bab ii a. keluarga menganggap rumah tangga tersebut...

30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keluarga 1. Definisi Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998), Burgess (1963) menyebutkan bahwa keluarga adalah orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan ikatan adopsi. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran- peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan berbagai ciri unik tersendiri. Whall (1986) dalam buku Keperawatan Keluarga (Friedman, 1998), keluarga adalah kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih. Asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi demikian macam sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga. 8

Upload: doanbao

Post on 13-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga

1. Definisi

Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998),

Burgess (1963) menyebutkan bahwa keluarga adalah orang-orang

yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan ikatan adopsi. Para

anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu

rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap

menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota

keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-

peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki

dan anak perempuan, saudara dan saudari. Keluarga sama-sama

menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari

masyarakat dengan berbagai ciri unik tersendiri.

Whall (1986) dalam buku Keperawatan Keluarga (Friedman, 1998),

keluarga adalah kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan

anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih. Asosiasinya dicirikan

oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan

darah atau hukum, tapi yang berfungsi demikian macam sehingga

mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua

orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan

ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai

bagian dari keluarga.

8

Page 2: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

9

2. Tujuan Dasar Keluarga

Tujuan utama keluarga adalah sebagai perantara yaitu menanggung

semua harapan-harapan dan kewajiban-kewajiban masyarakat serta

membentuk dan mengubahnya sampai taraf tertentu hingga dapat

memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap anggota individu dalam

keluarga (Frieman,1998).

3. Fungsi Keluarga

Friedman (1998) menyebutkan ada lima fungsi keluarga, yaitu:

a. Fungsi Afektif

Untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi kebutuhan-

kebutuhan para anggota keluarga. Fungsi afektif merupakan suatu

basis sentral bagi pembentukan dan keberlangsungan unit keluarga

individu. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini

merupakan sebuah determinan kunci, apakah sebuah keluarga

tertentu akan bertahan atau bubar. Sebagaimana Duvall (1977)

katakan “Keluarga, kebahagiaan diukur dengan kekuatan cinta

keluarga.” Keluarga harus memenuhi kebutuhan-kebuthan

afeksi/kasih sayang dari anggotanya karena respons afektif dari

seorang anggota keluarga memberikan penghargaan terhadap

kehidupan keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi dan Penempatan Sosial

Untuk sosialisasi primer anak-anak yang bertujuan untuk membuat

mereka menjadi anggota masyarakat yang produktif, dan juga

sebagai penganugerahan status anggota keluarga. Sosialisasi

anggota keluarga merupakan syarat fungsional silang budaya bagi

keberlangsungan masyarakat (Leslie dan Korman,1989). Fungsi ini

menyatakan begitu banyak pengalaman belajar yang ada dalam

keluarga dengan tujuan untuk mengajar anak-anak agar bagaimana

berfungsi dan menerima peran-peran sosial dewasa seperti suami-

Page 3: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

10

ayah dan istri-ibu. Keluarga memiliki tanggungjawab utama untuk

mentransformasikan seorang bayi dalam beberapa tahun menjadi

seorang individu sosial, yang mampu berpartisipasi dalam

masyarakat.

c. Fungsi Reproduktif

Salah satu fungsi dasar dari keluarga adalah untuk menjamin

kontinuitas keluarga antar generasi dan masyarakat yaitu

menyediakan tenaga kerja (rekruit) bagi masyarakat (Lesie dan

Korman, 1989). Di masa lalu, perkawinan dan keluarga dirancang

untuk mengatur dan mengontrol perilaku seksual dan juga

reproduksi. Kedua aspek pengontrol terhadap perilaku seksual, dan

pengontrol kelahiran, merupakan fungsi yang kurang penting dari

keluarga dalam masyarakat sekarang tidak ada pembatasan

aktifitas seksual bagi mereka yang menikah memiliki anak daam

batas-batas keluarga tradisional.

d. Fungsi Ekonomis

Untuk mengadakan sumber-sumber ekonomi yang memadai dan

pengalokasian sumber-sumber tersebut secara efektif. Sumber-

sumber dari keluarga secara cukup finansial, ruang gerak dan

materi, serta pengalokasian sumber-sumber tersebut yang sesuai

melalui proses pengambilan keputusan.

Karena fungsi sulit sekali bagi kebanyakan keluarga miskin untuk

memenuhi secara memuaskan, perawat keluarga harus menerima

tanggung jawab untuk membantu keluarga agar dapat memperoleh

sumber-sumber dalam komunitas yang sesuai di mana mereka

dapat memperoleh informasi yang dierlukan, pekerjaan, konseling

pekerjaan dan bantuan finansial.

Page 4: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

11

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga tidak hanya merupakan

fungsi yang mendasar dan vital, melainkan fungsi yang memangku

suatu fokus sentral dalam keluarga-keluarga yang sehat dan

berfungsi dengan baik. Pratt (1976, 1982) menggarisbawahi

signifikansi dari fungsi yang efektif dalam bidang ini dengan

menyatakan “Semakin banyak keluarga menjalankan fungsi yang

vital kepada anggotanya secara sukses, semakin kuat sistem

keluarga tersebut”. Bagian ini berfokus pada bagaimana keluarga

memenuhi fungsi perawatan kesehatan dengan baik.

Dari persektif masyarakat, keluarga merupakan sistem dasar

dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur

dilaksanakan, dan diamankan. Keluarga memberikan perawatan

kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama

merawat anggota keluarga yang sakit. Lebih jauh, keluarga

mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan

mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para

profesional perawatan kesehatan (Pratt, 1977;1982; dalam

Friedman, 1998).

Ada sebuah asumsi yang pervasif, yaitu karena keluarga lebih

mengkhususkan diri pada fungsinya, fungsi perawatan kesehatan

keluarga telah hilang dipindahkan ke ruang praktik dokter dan

rumah sakit (Adams, 1971). Namun peran paling penting yang

dimainkan oleh keluarga dalam menyediakan perawatan kesehatan

kepada anggota keluarga merupakan bukti yang jelas bagi para

profesional perawatan kesehatan. Dengan pengakuan bahwa

perbaikan dan pemeliharaan kesehatan berlangsung terutama

melalui komitmen dan modifikasi lingkungan dan gaya hidup

pribadi, peran pokok keluarga dalam memangku tanggung jawab

Page 5: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

12

terhadap kesehatan para anggotanya semakin diperkokoh

(Pratt,1982), oleh karena itu penyediaan perawatan kesehatan

sudah tentu merupakan fungsi keluarga yang vital dan mendasar.

Praktik-praktik kesehatan dan penggunaan pelayanan perawatan

kesehatan sangat bervariasi dari satu keluarga ke keluarga yang

lain. Keluarga berbeda pada konseptualisasi tentang apa yang

merupakan sehat dan sakit serta derajat motivasi yang diperlukan

untuk mencari pelayanan perawatan kesehatan dan meningkatkan

kesehatan yang merupakan alasan utama terhadap keanekaragaman

praktik perawatan kesehatan yang diamati (Friedman, 1998).

Konseptualisasi sehat dan sakit amat bervariasi dari satu budaya

dengan budaya lain, dari satu daerah dengan daerah lain, dan dari

satu keluarga dengan keluarga lain, dan juga diantara beberapa

kelas sosial dan karena hasil dari tingkat perkembangan teknologi

yang telah berlangsung di dalam komunitas keluarga.

Orang yang berasal dari latar belakang budaya yang sama dan atau

dari status sosioekonomi yang sama seringkali membagi sikap,

mitos, dan nilai-nilai yang dapat diperbandingkan dalam

hubungannya dengan kesehatan mereka. Beberapa masalah

kesehatan yang menjadi endemik di seluruh komunitas atau

kelompok boleh jadi dianggap sebagai persoalan biasa, bukan

dianggap sebagai penyakit. Kebiasaan dan norma dalam

masyarakat seringkali menentukan apakah perilaku tertentu

dianggap sakit atau sehat (Jahoda, 1958).

Oleh karena itu, orang mempunyai cara yang berbeda dalam

menentukan apakah mereka sehat atau sakit. Beberapa orang

merasa bahwa mereka sakit hanya bila mereka tidak dapat bekerja

Page 6: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

13

lagi atau melakukan aktifitas dan peran yang biasa mereka lakukan,

beberapa orang lain sangat menyesuaikan diri terhadap fungsi

fisiologis mereka dan bahkan mengenal tanda atau gejala minor

yang menunjukkan penyakit dan sakit. Orientasi terhadap sakit

juga bahwa orang sakit bila mereka merasa tidak enak.

Pentingnya kepercayaan atau persepsi kesehatan dalam keluarga

membuat individu siap dan bermaksud mencari perawatan

kesehatan atau memperbaiki gaya hidupnya. Skema yang paling

komprehensif untuk menjelaskannya adalah dengan Model

Keyakinan Kesehatan yang telah mendapat pengujian dalam

berbagai bidang kesehatan preventif dan kuratif. Meskipun

dimodifikasi sejak awal, model ini diyakini menjadi alat yang

bermanfaat untuk menganalisis perilaku kesehatan pribadi secara

sistematis, memprediksi berbagai aktivitas seperti tindakan

kesehatan preventif, penggunaan perawatan medis, menunda

meminta bantuan, dan mematuhi regimen medis (Becker, 1974).

Dalam perawatan kesehatan, menurut Pratt (1976) setelah

mengkaji bagaimana keluarga dapat berfungsi dengan baik sebuah

sistem perawatan, menemukan keluarga kurang memiliki

keadekuatan dalam perawatan kesehatan. Penyimpangan-

penyimpangan penting sering terjadi dalam pola nutrisi keluarga,

latihan, istirahat, merokok, higiene gigi, dan komunikasi, serta

praktik perawatan diri. Masalah obat-batan merupakan masalah

yang sudah lumrah. Perawatan anggota keluarga yang tidak

mandiri, sakit atau cacat sering sulit atau dilakukan secara tidak

adekuat. Dan sejumlah besar keluarga gagal menggunakan

pelayanan keperawatan kesehatan atau menggunakan pelayanan

kesehatan secara tidak benar, seperti menggunakan ruang gawat

darurat sebagai layanan primer. Perawatan kesehatan preventif

Page 7: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

14

kadang dilakukan dengan baik dan kadang dilakukan dengan

buruk, meskipun tngkat informasi kesehatannya sudah

berkembang, namun belum cukup untuk berfungsi sebagai suatu

dasar yag sehat pada kebanyakan keluarga.

Pratt (1976) mengatakan bahwa alasan ketidakefektifan keluarga

dalam menyediakan perawatan kesehatan bagi para anggota

keluarga terletak pada struktur sistem perawatan kesehatan, dan

struktur keluarga. Apabila keluarga memiliki asosiasi yang luas

dengan organisasi, teribat dalam dalam kegiatan-kegiatan yang

umum, dan menggunakan sumber-sumber dalam komunitas,

mereka akan menggunakan pelayanan perawatan kesehatan secara

lebih tepat.

Agar keluarga dapat menjadi sumber kesehatan yang efektif dan

utama, keluarga harus lebih terlibat dalam tim perawatan kesehatan

dan keseluruhan proses terapeutik. Ini memberi arti adanya suatu

hubungan yang adil dengan mereka yang memberikan perawatan

kesehatan, dimana kedua belah pihak tersebut dapat

menegosiasikan dan mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan dan

kepentingan mereka secara terbuka.

Peran kemitraan semacam itu diperlukan, apakah untuk praktek

kesehatan preventif atau kuratif dan kebutuhan kesehatan

rehabilitatif masih dipertimbangkan. Orang harus diperlakukan

sebagai orang dewasa yang bertanggungjawab, bukan sebagai

anak-anak yang pasif, jika para profesional ingin mereka

memangku tanggung jawab terhadap diri sendiri.

Keluarga tidak hanya harus bermitra dengan mereka yang

memberikan perawatan kesehatan daam mengarahkan dan

Page 8: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

15

mengimplementasikan perawatan kesehatan dirinya, tetapi klien

harus menjadi pengambil keputusan terakhir dan menjadi manajer

bagi masalah-masalah kesehatan yang mempengaruhi

kesejahteraan dan hidup mereka. Agar klien dapat ikut dalam

perawatan diri yang efektif, mereka harus memiliki pengetahuan

dan keterampilan yang diperlukan ntuk memberikan perawatan

kesehatan yang baik. Ini berarti bahwa keluarga perlu mengakses

sumber utama kesehatan. Dengan demikian para rofesional dalam

bidang kesehatan harus rela memperluas peran mereka untuk

memasukkan juga pendidikan kesehatan yang diarahkan pada

perawatan diri keluarga.

4. Peran Keluarga Selama Sehat dan Sakit

Ketika seorang anggota keluarga mengalami sakit yang menimbulkan

cacat dan dirawat di rumah, maka ada peran yang menjadi primer yaitu

menjadi perawat. Peran yang paling menonjol untuk melaksanakan

tugas tersebut adalah sosok seorang ibu, bahwa peran-peran penting

tertumpu pada ibu yaitu posisi sebagai istri, sebagai pemimpin, dan

pemberi asuhan kesehatan. Apapun kriteria yang telah digunakan

dalam penelitian untuk mengukur pembuatan keputusan tentang

bagaimana penyakit diatasi dan disembuhkan, penggunaan layanan

medis dan layanan kesehatan, peran sentral ibu sebagai pembuat

keputusan tentang kesehatan utama, pendidik, konselor, dan pemberi

asuhan dalam keluarga tetap menjadi temuan dalam penelitian tersebut

(Litman, 1974; dalam Friedman, 1998). Dalam peran ini, ibu

menentukan gejaa-gejala dan memutuskan pencarian sumber-sumber

yang penting. Ia juga mempunyai kontrol substansial terhadap

keputusan apakah anaknya akan mendapatkan layanan kuratif atau

preventif (Aday dan Eichhorn, 1972; Diosy, 1956; Rayner 1970), dan

bertindak sebagai sumber ketenangan dan bantuan pada masa-masa

sakit.

Page 9: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

16

5. Keperawatan Keluarga

Definisi tentang keperawatan keluarga itu sendiri terdapat tiga tingkat

praktik keperawatan keluarga atau foci, yaitu keluarga sebagai konteks,

keluarga sebagai kumpulan dari anggota keluarga, dan keluarga

sebagai klien. Tingkat keperawatan keluarga yang dipraktikkan

tergantung pada bagaimana perawat keluarga mengkonseptualisasikan

keluarga dan bekerja dengannya. Tingkat keterpusatan pada keluarga

juga tergantung kepada filosofi dari sistem tempat perawat bekerja.

Lingkungan kerja (apa penghargaan dan penguatan negatif

kepemimpinan) merupakan penentu utama dari perilaku. Setiap tingkat

dari ketiga tingkat atau foci keperawatan keluarga merupakan

komponen keperawatan keluarga.

Proses keperawatan merupakan intisari dari keerawatan, proses ini

menjadi pusat bagi semua tindakan keperawatan, dapat diaplikasikan

dalam situasi apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep

tertentu, teori atau falsafah (Yura dan Walsh, 1978). Proses

keperawatan keluarga akan relatif berbeda pada siapa yang menjadi

fokus perawatan. Perbedaan fokus tersebut tergantung pada

konseptualisasi keluarga dari perawat tersebut dalam praktiknya. Jika

ia melihat keluarga sebagai latar belakang dari pasien individu, maka

anggota keluarga secara individu merupakan fokus dan proses

keperawatan yang berorietasi pada individu, akan tetap, perawat

mengkonseptualisasikan keluarga sebagai unit pelayanan, maka

meskipun proses itu sendiri tidak ada bedanya, keluarga sebagai

sebuah unit atau sistem merupakan fokusnya (Friedman, 1998).

Langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga adalah meliputi:

pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah-masalah keluarga

(Diagnosa Keperawatan), rencana perawatan, intervensi, dan evaluasi

perawatan (Friedman, 1998).

Page 10: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

17

a. Pengkajian Keluarga

Proses pengkajian keerawatan diwarnai dengan pengumpulan

informasi secara terus menerus terhadap arti yang melekat pada

informasi yang sedang dikumpulkan tersebut. Dengan kata lain,

data dikumpulkan dengan cara sistematis (dengan menggunakan

suatu alat pengkajian keluarga) diklasifikaskan dan dianalisa

artinya. Seringkali sekilas dikumpulkan pada setiap area utama.

Jika pengkaji menemukan kemudian menemukan kemungkinan

bermakna atau potensial masalah, maka ia menggali area tersebut

secara lebih mendalam.

Pengumpulan data tentang keluarga didapatkan dari berbagai

sumber, yaitu wawancara dengan klien dalam hubungannya dengan

kejadian-kejadian pada waktu lalu dan sekarang, temuan-temuan

yang objektif (misal observasi terhadap rumah dan fasilitas-

fasilitas yang ada didalamnya), informasi-informasi tertulis

maupun lisan dari rujukan, berbagai lembaga yang menangani

keluarga, dan anggota tim kesehatan lainnya.

Menciptakan suatu hubungan saling percaya dimana ada saling

keterbukaan dan saling menghormati, komunikasi berjalan

berbarengan dengan proses pengkajian dan tahap orientasi bekerja

dengan sebuah keluarga. Penjalinan kepercayaan dan hubungan

membentuk tempat dan dasar bagi perawatan keluarga yang

efektif.

b. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosa – diagnosa keperawatan keluarga merupakan

perpanjangan dari diagnosa-diagnosa keperawatan terhadap sistem

keluarga dan merupakan hasil dari pengkajian terhadap perawatan.

Diagnosa-diagnosa keperawatan keluarga didalamnya termasuk

Page 11: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

18

juga masalah-masalah kesehatan yang aktua dan potensial yang

mana karena pendidikan dan pengalaman, para perawat mampu dan

diizinkan untuk menanganinya (Gordon, 1978 dan 1982).

c. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan meliuti perumusan tujuan yang berorientasi pada

klien. Penyusunan bersama tujuan tersebut terdiri atas

kemungkinan sumber-sumber, menggambarkan pendekatan-

pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan-tujuan, menyeleksi

intervensi-intervensi keperawatan yang spesifik, memobilisasi

sumber-sumber (termasuk pengerahan kemampuan perawatan diri),

dan mengoperasionalisasikan perencanaan (menyusun prioritas-

priritas dan menulis bagaimana perencanaan tersebut dilaksanakan

dalam fase-fase). Rencana asuhan keperawatan bertindak sebagai

rencana untuk bertindak.

d. Intervensi

Tahap intervensi diawali dengan penyelesaian perencanaan

keperawatan. Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang;

klien (individu atau keluarga), perawat, dan anggota tim perawatan

kesehatan yang lain, keluarga luas, dan orangorang lain dalam

jaringan kerja sosial keluarga.

e. Evaluasi

Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-

intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang

lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat respons keluarga

dan hasil (bagaimana keluarga memberikan respons), bukan

intervensi-intervensi yang diimlementasikan. Sekali lagi evaluasi

merupakan suatu upaya bersama antara perawat dan keluarga.

Page 12: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

19

B. Tuberkulosis Paru

1. Definisi

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosae, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang

1-4.Um dan tebal 0,3-0,6/Um yang menyerang paru-paru

(Bahar,2001).

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang menyebar melalui batuk

dan dahak yang disebabkan oleh Basil tuberkel Mycobacterium

tuberculosis (Miller,2002).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Tuberkulosis adalah

penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosae,yang

menyerang paru-paru dan menyebar melalui batuk dan dahak.

2. Tanda dan gejala TB Paru

Menurut Bahar (2001), keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis

dapat bermacam-macam atau malah banyak pasien ditemukan Tb paru

tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan. Keluhan

yang terbanyak adalah :

a) Demam

Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian

dapat timbul kembali. Kadang-kadang panas badan dapat mencapai

40-41ºC. keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh

pasien dan berat ringannya infeksi kuman TB yang masuk.

b) Batuk/Batuk darah

Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi

pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-

produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-

produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif

Page 13: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

20

(menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk

darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.

c) Sesak napas

Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak

napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah

lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.

d) Nyeri dada

Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura

sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura

sewaktu pasien menarik/melepaskan napasnya.

e) Malaise

Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala

malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan,

badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri

otot, keringat malam. Gejala malaise ini makin lama makin berat

dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.

Tuberkulosis Paru termasuk insidius. Sebagian besar pasien

menunjukkan demam tingkat rendah, keletihan, anoreksia, penurunan

berat badan, berkeringat malam, nyeri dada, dan batuk menetap. Batuk

pada awalnya mungkin nonproduktif, tetapi dapat berkembang ke arah

pembentukan sputum mukopurulen dengan hemoptisis (Smeltzer dan

Brenda, 2001).

3. Cara Penularan

Menurut Manaf (2006) cara penularan TB meliputi:

a) Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.

b) Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara

dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat

menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.

Page 14: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

21

c) Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak

berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah

percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh

kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam

keadaan yang gelap dan lembab.

d) Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman

yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan

hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.

e) Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB

ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya

menghirup udara tersebut.

4. Pemeriksaan laboratorium

Diagnosis pasti tuberkulosis ditegakkan terutama dengan dilakukan

pemeriksaan dahak. Seseorang dipastikan TB jika di dalam

pemeriksaan mikroskopis, dahaknya mengandung kuman TB. Kriteria

sputum BTA (+) adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang

kuman BTA (+) pada satu sediaan. Bila hasil pemeriksaan dahak

kurang mendukung, sedangkan gejalanya mengarah ke TB, dokter

mungkin akan memerlukan pemeriksaan tambahan yaitu pemeriksaan

dengan sinar Rotgen (Ro). Pada pemeriksaan dengan sinar Rotgen

lokasi lesi tuberkulosis umumnya didaerah apeks paru (Bahar, 2001).

5. Pencegahan

Berperilaku hidup bersih dan sehat dapat mengurangi angka kejadian

TB (PPTI, 2010) yakni: makan makanan yang bergizi seimbang

sehingga daya tahan tubuh meningkat untuk membunuh kuman TB,

tidur dan istirahat yang cukup, tidak merokok, minum alkohol dan

menggunakan narkoba, lingkungan yang bersih baik tempat tinggal

Page 15: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

22

dan disekitarnya, membuka jendela agar masuk sinar matahari di

semua ruangan rumah karena kuman TB akan mati bila terkena sinar

matahari, imunisasi BCG bagi balita, yang tujuannya untuk mencegah

agar kondisi balita tidak lebih parah bila terinfeksi TB.

Bagi pasien TB, yang harus dilakukan agar tidak menularkan kepada

orang lain yaitu seorang pasien TB sebaiknya sadar dan berupaya

tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, antara lain dengan

tidak meludah di sembarang tempat, menutup mulut saat batuk atau

bersin, berperilaku hidup bersih dan sehat, berobat sesuai aturan

sampai sembuh, memeriksakan balita yang tinggal serumah.

6. Komplikasi

Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan

menimbulkan komplikasi (Bahar, 2001). Komplikasi dibagi atas

komplikasi dini (pleuritis, efusi pleura, laryngitis, menjalar ke organ

lain seperti usus) dan komplikasi lanjut (kerusakan parenkim berat,

karsinoma paru).

Reaksi granulomatosa pada dasarnya adalah upaya untuk mengandung

infeksi tuberkulosis, granuloma, terutama ketika besar dan kavitas,

dapat menyebabkan komplikasi. erosi granuloma ke dalam arteri

pulmonalis dapat menyebabkan perdarahan yang signifikan dan

kadang-kadang fatal (aneurisma Rasmussen). erosi melalui pleura

dapat menyebabkan pembentukan fistula bronkopleural dan empiema

TB pleura. rongga dapat menjadi dijajah oleh aspergilli dan

mengembangkan bola jamur (aspergilloma). carsinomas parut jarang

berkembang dalam hubungan dengan bekas luka yang disebabkan

oleh infeksi tuberkulosis kronis. Amiloidosis adalah komplikasi lain

sangat jarang infeksi Cronic ( Dani S. Zander dan Carol F.

Farver,2008).

Page 16: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

23

7. Pengobatan TB Paru

a. Tujuan Pengobatan

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah

kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan

dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT.

b. Jenis, Sifat , dan dosis OATJenis OAT Sifat Dosis yang direkomendasikan (mg/kg)

Harian 3xsemingguIsoniazid (H) Bakterisid 5 (4-6) 10 (8-12)Rifampicin (R) Bakterisid 10 (8-12) 10 (8-12)Pirazinamide (Z) Bakterisid 25 (20-30) 35 (30-40)Streptomycin (S) Bakterisid 15 (12-18) 15 (12-18)

c. Prinsip Pengobatan

Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai

berikut :

1) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis

obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan

kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT tunggal

(monoterapi). Pemakaian OAT-kombinasi Dosis Tetap (OAT-

KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.

2) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan

pengawasan langsung (DOT) oleh seorang Pengawas Menelan

Obat (PMO).

3) Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif

dan lanjutan.

(a) Tahap awal (intensif)

(1) Pada tahap intensif pasien mendapat obat setiap hari

dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah

terjadinya resistensi obat.

(2) Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara

tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular

dalam kurun waktu 2 minggu.

Page 17: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

24

(3) Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA

negatif (konfersi) dalam 2 bulan.

(b) Tahap lanjutan

(1) Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih

sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama

(2) Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman

persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

8. Program Pemberantasan TB Paru

a. Tujuan Program

Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian TB,

memutuskan rantai penularan, serta mencegah terjadinya multidrug

resistance (MDR), sehingga TB tidak lagi merupakan masalah

kesehatan masyarakat Indonesia.

b. Target

Target program penanggulangan TB adalah tercapainya penemuan

pasien baru TB BTA positif paling sedikit 70% dari perkiraan dan

menyembuhkan 85% dari semua pasien tersebut serta

mempertahankannya. Target ini diharapkan dapat menurunkan

tingkat prevalensi dan kematian akibat TB hingga separuhnya pada

tahun 2010 dibanding tahun 1990, dan mencapai tujuan millenium

development goal (MDG) pada tahun 2015.

c. Strategi

1) Peningkatan komitmen politis yang berkesinambungan untuk

menjamin ketersediaan sumberdaya dan menjadikan

penanggulangan TB suatu prioritas

2) Pelaksanaan dan pengembangan strategi DOTS yang bermutu

dilaksanakan secara bertahap dan sistematis

Page 18: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

25

3) Peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan pihak terkait

melalui kegiatan advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial

4) Kerjasama dengan mitra internasional untuk mendapatkan

komitmen dan bantuan sumber daya.

5) Peningkatan kinerja program melalui kegiatan pelatihan dan

supervisi, pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan

9. Pengawasan Menelan Obat

Salah satu komponen DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka

pendek dengan pengawasan langsung. Untuk menjamin keteraturan

pengobatan diperlukan seorang PMO.

10. Tindakan Perawatan Terhadap Pasien Tuberkulosis Paru

Seseorang yang telah melakukan pemeriksaan dahak secara

mikroskopis selama 3 kali, yaitu pagi, sewaktu, dan pagi dinyatakan

positif terdapat M.Tuberculosis atau disebut BTA Positif maka

seseorang tersebut positif menderita penyakit Tuberkulosis dan harus

dilakukan tindakan perawatan. Tindakan perawatan tersebut dilakukan

supaya kondisi penderita tidak semakin parah dan tidak menularkan

ke orang lain disekitarnya.

Perawatan penderita Tuberkulosis Paru adalah meliputi pengkajian

terhadap manifestasi klinis seperti demam, anoreksia, penurunan berat

badan, berkeringat malam, keletihan, batuk, dan pembentukan sputum

mengharuskan pengkajian fungsi pernapasan yang lebih menyeluruh.

Paru-paru dikaji terhadap konsolidasi dengan mengevaluasi bunyi

napas (menghilang, bunyi bronkial, atau bronkovesikular, krekles),

fremitus, egofoni, dan hasil pemeriksaan perkusi (pekak). Pasien dapat

juga mengalami pembesaran nodus limfe yang terasa sangat nyeri.

Kesiapan emosional pasien untuk belajar, juga persepsi dan

pengertiannya tentang tuberkulosis dan pengobatannya juga dikaji.

Page 19: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

26

Tindakan perawatan dilakukan juga dengan peningkatan bersihan

jalan napas, mendukung kepatuhan terhadap regimen pengobatan,

meningkatkan aktifitas dan nutrisi yang adekuat, penyuluhan pasien

dan pertimbangan perawatan dirumah (Smeltzer dan Brenda, 1997).

Tindakan perawatan tidak hanya dilakukan oleh perawat atau petugas

kesehatan lainnya, namun juga dilakukan oleh Keluarga Penderita

Tuberkulosis Paru yaitu dengan mengawasi dalam menelan dan

tersedianya obat sesuai aturan sampai sembuh (meminum obat selama

6 bulan dan melakukan pemeriksaan dahak) ,menyediakan tempat

meludah agar tidak meludah di sembarang tempat, menutup mulut

penderita dengan masker saat berkomunikasi dengan orang lain atau

batuk dan bersin, berperilaku hidup bersih dan sehat, memeriksakan

balita yang tinggal serumah agar segera diberikan pengobatan

pencegahan (PPTI, 2010).

Tindakan perawatan yang dilakukan terhadap pasien Tuberkulosis

paru (Murwani, 2008) adalah:

a. Isolasi dan pengelompokan pasien sejenis

1) Sediakan masker, jas besmet, dan sputum pot

2) Sediakan cuci tangan (larutan lisol 1-2%)

3) Sediakan tempat pakai kotor/plastik

4) Atur pengunjungan (cegah penularan)

b. Istirahat dan jaga ketenangan

1) Ketenangan pasien

2) Ketenangan ruangan

c. Mengurangi batuk

1) Ruangan segar dan bebas debu

2) Hindarkan makanan yang merangsang batuk

d. Mengeluarkan sputum

1) Posisi postural drainase dan membatukkan

Page 20: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

27

2) Pemberian terapi Inhalasi

3) Pemberian Obat pengencer lendir

e. Merawat panas badan

1) Kompres di kepala dan lekukan tubuh

2) Batasi aktifitas

3) Memberikan obat penurun panas

f. Merawat sesak napas

g. Memberikan makanan Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) dan

banyak minum

h. Merawat perdarahan / hemoptu

i. Melaksanakan bimbingan mental

j. Melakukan penyuluhan kesehatan

1) Penyakit dan masalah

2) Terapi dan perawatan

3) Cara pencegah kambuh

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Upaya Perawatan Penderita

Tuberkulosis Paru

Faktor-faktor yang mempengaruhi seorang dalam perilaku kesehatan

dalam hal ini upaya perawatan penderita Tuberkulosis Paru dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal

(Notoatmodjo, 2005). Faktor internal meliputi perhatian, pengamatan,

persepsi, motivasi, fantasi, dan sugesti. Sedangkan faktor eksternal

meliputi lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non fisik dalam

bentuk sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

1. Perhatian

Sesuatu stimulus yang menjadi perhatian orang banyak akan menarik

perhatian kita. Misalnya jika ada segerombol orang yang berkerumun

di rel kereta api, maka kita juga akan tertarik untuk melihat apa yang

dilihat oleh gerombolan orang tersebut.

2. Pengamatan

Page 21: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

28

Seseorang memiliki indera penglihatan yang dapat melakukan

pengamatan terhadap suatu hal. Pengamatan tersebut akan diproses

untuk menghasilkan sebuah tindakan yang akan dilakukan.

Pengamatan terhadap suatu hal yang pernah dilakukan seseorang akan

dilakukan kembali oleh pengamat jika dianggapnya suatu hal yang

bermanfaat baginya.

3. Persepsi

Menurut Rosentock dalam teory Health Belief Model (HBM)

didasarkan pada pemahaman bahwa untuk dapat melakukan tindakan

kesehatan, seseorang merasa bahwa kondisi kesehatan negatif

(misalnya, Tuberkulosis) dapat dihindari, memiliki ekspekstasi yang

positif bahwa dengan mengambil tindakan yang di anjurkan ia akan

menghindari kesehatan yang negatif (misalnya, menggunakan masker

agar tidak menularkan kuman ke orang lain), percaya bahwa dia

berhasil dapat mengambil tindakan kesehatan yang direkomendasikan

(yaitu dia dapat menggunakan masker). Model Kepercayaan

Kesehatan (HBM) terbagi dalam empat konstruksi keyakinan inti yang

di dasarkan pada persepsi bahwa terhadap ancaman dan manfaat

bersih yang terdiri dari persepsi kerentanan, persepsi keparahan,

persepsi manfaat dan persepsi hambatan (Rosentock,1997).

4. Motivasi

Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari

luar yang mendorongnya, melainkan makhluk yang mempunyai daya-

daya dalam dirinya sendiri untuk bergerak, yaitu motivasi. Oleh

karena itu, motivasi sering disebut penggerak perilaku (the energizer

of behaviour). Motivasi adalah penentu (determinant) perilaku yang

akan mempengaruhi perilaku seseorang, seorang yang ingin sembuh

dengan cepat dan dapat beraktifitas kembali akan meminum obat

secara teratur dan mau melakukan tindakan perawatan dengan baik.

5. Fantasi

Page 22: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

29

Khayalan, angan-angan, gambaran yang bukan nyata tentang sesuatu

hal. Fantasi terhadap sesuatu akan membuat seseorang bertindak

sesuai fantasinya, atau bahkan tidak dapat merealisasikannya.

6. Sugesti

Pengaruh dari seseorang yang kita anggap hebat akan berpengaruh

juga terhadap tindakan kita. Seseorang yang memunyai sugesti bahwa

periksa di dokter Y pasti akan sembuh, maka dia akan periksa ke

dokter tersebut terus.

7. Lingkungan Fisik

Faktor lingkungan selain langsung mempengaruhi kesehatan juga

mempengaruhi lingkungan, dan perilaku sebaliknya juga

mempengaruhi pelayanan kesehatan. Intervensi terhadap lingkungan

fisik dalam bentuk perbaikan sanitasi lingkungan.

8. Sosial

Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama

kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk

dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota lainnya. Kehidupan

sosial senantiasa berlaku aturan-aturan dan norma-norma sosial

tertentu, maka tindakan setiap individu anggota kelompok didalam

suatu jaingan normatif, demikian pula tindakan seseorang tersebut

terhadap masalah kesehatan.

9. Budaya

Setiap budaya mempunyai norma-norma atau nilai-nilai yang dianut

setiap anggotanya sebagai nilai-nilai yang baik atau buruk. Seseorang

dengan latar belakang budaya yang sama akan menginterpretasikan

orang-orang dalam kelompoknya secara berbeda, namun akan

mempersepsikan orang-orang diluar kelompoknya sebagai sama saja.

10. Ekonomi

Masalah ekonomi keluarga dapat mempengaruhi seseorang dalam

tindakan kesehatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan secara

optimal.

Page 23: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

30

11. Politik

Lingkungan politik dalam suatu negara yang aman, masyarakatnya

juga akan mendapatkan fasilitas kesehatan yang baik.

D. Persepsi

1. Definisi

Kita menangkap berbagai gejala dari luar diri kita melalui lima indera

yang kita miliki. Proses penerimaan rangsang ini disebut penginderaan

(sensation). Pengertian kita akan lingkungan atau dunia di sekitar kita

bukan sekadar hasil penginderaan itu. Ada unsur interpretasi terhadap

rangsang-rangsang yang diterima dan inilah yang menyebabkan kita

mempunyai suatu pengertian terhadap lingkungan. Proses diterimanya

rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa)

sampai rangsang itu disadari dan dimengerti disebut persepsi. Karena

persepsi bukan sekadar penginderaan, maka ada penulis yang

menyatakan persepsi sebagai the interpretation of experience

(Irwanto, 2002).

Persepsi (perception) yaitu sekumpulan tindakan mental yang

mengatur impuls-impuls sensorik menjadi suatu pola bermakna (Carol

Wade & Carol Tavris, 2007).

Persepsi diartikan sebagai daya mengenal sesuatu yang hadir dalam

sifatnya yang konkrit jasmaniah, bukan yang sifatnya batiniah, seperti

benda, barang, kualitas, atau perbedaan antara dua hal atau lebih yang

diperoleh melalui proses mengamati, mengetahui, dan mengartikan

setelah panca inderanya mendapat rangsang (Baihaki, 2007).

2. Proses Terjadinya Persepsi

Proses terjadinya persepsi pertama adalah karena adanya

obyek/stimulus yang merangsang untuk ditangkap oleh panca indra

(obyek tersebut menjadi perhatian panca indra), kemudian

Page 24: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

31

stimulus/obyek perhatian tadi dibawa ke otak. Dari otak terjadi adanya

kesan atau jawaban (respon) adanya stimulus, berupa kesan atau

response dibalikkan ke indra kembali berupa tanggapan atau persepsi

atau hasil kerja indra berupa pengalaman hasil pengolahan otak.

Obyek/stimulus diterima oleh sensoris kemudian diproses indra (input)

yang sebelum menghasilkan output, stimulus diproses di otak (pusat

syaraf) sehingga menghasilkan berupa persepsi rangsangan

pengalaman/respon (widayatun,1999).

3. Macam-macam Persepsi

Model Kepercayaan Kesehatan (HBM) terbagi dalam empat

konstruksi keyakinan inti yang di dasarkan pada persepsi bahwa

terhadap ancaman dan manfaat bersih yang terdiri dari persepsi

kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat dan persepsi

hambatan, Rosentock (1982) dalam Notoatmodjo (2007).

a. Persepsi Kerentanan

Setiap individu memiliki persepsi sendiri dari adanya

kemungkinan mengalami kondisi yang buruk yang akan

mempengaruhi kesehatan seseorang. Setiap individu memiliki

persepsi yang bervariasi tentang kerentanan terhadap penyakit

atau suatu kondisi. Mereka yang memiliki persepsi yang rendah

akan menyangkal kemungkinan tertular penyakit yang

merugikan, namun individu-individu dengan kerentanan yang

sangat tinggi akan merasa ada bahaya nyata bahwa mereka akan

mengalami kondisi yang merugikan atau berpotensi tertular

penyakit tertentu.

b. Persepsi keparahan

Persepsi keparahan mengacu pada keyakinan seseorang

mengenai efek suatu penyakit tertentu. Efek ini dapat dirasakan

dari sudut pandang kesulitan-kesulitan yang menciptakan

timbulnya suatu penyakit. Misalnya, rasa sakit dan

Page 25: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

32

ketidaknyamanan, kehilangan waktu kerja, beban keuangan,

kesulitan dengan keluarga, hubungan dan kerentanan terhadap

kondisi masa depan. Sangat penting untuk menyertakan beban

emosi dan keuangan ketika mempertimbangkan keseriusan

penyakit atau emosi.

c. Persepsi Manfaat mengambil Tindakan

Mengambil tindakan pencegahan terhadap penyakit adalah

langkah selanjutnya untuk mengharapkan setelah seseorang

telah menerima penyakit. Arah tindakan yang dipilih seseorang

akan di dipengaruhi oleh keyakinan tentang tindakan.

d. Persepsi Hambatan

Tindakan yang di ambil tentunya tidak semuanya langsung

efektif dan berdampak positif. Hal ini terjadi mugkin karena

hambatan hambatan berhubungan dengan karakteristik dari

pengobatan atau tindakan pencegahan yang mungkin tidak

nyaman, mahal, tidak menyenangkan, menyakitkan atau

mengganggu.

4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Persepsi

Karena persepsi lebih bersifat psikologis daripada merupakan proses

penginderaan saja, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi

menurut Irwanto (2002), yaitu

a. Perhatian yang selektif

Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak

sekali rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian ia tidak

harus menanggapi semua rangsang yang diterimanya. Untuk itu

individunya memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang

tertentu saja. Dengan demikian, objek-objek atau gejala-gejala lain

tidak akan tampil ke muka sebagai objek pengamat.

Page 26: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

33

b. Ciri-ciri rangsang

Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih

menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar

diantara yang kecil; yang kontras dengan latarbelakangnya dan

yang intensitas rangsangnya paling kuat.

c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu

Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda

dalam pengamatannya dibanding seorang bukan seniman.

Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan

ekonomi rendah melihat koin (mata uang logam) lebih besar

dibanding anak-anak orang kaya.

d. Pengalaman terdahulu

Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi

bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.

5. Sifat Persepsi

Secara Umum, terdapat beberapa sifat persepsi menurut

Baihaqi(2007), antara lain:

a. Bahwa persepsi timbul secara spontan pada manusia, yaitu ketika

seseorang berhadapan dengan dunia yang penuh dengan rangsang.

Indra manusia menerima rangsang ± 3 milyar perdetik, dua milyar

diantaranya diterima oleh mata.

b. Persepsi merupakan sifat paling asli, merupakan titik tolak

perbuatan kesadaran manusia.

c. Dalam mempersepsikan tidak selalu dipersepsi secara keseluruhan,

mungkin hanya sebagian, yang lain cukup dibayangkan.

d. Persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi atau bergantung

pada konteks dan pengalaman. Konteks berarti ciri-ciri objek yang

dipersepsi, sedangkan pengalaman berarti pengalaman-pengalaman

yang dimiliki dalam kehidupan sebelumnya.

Page 27: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

34

e. Manusia sering tidak teliti, sehingga ia sering keliru. Ini terjadi,

karena sering ada penipuan dalam bidang persepsi.

f. Persepsi, sebagian ada yang dipelajari dan sebagian ada yang

bawaan. Yang sifatnya dipelajari dibuktikan dengan kuatnya

pengaruh pengalaman terhadap persepsi.

g. Dalam persepsi, sifat benda yang dihayati biasanya bersifat

permanen dan stabil, tidak dipengaruhi oleh penerangan, posisi,

dan jarak (permanent shade).

h. Persepsi bersifat prospektif, artinya mengandung harapan.

i. Kesalahan persepsi bagi orang normal, ada cukup waktu untuk

mengoreksi, berbeda dengan yang terganggu jiwanya.

6. Persepsi Keluarga Terhadap Perawatan Penderita Tuberkulosis Paru

Fungsi perawatan kesehatan keluarga tidak hanya merupakan sebah

fungsi yang mendasar dan vital, melainkan fungsi yang memangku

suatu fokus sentral dalam keluarga-keluarga yang sehat dan berfungsi

dengan baik, terutama pada penderita Penyakit Tuberkulosis Paru yang

memerlukan perawatan dari keluarga. Pratt (1967) mengkaji

bagaimana keluarga dapat berfungsi dengan baik sebagai sebuah

sistem perawatan kesehatan pribadi, Ia menguji keadekuatan praktik

kesehatan dari keluarga dan perawatan di rumah untuk anggota

keluarga yang sakit, penggunaan pelayanan perawatan kesehatan

profesional, tingkat pengetahuan dalam bidang kesehatan, dan sikap

terhadap kesehatan yang baik. Pratt menemukan keluarga kurang

memiliki hal ini, misalnya terhadap pelanggaran serius antara apa yang

harus dilakukan untuk memelihara kesehatan anggota keluarga dan apa

yang biasanya terjadi.

Persepsi keluarga terhadap perawatan penderita Tuberkulosis paru

dapat menggunakan Model keyakinan Kesehatan, menurut Becker

(1974) model ini diyakini menjadi alat yang bermanfaat untuk

Page 28: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

35

menganalisis perilaku kesehatan pribadi secara sistematis,

memprediksi berbagai aktifitas seperti penggunaan perawatan medis,

dan mematuhi regimen medis. Agar keluarga dapat melakukan tugas

perawatan kesehatan yang baik terhadap anggota keluarga penderita

Tuberkulosis harus memiliki persepsi yang baik bahwa pertama secara

pribadi ia rentan terhadap penyakit tuberkulosis, kedua keadaan sakit

minimal agak berat, sehingga konsekuensi mendapat penyakit akan

mengganggu kehidupan penderita secara signifikan, ketiga melakukan

tindakan tertent akan bermanfaat dalam mengurangi kerentanan

terhadap atau keparahan penyakit, dan yang keempat manfaatnya lebih

besar daripada rintangannya, seperti biaya, nyeri, malu.

Kerentanan dan keseriusan penyakit merupakan faktor yang bisa

dirasakan, bukan tergantung kepada fakta tetapi tergantung kepada

keyakinan pribadi orang, dalam hal ini anggota keluarga lain. Persepsi

individu ini menjadi faktor kesiapan yang menimbulkan ancaman

penyakit yang dirasakan. Dalam model ini terdapat faktor pengubah

(demografi, sosiopsikologis, dan struktral) yang dipostuasikan untuk

mengubah kerentanan yang dirasakan, keparahan manfaat yag

dirasakan versus biaya, dan isyarat untuk bertindak (Friedman, 1998).

Page 29: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

36

E. Kerangka Teori

Skema 2.1 Kerangka Teori penelitian

Sumber : Fungsi Dasar Keluarga (Friedman, 1998), Health Belief Model

(Rosentock, 1982)

Fungsi Dasar Keluarga: FungsiAfektif, Reproduksi, Perawatan

Kesehatan, Ekonomis, Sosialisasidan Penempatan Sosial

Konseptualisasi : Pengetahuan danPersepsiMotivasi

SikapMitos

Nilai-nilaiBudaya

Kelas Sosial: status sosioekonomiPerkembangan Teknologi

Manfaat yangdilihat daripengambilantindakan dikurangiHambatan

Pendorong (cues) untukbertindak (kampanye

media massa, peringatandari dokter, pemegang

program TB)

PersepsiKerentanan

Ancaman yangdilihat mengenaigejala dan penyakit

Upaya Praktek PerawatanKeluarga PenderitaTuberkulosis Paru

Page 30: BAB II A. Keluarga menganggap rumah tangga tersebut ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-muchnurkha... · Dalam buku Keperawatan Keluarga yang ditulis Friedman (1998

37

F. KERANGKA KONSEP

Variabel Independen Variabel Dependent

Skema 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Sumber : Health Belief Model (HBM), Rosentock (1982)

G. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat

1. Variabel Bebas (Independen) pada penelitian ini adalah persepsi

kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat, dan persepsi

hambatan keluarga terhadap Tuberkulosis Paru.

2. Variabel Terikat (dependen) pada penelitian ini adalah upaya

perawatan keluarga kepada penderita tuberkulosis paru.

H. Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah diuraikan maka Hipotesa Nol (H0) pada

penelitian ini adalah Tidak ada hubungan antara persepsi keluarga

terhadap Tuberkulosis Paru dengan upaya perawatan keluarga kepada

penderita Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu Kota

Semarang.

Persepsi Kerentanan

Persepsi Keparahan

Upaya PraktekPerawatan Keluargakepada PenderitaTuberkulosis paru

Persepsi Manfaat

Persepsi Hambatan