bab iii.docx

Upload: sastria-madang-kara

Post on 19-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IIIMESIN BUBUT

3.1. PENDAHULUANBubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding). Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengna jalan menukar roda gigi translasi (change gears) yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir (lead screw). Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.

3.2. TUJUAN PRAKTIKUMTujuan dari praktikum ini adalah:1. Mengidentifikasi dan mengetahui fungsi dari bagian-bagian utama mesin bubut.2. Mengidentifikasi dan memahami teknik dasar pengoperasian mesin bubut.3. Menguji mengetahui parameter-paremeter yang digunakan dalam proses pembubutan (kecepatan potong (v), pemakanan (f), kecepatan putaran (n), sehingga dapat mengaturya dalam meningkatkan optimasi proses pemotongan.4. Memahami jenis-jenis pahat potong (tools), pengasahan pahat dan parameter parameternya serta dapat mengatur kedalaman potong (t) sesuai kebutuhan.5. Dapat menghitung dan mengeset secara benar kecepatan potong benda kerja.6. Dapat mengeset kecepatan makan untuk setiap operasi.7. Dapat menentukan waktu yang dibutuhkan dalam memotong benda kerja.8. Memahami proses terbentuknya gram (chips formation), ketebalan gram (underformed and deformed chips), rasio gram (chips ratio) dan bentuk gram.

3.3. LANDASAN TEORIMesin bubut merupakan salah satu mesin perkakas yang tertua yang pernah di buat manusia, dan merupakan mesin yang paling handal dan yang paling umum digunakan. Disebabkan karena persentase dari material yang digunakan dalam proses permesinan adalah berbentuk silinder, mesin bubut dasar telah dikembangkan menjadi mesin bubut turet, scew machines, mesin bubut dengan kontrol numerik dan turning center.Beberapa operasi penting yang dilakukan pada mesin bubut adalah: facing, taper turning, paralel turning, thereat cutting, drilling dan reaming. Mesin bubut umumnya digunakan untuk mengerjakan bagian tersendiri, disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Mesin bubut juga digunakan ketika sebagian kecil bagian yang mempunyai kesamaan bentuk yang diinginkan ( in short-production run). Hal ini merupakan tulang punggung dari suatu bengkel permesinan, karena itu pengetahuan yang mendalam sangat dibutuhkan untuk semua ahli permesinan.(Anonim 2006)Ukuran mesin bubut ditentukan oleh tinggi mesin bubut dari puncak bed mesin sampai senter kepala tetap dan panjangnya mesin bubut antara senter kepala tetap dan senter kepala lepas. Pembubutan adalah proses yang paling sering dilakukan dalam pemberian bentuk secara menyerpih.Sebab-sebab yang paling penting memegang peranan: 1. Banyak bagian konstruksi mesin (poros, sumbu, pasak, tabung, badan, roda, sekrup dan sebagainya) dan juga perkakas (alat meraut, bor, kikir, pembenaman sebagainya) menurut bentuk dasarnya merupakan benda putar (benda rotasi). Untuk membuat benda kerja ini sering digunakan cara pembubutan.2. Perkakas bubut relatif sederhana dan karenanya juga murah. Proses pembubutan mengelupas serpih secara tak terpupus sehingga daya sayat yang baik dapat dicapai.

Peranan kerja ini terlihat juga dari kenyataan bahwa untuk menguasai keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk itu dibutuhkan pekerjaan magang tersendiri (tukang bubut, tiga tahun waktu belajar). ( Alois, 1985) 3.3.1. Jenis Jenis Mesin BubutPenggolongan dari mesin ini sangat sulit karena terdapat keaneka ragaman dalam ukuran, disain, metode penggerakan dan kegunaan. Pada umumnya sesuai dengan karakteristik disainnya yang menonjol, maka pengolongan dari mesin Bubut adalah: A. Pembubut Kecepatan1. Pengerjaan kayu2. Pemusingan logam3. PemolesanB. Pembubut Mesin1. Penggerak pull kerucut bertingkat2. Penggerak roda gigi tangan3. Penggerak kecepatan variabel C. Pembubut BangkuD. Pembubut Ruang Perkakas E. Pembubut Kegunaan Khusus F. Pembubut Turet1. Horizontal2. Vertikal3. Otomatis G. Pembubut Otomatis H. Mesin Ulir Otomatis3.3.2. Gerakan pada Mesin BubutGerakan pada mesin bubut saat melakukan proses pemotongan terdiri dari: 1. Gerak Potong (cutting)Gerakan ini bertujuan agar dapat terjadi proses pemotongan. Gerak potong merupakan gerak berputar dari benda kerja yang berasal dari spindel.2. Gerak Makan (feeding)Gerakan yang bertujuan untuk menggeser sedikit demi sedikit letak proses pemotong agar pemotong dapat merata ke semua bagian benda kerja. Gerakan ini adalah gerak translasi pahat.3.3.3. Bagianbagian Mesin BubutFungsi utama dari mesin bubut adalah untuk menyediakan segala sesuatunya untuk dapat memutar benda kerja melawan pahat potong, sehingga membuang sebagian dari benda kerja. Semua mesin bubut, tanpa mempertimbangkan desain dan ukurannya, secara umum adalah sama. Mesin bubut dilengkapi dengan:1. Sebuah pendukung untuk memegang benda kerja.2. Sebuah cara untuk memegang dan melepaskan benda kerja.3. Sebuah mekanisme untuk memegang dan menggerakkan pahat potong (tools).Bagian- Bagian Mesin Bubut ditunjukan pada gambar 1.1 dibawah ini :

Gambar 3.1 Bagian- Bagian Mesin Bubut Bagian bagian mesin bubut tersebut adalah : 1. Ekor Tetap (Tailstock)Dapat di stel sepanjang bangku atau bed dari pembubut untuk menampung panjang stok yang berbeda dilengkapi dengan pusat yang dikeraskan, yang dapat digerakkan masuk dan keluar oleh penyetel roda dan dengan ulir pengencang didasarnya yang digunakan untuk menyetel penyebarisan pusatnya dan untuk pembubutan tirus.2. Batang Hantaran Mentransmisikan daya dari kotak pengubah cepat untuk menggerakkan mekanisme apron untuk daya hantaran melintang dan memanjang.3. Kepala Tetap (Headstock)Dipasang secara tetap pada bed mesin. Mempunyai spindel bolong yang tirus atau berulir untuk memasang cak dan pelat pembawa.Kepala tetap berfungsi untuk menampung dan menyangga spindel kerja dan unsur penggeraknya. Unsur ini tidak hanya harus menyalurkan daya gerak motor, melainkan juga harus memungkinkan perubahan angka putaran (daerah angka putaran) untuk spindel kerja (pemilihan kecepatan sayat yang ekonomis pada garis tengah benda kerja tertentu). Selanjutnya juga maju otomatis dapat disalurkan dari spindel kerja. 4. Rakitan Kereta LuncurMencakup perletakan majemuk, sadel pahat dan apron karena mendukung dan memadu pahat pemotong, maka harus kaku dan dikontruksi dengan ketepatan tinggi. Bagian-bagian dari rakitan kereta luncur adalah : a. Supor (Saddle)Bagian ini merupakan bagian yang penting dari mesin bubut yang berfungsi sebagai pembawa perkakas pemotong dan bisa bergerak sepanjang landasan dengan tangan atau secara otomatis. Bagian ini bisa dikunci dimana saja sepanjang landasan. Dilengkapi juga dengan eretan lintang untuk pergerakan melintang atau surfacing dan eretan ini dipasang eretan atas yang bisa diputar dan dikunci pada setiap posisi untuk pembubutan ketirusan yang pendek. Eretan mesin bubut dapat dilihat pada gambar 1.2. dibawah ini :

Gambar 3.2 Eretan Mesin Bubutb. ApronApron adalah bagian supor yang membawa roda tangan untuk membawa eretan. Transpotir juga menembus apron dan dikaitkan dengan perantaraan engkol yang dipasang di depan apron. Pada permukaan apron dipasangkan berbagai roda dan tuas kendali.5.Kepala LepasKepala lepas menyangga ujung bebas dari benda kerja dan digunakan juga untuk pengeboran dan peluasan dengan memegang benda kerja pada cakar atau plat penyetel. Kepala lepas meluncur pada landasan luncur dan pada kebanyakan mesin bubut bagian ini terbagi dua supaya bisa di stel kemudian. Ini digunakan untuk pembubutan tirus yang tidak satu senter. Badan coran ini dilubangi untuk memasukkana selongsong yang benar-benar senter dengan poros mesin atau spindle.Pengaturan kasar kepala lepas dilakukan dengan meluncurkannya sepanjang landasan dan menguncinya dengan jalan memutar tuas, setelah itu dilakukan penyetelan halus untuk mendekatkan senter pada benda kerja dengan memutar roda pemutar.Selongsong juga bisa dikunci setelah pengesetan, sehingga tidak bergeser sewaktu dijalankan. Kepala lepas mesin bubut dapat dilihat dari gambar 1.3. dibawah ini :

Gambar 3.3. Kepala Lepas Mesin Bubut6. Tuas Pengubah KecepatanTuas Pengubah kecepatan digunakan untuk menyetel kecepatan putaran spindle yang diinginkan.7. Pemegang PahatDigunakan untuk memegang pahat dalam proses pembubutan. (Amstead, 1979)3.3.4. Proses Pembubutan (Pembentukan Gram)Sebagaimana pada pembentukan gram oleh perkakas tangan (manual), maka pembubutan juga pisau perkakas bubut yang berbentuk pasak (pahat bubut) membenam ke dalam benda kerja, mengalahkan gaya kait mengait antara partikel bahan dengan pertolongan tekanan sayat yang efektif dan menyingkirkannya dalam bentuk serpih (gram). Di sini benda kerja yang melaksanakan gerakan utama, gerakan maju dan gerakan yang lurus dilakukan oleh perkakas. Jenis pembubutan menurut arah gerakan maju :a. Pembubutan memanjang. Gerakan maju berlangsung sejajar dengan sumbu putaran. Dengan demikian bidang permukaan luar bidang kerja (bidang garapan lengkung) yang digarap. Gerakan penyetelan menempatkan perkakas pada posisi penyayatan tepat pada benda kerja setelah setiap penyayatan. Kedalaman tusukan ditentukan oleh penyetelan tegak lurus terhadap sumbu putaran. Pada pembubutan memanjang digarap bidang luar benda kerja bentuk silinder. Gerakan maju pahat bubut berlangsug searah sumbu bubut. Pada panjang pembubutan umuran kecil, gerakan maju dilakukan dengan tangan, pada yang panjang secara otomatis oleh poros luncur. Cara penjepit benda-benda kerja bergantung pada bentuknya. b. Pembubutan melintang. Gerakan maju berlangsung tegak lurus dengan putaran. Dengan cara ini dihasilkan bidang rata tegak lurus terhadap sumbu putaran (bidang garapan datar). Dalam pada itu benda kerja memperoleh panjang yang tepat. Arah maju dapat dari luar perputaran atau sebaliknya. Penyetelan (kedalaman tusuk) berlangsung sejajar dengan sumbu perputaran setelah setiap penyayatan.c. Jika gerakan maju berlangsung menyudut/miring terhadap sumbu perputaran, maka dihasilkan kerja yang berbentuk kerucut. d. Pembubutan alur berlangsung hanya dengan gerakan maju tegak lurus terhadap sumbu putaran.e. Dengan gerakan maju sejajar dan tegak lurus terhadap sumbu perputaran pada saat yang sama dihasilkan benda bulat atau benda rotasi lainnya. f. Pengaluran dan pemenggalan. Pengaluran adalah pembubutan ulir. Pada tusukan kecil profil alur menyerupai bentuk penyayat. Alur lebar dihasilkan dengan memperluas sebuah alur sempit ke arah samping. Pengerjaan pengaluran dapat dilihat pada gambar 3.4. dibawah.

ACBDKeterangan :Alur sudutAlur lebarAlur sempitAlur akhir ulir

Gambar. 3.4. Pengerjaan pengaluran.Pemenggalan adalah pemotongan sebuah benda keja berbentuk batang pada mesin bubut. Di sini digunakan sebuah pahat pengalur dengan penyayat yang sangat ramping. Penyayatan diawali dari luar pada bidang keliling dan berlangsung sampai ke tengah. Penyayat harus diasah agak miring terhadap bubut dengan ujungnya terletak pada bidang datar benda kerja yang telah selesai, supaya lebih licin. Pengerjaan pemenggalan dapat dilihat pada gambar 1.5. dibawah ini :

Gambar. 3.5. Pengerjaan Pemenggalang. Penggerakan dan pembubutan dalam pegeboran pada mesin bubut. Pada pengeboran dengan mesin bubut, benda kerja melakuan geseran utama memutar, sedangkan mata bor yang tinggal diam diperoleh gerakan maju. Untuk membor dari keadaan pejal digunakan mata bor spiral. Mata bor kecil mempunyai gagang silinder dijepit di dalam kepala bor dan didesakkan ke dalam bumbung penjepit pada kepala bebas. Jika lubangnya yang berbentuk kerucut terlalu besar, maka harus disarungkan selubung mata bor. Mat bor harus benar-benar dalam keadaan sentris dan kencang. Mata bor yang mempunyai gagang yang berbentuk kerucut dan ditancapkan langsung atau dilengkapi dengan selubung mata bor benar-benar bersih, supaya mata bor tidak menggelincir di dalam bumbung penjepit dan mengoyak kerucut dalam. Mata bor besar dapat dihindarkan dari guncangan (kelonggaran) dengan pertolongan sebuah pembawa. 3.3.5. Bentuk Bentuk Gram Yang di Hasilkan Proses Bubut : Bentuk-Bentuk Gram yang dihasilkan pada proses bubut digolongkan menjadi 3 jenis yaitu : 1. Gram tidak kontinu atau putus-putusMenunjukkan suatu kondisi yaitu logam di depan pahat pemotong diretakan menjadi potongan-potongan agak kecil. Gram jenis ini didapatkan dalam memesin bahan rapuh pada umumnya, seperti besi cor dan perunggu. Sementara serpih ini ditimbulkan, tepi potong menghaluskan ketidak rataan dan didapatkan penyelesaian yang cukup baik. Umur pahat cukup panjang dan kerusakan biasanya terjadi sebagai akibat dari aksi penggerusan pada permukaan singgung pada pahat. Gram tidak kontinyu dapat juga terbentuk pada beberapa bahan ulet kalau koefesien geseknya tinggi. Tetapi Gram ini pada bahan ulet menunjukan kondisi pemotong yang buruk.2. Gram kontinuMenunjukan jenis yang ideal dari serpihan, dari umur pahat dan penyelesaiannya. Gram jenis ini timbul dalam pemotongan segala bahan ulet angka gesekan rendah. Dalam hal ini logam diubah bentuknya secara kontinu dan meluncur pada permukaan yang retak. Gram ini timbul pada kecepatan tinggi dan agak sering jika pemotongan dilakukan dengan pahat karbida. Karena kesederhanaannya, Gram ini dapat dianalisa dari sudut pandangan gaya yang tercakup.3. Gram kontinu dengan tepi yang terbangunMenunjukan ciri Gram yang di mesin dari bahan ulet yang mempunyai angka gesekan agak tinggi. Setelah terjadi pemotongan, maka Gram mengalir di tepi ini dan naik di sepanjang permukaan pahat. Secara berkala, sejumlah kecil dari tepi yang agak memisah dan jatuh dengan serpihan atau menempel permukan yang dibubut. Karena aksi ini maka, kehalusan permukaannya tidak sebaik bila dengan serpihan kontinu. Tepi yang tegak tetap agak konstan selama memotong dan pengaruhnya adalah agak mengubah sudut garuk. Tetapi, dengan meningkatnya kecepatan potong, ukuran dari tepi yang terkurangi dengan menipiskan Gram ataupun menambah sudut garuk, meskipun pada beberapa bahan ulet tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Bentuk-bentuk gram ditujukan pada gambar 3.6. dibawah.

A. Tidak kontinu, B. Kontinu, C. Kontinu dngan tepi yang terbangun. A B C

Gambar. 3.6. Bentuk-Bentuk Gram(Amstead, 1979)

3.3.6 Jenis Mata Pahat Bubut

Gambar 3.7 Jenis Mata Pahat dan BubutKet:1Pahat kikis tekuk kanan, 11Pahat alur,

2Pahat kikis luris kanan, 12Pahat ulir pucuk,

3Pahat kikis lurus kiri,13Pahat penggal,

4Pahat kikis samping kanan, 14Pahat bubut bentuk,

5Pahat pucuk samping kanan, 15Pahat bubut dalam,

6Pahat poles pucuk,16Pahat sudut dalam,

7Pahat poles pucuk,17Pahat kait,

8Pahat poles lebar, 18Pahat kait,

9Pahat bubut samping kanan, 19Pahat ulir dalam.

10Pahat bubut samping kiri,

3.3.7 Elemen Dasar Proses PembubutanElemen-elemen dasar proses pembubutan : 1. Kecepatan potong (cutting speed)Kecepatan potong didefinisikan sebagai kecepatan pada sebuah titik di sekeliling benda kerja melewati pahat potong dalam satu menit.

.........................................................................................(1.1)dimana:n = putaran spindel (rpm) d = diameter ratarata (mm)

(mm) .................................................................................... (1.2)

dm do

Gambar 3.8. Proses Pembubutan2. Kecepatan makan

.....................................................................................(1.3)dimana:f = gerak makan (mm/ langkah)

3. Waktu pemotongan (cutting time)

..........................................................................................(1.4)4. Kedalaman potong (depth of cut)

( mm) ...................................................................................(1.5)5. Kecepatan penghasilan gram

...............................................................................(1.6.)3.3.8 Faktorfaktor keamanan yang perlu diperhatikanMesin dapat menjadi sangat berbahaya jika tidak dilakukan sesuai dengan prosedur, meskipun dia dilengkapi dengan berbagai macam alat keamanan.Berikut ini adalah beberapa regulasi keamanan yang perlu diperhatikan selama operasi mesin bubut.Halhal yang perlu diperhatikan selama mengoperasikan mesin bubut: 1. Jangan mencoba mengoperasikan mesin jika belum mengerti benar akan prosedur pengoperasian mesin.2. Jangan menggunakan pakaian yang kedodoran, cincin, jam tangan jika mengoperasikan mesin.3. Selalu menghentikan mesin sebelum melakukan pengukuran.4. Selalu menggunakan sikat baja untuk membersihkan gram.5. Sebelum memasang atau melepaskan kelengkapan mesin, yakinlah bahwa arus listrik sudah dimatikan.6. Jangan membuat goresan yang dalam pada benda kerja. Hal ini akan membuat lendutan/momen pada benda kerja.

3.4. PELAKSANAAN /CARA PRAKTIKUM Caracara atau prosedur praktikum yaitu: Proses pembuatan poros bertingkat1. Melihat gambar/skema benda kerja yang akan dibuat.

Gambar 3.9 Poros bertingkat2. Memotong benda kerja (besi pejal) dengan diameter 25 mm sepanjang 250 mm.Seperti gambar di bawah.

25

200

Gambar 3.10. Bentuk Benda Kerja

3. Menyediakan alat dan perlengkapan mesin bubut serta alat ukur.4. Memasukkan benda kerja pada pencekam serta mengancangkan dengan konci T.5. Membubut muka (facing).6. Membuat lubang untuk senter.7. Membubut paralel dengan kedalaman potong dan panjang yang telah ditentukan.

Proses pembuatan ulir1. Menyediakan peralatan pembuat ulir (alat menyeni) ukuran M.12 x 0,42. Menaruh lubang alat penyeni pada permukaan atas benda kerja dengan sejajar.3. Memutar alat dengan arah searah jarum jam dengan sedikit menekan ke bawah sehingga terbentuk awal pembentukan ulir.4. Apabila ulir awal sudah terbentuk, maka alat cukup di putar serah jarum jam sampai dengan panjang yang di tentukan.5. Pemberian pelumas di anjurkan agar mempermudah proses penyenian (pembuatan ulir).

3.5. HASIL DAN PEMBAHASAN3.5.1 Hasil Proses Pembubutan dan pembuatan ulirBentuk produk akhir proses pembubutan dapat dilihat pada gambar 1.10 dibawah ini :

20 1714123050404020

Gambar 3.11 Bentuk Poros bertingkatMaterial benda kerja = Baja ST - 37Putaran spindel (n) = 950 rpmPendingin = air Panjang Pembubutan = 150 mm.

Tabel 3.1 Hasil PengamatanProsesdo(mm)dm(mm)Nf (mm/r)Jenis GramJml tahapan

125209500,05Continue5

220179500,05Continue3

317149500,05Continue3

414129500,05Continue2

Analisa DataPerhitungan elemenelemen dasar:Proses I a. Kecepatan Potong (Cutting speed )

(m / min)

Dengan cara yang sama, digunakan untuk perhitungan proses ke 2 sampai ke 4

b. Kecepatan makan (feeding)

= 0,05x 950= 47,5 mm/minDengan cara yang sama, digunakan untuk perhitungan proses ke 2 sampai ke 4c. Waktu pemotongan (Cutting Time)

Tc tot : Jumlah tahapan x Tc = 5 x 3,15 = 15,75 minDengan cara yang sama, digunakan untuk perhitungan proses ke 2 sampai ke 4

d. Kedalaman potong (depth of cut)

Dengan cara yang sama, digunakan untuk perhitungan proses ke 2 sampai ke 4

e. Kecepatan penghasilan gram

Dengan cara yang sama, digunakan untuk perhitungan proses ke 2 sampai ke 4

Label 3.2Hasil Analisa DataSetelah dilakukan perhitungan untuk proses 1 sampai proses ke 4 diperoleh data-data sebagai berikut:Prosesd(mm)nf(mm/r)a(mm)vf(mm/min)v(m/min)Z(mm3/min)lc(mm)Tc(min)

122,59500,052,547,567,118,381503,15

218,59500,051,547,555,194,131302,74

315,59500,051,547,546,243,47901,89

4139500,05147,538,781,94501,05

Keterangan : d= diameter rata rata (mm)a= kedalaman potong (mm)vf= kecepatan makan (mm/min)v= kecepatan potong ( m/min)Z= kecepatan penghasil gram( mm3/min)r = rasio pemotonganTc = waktu pemotongan (min)

3.5.2 PembahasanPada praktikum kali ini dilakukan proses pembubutan silinder pejal dari bahan baja ST-37. Panjang silinder pejal tersebut adalah 200 mm dengan diameter 25 mm. Proses pembubutan dilakukan 4 tahap. Tahap 1 diameter 20 sepanjang 150 mm, tahap 2 diameter 17 sepanjang 130 mm, tahap 3 diameter 14 sepanjang 90 mm, tahap 4 diameter 12 sepanjang 50 mm. Pembubutan yang dilakukan pada tahap 1 sebanyak 5 langkah proses, tahap 2 sebanyak 3 langkah proses, tahap 3 sebanyak 3 langkah proses, tahap 4 sebanyak 2 langkah proses. Pembubutan dilakukan dengan kecepatan putaran spindle (n) = 950 rpm, gerak makan (f) = 0,05 mm/r disetiap tahap. Proses pendinginan dilakukan dengan menggunakan air.Pada saat melakukan proses pemotongan terjadi gerakan-gerakan pada mesin seperti gerak potong (cutting mution) yang dilakukan oleh benda kerja yang diputar oleh spindle, dan gerak makan (feed motion) yang dilakukan oleh pahat yang bergerak secara lurus kontinyu terhadap benda kerja. Pada saat pemasangan pahat, posisi ujung pahat di setel setinggi garis sumbu benda kerja (senter) agar mata pahat tidak cepat rusak dan proses pemakanan sesuai dengan kedalaman potong yang diinginkan. Apabila pemasangan pahat terlalu jauh dari tumpuan, ujung pahat muda bergetar , sehingga kualitas hasil pemotongan tidak baik.Waktu yang diperlukan untuk melakukan pembubutan pada setiap langkah proses akan bertambah lama apabila panjang proses pembubutan tersebut diperbesar tetapi apabila kecepatan makannya diperbesar dengan panjang yang tetap maka waktu yang diperlukan akan semakin pendek.Rasio pemotongan (r) adalah perbandingan antara ketebalan gram sebelum terpotong (kedalaman potong) dengan ketebalan gram setelah terpotong.Gram yang dihasilkan pada praktikum kali ini adalah gram kontinu karena benda kerja berasal dari material baja ST 37 yang memiliki keuletan yang tinggi dan memakai pahat karbida.Disamping itu hal yang diperhatikan dalam Praktikum kali ini adalah kehalusan permukaan benda kerja, hal ini disebabkan karena kecepatan putaran spindle, kedalaman potong dan gerak per langkah pada proses pembubutan, dimana permukaan yang dihasilkan akan semakin halus apabila kecepatan putaran spindle diperbesar dan kedalaman potong serta gerak makan per langkahnya diperkecil.3.6. GAMBAR HASIL PEMBUBUTAN

3.7. KESIMPULAN DAN SARAN3.7.1 KESIMPULANDan hasil praktikum di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Pada prinsipnya proses pembubutan adalah mengurangi berat dan volume benda kerja, dan proses pembubutan hanya dapat dilakukan pada benda kerja yang berbentuk silindris. 2.Waktu yang diperlukan untuk proses pembubutan akan semakin lama apabila kedalaman potong dan panjang pemotongan yang digunakan lebih besar, apabila gerak makannya diperbesar dengan panjang pembubutan tetap waktu yang diperlukan akan semakin pendek.3.Gram yang dihasilkan pada proses pembubutan silinder pejal Baja ST-37 adalah gram kontinu karena material benda kerja baja ST 37 adalah baja yang memiliki tingkat keuletan yang cukup tinggi. 4. Umur pahat tidak hanya dipengaruhi oleh geometri pahat saja melainkan ada beberapa hal yang sangat signifikan pengaruhnya seperti material benda kerja, metal pahat, kedalaman potong dan kondisi pemotongan.

3.7.2 SARAN1. Sebelum melakukan praktikum mesin bubut, hendaknya segala sesuatu yang berkaitan dengan mesin bubut baik itu cara pengoprasian atau factor factor keamanan harus diperhatikan sebaik mungkin, sehingga tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan pada saat melakukan praktikum.2.Pahat yang digunakan saat praktikum agar diperbaharui sehingga pada saat melakukan proses pembubutan hasil yang diperoleh maksimal