fgd1 diskusi daerah ntt

25
FORUM DISKUSI RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN DI KEPULAUAN NUSA TENGGARA

Upload: de-jangarz

Post on 14-Apr-2016

235 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Mendapatkan informasi dan konfirmasi terkait pemilihan kawasan perdesaan potensialMendapatkan isu-isu strategis pembangunan di kawasan perdesaan terpilih dan kawasan pengaruh lainnyaTerhasilkannya kesepakatan mengenai kawasan perdesaan potensial terpilih yg disusun ke dalam Berita Acara Kesepakatan

TRANSCRIPT

Page 1: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

FORUM DISKUSI RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN DI KEPULAUAN NUSA TENGGARA

Page 2: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

TUJUAN DAN SASARAN DISKUSI

•  Mendapatkan informasi dan konfirmasi terkait pemilihan kawasan perdesaan potensial

•  Mendapatkan isu-isu strategis pembangunan di kawasan perdesaan terpilih dan kawasan pengaruh lainnya

Kesepakatan mengenai kawasan perdesaan potensial terpilih yg disusun ke dalam Berita Acara Kesepakatan

TUJUAN  

SASARAN  

Page 3: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

•  Peran dan fungsi kawasan perdesaan terhadap perkotaan yg menciptakan backward-forward linkage

•  Permasalahan umum kawasan perdesaan di Indonesia (mis. lemahnya keterkaitan kegiatan ekonomi sektoral 7 spasial; rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan sarana perdesaan; degradasi SDA; konversi lahan pertanian subur; rendahnya kepemilikan aset, dll)

•  Isu awal terkait pengembangan kwsn perdesaan di Kep. Nustra

•  Peran strategis Nustra yang didukung oleh kebijakan terkait (MP3EI, RTR Kep. Nustra, RTRW Prov, RPJMD, RIPPNAS, dll)

•  Urgensitas pengembangan kawasan perdesaan Kep. Nustra melalui sinkronisasi kebijakan infrastruktur dan penyiapan rencana pengembangan kawasan perdesaan

LATAR BELAKANG

Page 4: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

ISU UMUM NUSTRA

•  Rendahnya tingkat aksesibilitas terhadap pusat-pusat pertumbuhan wilayah, khususnya di kawasan perbatasan dan wilayah terisolir. Keberadaan jalan tidak mantap NTT 49,82%, NTB 66,50% (target MDG tahun 2019 60%).

•  Keterbatasan sumber air baku akibat potensi air permukaan kecil dan keterbatasan pelayanan waduk dan embung untuk pertanian dan peternakan. Pelayanan air bersih NTB 59,41% NTT mencapai 52,28%, jauh dari target MDG sebesar 68,87%.

•  Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik dasar, bid pendidikan, kesehatan, telekomunikasi dan informasi, serta transportasi (darat, air, dan udara).

•  Keberadaan daerah rawan bencana baik di NTB dan NTT. Pusat-pusat pertumbuhan mempunyai indeks kerawanan tinggi dan multi-resiko untuk ancaman gempa bumi, banjir, abrasi, kekeringan, tsunami, tanah longsor, dan letusan gunung api.

•  Lain-lain (rendahnya kualitas SDM, tK kesejahteraan masy, lemahnya koordinasi, pengelolaan potensi sumber daya lokal, kurang insentif berinvestasi

Page 5: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

MAKSUD, TUJUAN, SASARAN PEKERJAAN

Menyusun indikasi program pembangunan PUPR kwsn perdesaan di Kep. Nustra scr terpadu dgn kwsn perkotaan dan hinterlandnya unt kurun waktu 5-10 th dan menyusun prioritas unt mendukung sasaran RPJMN 2015-2019 Menyiapkan rencana induk/masterplan sbg acuan dalam pengembangan dan arahan program utama pembangunan Kawasan Perdesaan Kep. Nusa Tenggara, disusun berdasarkan prioritas jangka pendek dan menengah. Terwujudnya rencana kawasan perdesaan di Kep. Nusa Tenggara beserta indikasi program jangka menengah yang mencerminkan adanya tipologi pengembangan kwsn perdesaan (agropolitan, minapolitan, destinasi pariwisata)

MAKSUD  

TUJUAN  

SASARAN  

Page 6: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

Etalase ekowisata, budaya dan bahari, petualangan, dan pariwisata kreatif: lahan potensial produksi garam

(RKP 2015)

Gerbang pariwisata, perikanan, dan

peternakan

(MP3EI 2011-2025)

Ditujukan sebagai lumbung ternak

nasional;

Pusat ekonomi berbasis pariwisata,

perikanan, perkebunan, pertanian tanaman pangan, kehutanan,

pertambangan mineral, minyak dan gas bumi;

Kwsn perbatasan sbg

pintu gerbang internasional

(RTR Kep. Nustra 2014)

Pintu gerbang pariwisata ekologis melalui industri MICE;

Penopang pangan nasional berbasis

maritim melalui pengembangan industri perikanan, garam, dan

rumput laut;

Pengembangan industri berbasis

peternakan terutama sapi, jagung;

Pengembangan

industri mangan, dan tembaga

(RPJMN 2015-2019)

PERAN STRATEGIS KEPULAUAN NUSTRA

Page 7: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

Kebijakan  Program  Infrastruktur:  RPJMN,  WPS,  RTRWN,  RTR  Kep,    RTRW  Kab,  RPJMD,  MP3EI,  dll  

Fungsi  dan  Peran  Strategis  Prop  Nustra  

Isu  Strategis  Infrastruktur  Kep  Nustra  

Tujuan  dan  Sasaran  Pengembangan  Kawasan  Perdesaan  Kep  Nustra  

Pemilihan  dan  IdenFfikasi  Kawasan  Perdesaan    Prioritas  Per  WPS  

•  IPD  •  Jumlah  Penduduk  •  Potensi  Desa  

Pengumpulan  Data  dan  Observasi  Lapangan  

Kawasan  Perdesaan  Terpilih  

Analisis:  •  Sub-­‐sistem  Infrastruktur    •  Sub-­‐sistem  Usaha  tani  •  Sub-­‐sistem  Permukiman  •  Sub-­‐sistem  Tata  Ruang  •  Sub-­‐sistem  SDA  •  Sub-­‐sistem  SDM  •  Sub-­‐sistem  Kelembagaan  •  Sub-­‐sistem  Sosbud  •  Sub-­‐sistem  Permodalan  •  ub-­‐sistem  Teknologi    

•  Konsep  Pengembangan  Kawasan  Perdesaan    

•  Rencana  Struktur  dan  Pola  Ruang    

•  Matriks  Program  &  Kegiatan  

Masterplan  Kawasan  Perdesaan  

Sinkronisasi  Program  Pengembangan  Infrastruktur  

KERANGKA PIKIR PEKERJAAN

Page 8: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

KEGIATAN OUTPUT TEKNIK ANALISIS

•  Desk  Study  •  Expert  Judgement  •  Stakeholder  analysis  •  Content  Analysis    

a)  Penyaringan desa berdasarkan Kategori IPD

b)  Penyaringan desa berdasarkan jumlah penduduk

c)  Penyaringan desa berdasarkan potensi unggulan desa

TAHAPAN 1

•  DaSar  desa  yang  masuk  kategori  desa  mandiri  dan  desa  berkembang  

•  DaSar  desa  terpilih  berdasarkan  jumlah  penduduk  (>2500  jiwa  untuk  NTB,  >1000  jiwa  untuk  NTT)  

METODOLOGI

TAHAPAN 2 KEGIATAN OUTPUT TEKNIK ANALISIS

•  Penyaringan desa-desa berdasarkan kebijakan atau rencana /program pemerintah  

•  Desk  Study  •  Analisis  /pemetaan  kawasan  

perdesaan  potensial  &  Mandiri  dan  Berkembang  

•  Content  Analysis  

•  Hasil  sandingan  antara  desa  mandiri  dan  berkembang  dengan  KRP.    

Page 9: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

KEGIATAN OUTPUT TEKNIK ANALISIS

•  Pembobotan kebijakan, rencana program menurut nilai strategis

•  Pemilihan desa-desa potensial yang membentuk Klaster dengan Skor tertinggi

TAHAPAN 3

•  Rangking  desa  •  DaSar  lokasi  kawasan  terpilih  

METODOLOGI

TAHAP SURVEY PENGUMPULAN DATA OUTPUT TEKNIK ANALISIS

-  Pengumpulan data sekunder

-  Observasi lapangan: ü  TerindenFfikasinya  kondisi  

eksisFng,  sebaran,  gap  infrastruktur    

ü  TerindenFfikasinya  Isu  dan  permasalahan  termasuk  bo_lenecking  pengembangan  kawasan  perdesaan  

ü  TerindenFfikasinya  Fngkat  perkembangan  kawasan  perdesaan  (ekonomi,  sosial-­‐budaya,  fisik  dan  lingkungan)

•  Profil  Klaster  Kawasan  Perdesaan  Stretegis  (desa-­‐kota)    

•  Content  Analysis  •  Pembobotan  •  Expert  Judgement  

TAHAPAN 4

•  Observasi  Lapangan    •  Wawancara  •  Pengambilan  data  sekunder  

Page 10: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

KEGIATAN OUTPUT TEKNIK ANALISIS

Analisis  Sub-­‐sistem  Infrastruktur    Analisis  Sub-­‐sistem  Usahatani  Analisis  Sub-­‐sistem  Permukiman  Analisis  Sub-­‐sistem  Tata  Ruang  Analisis  Sub-­‐sistem  SDA  Analisis  Sub-­‐sistem  SDM  Analisis  Sub-­‐sistem  Kelembagaan  Analisis  Sub-­‐sistem  Sosbud  Analisis  Sub-­‐sistem  Permodalan  Analisis  Sub-­‐sistem  Teknologi

TAHAPAN 5

•  Matriks  Klaster    Kawasan  Perdesaan  Strategis  

METODOLOGI

TAHAPAN 6 KEGIATAN OUTPUT TEKNIK ANALISIS

Penyusunan Rencana Pengembangan (Jangka Panjang, Menengah dan Pendek)

•  Konsep  Pengembangan  Kawasan  Perdesaan  

•  Rencana  Struktur  dan  Pola  Ruang    •  Matriks  Program  &  Kegiatan  •  Penyusunan  Master  Plan  Kawasan  •  Pentahapan  &  Pembiayaan  

Pembangunan  

•  Analisis  Content  •  Expert  Judgement  •  Analisis  DeskripFf

Page 11: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

Sumber: Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2015  

WPS Pusat Pertumbuhan Wisata dan Hinterland  Pulau LOMBOK  

WPS Pusat Pertumbuhan Wisata dan Hinterland Pulau SUMBAWA  

WPS Pertumbuhan Baru LABUAN BAJO-ENDE  

WPS Pertumbuhan Baru dan Perbatasan KUPANG-ATAMBUA  

RUANG LINGKUP WILAYAH STUDI

Page 12: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

DESA SELURUH WILAYAH PULAU

DIMENSI & VARIABEL IPD

PENGUKURAN IPD

DIMENSI Indeks Pembangunan Desa (IPD) •  Pelayanan Dasar (Fasilitas Sosial) •  Kondisi Infrastruktur (akses thdp fas. Ekonomi & Utilitas

Sosek, dll.) •  Aksesibilitas /Transportasi (jaringan jalan, kendaraan,

ongkos, waktu tempuh, dll.) •  Pelayanan Publik (penanganan KLB, Fas. Olah Raga,dll.) •  Penyelenggaraan Pemerintah (perangkat, asset desa,

SDM,dll.)

TIPOLOGI DESA

Desa Tertinggal

Desa Berkembang

Desa Mandiri PETA SHP DESA SELURUH WILAYAH PULAU

PLOTTING DESA MANDIRI & BERKEMBANG

AGLOMERASI DESA-DESA POTENSIAL

PLOTTING KEBIJAKAN (KAWASAN) NASIONAL/ PROVINSI, KABUPATEN •  KSN/KPSN, PKN, PKW, PKL (RTRW) •  Prioritas Peningkatan Kaw.

Perdesaan (RPJMN) •  Kawasan Perhatian Investasi (MP3EI) •  Kawasan Strategis Nasional

Pariwisata •  Kawasan Industri/KEK •  Kawasan Agropolitan/ Minapolitan/

KTM •  Kebijakan Pemerintah Daerah •  Pendekatan Pembangunan

Infrastruktur BPIW (hulu-hilir terpadu)

KLASTER & PRIORITAS KAWASAN PERDESAAN POTENSIAL

PENENTUAN KWSN PERDESAAN POTENSIAL

Page 13: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

TAHAP

1 TAHAP

2 TAHAP

3 TAHAP

4 TAHAP

5 TAHAP

6

PENYARINGAN DESA-DESA

BERDASARKAN KATEGORI IPD

DESA MANDIRI (SKOR IPD >75)

DESA

BERKEMBANG (SKOR IPD

50-75)

PENYARINGAN DESA-DESA

BERDASARKAN JUMLAH

PENDUDUK

PEMILIHAN DESA DENGAN

JUMLAH PENDUDUK DI

ATAS 2500 JIWA (NTB) dan 1000

JIWA (NTT) (SUMBER: UU DESA NO.6 TH 2014 unt )

PENYARINGAN DESA

BERDASARKAN POTENSI

UNGGULAN DESA

PERTANIAN

PERDAGANGAN

INDUSTRI PENGOLAHAN

PENYARINGAN DESA

BERDASARKAN KEBIJAKAN/RENCANA/PROGRAM

PEMERINTAH

PEMBOBOTAN KEBIJAKAN/RENCANA/PROGRAM

PEMERINTAH MENURUT NILAI

STRATEGISNYA YG KEMUDIAN DIRANKING

PEMILIHAN DESA-DESA

POTENSIAL YG MEMBENTUK KLASTER DGN

SKOR TERTINGGI

JASA

RPJMN

KSN

KSP

KSK

KSPN

KPI Prioritas

KA

Kwsn Agropolitan/

Minapolitan/KTM

METODE PEMILIHAN KAWASAN POTENSIAL

Page 14: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

CONTOH MATRIKS PENYARINGAN LOKASI

DESA  MANDIRI  DESA  BERKEMBANG  DESA  BERKEMBANG  YG  POTENSIAL/TERPILIH  

NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO GOLO%PONGKOR v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO GORON%TALO v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO GOLO%BILAS v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO NGGORANG v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO WATU%NGGELEK v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO WAE%KELAMBU v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO BATU%CERMIN v v v v v 65NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT KOMODO LABUAN%BAJO v v v 40NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT BOLENG POTA%WANGKANUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT BOLENG MBUITNUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT BOLENG GOLO%SEPANGNUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG GOLO%LELENGNUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG KEMPONUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG WATU%WANGKANUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG WAE%JARENUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG LIANG%NDARANUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG GOLO%NDOALNUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT SANO%NGGOANG GOLO%SEMBEA v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR NANGA%LILI v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR MUNTING v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR LALONG v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR KAKOR v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR TANGGE v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR POCO%RUTANG v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR DALENG v 10NUSA%TENGGARA%TIMUR MANGGARAI%BARAT LEMBOR WAE%BANGKA v 10

NAMA_PROV NAMA_KAB NAMA_KEC NAMA_DESA KSN KSP KSK KEK KA (RTRWN)

KSPN (RIPPNAS) KPI prioritas RPJMN Agro/Mina/KTMTOTAL

0.15 0.10 0.05 0.15 0.10 0.15 0.05 0.20 0.05

Page 15: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

Kluster  Kawasan  Perdesaan  Strategis  

Kriteria  Kawasan  Pengembangan  Kebijakan/Rencana  Pengembangan    

Keberadaan  Kebijakan  Pengembangan  Kawasan  

Ket.  

IPD   POTENSI  UNGGULAN  

JUMLAH  PENDUDUK  

RENCANA  PENGEMB    (TK  NASIONAL,  REGIONAL  DAN  LOKAL)  

RDTR   RTBL   Profil  Kawasan  

Master  plan  

DED  

1.  KLUSTER  KOMODO  Desa:  •  Golo  Pongkor  •  Gorontalo  •  Golo  bIlas  •  Nggorang  •  Watu  Nggelek  •  We  Kelambu  •  Batu  Cermin  Kota  outlet:    Labuan  Bajo  

   55,04  74,46  53,70  54,98  58,45    72,05  

   pariwisata  

   1.437  4.706  2.858  1.502  1.712  4.167  3.448  

   Termasuk  pada  KSN,  RIPPNAS,    

2.  KLUSTER  KELIMUTU  Desa:  •  Woloara  •  Koanara  •  Nduria    Kota  outlet:  Ende  

   54,13  63,01  56,21  

   Pertanian  palawija  Perkebunan  kopi  

   1.053  1.866  1.398  

   Termasuk  pada  KA,  KPPN,  KPI  Potensial  

3.  KLUSTER  ENDE  Desa:  •  Mbotutenda  •  Jamokeasa  •  Ndetundora  II  •  Rukukamba  Kota  outlet:  Ende  

   58,70  51,05  57,44  57,69  

   Pertanian  palawija  Perkebunan  kopi    

   1.231  1.118  1.176  1.359  

   Termasuk  pada  KA,  KPPN,  KPI  Potensial  

WPS LABUAN BAJO - ENDE

Page 16: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

16  

Labuan  Bajo    Luas  2947.5  Km2  ;  240.905  Jiwa  (2013)    IPM:  67.38  PDRB  perkapita:  1.912.41.8,  10    

Ende    Luas  :  2046,62  Km2  

Penduduk  :266.909  jiwa  (2013)  ;  IPM  68.67;  PDRB  Perkapita  3.480.569,  46    

KSPN  Komodo  dsk.  Luas:  173.300  Ha    Jumlah  Penduduk:  4251  Jiwa  (  2010)    Daya  Tarik  :  keanekaragaman  hayaF  &  biota  laut  

kr  

Klaster KOMODO

Potensi: pariwisata

Klaster ENDE

Potensi: pertanian Klaster

KELIMUTU Potensi: pertanian

WPS LABUAN BAJO - ENDE

Page 17: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

WPS ATAMBUA - KUPANG Kluster  Kawasan  Perdesaan  Strategis  

Kriteria  Kawasan  Pengembangan  Kebijakan/Rencana  Pengembangan    

Keberadaan  Kebijakan  Pengembangan  Kawasan  

Ket.  

IPD   POTENSI  UNGGULAN  

JUMLAH  PENDUDUK  

RENCANA  PENGEMB    (TK  NASIONAL,  REGIONAL  DAN  LOKAL)  

RDTR   RTBL   Profil  Kawasan  

Master  plan  

DED  

1.   KLUSTER  LASIOLAT-­‐LAMAKNEN    

Desa:  •  Desa  Fatulotu    •  Desa  Lakmaras  •  Desa  Loonuna  

Kota  Outlet:  •  Atambua  

     62,67  51,03  55,58  

     Pertanian  

     

1.868  1.112  1.332  

   Termasuk  dlm  KSN,  KSK,  Kawasan  Andalan  (RTRWN),  RPJMN.    

2.  KLUSTER  AMFOANG  Desa:  

•  Desa  Nunuanah    •  Desa  Kifu  •  Desa  Natemnanu  

Utara  •  Desa  Fatunaus  •  Desa  Kolabe  •  Desa  Bakuin  

Kota  Outlet:  •  Soe  

     60,26  53,08  57,29    53,36  50,99  52,75  

     Pertanian  

     

1.538  1.130  1.761  1.237  1.172  1.082  

     Termasuk  dlm  KSP,  Kawasan  Andalan  (RTRWN),  KPPN  (RIPPNAS)  

3.  KLUSTER  MOLLO  UTARA:  •  Desa  Nefokoko  •  Desa  Lelobatan  •  Desa    Obesi  •  Desa  Eon  Besi    •  Desa  Bosen  •  Desa  Sebot  •  Desa  Bijaepunu  •  Desa  Tunua  Kota  Outlet:  •  Kupang  

 54,71  54,14  75,84  54,36  50,82  50,92  54,69  51,36  

 Pertanian  

 1.761  1.992  2.206  3.516  1.711  1.409  1.597  1.708  

   Termasuk  dlm  Kawasan  andalan  (RTRWN)  dan  KPPN  (RIPPNAS)  

Page 18: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

Soe:  PKW    Luas:  28,08  km²  Penduduk:  40.151  Jiwa  (2013)  PDRB:  1.081  Milyar  IPM:  66,61  

WPS KUPANG-ATAMBUA

Kota outlet ATAMBUA

Klaster LASIOLAT-LAKMANEN Potensi: palawija

Klaster AMFOANG (Amfoang Timur-Utara)

Potensi: palawija, hortikultura

Kota outlet KUPANG

Klaster MOLLO UTARA

Potensi: palawija

Kota outlet SOE

Kupang:  PKN    Luas:  160,34  km²  Penduduk:  378.425  Jiwa  (2014)  PDRB:  2.872  Milyar  IPM:  78,37  

Atambua:  PKWp  Luas:  28,9  km²  Penduduk:  28.857  Jiwa  (2014)  PDRB:  658  Juta    IPM:  65,52  

Page 19: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

RENCANA KUNJUNGAN WPS LABUAN BAJO – ENDE DAN KUPANG ATAMBUA No.   Hari/Tgl   Uraian  Kegiatan   Target   Keterangan  1.   Senin/28  Sept  2015   Pelaksanaan  Pembahasan  dan  

Workshop  di  Propinsi  NTT  1.  Sosialisasi  Kegiatan  Rencana  Pengembangan  Kawasan  

Perdesaan  2.  Diskusi  terkait  klaster-­‐klaster  perdesaan  strategis  yang  

sangat  prioritas  untuk  dikembangkan  3.  Diskusi  mengenai  informasi  kebijakan  dari  Pemerintah  

Daerah  tentang  kawasan  terpilih.  (Ref  :  RTRW,  RDTR,  RTBL,Profil  Kawsan,  Masterplan,  DED  dan  Program-­‐program  

4.  Diskusi  dan  Informasi  tentang  program/kegiatan  yang  sdh  pernah  dibangun  di  kawasan  terpilih  (APBN,  DAK  dan  APBD,  swadaya  masyarakat,  dll)  

5.  Penetapan  lokasi  terpilih  berdasarkan  klaster-­‐kalster,  sesuai  dengan  hasil  diskusi,  dan  disepakaF  bersama  oleh  peserta  diskusi  

Kegiatan  di  failitasi  oleh  Bappeda  Propinsi  NTT,  dengan  mengundang  Instansi  terkait      Hasil  kesepakatan  penetapan  Lokasi  Terpilih  dibuat  dalam  bentuk  Berita  Acara  

2.   Selasa/29  Sept  2015   Orientasi  lapangan  ke  klaster-­‐  klaster  yang  ada  di  WPS  Labuan  Bajo  –Ende                

1.  Orientasi  dan  Observasi  Lapangan  ke    Klaster  Ende  2.  Wawancara,  Jaring  aspirasi,  Diskusi  dengan  stakeholder  

dan  masyarakat  Desa  setempat  3.  Informasi  dan  Dokumentasi  mengenai  Kondisi  Pontensi  

Unggulan  Kawasan  Terpilih  4.  Pengumpulan  data  sekunder  di  Kabupaten  Manggarai  

Barat      

Tim  I  dan  Supervisi  didampingi  oleh  pemerintah  propinsi/kabupaten  

        Orientasi  Lapangan  ke  klaster-­‐klaster  yang  ada  di  WPS  Kupang-­‐Atambua  

1.  Orientasi  dan  Observasi  Lapangan  ke  Klaster  Amfoang  2.  Wawancara,  Jaring  aspirasi,  Diskusi  dengan  stakeholder  

dan  masyarakat  Desa  setempat  3.  Informasi  dan  Dokumentasi  mengenai  Kondisi  Pontensi  

Unggulan  Kawasan  Terpilih  4.  Pengumpulan  data  sekunder  di  Kabupaten  Belu      

Tim  II  dan  Supervisi  didampingi  oleh  pemerintah  propinsi/kabupaten  

Page 20: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

RENCANA KUNJUNGAN WPS LABUAN BAJO – ENDE DAN KUPANG ATAMBUA 3.   Rabu/30  Sept  2015  

   Orientasi  lapangan  ke  klaster-­‐  klaster  yang  ada  di  WPS  Labuan  Bajo  –Ende                

1.   Orientasi  dan  Observasi  Lapangan  ke    Klaster  Labuan  Bajo  

2.   Wawancara,  Jaring  aspirasi,  Diskusi  dengan  stakeholder  dan  masyarakat  Desa  setempat  

3.   Informasi  dan  Dokumentasi  mengenai  Kondisi  Pontensi  Unggulan  Kawasan  Terpilih  

4.   Pengumpulan  data  sekunder  di  Kabupaten  Ende      

Tim  I  dan  Supervisi  didampingi  oleh  pemerintah  propinsi/kabupaten  

        Orientasi  Lapangan  ke  klaster-­‐klaster  yang  ada  di  WPS  Kupang-­‐Atambua  

1.  Orientasi  dan  Observasi  Lapangan  ke    Klaster  Mollo  Utara  

2.  Wawancara,  Jaring  aspirasi,  Diskusi  dengan  stakeholder  dan  masyarakat  Desa  setempat  

3.  Informasi  dan  Dokumentasi  mengenai  Kondisi  Pontensi  Unggulan  Kawasan  Terpilih  

4.  Pengumpulan  data  sekunder  di  Kabupaten  Belu      

Tim  II  dan  Supervisi  didampingi  oleh  pemerintah  propinsi/kabupaten  

4.   Kamis/1  Okt  2015   Orientasi  lapangan  ke  klaster-­‐  klaster  yang  ada  di  WPS  Labuan  Bajo  –Ende                

1.  Orientasi  dan  Observasi  Lapangan  ke    Klaster  Labuan  Bajo  

2.  Wawancara,  Jaring  aspirasi,  Diskusi  dengan  stakeholder  dan  masyarakat  Desa  setempat  

3.  Informasi  dan  Dokumentasi  mengenai  Kondisi  Potensi  Unggulan  Kawasan  Terpilih  

4.  Pengumpulan  data  sekunder  di  Kabupaten  Ende      

Tim  I  dan  Supervisi  didampingi  oleh  pemerintah  propinsi/kabupaten  

        Orientasi  Lapangan  ke  klaster-­‐klaster  yang  ada  di  WPS  Kupang-­‐Atambua  

1.  Orientasi  dan  Observasi  Lapangan  ke  Klaster  Lasiolat-­‐Lakmanen  

2.  Wawancara,  Jaring  aspirasi,  Diskusi  dengan  stakeholder  dan  masyarakat  Desa  setempat  

3.  Informasi  dan  Dokumentasi  mengenai  Kondisi  Pontensi  Unggulan  Kawasan  Terpilih  

4.  Pengumpulan  data  sekunder  di  Kabupaten  Kupang      

Tim  II  dan  Supervisi  didampingi  oleh  pemerintah  propinsi/kabupaten  

5.   Jumat/2  Okt2015   Kordinasi  dan  evaluasi   1.  Koordinasi  mengenai  hasil  orientasi,  obeservasi,  diskusi/wawancara  di  lokasi  terpilih,  sebagai  bahan  masukan  data  dan  informasi  untuk  laporan  hasil  kegiatan  di  lapangan  

2.  Evaluasi  data-­‐data  primer  dan  sekunder,  sebagai  bahan/materi  untuk  proses  pengolahan  data  dan  analisa.  

Page 21: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

DAFTAR SIMAK SUBSISTEM  SDA  

SUBSISTEM  PEMANFAATAN  

RUANG  SUBSISTEM  PERMUKIMAN  

Kondisi  topografi  

Kondisi  hidrogeologi  

Ketersediaan  dan  sumber  air  baku  

Dominasi  penggunaan  lahan  

Sumber  daya  pertambangan  

Potensi  pariwisata  alam  

Luas  kawasan  produkFf  

Luas  kawasan  lindung  

Kawasan  rawan  bencana  

Kawasan  khusus  

Luas  permukiman  

Ketersediaan  sarana  pelayanan  umum  

Klasifikasi  desa  (pusat,  hinterland)  

Jarak  desa  ke  PKL/PKW/desa  pusat  

Jumlah  rumah  

Pola  sebaran  permukiman  

Kondisi  fisik  rumah  

Kondisi  kesehatan  rumah  

Cakupan  layanan  air  minum  

Sumber  air  minum    

Jenis  instalasi  air  minum  

Cakupan  pelayanan  listrik  

Teknologi  instalasi  listrik  

Jenis  energi  nonlistrik  

Cakupan  pelayanan  sampah  

Pola  pengelolaan  sampah  

Cakupan  layanan  drainase  

Kondisi  fisik  drainase  

Pembuangan  limbah  RT  

Ketersediaan  jamban  keluarga  

Bahaya  bencana  

untuk  melihat  daya  dukung  

lahan   untuk  melihat  struktur  ruang  perdesaan  dan  pemanfaatan  ruang  

eksisZng    untuk  melihat  kondisi  permukiman  dan  pelayanan  infrastrukturnya  

Page 22: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

DAFTAR SIMAK (lanjutan) SUBSISTEM  

INFRASTRUKTUR  (kawasan)  

SUBSISTEM  TEKNOLOGI  

Jalan  negara/prov/kab  (pjg,  lbr,  kondisi)  

Irigasi  (pjg.  lbr,  Fnggi,  kondisi,  cakupan  layanan)  

Jenis  irigasi  (teknis,  semi  teknis,  sederhana)  

Sumber  air  baku  irigasi  Jalan  produksi  &  akses  pemasaran  (status,  pjg,  

lbr,  kondisi)    Sistem  akses  pemasaran  

Cakupan  pelayanan  listrik  &  telekomunikasi  

Teknologi  pembibitan  

Teknologi  perikanan  budidaya/tangkap  

Teknologi  panen  

Teknologi  pasca  panen  

Teknologi  pengolahan  

Jenis  teknologi  penunjang  

Sistem  pengelolaan  usaha  tani  

Pola  penggarapan  usaha  tani  

Teknik  pengolahan  tanah  

Penyediaan  bibit  

Jenis  &  ketersediaan  pupuk/obat2an  

Alat  angkut  

Ketersediaan  gudang  penyimpan  

Kondisi  &  kapasitas  gudang  

Lokasi  pengolahan  hasil  panen  

Jumlah  produksi  

Pemasaran  (langsung/melalui  pengepul)  Ketersediaan  pasar  

lokal  

Kondisi  pasar  lokal  

SUBSISTEM  PERTANIAN  

Sistem  kepemilkan  lahan  pertanian  

untuk  melihat  aksesibilitas/pencapaian  thd  

pelayanan  infrastruktur  

untuk  melihat  karakterisZk/pola  pertanian  

yang  ada  

untuk  melihat  usaha-­‐usaha  

yang  mendukung  keberlanjutan  

proses  pertanian  (pra  dan  pasca)  

Page 23: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

DAFTAR SIMAK (lanjutan) SUBSISTEM  

PERMODALAN  SUBSISTEM  SDM   SUBSISTEM  KELEMBAGAAN  

Pengetahuan  bertani  

Pendidikan  formal  

Pengalaman  kerja  

Ketersediaan  penyuluh/pendamping  

Instansi  penyuluh/pendamping  

Kemanfaatan  penyuluh  

Ketersediaan  kelompok  tani/paguyuban  

Kemanfaatan  kelompok  tani/paguyuban  

Ketersediaan  koperasi  

Lembaga/organisasi  lain  

Manfaat  lembaga  tsb  

Program  dukungan  pemerintah  

Sumber  permodalan  

Besaran  modal  

Akses  permodalan  

Sistem  pemodalan  menggunakan  agunan  

Jaminan/resiko  

Akses  modal  

Jenis  modal  terbanyak  

Pengembalian  modal  

SUBSISTEM  SOSBUD  

Jumlah  penduduk  

Mata  pencaharian  penduduk  terbesar  

Tk  pendidikan  

Dominasi  suku  dan  agama  

Orientasi  pasar  penduduk  

 Pemahaman  thd  unsur-­‐unsur  alam    

SUBSISTEM  KEBIASAAN  &  

RELIGI  

untuk  melihat  daya  dukung  demografis  thd  keberlanjutan  

usaha  

untuk  melihat  keahlian/skill  masyarakat  

untuk  melihat  keberadaan  organisasi/lemnbaga  pendukung  

untuk  melihat  dukungan  

pemodalan  thd  usaha  masy  

untuk  melihat  kearifan  lokal  

Adat  isFadat  lain    

Kepercayaan  yg  dianut    

KarakterisFk  suku  scr  umum    

KarakterisFk  kelompok  adat  dlm  prtanian    

Page 24: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

•  Teridentifikasinya kebutuhan infrastruktur PUPR yang mendukung pengembangan kawasan perdesaan untuk mendukung sasaran RPJMN 2015-2019, yaitu penguatan ketahanan pangan, penguatan infrastruktur dasar, pembangunan konektivitas, pembangunan dari pinggir.

•  Tersedianya dukungan program pengembangan kawasan perdesaan tematik untuk PUPR dan sektor lain dalam pengembangan kawasan perdesaan

Rencana induk (masterplan) kawasan

perdesaan yang memuat kebijakan dan indikasi program pengembangan infrastruktur PUPR

dan infrastruktur strategis lainnya di Kep. Nusa Tenggara.

KELUARAN & MANFAAT PEKERJAAN

Page 25: Fgd1 Diskusi Daerah Ntt

sekian dan terimakasih