bab ii tinjauan pustaka - sinta.unud.ac.id ii.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan,...

26
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih mendalam mengenai teori-teori yang menjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, kerjasama tim, small group discussion dan hubungan antara kecerdasan sosial dengan kepuasan kerjasama tim. A. Kepuasan Kerjasama Kelompok 1. Pengertian Kepuasan Kerjasama Kelompok dalam SGD Menurut Cremer dan Siregar (1993) bekerjasama adalah suatu keadaan ketika sekelompok orang bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Cremer dan Siregar (1993) juga menjelaskan pengertian kelompok adalah beberapa orang yang berkumpul untuk bekerjasama, belajar bersama, membahas suatu masalah ataupun hanya bersantai bersama-sama. Menurut Robbins dan Judge (2012) kelompok adalah dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, bergabung, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kelompok (group) adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama. (Ivancevich, Konopaske & Matteson, 2006). Taylor, Peplau dan Sears (2009) menjelaskan pengertian kelompok (group) adalah orang-orang yang interdependen dan saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut Shaw (1981) kelompok adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa, saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh satu sama lainnya. Menurut Sarwono dan Meinarno (2009), terbentuknya kelompok ada syarat fisik yang harus terpenuhui, seperti beberapa individu yang berinteraksi dan saling tergantung untuk mencapai tujuan bersama, serta ada pula persyaratan non fisisk, seperti persepsi sebagai

Upload: duongngoc

Post on 28-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan lebih mendalam mengenai teori-teori yang

menjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, kerjasama tim, small group discussion

dan hubungan antara kecerdasan sosial dengan kepuasan kerjasama tim.

A. Kepuasan Kerjasama Kelompok

1. Pengertian Kepuasan Kerjasama Kelompok dalam SGD

Menurut Cremer dan Siregar (1993) bekerjasama adalah suatu keadaan ketika

sekelompok orang bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Cremer dan Siregar (1993)

juga menjelaskan pengertian kelompok adalah beberapa orang yang berkumpul untuk

bekerjasama, belajar bersama, membahas suatu masalah ataupun hanya bersantai

bersama-sama. Menurut Robbins dan Judge (2012) kelompok adalah dua individu atau

lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, bergabung, untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu. Kelompok (group) adalah dua atau lebih individu yang berinteraksi satu dengan

yang lain untuk mencapai tujuan bersama. (Ivancevich, Konopaske & Matteson, 2006).

Taylor, Peplau dan Sears (2009) menjelaskan pengertian kelompok (group) adalah

orang-orang yang interdependen dan saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut Shaw

(1981) kelompok adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi satu sama lain

sedemikian rupa, saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh satu sama lainnya. Menurut

Sarwono dan Meinarno (2009), terbentuknya kelompok ada syarat fisik yang harus

terpenuhui, seperti beberapa individu yang berinteraksi dan saling tergantung untuk

mencapai tujuan bersama, serta ada pula persyaratan non fisisk, seperti persepsi sebagai

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

15

satu kesatuan serta perasaan sebagai bagaian dari kelompok. Kelompok merupakan dua

orang atau lebih yang saling berinteraksi, mempengaruhi satu sama lain dan menganggap

satu sama lain sebagai kita (Myers, 2009).

Menurut Resbult dalam Taylor, dkk (2009) kepuasan adalah seseorang akan

merasa puas jika suatu hubungan tersebut lebih banyak menguntungkan dari pada

merugikan individu tersebut. Menurut Sardiman (2003), kepuasan adalah perasaan

gembira, perasaan ini dapat menjadi positif yaitu timbul jika individu mendapatkan

penghargaan terhadap dirinya. Menurut Sirgy (2012), kepuasan hidup adalah

konseptualisasi kebahagiaan atau kesejahteraan subjektif yang melibatkan penilaian dari

pemenuhan dari kebutuhan seseorang, tujuan, dan keinginan. Menurut Firsch dalam

Sirgy (2012) ranah kepuasan dikonsepkan dalam 16 dimensi yaitu, kesehatan, harga diri,

tujuan dan nilai-nilai, uang, kerja, bermain, belajar, kreativitas, membantu, cinta,

pertemanan, anak-anak, kerabat, keluarga, lingkungan, dan masyarakat. Meningkatnya

kedekatan persahabatan memberi tantangan pada remaja untuk menguasi kemampuan

sosial yang lebih baik (Santrock, 2003).

Menurut Shaw (1981) kelompok kecil (small group) adalah kelompok yang

mempunyai 20 atau sedikit anggota, meskipun dalam kebanyakan kasus akan ada dengan

kelompok yang memiliki lima atau lebih sedikit anggota. Kelompok kecil adalah

kumpulan dari beberapa peserta didik yang berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai

tujuan pembelajaran (Amin & Eng, 2003). Menurut Amin dan Eng (2003), diskusi

kelompok kecil terdiri dari lima hingga sepuluh orang siswa di dalam kelompok tersebut.

Menurut Slavin (2008) diskusi kelompok kecil (small group discussion) merupakan

diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai

enam orang siswa yang bekerja untuk mendiskusikan topik tertentu. Menurut Uno dan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

16

Mohamad (2012), metode diskusi kelompok merupakan metode yang menghendaki agar

siswa dan guru serta siswa dengan siswa lainnya terjadi interaksi dan saling bertukar

informasi dalam memecahkan masalah. Metode diskusi kelompok mendorong siswa untuk

berinteraksi dan membantu memahami pendapat berbeda yang mungkin muncul selama

kegiatan berlangsung. Diskusi kelompok juga mendorong siswa untuk menghargai

perbedaan pendapat.

Menurut Makmun (2007) metode diskusi adalah metode yang mana guru dan

siswa, bahkan antarsiswa terlibat dalam proses interaksi secara aktif dan ada timbal balik

dua arah baik dalam perumusan masalah, penyampainan informasi, pembahasan, dan

dalam pengambilan keputusan. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1999) metode diskusi

merupakan suatu cara penyajian pelajaran yang mana guru memberi kesempatan kepada

para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan diskusi ilmiah untuk

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternative

pemecahan atas suatu masalah. Menurut Armstrong (2013), penggunaan kelompok kecil

adalah inti dari model pembelajaran kooperatif. Kelompok kecil biasanya bekerja paling

efektif ketika memiliki tiga sampai delapan anggota.

Jadi dapat disimpulkan kepuasan kerjasama kelompok dalam SGD perasaan

positif yang dirasakan individu dalam berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai

tujuan bersama di dalam diskusi kelompok SGD yang diikuti oleh sekelompok

mahasiswa dengan jumlah 10 sampai 13 orang.

2. Aspek Kerjasama Kelompok

Menurut Cremer dan Siregar (1993) aspek dalam kerjasama kelompok adalah:

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

17

a. Pembagian kerja yang jelas dan sesuai kepada anggota-anggota kelompok.

Setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk menyumbangkan ketrampilan

dan pengetahuannya yang khusus.

b. Gaya kepemimpinan yang diterapkan

Pemimpin yang paternalis dan otoriter cenderung untuk memaksakan agar setiap

anggota kelompok memberikan hasil yang nyata sesuai dengan target. Gaya

kepemimpinan laissez-faire berarti pemimpin tidak memberikan pengarahan sama

sekali kepada kelompok dan memberikan anggota-anggotanya bertindak sebagimana

mempunyai pola kerja dan tujuan yang jelas. Gaya kepemimpinan demokratis

merupakan pimpinan kelompok mampu memotivasi para anggota agar mereka

menghasilkan prestasi yang terbaik dan merupakan gaya kepemimpinan yang paling

efektif. Menurut Taylor, dkk (2009) pemimpin kelompok adalah orang yang memiliki

pengaruh besar terhadap perilaku dan keyakinan kelompok. Menurut Taylor, dkk

(2009) pemimpin harus melakukan dua jenis kegiatan. Pertama kepemimpinan tugas

yaitu mengarahkan dan menata kelompok untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan

tugas. Kedua kepemimpinan sosial yaitu menjaga kesejahteraan sosial dan emosional

dari anggota kelompok.

c. Komunikasi timbal balik di antara anggota kelompok maupun di antara anggota

kelompok dan pemimpinnya.

Adanya komunikasi yang baik, setiap masalah yang dihadapi kelompok dapat

dimengerti secara baik dan setiap anggota kelompok dapat memahami bagaimana dia

dapat membantu kearah pemecahan masalah. Menurut Kartono (2006), komunikasi

adalah kapasitas individu atau kelompok untuk menyampaikan perasaan, pikiran, dan

kehendak kepada individu dan kelompok lain. Menurut Devito (1997), komunikasi

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

18

merupakan tindakan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih dalam mengirim dan

menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam suatu konteks tertentu,

mempunyai pengaruh tertentu, dan adanya umpan balik. Menurut Devito (1997), jenis-

jenis komunikasi dibagi menjadi:

1. Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, melalui

komunikasi ini seseorang lebih dapat mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri

sendiri, meyakinkan diri sendiri, mempertimbangkan keputusan yang akan diambil,

dan menyiapkan pesan-pesan yang akan disampaikan kepada orang lain.

2. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara dua orang, melalui komunikasi

ini seseorang berinteraksi dengan orang lain, mengenal orang lain dan diri sendiri,

dan mengungkapkan diri pada orang lain.

3. Komunikasi kelompok kecil adalah komunikasi dalam sekelompok kecil orang,

melalui komunikasi ini seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain dalam

kelompok, memecahkan masalah, mengembangkan gagasan baru, dan berbagi

pengetahuan dan pengalaman.

4. Komunikasi organisasi adalah komunikasi dalam suatu organisi formal, melalui

kominikasi ini seserang dapat meningkatkan produktivitas, membangkitkan

semangat kerja, dan memberikan informasi.

5. Komunikasi publik adalah komunikasi dari pembicara kepada kyalayak, melalui

komunikasi ini seseorang dapat memberikan informasi, meyakinkan, dan

menghibur.

6. Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang dari budaya yang

berbeda, melalui komunikasi ini seseorang dapat mengenal, berhubungan,

mempengaruhi, bermain, dan membantu orang lain.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

19

7. Komunikasi masa adalah komunikasi yang diarahkan kepada khalayak yang sangat

luas, disalurkan melalui sarana audio atau visual, melalui komunikasi ini dapat

digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, mengukuhkan status, dan

menciptakan rasa persatuan.

Menurut Sarwono dan Meinarno (2009), iklim komunikasi juga berperan penting

dalam mempengaruhi tingkah laku anggota kelompok. Iklim komunikasi yang

kooperatif akan membuat kelompok merasa bebas untuk berkomunikasi secara jujur

dan komunikasi ditujukan untuk membahas kerja kelompok. Komunikasi defensif

(kompotititf) menyebabkan iklim komunikasi yang berkembang menjadi membuat

anggota saling tidak percaya, dan saling bersaing.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa syarat dalam kerjasama

kelompok adalah pembagian kerja yang jelas dan sesuai, gaya kepemimpinan, dan

komunikasi timbal balik anatar anggota dan pemimpin. Komunikasi merupakan

tindakan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih dalam mengirim dan menerima

pesan. Jenis-jenis komunikasi dibagi menjadi komunikasi intrapribadi, antarpribadi,

kelompok kecil, organisasi, public, antarbudaya, dan masa.

3. Karakteristik Kelompok

Menurut Ivancevich, dkk (2006), karakteristik kelompok terdiri dari:

a. Kelompok dapat terbentuk ketika dua atau lebih individu saling berinteraksi

b. Kelompok menyediakan struktur untuk pekerjaan dan interaksi di antara

anggotanya.

c. Anggota kelompok dapat menampilkan peran teknis spesifik, kepemimpinan,

penyelesaian masalah, dan sisi emosional.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

20

d. Setiap anggota kelompok memiliki sasaran bersama.

Menurut Taylor, dkk (2009), karakteristik kelompok terdiri dari:

a. Individu dalam kelompok saling berhubungan dan memiliki potensi untuk

melakukan interaksi bersama-sama.

b. Anggota kelompok melakukan kontak tatap muka secara teratur.

c. Individu dalam kelompok saling bergantung, yaitu saling memengaruhi satu sama

lain.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan karakteristik kelompok terdiri atas

individu dalam kelompok saling berinteraksi, di dalam kelompok terdapat struktur

kelompok, anggota kelompok saling melakukan kontak tatap muka, anggota

kelompok dapat menampilkan peran teknis spesifik, kepemimpinan, penyelesaian

masalah, dan sisi emosional, serta anggota kelompok memiliki sasaran bersama.

4. Jenis-Jenis Kelompok

Menurut Ivancevich, Konopaske dan Matteson (2006), jenis-jenis kelompok terdiri

dari dua yaitu kelompok formal (formal group) dan kelompok informal.

a. Kelompok Formal

Kelompok formal adalah sebuah kelompok yang dibentuk oleh menajemen

untuk mencapai sasaran organisasi. Menurut Robbins dan Judge (2012) kelompok

formal adalah kelompok-kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi,

dengan penentuan tugas berdasarkan penunjukan penugasan kerja. Kelompok

formal terdiri atas :

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

21

1. Kelompok Perintah

Kelompok yang terbentuk dari sejumlah bawahan yang melapor kepada

seorang atasan tertentu. Kelompok perintah biasanya ditentukan oleh bagan formal

organisasi.

2. Kelompok Tugas

Sekelompok individu yang bekerja sebagai sebuah unit untuk menyelesaikan

sebuah proyek atau tugas kerja. Menurut Robbins dan Judge (2012) kelompok

tugas juga ditentukan secara organisasional, mewakili kelompok yang bekerja

bersama-sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

b. Kelompok Informal

Kelompok informal adalah kelompok-kelompok yang dibentuk individu dan

berkembang disekitar minat yang sama dan pertemanan, dan tidak muncul dengan

sengaja (Ivancevich, Konopaske dan Matteson, 2006). Menurut Robbins dan Judge

(2012) kelompok informal adalah perhimpunan yang tidak terstruktur secara

formal maupun secara organisasional. Kelompok informal terdiri atas:

1. Kelompok Minat

Sebuah kelompok yang terbentuk karena sejumlah minat dan topik tertentu

yang khusus. Ketika minat ini menurun atau sasaran sudah tercapai maka

kelompok ini akan bubar. Menurut Robbins dan Judge (2012), kelompok minat

adalah individu yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dan

kepentingan masing-masing.

2. Kelompok Pertemanan

Kelompok informal yang terbentuk di lingkungan kerja karena adanya

beberapa karakteristik umum yang sama dari para anggotanya, dan dapat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

22

mengembangkan interaksi dari para anggota hingga sampai ke aktivitas di luar

kerja. Kelompok-kelompok ini adalah formasi alami dalam lingkungan kerja yang

timbul sebagai respon terhadap kebutuhan akan kontak sosial.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan jenis-jenis kelompok terdiri dari

kelompok perintah, kelompok tugas, kelompok minat, dan kelompok pertemanan.

5. Tahap-Tahap Pembentukan Kelompok

Menurut Robbins dan Judge (2012) kelompok biasanya berkembang melalui

sebuah urutan terstandar dalam evolusi, urutan ini disebut model lima tahap

perkembangan kelompok. Ivancevich, dkk (2006), menyebutkan salah satu model

perkembangan kelompok yang paling banyak digunakan mengasumsikan bahwa

kelompok-kelompok berkembang melalui lima tahap perkembangan yaitu:

a. Tahap Pembentukan

Pada tahap ini ditandai dengan adanya ketidakpastian menganai sasaran, struktur,

dan kepemimpinan kelompok. Menurut Robbins dan Judge (2012), tahap pembentukan

selesai ketika anggota kelompok mulai menganggap diri mereka sebagai bagaian dari

kelompok. Pada tahap pembentukan partisipasi anggota kelompok masih sedikit dan

bergantung pada pemimpin atau peraturan yang umum (Tuckman dalam Sarwono dan

Meinarno, 2009).

b. Tahap Konflik

Tahap konflik dalam perkembangan kelompok ditandai dengan banyaknya

konfrontasi. Tahapan ini biasanya tahap yang emosional, muncul kompetisi antar

anggota kelompok demi mendapatkan penugasan yang diharapkan dan perselisihan

pendapat mengenai perilaku-perilaku terkait tugas dan tanggung jawab seseorang. Pada

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

23

tahap ini diskusi dan perdebatan antar anggota sambil saling menilai satu sama lain

umum (Tuckman dalam Sarwono dan Meinarno, 2009). Menurut Robbins dan Judge

(2012), ketika tahap konflik selesai, terdapat sebuah hierarki yang relative jelas atas

kepemimpinan dalam kelompok.

c. Tahap Pembentukan Norma

Tahapan ini ditandai dengan adanya kerjasama dan kekompokan. Tahap ini juga

merupakan tahap kohesivitas kelompok mulai berkembang secara signifikan. Pada

tahap ini mulai muncul ketertarikan, komitmen, serta perasaan terhadap identitas

kelompok dan pertemanan di dalamnya. Pada tahap pembentukan norma juga

ditentukan cara, norma, aturan, hak, dan kewajiban yang akan dijadikan rujukan umum

(Tuckman dalam Sarwono dan Meinarno, 2009). Tahap ini selesai ketika struktur

kelompok menjadi kuat dan menyesuaikan diri atas perilaku anggota kelompok

(Robbins dan Judge, 2012).

d. Tahap Penunjukan Kinerja

Tahap saat kelompok berfungsi sepenuhnya. Struktur kelompok telah ditetapkan,

dan setiap anggota memahami dan menerima perannya masing-masing dengan baik.

Kelompok memusatkan energi, usaha-usaha, dan komitmen mereka pada pencapaian

tugas yang harus mereka lakukan. Pada tahap ini energi kelompok telah berpindah dari

saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada (Robbin dan

Jugde, 2012).

e. Tahap Pembubaran

Tahap pembubaran merupakan tahap berakhirnya aktivitas kelompok. Pada

kelompok-kelompok sementara, seperti kelompok proyek, kelompok tugas, dan

kelompok lainnya yang serupa, tahap ini meliputi terjadinya perpecahan atau

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

24

perpisahan. Aktivitas-aktivitas yang rutin dilakukan telah selesai dan kelompok

memusatkan perhatian pada proses penutupan. Menurut Robbins dan Judge (2012),

pada tahap pembubaran kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi

kelompok, namun lebih diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas dalam kelompok.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap pembentukan

kelompok adalah tahap pembentukan, tahap konflik, tahap pembentukan norma, tahap

pembentukan kinerja, dan tahap pembubaran.

6. Faktor-faktor yang mendorong kepuasan kerja

Menurut Sunarto (2004) faktor-faktor yang mendorong kepuasan kerja:

a. Kerja yang secara mental menantang

Individu cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka

kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuan mereka dan

menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik menganai betapa meraka

bekerja. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekarjaan mental

yang kurang menantang menciptakan kebosanan, namun pekerjaan yang terlalu banyak

menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang

sedang, kebanyakan individu akan mengalami kesenangan dan kepuasan.

b. Ganjaran yang pantas para karyawan

Para karyawan yang menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang

mereka persepsikan sebagai adil, tidak meragukan, dan segaris dengan pengharapan

mereka. Bila upah dilihat adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat

ketrampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan

dihasilkan kepuasan. Sebagian orang juga tidak mengejar upah. Banyak orang yang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

25

bersedia mendapatkan uang yang lebih sedikit untuk bekerja pada lokasi yang

diinginkan.

c. Kondisi yang kurang mendukung

Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun

untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik. Temperatur, cahaya, keributan, dan

faktor-faktor lingkungan terlalu panas atau terlalu remang-remang mempengaruhi

kenyamanan karyawan.

d. Rekan kerja yang mendukung

Bagi kebanyakan karyawan juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Memiliki

rekan kerja yang ramah menyebabkan kepuasan kerja menjadi meningkat.

e. Kesesuaian antar kepribadian-pekerjaan

Kecocokan yang tinggi antara kepribadian seseorang dan pekerjaan akan

menghasilkan individu yang lebih terpuaskan.

f. Gen

Disposisi seseorang terhadap hidup positif atau negatif ditentukan oleh bentukan

genetiknya, bertahan sepanjang waktu, dan dibawa serta ke dalam disposisinya

terhadap kerja.pengawasan, tingkat upah saat ini, peluang promosi, dan hubungan

dengan mitra kerja.

Menurut Rivai dan Sagala (2013) faktor-faktor yang mendorong kepuasan kerja:

a. Apabila hasil atau imbalan yang didapat individu tersebut lebih dari yang

diharapkan. Masing-masing individu memiliki target pribadi. Apabila mereka

termotivasi untuk mendapatkan target tersebut, mereka akan bekerja keras.

Pencapaian hasil dari kerja keras tersebut akan membuat individu merasa puas.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

26

b. Apabila hasil yang dicapai lebih besar dari standar yang ditetapkan.

Apabila individu memperoleh hasil yang lebih besar dari standar yang ditetapkan

oleh perusahaan, maka individu tersebut memiliki produktivitas yang tinggi dan

layak mendapatkan penghargaan dari perusahaan.

c. Apabila yang didapatkan karyawan sesuai dengan persyaratan yang diminta dan

ditambah dengan ekstra yang menyenangkan konsisten untuk setiap saat serta dapat

ditingkatkan setiap waktu.

Menurut Kreitner dan Kinicki (2014) terdapat lima model utama yang berfokus

pada berbagai penyebab, yaitu sebagai berikut.

a. Pemenuhan kebutuhan

Model ini dimaksudkan bahwa kepuasan ditentukan oleh tingkat karakteristik

pekerjaan memberikan kesempatan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Perbedaan

Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan.

Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan yang

diperoleh individu dari pekerjaannya. Jika harapan lebih besar daripada yang diterima,

maka individu tidak puas. Sebaliknya diperkirakan individu akan puas apabila mereka

menerima manfaat di atas harapan.

c. Pencapaian nilai

Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai

kerja individual yang penting.

d. Keadilan

Model ini dimaksudkan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil

individu diperlakukan di tempat kerja. Kepuasan merupakan hasil dari persepsi orang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

27

bahwa perbandingan antara hasil kerja dan inputnya relatif lebih menguntungkan

dibandingkan dengan perbandingan antara keluaran dan masukan pekerjaan lainnya.

e. Komponen genetik

Beberapa rekan kerja atau teman tampak puas terhadap variasi lingkungan kerja,

sedangkan lainnya kelihatan tidak puas. Model ini didasarkan pada keyakinan bahwa

kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Model

menyiratkan perbedaan individu hanya mempunyai arti penting untuk menjelaskan

kepuasan kerja seperti halnya karakteristik lingkungan pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja adalah kerja yang mantang, ganjaran yang pantas, kondisi yang kurang

mendukung, rekan kerja yang mendukung, kesesuaian antar kepribadian, gen,

pemenuhan kebutuhan, perbedaan, pencapaian nilai, dan keadilan.

7. Langkah-langkah penggunaan metode diskusi

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1999) langkah-langkah penggunaan metode

diskusi sebagai berikut.

a. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan

pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya.

b. Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi (ketua, sekertaris, pelapor),

mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya. Pemimpin diskusi

sebaiknya berada ditangan siswa yang :

1. Lebih memahami masalah yang akan didiskusikan.

2. Memiliki wibawa dan disenangi teman kelompok.

3. Lancar berbicara.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

28

4. Bertindak tegas, adil, dan demokratis.

Tugas pemimpin diskusi adalah sebagai berikut:

1. Pengatur dan pengarah diskusi.

2. Mengatur arah pembicaraan.

3. Penengah dan menyimpulkan berbagai pendapat.

c. Siswa berdiskusi dalam kelompok masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari

satu kelompok ke kelompok yang lain, memberikan dorongan atau bantuan agar

setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi berjalan lancer.

d. Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil tersebut ditanggapi oleh siswa

terutama kelompok lain.

e. Siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari

setiap kelompok.

Menurut Slavin (2008) langkah-langkah diskusi kelompok kecil sebagai berikut.

a. Diskusi kelompok kecil dilakukan setelah penyajian informasi melalui pelajaran

yang diberikan oleh guru, buku, atau video, atau setelah siswa mencari informasi

bagi diri sendiri di perpustakaan atau internet.

b. Masing-masing kelompok harus memiliki ketua dan juru tulis yang ditunjuk oleh

guru. Ketua sebaiknya adalah siswa yang bertanggung jawab dan tertata dengan baik,

tetapi sebaiknya tidak selalu merupakan siswa yang berpencapaian tertinggi. Peran

ketua dalam masing-masing kelompok diskusi adalah memastikan agar kelompok

tetap berada pada topik dan pertanyaan yang diberikan kepadanya serta memastikan

agar semua anggota kelompok berpartisipasi. Juru tulis kelompok dapat ditunjuk

untuk menuliskan gagasan-gagasan kelompok tersebut.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

29

c. Kelompok dapat mendiskusikan topik yang sama, atau masing-masing dapat

mendiskusikan sub-topik yang berbeda dari suatu topik yang lebih besar yang sedang

dipelajari seluruh siswa di kelas tersebut.

d. Pada akhir diskusi, anggota-anggota kelompok menyiapakan laporan tentang

kegiatan atau kesimpulan kelompok untuk disajikan kepada siswa-siswa lain dalam

kelas tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan langkah-langkah penggunaan metode

diskusi adalah diskusi kelompok kecil dilakukan setelah penyajian informasi melalui

pelajaran yang diberikan oleh guru, buku, atau video, lalu masing-masing kelompok

harus memiliki ketua dan juru tulis, siswa berdiskusi dalam kelompok sedangkan guru

berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain, dan pada akhir diskusi anggota-

anggota kelompok menyiapakan laporan tentang kegiatan atau kesimpulan kelompok.

8. Keuntungan menggunakan metode diskusi

Menurut Makmun (2007) keuntungan menggunakan metode diskusi adalah

a. Memungkinkan penguasaan perilaku kognitif yang lebih tinggi

b. Menumbuhkan sikap saling memahami, tenggang rasa, mengendalikan diri melalui

proses sosialisasi yang demokratis.

c. Menguatkan daya ingat, memudahkan transfer, menumbuhkan motif intrinsik untuk

belajar.

d. Memupuk semangat kerjasama dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

melalui proses berfikir secara kelompok.

Menurut Amin dan Eng (2003), pembentukan kelompok kecil memiliki beberapa

keuntungan sebagai berikut.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

30

a. Produksi kualitas kerja yang lebih tinggi,

b. Pengambilan keputusan yang lebih baik dari pada keputusan individu.

c. Dapat melakukan tugas-tugas yang lebih rumit.

d. Dapat belajar dari anggota kelompok lainnya.

e. Dapat belajar berbicara, mendengarkan, menulis, dan membaca.

f. Memperluas strategi pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan keuntungan metode diskusi adalah

memungkinkan penguasaan perilaku kognitif, menumbuhkan sikap saling memahami serta

tenggang rasa, menguatkan daya ingat serta menumbuhkan motif intrinsik untuk belajar,

memupuk semangat kerja, kualitas kerja yang lebih tinggi, pengambilan keputusan yang

lebih baik, dapat melakukan tugas-tugas yang lebih rumit, belajar berbicara dan

mendangarkan, serta memperluas strategi pembelajaran.

Pada penelitian ini dilakukan penggabungan dua teori untuk mengukur kepuasan

kerjasama kelompok dalam SGD. Teori yang digunakan adalah teori Cremer dan Siregar

(1993) dari aspek kerjasama kelompok dan teori Krietner dan Kinicki (2014) dari faktor

yang mempengaruhi kepuasan kerja.

B. Kecerdasan Sosial

1. Pengertian Kecerdasan Sosial

Menurut Buzan (2002), kecerdasan sosial merupakan sejauh mana individu bergaul

dan berhubungan dengan orang lain di sekitar kita. Menurut Gardner (2003), kecerdasan

interpersonal atau kecerdasan sosial merupakan kemampuan inti untuk mengendalikan

perbedaan. Secara khusus perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi,

dan kehendak. Kecerdasan sosial merupakan kemampuan seseorang untuk berhubungan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

31

efektif dengan orang lain (Robbins & Judge, 2012). Menurut Goleman (2001), kecerdasan

sosial adalah kemampuan untuk memahami orang lain, memotivasi orang lain, dan

bekerjasama dengan orang lain. Menurut Zuchdi (2010), kecerdasan sosial berupa

keterampilan atau kecakapan sosial, mencakup kecakapan berkomunikasi dan

bekerjasama.

Jadi kecerdasan sosial dapat disimpulkan sebagai suatu ketrampilan yang dimiliki

oleh seseorang yang digunakan untuk memahami orang lain, memberikan motivasi, serta

mampu bekerjasama dengan orang lain.

2. Aspek-Aspek Kecerdasan Sosial

Menurut Goleman (2007) membagi kecerdasan sosial dalam dua ranah besar

yaitu kesadaran sosial dan fasilitas sosial. Di bawah ini penjelasan dari kedua hal

tersebut:

1. Kesadaran sosial

Kesadaran sosial merujuk pada suatu keadaan khusus yang secara instan merasakan

keadaan batiniah orang lain sampai memahami perasaan dan pikirannya sehingga dapat

mengerti situasi sosial yang sulit sekalipun. Kesadaran sosial meliputi:

a. Empati dasar

Empati dasar merupakan kemampuan merasakan emosi orang lain. Empati dasar

menunjukkan perasaan isyarat-isyarat nonverbal dapat dimengerti. Kemampuan ini

dapat menangkap emosi yang muncul dari mimik wajah seseorang sehingga dimengerti

tujuannya. Untuk itu empati dasar digunakan dalam memulai komunikasi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

32

b. Penyelarasan

Penyelarasan merupakan sikap menyesuaikan diri dengan penuh reseptivitas atau

mampu menyelaraskan diri dengan seseorang. Penyelarasan adalah perhatian yang

melampaui empati.

c. Ketepatan empati

Ketepatan empati adalah kecakapan paling esensial dari kecerdasan sosial.

Ketepatan empatik dibangun di atas empati dasar namun menambahkan suatu

pengertian eksplisit tentang apa yang dirasakan serta dipikirkan orang lain.

Pengetahuan yang lebih tepat terhadap kapasitas seseorang memungkinkan empati

menjadi lebih akurat dan dengan begitu membuat kita menjadi lebih baik dalam

menduga apa yang akan dilakukan seseorang. Menurut Somantri (2012), empati

merupakan kemampuan individu untuk menempatkan diri dalam posisi psikologis

orang lain dan memandang situasi dari sudut pandang orang tersebut. Menurut

Goleman (2001), individu yang empati adalah individu yang mampu menyesuaikan

dengan tuntutan orang lain, memiliki ketenangan dan mampu mengelola emosi.

Menurut Mikarsa, Taufik, dan Priyanto (2007), empati adalah kemampuan untuk

merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

d. Pengertian sosial atau kognisi

Kognisi adalah kemampuan untuk mengetahui apa yang dilakukan dunia sosial.

Kita menggerakkan kemampuan kognisi sosial yang bertujuan untuk mengatasi

perubahan dan perbedaan antarpribadi dan menghindari permasalahan-permasalahan

sosial. Pengetahuan ini bisa membuat perbedaan dalam memahami mengapa sebuah

pernyataan lucu dipahami sebagai sarkasme bagi sebagian orang. Somantri (2012),

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

33

mengungkapkan insight sosial adalah kemampuan untuk mengambil dan mengerti arti

situasi sosial dan orang-orang yang terlibat dalam situasi sosial tersebut.

2. Fasilitas sosial

Dalam interaksi antar individu atau secara sosial, perasaan dapat merasakan

bagaimana orang lain merasa atau menegrti pikiran mereka belum menjamin suatu

interaksi yang kaya. Fasilitas sosial bertumpu pada kesadaran sosial untuk

memungkinkan interaksi yang efektif. Fasilitas sosial meliputi aspek-aspek :

a. Sinkroni

Sinkroni adalah perilaku penyesuaian diri yang bertujuan untuk penyelarasan

kebersamaan dalam kelompok sosial di dalam kelas. Dengan sinkroni dalam

pembelajaran dapat memungkinkan tercapainya keberhasilan belajar yang berprestasi.

Kegagalan sinkroni merusak kompetensi sosial, membuat interaksi tidak selaras dan

tujuan belajar tidak tercapai.

b. Presentasi diri

Merepresentasikan diri sendiri dengan cara yang tepat merupakan salah satu aspek

yang menunjang tujuan akhir dari hubungan. Karisma merupakan satu aspek dari

presentasi diri. Seorang guru yang memiliki karisma mampu memancarkan emosi

untuk mempengaruhi siswanya. Kemampuan untuk mengendalikan dan menutupi

ekspresi emosi kadang juga penting untuk presentasi diri. Menurut Taylor, dkk (2009)

presentasi diri adalah usaha secara sengaja untuk bertindak dengan cara tertentu yang

menciptakan kesan khusus tentang diri. Menurut Sarwono dan Meinarno (2009),

presentasi diri adalah usaha untuk mengontrol bagaimana orang lain berpikir tentang

kita, sehingga seseorang menampilkan berbagai macam cara mempresentasikan diri

dengan berbagai macam tujuan yang ingin dicapai.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

34

c. Pengaruh

Pengaruh merupakan hasil interaksi sosial. Mereka yang mahir menggunakan

pengaruh atas kesadaran sosial dapat memandu tindakan-tindakan mereka. Pengaruh

juga memerlukan pengetahuan sehingga dapat tercapai keberhasilan prestasi

belajarnya. Pertimbangan sosial membuat kecocokan kita dalam situasi apa pun

dimana kita berada, sehingga tidak menimbulkan riak-riak emosi yang tak

menyenangkan dan tidak diharapkan.

d. Kepedulian

Kepedulian merupakan salah satu tanda kecerdasan lain. Kepedulian

mencerminkan kemampuan seseorang untuk berbelas kasih. Orang-orang yang

manipulatif memiliki kemampuan lain dalam bidang kecerdasan sosial namun mereka

gagal dalam hal yang lain. Ketidakmampuan dalam aspek fasilitas sosial ini merupakan

pertanda untuk tipe orang-orang yang antisosial, yang tidak peduli akan kebutuhan atau

penderitaan orang lain, apalagi memberi bantuan untuk menolong mereka.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kecerdasan

sosial adalah empati dasar, penyelarasan, ketepatan empati, pengertian sosial, sinkroni,

presentasi diri, pengaruh, dan kepedulian.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Sosial

Goleman (2007) menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kecerdasan sosial antara lain:

a. Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan pilar utama anak untuk bersosialisasi.

Menurut Goleman, keluarga yang memiliki waktu untuk berkumpul bersama pada

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

35

malam hari dan memberikan kasih sayang menyebabkan anak memiliki emosi yang

positif terhadap orangtuanya, sehingga memudahkan anak untuk bersosialiasi dan

memiliki hubungan yang positif dengan orang lain.

b. Ekonomi

Menurut Goleman, tekanan ekonomi membuat orangtua lebih lama dalam

bekerja, sehingga ketika pulang sekolah anak lebih menghabiskan waktu sendirian

di rumah atau tempat penitipan anak, sehingga waktu tersebut terlewatkan untuk

bersama dengan orangtua. Orangtua yang bekerja harus lebih meluangkan waktu

bersama dengan anak agar anak dapat berinteraksi dengan orangtuanya.

c. Teknologi

Kemuajuan dalam teknologi memudahkan manusia memperoleh informasi dan

melakukan segala hal. Menurut Goleman anak-anak yang lebih senang menonton

tayangan televisi akan menyebabkan anak tersebut melewatkan waktu untuk

berinteraksi dengan orang lain, sehingga anak-anak perlu untuk melakukan

interaksi seperti aktivitas bermain diluar rumah untuk membantu belajar bergaul

dengan lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

memengaruhi kecerdasan sosial adalah keluarga, ekonomi, dan teknologi.

C. Hubungan antar Variabel

Setiap individu akan menjalin hubungan dengan orang lain dan membutuhkan

kerjasama dengan orang lain. Individu-individu yang mempunyai kecerdasan sosial

yang tinggi akan mampu memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

36

Begitupun dengan mahasiswa yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi maka akan

dapat dengan mudah mencari sahabat dan berinteraksi dengan teman-teman. Saat

berinteraksi dan berdiskusi di dalam SGD, individu yang mempunyai kecerdasan sosial

yang tinggi akan mudah bekerjasama dengan anggota kelompoknya sehingga diskusi

akan berjalan dengan baik dan menimbulkan kepuasan dan kenyamanan bagi para

anggota SGD.

Menurut Goleman (2007) salah satu aspek dari kecerdasan sosial adalah

sinkroni yaitu perilaku penyesuaian diri yang bertujuan untuk penyelarasan

kebersamaan dalam kelompok sosial di dalam kelas. Sinkroni dalam pembelajaran

dapat memungkinkan tercapainya keberhasilan belajar yang berprestasi. Adanya

penyesuaian diri dengan teman-teman di kelas akan memudahkan mahasiswa untuk

berinteraksi dalam proses belajar. Menurut Mikarsa, Taufik, dan Prianto (2007),

besarnya keberhasilan akademik pada sikap anak terhadap sekolah serta sangat

tergantung pada nilai yang dianut oleh kelompok teman sebayanya. Sehingga dengan

membangun persahabatan yang baik maka akan berpengaruh terhadap prestasi di

sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Sholihah, Karyanto dan Sugiharto (2012),

menunjukkan semakin tinggi kecerdasan interpersonal yang dimiliki oleh siswa, maka

semakin tinggi pula kecenderungan siswa tersebut untuk memiliki hasil belajar biologi

yang tinggi.

Saat melakukan SGD tentunya ada langkah-langkah yang harus dilalui.

Menurut Slavin (2008), langkah-langkah dalam diskusi kelompok kecil adalah pertama

diskusi SGD dilakukan setelah penyajian informasi melalui pelajaran yang diberikan

oleh guru atau setelah siswa mencari informasi bagi diri sendiri di perpustakaan atau

internet. Masing-masing kelompok SGD harus memiliki seorang ketua dan sekertaris,

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

37

lalu kelompok mendiskuskikan topik yang telah diberikan. Pada akhir diskusi anggota-

anggota kelompok menyiapakan laporan tentang kesimpulan kelompok untuk disajikan

kepada siswa-siswa lain dalam kelas tersebut. Metode diskusi kelompok kecil juga

memiliki kelebihan. Menurut Makmun (2007), diskusi kelompok kecil memiliki

keuntungan seperti menumbuhkan sikap saling memahami, tenggang rasa,

mengendalikan diri melalui proses sosialisasi yang demokratis, menguatkan daya

ingat, dan memupuk semangat kerjasama dalam memecahkan masalah. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Nafisah (2014), menunjukkan bahwa strategi small

group discussion ternyata dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

Pelajaran Al Qur’an Hadis siswa kelas I MI Muhmmadiyah Salafiyah Kobonwage.

Hubungan dengan teman-teman dalam satu kelompok SGD juga memiliki

peran yang penting dalam kepuasan kerjasama kelompok. Menurut Robbins dan Judge

(2012) salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah hubungan dengan

rekan-rekan kerja, jika individu memiliki hubungan sosial yang baik dengan rekan

kerjanya maka individu tersebut cenderung akan merasa puas dengan rekan kerjanya.

Oleh karena itu, individu yang memiliki kecerdasan sosial yang baik akan mudah

untuk menjalin hubungan dengan teman-teman satu SGD, sehingga akan memudahkan

dalam bekerjasama dalam kelompok SGD. Cremer dan Siregar (1993) mengungkapkan

bahwa setiap kelompok akan mengalami hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan

dalam kerjasama. Hambatan dan kesulitan ini dapat disebabkan baik terganggunya

hubungan anggota kelompok maupun sulitnya tugas yang harus diselesaiakn. Jika

hambatan tersebut dapat dihindari dengan adanya kecerdasan sosial yang baik dari para

anggota SGD, maka tugas yang diberikan akan dapat dikerjakan dengan baik dan

menimbulkan rasa puas akan hasil dari kerja kelompok tersebut.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

38

Gambar 1 : Hubungan antar variabel Penelitian

Keterangan Gambar :

: Garis pengaruh yang akan diteliti

: Mencirikan variabel penelitian

: Variabel yang akan diteliti

: Aspek varibabel yang diteliti

KECERDASAN SOSIAL KEPUASAN KERJASAMA

KELOMPOK

Aspek Kecerdasan Sosial:

1. Kesadaran Sosial

a. Empati dasar

b. Penyelarasan

c. Ketepatan empati

d. Pengertian sosial

2. Fasilitas Sosial

a. Sinkroni

b. Presentasi diri

c. Pengaruh

d. kepedulian

Aspek kerjasama kelompok:

1. Pembagian kerja yang jelas

2. Gaya kepemimpinan

3. Komunikasi antar anggota

dan pemimpin

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdfmenjelaskan tentang kecerdasan sosial, kepuasan, ... mempunyai 20 atau sedikit ... diskusi yang dilakukan dalam kelompok-kelompok yang

39

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Hipotesis alternatif (Ha) :

Terdapat hubungan antara kecerdasan sosial dengan kepuasan kerjasama kelompok

dalam small group discussion pada mahasiswa PSPD di Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana.

2. Hipotesis nihil (Ho) :

Tidak terdapat hubungan antara kecerdasan sosial dengan kepuasan kerjasama

kelompok dalam small group discussion pada mahasiswa PSPD di Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana.