bronko pneumonia

7
TINJAUAN PUSTAKA BRONCHOPNEUMONI A. Pengertian - Adalah Radang dinding bronkus kecil disertai atelektasis daerah percabangannya (Muda, 1999). - Adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu bentuk pneumonia di mana daerah konsolidasi terdistribusi luas disekitar bronkus dan bukan bercorak lobaris (Hinchliff, 1999). - Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari infeksi (Betz dan Sowden, 2002). B. Patafisiologi Penyakit bronchopneumonia diawali dengan masuknya kuman ke dalam jaringan paru-paru melalui saluran pernafasan dari atas untuk mencapai bronkiolus dan kemudian ke alveolus sekitarnya secara maleroskopik, kelainan yang timbul berupa bercak konsolidasi yang tersebar pada ke dua paru, lebih banyak pada bagian basal konsolidasi itu terjadi disekitar bronkiolus. Paru-paru sekitar sebagian tampak normal, sebagian mengalami atelektasis dan sebagian mengalami empiema kompensatoris. Kadang-kadang daerah konsolidasi itu lebar sehingga terjadi suatu penggabungan. Secara mikroskopik reaksi radang tampak meliputi dinding bronkus / bronchiolus bersebukan sel radang tampak meliputi dinding bronkus dan sel epitel rusak. Rongga alveolar sekitarnya penuh dengan neutrofil dan sedikit eksudat 1

Upload: wayanwiriawan

Post on 25-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

brpn

TRANSCRIPT

A

PAGE 4

TINJAUAN PUSTAKA

BRONCHOPNEUMONIA. Pengertian

Adalah Radang dinding bronkus kecil disertai atelektasis daerah percabangannya (Muda, 1999).

Adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu bentuk pneumonia di mana daerah konsolidasi terdistribusi luas disekitar bronkus dan bukan bercorak lobaris (Hinchliff, 1999).

Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari infeksi (Betz dan Sowden, 2002).B. Patafisiologi

Penyakit bronchopneumonia diawali dengan masuknya kuman ke dalam jaringan paru-paru melalui saluran pernafasan dari atas untuk mencapai bronkiolus dan kemudian ke alveolus sekitarnya secara maleroskopik, kelainan yang timbul berupa bercak konsolidasi yang tersebar pada ke dua paru, lebih banyak pada bagian basal konsolidasi itu terjadi disekitar bronkiolus.

Paru-paru sekitar sebagian tampak normal, sebagian mengalami atelektasis dan sebagian mengalami empiema kompensatoris.Kadang-kadang daerah konsolidasi itu lebar sehingga terjadi suatu penggabungan. Secara mikroskopik reaksi radang tampak meliputi dinding bronkus / bronchiolus bersebukan sel radang tampak meliputi dinding bronkus dan sel epitel rusak. Rongga alveolar sekitarnya penuh dengan neutrofil dan sedikit eksudat fibrinosa. Alveolus yang jauh tampak sembab, tampak pula daerah atelektasis dan empisemia.Penyembuhan biasanya tidak sempurna. Dinding brokus / bronkeolus yang rusak mengalami fibrosis dan pelebaran sehingga dapat menimbulkan bronkhiaktosic. Selain itu organisasi eksudat dapat terjadi karena absorbsi yang lambat.C. Predisposisi

Setiap keadaan defiasiensi mekanime pertahanan paru-paru (penderita AIDS, bayi dan anak kecil, orang tua, penderitapenyakit kronis, paska pembedahan, alkoholik, penderita PPOK, infeksi virus)

D. Penyebab

Dapat disebabkan oleh satu atau lebih agen berikut:

1. Virus

2. Bakteri

3. Mikoplasma

4. Aspirasi substansi asing

5. Hipostatik.

E. Jenis

Secara umum pneumonia dibagi dalam dua jenis, yaitu:

1. Lobaris; terdapat konsolidasi dari seluruh lobus paru.

2. Lobularis atau bronkopneumonia; penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan diameter 3-4 Cm yang mengelilingi dan melibatkan brokhi.

F. Gambaran Patologi

Dalam batas tertentu tergantung pada agen penyebab. Pneumonia bakteri ditandai adanya eksudat intraalveolar supuratuf disertai konsolidasi. Pneumonia karena virus atau mikopalsma ditandai dengan peradangan interstisial yang disertai penimbunan infiltrat dalam dinding alveolar meskipun rongga alveolar bebas dari eksudat dan konsolidasi. Agen jamur atau mycobacterium tuberculosa memiliki gambaran ditemukannya penyebaran granuloma berbercak yang dapat menjadi nekrosis kaseosa disertai pembentukan kaverna.

G. Manifestasi Klinis

Tanda-tanda klinis utama termasuk ha-hal berikut:1. Suhu naik mendadak sampai 40oC dan kadang disertai kejang demam tinggi2. Batuk mula-mula kering kemudian menjadi batuk produktif3. Gelisah

4. Dispnea5. Takipnea6. Sianosis7. Melemahnya suara nafas8. Retraksi dinding dada9. Nafas cuping hidung10. Nyeri abdomen karena iritasi diafragma oleh paru yang terinfeksi didekatnya.11. Batuk paroksismal mirip pertusis (umum pada anak).12. Anak-anak yang lebih besar tidak tampak sakit.Menurut penyebabnya:

1. Pneumonia Bakteri

Macam: pneumonia stafilokokkus, streptokokkus, dan pneumokokkus merupakan jenis yang paling sering ditemukan.

Gejala awal: rinitis ringan, anoreksia, gelisah.

Berkembang sampai awitan yang tiba-tiba: demam, malaise, nafas cepat dan dangkal (50-80 kali.menit), ekpirasi bunyi, lebih dari 5 tahun timbul sakit kepala dab kedinginan, kurang dari 2 tahun terjadi vomitus dan diare ringan, leukositosis, foto thoraks pneumonia lobar.

2. Pneumonia Virus

Macam: virus influensa, adenovirus, rubeola, varisela, sitomegalovirus manusia, sinsisium pernafasan.

Gejala awal: batuk, rinitis.

Berkembang sampai awitan berangsur dan cepat: gejala-gejala; demam ringan, batuk ringan, malaise sampai demam tinggi, batuk hevat, kelesuan. Emfisema obstruktif, ronkgi basah, foto thoraks bronkopneumonia, penurunan lekosit.

3. Pneumonia Mikoplasma

Gejala awal: demam, menggigil, sakit kepala, anoreksia, mialgia.

Brekembang sampai awitan yang tersembunyi atau tiba-tiba: rinitis, sakit tenggorok, batuk kering-berdarah, foto thoraks area konsolidasi.

H. Komplikasi

1. Pneumonia interstisial menahun.

2. Atelektasis segmental atau lobar kronik.

3. Rusaknya jalannafas.

4. Efusi pleura.

5. Kalsifikasi paru.

6. Fibrosis paru.

7. Bronkitis obliteratif dan bronkiolitis.

8. Atelektasis persisten.

B. Laboratorium dan Diagnostik

1. Foto thoraks: untuk melihat adanya infeksi di paru dan ststus pulmoner.

2. AGD: mengevaluasi status kardiopulmoner berhubungan dengan oksigenasi.

3. Hitung darah lengkap dan jenis: adanya anemia, infeksi, proses inflamasi.

4. Pewarnaan gram (darah): seleksi awal antimikroba.

5. Tes kulit untuk tuberkulin: mengesampingkan kemungkinan TB jika anak tidakberespon terhadap pengobatan.

6. Jumlah leukosit: leukositosis pada pneumonia bakterial.

7. Tes fungsi paru: mengecaluasi fungsi paru, luas beratnya penyakit,mendiagnosis keadaan.

8. Spirometri statik: mengkaji jumlah udara yang diinspirasi.

9. Kultur darah: menetapkan agen penyebab.

10. Kulturcairan pleura: menetapkan agen penyebab.

11. Bronkoskopi: melihat dan memanipulasi cabang-cabang utama pohon trakheobronkhial.

C. Penatalaksanaan

Medis mencakup memperbaiki oksigenasi dengan terapi oksigen dan terapi pernadasan. Digunakan antibiotik secara iv untukmengobatai penumonia bakterial berdasarkan hasil kultur dan uji sensitivitas. Jika terjaid efusi pleura dilakukan thorakosintesis.

D. Pengkajian

1. Kepatenan jalan nafas.

2. Tanda-tanda gawat nafas dan respon terhadap terapi oksigen.

3. Tanda-tanda dehidrasi.

4. Respon anak terhadap pengobatan.

5. kemampuan keluarga untukmelaksanakan programpengobatan di rumah.

E. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif.

2. Pola nafas tidak efektif.

3. Gangguan pertukaran gas

4. PK : infeksiDAFTAR PUSTAKA

Carpenito L.J., 1997,Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6, EGC, Jakarta

Doenges ME, ed.al , 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. JakartaMC.Clokey, J. C Bulechek : Nursing Intervention Clasifikation (NIC), Mosby st, Louis, 1996.http://www. Us.elsevierhealth.com.nursing diagnosis, outcomes and interventions.

NANDA,2001, Nursing Diagnoses : Definition & Clasification, Philadephia, USA