PRODUK/OUTPUT 3

• Skedul penawaran adalah tabel yang mendaftarkan seberapa banyaknya produk akan dijual oleh perusahaan dalam beberapa variasi harga

• Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan seberapa banyaknya produk akan dijual oleh perusahaan dalam beberapa variasi harga

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

106

Page 107: CASE FAIR

PENAWARAN DALAM PASAR PRODUK/OUTPUT 4

• Hukum penawaran menyatakan hubungan positif antara harga dan kuantitas dari produk yang ditawarkan

• Ketika harga naik maka kuantitas yang ditawarkan meningkat, ketika harga turun maka kuantitas yang ditawarkan menurun

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

107

Page 108: CASE FAIR

PENENTU LAIN ATAS PENAWARAN

• Penentu-penentu lain atas penawaran meliputi:

– Harga produk– Biaya produksi, yang bergantung pada:

• Harga input yang diperlukan dalam produksi• Teknologi yang dipakai dalam produksi

– Harga produk-produk lain yang terkait

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

108

Page 109: CASE FAIR

• Perubahan kuantitas yang ditawarkan menyebabkan pergeseran sepanjang kurva

• Perubahan penawaran menyebabkan bergesernya keseluruhan kurva

Penerbit Erlangga

PERGESERAN SEPANJANG KURVA VS PERGESERAN KURVA

Kuantitas

Har

ga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

109

Page 110: CASE FAIR

DARI PENAWARAN TERSENDIRI KE PENAWARAN PASAR

• Penawaran (supply) atas barang dan jasa bisa didefinisikan dalam perusahaan tersendiri atau dalam sekelompok perusahaan yang membentuk pasar atau industri

• Penawaran pasar (market supply) adalah jumlah semua kuantitas barang atau jasa yang ditawarkan per periode oleh semua perusahaan yang menjualnya di pasar

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

110

Page 111: CASE FAIR

EKUILIBRIUM PASAR

• Ekuilibrium pasar adalah kondisi di mana kuantitas yang ditawarkan sama dengan kuantitas yang diminta

• Pada ekuilibrium, tidak ada kecenderungan untuk berubahnya harga

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

111

Page 112: CASE FAIR

PERMINTAAN BERLEBIH

• Permintaan berlebih (excess demand) atau kekurangan (shortage) adalah kondisi di mana kuantitas yang diminta melebihi yang ditawarkan pada harga saat itu

• Harga akan cenderung naik hingga tercapainya ekuilibrium baru

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

112

Page 113: CASE FAIR

PENAWARAN BERLEBIH

• Penawaran berlebih (excess supply) atau surplus adalah kondisi di mana kuantitas yang ditawarkan melebihi yang diminta pada harga saat itu

• Harga akan cenderung turun hingga tercapainya ekuilibrium baru

Penerbit Erlangga

BAB 3 Permintaan, Penawaran, dan Ekuilibrium Pasar

113

Page 114: CASE FAIR

4Penerapan dari Permintaan dan Penawaran

Penerbit Erlangga

BAGIAN 1 Pengantar Ekonomi

Page 115: CASE FAIR

SISTEM HARGA

• Sistem pasar menjalankan dua fungsi penting yang saling berkaitan erat, yaitu:– Alokasi sumber daya (resource allocation), yaitu

pengalokasian sumber daya bagi produsen dan bauran output akhirnya

– Penjatahan harga (price rationing), yaitu pengalokasian barang dan jasa untuk konsumen ketika kuantitas permintaan jauh melebihi kuantitas penawaran

Penerbit Erlangga

BAB 4 Penerapan dari Permintaan dan Penawaran

115

Page 116: CASE FAIR

PENJATAHAN HARGA

• Penurunan penawaran menyebabkan kekurangan (shortage) pada harga saat itu

• Penawaran yang berkurang itu dijatahkan kepada pihak yang mau dan mampu untuk membayar harga yang lebih tinggi

Penerbit Erlangga

BAB 4 Penerapan dari Permintaan dan Penawaran

116

Page 117: CASE FAIR

PEMBATASAN PASAR

• Pagu harga (price ceiling) adalah harga barang maksimal yang boleh ditetapkan penjual, biasanya ditentukan oleh pemerintah

Penerbit Erlangga

BAB 4 Penerapan dari Permintaan dan Penawaran

117

Page 118: CASE FAIR

MEKANISME PENJATAHAN ALTERNATIF

• Antrian (queuing) merupakan mekanisme penjatahan non harga

• Pelanggan pilihan (favored customer) adalah orang yang menerima perlakuan khusus dari penyalur selama situasi permintaan berlebih

• Kupon penjatahan (ration coupon) memungkinkan pembelian produk dalam jumlah tertentu per bulan

Penerbit Erlangga

BAB 4 Penerapan dari Permintaan dan Penawaran

118

Page 119: CASE FAIR

PASAR GELAP

• Usaha pembatasan harga sering kali menyebabkan evolusi pasar gelap

• Pasar gelap (black market) menjalankan perdagangan ilegal dengan harga yang ditentukan oleh pasar itu sendiri

Penerbit Erlangga

BAB 4 Penerapan dari Permintaan dan Penawaran

119

Page 120: CASE FAIR

KELEMAHAN DARI SISTEM PENJATAHAN

• Permintaan berlebih tetap terjadi dan tidak bisa dihilangkan

• Tak peduli seberapa baiknya niat dan usaha pihak swasta dan pemerintah, sangatlah sulit untuk:– Mencegah beroperasinya sistem harga– Menghentikan kemauan membayar lebih

Penerbit Erlangga

BAB 4 Penerapan dari Permintaan dan Penawaran

120

Page 121: CASE FAIR

HARGA DASAR

• Harga dasar (price floor) adalah harga minimum untuk perdagangan yang diizinkan

• Contoh paling umum dari harga dasar adalah upah minimum (minimum wage)

• Akibat dari penetapan harga dasar adalah penawaran berlebih

Penerbit Erlangga

BAB 4 Penerapan dari Permintaan dan Penawaran

121

Page 122: CASE FAIR

SURPLUS KONSUMEN DAN SURPLUS PRODUSEN

• Surplus konsumen adalah selisih antara jumlah maksimum yang orang bersedia bayarkan untuk dan harga pasar dari produk pada saat tertentu

• Surplus produsen adalah selisih antara harga pasar dan biaya produksi total perusahaan pada saat tertentu

Penerbit Erlangga

BAB 4 Penerapan dari Permintaan dan Penawaran

122

Page 123: CASE FAIR

SURPLUS KONSUMEN DAN SURPLUS PRODUSEN MAKSIMAL

• Surplus konsumen dan surplus produsen total bernilai maksimal pada titik ekuilibrium di mana kurva permintaan dan kurva penawaran saling berpotongan

• Konsumen menerima keuntungan dari harga yang dibayarnya, sementara produsen menerima kompensasi dari biaya

Penerbit Erlangga

BAB 4 Penerapan dari Permintaan dan Penawaran

123

Page 124: CASE FAIR

SURPLUS KONSUMEN DAN SURPLUS PRODUSEN MAKSIMAL

• Kerugian bobot mati (deadweight loss) adalah kerugian bersih bagi surplus produsen dan surplus konsumen akibat:

– Produksi-kurang (underproduction)

– Produksi-berlebih (overproduction)

Penerbit Erlangga

BAB 4 Penerapan dari Permintaan dan Penawaran

124

Page 125: CASE FAIR

5Elastisitas

Penerbit Erlangga

BAGIAN 1 Pengantar Ekonomi

Page 126: CASE FAIR

ELASTISITAS

• Elastisitas adalah konsep umum dalam mengukur respons/tanggapan dari variabel tertentu ketika variabel lain berubah

• Jika variabel A berubah karena variabel B berubah, elastisitas A terhadap B sama dengan perubahan persentase A dibagi perubahan persentase B

Penerbit Erlangga

BAB 5 Elastisitas

126

Page 127: CASE FAIR

KURVA PERMINTAAN DAN ELASTISITAS

• Ketanggapan (responsiveness) tidak cukup diukur dengan slope kurva permintaan karena nilainya tergantung unit ukuran yang digunakan

• Maka, elastisitas diukur dengan persentase

Penerbit Erlangga

BAB 5 Elastisitas

127

Page 128: CASE FAIR

ELASTISITAS HARGA TERHADAP PERMINTAAN

• Elastisitas harga permintaan adalah rasio perubahan persentase dalam kuantitas yang diminta terhadap perubahan persentase dalam harga

Penerbit Erlangga

BAB 5 Elastisitas

128

Page 129: CASE FAIR

TIPE-TIPE ELASTISITAS1

• Permintaan inelastis sempurna memiliki kuantitas yang diminta yang sama sekali tidak tanggap terhadap perubahan harganya, nilai elastisitasnya 0 (nol)

• Permintaan inelastis memiliki perubahan kuantitas yang diminta yang terkadang tanggap terhadap perubahan harganya dalam kisaran nilai yang tidak besar, nilai elastisitasnya antara 0 (nol) dan -1

Penerbit Erlangga

BAB 5 Elastisitas

129

Page 130: CASE FAIR

TIPE-TIPE ELASTISITAS2

• Permintaan berelastisitas uniter memiliki hubungan perubahan persentase kuantitas yang diminta yang sama dengan perubahan persentase harganya, nilai elastisitasnya -1

Penerbit Erlangga

BAB 5 Elastisitas

130

Page 131: CASE FAIR

TIPE-TIPE ELASTISITAS3

• Permintaan elastis memiliki perubahan persentase kuantitas yang diminta yang lebih besar nilai absolutnya dibandingkan dengan persentase perubahan harganya, nilainya elastisitasnya kurang dari -1

• Permintaan elastis sempurna memiliki perubahan kuantitas yang diminta yang langsung jatuh ke nol hanya akibat peningkatan kecil dari harganya

Penerbit Erlangga

BAB 5 Elastisitas

131

Page 132: CASE FAIR

MENGHITUNG ELASTISITAS1

• Pada permintaan elastis:– Peningkatan harga akan menurunkan kuantitas yang

diminta dalam persentase perubahan yang lebih besar daripada persentase perubahan harganya

– Penerimaan total akan menurun

• Pada permintaan inelastis, peningkatan harga akan meningkatkan penerimaan total

Penerbit Erlangga

BAB 5 Elastisitas

132

Page 133: CASE FAIR

MENGHITUNG ELASTISITAS2

• Pada permintaan elastis:– Penurunan harga akan meningkatkan kuantitas yang

diminta dalam persentase perubahan yang lebih besar daripada persentase perubahan harganya

– Penerimaan total akan meningkat• Pada permintaan inelastis:

– Penurunan harga akan meningkatkan kuantitas yang diminta dalam persentase perubahan yang lebih kecil daripada persentase perubahan harganya

– Penerimaan total akan menurunPenerbit Erlangga

BAB 5 Elastisitas

133

Page 134: CASE FAIR

PENENTU ELASTISITAS PERMINTAAN

• Elastisitas permintaan bergantung pada:

– Ketersediaan barang substitusi

– Pentingnya barang dalam anggaran perseorangan

– Kerangka waktu yang digunakan

Penerbit Erlangga

BAB 5 Elastisitas

134

Page 135: CASE FAIR

ELASTISITAS LAINNYA 1

• Elastisitas pendapatan dari permintaan mengukur tanggapan kuantitas yang diminta terhadap perubahan pendapatan

• Elastisitas harga-silang dari permintaan mengukur tanggapan kuantitas yang diminta dari barang tertentu terhadap perubahan harga dari barang lain

Penerbit Erlangga

BAB 5 Elastisitas

135

Page 136: CASE FAIR

ELASTISITAS LAINNYA 2

• Elastisitas penawaran mengukur tanggapan kuantitas yang ditawarkan dari barang tertentu terhadap perubahan harga barang itu sendiri

• Elastisitas penawaran tenaga kerja mengukur tanggapan kuantitas yang ditawarkan dari tenaga kerja terhadap perubahan harga tenaga kerja itu sendiri

Penerbit Erlangga

BAB 5 Elastisitas

136

Page 137: CASE FAIR

BAGIAN 2

DASAR-DASAR MIKROEKONOMI: KONSUMEN DAN PERUSAHAAN

6. Perilaku Rumah-Tangga dan Pilihan Konsumen7. Proses Produksi: Perilaku dari Perusahaan yang

Memaksimalkan Laba8. Biaya Jangka-Pendek dan Pilihan Output9. Biaya Jangka-Panjang dan Pilihan Output10. Permintaan Input: Pasar Tenaga Kerja dan Tanah11. Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan

Investasi12. Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan

Sempurna

Penerbit Erlangga

CASE FAIR Prinsip-prinsip Ekonomi edisi 8 jilid 1

Page 138: CASE FAIR

6Perilaku Rumah-Tangga dan Pilihan Konsumen

Penerbit Erlangga

BAGIAN 2 Dasar-dasar Mikroekonomi: Konsumen dan Perusahaan

Page 139: CASE FAIR

ASUMSI-ASUMSI

• Dalam asumsi pasar kompetitif sempurna:– Harga ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan– Tidak ada satu rumah tangga atau perusahaan pun yang

memiliki kendali terhadap penawaran dan permintaan

• Rumah tangga diasumsikan memiliki pengetahuan sempurna mengenai kualitas dan harga dari semua yang tersedia di pasar

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

139

Page 140: CASE FAIR

PERILAKU RUMAH TANGGA DI PASAR OUTPUT 1

• Setiap rumah tangga harus membuat tiga keputusan dasar, yaitu:

– Berapa banyak tiap produk/output yang dimintanya– Berapa banyak tenaga kerja yang ditawarkannya– Berapa banyak yang dibelanjakannya saat ini dan yang

ditabungnya untuk masa depan

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

140

Page 141: CASE FAIR

PERILAKU RUMAH TANGGA DI PASAR OUTPUT 2

• Batasan atau kendala anggaran rumah tangga ditentukan oleh:– Pendapatan– Kekayaan– Harga

• Batasan anggaran memisahkan antara kombinasi barang dan jasa yang terjangkau dan yang tidak terjangkau

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

141

Page 142: CASE FAIR

PERILAKU RUMAH TANGGA DI PASAR OUTPUT 3

• Masalah pilihan rumah tangga adalah masalah alokasi pendapatan terhadap sejumlah barang & jasa

• Perubahan harga dari salah satu barang atau jasa bisa mengubah keseluruhan alokasi

• Permintaan atas barang-barang tertentu bisa meningkat, sementara permintaan atas barang-barang lainnya bisa menurun

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

142

Page 143: CASE FAIR

PERILAKU RUMAH TANGGA DI PASAR OUTPUT 4

• Selama rumah tangga memiliki pendapatan yang terbatas, biaya riil setiap barang atau jasa tunggal sama dengan nilai barang atau jasa lain yang bisa dibeli dengan harga dan jumlah yang sama

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

143

Page 144: CASE FAIR

PERILAKU RUMAH TANGGA DI PASAR OUTPUT 5

• Dalam batasan harga, pendapatan, dan kekayaan, keputusan rumah tangga akhirnya bergantung pada:

– Preferensi (suka, tidak suka)

– Selera

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

144

Page 145: CASE FAIR

BASIS PILIHAN: UTILITAS1

• Lebih disukainya satu item daripada item lain bergantung pada banyaknya utilitas atau kepuasan yang dihasilkannya dibandingkan dengan item alternatifnya

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

145

Page 146: CASE FAIR

BASIS PILIHAN: UTILITAS2

• Hukum utilitas marjinal yang semakin menurun menyatakan bahwa semakin banyak jumlah yang dikonsumsi dalam periode waktu tertentu maka semakin sedikit kepuasan atau utilitas yang didapatkan dari setiap unit tambahan (marjinal)

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

146

Page 147: CASE FAIR

EFEK PENDAPATAN DANEFEK SUBSTITUSI

• Slope negatif dari kurva permintaan disebabkan oleh:

– Utilitas marjinal semua barang yang menurun

– Sebagian besar barang normal yang akan semakin dikonsumsi jika harganya menurun, baik karena efek pendapatan maupun efek substitusi

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

147

Page 148: CASE FAIR

SURPLUS KONSUMEN

• Bila barang dijual dengan harga tetap, rumah tangga harus “mengungkapkan” kelayakan dari barang tersebut untuk dijual dengan harga tersebut

• Banyak orang yang membeli di pasar tertentu mendapatkan nilai barang yang melebihi harga barang tersebut

• Orang-orang tersebut disebut mengalami surplus konsumen

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

148

Page 149: CASE FAIR

PILIHAN RUMAH TANGGA DALAM PASAR INPUT 1

• Dalam pasar tenaga kerja, ada trade-off antara nilai barang atau jasa (yang bisa dibeli di pasar itu atau diproduksi di rumah tangga) dan nilai dari waktu luang

• Biaya oportunitas pekerjaan yang dibayar adalah waktu luang dan pekerjaan yang tidak dibayar

• Tingkat upah adalah harga (biaya oportunitas) dari manfaat pekerjaan yang tidak dibayar atau waktu luang

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

149

Page 150: CASE FAIR

PILIHAN RUMAH TANGGA DALAM PASAR INPUT 2

• Perubahan tingkat upah memiliki efek pendapatan dan efek substitusi yang berlawanan arah

• Peningkatan tingkat upah berarti:– Waktu luang lebih mahal (efek substitusi)– Lebih banyak pendapatan dalam waktu kerja yang sama,

maka kemungkinan waktu luang meningkat (efek pendapatan)

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

150

Page 151: CASE FAIR

PILIHAN RUMAH TANGGA DALAM PASAR INPUT 3

• Rumah tangga juga bisa mengalokasikan pendapatan ke tabungan atau mengambil pinjaman:

– Keputusan menabung berarti memakai pendapatan masa kini untuk pengeluaran masa depan

– Keputusan meminjam berarti memakai pendapatan masa depan untuk pengeluaran masa kini

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

151

Page 152: CASE FAIR

PILIHAN RUMAH TANGGA DALAM PASAR INPUT 4

• Kenaikan tingkat bunga terhadap tabungan akan:– Berefek positif jika efek substitusi mendominasi efek

pendapatan– Berefek negatif jika efek pendapatan mendominasi efek

substitusi

• Sebagian besar bukti empiris menunjukkan dominasi efek substitusi

Penerbit Erlangga

BAB 6 Perilaku Rumah Tangga dan Pilihan Konsumen

152

Page 153: CASE FAIR

7Proses Produksi: Perilaku dari Perusahaan yang Memaksimalkan Laba

Penerbit Erlangga

BAGIAN 2 Dasar-dasar Mikroekonomi: Konsumen dan Perusahaan

Page 154: CASE FAIR

PRODUKSI

• Walaupun saling berbeda dalam ukuran dan organisasi internalnya, semua perusahaan memerlukan input dan mengolahnya menjadi output dengan proses produksi

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

154

Page 155: CASE FAIR

ASUMSI-ASUMSI

• Tak ada satu perusahaan pun yang bisa mengontrol harga dalam persaingan sempurna, sesuai dengan asumsi:– Industri kompetitif sempurna terdiri dari banyak

perusahaan yang masing-masing ukurannya relatif kecil dibandingkan ukuran industri keseluruhan

– Setiap perusahaan dalam industri kompetitif sempurna memproduksi produk homogen

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

155

Page 156: CASE FAIR

ELASTISITAS SEMPURNA DARI KURVA PERMINTAAN KOMPETITIF

• Perusahaan kompetitif menghadapi kurva permintaan yang elastis sempurna:

– Perusahaan yang menaikkan harga melampaui harga pasar tidak akan bisa menjual produknya sama sekali

– Sebaliknya, tidak ada dorongan bagi perusahaan untuk menurunkan harga karena perusahaan bisa menjual semua produknya sesuai harga pasar

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

156

Page 157: CASE FAIR

PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN 1

• Di semua industri, perusahaan yang memaksimalkan keuntungan harus menentukan tiga pilihan:

– Berapa banyak output yang ditawarkannya

– Bagaimana cara memproduksi output tersebut

– Berapa banyak input yang dimintanya

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

157

Page 158: CASE FAIR

PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN 2

• Labasama dengan penerimaan total dikurangi biaya total

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

158

Page 159: CASE FAIR

PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN 3

• Biaya total (biaya ekonomis) meliputi:

– Biaya yang benar-benar dikeluarkan

– Biaya oportunitas setiap faktor produksi (mencakup juga tingkat penghasilan normal dari modal)

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

159

Page 160: CASE FAIR

PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN 4

• Tingkat penghasilan normal (normal rate of return) dari modal termasuk ke dalam biaya total karena pengikatan sumber daya ke dalam simpanan modal perusahaan akan menghasilkan biaya oportunitas

• Investor mengharapkan tingkat penghasilan normal ketika mendanai bisnis atau membeli saham

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

160

Page 161: CASE FAIR

PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN 5

• Tingkat laba (profit) positif adalah tingkat penghasilan modal di atas normal

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

161

Page 162: CASE FAIR

PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN 6

• Jangka pendek (short run) memiliki asumsi:– Skala tetap atau faktor produksi tetap– Tak ada perusahaan yang masuk atau keluar dari industri

• Jangka panjang (long run) memiliki asumsi:– Perusahaan bisa memilih skala operasi apapun– Bisa ada perusahaan yang masuk ke atau keluar dari

industri

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

162

Page 163: CASE FAIR

PERILAKU PERUSAHAAN YANG MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN 7

• Dalam mengambil keputusan, perusahaan perlu mengetahui tiga hal, yaitu:

– Harga pasar output

– Teknik produksi yang tersedia

– Harga input

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

163

Page 164: CASE FAIR

PROSES PRODUKSI1

• Fungsi produksi atau fungsi produk total adalah hubungan antara input dan output (teknologi produksi) yang dinyatakan dengan angka atau secara matematis

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

164

Page 165: CASE FAIR

PROSES PRODUKSI2

• Produk marjinal dari input variabel adalah output tambahan yang akan diproduksi oleh input tambahan tersebut jika semua input lain konstan

• Hukum hasil yang menurun menyatakan bahwa penambahan unit input variabel terhadap input tetap melampaui titik tertentu akan menurunkan produk marjinal dari input variabel tersebut

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

165

Page 166: CASE FAIR

PROSES PRODUKSI3

• Produk rata-rata adalah jumlah rata-rata produk dari tiap unit faktor produksi variabel, dengan interaksi sebagai berikut:

– Produk marjinal di atas produk rata-rata, maka produk rata-rata akan menurun

– Produk marjinal di bawah produk rata-rata, maka produk rata-rata akan meningkat

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

166

Page 167: CASE FAIR

PROSES PRODUKSI4

• Modal dan tenaga kerja merupakan input komplemeter dan juga input substitusi

• Modal bisa meningkatkan produktivitas tenaga kerja, tapi juga bisa mensubstitusikan tenaga kerja

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

167

Page 168: CASE FAIR

PILIHAN TEKNOLOGI

• Salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh semua perusahaan adalah teknologi mana yang akan dipergunakan

• Perusahaan yang memaksimalkan laba akan memilih kombinasi input yang meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba

Penerbit Erlangga

BAB 7 Proses Produksi: Perilaku Perusahaan yang Memaksialkan Keuntungan

168

Page 169: CASE FAIR

8Biaya Jangka-Pendek dan Pilihan Output

Penerbit Erlangga

BAGIAN 2 Dasar-dasar Mikroekonomi: Konsumen dan Perusahaan

Page 170: CASE FAIR

PENGHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

• Penghitungan biaya produksi memerlukan pengetahuan mengenai:

– Kuantitas dan kombinasi input yang diperlukan dalam produksi

– Biaya masing-masing input

Penerbit Erlangga

BAB 8 Biaya Jangka Pendek dan Keputusan Output

170

Page 171: CASE FAIR

BIAYA DALAM JANGKA PENDEK1

• Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh berproduksi atau tidak berproduksinya perusahaan, dan dalam jangka pendek perusahaan tidak bisa menghindari biaya ini walaupun produksinya nol

• Biaya variabel bergantung pada tingkat output

Penerbit Erlangga

BAB 8 Biaya Jangka Pendek dan Keputusan Output

171

Page 172: CASE FAIR

BIAYA DALAM JANGKA PENDEK2

• Biaya total adalah biaya tetap plus biaya variabel (TC = TFC + TVC)

• Biaya tetap rata-rata (AFC - average fixed cost) adalah biaya tetap total dibagi kuantitas output, di mana setiap kenaikan kuantitas output akan menurunkan AFC secara drastis karena nilai biaya tetap total yang sama dibagi dengan nilai kuantitas output yang semakin besar (fenomena ini disebut spreading overhead)

Penerbit Erlangga

BAB 8 Biaya Jangka Pendek dan Keputusan Output

172

Page 173: CASE FAIR

BIAYA DALAM JANGKA PENDEK3

• Ada banyak kombinasi input untuk setiap tingkat output

• Biaya variabel total (TVC – total variable cost) adalah jumlah semua variasi biaya menurut output dalam jangka pendek

Penerbit Erlangga

BAB 8 Biaya Jangka Pendek dan Keputusan Output

173

Page 174: CASE FAIR

BIAYA DALAM JANGKA PENDEK4

• Biaya marjinal (MC) adalah kenaikan biaya total yang disebabkan oleh produksi satu unit output tambahan

• Dari produksi 1000 unit, biaya peningkatan output menjadi 1001 unit adalah MC

• MC mengukur biaya input tambahan untuk setiap unit output tambahan

• MC mencerminkan perubahan biaya variabel

Penerbit Erlangga

BAB 8 Biaya Jangka Pendek dan Keputusan Output

174

Page 175: CASE FAIR

BIAYA DALAM JANGKA PENDEK5

• Pada kurva biaya variabel total:

– Slopenya positif, karena biaya total selalu meningkat mengikuti kuantitas output

– Nilai slopenya adalah nilai biaya marjinal– Peningkatan biaya marjinal akhirnya menyebabkan

kenaikan biaya total dengan laju yang tinggi

Penerbit Erlangga

BAB 8 Biaya Jangka Pendek dan Keputusan Output

175

Page 176: CASE FAIR

BIAYA DALAM JANGKA PENDEK6

• Biaya variabel rata-rata (AVC - average variable cost) adalah biaya variabel total dibagi kuantitas output, dengan hubungan:– AVC meningkat ketika biaya marjinal di atas biaya variabel

rata-rata– AVC menurun ketika biaya marjinal di bawah biaya

variabel rata-rata– Titik minimum AVC berpotongan dengan biaya marjinal

Penerbit Erlangga

BAB 8 Biaya Jangka Pendek dan Keputusan Output

176

Page 177: CASE FAIR

BIAYA DALAM JANGKA PENDEK7

• Biaya total rata-rata (ATC - average total cost) adalah biaya total dibagi kuantitas output

• ATC setara dengan jumlah biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata, dengan hubungan:– ATC menurun ke biaya marjinal yang berada di bawahnya– ATC meningkat ke biaya marjinal yang berada di atasnya– Titik minimum ATC adalah perpotongan antara biaya

marjinal dan biaya total

Penerbit Erlangga

BAB 8 Biaya Jangka Pendek dan Keputusan Output

177

Page 178: CASE FAIR

KEPUTUSAN OUTPUT: PENERIMAAN, BIAYA, DAN LABA 1

• Perusahaan kompetitif sempurna menghadapi kurva permintaan yang berbentuk garis horizontal (artinya permintaan elastis sempurna)

Penerbit Erlangga

BAB 8 Biaya Jangka Pendek dan Keputusan Output

178

Page 179: CASE FAIR

KEPUTUSAN OUTPUT: PENERIMAAN, BIAYA, DAN LABA 2

• Penerimaan total (TR - total revenue) adalah harga dikali kuantitas output

• Penerimaan marjinal (MR - marginal revenue) adalah penerimaan tambahan dari satu unit tambahan

• Penerimaan marjinal dari perusahaan kompetitif sempurna akan sama dengan harga pasar produk saat ini

Penerbit Erlangga

BAB 8 Biaya Jangka Pendek dan Keputusan Output

179

Page 180: CASE FAIR

KEPUTUSAN OUTPUT: PENERIMAAN, BIAYA, DAN LABA 3

• Dalam industri kompetitif sempurna, perusahaan yang memaksimalkan laba akan berproduksi hingga titik di mana harga outputnya tepat sama dengan biaya marjinal jangka pendek (P = MC)

• Karena P = MR dalam persaingan sempurna, maka rumus pemaksimalan laba menjadi MR = MC

Penerbit Erlangga

BAB 8 Biaya Jangka Pendek dan Keputusan Output

180

Page 181: CASE FAIR

9Biaya Jangka-Panjang dan Pilihan Output

Penerbit Erlangga

BAGIAN 2 Dasar-dasar Mikroekonomi: Konsumen dan Perusahaan

Page 182: CASE FAIR

KONDISI PERUSAHAAN

• Pada semua perusahaan, salah satu kondisi berikut ini berlaku:

– Perusahaan mendapatkan laba positif– Perusahaan mengalami kerugian– Perusahaan mencapai titik impas (tingkat penghasilan

normal, berarti laba nol)

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

182

Page 183: CASE FAIR

KONDISI JANGKA PENDEK DAN ARAH JANGKA PANJANG 1

• Laba positif jangka pendek:

– Mendorong perusahaan untuk terus meraih laba dan untuk berekspansi dalam jangka panjang

– Mendorong perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

183

Page 184: CASE FAIR

KONDISI JANGKA PENDEK DAN ARAH JANGKA PANJANG 2

• Kerugian jangka pendek:

– Menyudutkan posisi perusahaan dalam industri, karena masih harus membayar biaya tetap meskipun menghentikan produksi

– Dalam jangka panjang, mendorong perusahaan untuk keluar dari industri

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

184

Page 185: CASE FAIR

KONDISI JANGKA PENDEK DAN ARAH JANGKA PANJANG 3

• Keputusan penutupan usaha bergantung pada apakah penerimaan bisa menutup biaya variabel

• Jika penerimaan bisa diusahakan melampaui biaya variabel, laba operasi (operating profit) bisa menutup biaya tetap dan mengurangi kerugian

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

185

Page 186: CASE FAIR

KONDISI JANGKA PENDEK DAN ARAH JANGKA PANJANG 4

• Ketika harga berada di bawah titik minimum (juga merupakan perpotongan dengan biaya marjinal, dan disebut juga titik penutupan usaha - shut-down point) dari kurva biaya variabel rata-rata:– Penerimaan total lebih kecil dari biaya variabel total– Laba operasi menjadi negatif– Perusahaan akan tutup

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

186

Page 187: CASE FAIR

KONDISI JANGKA PENDEK DAN ARAH JANGKA PANJANG 5

• Di semua harga di atas titik penutupan usaha, kurva MC memperlihatkan tingkat output yang memaksimalkan laba

• Di semua harga di bawah titik penutupan usaha, output jangka pendek optimal sama dengan nol

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

187

Page 188: CASE FAIR

KONDISI JANGKA PENDEK DAN ARAH JANGKA PANJANG 6

• Kurva penawaran jangka pendek (short-run supply curve) adalah bagian dari kurva biaya marjinal yang berada di atas kurva biaya variabel rata-rata

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

188

Page 189: CASE FAIR

KONDISI JANGKA PENDEK DAN ARAH JANGKA PANJANG 7

• Bergesernya kurva penawaran industri disebabkan oleh:

– Dalam kondisi jangka pendek, perubahan biaya marjinal secara industri

– Dalam kondisi jangka panjang, perusahaan yang masuk ke atau keluar dari industri

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

189

Page 190: CASE FAIR

BIAYA JANGKA PANJANG: SKALA EKONOMIS DAN DISEKONOMIS 1

• Peningkatan skala produksi yang:– Menurunkan biaya rata-rata, disebut skala penghasilan

meningkat (increasing returns to scale) atau skala ekonomis (economics of scale)

– Tidak mengubah biaya rata-rata, disebut skala penghasilan konstan

– Meningkatkan biaya rata-rata, disebut skala penghasilan menurun (decreasing returns to scale) atau skala disekonomis (diseconomics of scale)

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

190

Page 191: CASE FAIR

BIAYA JANGKA PANJANG: SKALA EKONOMIS DAN DISEKONOMIS 2

• Kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC - long-run average cost curve) menunjukkan biaya sesuai variasi skala dalam jangka panjang

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

191

Page 192: CASE FAIR

PENYESUAIAN JANGKA PANJANG TERHADAP JANGKA PENDEK 1

• Laba jangka pendek dalam industri menyebabkan:

– Masuknya perusahaan baru– Ekspansi perusahaan– Bergesernya kurva penawaran industri ke kanan, sehingga

harga turun dan akhirnya menghapus laba tersebut

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

192

Page 193: CASE FAIR

PENYESUAIAN JANGKA PANJANG TERHADAP JANGKA PENDEK 2

• Kerugian jangka pendek dalam industri menyebabkan:

– Keluarnya perusahaan– Penurunan skala perusahaan– Bergesernya kurva penawaran industri ke kiri, sehingga

harga naik dan akhirnya menghapus kerugian tersebut

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

193

Page 194: CASE FAIR

PENYESUAIAN JANGKA PANJANG TERHADAP JANGKA PENDEK 3

• Ekuilibrium persaingan jangka panjang (long run competitive equilibrium) tercapai ketika:

– P = SRMC = SRAC = LRAC

– Laba sama dengan nol

Penerbit Erlangga

BAB 9 Biaya Jangka Panjang dan Keputusan Output

194

Page 195: CASE FAIR

10Permintaan Input: Pasar Tenaga Kerja dan Tanah

Penerbit Erlangga

BAGIAN 2 Dasar-dasar Mikroekonomi: Konsumen dan Perusahaan

Page 196: CASE FAIR

PASAR INPUT: KONSEP DASAR 1

• Permintaan input adalah permintaan turunan, karena bergantung pada permintaan output

• Produktivitas adalah ukuran jumlah output produksi per unit input

Penerbit Erlangga

BAB 10 Permintaan Input: Pasar Tenaga Kerja dan Tanah

196

Page 197: CASE FAIR

PASAR INPUT: KONSEP DASAR 2

• MRP adalah produk marjinal input dikali harga output

• Produk penerimaan marjinal (MRP) dari input variabel adalah penerimaan tambahan yang dihasilkan perusahaan melalui satu unit input tambahan, ceteris paribus

Penerbit Erlangga

BAB 10 Permintaan Input: Pasar Tenaga Kerja dan Tanah

197

Page 198: CASE FAIR

PASAR TENAGA KERJA1

• Peningkatan upah mungkin menyebabkan perusahaan mensubstitusikan tenaga kerja terhadap modal, yang mengakibatkan penurunan kuantitas yang diminta dari tenaga kerja

• Inilah efek substitusi faktor dari peningkatan upah

Penerbit Erlangga

BAB 10 Permintaan Input: Pasar Tenaga Kerja dan Tanah

198

Page 199: CASE FAIR

PASAR TENAGA KERJA2

• Peningkatan upah meningkatkan biaya, yang mengakibatkan penurunan output dan permintaan dari semua input (salah satunya tenaga kerja)

• Inilah efek output dari peningkatan upah

Penerbit Erlangga

BAB 10 Permintaan Input: Pasar Tenaga Kerja dan Tanah

199

Page 200: CASE FAIR

PASAR TANAH1

• Penawaran tanah sangat tetap, maka harga tanah bersifat demand determined

• Artinya, harga tanah ditentukan sepenuhnya oleh jumlah uang yang siap dibayarkan oleh rumah tangga dan perusahaan

Penerbit Erlangga

BAB 10 Permintaan Input: Pasar Tenaga Kerja dan Tanah

200

Page 201: CASE FAIR

PASAR TANAH2

• Hasil dari semua faktor produksi dalam penawaran tetap disebut sewa murni

• Pembayaran dan pemakaian tanah bergantung pada penerimaan dari produk yang dihasilkan perusahaan di atas tanah tersebut

Penerbit Erlangga

BAB 10 Permintaan Input: Pasar Tenaga Kerja dan Tanah

201

Page 202: CASE FAIR

PEMAKSIMALAN LABA DALAM PASAR INPUT

• Semua perusahaan terdorong untuk memakai input variabel, selama penerimaan yang dihasilkan input tersebut menutup biayanya (kondisi ini disebut kondisi pemaksimalan laba)

• Kondisi ini berlaku untuk semua faktor di semua tingkat output

Penerbit Erlangga

BAB 10 Permintaan Input: Pasar Tenaga Kerja dan Tanah

202

Page 203: CASE FAIR

ALOKASI SUMBER DAYA DAN BAURAN OUTPUT KOMPETITIF

• Harga faktor tertentu pada ekuilibrium di pasar kompetitif sama dengan produk penerimaan marjinalnya, maka distribusi pendapatan rumah tangga akan memiliki ketergantungan terhadap produktivitas relatif dari faktor-faktor

• Inilah teori produktivitas marjinal

Penerbit Erlangga

BAB 10 Permintaan Input: Pasar Tenaga Kerja dan Tanah

203

Page 204: CASE FAIR

11Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

Penerbit Erlangga

BAGIAN 2 Dasar-dasar Mikroekonomi: Konsumen dan Perusahaan

Page 205: CASE FAIR

MODAL, INVESTASI, DAN DEPRESIASI 1

• Dalam sistem pasar kapitalis, keputusan penanaman modal bagi usaha tertentu diambil oleh perseorangan dengan menanggung risiko atas tabungan untuk mencari keuntungan pribadi

• Transaksi ini terjadi melalui seperangkat lembaga yang disebut pasar modal (capital market)

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

205

Page 206: CASE FAIR

MODAL, INVESTASI, DAN DEPRESIASI 2

• Barang modal (capital good) adalah produksi dari sistem ekonomi yang dipakai sebagai input dari produksi barang dan jasa di masa depan

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

206

Page 207: CASE FAIR

MODAL, INVESTASI, DAN DEPRESIASI 3

• Modal fisik atau berwujud (tangible) meliputi:– Bangunan non perumahan– Peralatan tahan lama– Struktur perumahan– Persediaan

• Modal tak berwujud (nonmaterial atau intangible) meliputi:– Sumber daya manusia (human capital)– Goodwill

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

207

Page 208: CASE FAIR

MODAL, INVESTASI, DAN DEPRESIASI 4

• Modal sosial atau infrastruktur adalah modal yang berperan sebagai layanan kepada masyarakat

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

208

Page 209: CASE FAIR

MODAL, INVESTASI, DAN DEPRESIASI 5

• Dimensi terpenting dari modal adalah ketahanannya melalui waktu

• Karenanya, nilai modal sama dengan nilai jasa yang dihasilkannya sepanjang waktu tertentu

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

209

Page 210: CASE FAIR

MODAL, INVESTASI, DAN DEPRESIASI 6

• Ukuran persediaan modal (capital stock) umum meliputi:– Nilai pasar dari pabrik– Peralatan– Persediaan– Aset tak berwujud di masa kini

• Tapi, penting adanya untuk menelaah modal berdasarkan persediaan aktualnya alih-alih nilai moneternya saja

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

210

Page 211: CASE FAIR

MODAL, INVESTASI, DAN DEPRESIASI 7

• Dalam ilmu ekonomi, investasi berarti penciptaan modal baru alih-alih pembelian saham atau obligasi

• Investasi berperan sebagai aliran yang meningkatkan persediaan modal

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

211

Page 212: CASE FAIR

MODAL, INVESTASI, DAN DEPRESIASI 8

• Depresiasi adalah penurunan nilai ekonomis dari aset sepanjang berjalannya waktu

• Aset modal bisa terdepresiasi karena:– Usang secara fisik– Ketinggalan zaman

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

212

Page 213: CASE FAIR

PASAR MODAL 1

• Pendapatan modal (capital income) adalah pendapatan dari tabungan yang ditanamkan melalui pasar modal keuangan (financial capital market)

• Bentuk penting dari pendapatan modal:– Bunga (interest), imbalan atas penundaan konsumsi rumah

tangga– Laba, imbalan atas inovasi dan risiko wirausahawan

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

213

Page 214: CASE FAIR

PASAR MODAL 2

• Dalam masyarakat industri modern, keputusan investasi (produksi modal) diambil oleh perusahaan

• Rumah tangga memutuskan jumlah pendapatan yang dijadikan tabungan, yang dalam jangka panjang membatasi jumlah investasi oleh perusahaan

• Pasar modal mengarahkan tabungan menjadi proyek investasi menguntungkan

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

214

Page 215: CASE FAIR

PERMINTAAN MODAL BARU DAN KEPUTUSAN INVESTASI 1

• Sebelum berinvestasi, investor mengevaluasi ekspektasi aliran jasa produktif masa depan dari proyek investasi terkait

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

215

Page 216: CASE FAIR

PERMINTAAN MODAL BARU DAN KEPUTUSAN INVESTASI 2

• Bunga bagi peminjam menghadirkan biaya oportunitas bagi setiap proyek investasi

• Biaya oportunitas ini dipertimbangkan terhadap ekspektasi aliran penghasilan dari proyek terkait

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

216

Page 217: CASE FAIR

PERMINTAAN MODAL BARU DAN KEPUTUSAN INVESTASI 3

• Kurva permintaan investasi menunjukkan permintaan modal sebagai fungsi tingkat bunga

• Proyek yang didanai harus memiliki tingkat penghasilan lebih tinggi daripada tingkat bunga pasar

• Tingkat bunga yang rendah seharusnya mendorong investasi

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

217

Page 218: CASE FAIR

PERMINTAAN MODAL BARU DAN KEPUTUSAN INVESTASI 4

• Perusahaan kompetitif sempurna yang memaksimalkan laba akan berinvestasi dalam modal baru sampai ekspektasi tingkat pengembalian sama dengan tingkat bunga

Penerbit Erlangga

BAB 11 Permintaan Input: Pasar Modal dan Keputusan Investasi

218

Page 219: CASE FAIR

12Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

Penerbit Erlangga

BAGIAN 2 Dasar-dasar Mikroekonomi: Konsumen dan Perusahaan

Page 220: CASE FAIR

ANALISIS EKUILIBRIUM UMUM1

• Perusahaan dan rumah tangga menentukan pilihan di pasar input dan pasar output secara serentak, misalnya:– Harga input menentukan biaya output dan mempengaruhi

keputusan penawaran output– Upah tenaga kerja mempengaruhi kepututsan penawaran

tenaga kerja, pendapatan, dan jumlah output yang bisa dan memang dibeli oleh rumah tangga

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

220

Page 221: CASE FAIR

ANALISIS EKUILIBRIUM UMUM2

• Ekuilibrium umum adalah kondisi ekuilibrium bagi seluruh pasar perekonomian secara serentak

• Kejadian yang mengganggu ekuilibrium di satu pasar mungkin menggangu ekuilibrium di pasar yang lain

• Ekuilibrium parsial bisa menyesatkan, karena hanya melibatkan penyesuaian di satu pasar secara terisolasi

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

221

Page 222: CASE FAIR

EFISIENSI ALOKATIF DAN EKUILIBRIUM KOMPETITIF 1

• Perekonomian efisien adalah perekonomian yang memproduksi barang dan jasa yang diinginkan oleh masyarakat dengan biaya serendah mungkin

• Perubahan efisien menguntungkan satu pihak tanpa merugikan pihak yang lain

• Sistem efisien (Pareto optimal) tidak memungkinkan perubahan efisien

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

222

Page 223: CASE FAIR

EFISIENSI ALOKATIF DAN EKUILIBRIUM KOMPETITIF 2

• Perubahan efisien secara potensial adalah perubahan yang menguntungkan satu pihak sementara merugikan pihak yang lain, tapi terbukti bahwa keuntungannya melebihi kerugiannya

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

223

Page 224: CASE FAIR

EFISIENSI ALOKATIF DAN EKUILIBRIUM KOMPETITIF 3

• Asumsi persaingan sempurna menghasilkan alokasi sumber daya yang efisien (optimal Pareto), yang dibuktikan dengan:

– Alokasi sumber daya efisien antar perusahaan– Distribusi produk efisien antar rumah tangga– Produksi yang sesuai keinginan masyarakat

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

224

Page 225: CASE FAIR

EFISIENSI ALOKATIF DAN EKUILIBRIUM KOMPETITIF 4

• Kesimpulan bahwa alokasi sumber daya antar perusahaan bersifat efisien diambil dari asumsi:

– Pasar faktor produksi bersifat kompetitif dan terbuka– Semua perusahaan membayar harga input yang sama– Semua perusahaan memaksimalkan laba

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

225

Page 226: CASE FAIR

EFISIENSI ALOKATIF DAN EKUILIBRIUM KOMPETITIF 5

• Kesimpulan bahwa distribusi produk akhir antar rumah tangga bersifat efisien diambil dari asumsi:

– Setiap orang memiliki selera dan preferensi berbeda, serta membeli barang yang berbeda dalam kombinasi yang berbeda pula

– Setiap orang berbelanja di pasar yang sama, sehingga tidak ada redistribusi output yang menguntungkan orang-orang tertentu

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

226

Page 227: CASE FAIR

SUMBER KEGAGALAN PASAR1

• Industri kompetitif tak sempurna memiliki satu perusahaan yang mengontrol harga dan persaingan, di mana output lebih sedikit dan harga lebih tinggi daripada di persaingan terbuka

• Bentuk persaingan tak sempurna antara lain:– Monopoli– Persaingan monopolistis– Oligopoli

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

227

Page 228: CASE FAIR

SUMBER KEGAGALAN PASAR2

• Barang publik atau barang sosial memiliki manfaat kolektif bagi masyarakat, sehingga:

– Semua orang bisa menikmatinya

– Perusahaan swasta tidak merasakan keuntungan darinya

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

228

Page 229: CASE FAIR

SUMBER KEGAGALAN PASAR3

• Eksternalitas adalah biaya atau manfaat ysng dikenakan terhadap perseorangan atau kelompok yang berada di luar (eksternal dari) transaksi yang terjadi

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

229

Page 230: CASE FAIR

SUMBER KEGAGALAN PASAR4

• Informasi tak sempurna adalah kebalikan dari asumsi informasi sempurna yang mendasari efisiensi pasar, di mana:

– Pembeli memiliki informasi kualitas dan harga produk

– Perusahaan memiliki informasi kualitas dan harga input

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

230

Page 231: CASE FAIR

MENGEVALUASI MEKANISME PASAR

• Kegagalan atau inefisiensi pasar dianggap banyak pihak sebagai justifikasi terhadap eksistensi pemerintah dan kebijakannya dalam meredistribusi biaya dan pendapatan atas dasar efisiens, ekuitas, atau kedua-duanya

Penerbit Erlangga

BAB 12 Ekuilibrium Umum dan Efisiensi Persaingan Sempurna

231

Page 232: CASE FAIR

BAGIAN 3

KETIDAKSEMPURNAAN PASAR DAN PERAN PEMERINTAH

13. Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust14. Kompetisi Monopolistik dan Oligopoli15. Eksternalitas, Barang Publik, Informasi Tak-

Sempurna, dan Pilihan Sosial16. Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan17. Keuangan Publik: Perekonomian Pajak

Penerbit Erlangga

CASE FAIR Prinsip-prinsip Ekonomi edisi 8 jilid 1

Page 233: CASE FAIR

13Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

Penerbit Erlangga

BAGIAN 3 Ketidaksempurnaan Pasar dan Peran Pemerintah

Page 234: CASE FAIR

PERSAINGAN TAK SEMPURNA DAN KEKUATAN PASAR 1

• Monopoli murni adalah industri berisi perusahaan dengan produk yang tidak memiliki substitusi dekat dan terdapat hambatan untuk memasuki industri tersebut

• Ada banyak hambatan masuk, antara lain:– Waralaba dan lisensi dari pemerintah– Kepemilikan atas faktor produksi langka– Paten– Skala ekonomis

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

234

Page 235: CASE FAIR

PERSAINGAN TAK SEMPURNA DAN KEKUATAN PASAR 2

• Kekuatan pasar memerlukan empat keputusan alih-alih tiga:

– Seberapa banyak komoditas yang diproduksi– Bagaimana cara memproduksinya– Seberapa banyak permintaan di tiap pasar input– Berapa harga yang akan dikenakan pada output

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

235

Page 236: CASE FAIR

PERSAINGAN TAK SEMPURNA DAN KEKUATAN PASAR 3

• Kekuatan pasar tidak berarti kebebasan menentukan harga berapapun

• Monopoli tetap dibatasi oleh permintaan pasar

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

236

Page 237: CASE FAIR

KEPUTUSAN HARGA DAN OUTPUT DALAM MONOPOLI MURNI 1

• Dalam pasar monopoli, perusahaan sama dengan industri

• Pelaku monopoli tidak memiliki kurva penawaran, karena mereka memilih satu titik pada kurva permintaan pasar

• Pelaku monopoli akan:– Membatasi output– Menetapkan harga lebih tinggi– Menghasilkan laba positif

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

237

Page 238: CASE FAIR

KEPUTUSAN HARGA DAN OUTPUT DALAM MONOPOLI MURNI 2

• Bagi pelaku monopoli:

– Peningkatan output tidak hanya memperbanyak barang, tapi juga menurunkan harga output tersebut

– Maka, penerimaan marjinal tidak sama dengan harga produk melainkan lebih rendah

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

238

Page 239: CASE FAIR

KEPUTUSAN HARGA DAN OUTPUT DALAM MONOPOLI MURNI 3

• Dalam jangka pendek, pelaku monopoli juga dibatasi oleh faktor produksi tetap

• Dalam jangka panjang, pelaku monopoli yang tidak menghasilkan cukup penerimaan untuk menutup biaya juga akan keluar dari bisnis

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

239

Page 240: CASE FAIR

BIAYA SOSIAL MONOPOLI1

• Penetapan harga melampaui biaya marjinal menyebabkan inefisiensi dari bauran output

• Penurunan laba konsumen lebih besar daripada laba monopolis, sehingga terjadi kerugian bersih dalam kesejahteraan sosial

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

240

Page 241: CASE FAIR

BIAYA SOSIAL MONOPOLI2

• Tindakan perusahaan dalam melindungi laba positif, disebut perilaku pencari rente

• Perilaku pencari rente mengkonsumsi sumber daya dan menambah biaya sosial, sehingga penurunan kesejahteraan sosial semakin drastis

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

241

Page 242: CASE FAIR

DISKRIMINASI HARGA1

• Diskriminasi harga adalah penetapan harga yang berbeda terhadap pembeli yang berbeda

• Motivasi diskriminasi harga adalah penetapan harga yang lebih tinggi terhadap konsumen tertentu akan menghasilkan laba lebih besar

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

242

Page 243: CASE FAIR

DISKRIMINASI HARGA2

• Diskriminasi harga sempurna adalah penetapan jumlah maksimum yang siap dibayar konsumen untuk setiap unit produk

• Diskriminasi harga sempurna ternyata memproduksi kuantitas yang efisien

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

243

Page 244: CASE FAIR

MENGATASI MONOPOLI: KEBIJAKAN ANTITRUST

• Sikap pemerintah terhadap industri kompetitif tak sempurna:

– Pemerintah mendukung persaingan dan membatasi kekuatan pasar

– Pemerintah membatasi persaingan dalam mengatur industri

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

244

Page 245: CASE FAIR

PENEGAKAN UNDANG-UNDANG ANTITRUST

• Keluhan antitrust bisa dibawa ke pengadilan oleh warga negara perseorangan

• Pengadilan memperoleh wewenang untuk menjalankan penanggulangan terhadap pelanggaran undang-undang antitrust

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

245

Page 246: CASE FAIR

MONOPOLI ALAMIAH

• Di mana perusahaan memperlihatkan skala konomis yang sangat besar, sehingga biaya rata-rata terus menurun bersama output, akan lebih efisien untuk hanya memiliki satu perusahaan dalam satu industri

• Hal ini disebut monopoli alamiah

Penerbit Erlangga

BAB 13 Monopoli dan Kebijaksanaan Antitrust

246

Page 247: CASE FAIR

14Kompetisi Monopolistik dan Oligopoli

Penerbit Erlangga

BAGIAN 3 Ketidaksempurnaan Pasar dan Peran Pemerintah

Page 248: CASE FAIR

KOMPETISI MONOPOLISTIK 1

• Karakteristik dari industri kompetitif monopolistik:

– Ada banyak perusahaan

– Tidak ada hambatan masuk

– Diferensiasi produk

Penerbit Erlangga

BAB 14 Kompetisi Monopolistik dan Oligopoli

248

Page 249: CASE FAIR

KOMPETISI MONOPOLISTIK 2

• Karena tersedianya barang substitusi yang relatif baik, kompetitor monopolistik mencoba mencapai kekuatan pasar dengan diferensiasi produk

• Diferensiasi produk membuat perusahaan mampu menaikkan harga tanpa kehilangan semua permintaan

Penerbit Erlangga

BAB 14 Kompetisi Monopolistik dan Oligopoli

249

Page 250: CASE FAIR

KOMPETISI MONOPOLISTIK 3

• Perusahaan kompetitif monopolistis akhirnya menetapkan harga melampaui biaya marjinal

• Hal ini inefisien, sehingga jelas bahwa perusahaan kompetitif monopolistis tidak akan merealisasikan semua skala ekonomis yang tersedia

Penerbit Erlangga

BAB 14 Kompetisi Monopolistik dan Oligopoli

250

Page 251: CASE FAIR

OLIGOPOLI1

• Oligopoli adalah industri yang didominasi beberapa perusahaan yang ukuran satuannya cukup besar untuk bisa mempengaruhi harga pasar

• Perusahaan yang berkolusi akan memaksimalkan laba dengan:– Menetapkan harga yang disepakati– Membatasi output dan membagi laba

Penerbit Erlangga

BAB 14 Kompetisi Monopolistik dan Oligopoli

251

Page 252: CASE FAIR

OLIGOPOLI2

• Model Cournot atas oligopoli berdasarkan asumsi:– Hanya ada dua perusahaan dalam industri (duopoli)– Masing-masing perusahaan menentukan outputnya– Kedua perusahaan memaksimalkan laba

• Model ini menyatakan bahwa tingkat output akhir oligopoli akan berada di antara tingkat output dari persaingan sempurna dan tingkat output dari monopoli

Penerbit Erlangga

BAB 14 Kompetisi Monopolistik dan Oligopoli

252

Page 253: CASE FAIR

OLIGOPOLI3

• Kurva permintaan yang membengkok mendeskripsikan harga industri oligopoli akan cenderung lebih stabil ketimbang harganya

Penerbit Erlangga

BAB 14 Kompetisi Monopolistik dan Oligopoli

253

Page 254: CASE FAIR

OLIGOPOLI4

• Teori permainan menganalisis perilaku perusahaan sebagai serangkaian perilaku strategis dan balasannya

• Teori ini membantu pemahaman atas oligopoli, tetapi dalilnya tidak lengkap dan tidak bisa menyimpulkan kecenderungan perilaku perusahaan oligopoli secara tersendiri

Penerbit Erlangga

BAB 14 Kompetisi Monopolistik dan Oligopoli

254

Page 255: CASE FAIR

OLIGOPOLI5

• Pasar yang bisa diperebutkan dengan sempurna adalah pasar di mana perusahaan masuk atau keluar industri tanpa biaya

• Dalam pasar ini:– Perusahaan harus memiliki modal bergerak– Perusahaan oligopoi besar akhirnya berperilaku seperti

kompetitor sempurna

Penerbit Erlangga

BAB 14 Kompetisi Monopolistik dan Oligopoli

255

Page 256: CASE FAIR

15Eksternalitas, Barang Publik, Informasi Tak-Sempurna, dan Pilihan Sosial

Penerbit Erlangga

BAGIAN 3 Ketidaksempurnaan Pasar dan Peran Pemerintah

Page 257: CASE FAIR

EKSTERNALITAS1

• Eksternalitas adalah konsekuensi yang ditanggung pihak kedua atau ketiga yang tidak dipertimbangkan oleh pengambil keputusan

• Polusi adalah salah satu contoh umum dari eksternalitas

Penerbit Erlangga

BAB 15 Eksternalitas, Barang Publik, Informasi Tak-Sempurna, dan Pilihan Sosial

257

Page 258: CASE FAIR

EKSTERNALITAS2

• Ketika biaya eksternal tidak dipertimbangkan, kita bisa terlibat dalam aktivitas produksi yang tidak “bernilai”

• Ketika manfaat eksternal tidak dipertimbangkan, kita bisa gagal melakukan aktivitas yang benar-benar “berguna”

Penerbit Erlangga

BAB 15 Eksternalitas, Barang Publik, Informasi Tak-Sempurna, dan Pilihan Sosial

258

Page 259: CASE FAIR

EKSTERNALITAS3

• Mekanisme alternatif untuk mengontrol eksternalitas, antara lain:

– Pajak dan subsidi dari pemerintah– Tawar-menawar dan negosiasi pribadi– Penanggulangan hukum– Penjualan atau lelang atas hak mengenakan eksternalitas– Regulasi langsung

Penerbit Erlangga

BAB 15 Eksternalitas, Barang Publik, Informasi Tak-Sempurna, dan Pilihan Sosial

259

Page 260: CASE FAIR

BARANG PUBLIK/SOSIAL1

• Barang publik bersifat:

– Nonrival dalam konsumsi, di mana manfaatnya tersebar secara kolektif antar anggota masyarakat atau kelompok

– Tanpa pengecualian, di mana manfaatnya tidak bisa dihalangi dari orang yang tidak membayar biayanya

Penerbit Erlangga

BAB 15 Eksternalitas, Barang Publik, Informasi Tak-Sempurna, dan Pilihan Sosial

260

Page 261: CASE FAIR

BARANG PUBLIK/SOSIAL2

• Tingkat penyediaan optimal dari barang publik dapat dicapai secara teoretis dengan mengetahui preferensi dari setipa warga negara

• Hipotesis Thiebout menyatakan bahwa bauran barang publik yang efisien terjadi ketika pajak dan harga perumahan atau tanah lokal mencerminkan preferensi konsumen sesuai dengan pasar barang pribadi

Penerbit Erlangga

BAB 15 Eksternalitas, Barang Publik, Informasi Tak-Sempurna, dan Pilihan Sosial

261

Page 262: CASE FAIR

INFORMASI TAK SEMPURNA

• Informasi tak sempurna mengakibatkan pilihan yang tidak efisien atau salah

• Bahaya moral terjadi ketika satu pihak meneruskan biaya perilakunya kepada pihak lain

• Solusi atas masalah informasi:– Pencarian informasi selama manfaat marjinalnya lebih

besar daripada biaya marjinalnya– Penyebaran informasi oleh pemerintah

Penerbit Erlangga

BAB 15 Eksternalitas, Barang Publik, Informasi Tak-Sempurna, dan Pilihan Sosial

262

Page 263: CASE FAIR

PILIHAN SOSIAL

• Karena tidak mungkin untuk mengetahui preferensi setiap orang, kita terpaksa mengandalkan mekanisme pilihan sosial tak sempurna (misalnya suara mayoritas)

• Keterlibatan pemerintah tidak selalu menghasilkan efisiensi, karena pemerintah juga bisa gagal

Penerbit Erlangga

BAB 15 Eksternalitas, Barang Publik, Informasi Tak-Sempurna, dan Pilihan Sosial

263

Page 264: CASE FAIR

16Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

Penerbit Erlangga

BAGIAN 3 Ketidaksempurnaan Pasar dan Peran Pemerintah

Page 265: CASE FAIR

BATAS KEMUNGKINAN UTILITAS

• Meskipun pasar efisien sempurna, hasilnya masih mungkin menjadi tidak adil

• Dalam perekonomian relatif bebas pun, pemerintah meredistribusikan pendapatan dan kekayaan

• Karena utilitas tidak bisa dilihat atau diukur, kebijakan menempatkan distribusi pendapatan dan kekayaan sebagai substitusi tak sempurna terhadap “konsep distribusi kesejahteraan”

Penerbit Erlangga

BAB 16 Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

265

Page 266: CASE FAIR

SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA

• Sumber pendapatan rumah tangga antara lain:– Upah atau gaji tenaga kerja (64%)– Hak milik seperti modal atau tanah (22%)– Pemerintah (13%)

• Perbedaan pendapatan upah dan gaji disebabkan:– Perbedaan karakteristik pekerja– Perbedaan jenis pekerjaan

Penerbit Erlangga

BAB 16 Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

266

Page 267: CASE FAIR

DISTRIBUSI PENDAPATAN

• Distribusi pendapatan pada umumnya tetap stabil dalam waktu yang lama

• Kurva Lorenz mendeskripsikan distribusi pendapatan• Koefisien Gini mengindeks ketidaksetaraan

pendapatan• Jumlah orang miskin selalu naik-turun seiring waktu• Data distribusi kekayaan tidak cocok untuk dipakai

sebagai data distribusi pendapatan

Penerbit Erlangga

BAB 16 Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

267

Page 268: CASE FAIR

DEBAT REDISTRIBUSI

• Argumen penentang redistribusi menyatakan bahwa orang berhak untuk mendapatkan apa yang dihasilkan oleh usahanya sendiri

• Argumen pendukung redistribusi menyatakan bahwa masyarakat kaya wajib secara moral untuk menyediakan kebutuhan dasar kehidupan

Penerbit Erlangga

BAB 16 Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

268

Page 269: CASE FAIR

KEBIJAKAN DAN PROGRAM REDISTRIBUSI

• Redistribusi dicapai dengan:

– Perpajakan

– Program tunjangan pemerintah

Penerbit Erlangga

BAB 16 Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

269

Page 270: CASE FAIR

17Keuangan Publik: Perekonomian Pajak

Penerbit Erlangga

BAGIAN 3 Ketidaksempurnaan Pasar dan Peran Pemerintah

Page 271: CASE FAIR

ILMU EKONOMI PERPAJAKAN 1

• Pajak akhirnya dibayar oleh masyarakat, walaupun dikenakan terhadap transaksi, lembaga, properti, dsb

• Dasar dari pajak adalah undang-undang atau nilai pengenaan pajak

• Struktur tingkat dari pajak menentukan porsi dasar yang harus dibayarkan dalam bentuk pajak

Penerbit Erlangga

BAB 17 Keuangan Publik: Perekonomian Pajak

271

Page 272: CASE FAIR

ILMU EKONOMI PERPAJAKAN 2

• Pajak proporsional bersifat konstan

• Pajak progresif menuntut proporsi tinggi dari pendapatan tinggi

• Pajak regresif adalah kebalikan dari pajak progresif, menuntut proporsi rendah dari pendapatan tinggi

Penerbit Erlangga

BAB 17 Keuangan Publik: Perekonomian Pajak

272

Page 273: CASE FAIR

ILMU EKONOMI PERPAJAKAN 3

• Tingkat pajak rata-rata adalah total jumlah pajak dibayar dibagi pendapatan total

• Tingkat pajak marjinal adalah tingkat pajak dibayar pada tiap kenaikan pendapatan

Penerbit Erlangga

BAB 17 Keuangan Publik: Perekonomian Pajak

273

Page 274: CASE FAIR

ILMU EKONOMI PERPAJAKAN 4

• Prinsip manfaat yang diterima menyatakan bahwa masyarakat berkewajiban menanggung beban pajak yang proporsional terhadap manfaat yang diterimanya dari pengeluaran pemerintah

• Prinsip kemampuan membayar menyatakan bahwa beban pajak harus sejalan dengan kemampuan membayar

Penerbit Erlangga

BAB 17 Keuangan Publik: Perekonomian Pajak

274

Page 275: CASE FAIR

INSIDEN PAJAK

• Insiden pajak mengacu pada distribusi akhir dari beban pajak

• Pajak mengubah perilaku, perubahan perilaku bisa mengubah penawaran dan permintaan, yang lalu mengubah harga sehingga ada yang untung dan ada yang rugi (hal ini disebut beban akhir pajak)

• Pergeseran pajak terjadi ketika rumah tangga bisa mengubah perilakunya dan menghindari pajak

Penerbit Erlangga

BAB 17 Keuangan Publik: Perekonomian Pajak

275

Page 276: CASE FAIR

BEBAN BERLEBIH DAN PRINSIP NETRALITAS

• Ketika pajak mengganggu keputusan ekonomi, pajak mengenakan beban yang secara agregat melebihi penerimaan pemerintah

• Jumlah kelebihan pajak atas penerimaan yang dikumpulkan pemerintah disebut beban berlebih

• Prinsip netralitas menetapkan bahwa pajak efisien tidak mengganggu keputusan ekonomi, prinsip kedua terbaik menyatakan bahwa pajak yang mengganggu keputusan ekonomi tidak memiliki beban berlebih

Penerbit Erlangga

BAB 17 Keuangan Publik: Perekonomian Pajak

276

Page 277: CASE FAIR

MENGHITUNG BEBAN BERLEBIH

• Beban berlebih dari pajak sama dengan surplus konsumen sebelum pajak dikurangi pajak total yang dikumpulkan pemerintah

Penerbit Erlangga

BAB 17 Keuangan Publik: Perekonomian Pajak

277

Page 278: CASE FAIR

CASEFAIR

Prinsip-prinsip Ekonomi

edisi 8jilid 2

PENERBIT ERLANGGA