bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1. imunisasi...

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi Tetanus Toksoid a. Pengertian Imunisasi adalah memberi kekebalan terhadap penyakit tertentu.Sedangkan pengertian imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai pencegahan terhadap infeksi tetanus.(Idanati Rukna,2005 http://adln.lib.unair.ac.id ) Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung toksoid Tetanus yang telah dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Vaksin TT dipergunakan untuk pencegahan tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi wanita usia subur, dan juga untuk pencegahan tetanus . (Idanati Rukna, 2005 http://adln.lib.unair.ac.id ) Berdasarkan dari cara timbulnya, maka terdapat dua jenis kekebalan.(IDAI, 2001) yaitu :

Upload: haminh

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Imunisasi Tetanus Toksoid

a. Pengertian

Imunisasi adalah memberi kekebalan terhadap penyakit

tertentu.Sedangkan pengertian imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk

membangun kekebalan sebagai pencegahan terhadap infeksi tetanus.(Idanati

Rukna,2005 http://adln.lib.unair.ac.id)

Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan

kemudian dimurnikan.

Vaksin TT adalah vaksin yang mengandung toksoid Tetanus yang telah

dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal

0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung

potensi sedikitnya 40 IU. Vaksin TT dipergunakan untuk pencegahan tetanus

pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi wanita usia subur, dan juga

untuk pencegahan tetanus . (Idanati Rukna, 2005 http://adln.lib.unair.ac.id)

Berdasarkan dari cara timbulnya, maka terdapat dua jenis

kekebalan.(IDAI, 2001) yaitu :

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

1) Kekebalan Pasif.

Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh,

bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada

janin yang diperoleh dari ibu, atau kekebalan yang diperoleh setelah

pemberian suntikan immunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung

lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh.

2) Kekebalan Aktiv.

Kekebalan aktiv yaitu kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri

akibat terpajan pada antigen seperti pada manusia (antara lain imunisasi

TT), atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktiv biasanya berlangsung

lebih lama karena adanya memori imunologik. TT adalah antigen yang

sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi

janin apa bila ibu hamil mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid

(TT).(Saifuddin, 2002).

b. Tujuan Imunisasi Tetanus Toksoid

Tujuan diberikannya imunisasi Tetanus Toksoid antara lain : untuk

melindumgi bayi baru lahir dari Tetanus Neonatorum, melindungi ibu terhadap

kemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamil dan

bayi kebal terhadap kuman Tetanus, serta untuk mengeliminasi penyakit

Tetanus pada bayi baru lahir.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

c. Sasaran Imunisasi Tetanus Toksoid

Untuk pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid dilakukan pada anak

sekolah SD kelas VI mendapat 2x vaksinasi Tetanus Toksoid dengan interval

pemberian minimal 4 minggu. Calon pengantin wanita untuk mendapatkan 2x

vaksinasi Tetanus Toksoid sebelum akad nikah dengan interval pemberian

minimal 4 minggu, ibu hamil untuk mendapatkan 2x vaksinasi Tetanus

Toksoid dengan interval pemberian 4 minggu, serta Pemberian imunisasi

Tetanus Toksoid sebanyak 3 dosis kepada semua WUS untuk kekebalan

Tetanus sekitar 10 tahun.

Sasaran imunisasi berdasarkan usia yang diimunisasi :

1. Sasaran Berdasarkan Usia yang diimunisasi

a. Imunisasi rutin :

Bayi (dibawah satu tahun)

Wanita Usia Subur (WUS) ialah wanita berusia 15 – 39 tahun,

termasuk ibu hamil dan calon pengantin.

Anak usia sekolah tingkat dasar

b. Imunisasi Tambahan

Bayi dan anak.

2. Sasaran Berdasarkan Tingkat Kekebalan yang ditimbulkan

a. Imunisasi Dasar.

Bayi

b. Imunisasi Lanjutan

Anak usia sekolah tingkat dasar

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

Wanita Usia Subur

3. Sasaran Wilayah atau Lokasi

Seluruh desa atau kelurahan di wilayah Indonesia (DepKes RI

2006)

d. Tempat Pelayanan Untuk Mendapatkan Imunisasi TT Calon Pengantin.

1). Puskesmas

2). Puskesmas pembantu

3). Rumah sakit

4). Rumah bersalin

5). Polindes

6). Posyandu

7). Rumah sakit swasta

8). Dokter praktik, dan

9). Bidan praktik (Depkes RI, 2005)

e. Jadwal Imunisasi Tetanus Toksoid

Tabel 2.1 Jadwal pemberian imunisasi Tetanus Toksoid

Imunisasi Interval Persentase (%) Perlindungan

Durasi Perlindungan

TT I Selama kunjungan antenatal pertama

_

TT II Empat minggu setelah TT I

80 3 tahun∗

TT III Empat minggu setelah TT II

95 5 tahun

TT IV Empat minggu setelah TT III

99 10 tahun

TT V Empat minggu setelah TT IV

99 25 tahun atau seumur hidup

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

Ket : ∗ Artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan,

maka bayi yang dilahirkan, akan terlindung dari Tetanus Neonatus.

(Saifuddin 2002)

Imunisasi TT pada ibu hamil diberikan 2x (dosis), jarak pemberian

imunisasi TT pertama dan kedua, serta jarak antara TT ke dua dengan saat

kelahiran, sangat menetukan, kadar antibodi tetnus dalam darah bayi, semakin

lama interval antara pemberian Tetanus Toksoid pertama dan kedua serta

antara TT kedua dengan kelahiran bayi, maka kadar antibodi tetanus dalam

darah bayi makin tinggi, karena interval yang panjang akan mempertinggi

respon imunologik dan diperoleh cukup waktu untuk menyeberangkan

antibodi tetanus dalam jumlah cukup dari tubuh ibu hamil ketubuh

bayinya.(Saifuddin, 2002).

f. Efek Samping Imunisasi Tetanus Toksoid

Efek samping yang dialami biasanya hanya gejala-gejala ringan saja

seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan (Chin,

James., Kandun, I Nyoman., 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular.

Available atwww.ppmplp.depkes.go.id). TT adalah antigen yang sangat aman dan

juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil

mendapatkan imunisasi TT (Idanati, Rukna., 2005).

Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri

dan tidak perlukan tindakan/pengobatan. (Chin, James., Kandun, I Nyoman.,

2000).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

g. Imunisasi TT calon pengantin

Imunisasi TT memberikan kekebalan aktiv terhadap penyakit tetanus

ATS (Anti Tetanus Serum). vaksinasi TT juga salah satu syarat yang harus

dipenuhi saat mengurus surat-surat menikah di KUA (Kantor Urusan Agama).

Kepada calon pengantin wanita imunisasi TT diberikan sebanyak 2x dengan

interval 4 minggu. Imunisasi TT diberikan kepada calon pengantin wanita

dengan tujuan untuk melindungi bayi yang akan dilahirkan dari penyakit

Tetanus Neonetorum. Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan

dengan dosis 0,5mL. Evek samping pada imunisasi TT adalah reaksi lokal

pada tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan, dan rasa

nyeri (Gunawan Rahman 2006) Banyak anggapan bahwa imunisasi TT bisa

membuat seseorang menjadi mandul dan ada juga orang-orang yang

beranggapan bahwa imunisasi TT merupakan alat kontrasepsi atau KB, akan

tetapi anggapan-anggapan itu adalah tidak benar. Pemerintah bermaksud

mencanangkan gerakan imunisasi TT untuk melindungi bayi baru lahir dari

risiko terkena Tetanus Neonatorum (Dewi Handajani.htm)

h. Tetanus

Tetanus adalah suatu penyakit yang sering bersifat fatal yang

disebabkan oleh eksotoksin produksi kuman Clostridium Tetani. C Tetani

adalah kuman berbentuk batang dan bersifat anaerob, gram positif yang

mampu menghasilkan spora dengan bentuk drumstick. ( IDAI 2001).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang

menghasilkan neurotoksin. (DepKes 2006) Gejala awal penyakit adalah kaku

otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot perut,

berkeringat dan demam. Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek

(sucking) antara 3 sampai dengan 28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya

adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku. Komplikasi tetanus adalah

patah tulang akibat kejang, pnemonia dan infeksi lain yang dapat

menimbulkan kematian. (DepKes 2006).

Gejala Tetanus yang khas adalah kejang dan kaku secara menyeluruh,

otot dinding perut yang teraba keras dan tegang seperti papan, mulut kaku dan

sukar dibuka. (IDAI 2001)

2. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaa terhadap suatu obyek tertentu.(Notoatmodjo,2003).

Penginderaan terjadi melalui panca ondera manusia, yakni: indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003).

b. Pentingnya Pengetahuan (Notoatmodjo, 2003)

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over Behavior).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) didalam

diri seseorang terjadi proses yang berurutan yakni :

1). Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2). Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini

sikap subjek sudah mulai timbul.

3). Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya.

4). Trial, sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5). Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya tehadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui

proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang

positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran

akan tidak berlangsung lama. Jadi, pentingnya pengetahuan disini adalah dapat

menjadi dasar dalam merubah perilaku sehinnga perilaku itu langgeng

(Notoatmodjo, 2003).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

c. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan (Notoatmodjo, 2003), yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) tehadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang

apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tenteng objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi

tersebut dengan benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramaikan,dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari.

3) Kemampuan Aplikasi (Aplikation)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum,

rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam penghitungan –

penghitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip – prinsip siklus

pemecahan masalah (problem solving cycle) didalam pemecahan masalah

kesehatan dari kasus yang dinerikan.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

objek kedalam komponen – komponen tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih adakaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata – kata kerja : dapat

menggambarkan (membuat bagan),membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.

Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampauan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian –

penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan – tngkatan di atas.

(Notoatmodjo, 2003).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

3. Sikap

a. Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi

adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan

sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

b. Komponen Sikap

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok yaitu:

1). Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

2). Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3). Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalm penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keykinan, dan emosi memegang peran penting.

c. Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

1). Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2). Merespon

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang tela diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3). Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah.

4). Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala risiko merupakan sikap yan paling tinggi.

d. Indikator Sikap Kesehatan

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek,proses selanjutnya

akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut.

Oleh karena itu indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan

pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

1). Sikap terhadap sakit dan penyakit

Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap

gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan

penyakit, cara pencegahan penyakit, dan sebagainya.

2). Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara

memelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat.

3). Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan

pengaruhnya terhadap kesehatan.

4. Praktek atau Tindakan (practice)

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas,dan

faktor dukungan(support).

1. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil.

2. Respons terpimpin (guided respons)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

3. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.

4. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut.

Indikator praktek kesehatan meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit

Tindakan atau perilaku ini mencakup pencegahan penyakit dan

pengobatan penyakit.

2. Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain: mengkonsumsi

makan dengan gizi seimbang, melakukan olah raga secara teratur, tidak

merokok, tidak minum minuman keras, dan sebagainya.

3. Tindakan (praktek) kesehatan lingkungan

Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di jamban ,

membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk

mandi, cuci, masak, dan sebagainya.(Notoadmodjo 2003).

B. KERANGKA TEORI

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan dapat digunakan kerangka

teori sebagai berikut :

Faktor Predisposisi • Pengetahuan • Sikap

Faktor Pemungkin: • Ekonomi • Ketersediaan

fasilitas dan petugas kesehatan

Faktor penguat : • Keluarga • Petugas

kesehatan

Praktik pasangan muda terhadap imunisasi Tetanus Toksoid Calon

Gambar 1: Perilaku pengantin baru tentang imunisasi Tetanus Toksoid calon pengantin Sumber: Green dalam Notoatmodjo 2003. C. KERANGKA KONSEP

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2: Kerangka konsep penelitian.

• Pengetahuan Praktek Imunisasi Tetanus Toksoid calon pengantin

• Sikap

D. HIPOTESIS

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Imunisasi ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin... · dimurnikan yang terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml ... Untuk

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan praktik imunisasi Tetanus

toksoid pada calon pengantin.

2. Ada hubungan antara sikap dengan praktik imunisasi Tetanus Toksoid pada calon

pengantin.