bab iii. pengujian gradasi dan kandungan lumpur

33
BAB III PENGUJIAN GRADASI DAN KANDUNGAN LUMPUR A. Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Pasir 1. Maksud dan Tujuan a. Untuk mengetahui mutu agergat halus yang akan digunakan sebagai bahan campuran beton sehingga didapatkan agergat halus yang memenuhi persyaratan fisis untuk bahan campuran beton. b. Untuk mengetahui banyaknya kandungan lumpur yang terdapat pada pasir. 2. Dasar Teori Agregat halus atau pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % terhadap berat kering yang dimaksud. Lumpur adalah bagian-bagian kering yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Bila kadar lumpur melampaui 5 %, maka pasir harus dicuci dengan larutan NaOH 3 % dan dengan air. Pasir juga harus terdiri dari butiran beraneka ragam besarnya dan bila diayak dengan susunan ayakan yang telah ditentukan maka memenuhi : a. Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat total. b. Sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10 % berat total.

Upload: panji-hari-mukti-wibowo

Post on 13-Aug-2015

207 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

BAB III

PENGUJIAN GRADASI DAN KANDUNGAN LUMPUR

A. Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Pasir

1. Maksud dan Tujuan

a. Untuk mengetahui mutu agergat halus yang akan digunakan sebagai

bahan campuran beton sehingga didapatkan agergat halus yang

memenuhi persyaratan fisis untuk bahan campuran beton.

b. Untuk mengetahui banyaknya kandungan lumpur yang terdapat pada

pasir.

2. Dasar Teori

Agregat halus atau pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5

% terhadap berat kering yang dimaksud. Lumpur adalah bagian-bagian

kering yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Bila kadar lumpur

melampaui 5 %, maka pasir harus dicuci dengan larutan NaOH 3 % dan

dengan air. Pasir juga harus terdiri dari butiran beraneka ragam besarnya

dan bila diayak dengan susunan ayakan yang telah ditentukan maka

memenuhi :

a. Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat total.

b. Sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10 % berat total.

c. Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % - 90 % berat

total.

3. Bahan-bahan yang di perlukan :

Pasir sebanyak 500 gram.

4. Alat yang digunakan

a. Ember

b. Oven dengan suhu max 150˚C buatan Jerman

c. Cetok

Page 2: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

d. Alat getar listrik (vibrator)

e. Timbangan Digital

f. Ayakan

5. Cara Kerja

a. Menyediakan pasir sebanyak 500 gram kemudian dioven selama 24

jam.

b. Menimbang berat pasir setelah di oven selama ±24 jam dengan suhu

100˚C.

c. Menyusun ayakan sesuai urutan (diameter terbesar di atas).

d. Memasukkan pasir ke dalam ayakan tersebut.

e. Menggetarkan ayakan pada vibrator selama 15 menit.

f. Menimbang tiap-tiap ayakan.

g. Mencatat hasil penimbangan tiap-tiap ayakan.

Page 3: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

6. Alur Kerja

`

Gambar III.1 Alur Kerja Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Pasir

Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Pasir

Mempersiapkan Alat dan Bahan :EmberOven buatan JermanCetok Alat getar listrik (vibrator) Timbangan AyakanPasir sebanyak 500 gram

Langkah Kerja Menyediakan pasir sebanyak 500 gram kemudian dioven selama 24 jam dengan suhu 100˚C Menimbang berat pasir setelah dioven Menyusun ayakan sesuai urutan (diameter terbesar di atas). Memasukkan pasir ke dalam ayakan tersebut. Menggetarkan ayakan pada vibrator selama 15 menit. Menimbang tiap-tiap ayakan Mencatat hasil penimbangan tiap-tiap ayakan.

Mengamati Hasil Praktikum

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai

Mulai

Page 4: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

7. Hasil pengamatan

Tabel III.1 Berat Pasir yang Tertahan pada Ayakan

No. Ukuran Ayakan(mm)

Berat Ayakan(gram)

Berat Ayakan + Pasir (gram)

Berat Pasir(gram)

1.2.3.4.5.6.7.8.

9,504,752,361,180,600,300,15pan

394421423424339308258253

394442459482382433263478

013658431255

225 = 493

8. Analisis Data

a. Berat pasir mula-mula = 500gram

b. Berat pasir setelah dioven (A) = 493gram

c. Berat pasir setelah digetarkan (B) = 493 gram

d. Kesalahan penimbangan (C ) = 493 - 493 = 0 gr

e. Perhitungan Koreksi

(gram)

Page 5: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

f. Perhitungan pasir setelah koreksi

Page 6: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

Tabel III.2 Perhitungan Persentase Komulatif Berat Pasir

Lolos

NoUkuran Ayakan (mm)

Berat Ayakan

(gr)

Berat Ayakan + Pasir (gr)

Berat Pasir (gr)

KoreksiBerat Pasir Terkoreksi

(gr)

Persentase Pasir

Tertinggal (%)

Persentase Komulatif (%)

Tertinggal Lolos

1. 9,5 394 394 0 0 0 0 0 1002. 4,75 421 422 1 0 1 0,27 0,27 99,73

3. 2,36 423 459 36 0 36 9,86 10,14 89,86

4. 1,18 424 482 58 0 58 15,89 26,03 73,97

5. 0,6 339 382 43 0 43 11,78 37,81 62,19

6. 0,3 308 433 125 0 125 34,25 72,05 27,95

7. 0,15 258 263 5 0 5 1,37 73,42 26,58

8. 0 253 478 225 0 97 26,58 100 0

                   

            2

g. Modulus halus butir = Persentase komulatif tertinggal 100

= 319 , 73 100

= 3,2

i. Kandungan lumpur = berat pasir dalam pan + koreksi pada pan x 100 % berat terkoreksi

= 225 + 0 x 100 %

365= 61,64 %

9. Kesimpulan

a.Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa pasir tersebut memenuhi

syarat yang digunakan dalam adukan beton, karena kandungan lumpurnya

< 70 % yaitu 61,64 %.

b. Pasir mempunyai modulus halus butir antara 1,5 – 3,8 termasuk dalam

pasir halus, sehingga pasir yang digunakan di atas termasuk pasir halus

karena mempunyai modulus halus butir 2,1.

Page 7: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

10. Saran-saran

a. Timbangan harus dalam keadaan normal karena akan mempengaruhi

hasil perhitungan.

b. Kebersihan alat harus diperhatikan karena akan sangat mempengaruhi

hasil penimbangan.

Page 8: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

Ayakan Oven

Alat getar listrik (vibrator) Timbangan

Cetok Ember

Gambar III.3 Alat-alat praktikum pengujian gradasi dan

Page 9: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

kandungan lumpur pada pasir

B. Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Kerikil

1. Maksud dan Tujuan

a. Untuk mengetahui kandungan lumpur dari kerikil, sehingga kerikil

tersebut dapat diketahui memenuhi syarat atau tidak untuk campuran

beton.

b. Untuk mengetahui komposisi ukuran butiran kerikil, sehingga dapat

dengan tepat mencarikan perbandingan campuran beton dengan pasir

sehingga campuran beton benar-benar tepat.

2. Dasar Teori

a. Kerikil atau batu pecah disebut juga dengan agregat kasar berupa kerikil

desintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah, hasil dari

pemecahan batu (PBI 1971, Pasal 14, Ayat 2).

b. Secara umum yang disebut agregat kasar dengan ukuran lebih dari 5

mm.

c. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras atau tidak

berpori. Butir-butir agregat kasar bersifat kekal, dalam arti tidak

terpengaruh oleh cuaca seperti terik matahari maupun hujan.

d. Agregat tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat

kering awal, yaitu bahan-bahan yang dapat melalui ayakan 0,25 mm.

Apabila melebihi 1%, maka agregat harus dicuci.

e. Agregat terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam ukurannya dan

apabila diayak dengan susunan ukuran menurut PBI 1971, Pasal 35

Ayat 1 (British Standart) yang dipakai di Indonesia harus memenuhi

syarat sebagai berikut :

1) Sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0% berat.

2) Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90-98% berat.

3) Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan

4) adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.

Page 10: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

3. Bahan-bahan yang diperlukan :

Batu kerikil sebanyak 1000 gram.

4. Alat yang digunakan

a. Timbangan Digital

b. Mesin penggetar listrik (vibrator)

c. Ember

d. Cetok

e. Ayakan

f. Oven dengan suhu max 150˚C buatan Jerman

5. Cara Kerja

a. Menyediakan kerikil sebanyak 1000 gram.

b. Kerikil dioven dulu selama 24 jam dengan suhu 100˚C, kemudian hari

berikutnya diambil lalu ditimbang.

c. Menyusun ayakan sesuai dengan urutan (diameter terbesar di atas).

d. Memasukkan kerikil ke dalam ayakan dan menggetarkan ayakan selama

15 menit.

e. Melakukan penimbangan setiap ayakan.

f. Mencatat hasil penimbangan masing-masing ayakan.

Page 11: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

6. Alur Kerja

Gambar III.4 Alur Kerja Pengujian Gradasi dan

Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Kerikil

Mempersiapkan Alat dan Bahan :Timbangan Mesin penggetar listrik (vibrator)EmberCetokAyakanOven buatan JermanBatu kerikil sebanyak 1000 gram

Langkah Kerja

Menyediakan kerikil sebanyak 1000 gram.

Kerikil dioven dulu selama 24 jam, kemudian hari berikutnya diambil lalu

ditimbang.

Menyusun ayakan sesuai dengan urutan (diameter terbesar di atas).

Memasukkan kerikil ke dalam ayakan dan menggetarkan ayakan selama 15

menit.

Melakukan penimbangan setiap ayakan.

f. Mencatat hasil penimbangan masing-masing ayakan.

Mengamati Hasil Pratikum

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai

Mulai

Page 12: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

Kandungan Lumpur pada Kerikil7. Hasil Pengamatan

Tabel III.3 Berat kerikil yang tertahan di atas ayakan.

No.Ukuran Berat Berat BeratAyakan (mm)

Ayakan (gram)

Ayakan + Kerikil Kerikil (gram)(gram)

1 19 581 787 2062 12,5 453 1033 5803 9,5 472 540 684 4,75 432 446 145 2,36 434 439 56 1,18 325 347 227 0,6 409 423 148 0,3 306 311 59 0,15 296 309 1310 pan 410 451 41

Total 968

8. Analisis Data

a. Berat kerikil mula-mula : 1000 gram

b. Berat kerikil setelah dioven : 968 gram

c. Berat kerikil setelah digetarkan : 968 gram

d. Kesalahan penimbangan : 968 – 968 = 0 gram

e. Perhitungan koreksi

Page 13: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

f. Perhitungan kerikil setelah dikoreksi

Page 14: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

Tabel III.4 Perhitungan Persentase Kumulatif Berat Kerikil Lolos

NoUkuran Ayakan (mm)

Berat Ayakan (gr)

Berat Ayakan + Pasir

(gr)

Berat Pasir (gr)

Koreksi

Berat Pasir

Terkoreksi (gr)

Persentase Pasir

Tertinggal (%)

Persentase Komulatif Tertinggal

(%)1 19 581 787 206 0 206 21,28 21,282 12,5 453 1033 580 0 580 59,92 81,203 9,5 472 540 68 0 68 7,02 88,224 4,75 432 446 14 0 14 1,45 89,675 2,36 434 439 5 0 5 0,52 90,196 1,18 325 347 22 0 22 2,27 92,467 0,6 409 423 14 0 14 1,45 93,908 0,3 306 311 5 0 5 0,52 94,429 0,15 296 309 13 0 13 1,34 95,7610 pan 410 451 41 0 41 4,24 -

Total 968 0 968 100 747,11

g. Modulus halus butir

Modulus halus butir = Persentase kumulatif tertinggal 100

= 7 47,11 100

= 7,47

Page 15: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

i. Kandungan lumpur = barat kerikil dalam pan + koreksi pada pan x 100%

berat terkoreksi

= 41 + 0 x 100%968

= 4,24 %

9. Kesimpulan

a.Modulus halus butir pada kerikil tersebut adalah 7,47 sesuai dengan kisaran

modulus halus butir pada umumnya untuk kerikil yaitu antara 5 - 8,

sehingga kerikil tersebut dapat digunakan untuk campuran beton.

b. Dengan melihat tabel di atas ternyata kandungan lumpur yang terdapat

pada kerikil tersebut lebih besar dari 1 % yaitu 4,24 % ( < 5% ) sehingga

kerikil tersebut dapat digunakan sebagai bahan campuran beton.

10. Saran-saran

a.Timbangan harus dalam keadaan normal karena akan mempengaruhi hasil

perhitungan.

b. Kebersihan alat harus diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap

hasil penimbangan.

Page 16: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

Ayakan Oven

Alat getar listrik (vibrator) Timbangan

Cetok Ember

Gambar III.6 Alat-alat praktikum pengujian gradasi dan

Page 17: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

kandungan lumpur pada kerikil

Page 18: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

C. Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Kerikil dan Pasir

1. Maksud dan Tujuan

a. Untuk mengetahui susunan gradasi dari kerikil dan pasir.

b. Untuk mengetahui banyaknya kandungan lumpur yang terdapat pada

kerikil dan pasir.

2. Dasar Teori

Pada suatu agregat tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %

terhadap berat kering yang dimaksud. Lumpur adalah bagian-bagian

kering yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Bila kadar lumpur

melampaui 5 %, maka harus dicuci dengan larutan NaOH 3 % dan dengan

air. Agregat juga harus terdiri dari butiran beraneka ragam besarnya dan

bila diayak dengan susunan ayakan yang telah ditentukan maka

memenuhi:

a. Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat total.

b. Sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10 % berat total.

c. Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % - 90 % berat

total.

3. Bahan-bahan yang di perlukan :

Campuran agregatkerikil dan pasir.

4. Alat yang digunakan

a. Ember

b. Oven dengan suhu max 150˚C buatan Jerman

c. Cetok

d. Alat getar listrik (vibrator)

e. Timbangan Digital

f. Ayakan

Page 19: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

5. Cara Kerja

a. Menyediakan pasir sebanyak 500 gram dioven suhu 105˚C, 24 jam

b. Menimbang berat pasir setelah dioven

c. Menyusun ayakan sesuai urutan (diameter terbesar di atas).

d. Memasukkan pasir ke dalam ayakan tersebut.

e. Menggetarkan ayakan pada vibrator selama 15 menit.

f. Menimbang tiap-tiap ayakan

g. Mencatat hasil penimbangan tiap-tiap ayakan.

Page 20: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

6. Alur Kerja

Gambar III.7 Alur Kerja Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Kerikil dan Pasir

Menyiapkan Alat dan Bahan :EmberOven Cetok Alat getar listrik (vibrator) Timbangan Ayakan Pasir sebanyak 500 gram.

Langkah Kerja Menyediakan pasir sebanyak 500 gram kemudian dioven selama 24 jam. Menimbang berat pasir setelah di oven Menyusun ayakan sesuai urutan (diameter terbesar di atas). Memasukkan pasir ke dalam ayakan tersebut. Menggetarkan ayakan pada vibrator selama 15 menit. Menimbang tiap-tiap ayakan Mencatat hasil penimbangan tiap-tiap ayakan.

Mengamati Hasil Praktikum

Analisis Data

Kesimpulan

Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur pada Kerikil dan Pasir

Selesai

Mulai

Page 21: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

7. Hasil Pengamatan

Tabel III.5 Berat Pasir yang Tertahan pada Ayakan

No Ukuran Berat Berat Ayakan + Berat

 Ayakan (mm)

Ayakan (gram) Pasir dan Kerikil (gram)

Pasir dan Kerikil (gram)

1 19 581 787 2062 12,5 453 1033 5803 9,5 472 540 684 4,75 432 446 145 2,36 434 439 236 1,18 325 347 497 0,6 409 423 1008 0,3 306 311 799 0,15 296 309 13810 pan 410 451 138  Total     1395

8. Analisis Data

a. Berat pasir mula-mula = 1500 gram

b. Berat pasir setelah dioven = 1395 gram

c. Berat pasir setelah digetarkan = 1395 gram

d. Kesalahan penimbangan = 1395 – 1395 = 0 gram

e. Perhitungan Koreksi

Page 22: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

f. Perhitungan kerikil setelah dikoreksi

Tabel III.6 Perhitungan Persentase Kumulatif Berat Pasir dan Kerikil Lolos

No

Ukuran Ayakan (mm)

Berat Ayakan

(gr)

Berat Ayakan + Pasir

Berat Pasir dan

KoreksiBerat Pasir dan Kerikil Terkoreksi

Persentase Pasir dan Kerikil

Persentase Komulatif (%)

Tertinggal Lolos

Page 23: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

dan Kerikil

Kerikil (gr)

(gr) Tertinggal (%)

1 19 581 787 206 0 206 14,77 14,77 85,232 12,5 453 1033 580 0 580 41,58 56,34 43,663 9,5 472 540 68 0 68 4,87 61,22 38,784 4,75 432 446 14 0 14 1,00 62,22 37,785 2,36 434 439 23 0 23 1,65 63,87 36,136 1,18 325 347 49 0 49 3,51 67,38 32,627 0,6 409 423 100 0 100 7,17 74,55 25,458 0,3 306 311 79 0 79 5,66 80,22 19,789 0,15 296 309 138 0 138 9,89 90,11 9,8910 pan 410 451 138 0 138 9,89 - -

Total 1395 0 1395 100 570,68  

g. Modulus halus butir

Modulus halus butir = Persentase kumulatif tertinggal100

= 570,68100

= 5,71

9. Kesimpulan

a. Modulus halus butir pada campuran pasir dan kerikil tersebut adalah 5,71

maka campuran tersebut tidak termasuk jenis kerikil halus, karena pada

Page 24: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

umumnya campuran pasir dan kerikil mempunyai modulus halus butir

antara 5 – 6,5.

b. Dari grafik standart gradasi agregat campuran pasir dan kerikil dengan

butir maksimum 19 mm, gradasi agregat termasuk dalam daerah ( 1 ), ( 2 ),

( 3 ), dan ( 4 )

10. Saran-saran

a. Timbangan harus dalam keadaan normal karena akan mempengaruhi hasil

perhitungan.

b. Kebersihan alat harus diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap hasil

penimbangan.

Page 25: Bab III. Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur

Ayakan Oven

Alat getar listrik (vibrator) Timbangan

Cetok Ember

Gambar III.10 Alat-alat praktikum pengujian gradasi dan

kandungan lumpur pada kerikil dan pasir