bab ii tinjauan pustaka perkembangan anak umur 1-3...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan Anak Umur 1-3 tahun
1. Definisi Perkembangan Anak
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan , sebagai hasil dari proses pematangan,
yang menyangkut adanya diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. (Soetjiningsih,
1995).
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan merupakan hasil
interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya, misalnya perkembangan neuromuskuler, kemampuan
bicara, emosi dan sosialisasi (Astuti, 2010).
2. Ciri-ciri perkembangan
a. Pekembangan menimbulkan perubahan : perkembangan terjadi
bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelengensia pada
seseorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
7
b. perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya : Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap
perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Misalnya
seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum bisa berdiri. Seorang
anak tidak bisa berdiri bila pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain
yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu
perkembangan awal ini merupakan masa keritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda: baik
pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan
perkembangan pada masing-masing anak berbeda-beda.
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan: pada saat
pertumbuhan berlangsung cepat, perkembanganpun demikian. Anak
sehat bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta
bertambah kepandaiannya.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap :
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah anggota tubuh.
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus.
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan : tahap perkembangan
anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, misalnya anak
8
terlebih dahulu bisa membuat lingkaran sebelum mampu membuat
gambar kotak.(Kusnandi Rusmil, 2010)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
a. Faktor dalam (internal)
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan balita adalah : ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur,
jenis kelamin, genetik dan kelainan kromosom. (Depkes RI, 2010)
b. Faktor luar (eksternal)
1) Faktor Prenatal
Faktor prenatal yang mempengaruhi tumbuh kembang janin
mulai konsepsi sampai lahir antara lain: gizi ibu pada waktu
hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress,
imunitas dan anoksia embrio. (Soedjiningsih, 1995)
2) Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala,
asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. (Depkes RI,
2010)
3) Faktor Pasca Persalinan
Faktor Pasca Persalinan yang mempengaruhi perkembangan
batita adalah : gizi yang adekuat, penyakit kronis, lingkungan
fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosio ekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan. (Depkes RI, 2010)
9
4. Macam tes perkembangan dan psikologi
a. Tes Intelegensi Stanford-Binet (The Stanfoerd-Binet Test)
Tes ini merupakan tes yang tertua dan digunakan mulai umur 2
tahun samapi dewasa. Karena berdasarkan unsur-unsur verbal, maka
tes ini bbermanfaat untuk anak dengan gangguan bahasa dan bicara.
Nilai yang didapat dari tes ini adalah nilai IQ dan umur mental.
b. Skala Intelegensi Wechsler untuk Anak Prasekolah dan Sekolah
The Wechsler Intellegence Scale for Children (WPPSI), dipakai
setelah David Wechsler menggunakan tes ini secara luas pada anal-
anak yang lebih besar dan dewasa, kemudian mengembangkan untuk
anak-anak prasekolah (umur 4 – 6 ½ tahun). Nilai yang didapat dari
tes ini adalah nilai IQ dan berguna untuk penilaian anak yang
mengalami kesulitan belajar dan retardasi mental
c. Skala Perkembangan menurur Gesell (Gesell Infant Scale)
Skala perkembangan ini bertujuan untuk menentukan tahap
kematangan dan kelengkapan suatu sitem yang sedang berkembang.
Skala ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1925 dan dapat
digunakan dari umur 4 minggu sampai 6 tahun. (Soedjiningsih, 2005)
Skala ini dibagi menurut 4 pengelompokan yang dianggap
sebagai prilaku utama yaitu :
1) Perilaku motorik (motorik behavier) termasuk motorik halus dan
kasar
10
2) Perilaku adaptif (adaptive behavier) penyesuaian terhadap obyek
dengan alat sensomotorik, maupun penyesuaian terhadap
masalah-masalah biasa.
3) Perilaku bahasa (language behavier) menyangkut bahasa, ekpresi
wajah dan sikap-sikap yang berkaitan
4) Perilaku sosial (personal social behavier) adalah reaksi pribadi
anak terhadap lingkungan sosial dimana anak itu hidup.
d. Skala Bayley (Bayley Infant Scale of Development)
Skala ini dibuat untuk anak umur 8 minggu sampai 30 bulan (2 ½
tahun), dengan tujuan untuk menentukan kemampuan perkembangan
mental dan motorik seorang anak, dan memcari penyimpangan dari
perkembangan yang normal. Skala ini dibagi dalam 3 bagian yang
saling melengkapi yaitu : skala perkembangan mental, perkembangan
motorik dan rekaman perilaku anak.
e. Test Perkembangan menurut Denver (Denver Developmental
Screening Test/DDST)
Merupakan salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak yang mudah dan cepat. Dari beberapa penelitian
yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat
mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan anak-anak prssekolah
yang mengalami keterlambatan perkembangan.
f. Diagnotik Perkembangan Fungsi Munchen Tahun Pertama
(Helibrugge T, 1978)
11
Aspek perkembangan yang dinilai adalah umur merangkan
sebagai ukuran perkembangan merangkak dan merayap, demikian
pula dengan umur duduk, berjalan, memegang, berbicara, pengertian
bahasa dan sosialisasi yang seabagai ukuran perkembangan perilaku
sosial.
g. Tes Bentuk Geometrik
Tes ini merupakan prosedur yang sederhana untuk mengetahui
kemampuan anak-anak umur 2 ½ tahun sampai 7 tahun, dengan cara
meniru bentuk geometrik yang sederhana. Tes ini dapat sebagai
indikator perkembangan intelegensia dan perkembangan motorik
halus.
h. Tes Motor Visual Bender Gestalt
Digunakan untuk menilai dan skrining anak-anak yang
mengalami kesulitan persepsi motorik yang dimulai pada umur 5
tahun dan yang lebih tua, dengan diperintahkan meniru 9 bentuk yang
diberikan pada waktu bersamaan. Tes ini dapat digunakan sebagai tes
memori dengan cara meminta anak untuk mengulang/mengingat
seberapa banyak yang dia bisa gambar.
i. Tes Menggambar Orang (Draw-A-Man Test)
Tes ini relatif sederhana untuk umur 3 tahun 3 bulan,
diperintahkan menggambar orang laki-laki, apabila dapat
menggambar kepala maka dia telah mencapai usia mental minimal 3
tahun 3 bulan dan skor kredit umur 3 bulan ditambahkan setiap
12
bagian tubuh yang sesuai.Dengan membuat gambar yang lebih baik
akan mencerminkan kapsitas intelektual yang lebih tinggi yang sudah
ada secara intristik didalamdirinya.
j. Test Perkembangan Adaptasi Sosial
Pada tes ini diperlukan jawaban/informasi yang dapat dipercaya
dari orang tua mengenai perkembangan anaknya mulai dari tahun-
tahun pertama sampai pada saat tes dilakukan.Kegunaan skala ini
adalah tes psikologi anak-anak yang mengalami deviasi
perkembangan.
k. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Kuesioner ini diterjemahkan dan dimodifikasi dari Denver
Prescreening Developmental Questionnaire (PDQ) oleh tim Depkes
RI yang terdiri dari beberapa dokter spesialis anak, psikiater anak,
neurolog, THT, mata dan lain-lain pada tahun 1986. Kuesioner ini
untuk skrining pendahuluan bayi umur 3 bulan sampai anak umur 6
tahun yang dilakukan oleh orangtua. Setiap umur tertentu ada 10
pertanyaan tentang kemampuan perkembangan anak, yang harus
diisi (atau dijawab) oleh orangtua dengan ya atau tidak, sehingga
hanya membutuhkan waktu 10-15 menit (lihat lampiran 2-8).
(Depkes RI, 2005)
13
B. Modisco III, Suplemen Vitamin, Mineral
1. Modisco III
a. Definisi Modisco III
Modisco singkatan dari Modifiet Disco, yaitu modifikasi atau
penyesuaian dari Disco 150, yang bergizi tinggi ditemukan pada tahun
1973 oleh May dan Whitctead. Dicobakan pertama kali kepada anak-
anak yang mengalami gizi berat di Uganda (Afrika) dengan hasil yang
memuaskan. Namun Disco 150 dianggap kurang praktis untuk
diterapkan di Indonesia. Itu sebabnya perlu disesuaikan kandungan
bahan bakunya agar cocok dengan persediaan bahan setempat, selera
anak, daya cerna dan berat gangguan gizi pada anak.
Karena usia batita merupakan masa yang sangat penting bagi
perkembangan anak, bila anak mengalami gangguan gizi, maka proses
perkembangannya baik fisik maupun mental akan langsung
berpengaruh. Tapi masih bisa disembuhkan dengan cepat, dengan
memberikan Modisco III yang merupakan minumam/makanan bergizi
tinggi, baik untuk anak sehat tapi kurus tubuhnya, anak baru sembuh
dari sakit berat, bahkan bagi anak yang sulit makan. (Asikin, 1990).
b. Bahan Baku dan Kandungan Gizi Modisco III
Bahan baku modisco diperoleh dari bahan yang relatif murah dan
terjangkau, mempunyai rasa yang enak dan dapat dicampur dengan
makanan lain yang terdiri dari bahan seperti pada tabel berikut ini:
14
Tabel . 1 : Daftar bahan baku Disco dan Modisco dalam 100 cc air
BAHAN DISCO MODISCO 150 ½ I II III I+ II+
Susu bubuk - Skim - Fullkrim
7,85 -
10 -
10 -
10 -
- 12
15 -
15 -
Gula pasir 4,73 5 5 5 7 5 5
Minyak
- Biji kelapa - Kelapa - Margarin
5,93 - -
- 2,3 -
- 4,5 -
- - 5,6
- 5,5 -
- 4,6 -
- - 5,7
Energi 100 80 100 100 140 126 126
Sumber : Buku Modisco (RSUD dr.Soetomo Surabaya , 1990)
Modisco III sebagai bahan makanan berenergi tinggi mengandung
protein, lemak dan karbohidrat.
1) Energi
Kebutuhan energi bayi dan anak relatif lebih besar jika
dibandingkan orang dewasa, karena pertumbuhan yang pesat.
Kebutuhan energi anak pada tahun pertama adalah 100 – 120
kalori / kg BB. Dan tiap pertambahan umur kebutuhan energi
turun 10 kalori / kg BB. Semakin aktif anak maka kebutuhan
energi semakin besar (Persagi, 1997).
Sedangkan kebutuhan energi per hari setiap anak umur 1 -3
tahun berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun
2004, baik laki-laki maupun permpuan berjumlah 1000 Kkal.
Salah satu bahan baku dari Modisco III adalah adanya gula. Gula
disamping berenergi tinggi juga merupakan sumber tenaga,
15
jumlah energi dalam Modisco III untuk setiap kali minum
sebanyak 140 kkal, dan dalam satu hari mencapai 700 kkal.
Sebagian karbohidrat/hidrat arang di dalam tubuh berada
dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk kepentingan energi
segera, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan
jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk
kemudian disimpan sebagai cadangan energi dalam jaringan
lemak. Sistem saraf sentral dan otak sama sekali tergantung
glukosa untuk keperluan energinya. (Almatsier, 2002)
Tubuh setiap saat memerlukan energi untuk memungkinkan
terjadinya kontraksi otot baik otot polos maupun otot lurik. Proses
oksidasi dalam tubuh menghasilkan panas yang dapat diubah
menjadi energi mekanik.Ada 3 macam zat gizi yang menjadi
sumber energi yaitu: karbohidrat, lipida dan protein, yang pada
awal reaksi katabolisme melalui jalur yang berbeda, tetapi pada
tahap akhir reaksi katabolisme ketiga zat ini terbentuk asam
piruvat yang selanjutnya menjadi acetyl koA yang mengikuti
siklus kreb untuk menghasilkan energi. (Moehji, 2002)
2) Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan
bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah
protein, separohnya ada di dalam otot, seperlima ada di dalam
tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan
16
selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim,
berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah matrik
intraseluler dan sebagainya adalah protein. (Almatsier, 2002).
Hasil akhir pencernaan protein dimulai dengan hidrolisasi
ikatan peptidanya berupa asam amino, yang diabsorpsi memasuki
sirkulasi darah melalui vena porta dan dibawa ke hati. Berbagai
enzim baik dari lambung (pepsin) maupun dari pangkreas
(tripsin, kemotripsin, dan lain-lain) diperlukan untuk proses
hidrolisasi tersebut. Asam amino hasil hidrolisasi protein hewani
dapat diserap lebih cepat dan lebih efisien dibandingkan hasil
hidrolisasi protein nabati. (Pujdiadi, 2005)
Kebutuhan akan protein bagi tiap kg berat badannya adalah
tinggi pada bayi oleh sebab pertumbuhannya yang cepat sekali,
untuk kemudian berkurang dengan bertambahnya umur.
(Pudjiadi, 2005). Sedangkan angka kebutuhan protein per hari
pada anak umur 1 – 3 tahun per hari menurut Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi tahun 2004 sebesar 25 gram, dan susu
full krim merupakan salah satu bahan dari Modisco III, yang
kandungan proteinnya 3 gram untuk 100 cc dan dalam sehari
jumlah kandungan protein mencapai 15 gram/hari. (Buku
Modisco, 1990).
Protein dalam susu membantu menjaga dan membentuk
jaringan, karena mengandung beberapa asam amino yang tidak
17
terdapat dalam tubuh. Karbohidrat susu yang disebut laktosa,
diperlukan dalam menjaga keseimbangan mikroflora dalam
saluran pencernaan. Selain itu sebagai bahan galaktose rebrosida
yang banyak ditemui pada serabut otak. (Martianto, 2003)
3) Lemak
Sekitar 98% lemak dalam makanan sehari-hari terdiri dari
trigliserida, ester daripada gliserol dengan 3 molekul asam
lemak, selebihnya kolesterol, fosfolipida, sfingolipida dan
berbagai komplek lipida yang mengandung karbohidrat dan
protein. (Pudjiadi, 2005).
Penemuan Burr (1929), bahwa diantara asam lemak ada yang
esensial untuk tubuh, yaitu asam linoleat dan asam linolenat.
Dikatakan esensial karena dibutuhkan tubuh, sedangkan tubuh
tidak dapat mensentesisnya. Kedua jenis asam lemak ini
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan fungsi normal semua
jaringan. (Almatsier, 2002).
Bahan baku pembuatan Modisco III adalah minyak kelapa
atau bisa diganti margarin yang merupakan sumber tenaga pula.
Lemak pada minyak kelapa lebih mudah dicerna dibanding lemak
susu. Bila minyak kelapa tidak disukai dapat diganti dengan
margarin, dan jumlah kandungan lemak 5,5 gram untuk 100 cc
menghasilkan energi 49,5 kkal dan dalam sehari mencapai 247,5
kkal. (Buku Modisco, 1990)
18
Lemak berikatan dengan zat lain seperti dengan protein
membentuk lipoperotein, dengan glikogen membentuk glikolipid
dan dengan pospor membentuk pospolipid. Dari jenis pospolipid
yang terpenting ada lesitin, komponennya terdiri dari kholin dan
inositol yang diperlukan untuk memelihara fungsi hati yang yaitu
mencegah terjadinya penumpukan lemak dalam hati.(Moehji,
2002)
4) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia
yang harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan
4 kkal. Untuk mencukupi kebutuhan energi dianjurkan sekitar 60-
70% dari energi total berasal dari karbohidrat (Krisnatuti &
Yenrina 2006).
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena
merupakan sumber energi utama bagi manusia yang harganya
relatif murah. Sekitar 80% energi makanan berasal dari
karbohidrat. Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi
dalam dua golongan yaitu : karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks, peranan utama karbohidrat dalam tubuh adalah
menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh , yang kemudian diubah
menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam
metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh
energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian
19
besar otak dan sistem saraf. (Almatsier, 2002) sedangkan
kandungan gizi karbohidrat pada Modisco III adalah 19,625
gram/100 cc dan diberikan 5 x sehari, sehingga kandungan gizi
mencapai 98,125 gram/hari atau 392,5 Kkal per hari.
Karbohidrat makanan yang umumnya ada dalam bentuk
polisakarida akan dipecah menjadi monosakarida yaitu glukose,
fruktose dan galaktose. Glukose merupakan monosakarida yang
ada pada aliran darah diambil oleh sel-sel otot dan sel jaringan
tubuh lainnya menjadi glikogen sebagai sumber energi otot
dengan bantuan hormon insulin.(Moehji, 2002).
c. Cara pembuatan Modisco III
Cara pembuatan Modisco III sebagai berikut :
1) Susu bubuk full krim dan gula pasir dicampur, sementara minyak
kelapa/margarin dipanaskan atau dicairkan, lalu dituang kedalam
susu sediki demi sedikit dengan sendok sampai tercampur rata,
sebaiknya waktu mengaduk sendok agak ditekan. Kemudian
tambahkan air sedikit demi sedikit, dan ditim selama 15 menit
2) Mencampur semua bahan dtambah air matang lalu diblender
sampai rata, kemudian ditim selama 15 menit.(Buku Modisco,
1990)
2. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam
jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh.
20
Oleh karena itu harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk
kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan.
(Almatsier, 2002).
Vitamin mempunyai peranan penting dalam metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein melalui ko-enzim sebagai katalisator.
Dengan demikian vitamin mempunyai peranan dalam penyediaan energi
untuk pertumbuhan dan perkembangan. (Pudjiadi, 2005). Sedangkan
kebutuhan vitamin menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004
seperti Tabel.2 dibawah ini :
Tabel.2. Kebutuhan Vitamin per hari untuk Anak Umur 1 – 3 tahun Zat Gizi Jumlah
Vitamin B1/Tiamin (mg) Vitamin B2/Riboflavin (mg) Vitamin B6/Piridoksin (mg) Vitamin B12 (mg)
0,5 0,5 0,6 0,9
Sumber ; Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004
Sedangkan jumlah vitamin yang diberikan sebagai tambahan paket
PMT pada Batita BGM umur 1-3 tahun selama 3 bulan seperti Tabel.3
dibawah ini :
Tabel.3. Pemberian Tambahan Vitamin pada Batita BGM per hari Zat Gizi Jumlah
Vitamin B1/Tiamin (mg) Vitamin B2/Riboflavin (mg) Vitamin B6/Piridoksin (mg) Vitamin B12 (mcg)
3 2 5 5
Sumber ; PT.SOHO Industri Pharmasi 2012
a. Vitamin B1(Tiamin)
Tiamin merupakan kristal putih kekuningan yang larut dalam air.
Dalam keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan
larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada dalam keadaan asam.
Dalam suasana alkali vitamin B1 mudah rusak oleh panas atau
21
oksidasi. Sedangkan sumber tiamin dari makanan adalah serealia
tumbuk/setengah giling atau yang difortifikasi dengan tiamin dan
hasilnya, kacang-kacangan, semua daging organ, daging tanpa lemak,
kuning telur, unggas dan ikan. (Almatsier, 2002).
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan
salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam
menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat
menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di
samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein
dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami
berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat
mengalami beri-beri, gangguan saluran pencernaan, jantung, dan
sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak
mengonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman
kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak
mengandung vitamin B1. (http//www.vitamin.co.id.8/10/2012)
Menurut Moehji (2002), fungsi vitamin B1 yang terpenting
adalah:
1) Sebagai Co-enzym Thiamin pyroposfat yang diperlukan pada
pembentukan Acetyl Co-enzym dan dari asam piruvat dalam
metabolisme karbohidrat.
22
2) Memelihara sifat parmeabilitas dari dinding pembuluh darah
sehingga mencegah terjadinya penumpukan cairan dalam jaringan
tubuh (odema) seperti pada penderita penyakit beri-beri.
3) Memelihara fungsi saraf periferal sehingga mencegah terjadinya
neuritis
4) Memperbaiki kontraksi dinding lambung sehingga sekresi getah
cerna menjadi lebih baik dan memelihara nafsu makan.
b. Vitamin B2 (Riboflavin)
Bentuk murni riboflavin adalah kristal kuning dan larut dalam air,
tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya
terutama sinar ultraviolet. Sedangkan sumber dari riboflavin adalah
susu, keju, hati, daging dan sayuran berwarna hijau.(Almatsier, 2002).
Vitamin B2 berguna untuk pernafasan antar sel, pemeliharaan
jaringan-jaringan saraf, jaringan-jaringan pelapis, kulit, dan kornea
mata. Kekurangan vitamin ini dapat mengganggu tumbuh kembang
anak. Selain itu dapat menyebabkan gangguan pada jaringan-jaringan
tubuh, pada kornea akan tampak pembuluh darah halus dan tumbuh
luka-luka pada bibir serta sudut mulut (seilosis). (Moehji, 2002).
Riboflavin atau vitamin B2 diperlukan untuk enzima dan
memungkinkan tubuh untuk menggunakan hidrat arang. Bila vitamin
B2 tidak ada dalam makanan, retakan timbul pada sudut mulut.
Mungkin bibir bibir akan merah mengkilat dan tidak normal, mata
23
seakan-akan terbakar dan lidah berwarna keungu-unguan. (Almatsier,
2002)
c. Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin)
Vitamin B6 di alam dalam tiga bentuk yaitu : Piridoksin,
Piridoksal, Piridoksamin. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk
sintetik yang digunakan sebagai obat, vitamin B6 berperan sebagai
koenzim berupa piridoksal fosfat dan menjadi piridoksamin fosfat
iridoksin, Piridoksal, Piridoksamin dalam berbagai reaksi
transiminasi. Sumber dari vitamin B6 banyak terdapat di dalam
khamir, kecambah gandum, hati, ginjal, serelia tumbuk, kacang-
kacangan, kentang dan pisang.Sedangkan susu, telur, sayur dan buah
mengandung sedikit vitamin B6, akan tetapi bahan makanan dari
hewani lebih mudah diabsorpsi daripada bahan makanan nabati.
(Almatsier, 2002)
Guna vitamin B6 menurut Moehji (2002) adalah untuk
metabolisme lemak dan protein. Piridoksin terdapat dalam enzim yang
memecah protein menjadi asam-asam amino yang juga diperlukan
untuk mengubah tritofan mrnjadi niasin yang digunakan tubuh untuk
berbagai proses oksidasi, dan apabila kekurangan niasin dapat
menyebabkan penyakit pelagra, gannguan-gangguan terhadap alat
percernaan dan sistem saraf, sehingga akan menghambat pertumbuhan
dan perkembangan anak. (Moehji, 2002)
24
Vitamin B6 diketahui berperan penting di dalam metabolisme
protein, dimana vitamin B6 berfungsi untuk membantu kerja enzim-
enzim yang berperan di dalam metabolisme protein. Vitamin B6 juga
berperan di dalam penggunaan glikogen pada otot sebagai sumber
energi pada saat fitnes. Selain itu, vitamin B6 (bersama dengan zinc,
asam folat, vitamin B12, dan vitamin C) juga diperlukan di dalam
sintesis hemoglobin pada sel darah merah yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen ke jaringan tubuh.(Moehji, 2002)
d. Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 atau kobalamin terdiri atas cincin mirip porfirin
seperti hem yang mengandung kobalt serta terkait pada ribosa dan
asam fosfat, dan akan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya dan
bahan-bahan pengoksidasi dan pereduksi.Dalam keadaan normal
sekitar 70% makanan yang dikomsumsi dapat diabsorpsi tubuh.
Sumber vitamin ini diperoleh sebagai hasil sintesis bakteri, fungi atau
gangga. Sumber utama dari makanan protein hewani yang
memperolehnya dari hasil sintesis bakteri di dalam usus seperti hati,
ginjal, susu, telur, ikan, keju dan daging. (Almatsier, 2002)
Vitamin B12 diperlukan tubuh untuk pembentukan butir-butir
darah merah. Karena itu vitamin ini disebut faktor pemasak eritrisite.
Vitamin ini dapat diserap tubuh karena adanya faktor intrisik yang
terdapat dalam cairan lambung. Bila faktor intrisik tidaka ada maka
25
vitamin ini tidak dapat diserap tubuh sehingga dapat menimbulkan
penyakit anemia yang disebut pernisious anemie. (Moehji, 2002).
Vitamin B12 yang dikristalkan berwarna merah tua dan menjadi
hitam pada pemanasan, larut dalam air dan tidak larut dalam minyak.
Vit B12 stabil pada pH 4-7.Vitamin B12 merupakan satu-satunya
vitamin yang mengandung logam (cobalt) dalam struktur molekulnya.
Bentuk aktif vitamin B12 adalah sebagai koenzym, terikat pada 5
deoksiadenyl melalui atom Co pada struktur vitamin ini. Sejumlah
system enzyme memerlukan koenzym ini: Reaksi-reaksi mutase
mencakup glutamate mutase dan methyl-malonyl-CoA mutase, dan
reaksi-reaksi dehidrase, mencakup diol dehidrase dan glycerol
dehidrase. Fungsi vitamin B12 sangat erat dengan fungsi asam folat
dalam sintesis nucleoprotein. Defisiensi salah satu atau kedua vitamin
sekaligus menyebabkan anemia makrositik megaloblastik. Kegagalan
sintesis DNA terutama karena hambatan methylasi urasil menjadi
tyhmin. Vitamin B12 berperan pula dalam methylasi 5-methyl-THF
menjadi THF yang diperlukan dalam sintesis methionine. Vitamin
B12 dan asam folat saling berpengaruh atas kebutuhannya. (Almatsier,
2004)
3. Mineral Seng
Zat mineral yang ditambahkan pada pemberian PMT adalah seng.
Seng merupakan bagian dari banyak metaloenzim dan bekerja sebagai
koenzim pada berbagai sistem enzim. Sumber seng banyak terdapat pada
26
makanan berasal dari hewani seperti, daging, ikan, kerang, ayam, telur
dan sebagainya. Diperkirakan bahwa kekurangan zink merupakan salah
satu faktor hingga hampir semua penderita kurang gizi berat disertai
infeksi. Sedangkan gejala klinis kekurangan seng terdiri dari
pertumbuhan yang terlambat, dermatosis, gangguan imunitas, rambut
rontok, nafsu makan berkurang. (Pudjiadi, 2005).
Seng mempunyai peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh,
antara lain sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor. Seng
berperan dalam aspek metabolisme seperti reaksi-reaksi yang berkaitan
dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipid, dan asam
nukleat. Seng berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa
dengan cara membantu mengeluarkan karbon dioksida dari jaringan serta
mengangkut dan mengeluarkan karbon dioksida dari paru-paru pada
pernapasan. (Moehji, 2002).
Peranan penting lainnya adalah sebagai bagian integral enzim DNA
polimerase dan RNA polimerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan
RNA. Seng juga berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-
laki dan pembentukan sperma, berperan dalam metabolisme tulang,
transpor oksigen, dan pemunahan radikal bebas, pembentukan struktur
dan fungsi membran serta proses penggumpalan darah (Almatsier 2004)
Keseimbangan jumlah dan komposisi gizi adalah hal yang tak boleh
terabaikan dalam mengatur makanan pada anak, Agar tumbuh optimal,
anak usia 1 – 3 tahun membutuhkan sejumlah zat gizi dalam jumlah
27
tertentu pula. Kebutuhan mineral per hari menurut Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi tahun 2004 pada anak usia 1-3 tahun adalah 8,2 mg/hari.
Sedangkan tambahan mineral seng yang diberikan pada Batita BGM
sejumlah 4,6 mg per batita per hari, disesuaikan dengan tersedianya
tablet seng di puakesmas.
Tubuh mengandung 2-2,5 gram seng yang tersebar di hampir semua
sel. Sebagian seng berada di dalam hati, pangkreas, ginjal, otot dan
tulang. Sedangkan jaringan yang banyak mengandung seng adalah
bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit, ramnbut dan
kuku. Sumber utama seng adalah daging, ayam dan ikan, sedangkan
makanan dari serelia tumbuk dan kacang-kacangan yang tinggi akan serat
dan fitat akan menghambat absorpsi seng kecuali makanan yang
mengalami proses fermentasi ragi tidak akan menghambat penyerapan
seng. (Almatsier, 2002).
Titin Hartini dari Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes menyatakan
zat gizi mikro zinc pertama kali ditemukan pada tahun 1934 dan esensi
pentingnya zinc bagi kesehatan manusia baru diketahui pada tahun 1958.
Kekurangan zinc pada manusia pertama kali dilaporkan pada tahun
1960an yang ditengarai bisa menghambat pertumbuhan dan
perkembangan pada anak dan remaja. Zinc memiliki fungsi katalitik,
terdiri dari hampir 300 macam enzim yang berperan dalam sintesis dan
degradasi karbohidrat, lemak dan protein serta metabolism zat gizi mikro
lainnya, berperan penting dalam kestabilan protein enzim dan membran
28
sel, memiliki fungsi meregulasi ekspresi gen dengan bertindak sebagai
faktor transkripsi (berikatan dengan DNA dan mempengaruhi transkripsi
gen spesifik, selain itu zinc juga berperan dalam system imun (seluler
dan humoral),mempengaruhi pelepasan hormon serta transmisi impuls
syaraf. (http//www.sarihusada.co.id.2/10/2012).
C. Pengaruh Zat Gizi Terhadap Perkembangan Anak Umur 1-3 Tahun
1. Energi.
Aktifitas memerlukan energi diluar kebutuhan untuk metabolisme
basal. Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan
sistem penunjangnya. Selama aktifitas fisik, otot membutuhkan energi
diluar metabolisme untuk bergerak seperti perkembangan anak untuk
menggerakkan kaki belajar berdiri, berjalan, berlari. Jika kebutuhan
energi tidak mencukupi maka akan menghambat perkembangan anak
tersebut. (Almatsier, 2002).
Energi dihasilkan dari karbohidrat, protein dan lemak, digunakan
oleh sel tubuh untuk proses metabolisme basal, aktifitas fisik sehari-hari
dan pertumbuhan anak. Sekitar 50% dari energi yang dikomsumsi untuk
kebutuhan metabolisme basal, 5% untuk efek dinamik khusus seperti
untuk pencernaan makanan (terutama protein), 25% digunakan untuk
berbagai aktifitas, 12% untuk pertumbuhan jaringan dan 8% digunakan
untuk pengeluaran feses. Bila anak tidak mengkomsumsi energi dalam
jumlah mencukupi ia akan mengalami gangguan keseimbangan energi,
29
pada akhirnya mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
(Martianto, 2003)
2. Protein
Hasil akhir dari protein adalah asam amino. Beberapa jenis jaringan
tubuh memerlukan asam amino tertentu dalam jumlah lebih besar.
Rambut, kulit dan kuku membutuhkan lebih banyak asam amino yang
mengandung sulfur. Protein kalogen protein utama otot, urat-urat dan
jaringan ikat. Fibrin dan miosin adalah protein lain yang terdapat di
dalam otot-otot. Protein berfungsi sebagai katalisator atau membantu
perubahan-perubahan biokimia yang terjadi didalam tubuh, asam amino
tritofan berfungsi sebagai prekursor vitamin niasin dan pengantar saraf
serotonin yang menbawa pesan dari sel saraf yang satu ke yang lain yang
berhubungan dengan perkembangan anak. Bahan makanan hewani
merupakan sumber protein yang baik seperti telur, susu, ikan, daging,
unggas dan kerang . (Almatsier, 2002).
Agar tumbuh optimal anak memerlukan suplai protein dalam
kuantitas dan kualitas yang baik. Protein yang berkualitas tinggi, yaitu
mengandung asam amino esensial yang lengkap yang dibutuhkan untuk
sintesis sel atau jaringan baru untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan
yang rusak.Karena pertumbuhan dan perkembangan otak yang pesat
terjadi pada batita yaitu mencapai 75% berat otak dewasa pada usia 2
tahun dan sekitar 80% pada usia 3 tahun, maka periode ini disebut masa
kritis. Jika dalam periode ini tidak tersedia zat gizi yang memadai maka
30
ukuran tubuh dan kapasitas otak yang terbentuk tidak maksimum,
sehingga menyebabkan rendahnya kapasitas fisik maupun non
fisik.(Martianto, 2003).
3. Lemak
Lamid dkk (1999), mempelajari profil asam lemak omega-3, omega-
6, perkembangan mental dan psikomotor anak gizi buruk pengunjung
KGB dengan gizi baik. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata asam
lemak omega-3, termasuk DHA, dan asam lemak omega-6 anak balita
gizi buruk lebih rendah dibandingkan dengan anak gizi baik. Selain itu,
nilai perkembangan mental yang dinyatakan dengan mental development
index (MDI) pada kelompok gizi buruk lebih rendah, dibandingkan
kelompok gizi baik, demikian juga dalam nilai psikomotor yang
dinyatakan dengan Psychomotor Development Index (PDI) karena salah
satu faktor penyebab gizi buruk secara langsung adalah karena anak tidak
cukup mendapat makanan bergizi seimbang baik jumlah dan kualitasnya
(Departemen Kesehatan RI, 2005).
Intake lemak yang kurang pada anak-anak akan menyebabkan
kelelahan yang tidak normal, memacu rasa lapar dan keinginan untuk
mengkomsumsi makanan miskin gizi. Asam lemak esensial yang terdapat
pada pangan tertentu diperlukan oleh sel otak dan penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan. (Martianto, 2003).
Arnelia dkk (1995), meneliti dampak kekurangan gizi terhadap
kecerdasan anak SD pasca pemulihan gizi buruk di KGB. Hasilnya, rata-
31
rata nilai IQ anak yang pernah menderita gizi buruk lebih rendah 13,7
poin dibandingkan anak dengan gizi baik. Selain itu, anak yang pernah
menderita gizi buruk umumnya tertinggal dalam mengikuti pendidikan
formal dibandingkan anak dengan gizi baik.
Lemak berguna sebagai sumber energi yang penting dan dapat
membantu penyerapan beberapa vitamin larut lemak (vitamin A, D, E,
K). Intake lemak yang kurang pada anak-anak akan menyebabkan
kelelahan yang tidak normal, memacu rasa lapar dan keinginan untuk
mengkomsumsi makanan miskin gizi. Asam lemak esensial yang
terdapat pada pangan tertentu diperlukan oleh sel otak dan penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan. (Martianto, 2003).
4. Karbohidrat
Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan
glukosa bagi sel-sel tubuh yang kemudian diubah menjadi energi.
Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat.
Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel
darah merah serta sebagian otak dan sistem saraf , jika asupan
karbohidrat tidak mencukupi maka akan terjadi pemecahan protein,
akibatnya otot-otot tubuh akan melemah, dan dalan jangka lama dapat
menggagu perkembangan. (Almatsier, 2002).
Pengaruh asupan zat gizi terhadap ganguan perkembangan anak menurut
Brown dan Pollit (1996) melalui terlebih dahulu menurunnya status gizi.
Status gizi yang kurang tersebut akan menimbulkan kerusakan otak,
32
letargi, sakit, dan penurunan pertumbuhan fisik. Keempat keadaan ini
akan berpengaruh terhadap perkembangan intelektual. Gangguan
perkembangan yang tidak normal antara lain ditandai dengan lambatnya
kematangan sel-sel syaraf, lambatnya gerakan motorik, kurangnya
kecerdasan dan lambatnya respon sosial (Nilawati, 2006).Kekurangan
karbohidrat menyebabkan anak kekurangan gizi, kekurangan gizi yang
parah akan menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi terganggu.
Pertumbuhan lambat, berat badan kurang dan gangguan pada
perkembangan otak dan psikologis.
5. Vitamin B1
Tiamin sebagai ko-enzim berbagai reaksi metabolisme energi.
Dipakai untuk dekarboksilasi oksidatif pirufat menjadi asetil koA dan
memungkinkan masuknya subtrat yang dapat dioksidasi ke dalam siklus
skreb untuk pembentukan energi, juga sebagai prekursor penting lipida
asetil kolin, yang berarti adanya peranan TPP (pirofosfat) dalam fungsi
normal sistem saraf. Kekurangan tiamin dapat mengganggu
perkembangan karena akan mengganggu sistem saraf dan jantung, yang
ditandai sesak nafas dan odema, kelemahan otot yang luar biasa dan
terjadi degenerasi saraf perifer yang berlanjut pada kelumpuhan kaki.
Jika hal ini terjadi pada anak 1-3 tahun, maka akan terganggu
perkembangan motorik kasarnya karena tidak dapat menggerakkan kaki.
(Almatsier, 2002)
33
Kekurangan vitamin B1 ini dalam jumlah yang tak begitu banyak
sering mengakibatkan kurangnya nafsu makan.Kemudian akan terjadi
gangguan dalam alat pencernaan (sembelit) akibat menurunnya tonus
dari otot pada usus. Tiamin tidak dapat disimpan dalan jumlah banyak
oleh tubuh, tetapi dalam jumlah terbatas dapat disimpan dalam hati,
ginjal, jantung, otak, dan otot. Bila tiamin terlalu banyak dikonsumsi,
kelebihannya akan dibuang melalui air kemih. Kekurangan tiamin akan
menyebabkan polyneuritis, yang disebabkan terganggunya transmisi
syaraf, atau jaringan syaraf , hal ini akan mengganggu perkembangan
anak.(Almatsier, 2002).
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan
salah satu jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga
kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi
yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu,
vitamin B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila
terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan,
seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri,
gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk
mencegah hal tersebut, kita perlu banyak mengonsumsi banyak gandum,
nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan
inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1.
(Pudjiadi,2004)
34
6. Vitamin B2
Riboflavin mengikat asam folat dan menjadi bagian dari dua jenis
koenzim FMN dan FAD yang dalam reaksi oksidasi reduksi dalam sel
sebagai pembawa hidrogen dalam sistem transfor elektron dalam
mitokondria. Keduanya juga sebagai koenzim dalam metabolisme
glukosa dan asam lemak. Sedangakan flavokinase diperlukan untuk
sintesis DNA dan berpengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan dan
perkembangan. Kekurangan vitamin B2 dapat menyebabkan bayi lahir
sumbing dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. (Almatsier,
2002).
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme
di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah
satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide,
FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD).
Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh
melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan
molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong
pertumbuhan dan perkembangan berbagai organ tubuh, seperti kulit,
rambut, dan kuku.(Pudjiadi, 2004).
7. Vitamin B6
Vitamin B6 berperan sebagai koenzim dalam transaminasi,
dekarboksilasi dan reaksi lain yang berhubungan dengan protein, terlibat
dalam perubahan asam linoleat menjadi asam arakidonat yang berfungsi
35
biologi penting, dibutuhkan dalam pembentukan lapisan mielin yang
menyarungi sel-sel saraf, mengatur sintesis pengantar saraf asam gama-
amino butirat. Kelainan otak kemungkinan disebabkan kurangnya
vitamin B6. Kekurangan vitamin B6 dapat menimbulkan gejala-gejala
yang berkaitan dengan protein seperti lemah, mudah tersinggung dan
sukar tidur, gangguan pertumbuhan, ganguan fungsi motorik, bahkan
dapat menimbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat.(Almatsier, 2002).
Vitamin B6 diketahui berperan penting di dalam metabolisme
protein, dimana vitamin B6 berfungsi untuk membantu kerja enzim-
enzim yang berperan di dalam metabolisme protein. Vitamin B6 juga
berperan di dalam penggunaan glikogen pada otot sebagai sumber energi.
Selain itu, vitamin B6 (bersama dengan zinc, asam folat, vitamin B12,
dan vitamin C) juga diperlukan di dalam sintesis hemoglobin pada sel
darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh
dan akan berpengaruh pada tumbuh kembang balita. (Pujdiadi, 2004)
8. Vitamin B12
Vitamin B12 mengubah folat menjadi bentuk aktif, dan
memetabolisme semua sel terutama sel-sel saluran cerna, sumsum tulang
dan jaringan saraf. Vitamin B12 merupakan kofaktor dua jenis enzim
yaitu metionin sintese dan metilmanolil-KoA mutase. Psoses akhir dari
metionin sintese adalah untuk sintesis DNA, sedangkan reaksi
metilmanolil-KoA mutase terjadi dalam mitokondria sel yang digunakan
untuk degradasi asam propionat dan asam lemak rantai ganjil terutama
36
dalam sistem saraf. Adanya gangguan saraf akan mengakibatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak terganggu pula. (Almatsier, 2002).
Vitamin B12 dapat mencegah terjadinya anemia karena membantu
produksi sel darah merah, sehingga oksigen terjamin kelancarannya ke
target sel di seluruh tubuh, akhirnya kita akan merasa selalu fresh,
berenergi dan tidak mudah lelah, membantu menjaga kesehatan susunan
sistem saraf , dan berperan dalam sintesis DNA, bangunan sel,
pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan sel sehingga sangat penting
bagi tumbuh kembang anak. Kekurangan B12 dapat terjadi karena
gangguan penyerapan di usus, atau kurangnya asupan nutrisi yang
mengandung vitamin B12. Tanda dan gejala yang mungkin tampak
seperti, pucat, lemah, lesu, cepat merasa lelah, kehilangan nafsu makan,
peradangan saraf (neuritis), hingga pikun. Jika hal ini terjadi maka
tumbuh kembang anak akan terhambat. (Pudjiadi, 2004)
9. Mineral Seng
Seng mempunyai banyak fungsi dalam tubuh, diantaranya sebagai
bagian integral enzim DNA polimerase dan RNA polimerase yang
diperlukan untuk sintesis DNA dan RNA, berperan dalam pembentukan
kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka. Selain itu zink
berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan
pembentukan sperma. Zink juga berperan dalam kekebalan yaitu fungsi
sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh sel B. (Almatsier, 2002).
37
Seng merupakan bagian dari banyak metaloenzim dan bekerja
sebagai koenzim pada berbagai sistem enzim. Lebih dari 80 enzim dan
protein mengandung seng telah ditemukan. Tubuh mengandung 1-2 gram
seng. Tulang gigi, rambut, kulit dan testis mengandung banyak seng.
Kekurangan seng akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan
seperti : dermatosis, hipogonadisme, oligospermi, adaptasi gelap yang
menurun, gangguan imunitas, rambut rontok, nafsu makan yang
berkurang. (Pudjiadi, 2005).
Hardiansyah (2010), menyatakan bahwa kekurangan zat gizi mikro -
vitamin, mineral dan sekelumit (trace minerals) – seringkali tersembunyi
dan tidak disadari, namun jika tidak segera diatasi bisa membawa
dampak buruk dalam jangka panjang.” Zat gizi mikro memiliki peran
untuk membantu pertumbuhan (tulang, gigi, sel dll), pencernaan dan
metabolisme, pembentukan imunitas, tekanan darah dan cairan tubuh
serta pengendalian syaraf. Kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan
mineral) lebih sering terjadi – terutama kekurangan kalsium, zat besi,
zinc, asam folat , B12, C dan D pada anak, perempuan dan ibu hamil.
Kekurangan ini seringkali diakibatkan karena diet (pola makan) miskin
sumber pangan hewani dan buah,” lanjut Hardinsyah.Tanpa pangan
hewani dan sayur akan sulit untuk memenuhi kecukupan asupan zat gizi
mikro. Defisiensi zat gizi mikro dalam jangka yang lama dapat
memberikan dampak malnutrisi yang nantinya akan mempengaruhi
38
peningkatan angka kesakitan dan kematian, serta mempengaruhi
gangguan yang serius pada tumbuh kembang anak. (Moehji, 2002).
D. Kerangka Teori
Sebab langsung
Sebab tak langsung
P e n d i d i k a n K e l u a r g a
Sebab Dasar Super Struktur Politik dan Ideologi
Struktur Ekonomi
Gambar 1.1. Perkembangan Anak (disesuaikan dari UNICEF 1992, Jonson 1992 dalam Soetjiningsih,1995)
Kecukupan Makanan Keadaan Kesehatan
Perkembangan Anak Pemberian Modisco III dan suplemen vitamin, mineral
Keberadaan dan Kontrol Sumber Daya Keluiarga: Manusia, Ekonomi dan
Organisasi
Ketahanan Makanan Keluarga
Asuhan Bagi Ibu dan Anak
Pemanfaatan Yankes dan Sanit Link
Potensi Sumber Daya
39
E. Kerangka Konsep
F. HIPOTESIS
Anak Bawah Garis Merah (BGM) umur 1-3 tahun yang mendapat
Modisco III , Suplemen Vitamin B dan Mineral Seng mempunyai
perkembangan yang normal daripada yang tidak mendapat Modisco III,
Suplemen Vitamin B dan Mineral Seng berdasarkan nilai KPSP.
Perkembangan Anak Bawah Garis Merah (BGM) Umur 1-3 tahun
Pemberian Modisco III dan Suplemen Vitamin B Mineral Seng