bab ii mat.doc
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Matematika Penjumlahan
a. Definisi Matematika
1). Definisi Matematika
Matematika berasal dari bahasa Yunani ”Mathematikos” secara ilmu pasti
”Mathesis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan dedukatif, dimana
kesimpulan, tidak tertarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas
kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi
(Ensiklopedia Indonesia).
Menurut Prof. Robert M. Gagne seorang ahli Psikologi (1998) telah
menggunakan Matematika sebagai medium untuk menguji dan menggunakan
tuor belajar. Menurut Gagne bahwa dalam belajar Matematika ada dua objek
yaitu objek langsung belajar Matematika dan objek objek tidak langsung dari
belajar Matematika. Objek langsung meliputi fakta, operasi, konsep dan
prinsip, sedangkan objek tidak langsung mencakup kemampuan menyelidiki,
memecahkan masalah, disiplin diri, bersikap positif dan tahu bagaimana
semestinya belajar.
2). Ruang Lingkup
a). Matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan disekolah yaitu
matematika yang diajarkan di pendidikan dasar (SD). Matematika sekolah
tersebut terdiri atas bagian-bagian yang dipilih guna menumbuh
kembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi serta
berpandu pada perkembangan ilmu dan teknologi.
b). Penjumlahan adalah pengerjaan jumlah atau penjumlahan merupakan
pengerjaan hitung yang pertama kali dikenal anak-anak. Bukan saja
dikenal disekolah tetapi juga mungkin di masyarakat sebelum anak
mengenal sekolah. Hal demikan itu terjadi misalnya di ladang, di warung
dan di lapangan permainan. Untuk pertama kali memperoleh pengajaran
penjumlahan pada umumnya di kelas 1 SD.
3). Tujuan Pembelajaran Matematika
Tujuan pendidikan matematika di SD mengacu kepada fungsi matematika
serta kepada tujuan pendidikan nasional yang ada dalam (GBPP) Matematika
yang meliputi :
a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan di dalam
kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang
b. Mempersiapkan siswa agar daat menggunakan Matematika dan pola pikir
Matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan. Kedua tujuan tersebut diatas memberikan
penekanan pada :
1. Penataan nalar dan pembentukan sikap siswa
2. Memberikan penekanan pada ketrampilan dalam penerapan
Matematika
b. Hakekat Belajar
Menurut Skinner berpandangan bahwa belajar ada belajar adalah seperangkat
suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan
sebaliknya, bila tidak belajar responnya menjadi menurun. Sedangkan menurut
Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru (Dimyati,
2002 : 10). Sedangkan menurut kamus umum Bahasa Indonesia belajar diartikan
berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian (Purwadarminto : 109).
Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar
mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah
pelajaran Matematika.
1).Proses Belajar
a). Anak belajar dari pengalaman sebelum anak mengenal sekolah
b). Anak belajar untuk dapat menentukan dan memecahkan masalah sendiri
c). Didalam belajar anak tidak hanya menghafal saja
Jadi taraf berfikirnya masih konkret, oleh karena itu pengajaran akan lebih
dipahami bila diberikan dengan menggunakan benda-benda konkret atau alat
peraga dan ada 4 pendekatan untuk menerangkan penjumlahan yaitu :
a. Penjumlahan melalui kumpulan
b. Penjumlahan melalui pengukuran
c. Penjumlahan melalui mesin fungsi
d. Penjumlahan dengan cara bersusun panjang dan bersusun pendek
2). Tujuan Pembelajaran Matematika
Sejalan dengan tujuan yang ada pada GBPP Matematika SD (1994) pada
dasarnya pembelajaran Matematika bertujuan :
a. Menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari
b. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui
kegiatan matematika
c. Memiliki pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut
d. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin
3). Sasaran Pembelajaran Matematika
a. Pembentukan ketrampilan menerapkan matematika dalam kehidupan
sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu lain
b. Penataan nalar yang logis dan rasional
c. Pembentukan sikap kritis, cermat dan jujur
4). Pentingnya Lingkungan Belajar
a. Dalam pembelajaran siswa dipusatkan untuk belajar yang lebih efektif
b. Guru memberi pengarahan pada siswa untuk bisa mengunakan pengetahuan
yang diperolehnya
c. Memusatkan perhatian anak pada alat peraga yang digunakan
c. Hasil Belajar
Hasil belajar sama artinya dengan prestasi belajar. Prestasi belajar berasal dari
kata ”prestasi” dan ”belajar”. Prestasi berarti hasil yang telah dicapai
(Depdikbud, 1995 : 787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu (Depdikbud, 1995 : 14). Jadi prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai angka yang diberikan. Menurut
pendapat Romizoswki (1982) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat
menunjukkan hasil belajar yaitu :
1). Ketrampilan kognitif yang berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan
memecahkan masalah dan berfikir logis
2). Kemampuan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan
kegiatan persepsual
3). Ketrampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan dan self
control
4). Ketrampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan
d. Hasil Belajar Matematika pada penjumlahan
Berdasarkan Peraturan Mentreri No : 22 Tahun 2006 tentang standar isi yang
disusun oleh BSNP yang berisi pokok-pokok pembelajaran. Dengan ini
diharapkan siswa menjadi kreatif, tangguh, mandiri dan berkembang secara
bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Guru menyajikan materi secara sistematis sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa pada tiap kelas di sekolah dasar.
2. Penggunaan Alat Peraga Manik-Manik (Dekak-Dekak) Dalam Pembelajaran
Matematika
Macam-macam alat peraga dan kriteria pemakaian alat peraga (Sukamto : 1993) :
a. Macam-macam alat peraga
Ditinjau dari wujudnya alat peraga matematika dapat dikelompokkan menjadi :
1). Alat peraga benda asli adalah benda asli yang digunakan sebagai alat peraga
seperti : buah, bola, pohon, kubus dari kayu
2). Alat peraga tiruan adalah adalah benda bukan asli yang digunakan sebagai alat
peraga seperti gambar, tiruan jantung manusia dari balon dan selang plastik
b. Sifat-sifat alat peraga
Dasar proses belajar adalah pengalaman dan proses belajar yang efektif serta
permanen diperoleh dari pengalaman yang bersifat konkret dan langsung. Namun
pengalaman yang demikian tidak selalu dapat diberikan kepada siswa, harus
dirancang sedemikian rupa untuk dapat memilih pengganti pengalaman dengan
media pembelajaran temasuk didalamnya adalah penyajian proses pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga.
c. Syarat dan kriteria alat peraga
Menurut E.T Rusefensi beberapa persyaratan alat peraga antara lain :
1. Tahan lama
2. Bentuk dan warnanya menarik
3. Sederhana dan mudah dikelola
4. Ukurannya sesuai
5. Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar atau
diagram
6. Sesuai dengan konsep matematika
7. Dapat memperjelas konsep matematika kadang bukan sebaiknya
8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak
bagi siswa
9. Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga
10. Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat/banyak
d. Kriteria mengunakan alat peraga
1. Tujuan (obyektif)
Pemilihan kriteria alat peraga yang tepat dapat mempengaruhi tujuan
pengajaran yang akan dicapai apakah alat peraga tersebut mampu
meningkatkan domain, cognitif, psikomotor yang merupakan tujuan dari
sebuah pembelajaran.
2. Materi pelajaran
Alat peraga biasanya dipakai untuk membantu siswa daam memahami sebuah
konsep dasar dalam materi pembelajaran matematika sehingga memudahkan
siswa dalam pemahaman materi dalam ruang lingkup dan kesukaran yang
lebih tinggi. Peragaan untuk konsep dasar digunakan untuk mempermudah
konsep selanjutnya.
3. Strategi belajar mengajar
Dengan menggunakan alat peraga maka akan mempermudah guru didalam
menerapkan strategi pengajaran dalam metode penemuan ataupun permainan.
4. Kondisi
Media alat peraga membantu guru pada kondisi-kondisi tertentu misalnya saja
pada kondisi kelas yang penuh dengan siswa sehingga diperlukan pengeras
suara untuk mempermudah guru agar dapat didengar oleh siswanya saat
menjelaskan materi.
5. Siswa
Pemilihan alt peraga disesuaikan dengan apa yang disukai oleh anak-anak
misalnya saja alat peraga yang berupa permainan namun hal tersebut tentunya
tidak lepas dari tujuan pebelajaran.
e. Hakekat Matematika
Pemakaian alat peraga dalam proses pembelajaran akan
mengkomunikasikan gagasan yang bersifat konkret, disamping juga membantu
siswa mengintegrasikan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Dengan demikian
diharapkan alat peraga dapat memperlancar proses belajar siswa serta
mempercepat dan memperkuat daya ingat didalam diri siswa.
Selain itu alat peraga diharapkan menarik perhatian dan membangkitkan
minat serta motivasi siswa dalam belajar. Dengan demikian pemakaian alat
peraga akan sangat mempengaruhi keefektifan proses pembelajaran yang
diberikan kepada siswa-siswa. Unsur metode dan alat juga merupakan unsur yang
tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik
untuk mengantarkan bahan pengajaran agar sampai kepada tujuan.
Sifat-sifat atau fungsi alat peraga adalah sebagai berkut :
a. Membantu meningkatkan persepsi
b. Membantu meningkatkan transfer belajar
c. Membantu meningkatkan pemahaman
d. Memberikan penguatan atau pengetahuan tentang hasil yang diperoleh
B. Kerangka berfikir
Pada pembelajaran kondisi awal guru terbiasa menggunakan metode
ceramah dan tugas saja. Guru belum memanfaatkan alat peraga manik-manik/dekak-
dekak sehingga menjadikan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan penjumlahan
hasilnya masih rendah.
Dengan memanfaatkan alat peraga manik-manik/dekak-dekak didalam
proses pembelajaran pada siklus 1, guru membagi siswa menjadi 2 kelompok besar,
masing-masing kelompok terdiri dari 8 siswa dan 7 siswa dengan jumlah siswa 15.
Pada siklus 2 siswa dibagi menjadi 5 kelompok kecil, masing-masing kelompok
terdiri dari 3 siswa.
Dalam proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat peraga
manik-manik/dekak-dekak tentang penjumlahan, diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar Matematika bagi siswa kelas 1 SDN Kamolan 2 pada semester 2 tahun
2009/2010.
Gambar 1Kerangka Berfikir Dalam Kegiatan Proses Pembelajaran
Melalui Penggunaan Alat Peraga Manik-Manik Tentang PenjumlahanBagi Siswa SD Kamolan 2 Pada Semester 2 Tahun 2009/2010
Kondisi Awal
Guru :Belum menggunakan
alat peraga dalam pembelajaran
SiswaHasil belajar tentang penjumlahan rendah
TindakanMenggunakan alat
peraga manik-manik dalam pembelajaran
Matematika
Siklus 1Menggunakan alat peraga
manik-manik dalam pembelajaran Matematika
secara kelompok besar (tiap kelompok terdiri 5
siswa)
KondisiAkhir
Diduga melalui penggunaan alat peraga manik-manik dapat meningkatkan hasil
belajar Matematika tentang penjumlahan bagi siswa kelas 1 SDN Kamolan 2
Blora pada semester 2 tahun 2009/2010
Siklus 2Menggunakan alat peraga
manik-manik dalam pembelajaran Matematika
secara kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari
3 siswa