bab ii tinjauan pustaka a. penyalahgunaan minuman...

24
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman Beralkohol Pada Remaja 1. Pengertian Penyalahgunaan adalah proses, cara, perbuatan menyeleweng untuk melakukan sesuatu yang tidak sepatutnya atau menggunakan sesuatu tidak sebagaimana mestinya (Salim dan Salim, 1991). Penyalahgunaan NAZA termasuk didalamnya alkohol adalah penggunaan obat atau zat tanpa petunjuk dokter atau ahli kesehatan (Wulandari, 1999). Hal ini didukung oleh Chaplin (1999) bahwa penyalahgunaan minuman alkohol adalah keadaan atau kondisi seseorang yang minum-minuman yang mengandung alkohol berkadar tinggi terlalu banyak dan dijadikan kebiasaan minum- minuman adalah baik jika sesuai aturan, namun apabila terlalu banyak atau berlebihan menjadi tidak baik lagi. Menurut The American Psychiatric Diagnostic and Statistical Manual (dikutip Rivers, 1994) bahwa alcohol abuse atau penyalahgunaan alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan yang mengarah pada kerusakan sosial atau pekerjaan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan minuman beralkohol (Karamoy, 2004).

Upload: vanlien

Post on 01-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyalahgunaan Minuman Beralkohol Pada Remaja

1. Pengertian

Penyalahgunaan adalah proses, cara, perbuatan menyeleweng untuk

melakukan sesuatu yang tidak sepatutnya atau menggunakan sesuatu tidak

sebagaimana mestinya (Salim dan Salim, 1991). Penyalahgunaan NAZA

termasuk didalamnya alkohol adalah penggunaan obat atau zat tanpa

petunjuk dokter atau ahli kesehatan (Wulandari, 1999). Hal ini didukung

oleh Chaplin (1999) bahwa penyalahgunaan minuman alkohol adalah

keadaan atau kondisi seseorang yang minum-minuman yang mengandung

alkohol berkadar tinggi terlalu banyak dan dijadikan kebiasaan minum-

minuman adalah baik jika sesuai aturan, namun apabila terlalu banyak

atau berlebihan menjadi tidak baik lagi.

Menurut The American Psychiatric Diagnostic and Statistical

Manual (dikutip Rivers, 1994) bahwa alcohol abuse atau penyalahgunaan

alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan yang mengarah

pada kerusakan sosial atau pekerjaan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan minuman

beralkohol (Karamoy, 2004).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

9

a. Faktor internal individu

1) Faktor kepribadian anak, antara lain adanya gangguan kepribadian,

kurang rasa percaya diri atau rendah diri adanya kepahitan,

gangguan emosi dan kehendak dan cara berfikir yang keliru.

2) Pengaruh usia, remaja anak masih kurang pengalaman, kurang

pengertian dan penalaran. Mudah terpengaruh oleh lingkungan dan

hal-hal yang baru dialami.

3) Pandangan atau keyakinan yang keliru, karena kurangnya

pengertian yang dimiliki dan anak mendapatkan informasi yang

keliru namun tidak disadari, maka anak akan terjerumus kedalam

kekeliruan sehingga membahayakan diri sendiri.

4) Religiusitas yang rendah, kurang pengertian Allah Tuhannya maka

anak kurang mengenal kontrol diri dan etika moral yang

terkandung didalam ajaran agama.

5) Ego yang tidak realistis, yang tidak mengenal diri sendiri dengan

baik, tidak ada keyakinan akan dirinya, tidak tahu dimana

tempatnya biasanya akan mudah terombang-ambing oleh keadaan

dan mudah hanyut oleh pengaruh lingkungan.

b. Faktor eksternal individu atau faktor lingkungan

1) Faktor keluarga

Keluarga yang tidak harmonis dan suasana keluarga yang

tidak baik, tidak ada perhatian cinta dan kasih sayang, tidak ada

ketenangan membuat anak tidak nyaman di rumah dan akibatnya

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

10

anak mencari kesenangan di luar rumah atau di lingkungan

sekitarnya.

2) Lingkungan tempat tinggal

Lingkungan hidup sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan jiwa anak. Di daerah hitam atau lampu merah, anak

akan menganggap kejahatan atau perbuatan asusila adalah hal

yang wajar. Terlebih lagi kalau sampai anak berkelompok dengan

orang-orang yang nakal, pasti anak akan menjadi nakal pula.

3) Keadaan di sekolah

Sekolah adalah tempat para sebaya remaja bertemu dan

bergaul dengan leluasa. Banyak anak menjadi nakal akibat di

sekolah tidak dapat membina hubungan dengan anak yang baik,

akan tetapi malahan akrab atau mendapatkan teman yang nakal

sehingga anak menjadi nakal bersamanya.

4) Pendidikan

Selain ilmu pengetahuan anak juga perlu mendapatkan

pendidikan moral dan kepribadian, yang dasarnya di peroleh dari

keluarga dan di sekolah. Tidak pandai membawa diri, dan awal

dari sikap tidak bersahabat atau anti sosial.

Dampak sosial dari penyalahgunaan alkohol terhadap

penyalahgunaan seperti menurunnya efektifitas dan kemampuan belajar

dan bekerja, menurunnya produktifitas kerja. Dampak pada keluarga dapat

merusak hubungan kekeluargaan, sedangkan bagi masyarakat, dampak

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

11

yang paling dirasakan adalah meningkatnya tindak kriminalitas, gangguan

ketertiban dan keamanan. Hal ini dikarenakan untuk memenuhi

kebutuhannya akan alkohol. Pemakai tidak segan-segan untuk berbohong

mencuri, melacurkan diri, melakukan tindak kekerasan. Selain itu

penyalahgunaan alkohol juga berkontribusi terhadap meningkatnya angka

kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pengemudi dibawah pengruh

alkohol.

3. Pengaruh Alkohol

Pengaruh alkohol menurut Martono (2006), antara lain:

a. Pengaruh segera alkohol setelah pemakaian

1). Kemampuan mengendarai motor terganggu, kehilangan koordinasi,

salah menilai, refleksi lambat.

2). Pusing, kulit menjadi merah, merasa gembira dan rileks

3). Perasaan dan ingatan menjadi tumpul

4). Dosis tinggi menyebebkan mabuk, bicara cedal, penglihatan

ganda, inveral tumpul, kendali diri berkurang, dan tidak sadarkan

diri.

b. Pengaruh jangka panjang

Terjadi “hangover” (pengaruh sisa) sehingga merasa mual, sakit

kepala, pencernaan terganggu, pikiran tidak jernih, seluruh tubuh

sakit, dehidrasi (kehilangan cairan).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

12

c. Pengaruh pada system tubuh manusia

1). Susunan syaraf pusat : memperlambat fungsi otak yang

mengontrol pernafasan dan denyut jantung sehingga dapat

menimbulkan kematian. Dapat menyebabkan hilangnya memori

(amnesia), sakit jiwa, kerusakan tetap pada otak dan system syaraf.

2). System pernafasan

Memperlambat pernafasan dan denyut jantung, sehingga

dapat menimbulkan kematian.

3). Sistem pencernaan

a). Dapat menyebabkan luka dan radang lambung serta hati.

b). Dapat menyebabkan kanker mulut, kerongkongan dan

lambung.

c). Selera makan hilang dan kekurangan vitamin

d). Menyebabkan peradangan dan pengerasan (serosis) hati.

4). System jantung dan pembuluh darah

a). Dapat menyebabkan pembengkakan pada jantung.

b). Dapat menyebabkan kegagalan fungsi jantung.

5). System reproduksi dan pengaruh pada bayi

a). Dapat menyebabkan cacat pada bayi yang dikandung ibu

peminum alkohol, meningkatnya aborsi dan kelahiran

premature.

b). Dapat menyebabkan impotensi pada pria.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

13

Semua orang tahu tentang pengaruh buruknya minuman keras.

Minuman keras menghancurkan manusia karena dapat merusak pikiran,

mental, kesehatan dan kemampuan bekerja serta menyebabkan

keputusasaan, kemiskinan dan bunuh diri. Minuman keras dapat

menghancurkan kehidupan keluarga karena merangsang perilaku

berbahaya, seperti ketidakpedulian dan kekerasan.

Keppres No.3 tahun 1997 tentang pengawasan dan pengendalian

minuman beralkohol pasal 3 ayat (1): minuman beralkohol dibagi menjadi

3 golongan: Golongan A yaitu kadar etanol 1-5% (contohnya bir bintang,

green sand), Golongan B yaitu kadar 5-20% (contohnya anggur, malaga),

Golongan C yaitu kadar etanol 20-55% (contohnya brandy, whisky). Pasal

3 ayat (2): untuk golongan B dan C produksi, pengedaran dan

penjualannya ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan. Pasal 5 ayat

(1): Golongan B dan C tidak boleh dijual ditempat umum kecuali di hotel,

bar, restoran dan tempat yang ditentukan oleh Bupati,/Walikota, kepala

daerah tingkat II dan Gubernur DKI (khusus DKI). Pasal 5 ayat (2): yang

dimaksud tempat tertentu itu tidak boleh dekat tempat ibadah, sekolahan,

rumah sakit, dan tempat tertentu lain yang ditentukan oleh pejabat tersebut

diatas (Istiqomah, 2005).

4. Tingkat pemakaian alkohol

Menurut Konsensus Fakultas Kedokteran Unversitas Indonesia

tahun 2000, tingkat pemakaian alkohol dikategorikan dalam 5 kelompok:

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

14

Wresniwiro (2000), mengklasifikasikan penyalahgunaan alkohol

diantaranya sebagai berikut:

a. Tingkat Eksperimental (Experimental User)

Adalah tingkat pemakaian dengan tujuan hanya mencoba

untuk memenuhi rasa ingin tahu atau karena sebab lain (misalnya

pengaruh teman). Mereka memakai sekali atau beberapa kali.

Sebagian besar kemudian berhenti dan tidak memakai lagi.

b. Tingkat Sosial atau Rekreasi (Social User)

Adalah penggunaan zat dengan tujuan untuk bersenang-

senang, misalnya pada saat rekreasi, pesta atau sedang santai. Dalam

tahap ini pemakai telah merasa memperoleh manfaat tertentu dari

pemakaian alcohol ini. Sebagian tidak melanjutkan pemakaiannya

menjadi kebiasaan menetap dan sebagian lagi meningkat pada tahap

selanjutnya.

c. Tingkat Situasional (Situational User)

Adalah pemakaian dengan tujuan menghilangkan perasaan

yang tidak menyenangkan (kekecewaan, kesedihan, ketegangan) atau

melarikan diri dari situasi tersebut.

d. Tingkat Penyalahgunaan (Abuse User)

Merupakan pemakaian yang dilakukan secara teratur diluar

batas yang wajar dengan pola patologis dan telah terjadi gangguan

fungsi social atau pekerjaan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

15

e. Tingkat Ketergantungan (Kompulsive Dependent User)

Adalah pemakaian zat yang menimbulkan toleransi dan gejala

putus zat apabila dihentikan atau dikurangi. Dalam tahap ini penderita

tidak dapat melepaskan diri dari zat dan terpaksa harus memakai

karena ia tidak dapat menanggulangi gejala putus zat. Akibat ia

memakai alkohol untuk jangka panjang, walaupun ia sudah merasakan

dampak negatif dari pemakaian zat tersebut.

5. Aspek-aspek perilaku penyalahgunaan alkohol

Perilaku penyalahgunaan alkohol seperti perilaku pada umumnya,

dibentuk dari aspek-aspek perilaku sebagai berikut: (Twiford, dikutip

Indarsih, 2003).

a. Frekuensi.

Frekuensi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai

kekerapan (Poerwadarminta, 1995), sedangkan Badudu

mengungkapkan frekuensi adalah kekerapan atau ketinggian jumlah

(Badudu, 1994). Pendapat lain yang dituangkan pada kamus Bahasa

Indonesia Kontemporer adalah sejumlah pengulangan kejadian

tertentu yang teratur (Salim, 1991). Pengertian kekerapan akan lebih

diperjelas artinya sebagai seberapa sering sesuatu hal atau kejadian

mengalami perulangan (Poerwadarminta, 1995). Frekuensi sangatlah

bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana perilaku penyalahgunaan

alkohol sering muncul atau tidak.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

16

b. Lamanya berlangsung.

Waktu yang di perlukan seseorang dalam melakukan setiap tindakan

dari pertama menggunakan alkohol hingga sekarang.

c. Intensitas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1999)

intensitas adalah suatu keadaan, tingkatan, atau ukuran intensnya.

Irwanto (1994) menambahkan intensitas adalah kuat lemahnya

penginderaan terhadap rangsang tertentu. Aspek ini digunakan untuk

mengukur kuat lemahnya dan seberapa dalam remaja mengkonsumsi

alkohol.

B. Remaja

Istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata adolescere (kata

bendanya adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh

menjadi dewasa (Hurlock, 1996). Remaja adalah individu yang sedang

mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa,

yang pada masa tersebut terjadi perkembangan-perkembangan baik fisik,

psikologis, dan sosial. Hal serupa juga dikemukakan oleh Atkinson (1991)

bahwa masa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa.

Piaget (dikutip Hurlock, 1992) mengatakan secara psikologis masa

remaja adalah usia saat individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia

dimana anak-anak tidak lagi meras dibawah tingkat orang-orang yang lebih

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

17

tua, melainkan berada dalam tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam

masalah hak. Mereka tidak dapat dan tidak mau lagi diperlakukan sebagai

kanak-kanak karena mereka sekarang hidup dengan orang dewasa, didalam

masyarakat orang dewasa menuntut penyesuaian dengan orang dewasa.

Remaja memiliki proses perkembangan yang sangat kompleks, sehingga

sering menimbulkan permasalahan baik pada remaja itu sendiri maupun

lingkungannya. Hal ini didukung oleh Tambun (dikutip Hartanti, 2002) bahwa

remaja adalah masa perkembangan yang penuh dinamik, warna dan gejolak.

Hal senada juga diutarakan oleh Monks (1992) bahwa masa remaja

merupakan salah satu tahap dalam perkembangan manusia, seperti dalam

masa perkembangan yang lainnya, masa ini mempunyai ciri-ciri khusus

seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya, dan lain sebagainya.

WHO menetapkan batasan usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja

(Sarwono, 1995). Kaplan dan Sadock dalam bukunya Sinopsis Psikiatri,

menyebutkan fase remaja terdiri atas remaja awal (11-14 tahun), remaja

tengah (14-17 tahun), dan remaja akhir (17-20 tahun).

Hurlock (dikutip Hartanti, 2002) menyatakan bahwa masa remaja

dimulai sekitar usia 12 tahun sampai dengan usia 21 tahun. Pendapat yang

sama juga dikemukakan oleh Gunarsa, bahwa rentang usia remaja

berlangsung antara 12 tahun sampai dengan 21 tahun. Rentang ini disebabkan

karena masa remaja dibagi menjadi 3 periode yaitu :

a. Masa remaja awal, dimulai dari usia 12 tahun sampai usia 15 tahun.

b. Masa remaja tengah, dimulai dari usia 15 tahun sampai usia 17 tahun.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

18

c. Masa remaja akhir, dimulai dari usia 17 tahun sampai usia 21 tahun.

C. Konsep Diri

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepecayaan dan pendirian yang

diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam

berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998). Hal ini termasuk

persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain

dan lingkungannya, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek,

tujuan serta keinginannya.

Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan

bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik

fisikal, emosional intelektual, sosial dan spiritual

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

Menurut Stuart dan Sundeen ada beberapa faktor – faktor yang

mempengaruhi perkembangan konsep diri . Faktor – faktor tersebut

terdiri dari teori perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting

atau yang terdekat) dan Self Perception (persepsi diri sendiri).

a. Teori perkembangan

Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang

secara bertahap sejak lahir, seperti mulai mengenal dan membedakan

dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatan memiliki batasan

diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan

eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

19

tubuh, nama panggilan, pengalaman budaya dan hubungan

interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri

sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi

potensi yang nyata.

1). Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat )

Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan dengan

orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu

dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri

pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang

yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan

dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus

hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.

2). Self Perception ( persepsi diri sendiri )

Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan

penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya

akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui

pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep

merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari perilaku individu.

Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih

efektif dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan

intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri

yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang

terganggu.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

20

Menurut Stuart dan Sundeen (1991) penilaian tentang

konsep diri dapat dilihat berdasarkan rentang respon konsep diri

yaitu :

Respon Adaptif Respon Maladaptif

. Aktualisasi Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi diri positif rendah identitas

Respon konsep diri sepanjang rentang sehat sakit berkisar dari

status aktualisasi diri yang paling adaptif sampai status kerancuan

identitas yang lebih maladaptif serta depersonalisasi. Kerancuan

identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk mengintegrasikan

berbagai identifikasi masa kanak-kanak kedalam kepribadian

psikososial dewasa yang harmonis. Depersonalisasi ialah suatu

perasaan tak realistis dan keasingan dari diri sendiri.

2. Pembagian konsep diri

Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian konsep

diri tersebut di kemukakan oleh Stuart dan Sundeen (1991), yang terdiri

dari :

a. Gambaran diri (body

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya

secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan

perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh

saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi

dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart dan Sundeen, 1991).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

21

Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, stimulus

dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai

sadar dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat, 1992 ).

Gambaran diri (Body Image) berhubungan dengan

kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak

yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis

terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih

rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan

harga diri (Keliat, 1992).

Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran

diri akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi

yang akan memacu sukses dalam kehidupan.

Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat

menunjukan tanda dan gejala, seperti :

1). Syok Psikologis.

Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap

dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan.

Syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas.

Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh

membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti

mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan

keseimbangan diri.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

22

2). Menarik diri.

Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari

kenyataan, tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau

menghindar secara emosional. Klien menjadi pasif, tergantung,

tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam

perawatannya.

3). Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.

Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan

atau berduka muncul. Setelah fase ini klien mukai melakukan

reintegrasi dengan gambaran diri yang baru.

Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri diatas adalah

proses yang adaptif, jika tampak gejala dan tanda – tanda berikut

secara menetap maka respon klien dianggap maladaptif sehingga

terjadi gangguan gambaran diri yaitu : Menolak untuk melihat dan

menyentuh bagian yang berubah, tidak dapat menerima perubahan

struktur dan fungsi tubuh, mengurangi kontak sosial sehingga

terjadi menarik diri, perasaan atau pandangan negatif terhadap

tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang

hilang, mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan

ditolak, depersonalisasi, menolak penjelasan tentang perubahan

tubuh.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

23

b. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus

berperilaku berdasarkan standart , aspirasi, tujuan atau penilaian

personal tertentu (Stuart and Sundeen, 1991).

Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan

diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita – cita, nilai – nilai yang ingin

dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita – cita, nilai – nilai yang ingin

dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita – cita dan harapan pribadi

berdasarkan norma sosial (keluarga budaya) dan kepada siapa ingin

dilakukan.

Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak – kanak yang

dipengaruhi orang yang penting pada dirinya yang memberikan

keuntungan dan harapan pada masa remajaideal diri akan dibentuk

melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman.

Menurut Keliat (1998) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi ideal diri yaitu kecenderungan individu menetapkan

ideal pada batas kemampuannya, faktor budaya akan mempengaruhi

individu menetapkan ideal diri, ambisi dan keinginan untuk melebihi

dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk mengklaim

diri dari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri, kebutuhan yang

realistis, keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas dan

rendah diri.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

24

Agar individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan

kecocokan anyara persepsi diri dan ideal diri. Ideal diri ini hendaknya

ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari

kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai

(Keliat,1992).

c. Harga diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai

dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart

and Sundeen, 1991).

Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri

yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal,

maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri

sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah di cintai dan menerima

penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992).

Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja

dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan

fisik mengakibatkan harga diri rendah.

Harga diri tinggi terkait dengan ansietas yang rendah, efektif

dalam kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri

rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang buruk dan

beresiko terjadi depresi dan skizofrenia.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

25

d. Peran

Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang

diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat

(Keliat, 1992). Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang

tidak punya pilihan, sedangkan peran yang diterima adalah peran yang

terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi dibutuhkan oleh individu

sebagai aktualisasi diri.

Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang

memenuhikebutuhan dan cocok dengan ideal diri. Posisi di

masyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran karena struktur

sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak

mungkin dilaksanakan (Keliat, 1992).

e. Identitas

Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber

dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek

konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart and

Sundeen, 1991).

Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat

akan yang memandang dirinya berbeda dengan orang lain.

kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri),

kemampuan dan penyesuaian diri.

Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.

Identitas diri terus berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

26

dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting dalam identitas

adalah adalah jenis kelamin (Keliat, 1992). Identitas jenis kelamin

berkembang sejak lahir secara bertahap dimulai dengan konsep laki-

laki dan wanita banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan

masyarakat terhadap masing-masing jenis kelamin tersebut.

Perasaan dan perilaku yang kuat akan identitas diri individu

dapat ditandai dengan memandang dirinya secara unik, merasakan

dirinya berbeda dengan orang lain, merasakan otonomi : menghargai

diri, percaya diri, mampu diri, menerima diri dan dapat mengontrol

diri, mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep

diri.

3. Bentuk perubahan terkait dengan gangguan konsep diri

a. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri

Perilaku yang berhubungan dengan harga diri menurut Stuart

dan Sundeen (1998) terdiri dari mengkritik diri sendiri atau orang lain,

penurunan produktivitas, destruksi yang diarahkan pada orang lain,

gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting yang berlebihan,

perasaaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung atau marah

yang berlebihan, perasaan negatif mengenai gambaran diri,

ketegangan peran yang dirasakan, pandangan hidup yang

bertentangan, keluhan fisik, penolakan terhadap kemampuan

personal, destruksi terhadap dirinya sendiri, pengurangan diri, menarik

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

27

diri secara social, penyalahgunaan zat, menarik dari realitas dan

khawatir.

b. Perilaku yang berhubungan dengan kerancuan identitas(Stuart dan

Sundeen, 1998): tak ada kode moral, sikap kepribadian yang

bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif, perasaan hampa,

perasaan mengambang, kerancuan gender, tingkat ansietas yang

tinggi, ketidakmampuan untuk empati dengan orang lain, masalah

intimasi.

c. Perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi

1) Afektif, meliputi: mengalami kehilangan identitas, perasaan

terpisah dari diri sendiri, perasaan tidak aman, rendah, takut dan

malu, perasaan tidak realistis, rasa tergolong yang kuat, kurang

rasa kesinambungan dalam diri, ketidakmampuan untuk mencari

kesenangan atau perasaan untuk mencapai sesuatu.

2) Perseptual, meliputi: halusinasi pendengaran dan penglihatan,

kesulitan membedakan diri sendiri dengan orang lain, gangguan

citra tubuh, menganggap dunia seperti dalam mimpi.

3) Kognitif, meliputi: bingung, disorientasi waktu, gangguan berfikir,

gangguan daya ingat, gangguan penilaian, adanya kepribadian

yang tidak terpisah dalam diri orang yang sama.

4) Perilaku, meliputi: afek yang tumpul, keadaan emosi yang pasif

dan tidak berespon, komunikasi yang tidak serasi atau

idiosinkratik, kurang spontanitas dan animasi, kehilangan kendali

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

28

terhadap impuls, kehilangan kemampuan untuk memulai dan

membuat kepuasan, menarik diri secara sosial.

D. Hubungan konsep diri remaja dengan penyalahgunaan alkohol.

Era yang modern ini sangatlah penting bagi seorang remaja untuk

memahami maupun untuk mengenal konsep diri. Melalui pemahaman dapat

mengenal siapa dirinya yang sebenarnya, seperti apakah dia, dan bagaimana

cara dia menjaga diri serta mempebaiki diri menjadi lebih baik lagi. Menurut

C.J Rogers konsep diri merupakan gambaran tentang diri sendiri terhadap

evaluasi terhadap gambaran tersebut. Menurut Hurlock, E.B, konsep diri

merupakan jumlah total dari ide-ide atau gagasan tentang apa dan siapa dia.

Kondisi keluarga yang kurang harmonis juga merupakan faktor yang

sangat berperan terhadap penyalahgunaan alkohol pada remaja. Kondisi

keluarga yang tidak baik atau disfungsi keluarga memberikan kontribusi yang

sangat besar dalam penyalahgunaan alkohol (Rutter dalam Irwan, 1995).

Tidak bisa disangkal bahwa penyalahgunaan alkohol memberikan

dampak negatif bagi banyak orang. Beberapa dampak sosial yang bisa

ditimbulkan pada penyalahgunaan alkohol adalah memacu tindakan tidak

bermoral, merusak hubungan kasih sayang antar anggota keluarga,

menimbulkan beban ekonomi dan sosial yang sangat besar di masyarakat

(anonim, 2007, http://www.kadin-indonesia.gi.id, 06-04-2009). Semua itu

tidak lepas dari peran orang tua, lingkungan keluarga. Orang tua diharapkan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

29

dapat mengkomunikasikan tentang betapa pentingnya kesehatan terutama di

masa remaja yang merupakan masa pencarian jati diri.

Hasil penelitian Alaina (2002) menemukan bahwa konsep diri yang

negatif atau rendah berbanding terbalik dengan gaya hidup hedonisme,

dimana tingginya gaya hidup hedonisme salah satunya yang diberikan oleh

konsep diri negatif. Gaya hidup hedonisme yang banyak dianut oleh kawula

muda dan bahkan orang dewasa saat ini, sangat mengagung-agungkan segala

bentuk kesenangan, foya-foya dan hura-hura, meski tak jarang pesta atau

hura-hura yang di gelar oleh mereka yang berseberangan dengan pranata

sosial dan norma-norma agama, misalnya adalah perilaku dengan minuman

beralkohol.

Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan sosial akan

menyebabkan mereka sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung

berperilaku normatif, misalnya asosial ataupun antisosial. Bahkan yang lebih

ekstrem bisa menyebabkan gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan

kriminal, tindakan kekerasan dsb (Apriyanti, 2006).

Proses terbentuknya konsep diri seseorang, evaluasi dan penilaian orang

lain sangat mempengaruhi terbentuknya pandangan atau penilaian individu

terhadap dirinya sendiri. Di samping itu, dalam diri individu terdapat konsep

diri yang ideal atau gambaran diri yang sesungguhnya didambakan oleh

individu. Artinya , konsep diri yang ideal ini sangat berpengaruh dalam diri

individu, karena bila reaksi lingkungan memiliki intensitas yang tinggi, maka

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

30

akan semakin kuat pula konsep diri tersebut. Sebaliknya bila reaksi

lingkungan menjadi lemah, maka akan semakin berkurang atau lemah konsep

diri tersebut (Hurlock dalam Ismail, 2001).

E. Kerangka Teori

p

Menurut Karamoy (2004)

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Penyebab penyalahgunaan alkohol: a. Faktor internal

• Kepribadian anak

• Pengaruh usia

• Pandangan atau keyakinan yang keliru

• Religiusitas yang rendah

• Ego yang tidak realistis

b. Faktor eksternal

• Keluarga

• Lingkungan tempat tinggal

• Sekolah

• Pendidikan

Tingkat pemakaian alkohol pada remaja

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyalahgunaan Minuman ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-rrarikawah... · alkohol adalah penyakit yang didapat paling tidak 1 bulan

31

F. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

G. Variabel penelitian

Variabel bebas : konsep diri

Variabel terikat : Tingkat pemakaian alkohol

H. Hipotesis

Ha : Ada hubungan antara konsep diri remaja dengan tingkat pemakaian

alkohol di SMK Sepuluh Nopember Semarang.

Ho : Tidak ada hubungan antara konsep diri remaja dengan tingkat

pemakaian alkohol di SMK Sepuluh Nopember Semarang.

Konsep Diri Tingkat pemakaian alkohol pada remaja