bab ii tinjauan pustakarepository.ump.ac.id/1976/3/suci nur khikmatul azizah bab ii.pdf · panjang...

12
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuhan Lamtoro (Wijayakusuma, 1996) Lamtoro berasal dari Amerika tropis, tersebar di daerah tropik dan ditemukan pada ketinggian antara 1-1.500 m dpl. Lamtoro akan berbuah lebih baik jika terkena langsung dengan sinar matahari. Tanaman ini dapat tumbuh di segala macam tanah, asalkan jangan di tanah lempung yang pekat dan tergenang air(Arisandi, 2006). 1. Morfologi tumbuhan lamtoro Lamtoro merupakan perdu ataupun pohon kecil dengan tinggi 2-10 m, memiliki batang pohon keras dan berukuran tidak besar serta batang bulat silindris dan bagian ujung berambut rapat. Daun majemuk terurai dalam tangkai, menyirip genap ganda dua sempurna, anak daun kecil-kecil terdiri dari 5-20 pasang, bentuknya lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 6-21 mm dan lebar 2-5 mm. Bunga majemuk terangkai dalam karangan berbentuk bongkol yang bertangkai panjang dan berwarna putih kekuningan atau sering disebut cengkaruk. Buahnya mirip buah petai ( parkia speciosa ) tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan berpenampang lebih tipis, termasuk buah polong yang berisi biji biji Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Upload: tranthuan

Post on 11-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuhan Lamtoro

(Wijayakusuma, 1996)

Lamtoro berasal dari Amerika tropis, tersebar di daerah tropik dan ditemukan

pada ketinggian antara 1-1.500 m dpl. Lamtoro akan berbuah lebih baik jika

terkena langsung dengan sinar matahari. Tanaman ini dapat tumbuh di segala

macam tanah, asalkan jangan di tanah lempung yang pekat dan tergenang

air(Arisandi, 2006).

1. Morfologi tumbuhan lamtoro

Lamtoro merupakan perdu ataupun pohon kecil dengan tinggi 2-10 m,

memiliki batang pohon keras dan berukuran tidak besar serta batang bulat silindris

dan bagian ujung berambut rapat. Daun majemuk terurai dalam tangkai, menyirip

genap ganda dua sempurna, anak daun kecil-kecil terdiri dari 5-20 pasang,

bentuknya lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 6-21 mm dan lebar 2-5 mm.

Bunga majemuk terangkai dalam karangan berbentuk bongkol yang bertangkai

panjang dan berwarna putih kekuningan atau sering disebut cengkaruk.

Buahnya mirip buah petai ( parkia speciosa ) tetapi ukurannya jauh lebih

kecil dan berpenampang lebih tipis, termasuk buah polong yang berisi biji – biji

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

4

kecil dengan jumlah cukup banyak, pipih, dan tipis bertangkai pendek, panjang

10-18 cm, lebar 2 cm dan diantara biji ada sekat. Biji terdiri dari 15-30 butir, letak

melintang, bentuk bulat telur sungsang, panjang 8 mm, lebar 5 mm, berwarna

coklat kehijauan atau coklat tua dan licin mengkilap.

Lamtoro dipakai untuk pupuk hijau dan sering ditanam sebagai tanaman

pagar sedangkan daun muda, tunas bunga, dan polong bisa dimakan sebagai lalap

mentah ataupun dimasak terlebih dahulu. Perbanyakan selain dengan penyebaran

biji yang sudah tua juga dapat dilakukan dengan cara stek batang (Dalimarta,

2000 ).

2. Makroskopik dan mikroskopik tanaman biji lamtoro

Pada makroskopik biji bentuk bulat telur terbalik, agak pipih, keras,

panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm,

kulit biji licin, warna coklat tua sampai coklat kehijauan , agak mengkilat pada

kedua bidang yang datar terdapat kedua alur hamper sepanjang pinggir biji pada

jarak kurang dari 1 mm, sebelah dalam biji terdapat 2 lembar keeping biji

berwarna kehijauan, lembaga kecil terletak dibagian pangkal keeping biji.

Sedangkan pada mikroskopik biji pada penampang melintang biji tampak

kulit biji (spormoderm) terdiri dari lapisan kutikula tebal, jernih, dibawahnya

terdapat 1 lapisan sel palidase berbentuk silindrik panjang, dinding tebal terlihat

ada garis terang, dibawah palisade terdapat 1 lapisan sel berbentuk piala beberapa

sel parenkim berbentuk pipih, dinding tebal melekat satu sama lain kemudian 1

lapis sel berdinding tipis dan beberapa lapis sel berdinding tebal.

Pada serbuk berwarna kecoklatan fragmen pengenal adalah lapisan

palisade berbentuk silindrik, panjang dinding tebal terlihat ada garis terang lapisan

sel berbentuk piala, berlekatan dengan palisade lapisan sel berbentuk pipih

dinding tebal mampat parenkim berbentuk polygonal dinding tebal lumen

berbentuk celah panjang, sel endoserm berbentuk isodiametric, polihidral, dinding

tipis berisi aleuron, hablur kalsium oksalat berbentuk roset(Anonym, 1989)

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

5

3. Sistematika tumbuhan lamtoro menurut Steenis cit, Fauziyah (2008)

Sistematika tumbuhan lamtoro adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Leucaena

Spesies : Leucaena leucocephala L.

Nama umum tumbuhan adalah lamtoro. Tumbuhan ini dikenal masyarakat

Indonesia dengan nama daerah yaitu: pete cina, pete selong (Sumatera), pete

selong ( Sunda), lamtoro, peutey, selamtara, pelending, kamalandingan(Jawa),

(Madura) kalandingan(Arisandi, 2006)

Sinonim Leucaena leucocephala L. adalah Leucaena glauca L. ( Lmk ) De

Wit. Nama asing lamtoro Yin he huan (C), Wild tamarind (L) dan nama simplisia

lamtoro adalah semen leucaenae leucocephalae

4. Manfaat tumbuhan lamtoro (L. leucocephala L.)

Biji, daun, dan seluruh bagian tanaman dapat digunakan untuk mengobati

beberapa penyakit. Diantaranya adalah diabetes melitus, cacingan, bisul,

meningkatkan gairah seks, luka baru dan bengkak, tlusuban, susah tidur (Arisandi,

2006).

5. Efek farmakologis dan hasil penelitian

Dapat menyembuhkan diabetes, susah tidur, radang ginjal, disentri,

meningkatkan gairah seksualitas, cacingan, peluruh haid, herpes zoster, luka

terpukul, bisul, eksim, patah tulang, tertusuk kayu, bambu dan pembengkakan

(Wijayakusuma, 1992). Pada penelitian lain menyebutkan efek farmakologis dari

tanamanan lamtoro yaitu sebagai antiinflamasi, antelmentik, antioksidan

(Nurhasanah, 2005)

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

6

6. Kandungan zat aktiv

Pada penelitian Chahyono et al , 2012 menyebutkan kandungan zat aktiv

biji lamtoro meliputi alkaloid, saponin, flavonoid, mimiosin, leukanin, protein,

lemak, kalsium, phosphor, zat besi, vitamin A dan B.

Sedangkan menurut analisis kimia kandungan gizi dari biji lamtoro

(Leucaceae leucocephala L.) yang sudah tua memiliki kandungan:

Table 1. Kandungan zat gizi dalam biji Lamtoro yang sudah tua dalam 100 gr menurut

Thomas cit, Endang(2012)

Unsur Kimia Jumlah

Energi(Kal) 148

Protein(g) 10.6

Lemak(g) 0.5

Hidrat arang(g) 26.2

Kalsium(mg) 155

Fosfor(mg) 59

Besi(mg) 2.2

Vit A(SI) 416

VIT B1(mg) 0.23

Vit C(mg) 20

Pada proses perbaikan jaringan atau penyembuhan luka akibat luka akan

mengalami fase inflamasi, poliferativ, dan remodeling, pada proses ini, pada

Tabel 1 dilihatkan terdapat kandungan biji lamtoro yang dapat mempengaruhi

proses penyembuhan luka dengan cara sebagai berikut :

1. Protein : Hasil penelitian membuktikan bahwa gangguan proliferasi fibroblast,

neoangiogenesis, sintesis kolagen dan remondeling pada luka dikarenakan

karena adanya kekurangan protein. Selain itu juga mempengaruhi mekanisme

kekebalan, fungsi leukosit seperti pagositosis.

2. Karbohidrat dibutuhkan untuk suplai energi selular

3. Vitamin A : vitamin A diperlukan untuk sintesis kolagen dan epitelisasi pada

proses penyembuhan luka.

4. Vitamin C : vitamin C berguna untuk sintesis kolagen dan meningkatkan

resistensi terhadap infeksi

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

7

5. Vitamin K : vitamin K untuk sintesis protombin dan beberapa factor

pembekuan darah yang diperlukan untuk mencegah pendarahan yang

berlebihan pada luka.

6. Zat Besi : zat besi berguna untuk sintesis kolagen , sintesis hemoglobin dan

mencegah iskemik pada jaringan(Suriadi, 2004).

Selain memiliki zat gizi, biji lamtoro memiliki zat anti gizi yaitu tanin.

Menurut Robinson (1995) Tanin merupakan senyawa organik yang terdiri dari

campuran senyawa polifenol kompleks. Tanin tersebar dalam setiap tanaman

yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah tertentu, biasanya berada pada bagian

yang spesifik tanaman seperti daun, buah, akar dan batang. Tanin merupakan

senyawa kompleks, biasanya merupakan campuran polifenol yang sukar untuk

dipisahkan karena tidak dalam bentuk kristal (Robert,1997).

Tanin merupakan kandungan tumbuhan yang bersifat fenol dan

mempunyai rasa sepat. Tanin biasanya berupa senyawa amorf, higroskopis,

berwarna coklat kuning yang larut dalam organik yang polar. Tanin memiliki

kemampuan sebagai antimikroba serta dapat meningkatkan epitelialisasi pasca

proses penyembuhan luka. Tanin juga mempunyai aktivitas antioksidan

menghambat pertumbuhan tumor dan enzim (Harborne, 1987). Teori lain

menyebutkan bahwa tanin mempunyai daya antiseptik yaitu mencegah

kerusakan yang disebabkan bakteri atau jamur berfungsi sebagai astringen

yang dapat menyebabkan penutupan pori-pori kulit, menghentikan pendarahan

yang ringan (Anief, 1997).

Selain tanin berbagai kandungan yang terdapat dalam biji lamtoro yang

diperkirakan sebagai antiinflamasi adalah flavonoid. Flavonoid dipercaya

sebagai salah satu komponen penting dalam proses penyembuhan luka.

Flavonoid menginhibisi pertumbuhan fibroblast sehingga memberikan

keuntungan pada perawatan luka. Penggunaan Flavonoid dalam bentuk

aglikon bersifat nonpolar, sedangkan dalam bentuk glikosida bersifat polar.

Berdasarkan sifat flavonoid tersebut, maka untuk ekstraksi dapat digunakan

etanol 70% sebagai bahan penyarinya, karena etanol 70% bersifat semi polar

yang dapat melarutkan senyawa yang bersifat polar maupun non-polar.

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

8

Flavonoid dan tanin juga bertanggung jawab dalam proses remodelling pada

penyembuhan luka.

B. Definisi Luka (wound)

Luka (wound) adalah terputusnya kontinuitas jaringan(Sudjatmiko,

2009). Sedangkan pengertian luka menurut Karakata, S (1996), adalah

terjadinya gangguan kontunitas suatu jaringan, sehingga terjadi pemisahan

jaringan yang semula normal.

Pembagian Luka menurut Anglo-saxon

1. Abrasi : Luka paling superfisial, dengan sedikit pendarahan.

2. Laserasi : Bentuk luka tidak teratur karena ditimbulkan benda tumpul, tepi

luka bervariasi hingga tidak teratur.

3. Penetrating wound : terjadi karena benda tajam atau peluru. Luka dapat

beupa tajam atau kecil, tergantung atas benda tajamnya.

4. Avulasi : Luka berbentuk flap, bila sirkulasi flap baik maka luka mudah

sembuh, bila sirkulasi buruk maka mudah terjadi nekrosis.

5. Open crusing injury : gabungan dari keempat luka diatas.

Berbagai klasifikasi luka dapat tumpang tindih yang satu dengan yang lain

menurut Sudjatmiko, G et al (2009) mengklasifikasikan luka antara lain:

1. Luka sayat adalah luka akibat benda tajam, biasanya tepi lukanya

lurus/teratur.

2. Luka robek (lacerated wound) adalah terjadi akibat trauma oleh benda yang

tidak tajam misalnya tepi meja, bagian dari kendaraan bermotor dan

sebagainya. Tapi luka tidak rata.

3. Luka lecet (Excoriated wound) adalah biasanya dipermukaan (superficial)

terjadi akibat trauma. Luka umumnya memanjang. Luka akan kering

dengan proses epitelisasi dari dasar.

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

9

4. Luka abrasi (Luka gores) adalah kerusakan hanya terjadi pada epidermis,

biasanya terjadi bila kulit bergesekan dengan permukaan yang kasar.

5. Luka insisi (incised wounds) terjadi karena diiris oleh instrument yang

tajam. Misal yang terjadi akibat pembedahan.

6. Luka eksisi adalah luka yang dibuat dengan cara adanya pengambilan

jaringan.

7. Luka basah adalah luka yang masih mengeluarkan cairan eksudat (bila kasa

kering ditempelkan pada luka, akan terisi eksudat).

8. Luka kering adalah luka yang tidak lagi mengeluarkan eksudat. Biasanya

setelah hari ke-7 pada saat telah terbentuk fibrin sebagai perekat tepi luka

yang cukup kuat sehingga jahitan kulit bisa diangkat.

9. Luka terinfeksi adanya terdapat replikasi kuman pathogen dalam luka.

Tanda yang dapat ditemukan adalah kemerahan pada luka, bengkak, rasa

panas pada luka, dan nyeri.

10. Luka Remuk (Crush injury) adanya luka akibat trauma yang meremukan

ekstremitas, sering terjadi pada kaki yang terjepit atau dijatuhi beban berat.

Luka terdiri dari memar, fraktur, kerusakan vaskuler atau kombinasi antara

keadaan tersebut

C. Proses Penyembuhan Luka

Perbaikan luka dengan kehilangan seluruh jaringan kulit dalam proses

penyembuhan luka dengan kehilangan seluruh jaringan kulit, ada tiga fase

yang terlibat yaitu : fase inflamasi, proliferative, dan remodeling

1. Fase inflamasi

Fase inflamasi mulainya dalam beberapa menit setelah luka dan

kemudian dapat berlangsung sampai 3 hari. Selama fase ini sel sel

inflammatory terikat dalam luka dan aktiv melakukan penggerakan dengan

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

10

lekosites(polymorphonuclear leucocytes atau neutrophyl). Yang pertama

kali muncul dalam luka adalah dalam bloodstream.

Kemudian neutrophil akan memfagositosis bakteri dan masuk

kedalam matriks fibrin dalam persiapan untuk jaringan baru. Kemudian

dalam waktu yang singkat mensekresi mediator vasodilatasi dan cytokine

yang mengaktifkan fibroblast dan keratinocytes dan mengikat makrofag

kedalam luka, kemudian makrophag memfagositosis pathogen dan sekresi

cytokine, dan grow factor seperti seperti fibroblast growth factor(FGF),

epidermal growth factor (EGF), vascular endothelial growth factor

(VEGF), tumor necrosis factor(TNF-alfa), interferol gamma(IFN-gamma),

dan interleukin-1(IL-1), kimia ini juga merangsang infiltrasi, proliferasi

dan migrasi fibroblast dan sel indotelial (angiotensin). Angiotensisn adalah

suatu proses dimana pembuluh pembuluh kapiler darah yang baru mulai

tumbuh dalam luka setelah injury dan sangat penting peranya dalam fase

poliferasi.

Fibroblast dan sel endothelial mengubah oksigen molecular dan

larut yang merupakan senyawa penting dalam resistensi terhadap infeksi

maupun pemberian oxidative dalam menstimulasi produksi growth factor

lebih lanjut. Dalam proses inflammatory adalah suatu perlawanan terhadap

infeksi dan sebagai jembatan antara jaringan yang mengalami injury dan

untuk pertumbuhan sel sel baru.

2. fase proliferatif

fase poliferatif terjadi dari hari ke 4-21 setelah trauma. Pada fase

ini ditandai terjadi proses granulasi dan kontraksi. Fase poliferasi ditandai

dengan pembentukan jaringan granulasi dalam luka, pada fase ini

macrofag dan limposit masih ikut berperan. Proses ini tergantung pada

metabolik, konsentrasi oksigen dan factor pertumbuhan. Dalam beberapa

jam setelah injury, terjadi epitelisasi dimana epidermal yang mencakup

sebagian besar keratinocytes mulai bermigrasi dan mengalami deferensiasi

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

11

untuk menyusun kembali fungsi barrier epidermis. Pada proses ini

diketahui sebagai epitelisasi, juga meningkatkan produksi extraseluler

matriks, growth factor, sitokinin dan angiotensisn.

Pada fase proliferasi fibroblast adalah merupakan elemen sintetik

utama dalam proses perbaikan dan berpera dalam prosuksi struktur protein

yang digunakan selama rekontruksi jaringan. Secara khusus fibroblast

menghasilkan sejumlah kolagen yang banyak. Fibroblast biasanya akan

tampak pada sekeliling luka, pada fase ini juga terjadi ngiogenesis yaitu

suatu proses dimana kapiler kapiler pembuluh darah yang baru tumbuh

atau pembentukan jaringan baru. Secara klinis akan tampak kemerahan

pada luka. Kemudian pada fase kontraksi luka, kontraksi disini adalah

berfungsi dalam memfasilitasi penutupan luka. Kontraksi adalah

merupakan peristiwa fisiologi yang menyebabkan terjadinya penutupan

luka pada luka terbuka. Kontraksi terjadi bersamaan dengan sintesis

kolagen. Hasil dari kontraksi akan tampak dimana ukuran luka akan

tampak semakin mengecil dan menyatu.

3. Fase Remodeling

Pada fase remondeling yaitu terdapat komponen matrik. Kolagen

yang berdeposit selama perbaikan untuk memudahkan perekatan pada

migrasi seluler dan menyokong jaringan. Serabut serabut kolagen

meningkat secara bertahap dan bertambah tebal kemudian disokong oleh

proteinase untuk perbaikan sepanjang garis luka. Kolagen menjadi unsur

yang utama pada matrik. Serabut kolagen menyebar dengan saling

terikat dan menyatu dan berangsur angsur menyokong pemulihan

jaringan. Remondeling kolagen selama pembentukan skar tergantung

pada sintesis dan katabolisme kolagen secara terus menerus(Suriadi,

2004).

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

12

Gambar I. fisiologi penyembuhan Luka(Suriadi, 2004

injury

Homeostatis, koagulasi, agregasi,

platelet

Inflamasi : Granulosites, macrophage,

pagositosis

Penyembuhan luka

Fibroblas

Peningkatan serabut kolagen

Remodeling, adanya lisis dan sintesis kolagen

Sintesis kolagen dan kontraksi

Epitelialisasi

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

13

D. Faktor-faktor Penyembuhan Luka

1. Usia Pasien

Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan

penyembuhan jaringan. Semakin tua usia maka jaringannya akan semakin

kurang lentur.

2. Nutrisi

Pada proses penyembuhan luka faktor nutrisi sangat penting. Pada

pasien yang mengalami penurunan tingkat diantaranya serum albumin,

total limposit dan transferin adalah merupakan resiko terhambatnya proses

penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka tidak hanya dipengaruhi

oleh protein saja, vitamin A, E, dan C juga mempengaruhi dalam proses

penyembuhan luka. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan

berkurangnya macrophag yang konsekuensinya rentan terhadap infeksi,

retardasi epitelialisasi, dan sistesis kolagen. Defisiensi vitamin E

berpengaruh terhadap produksi kolagen. Sedangkan defisiensi vitamin C

dapat menyebabkan kegagalan fibroblast untuk memproduksi kolagen,

mudahnya terjadi ruptur pada kapiler dan rentan terhadap infeksi.

3. Hipovolemia

Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan

menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.

4. Hematoma

Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara

bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat

bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi

tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka.

5. Perawatan Jaringan

Cedera dan lambatnya penyembuhan dapat terjadi karena perawatan

jaringan yang kasar.

6. Edema

Adanya edema dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen karena

adanya gerakan peningkatan tekanan interstisial pada pembuluh.

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.ump.ac.id/1976/3/Suci Nur Khikmatul Azizah BAB II.pdf · panjang lebih kurang 8 mm, lebar lebih kurang 5 mm, tebal lebih kurang 3 mm, ... Selain

14

7. Sirkulasi dan Oksigenasi

Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Saat

kondisi fisik lemah atau letih maka oksigenasi dan sirkulasi jaringan sel tidak

berjalan lancar. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak

yang memiliki sedikit pembuluh darah berpengaruh terhadap kelancaran

sirkulasi dan oksigenisasi jaringan sel.

8. Keadaan luka

Kedaan kusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas

penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu dengan cepat.

Pengujian Ekstrak Biji…, Suci Nur Khikmatul Azizah, Fakultas Farmasi UMP, 2015