bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1....

25
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifas a. Pengertian Masa Nifas Masa nifas menurut Jannah (2011: 13) disebut juga masa postpartum atau puerperium, adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat kandungan atau reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 40 hari pascapersalinan. Masa nifas (puerperium) menurut Vivian dan Sunarsih (2011: 1) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat- alat kandungan kembali seperti pra hamil. Masa nifas (puerperium) menurut Sulistyawati (2009: 1) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Menurut Anggraeni (2010: 1) Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-tanda kelahiran). Jika sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti-henti atau tetap keluar darah, maka darah itu haid. Akan tetapi jika darah keluar

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan Teori

    1. Nifas

    a. Pengertian Masa Nifas

    Masa nifas menurut Jannah (2011: 13) disebut juga masa

    postpartum atau puerperium, adalah masa sesudah persalinan, masa

    perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat

    kandungan atau reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6

    minggu atau 40 hari pascapersalinan.

    Masa nifas (puerperium) menurut Vivian dan Sunarsih (2011:

    1) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-

    alat kandungan kembali seperti pra hamil.

    Masa nifas (puerperium) menurut Sulistyawati (2009: 1) adalah

    masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat

    kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa

    nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

    Menurut Anggraeni (2010: 1) Waktu masa nifas yang paling

    lama pada wanita umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan

    atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-tanda kelahiran). Jika

    sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti-henti atau

    tetap keluar darah, maka darah itu haid. Akan tetapi jika darah keluar

  • 10

    terus dan tidak masa haid dan darah itu tidak berhenti mengalir perlu

    diperiksakan kedokter atau bidan.

    b. Periode Masa Nifas

    Menurut Siswosudarmo dan Emilia (2008: 152), periode masa nifas

    terdiri dari:

    1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

    berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah

    bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

    2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

    genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

    3) Remote puerperium yaitu waktu yang di perlukan untuk pulih dan

    sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

    mempunyai komplikasi. waktu untuk sehat bisa berminggu-

    minggu, bulan atau tahunan.

    c. Perubahan Fisiologi Ibu Nifas

    Menurut Sarwono (2008: 122), Perubahan fisiologi yang terjadi pada

    ibu nifas terdiri dari:

    1) Perubahan fisik

    2) Involusi uterus dan pengeluaran lokhea

    3) Laktasi atau pengeluaran air susu ibu

    4) Perubahan sistem tubuh lainnya

    5) Perubahan psikis

  • 11

    d. Proses Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas

    Menurut Ambarwati dan Wulandari (2009: 88), adaptasi psikologi ibu

    masa nifas terdiri tiga fase yaitu:

    1) Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada

    hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. pada saat itu,

    fokus perhatian ibu pada dirinya sendiri. Pengalaman setelah

    persalinan sering diceritakan berulang-ulang.

    2) Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari

    setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidak

    mampuannya dan tanggung jawab dalam merawat bayi, ibu

    memiliki rasa sensitif sehingga ibu mudah tersinggung.

    3) Fase letting go yaitu fase menerima tanggung jawab akan peran

    barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan, ibu

    sudah dapat menyesuaikan diri. Merawat diri dan bayinya, serta

    kepercayaan diri sudah meningkat.

    e. Involusi

    Menurut Saleha, (2009: 4), adalah perubahan pada uterus setelah

    persalinan yang berangsur-angsur kembali seperti semula yang sama

    dengan kondisi dan ukuran dalam keadaan tidak hamil.

  • 12

    Tabel 2.1 Perubahan Tinggi Fundus Uteri menurut masa

    involusi uterus

    Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat uterus

    Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

    Uri lahir 2jari dibawah pusat 750 gram

    1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram

    2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram

    6 minggu Bertambah kecil atau normal 50-60 gram

    8 minggu Sebesar normal 30 gram

    Sumber: (vivian dan Sunarsih 2011: 57)

    f. Definisi Gizi

    Menurut Atika Proverawati (2009: 1) Ilmu gizi didefinisikan

    sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan

    yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkan serta faktor-

    faktor yang mempengaruhinya. sedangkan gizi adalah suatu proses

    penggunaan makanan yang di konsumsi secara normal oleh suatu

    organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,

    metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

    mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari

    oregan-organ serta menghasilkan energi.

    g. Pengertian Gizi Masa Nifas

    Gizi pada ibu nifas menurut Waryana (2010: 68) yaitu makanan

    yang harus dikonsumsi pada masa nifas harus seimbang, bergizi dan

    cukup energi. makanan yang dikonsumsi seharusnya mengandung

    sumber tenaga (energi), sumber pembangun (protein), sumber pengatur

    dan pelindung (mineral, vitamin, dan air). kebutuhan gizi ibu nifas

    terutama pada menyusui bila menyusui akan meningkat 25%. karena

    guna untuk proses penyembuhan karena habis melahirkan dan untuk

  • 13

    produksi ASI yang cukup untuk menyehatkan bayi. makanan yang

    dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan

    makan dalam tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu sendiri

    yang akan di konsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.

    makanan seimbang yang harus di konsumsi adalah porsi cukup dan

    teratur, tidak terlalu asin, pedas, atau berlemak, tidak mengandung

    alkohol, nikotin, serta bahan pengawet dan pewarna.

    h. Zat Gizi Ibu Menyusui

    Menurut Sulistyoningsih (2011: 154) Berikut ini beberapa zat gizi

    yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yaitu:

    1) Energi

    Kebutuhan energi ibu terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-20%

    protein, dan 20-30% lemak. kebutuhan energi yang meningkat 500-

    700 kkal, dengan demikian bila ibu biasa makan 3 kali dengan

    porsi yang ditambah. Meningkatnya kebutuhan energi ini karena

    diasumsikan tiap 100cc ASI mampu memasok 67-77 kall,

    sedangkan ibu harus mengeluarkan 750 cc ASI pada bulan pertama

    dan 600 cc ASI pada bulan berikutnya. Perhitungan ini

    menguatkan pendapat bahwa memberikan ASI akan membuat berat

    badan ibu kembali normal dan menipis isu bahwa menyusui dapat

    menyebabkan kegemukan

    .

  • 14

    2) Protein

    Setiap ASI mengandung 1,2 gram, sehingga selama menyusui ibu

    membutuhkan tambahan protein sebanyak 20 gram per hari.

    meningkatnya kebutuhan protein ini, selain untuk membentuk

    protein susu juga dibutuhkan untuk sintesis hormon yang

    dibutuhkan dalam produksi ASI (prolaktin) dan hormon yang

    mengeluarkan ASI (oksitosin). Pemenuhan kebutuhan protein yang

    meningkat dapat dipenuhi dengan cara menambah satu potong lagi

    makanan sumber protein yang bisa dikonsumsi. Sumber protein

    yang dapat diperoleh dari ikan, daging, ayam, daging sapi, telur,

    susu, dan juga tahu, tempe, serta kacang-kacangan. Jika kebutuhan

    protein tidak terpenuhi dari makanan maka protein diambil dari

    protein ibu yang berada di otot. Hal ini mengakibatkan ibu menjadi

    kurus dan setelah menyusui akan meras lapar.

    3) Lemak

    Lemak jenuh ganda diperlukan dalam pembentukan ASI karena

    asam lemak tak jenuh ganda diperlukan dalam perkembangan otak

    dan pembentukan retina. Asam lemak tak jenuh ganda dapat

    diperoleh dari minyak jagung, minyak biji kapas serta ikan salmon

    dan ikan haring.

    4) Vitamin dan Mineral

    Vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah yang sedikit.

    Kebutuhan vitamin dan mineral ibu menyusui seperti Vitamin A,

  • 15

    Thiamin, Riboflavin, Niasin, Vitamin C, Zat besi, Kalsium, Asam

    folat. Vitamin yang perlu mendapatkan diperhatikan khusus

    diantaranya Vitamin A, Vitamin D, Vitamin C dan Vitamin B.

    i. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

    Kebutuhan Dasar Ibu Nifas menurut Saleha (2009: 71) yaitu sebagai

    berikut:

    1) Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kkal

    2) Makanan diet berimbang, cukup protein, mineral, dan vitamin.

    3) Minum sedikitnya 3 liter / hari, terutama setelah menyusui.

    4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya

    selama 40 hari pasca persalinan.

    5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan

    vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

    2. Pantang Makan

    a. Pengertian pantang makan

    Pantang makanan menurut blok Suparyanto (2010) adalah

    bahan makanan atau masakan yang tidak boleh dimakan oleh para

    individu dalam masyarakat karena alasan yang bersifat budaya

    Menurut Suhardjo,ddk. (1987), dalam Kartasapoetra dan

    Marsetyo. (2010: 12) Dalam survey konsumsi pangan tentang adanya

    pantangan-pantangan tersebut mengemukakan bahwa Sehubung

    dengan pangan yang biasanya dipandang pantas untuk dimakan,

    dijumpai banyak pola pantangan, takhayul dan larangan pada beragam

    kebudayaan dan daerah yang berlainan didunia. Pola pantangan dianut

  • 16

    oleh suatu golongan masyarakat atau oleh bagaian yang lebih besar

    dari penduduk. Pola lain yang berlaku untuk kelompok dalam suatu

    penduduk tertentu pada suatu waktu tertentu dalam hidupnya. Bila pola

    pantangan makanan berlaku untuk seluruh penduduk sepanjang

    hidupnya, kekuranga zat gizi tidak akan berkembang. Apapun sebab

    dari penolakan itu, kalau pola pantang makan hanya berlaku sebagian

    penduduk tertentu dan jika sub kelompok ini, karena sebab-sebab lain,

    sudah rawan gizi, kemungkinan lebih besar kekurangan gizi akan

    timbul. Pada ibu yang menyusui, di Indonesia banyak wanita yang

    mengurangi makan sesudah melahirkan anak untuk menjaga bentuk

    tubuhnya. Di jawa, makan telur dipantangkan selama ibu sedang

    menyusui anaknya, karena diduga telur bisa menyebabkan perdarahan.

    Di kalimantan tengah ada berbagai jenis ikan tertentu yang dipandang

    karena bisa menyebabkan air susu berbau amis dan bayinya sakit perut.

    b. Bahan makanan yang harus dihindari ibu menyusui

    Menurut Istiany dan Rusilanti (2013: 77) bahan makanan yang

    harus dihindari atau tidak boleh di konsumsi oleh ibu menyusui antara

    lain:

    1) Bahan makanan yang berbau merangsang seperti petai, bawang,

    jengkol.

    2) bahan makanan yang merangsang seperti cabe, merica, jahe, karena

    dapat menyebabkan bayi mengalami diare.

  • 17

    3) Bahan makanan yang manis dan berlemak, karena bisa menyebabkan

    ibu menjadi gemuk

    4) Bahan makanan atau minuman yang mengandung kafein dan alkohol.

    c. Hal-hal yang harus dihindari selama masa nifas

    Menurut Dewi Kurnia, pujiastuti, dan Fajar (2013: 35) hal-hal yang

    harus dihindari selama menyusui antara lain:

    1) Mengonsumsi kafein yang berlebihan karena mengakibatkan sering

    buang air kecil, padahal ibu hamil butuh banyak cairan.

    2) Penggunaan obat-obatan karena beberapa zat yang terkandung didalam

    obat dapat meresap kedalam air susu.

    3) Nikotin pada rokok karena nikotin dalam rokok meresap dalam ASI.

    Ditubuh bayi, zat ini akan mengendap di ginjal dan hati yang bisa

    menyebabkan bayi keracunan.

    d. Jenis makanan yang dipantang ibu nifas

    Menurut blok Suparyanto (2010) jenis makanan yang dipantang ibu

    nifas anatara lain:

    1) Ibu melahirkan pantang makan telur karena akan mempersulit

    penyembuhan luka dan pantang makan daging karena akan

    menyebabkan perdarahan yang banyak. Jika ibu alergi dengan telur

    maka makanan pengganti yang dianjurkan adalah tahu, tempe dsb

    2) Buah-buahan seperti pepaya, mangga, semua jenis pisang, semua jenis

    buah-buahan yang asam atau kecut seperti jeruk, cerme, jambu air,

  • 18

    karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi bengkak dan cepat

    hamil kembali

    3) Semua jenis makanan yang licin antara lain daun talas, daun kangkung,

    daun genjer, daun kacang, daun seraung, semua jenis makanan yang

    pedas tidak boleh dimakan karena dianggap akan mengakibatkan

    kemaluan menjadi licin

    4) Semua jenis buah-buahan yang bentuknya bulat, seperti nangka,

    durian, kluih, talas, ubi, waluh, duku dan kentang karena dianggap

    akan menyebabkan perut menjadi gendut seperti orang hamil

    5) Jenis makanan yang dipantang adalah roti, kue apem, makanan yang

    mengandung cuka, ketupat dan makanan yang ditusuk seperti sate

    dengan alasan bahwa semuanya dianggap akan menyebabkan perut

    menjadi besar.

    6) Hanya boleh makan lalapan pucuk daun tertentu, nasi, sambel oncom

    dan kunyit bakar. Kunyit bakar sangat dianjurkan agar alat reproduksi

    cepat kembali pulih dan sepet.

    7) Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan

    buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare.

    Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.

    8) Ibu melahirkan tidak boleh makan ikan sepert ikan mujair, udang, ikan

    belanak, ikan lele, ikan basah karena dianggap akan menyebabkan

    perut menjadi sakiti

  • 19

    9) Ibu nifas minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur

    garam dan asam diminumkan supaya ASI banyak.

    e. Bahan pangan yang baik untuk ibu Nifas

    Menurut Istiany dan Rusilanti, (2013: 77) bahan pangan yang baik

    untuk ibu menyusui meliputi:

    1) Karbohidrat

    a) Nasi Merah

    Kandungan nasi merah memberikan tubuh kalori yang memadai

    untuk memproduksi ASI dengan kualitas yang terbaik, dan serat

    yang baik bagi pencernaan ibu selama masa menyusui.

    b) Roti gandum dan Pasta

    Kedua jenis pangan ini diperkaya dengan folat dan sangat baik

    untuk ibu menyusui. Roti gandum juga memberikan dosis yang

    sehat dari serat dan zat besi.

    c) Ubi

    Ubi juga menjadi sumber energi untuk memproduksi ASI. Rasanya

    yang manis memberikan cukup energi dalam memenuhi kebutuhan

    kalori selama masa menyusui.

    2) Protein

    a) Protein nabati

    Protein nabati merupakan kacang-kacanga, terutama yang berwarna

    gelap seperti kacang hitam dan kacang ginjal, kacang kedelai

  • 20

    dengan hasil olahan berupa (tahu dan tempe), kacang hijau, kacang

    merah, kacang polong, dan lain-lain

    b) Protein Hewani

    Protein hewani merupakansegala bentuk produk olahan dari hewani

    meliputi:

    (1) Daging sapi dianjurkan yang memiliki lemak sedikit atau tanpa

    lemak, bisa didapatkan pada bagian daging khas dalam, karena

    selain menyediakan protein, daging juga kaya akan zat bezi.

    (2) Susu selain menyediakan protein, vitamin B, dan vitamin D,

    produk susu adalah salah satu sumber kalsium yang terbaik.

    Kalsiuum dapat membantu perkembangan tulang bayi.

    (3) Ayam 100 gram daging ayam megandung 74% air, 22%

    protein, 13 miligram zat kalsium, 190 miligramzat fosfor dan

    1,5 miligram zat besi sehingga cukup baik di konsumsi oleh ibu

    menyusui.

    (4) Telur, kuning telur adalah salah satu dari beberapa sumber

    alami vitamin D. selain itu, telur juga serbaguna untuk

    memenuhi kebutuhan protein sehari-hari.

    (5) Ikan menjadi sumber protein hewani yang sangantt dianjurkan

    untuk setiap hari, karena alas an sebagai berikut:

    (a) Daging putih mengandung asam lemak tak jenuh omega 3

    dan protein yang berisi asam amino taurin dan sepuluh jenis

    asam amino esensial.

  • 21

    (b) Daging merah mengandung asam lemak tak jenuh omega 3,

    protein vitamin A dan B.

    (c) Kulit ikan mengandung vitamin A dan B2.

    (d) Tulang ikan mengandung mineral, terutama kalsium dan

    fosfor.

    (e) Isi perut mengandung vitamin dan mineral

    (f) Kepala dan mata mengandung polisakarida yang berperan

    dalam kelembutan kulit dan pembuluh darah.

    3) Lemak

    Lemak adalah kompenen terbesar didalam ASI, agar terpenuhi

    aman, dan menunjang untuk mengaja kualitas ASI.beberapa

    makanan tinggi kandungan asam lemak tak jenuh yaitu kacang

    kedelai, kacang tanah, alpukat, minyak ikan, minyak kacang

    kedelai, minyak kacang tanah, minyak kanola, dan minyak zaitun

    menjadi pilihan yang baik dalam memenuhi kebutuhan akan

    lemak dalam ASI.

    a) Vitamin larut lemak

    Vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K. untuk

    memperkaya kandungan ASI, konsumsi vitamin A tersebut

    bisa di dapat dari susu, mentega, telur, minyak ikan, wortel,

    sayuran hijau, kacang polong, buah warna kuning, dan minyak

    sawit. Tidak ada perbedaan terhadap asupan vitamin D, E, dan

  • 22

    K pada masa sebelum menyusui, sayuran hijau kaya dengan

    vitamin A, ibu menyusui perlu mendapatkan.

    b) Vitamin larut air

    Vitamin larut air adalah vitamin B komplek dan C. kelebihan

    vitamin larut air adalah tidak tidak disimpan dalam bentuk

    cadangan, melainkan akan terbuang melalui air seni. Pada

    dasarnya vitamin larut air ini sudah terdapat pada pangan yang

    mengandung karbohidrat, protein dan lemak, karena sifat

    dasarnya sebagai mikro nutrient.

    c) Mineral

    mineral dalam ASI berkontribusi banyak pada osmolalitas ASI.

    Kandungan mineral dalam ASIa sesuai dengan laju

    pertumbuhan manusia, sehingga konsentrasinya lebih rendah

    disbanding susu hewan. Rendahnya konsentrasi mineral pada

    ASI ditujukan untuk mengurangi beban pada ginjal bayi.

    Kecuali mineral penting seperti magnesium, kalsium, besi dan

    seng.bahan pangan penunjang kebutuhan akan mineral bagi ibu

    menyusui biasanya didampingi denagn zat makro nutrient

    lain.

    d) Air

    Kompenen ASI pertama adalah air. ASI adalah cairan yang yang

    sifatnya isotonikdengan plasma ibu. Ibu menyusui dianjurkan agar

    lebih banyak mengonsumsi air, minimal sepuluh gelas sehari.

  • 23

    Pemenuhan akan kebutuhan air bisa didapat dari air mineral, jus buah,

    air sayur, air kacang hijau, dan susu. Mengonsumsi cairan yang

    mengandung sari makanan tertentu lebih dianjurkan, karena memiliki

    fungsi ganda dalam memenuhi produksi ASI.

    f. Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan

    Menurut Sulistyaningsih, (2011: 52), faktor yang mempengaruhi

    pola makan yaitu sebagai berikut :

    1) Faktor Ekonomi

    Variabel ekonomi yang masih cukup dominan dalam mempengaruhi

    konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga.

    Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli

    pangan dengan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan

    pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli secara kualitas

    dan kuantitas.

    2) Faktor Sosial Budaya

    Pantang makan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat

    dipengaruhi oleh faktor budaya atau kepercayaan. Pantangan yang

    didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung perlambang

    atau nasihat yang dianggap baik maupun tidak baik yang lambat laun

    akan menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan suatu masyarakat

    mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi

    seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan

    dikonsumsi.

  • 24

    3) Faktor Agama

    Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan

    individu yang melanggar hukumnya dosa. Adanya pantangan makanan

    atau minuman tertentu dari sisi agama dikarenakan makanan atau

    minuman tersebut membahayakan jasmani dan rohani bagi yang

    mengonsumsinya. Konsep halal dan haram sangat mempengaruhi

    pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi.

    4) Pendidikan

    Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan,

    akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan

    kebutuhan gizi. Salah satu contoh, prinsip yang dimiliki seseorang

    dengan pendidikan rendah biasanya yang penting mengenyangkan,

    sehingga porsi bahan makanan sumber karbohidrat lebih banyak

    dibandingkan dengan kelompok bahan makanan lain. Sebaliknya,

    kelompok orang dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan

    memilih bahan makanan sumber protein dan berusaha

    menyeimbangkan dengan kebutuhan zat gizi lain.

    5) Lingkungan

    Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan

    perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan

    keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik

    maupun cetak. Kebiasaan makan dalam keluarga sangat berpengaruh

    besar terhadap pola makan seseorang, kesukaan seseorang terhadap

  • 25

    makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat dalam

    keluarga.

    3. Perilaku

    a. Pengertian Perilaku

    Perilaku menurut Notoadmodjo (2010: 20) adalah semua kegiatan

    atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang

    tidak dapat diamati langsung maupun tidak langsung dapat diamati pihak

    luar.

    Menurut Wawan dan Dewi ( 2010: 56) Perilaku pada dasarnya

    adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang

    berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

    makanan serta lingkungan.

    b. Perilaku Kesehatan

    Perilaku kesehatan (healthy behavior) menurut Notoadmodjo (2010: 23)

    adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati

    (observable) atau yang tidak dapat di amati (unobservable) yang

    berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

    Tabel 2.4 Perilaku Kesehatan Positif dan Perilaku Kesehatan Negatif

    Perilaku Positif Perilaku Negative

    Makan tiga kali sehari Tabu atau berpantang terhadap makanan

    tertentu yang tidak sesuai dengan konsep

    ilmu gizi.

    Makan berdasrkan prinsip menu

    seimbang

    Pengolahan makanan yang keliru,seperti

    memotong sayur dahulu, baru mencucinya,

    bukan sebaliknya

    Ibu hamil makan lebih banyak dari

    biasanya

    Pengaruh jumlah makanan pada saat hamil

    Pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada

    anak sampai umur 2 tahun

    Tidak mau memberikan ASI dan diganti

    dengan susu formula.

    Sumber: ( Supariasa, 2012: 19) .

  • 26

    Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang itu berperilaku

    positif atau negatif antara lain: tingkat pendidikan, kepercayaan,

    pandangan hidup, nilai-nilai yang ada, norma-norma, serta adat-istiadat

    yang ada dimasyarakat dan sosial ekonomi.

    c. Ranah Perilaku

    Menurut Bloom dalam buku Notoadmojo (2010: 27), ranah perilaku

    meliputi:

    1) Pengetahuan (knowledge)

    Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

    seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimilikinya (mata,

    hidung, telinga, dsb). Sebagian besar pengetahuan seseorang

    diperoleh melalui indra penglihatan dan pendengaran secara garis

    besar pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu:

    a) Tahu (know)

    Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

    telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. untuk

    mengetahui seseorang itu tahu sesuatu dapat menggunakan

    perrtanyaan-pertanyaan.

    b) Memahami (comprehension)

    Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek

    tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

    harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang obyek yang

    diketahui.

  • 27

    c) Aplikasi (apllication)

    Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahi obyek

    yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan dengan

    prinsip yang sudah diketahui dengan stimulasi yang lain.

    d) Analisis (analysis)

    Analisis adalah kemempuan seseorang untuk menjabarkan atau

    memisahkan, kemudian mencari kompenen-kompenen yang

    terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui.

    tingkatan analisis adalah apabila seseorang tersebut telah dapat

    membedakan, memilsahkan, mengelompokan, membuat diagram

    (bagan) terhadap pengetahuan atas obyek.

    e) Sintesis (synthesis)

    Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk

    merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari

    kompenen-kompenen pengetahuan yang dimiliki. dengan kata lain

    sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

    dari formulasi-formulasi yang telah ada

    f) Evaluasi (evaluation)

    Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

    melakukan penelitian terhadap suatu obyek tertentu. penilaian

    didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan oleh norma-norma

    yang berlaku di masyarakat.

  • 28

    2) Sikap (attitude)

    Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulasi atau obyek

    tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

    bersangkutan (senang, tidak senang, setuju, tidak setuju, baik, tidak

    baik, dan sebagainya)

    Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkatan

    berdasarkan intensitasnya sebagai berikut :

    a) Menerima (feceiving)

    Menerima diartikan bahwa orang atau subyek mau menerima

    stimulasi yang diberikan (obyek).

    b) Menanggapai (responding)

    Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau

    tanggapan terhadap pertanyaan atau obyek yang dihadapi.

    c) Menghargai (valuing)

    Menghargai diartikan subyek atua seseorang memberikan nilai

    yang positif terhadap obyek atau stimulasi dalam arti

    membahasnya.

    d) Bertanggung jawab (responsible)

    Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab

    terhadap apa yang diyakininnya, harus berani mengambil resiko

    bila ada orang lain mencemooh atau ada resiko lainnya.

  • 29

    3) Tindakan atau Praktik (practice)

    Seperti telah disebutkan diatas bahwa sikap adalah kecenderungan

    untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud tindakan perlu

    faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.

    Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan

    menurut kualitasnya yaitu

    a) Praktik terpimpin (guided response)

    Subyek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

    tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.

    b) Praktik secara mekanisme

    Subyek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan

    sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan

    mekanis.

    c) Adopsi (adoption)

    Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah

    berkembang, artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas

    atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau

    tindakan atau prilaku yang berkualitas.

    d. Latar Belakang Perilaku

    Perilaku dilatarbelakangi tiga faktor menurut Lawrence Green (1980:

    117), yaitu:

  • 30

    1) Faktor presdiposisi merupakan anteseden terhadap perilaku menjadi

    dasar atau motivasi bagi perilaku. yang meliputi pengetahuan, sikap ,

    keyakinan, nilai, persepsi.

    2) Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang

    memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Yang termasuk

    sumber daya pribadi di samping sumber daya komuniti yang terwujud

    dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak bersedianya fasilitas –

    fasilitas atau sarana – sarana kesehatan. Misalnya fasilitas pelayanan

    kesehatan, personalia, sekolahan, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi,

    jamban.

    3) Faktor penguat merupakan faktor yang menentukan apakah tindakan

    kesehatan memperoleh dukungan atau tidak yaitu terwujud dalam

    sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang

    merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Misalnya

    teman sejawat, keluarga, perawat. Dokter, pasien, bidan.

    4. Karakteristik

    a. Pengertian Karakteristik

    Menurut kamus besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri-ciri

    khusus yang mempunyai sifat khas sesuai dengan perwataan tertentu.

    b. Macam-macam karakteristik menurut Wawan dan Dewi (2010: 16 )

    Macam-macam karakteristik yaitu sebagai berikut :

    1) Pendidikan

    Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

    perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tentu yang

  • 31

    menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

    mencapai keselamatam dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan

    untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang

    kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan

    dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang

    akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan

    serta dalm pembangunan Nursalam (2003) pada umumnya makin

    tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

    2) Pekerjaan

    Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

    menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

    bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

    mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

    tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang

    menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh

    terhadap kehidupan keluarga.

    3) Umur

    Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

    sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin

    cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

    matang dalam berfikir dan berkerja. Dari segi kepercayaan

    masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang

  • 32

    belum tinggi kedewasaan. Hal ini akan sebagai dari pengalaman

    jiwa.

  • 33

    B. Kerangka Teori

    Bagan 2.4 Kerangka Teori

    Sumber : Teori Perilaku Lawrence W. Green (1980: 120) .

    Suliastiyoningsih (2011: 52)

    Wawan dan Dewi (2010: 16)

    Faktor Predoposisi

    1. Pengetahuan 2. Keyakinan 3. Nilai 4. Sikap 5. Pendidikan 6. Pengalaman 7. Pekerjaan 8. Ekonomi 9. Budaya

    Faktor Pemungkin

    1. Ketersediaan sumber daya

    kesehatan 2. Keterjangkauan sumber daya

    kesehatan 3. Prioritas dan komeitmen

    masyarakat atau pemerintah

    terhadap kesehatan 4. Keterampilan yang berkaitan

    dengan kesehatan

    Perilaku

    Faktor penguat

    1. Keluarga 2. Teman sebaya 3. Guru 4. Majikan

    5. Petugas kesehatan