laporan diskusi kelompok 6.docx
TRANSCRIPT
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
1/32
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK
SISTEM SARAF
KEDOKTERAN GIGI BLOK 1
SISTEM TUBUH 1
SEMESTER 2
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
OLEH:
KELOMPOK 6
RAFREZA ALDY FERDYNANTO 2013.07.0.0003ACHMAD SYARIFUDIN 2013.07.0.0094SANDRA LORENSA 2013.07.0.0078FRISCA MARIA TINDAON 2013.07.0.0004AFRIANI MASITOH 2013.07.0.0059LIDYA CHANDRA LUKITA 2013.07.0.0064ADI CANDRA MURTININGSIH 2013.07.0.0088MUHAMAD YURA RISTANDI 2013.07.0.0043GIGI AYU HAILIYAH 2013.07.0.0092FITRI WAHYU RAHMAWATI 2013.07.0.0082AYU DWI SUKMAWATI 2013.07.0.0093
UNIVERSITAS HANG TUAH
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
SURABAYA
2014
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
2/32
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Didalam tubuh kita terdapat sistem-sistem yang saling berkoordinasi.Sistem-
sistem tersebut menyokong setiap aktifitas kita sehari-hari.Salah satu sistem yang
memiliki peranan sangat penting dalam tubuh kita adalah sistem saraf.Sistem saraf
mempunyai andil yang sangat besar untuk tubuh kita.Sistem saraf menghubungkan
tubuh kita sehingga setiap organ saling berhubungan satu sama lain.Contohnya
gigi.Seringkali tindakan yang dilakukan pada gigi kita berakibat pada organ lain.Seperti
tindakan pencabutan gigi yang mengakibatkan kebiruan pada daerah bawah
mata.Diharapkan setelah membaca laporan ini kita dapat mengetahui lebih tau tentang
sistem saraf khususnya persarafan gigi.
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
3/32
JABARAN PEMICU
Seorang pasien perempuanumur 31 tahun datang kembali ke dokter gigi1 minggu setelah
menjalani pencabutan premolar pertama kanan rahang atas karena padabawah kelopak mata
terlihat warna kebiruan, sedikit nyeri. Pasien menanyakan mengapa bisa terjadi. Doktermenjelaskan bahwa itu merupakan akibat anestesi local pada persarafan gigi dekat daerah
yang berwarna kebiruan
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
4/32
PETA KONSEP
SARAF
TEPI PUSAT
SPINALIS CRANIALIS
MOTORIK SENSORIK
OTONOM SOMATIK SOMATIK
GIGI SEBAGAI ORGAN SENSORIK SOMATIK
RASA SAKIT DI BLOCK
ANASTESI SARAF GIG KERUSAKAN HEMATOMA
PEMBULUH DARAH
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
5/32
LEARNING ISSUE
1. SISTEM SARAF TEPI (PERIFER)
a. Definisi
b. Fungsi
c. Macam
2. SISTEM SARAF PUSAT
a. Definisi
b. Fungsi
c. Macam
d. Proteksi
3. SARAF MOTORIK
a. Definisi
b. Fungsi
c. Macam
- Otonom
- Somatik
d. Mekanisme Konduksi Impuls
4. SARAF SENSORIK
a. Definisi
b. Fungsi
c. Mekanisme Konduksi Impuls
5. Gigi sebagai organ sensorik somatic
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
6/32
6. Anastesi gigi
7. Persarafan gigi
a.Maksilaris
b.Mandibularis
8. Saraf apa saja yang terlibat dalam pencabutan gigi premolar rahang atas ?
9. Hematoma
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
7/32
BAB II
PEMBAHASAN
1. SISTEM SARAF TEPI (PERIFER)
a. Definisi
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada dibagian luar otak dan medula spinalis.
Sistem ini mencakup saraf kranial yang berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal
dari medula spinalis, dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan.
b. Fungsi
1. Menerima rangsang, menghantarkan informasi sensorik dan membawa perintah
motorik ke jaringan dari sistem perifer.
2. Berkas akson (serat saraf) : membawa informasi sensorik dari perintah motorik.
c. Macam
i. Saraf Tepi Kranial
12 pasang saraf kranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Bebereapa saraf Kranial hanya
tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar dari serabut sensorik dan motorik
Nomer Nama Tipe Fungsi
I Olfactory Sensorik Indra penciuman atau
pembauan
II Optic Sensorik Presepsi indra penglihatan
III Oculomotor Motorik Pergerakan bola mata,kontraksi
pupil mata, kelengkunagan
lensa mata
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
8/32
IV Trochlear Motorik Pergerakan bola mata
V Trigeminal Campuran Mengatur informasi dari wajah,
mengatur mulut dalam hal
mengunyah
VI Abducens Motorik Pergerakan bola mata
VII Facial Campuran Mengatur untuk perasa, air
mata, kelenjar saliva, dan
ekspresin wajah
VIII Vestibulocochlear Sensotrik Pendengaran dan keseimbangan
IX Glossopharyngeal Campuran Mengatur pembuluh darah,
menelan, dan kelenjar parotid
salivary
X Vagus Campuran Mengatur organ dalam, otot,
dan kelenjar
XI Spinal accessory Motorik Otot pada leher sampat pundak
XII Hypogossal Motorik Otot-otot lidah
ii. Saraf Tepi Spinal
31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal(posterior) ventral(anterior) pada
bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna berterba tempat munculnya
saraf tersebut.
Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf kemudian
bercabang menjadi 4 divisi cabang meninggal, romus dorsal, cabang ventral, dan cabang viseral.
iii. Sistem saraf otonom
Merupakan sistrem saraf motorik eferen visceral. Sistem ini menginervasi jantung, seluruh otot
polos, seperti pembuluh darah, viscera, dan kelenjar-kelenjar. Sistem ini dikendalikan oleh pusat
tambahan pada formasi reticular batang otak. Divisi sistem saraf otonom memiliki 2 divisi :
1. Divisi simpatis, memiliki satu neuron per ganglionik pendek dan satu neuron post
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
9/32
ganglionik panjang.(Guyton,2008)
2. Divisi parasimpatis, memiliki neuron perengang lionik panjang yang menjulur mendekati
organ yang terinervasi dan memiliki serabut post ganglionik pendek.
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
10/32
2. SISTEM SARAF PUSAT
A. Definisi
Pusat pengendalian fungsi organ tubuh baik langsung maupun tidak langsung
serta merupakan pusat integral dan kontak segala aktivitas tubuh.
B. Fungsi
1. Menerima rangsangan atau menangkap rangsangan
2. Mengontrol gerakan otot ke rangka
3. Otak besar sebagai pusat penyimpanan memori
4. Otak sebagai pusat indera
c. Macam
Sistem saraf pusat (SSP) meliputiotak dansumsum tulang belakang (medulla
spinalis).
OTAK
a. Otak besar (serebrum)
2 hemisfer otak besar
http://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulang_belakanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumsum_tulang_belakanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Otak -
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
11/32
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau
sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada
bagiankorteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang
(area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar
kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.
Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis,
berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
Korteks serebral
Adalah bagian cerebrum berwarna kelabu (gray matter):, tdd cell body neuron, memiliki
4 area (lobus=lobe). Bagian lobus yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan
yang menyerupai parit disebut sulcus. Keempat Lobus tersebut masing-masing adalah:
Lobus Frontal, Lobus Parietal, Lobus Occipital dan Lobus Temporalis.
http://id.wikipedia.org/wiki/Korteks_otak_besarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Korteks_otak_besar -
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
12/32
Lobus Frontalmerupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar.
Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,
kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas,
kontrol perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
Lobus Parietal berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan
seperti tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
Lobus Temporalberada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
Lobus Occipitalada di bagian paling belakang, berhubungan dengan
rangsangan visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi
terhadap objek yang ditangkap oleh retina mata.
b. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
13/32
c. Brainstem (Batang Otak)
1. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
2. Sumsum sambung (medul la oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin,
batuk, dan berkedip.
3. Jembatan varol (pons varo li)
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
14/32
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan
kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
d. Limbic System (Sistem Limbik)
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah
baju. Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti kerah. Bagian otak ini sama dimiliki
juga oleh hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen
limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik.
Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan, mengatur produksi hormon,
memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks, pusat rasa senang,
metabolisme dan juga memori jangka panjang.
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang
lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan
kejujuran. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai "Alam Bawah Sadar" atau
ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang
dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat
duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, penghargaan dan
kejujuran.
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
15/32
Sel Neuroglial
Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP
yang berfungsi sebagai jaringan ikat.
a. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,
sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau kaki
vascular.
b. Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.
c. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memiliki
peran fagositik.
d. Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan
ronggal medulla spinalis.
Meningen
Meningen adalah selaput otak yang merupakan bagian dari susunan saraf
yang bersiaft non neural. Meningen terdiri dari jarningan ikat berupa membran
yang menyelubungi seluruh permukaan otak, batang otak dan medula
spinalis. Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piamater, arakhnoid dan
duramater.Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak
yang mengikuti setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura-fisura, juga
melekat pada permukaan batang otak dan medula spinalis, terus ke kaudal
sampai ke ujung medula spinalis setinggi korpus vertebra. Arakhnoid mempunyai
banyak trabekula halus yang berhubungan dengan piameter, tetapi tidak
mengikuti setiap lekukan otak. Diantara arakhnoid dan piameter disebut ruang
subrakhnoid, yang berisi cairan serebrospinal dan pembuluh-pembuluh darah.
Karena arakhnoid tidak mengikuti lekukanlekukan otak, maka di beberapa
tempat ruang subarakhnoid melebar yang disebut sisterna. Yang paling besar
adalah siterna magna, terletak diantara bagian inferior serebelum danme
oblongata. Lainnya adalah sisterna pontis di permukaan ventral pons, sisterna
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
16/32
interpedunkularis di permukaan venttralmesensefalon, sisterna siasmatis di
depan lamina terminalis. Pada sudut antara serebelum dan lamina quadrigemina
terdapat sisterna vena magna serebri. Sisterna ini berhubungan dengan sisterna
interpedunkularis melalui sisterna ambiens. Ruang subarakhnoid spinal yang
merupakan lanjutan dari sisterna magna dan sisterna pontis merupakan
selubung dari medula spinalis sampai setinggi S2. Ruang subarakhnoid dibawah
L2 dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat dimana cairan serebrospinal
diambil pada waktu pungsi lumbal.
Cairan Cerebrospinalis
Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang sub araknoid di sekitar otak dan
medulla spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan
cerebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak
mengandung protein. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh plesus koroid dan
sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral dan
melapisi kanal sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis adalah
sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga
berperan sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan
otak serta medulla spinalis.
Diensefalon
Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer
serebral, kecuali pada sisi basal.
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
17/32
TALAMUS
Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 cm dan panjang 3 cm) substansi abu-
abu yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol ke luar
untuk membentuk sisi dinding ventrikel ketiga.
HIPOTALAMUS
Terletak di didi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisidinding ventrikel ketiga.Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas
SSO yang melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan
frekwensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan,
saluran pencernaan dan aktivitas seksual. Hipotalamus juga berperan sebagai pusat
otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan dan kemarahan.
Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon
kelenjar hipofise sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin.
EPITALAMUS
Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil,
badan pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior
epitalamus.
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
18/32
Basal Ganglia
Basal ganglia adalah massa berwarna kelabu pada cerebral hemisphere (cerebrum)
yang berfungsi mengatur pergerakan otot rangka (voluntary muscle). Fungsi lainnya adalah
menghubungkan antara cerebral cortex, thalamus dan hypothalamus.
Basal ganglia
d. Proteksi
Berikut adalah proteksi yang melindungi sistem saraf pusat :
1. Neuroglia
Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macam sel yang
secara keseluruhan menyokong, melindungi & sumber nutrisi sel saraf (neuron)
pada otak dan Medulla spinalis; sedangkan sel Schwann merupakan pelindung
dan penyokong neuronneuron diluar sistem saraf pusat. Neuroglia menyusun40% volume otak dan medulla spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari
selsel saraf (neuron) dengan perbandingan sekitar 10:1. Ada 4 Neuroglia yang
dapat diidentifikasi yaitu : Oligodendroglia, Ependima, Astroglia dan Microglia.
Masingmasing mempunyai fungsi khusus.
( Sumber: http://library.usu.ac.id/download/fk/06001194.pdf )
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
19/32
2. Meninges
Susunan sistem saraf Pusat dibungkus membran jaringan ikat yang disebut
meninges. Meninges mempunya 3 lapisan yaiutu : Dura meter, Arakhnoid, dan
Pia meter.
a. Dura meter
Lapisan terluar yang tebal, keras dan fleksibel, tetapi tidak dapat
diregangkan. Menyatu dengan periosteum tengkorak, membungkus medulla
spinalis. Di lapisan ini terdapat vena berdinding tipis, jaringan ikat longgar dan
jaringan lemak.
b. Arakhnoid
Lapisan ini berada di tengah tepatnya dibawah dura meter. Bentuk dari
lapisan ini seperti jaring labalaba, sifatnya lembut dan berongga. Arakhnoid
mempunyai 2 komponen yaitu rongga subarakhnoid dan rongga subdural.
Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat tanpa pembuluh darah. Arakhnoid yang
menembus dura meter dan membentuk tonjolan tonjolan dalam sinus
venosus akan membentuk vili arakhnoid. Fungsi dari vili arakhnoid ini adalah
untuk mereabsorbsi cairan serebrospinal ke dalam darah sinus venosus.
c. Pia Meter
Jaringan pelindung yang terletak dilapisan paling bawah (paling dekat denganotak, sumsum tulang belakang, dan melindungi jaringanjaringan saraf yang
lain). Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah yang mengalir di otak
dan sumsum tulang belakang.
3. Sistem Ventrikulus
Otak merupakan organ yang sangat lembut dan kenyal. Organ ini dilindungi oleh
cairan cerebrospinal. Cairan cerebrospinal ini dihasilkan oleh pleksus koroid.
Cairan ini membuat otak kita mengapung dan kondisi ini sekaligus mengurangi
tekanan pada bagian bawah otak yang dipengaruhi oleh gravitasi. Selain itu,
cairan tersebut dapat mengurangi massa otak dan melindungi otak dari
goncangan yang terjadi.
4. Sawar Darah Otak (Blood Brain Barrier)
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
20/32
Sawar darah otak ini terbentuk dari selsel endotel yang saling berikatan erat di
kapiler otak. Fungsi dari sawar darah otak adalah untuk melindungi sel sel otak
terhadap bahan asing misalnya antibiotik, zat toksik kimiawi, dan bakteri dari
darah dan jaringan saraf. Bahan yang dapat masuk ke jaringan saraf adalah O2,
H2O, CO2, glukosa, dan asam amino.(Junquira,2007)
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
21/32
3. SARAF MOTORIK
a. Definisi
Saraf Efferen adalah saraf tepi yang membawa pemerintah motorik ke otot dan
kelenjar.
Berfungsi :
1. Mentramisi informasi dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar
2. Sebagai motorik somatik, yaitu: kontrol involunter otot rangka
3. Sebagai motorik otanom, yaitu : kontrol involuter otot polos, otot jantung, dan
kelenjar.(Ganong,2003)
b. Fungsi
1. Mentrasmisi informasi dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar
2. Sebagai motorik somatik yaitu : control volunteer otot rangka
3. Sebagai motorik otonom, yaitu : control involunter otot polos , otot jantung dan
kelenjar
c. Macam
1. sistem saraf motorik somatik
mengontrol kontraksi otot rangka secara volunter/ sadar; dan involunter berupa respons
yang sederhana & otomatis, atau gerakan kompleks yang di luar kesadaran (refleks)
terdapat dua reseptor untuk saraf motoric somatic, yaitu tipe dan tipe .
2. sistem saraf motorik otonom / sistem saraf motorik viserall
mengontrol kontraksi otomatis otot polos, otot jantung, & sekresi kelenjar tanpa
disadari; terdiri dari saraf simpatis & parasimpatis yang berefek antagonis
terdapat dua golongan utama reseptor untuk saraf motorik otonom, yaitu muskarinik
dan nikotinik reseptor muskarinik terutama ditemukan dalam visera. sedangkan
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
22/32
reseptor nikotinik ditemukan pada ujung saraf motorik (motor end plate) pada semua
ganglion otonom, dan pada medula adrenal (Guyton,2003)
d. Mekanisme Konduksi Impuls
impuls berjalan dari korteks serebri menuju tulang belakang, melalui jalur menurun
yang disebut traktus serebro spinalis atau yang disebut traktus piramidalis. Neuron
pertama yaitu neuron motorik atas, memiliki badan- badan sel dalam daerah pra-
Rolandi pada koerteks selebri dan serabut-serabutnya berpadu erat pada saat melintasi
antara nukleus- kaudatus dan lentiformis dalam kapsula interna .Neuron motorik bawah
yang bermula sebagai badan sel dalam kornu anterior tulang sumsum tulang belakang
keluar, lantas masuk akar anterior saraf spinalis, lalu didistribusikan ke perifer dan
berakhir dalam organ motorik misalnya otot.
(Evelyn,2012)
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
23/32
4. SARAF SENSORIK
a. Definisi
Saraf tepi yang menghantarkan informasi sensorik dari reseptor (somatik dan
viseral) di jaringan atau organ perifer ke sistem saraf pusat.Reseptor dapat berupa :
neuron (biasanya berupa dendrit) atau sel khusus dari jaringan lain (misalnya : sel
merkel dari dermis).
b. Fungsi
- Mencakup semua akson reseptor sensorik yang menghantarkan impuls dari suatu
struktur perifer ke saraf pusat
- Sebagai sensorik somatic,mentransmisikan input dari kulit,fascia sendi dan otot
rangka
- Sebagai sensorik viseral , mentransmisikan input dari lambung , usus (bagian
viseral) (Guyton,2003)
c. Mekanisme Konduksi Impuls
Impuls saraf sensorik bergerak melintasi traktur menaik yang terdiri dari 3 neuron :
1. Neuron yang paling tepi memiliki badan sel dalam ganglion sensorik,pada akar
posterior sebuah saraf spinalis,lantas dendron yang merupakan sebuah
cabangnya bergerak menuju perifer dan berakhir dalam suatu organ sensorik
,misalnya : kulit.Sementara akson yang merupakan cabang yang lain masuk ke
dalam sumsum tulang belakang ,lantas naik menuju kolumna posterior dan
berakhir pada sekeliling sebuah nukleus dalam medulla oblongata.
2. Neuron timbul dalam nucleus tersebut.Kemudian melintasi garis tengah dalam
cara yang sama seperti jalur motorik desendens untuk membentuk deku sasio
sensoris naik melalui pons dan dien sefalon guna mencapai thalamus
3. Neuron yang terakhir bermula dalam thalamus ,bergerak melalui kapsula interna
untuk mencapai daerah sensorik selebri.Traktus menaik untuk menghantarkan
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
24/32
impuls sentuhan.Kedudukan sendi-sendi bergetaran,sementara menghantarkan
impuls sentuhan rasa sakit dan suhu(Evelyn,2012)
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
25/32
5. GIGI SEBAGAI ORGAN SENSORIK SOMATIK
Sensasi somatic
Indera adalah mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi sensorik dari
seluruh tubuh. Sensasi ini berlawanan dengan indera khusus, yaitu indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan keseimbangan. Indera somatic dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Indera som atic mekanoresept i f, meliputi sensasi taktil (sentuhan) dan posisi
yang dapat dirangsang oleh pemindahan secara mekanis beberapa jaringan
tubuh.
2. Indera termo resepti f, yang berguna untuk mengetahui panas dan dingin
3. Indera rasa nyeri, yang dapat diaktifkan oleh setiap factor yang merusak
jaringan.
Klasifikasi lain sensasi somatic dapat diukelompokkan bersama dalam kelas lain ,
yaitu sebagai berikut :
1. Sensaisi eksteroreseptif, berasal dari permukaan tubuh. Sensasi proprioseptif
yang berhubungan dengan keadaan fisik tubuh, meliputi posisi, sensasi tendon
dan otot, sensasi tekan yang berasal dari telapak kaki dan sensasi
keseimbangan tubuh.
2. Sensasi visceral, berasal dari organ visera tubuh : secara khusus istilah ini
seringkali dipakai untuk menyatakan sensasi yang berasal dari organ dalam.
3. Sensasi dalam, merupakan sensasi yang berasal dari organ-organ dalam seperti
fasia, otot, dan tulang. Sensasi ini terutama meliputi tekanan dalam, rasa nyeri
dan getaran.(Guyton,2006)
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
26/32
6. ANASTESI GIGI
a.Definisi
Lokal anestesi merupakan kehilangan sensasi pada sebuah area tubuh karena
kehilangan stimulus pada ujung saraf atau hambatan proses konduksi pada saraf
perifer.
b.Fungsi
-Digunakan untuk mengurangi atau mengeleminasi rasa nyeri.
-Mencegah impuls saraf nyeri mencapai sistem saraf pusat dengan memblok progres
aksi potensial.
-mengikat reseptor chanel sodium pada membran axonal, permeabilitas ion sodium
menghilang, dan penghantaran saraf terganggu.(Blanton,2003)
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
27/32
7. PERSARAFAN GIGI
a.Mandibularis
Dari truncus n.mandibularis, keluar 4 cabang saraf, yaitu:
-Divisi anterior
-N.auriculotemporalis
-N.Lingualis
-N.alveolaris inferior, terletak didalam m.pterygoideus lateralis, muncul pada tepi bawah
didepan a.alveolaris inferior pada permukaan luar m.pterygoideus medialis. Sekitar 1
cm diatas foramen mandibula, pada permukaan dalam ramus mandibula, saraf ini
mengeluarkan cabang n.mylohyoideus dan masuk ke canalis mandibula. Segera
setelah masuk, n.alveolaris inferior mengeluarkan cabang yang mempersarafi gigi
geligi posterior - kanalis.
b.Maxilaris
Serabut sensorik keluar dari ujungsaraf dan berhubungan dengan gigi geligi atas serta
struktur penunjangnya, berjalan disepanjang n.alveolaris superior adalah cabang divisi
maxilaris n.tigeminus.
-N.alvelaris superior anterior
Didekat apertura nasalis, saraf turun ke arah apex gigi incisivus
-N.alveolaris superior medius
Berfungsi mempersarafi gigi premolar dan jaringan pendukung gigi kaninus dan molar
pertama tetap.
-N.alveolaris superior posterior
Beberapa cabang akan tetap berjalan pada permukaan tulang untuk mempersarafi
gingiva yang berhubungan dengan molar tetap dan pipi.(Sudibjo)
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
28/32
8. SARAF APA SAJA YANG TERLIBAT DALAM PENCABUTAN GIGI
PREMOLAR RAHANG ATAS ?
1. N. Maxillaris
Serabut sensorik keluard ari ujung sarafd anb erhubungan dengan gigi geligi atas serta
struktur penunjangannya, berjalan di sepanjangn alveolaris superior cabang N.
Alveolaris
2. N. Alveolaris Superior Anterior
Di dekat aperturanasalis, saraf turun kearah apex gigiinsisivus (untuk pencabutan gigi
kaninus)
3. N. Alveolaris Superior Medius
Berfungsi mempersarafi gigi premolar dan jaringan pendukung gigi kaninus dan molar
pertama tetap
4. N. Alveolaris Superior Posterior
Beberapa cabang akan tetap berjalan padap ermukaan tulanguntuk mempersarafi
gingival yang berhubungan dengan molar tetap dan pipi (untuk pencabutan gigi molar,
premolar)
5. N. Infra Orbitalis
6. OctamicusdariMocusInfraorbitalis
7. Fossa Orania Media
8. Fossa Pterigopalatina
9. Fossa Canalis Infra Orbitalis
10. Fossa Wajah (Pedersen,1996)
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
29/32
9. HEMATOMA
Hemtoma adalah perdarahan setempat yang membeku dan membentuk massa yang padat.
Kadangkadang perdarahan sesudah pencabutan dengan tang atau pencabutan gigi dengan
pembedahan berlangsung internal, yaitu meluas sepanjangdataran fasialatau periosteum.Perdarahan bisa diatasi dengan tampon (terbentuknya tekanan ekstravaskular local dari
tampon), pembekuan dan atau keduanya.Hematom biasanya bermula sebagai pembengkakan
rongga mulut atau fasial atau keduanya yang sering berwarna merah atau ekhimotik.Dengan
berjalannya waktu akan berubah menjadi noda memar berwarna biru dan hitam.
Pada bedah mulut mayor, insiden hematom berkurangdengan adanya hemostatis yang
memadai pada waktu operasi, pemasangan drain atau suction pasca bedah atau keduanya,
penggunaan pembalut tekanan fasial atau oral.
Keadaanawalhematommerupakankandidataspirasiatauevakuasi, tetapijarangterjadi.Cara
mengatasinya sering meliputi memberikan penjelasan kepada pasien mengenai kejadiant
ersebut dan menunggu resolusi yang memberikan waktu beberapa hari.Kadang
kadangkhususnya bila melibatkan pasien yang menderita penyakit tertentu, terapi antibiotic
propilaktik merupakn indikasi ,karena hematom mudah terinfeksi (beku darah septik). Infeksi
seperti ini kadang kadang mengakibatkan terkelupasnya flap mukoperiosteum, namun tidak
sesering gangguan suplai darah yang merupakan factor etiolog utamanya.(Gordon,1996)
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
30/32
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem saraf dibagi menjadi 2 yaitu saraf pusat dan saraf tepi.Saraf tepi terdiri dari saraf
spinalis dan saraf cranialis.Didalam saraf cranialis terbagi menjadi sistem motorik dan
saraf sensorik.Sistem saraf motorik ada yang bersifat otonom dan somatik.Sedangkan
sistem saraf sensorik hanya bersifat somatic.Gigi kita merupakan organ sensorik
somatik yang mempunyai persarafan yang sangat kompeks.Ketika dibutuhkan tindakan
pencabutan gigi,gigi di block dengan dilakukan anastesi sehingga saraf gigi kebas.Hal
ini disebabkan karena adanya kerusakan pembuluh darah yang nantinya akan memicu
timbulnya kebiruan di bawah mata atau hematoma.
-
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
31/32
DAFTAR PUSTAKA
1. Ash M, Nelson S. 2003. Wheelers Dental Anatomy, Physiology and Occlusion.
8th edition. Saunders.
2. Sudibjo, Subagio, Santoso, Alimsardjono. Anatomi Paket III. Laboratorium
Anatomi Histologi. Fakultas Kedokteran Univ. Airlangga
3. Rahily. 1986. Anatomy 5th ed. WB Saunders Company
4. Ganong, W. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Edisi 17. Jakarta
5. Guyton, A & Hall, J. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Edisi 9. Jakarta
6. Riawan L. 2002. Penanggulangan komplikasi pencabutan gigi. Dipresentasikan
di Dipresentasikan padaPembinaan Peningkatan Dokter Gigi Melalui Quality
Assurance. Unpad. Available at http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2011/10/pustaka_unpad_penanggulangan_komplikasi_pencabut
an_gigi.pdf . Accessed ini 20-2-2012
7. Robinson PP, Loescher AR, Smith KG. 2003, Nerve damage and Third Molar
Removal Dent Update 2003; 30: 375382. Available from
http://exodontia.info/files/Dental_Update_-
_Nerve_Damage_and_Third_Molar_Removal.pdfAccessed in 21-2-2014
8. Brandt RG, 2010. Efficacy of Local Anaesthetic in Clinical Dentistry Disertasi
Master of Science endodontics University of Michigan. Available
fromhttp://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/78276/Brandt_Thesi
s_10-10-
2010_DEEPBLUE.pdf;jsessionid=470737CAA98C062E463610B0024256ED?se
quence=14. Accessed in 21-2-2014
9. Blanton PL, Jeske AH. 2003. The Key to Profound Local Anaesthesia. JADA Vol
134. Available from http://www.eurodental1.com/anestesia.pdf. Accessed in 21-2-2013
10. Sakkinen J, Huppunen M,Suuronen R. 2005. Compication following Local
Anesthesia.Noon Tannlegeforen Tid Vol 11:48-52. Available at
http://www.tannlegetidende.no/dntt/pdf2005/P05-01-48-52.pdf.Accessed in 21-2-
2014
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/10/pustaka_unpad_penanggulangan_komplikasi_pencabutan_gigi.pdf%20.%20Accessed%20ini%2020-2-2012http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/10/pustaka_unpad_penanggulangan_komplikasi_pencabutan_gigi.pdf%20.%20Accessed%20ini%2020-2-2012http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/10/pustaka_unpad_penanggulangan_komplikasi_pencabutan_gigi.pdf%20.%20Accessed%20ini%2020-2-2012http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/10/pustaka_unpad_penanggulangan_komplikasi_pencabutan_gigi.pdf%20.%20Accessed%20ini%2020-2-2012http://exodontia.info/files/Dental_Update_-_Nerve_Damage_and_Third_Molar_Removal.pdfhttp://exodontia.info/files/Dental_Update_-_Nerve_Damage_and_Third_Molar_Removal.pdfhttp://exodontia.info/files/Dental_Update_-_Nerve_Damage_and_Third_Molar_Removal.pdfhttp://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/78276/Brandt_Thesis_10-10-2010_DEEPBLUE.pdf;jsessionid=470737CAA98C062E463610B0024256ED?sequence=14http://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/78276/Brandt_Thesis_10-10-2010_DEEPBLUE.pdf;jsessionid=470737CAA98C062E463610B0024256ED?sequence=14http://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/78276/Brandt_Thesis_10-10-2010_DEEPBLUE.pdf;jsessionid=470737CAA98C062E463610B0024256ED?sequence=14http://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/78276/Brandt_Thesis_10-10-2010_DEEPBLUE.pdf;jsessionid=470737CAA98C062E463610B0024256ED?sequence=14http://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/78276/Brandt_Thesis_10-10-2010_DEEPBLUE.pdf;jsessionid=470737CAA98C062E463610B0024256ED?sequence=14http://www.eurodental1.com/anestesia.pdfhttp://www.eurodental1.com/anestesia.pdfhttp://www.tannlegetidende.no/dntt/pdf2005/P05-01-48-52.pdfhttp://www.tannlegetidende.no/dntt/pdf2005/P05-01-48-52.pdfhttp://www.tannlegetidende.no/dntt/pdf2005/P05-01-48-52.pdfhttp://www.eurodental1.com/anestesia.pdfhttp://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/78276/Brandt_Thesis_10-10-2010_DEEPBLUE.pdf;jsessionid=470737CAA98C062E463610B0024256ED?sequence=14http://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/78276/Brandt_Thesis_10-10-2010_DEEPBLUE.pdf;jsessionid=470737CAA98C062E463610B0024256ED?sequence=14http://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/78276/Brandt_Thesis_10-10-2010_DEEPBLUE.pdf;jsessionid=470737CAA98C062E463610B0024256ED?sequence=14http://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/78276/Brandt_Thesis_10-10-2010_DEEPBLUE.pdf;jsessionid=470737CAA98C062E463610B0024256ED?sequence=14http://exodontia.info/files/Dental_Update_-_Nerve_Damage_and_Third_Molar_Removal.pdfhttp://exodontia.info/files/Dental_Update_-_Nerve_Damage_and_Third_Molar_Removal.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/10/pustaka_unpad_penanggulangan_komplikasi_pencabutan_gigi.pdf%20.%20Accessed%20ini%2020-2-2012http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/10/pustaka_unpad_penanggulangan_komplikasi_pencabutan_gigi.pdf%20.%20Accessed%20ini%2020-2-2012http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/10/pustaka_unpad_penanggulangan_komplikasi_pencabutan_gigi.pdf%20.%20Accessed%20ini%2020-2-2012 -
5/28/2018 LAPORAN DISKUSI KELOMPOK 6.docx
32/32
11. Kuster CG,Udin RD. 1984. Frequency of Hematoma Formation Subsequent to
Injection of Injection of Dental Local Anesthetics in Children. Anesth Prog 31:3.
Available athttp://europepmc.org/scanned?pageindex=1&articles=PMC2235807 .
Accessed in 21-2-2014
12. Anonim. Injection Technique. Available at
http://www.iowadental.org/Local%20Anesthesia%20Swift%20Part%202.pdf.
Accessed in 21-2-2014
13. Roda RS, Blanton PL.1994. The anatomy of local anesthesia. Quintessence Int
Vol 25 :27-38. Available at
http://www.quintpub.com/userhome/qi/qi_25_1_roda_5.pdf.Accessed 21-2-2014
14. Traeger KA. 1974. Hematoma following inferior alveolar injection: a possible
cause for anesthesia failure. Anesth Prog 26(5) : 122-123. Available at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2516859/ .Accessed 21-2-2014
15. Pedersen , GW.1996.Buku Ajar Praktis Bedah Mulut.EGC
16. Evelyn CP. 2012. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. 355-356. Available
at: http://books.google.co.id/books?id=55OShlTLNCMC&pg=RA1-PT310&dq=mekanisme++impuls+saraf+motorik&hl=id&sa=X&ei=_Y0UU-
WGIMb4rQe9yIHIBQ&ved=0CFAQ6AEwCA#v=onepage&q=medula%20spinalis
&f=false. Accessed in 4-3-201417. Stringer,JL.2006.Konsep Dasar Farmakologi.EGC:Jakarta Available at :
http://books.google.co.id/books?id=w5LmxZH9N7wC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=
muskarinik+dan+nikotinik&source=bl&ots=KHljzrtBoE&sig=8_ZiWfD5PKUk3MO
VdIXwAZVQLFc&hl=id&sa=X&ei=FB0XU8i7KrPM0gH2pYGQDw&ved=0CDgQ6
AEwBDgK
18.http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomisaraf.pdf
http://europepmc.org/scanned?pageindex=1&articles=PMC2235807http://europepmc.org/scanned?pageindex=1&articles=PMC2235807http://europepmc.org/scanned?pageindex=1&articles=PMC2235807http://www.iowadental.org/Local%20Anesthesia%20Swift%20Part%202.pdfhttp://www.iowadental.org/Local%20Anesthesia%20Swift%20Part%202.pdfhttp://www.quintpub.com/userhome/qi/qi_25_1_roda_5.pdfhttp://www.quintpub.com/userhome/qi/qi_25_1_roda_5.pdfhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2516859/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2516859/http://books.google.co.id/books?id=w5LmxZH9N7wC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=muskarinik+dan+nikotinik&source=bl&ots=KHljzrtBoE&sig=8_ZiWfD5PKUk3MOVdIXwAZVQLFc&hl=id&sa=X&ei=FB0XU8i7KrPM0gH2pYGQDw&ved=0CDgQ6AEwBDgKhttp://books.google.co.id/books?id=w5LmxZH9N7wC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=muskarinik+dan+nikotinik&source=bl&ots=KHljzrtBoE&sig=8_ZiWfD5PKUk3MOVdIXwAZVQLFc&hl=id&sa=X&ei=FB0XU8i7KrPM0gH2pYGQDw&ved=0CDgQ6AEwBDgKhttp://books.google.co.id/books?id=w5LmxZH9N7wC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=muskarinik+dan+nikotinik&source=bl&ots=KHljzrtBoE&sig=8_ZiWfD5PKUk3MOVdIXwAZVQLFc&hl=id&sa=X&ei=FB0XU8i7KrPM0gH2pYGQDw&ved=0CDgQ6AEwBDgKhttp://books.google.co.id/books?id=w5LmxZH9N7wC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=muskarinik+dan+nikotinik&source=bl&ots=KHljzrtBoE&sig=8_ZiWfD5PKUk3MOVdIXwAZVQLFc&hl=id&sa=X&ei=FB0XU8i7KrPM0gH2pYGQDw&ved=0CDgQ6AEwBDgKhttp://books.google.co.id/books?id=w5LmxZH9N7wC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=muskarinik+dan+nikotinik&source=bl&ots=KHljzrtBoE&sig=8_ZiWfD5PKUk3MOVdIXwAZVQLFc&hl=id&sa=X&ei=FB0XU8i7KrPM0gH2pYGQDw&ved=0CDgQ6AEwBDgKhttp://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomisaraf.pdfhttp://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomisaraf.pdfhttp://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomisaraf.pdfhttp://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomisaraf.pdfhttp://books.google.co.id/books?id=w5LmxZH9N7wC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=muskarinik+dan+nikotinik&source=bl&ots=KHljzrtBoE&sig=8_ZiWfD5PKUk3MOVdIXwAZVQLFc&hl=id&sa=X&ei=FB0XU8i7KrPM0gH2pYGQDw&ved=0CDgQ6AEwBDgKhttp://books.google.co.id/books?id=w5LmxZH9N7wC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=muskarinik+dan+nikotinik&source=bl&ots=KHljzrtBoE&sig=8_ZiWfD5PKUk3MOVdIXwAZVQLFc&hl=id&sa=X&ei=FB0XU8i7KrPM0gH2pYGQDw&ved=0CDgQ6AEwBDgKhttp://books.google.co.id/books?id=w5LmxZH9N7wC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=muskarinik+dan+nikotinik&source=bl&ots=KHljzrtBoE&sig=8_ZiWfD5PKUk3MOVdIXwAZVQLFc&hl=id&sa=X&ei=FB0XU8i7KrPM0gH2pYGQDw&ved=0CDgQ6AEwBDgKhttp://books.google.co.id/books?id=w5LmxZH9N7wC&pg=PA42&lpg=PA42&dq=muskarinik+dan+nikotinik&source=bl&ots=KHljzrtBoE&sig=8_ZiWfD5PKUk3MOVdIXwAZVQLFc&hl=id&sa=X&ei=FB0XU8i7KrPM0gH2pYGQDw&ved=0CDgQ6AEwBDgKhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2516859/http://www.quintpub.com/userhome/qi/qi_25_1_roda_5.pdfhttp://www.iowadental.org/Local%20Anesthesia%20Swift%20Part%202.pdfhttp://europepmc.org/scanned?pageindex=1&articles=PMC2235807