bab ii baru.docx

Upload: amalia-cahya

Post on 09-Oct-2015

75 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    1/36

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.

    STRUKTUR DAN FUNGSI KARBOHIDRAT

    Karbohidrat tersusun atas monomer-monomer. Berdasarkan jumlah

    monomer penyusunnya, karbohidrat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu

    monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida.

    MONOSAKARIDA

    Monosakarida adalah senyawa karbohidrat yang memiliki tiga sampai

    sembilan atom karbon. Berdasarkan gugus fungsi utamanya, monosakarida dibagi

    menjadi dua yaitu aldosa dan ketosa. Aldosa mengandung gugus aldehida

    (RCHO), sedangkan ketosa mengandung gugus keton (RCOR).

    Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon yang

    dimilikinya. Monosakarida yang paling sederhana adalah triosa, yang

    mengandung tiga atom karbon. Contohnya adalah gliseraldehida (suatu aldosa)

    dan dihidroksiaseton (suatu ketosa).

    Gliseraldehida Dihidroksiaseton

    (suatu aldosa) (suatu ketosa)

    Gambar 1.Dua jenis triosa.

    Monosakarida yang mengandung empat atom karbon disebut tetrosa,

    mengandung lima atom karbon disebut pentosa, mengandung enam atom karbon

    disebut heksosa, dan seterusnya. Masing-masing monosakarida tersebut berada

    dalam dua kelompok. Contohnya, aldotetrosa dan ketotetrosa, aldopentosa dan

    ketopentosa, aldoheksosa dan ketoheksosa, dan sebagainya. D-glukosa (suatu

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    2/36

    4

    aldoheksosa) dan D-fruktosa (suatu ketoheksosa) adalah golongan heksosa yang

    benyak terdapat di alam.

    D- glukosa D-fruktosa(Aldoheksosa) (Ketoheksosa)

    Gambar 2.Golongan heksosa yang banyak terdapat di alam.

    Semua monosakarida, kecuali dihidroksiaseton memiliki atom karbon kiral

    sehingga diperlukan metode untuk menggambarkan karbohidrat secara

    stereokimia. Metode paling umum yang digunakan untuk menggambarkan atom

    karbon kiral pada bidang datar adalah proyeksi Fischer. Dalam proyeksi Fischer,

    atom karbon tetrahedral digambarkan sebagai dua garis bersilang dimana garis

    horizontal mengarah ke atas bidang (mendekati pembaca) dan garis vertikal

    mengarah ke bawah bidang (menjauhi pembaca). Contohnya proyeksi Fischer

    untuk D-gliseraldehida adalah sebagai berikut.

    Gambar 3.Proyeksi Fischer D-gliseraldehida.

    Proyeksi Fischer dapat digunakan untuk menggambarkan lebih dari satu

    atom karbon kiral dalam sebuah molekul, dengan ketentuan bahwa atom karbon

    karbonil selalu ditempatkan di atas (aldosa) atau dekat dengan atom karbon paling

    atas (ketosa).

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    3/36

    5

    D-glukosa D-fruktosa

    Gambar 4.Proyeksi Fischer D-glukosa dan D-fruktosa.

    Adanya atom karbon kiral (atom karbon asimetrik) pada monosakaridamenyebabkan monosakarida bersifat optik aktif. Gliseraldehida, yang merupakan

    monomer paling sederhana, mempunyai sebuah atom karbon kiral sehingga

    memiliki dua isomer yang disebut enansiomer (bentuk yang satu merupakan

    bayangan cermin bentuk yang lain).

    Gambar 5.Pasangan enansiomer gliseraldehida.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    4/36

    6

    Masing-masing enansiomer gliseraldehida memiliki konfigurasi D dan L.

    Akan tetapi, hanya gliseraldehida dengan konfigurasi D (dextrorotatory, putar

    kanan) yang terdapat di alam, sementara gliseralehida dengan konfigurasi L

    (levorotatory, putar kiri) tidak terdapat di alam. D-gliseraldehida apabila

    ditempatkan dalam polarimeter akan memutar bidang cahaya terpolarisasi ke arah

    kanan (searah jarum jam), dan diberi notasi (+), sehingga dapat ditulis D-(+)-

    gliseraldehida. Sebaliknya, enansiomer yang tidak terdapat di alam (L-

    gliseraldehida) akan memutar bidang cahaya polarisasi ke arah kiri (berlawanan

    arah jarum jam), dan diberi notasi (-), sehingga dapat ditulis L-(-)-gliseraldehida.

    Hampir semua monosakarida disintesis di alam sehingga monosakarida-

    monosakarida tersebut memiliki stereokimia yang sama dengan D-gliseraldehida

    pada atom karbon kiral yang paling jauh dari gugus karbonil. Dalam proyeksi

    Fischer, semua gula yang mempunyai gugus hidroksil pada atom karbon kiral

    paling bawah terletak di kanan disebut dengan gula D.

    D-gliseraldehida D-treosa D-ribulosa D-xilosa

    Gambar 6.Contoh gula D.

    Sebaliknya, semua gula L memiliki gugus hidroksil pada atom karbon

    kiral paling bawah terletak di sebelah kiri dalam proyeksi Fischer. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa gula L adalah bayangan cermin dari gula D.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    5/36

    7

    L-gliseraldehida L-treosa L-ribulosa L-xilosa

    Gambar 7.Contoh gula L.

    D-treosa L-treosa

    Gambar 8.Gula D adalah bayangan cermin gula L.

    Notasi D dan L tidak berhubungan dengan arah putar bidang cahaya

    terpolarisasi. Suatu gula D mungkin memutar bidang cahaya terpolarisasi ke

    kanan atau ke kiri. Awalan D hanya menunjukkan stereokomia atom karbon kiral

    paling bawah (gugus OH terletak di kanan jika digambarkan dengan proyeksi

    Fischer). Contohnya D-gliseraldehida memutar bidang cahaya terpolarisasi ke

    kanan (dextrorotatory) sedangkan D-asam laktat memutar bidang cahaya

    terpolarisasi ke kiri (levorotatory).

    D-(+)-gliseraldehida D-(-)-asam laktat

    Gambar 9.D-gliseraldehida adalah dextrorotatorydan D-asam laktat adalah levorotatory.

    Apabila dua gula berbeda hanya dalam konfigurasi disekitar satu atom

    karbon spesifik, senyawa-senyawa tersebut dinamakan epimer. D-glukosa dan D-

    HHO

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    6/36

    8

    manosa adalah epimer jika dilihat dari atom karbon nomor 2. D-glukosa dan D-

    galaktosa adalah epimer jika dilihat dari atom karbon nomor 4.

    D-manosa D-glukosa D-galaktosa

    (Epimer pada C-2) (Epimer pada C-4)

    Gambar 12.Dua epimer D-glukosa.

    Monosakarida dengan lima atau lebih atom karbon biasanya berbentuk

    siklik dalam larutan, dengan gugus karbonil yang membentuk ikatan kovalen

    dengan salah satu gugus hidroksil pada rantai. Hal disebabkan adanya reaksi adisi

    intramolekuler yang terjadi apabila alkohol bereaksi dengan aldehida atau keton

    yang berada dalam satu molekul. Reaksi ini akan membentuk senyawa turunan

    yang disebut hemiasetal atau hemiketal, yang mengandung satu atom karbon

    asimetrik, sehingga dapat berada dalam dua bentuk stereoisomer. Contohnya, D-

    glukosa dalam larutan adalah hemiasetal intra molekul, dengan gugus hidroksil

    bebas pada atom C5 bereaksi dengan atom C1 aldehida, menyebabkan senyawa

    tersebut bersifat asimetri dan menghasilkan dua stereoisomer berbeda yang

    disebut dan .Struktur cincin yang beranggotakan 6 atom karbon disebut

    piranosa, karena senyawa ini menyerupai senyawa cincin dengan 6 anggota yang

    disebut piran. Nama sistematis dari dua bentuk cincin D-glukosa adalah -D-glukopiranosa dan -D-glukopiranosa. Bentuk isomer dari monosakarida yang

    hanya berbeda pada konfigurasi atom karbon hemiasetal atau hemiketal disebut

    anomer. Atom karbon hemiasetal (atau atom karbon karbonil) disebut karbon

    anomerik.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    7/36

    9

    Gambar 13.Reaksi pembentukan hemiasetal dan hemiketal.

    Gambar 14.Pembentukan -D-glukopiranosa dan -D-glukopiranosa.

    Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa perbedaan struktur

    antara anomer -D-glukopiranosa dan -D-glukopiranosa terletak pada posisi

    gugus OH pada atom karbon anomerik (C1). Gugus OH pada -D-

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    8/36

    10

    glukopiranosa berkedudukan trans terhadap gugus CH2OH, sedangkan gugus

    OH pada -D-glukopiranosa berkedudukan cis terhadap gugus CH2OH.

    Anomer -D-glukopiranosa murni mempunyai rotasi spesifik =

    +112,2, sedangkan anomer -D-glukopiranosa murni mempunyai rotasi spesifik

    = +18,7. Jika salah satu anomer dilarutkan dalam air, rotasi spesifiknya

    secara perlahan-lahan berubah dan mencapai nilai stabil +52,7. Rotasi spesifik

    anomer alfa akan berkurang dari +112,2menjadi +52,7, dan rotasi spesifik

    anomer beta bertambah dari +18,7menjadi +52,7. Fenomena ini disebut

    mutarotasi, yaitu perubahan secara lambat anomer-anomer murni ke dalam

    campuran kesetimbangan. Setelah mencapai kesetimbangan, larutan D-

    glukopiranosa dalam air kira-kira mengandung dua per tiga -D-glukopiranosa,

    sepertiga -D-glukopiranosa, dan sejumlah kecil senyawa berantai lurus.

    Aldoheksosa juga terdapat dalam bentuk cincin dengan 5 atom karbon

    yang disebut furanosa, karena senyawa ini menyerupai senyawa cincin dengan 5

    anggota yang disebut furan. Akan tetapi, cincin aldopiranosa dengan 6 atom

    karbon lebih stabil dibandingkan cincin aldofuranosa, dan merupakan bentuk

    utama dalam larutan aldoheksosa. Hanya aldosa yang memiliki 5 atau 6 atom

    karbon yang dapat membentuk cincin piranosa.

    Ketoheksosa juga terdapat dalam bentuk anomer dan . Pada senyawa

    ini, gugus hidroksil pada atom C5 bereaksi dengan gugus karbonil pada atom C2,

    membentuk cincin furanosa dengan 5 atom karbon, yang mengandung satu ikatan

    hemiketal. Senyawa D-fruktosa membentuk dua furanosa yang berbeda, dengan

    anomer yang lebih umum adalah -D-fruktofuranosa.

    Proyeksi Haworth biasanya digunakan untuk menunjukkan stereokimia

    yang ada pada cincin monosakarida. Dalam proyeksi Haworth cincin hemiasetal

    digambarkan berbentuk datar dengan bagian depan tebal dan atom oksigen

    diletakkan di bagian kanan atas.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    9/36

    11

    Gambar 15.Rumus proyeksi Haworth bentuk piranosa dan furanosa.

    Apabila proyeksi Fischer diubah menjadi proyeksi Haworth, maka gugus

    hidroksil yang ada di kanan pada proyeksi Fischer digambarkan di bawah pada

    proyeksi Haworth. Sebaliknya, gugus hidroksil yang ada di sebelah kiri

    digambarkan di atas. Dalam gula D, gugus CH2OH ujung selalu digambarkan di

    atas, sedangkan dalam gula L, gugus CH2OH ujung digambarkan di bawah.

    Gambar 16.Perubahan proyeksi Fischer menjadi proyeksi Haworth.

    Proyeksi Haworth tidak menggambarkan cincin piranosa yang

    sesungguhnya. Seperti cincin sikloheksana, cincin piranosa yang sesungguhnya

    mempunyai bentuk geometri seperti kursi dengan subtituen-subtituen aksial dan

    ekuatorial. Subtituen yang mengarah ke atas dalam proyeksi Haworth juga

    mengarah ke atas pada konformasi kursi, sedangkan subtituen yang mengarah ke

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    10/36

    12

    bawah dalam proyeksi Haworth juga menagarah ke bawah pada konformasi kursi.

    Proyeksi Haworth dapat diubah menjadi konformasi kursi dengan tiga langkah.

    1)

    Gambarkan proyeksi Haworth dengan atom oksigen terletak di kanan atas.

    2)

    Atom karbon paling kiri (C4) dilekukkan ke atas bidang cincin.

    3) Atom karbon paling kanan (C1) dilekukkan ke bawah bidang cincin.

    Gambar 17.Perubahan proyeksi Haworth menjadi konformasi kursi.

    Dalam -D-glukopiranosa, semua subtituen berposisi ekuatorial, sehingga

    memiliki halangan sterik yang paling kecil dan merupakan aldoheksosa yang

    paling stabil.

    Monosakarida dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti ion

    ferri (Fe3+

    ) atau ion kupri (Cu2+

    ). Pada reaksi oksidasi, karbon yang terdapat pada

    gugus karbonil akan teroksidasi menjadi gugus karboksil. Glukosa atau gula lain

    yang dapat mereduksi ion ferri dan ion kupri disebut gula pereduksi. Reaksi di

    bawah ini adalah contoh identifikasi gula pereduksi menggunakan pereaksi

    Fehling. Dengan menghitung jumlah agen pengoksidasi yang tereduksi oleh suatu

    larutan gula, dapat diperkirakan konsentrasi dari larutan gula tersebut. Dengan

    cara ini, kandungan gula pada darah dan air seni dapat dianalisis dan digunakan

    sebagai diagosa penyakit diabetes mellitus. Penderita penyakit diabetes mellitus

    -D-glukopiranosa

    -D-glukopiranosa

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    11/36

    13

    memiliki kadar gula darah yang tinggi dan pengeluaran gula pada air seni yang

    berlebihan.

    -D-glukosa D-glukosa (linear) D-glukonat

    Gambar 18.Reaksi identifikasi gula pereduksi dengan pereaksi Fehling.

    OLIGOSAKARIDA

    Oligosakarida adalah karbohidrat yang tersusun atas beberapa molekul

    monosakarida. Oligosakarida yang banyak terdapat di alam adalah disakarida,

    yang terdiri dari dua unit monosakarida. Disakarida terdiri dari dua monosakarida

    yang dihubungkan oleh ikatan kovalen yang disebut ikatan glikosida. Ikatan

    glikosida terbentuk jika gugus hidroksil pada salah satu ujung gula bereaksi

    dengan karbon anomer pada gula kedua. Ikatan glikosida dapat terhidrolisis oleh

    asam, tetapi tahan terhadap basa. Jadi, disakarida dapat dihidrolisis menjadi

    komponen monosakarida penyusunnya dengan pemanasan menggunakan asam

    encer. Contoh disakarida yang banyak terdapat di alam adalah sukrosa, laktosa,

    dan maltosa.

    Maltosa

    Maltosa adalah disakarida paling sederhana yang terdiri dari dua residu

    D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosida yang terbentuk antara karbon

    1 (karbon anomer) dari residu glukosa pertama dan atom karbon 4 dari glukosa

    yang kedua. Konfigurasi atom karbon anomer dalam ikatan glikosida diantara

    kedua residu D-glukosa berada dalam bentuk , dan ikatan ini dilambangkan

    dengan (14).Unit monosakarida yang mengandung karbon anomer

    ditunjukkan oleh nomor pertama. Maltosa adalah gula pereduksi karena atom

    karbon anomerik pada gula sebelah kanan adalah bagian dari hemiasetal yang

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    12/36

    14

    berkesetimbangan dengan rantai terbuka, sehingga dapat mereduksi senyawa

    pengoksidasi. Maltosa dapat dihidrolisis menjadi dua molekul D-glukosa oleh

    enzim maltosa yang bersifat spesifik bagi ikatan (14)yang terbentuk.

    Gambar 19.Pembentukan maltosa.

    Laktosa

    Laktosa adalah disakarida yang terdapat dalam air susu manusia dan sapi.

    Laktosa tersusun atas dua monosakarida yang berbeda, yaitu D-glukosa dan D-

    galaktosa. Kedua residu ini dihubungkan oleh ikatan (14)yang terbentuk

    antara karbon 1 dari galaktosa dan karbon 4 dari glukosa. Laktosa bersifat sebagai

    gula pereduksi karena masih memiliki karbon anomerik bebas pada gula sebelah

    kanan sehingga dapat mereduksi senyawa pengoksidasi.

    Gambar 20.Laktosa.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    13/36

    15

    Sukrosa

    Sukrosa adalah disakarida yang tersusun atas D-glukosa dan D-fruktosa.

    Sukrosa tidak mengandung karbon anomerik bebas karena karbon anomerik dari

    kedua monosakarida ini berikatan satu sama lain untuk membentuk ikatan

    glikosida, sehingga sukrosa bukan termasuk gula pereduksi.

    Gambar 21.Sukrosa.

    POLISAKARIDA

    Polisakarida adalah karbohidrat yang tersusun oleh lebih dari 20 unitmonosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Berdasarkan jenis

    monomer penyusunnya, polisakarida terbagi menjadi dua yaitu homopolisakarida

    dan heteropolisakarida. Homopolisakarida adalah polisakarida yang tersusun atas

    satu jenis monomer, sedangkan heteropolisakarida adalah polisakarida yang

    tersusun atas dua atau lebih monomer yang berbeda. Contoh homopolisakarida

    adalah pati, yang terdiri dari unit-unit D-glukosa. Contoh heteropolimer adalah

    asam hialuronat yang mengandung dua jenis gula dengan posisi yang berselang-

    seling.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    14/36

    16

    Homopolisakarida Heteropolisakarida

    Gambar 21.Homopolisakarida dan heteropolisakarida.

    Selulosa

    Selulosa merupakan bahan utama pembentuk dinding sel pada tumbuhan.

    Selulosa tersusun atas unit-unit D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan

    glikosida (14). Ikatan (14) pada selulosa tidak dapat dihidrolisis oleh

    enzim yang keluar dari saluran usus vertebrata. Oleh karena itu, unit D-glukosa

    yang terkandung dalam selulosa tidak dapat dimanfaatkan sebagai makanan oleh

    hampir semua organisme tingkat tinggi. Rayap adalah serangga yang dapat

    mencerna selulosa. Hal ini disebabkan usus rayap mengandung suatu organisme

    parasit, Trichonympha, yang menghasilkan selulase. Selulase adalah suatu enzim

    yang dapat menghidrolisis selulosa sehingga rayap dapat mencerna kayu. Enzim

    selulsae juga diproduksi oleh jamur dan bakteri pembusuk pada kayu.

    Hewan ruminansia seperti sapi, kambing, dan kerbau dapat mencerna

    selulosa dengan cara tidak langsung. Hal ini terjadi karena adanya

    mikroorganisme yang hidup dalam perut hewan ruminansia yang mampu

    menghasilkan selulase. Selulase ini dapat memecah selulosa menjadi D-glukosa

    yang selanjutnya akan difermentasi menjasi asam lemak berantai pendek, CO2,

    dan CH4. Asam lemak yang dihasilkan dipergunakan sebagai bahan bakar. CO2

    dan CH4akan dibebaskan sebagai letusan-letusan yang merupakan proses

    refleks berkesinambungan yang hampir tidak terlihat dan serupa dengan proses

    bersendawa. Selanjutnya, mikroorganisme ini akan dicerna oleh enzim yang

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    15/36

    17

    disekresikan oleh dinding pluit, menghasilkan asam amino, gula, dan produk

    hidrolisis lain yang berfungsi sebagai nutrisi pada hewan ruminansia.

    Gambar 23.Selulosa.

    Pati

    Pati merupakan polimer glukosa yang terdapat dalam jumlah besar pada

    golongan umbi-umbian seperti kentang dan ubi, atau dalam biji-bijian seperti

    jagung. Pati mengandung dua jenis polimer glukosa yaitu amilosa dan

    amilopektin. Amilosa terdiri dari unit-unit D-glukosa yang panjang, tidak

    bercabang, dan dihubungkan oleh ikatan (14). Sedangkan amilopektin terdiri

    dari unit-unit D-glukosa yang panjang, bercabang, dan dihubungkan oleh ikatan

    (14). Struktur amilopektin lebih kompleks dari amilosa karena amilopektin

    memiliki percabangan (16) pada sekitar setiap 25 unit glukosa. Molekul

    amilosa tersusun atas sekitar 250 unit glukosa sedangkan amilopektin tersusun

    atas 1000 unit glukosa atau lebih.

    Gambar 24.Amilosa.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    16/36

    18

    Gambar 24.Amilopektin.

    Glikogen

    Glikogen adalah sumber polisakarida utama yang berfungsi sebagai

    penyimpan gula pada hewan. Struktur glikogen mirip dengan amilopektin, yaitu

    polisakarida bercabang dari D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan (14)

    dengan percabangan (16). Perbedaan antara glikogen dan amilopektin adalah

    glikogen mempunyai percabangan lebih banyak dari percabangan pada

    amilopektin dan strukturnya lebih kompak. Glikogen terdapat di dalam hati dan

    otot kerangka.

    Gambar 25.Glikogen.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    17/36

    19

    Gambar 26.Percabangan glikogen lebih banyak dari amilopektin.

    Kitin

    Kitin adalah polisakarida struktural yang menyusun eksoskeleton (kulit liat

    yang tidak larut) dari udang, kepiting, dan banyak insekta. Kitin merupakan

    polisakarida linear yang mengandung N-asetil-D-glukosamin yang dihubungkan

    dengan ikatan (14). Kerangka kitin kulit udang dan kepiting diperkeras oleh

    kalsium karbonat.

    Gambar 27.Kitin.

    B. STUKTUR DAN FUNGSI LIPID

    Berdasarkan kerangka utamanya, lipida dikelompokkan menjadi dua

    golongan yaitu lipida kompleks dan lipida sederhana.

    LIPIDA KOMPLEKS

    Lipida kompleks adalah lipida yang mengandung asam lemak dan mudah

    terhidrolisis menjadi zat-zat penyusunnya yang lebih sederhana. Contoh lipida

    kompleks adalah asilgliserida, fosfogliserida, spingolipida, dan malam.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    18/36

    20

    Triasilgliserida

    Gliserida adalah ester yang terbentuk dari gliserol dan asam lemak.

    Apabila satu gugus OH dalam rumus struktur gliserol diesterkan, disebut

    monogliserida, apabila dua atau tiga gugus OH yang diesterkan disebut

    digliserida dan trigliserida. Senyawa trigliserida lebih sering dinamakan

    triasilgliserida.

    Triasilgliserida merupakan jenis lipid yang banyak dijumpai di alam.

    Triasilgliserida berfungsi sebagai cadangan makanan pada hewan dan tumbuhan.

    Apabila triasilglierida pada suhu kamar berwujud padat disebut lemak, dan

    apabila berwujud cair disebut minyak. Contoh minyak adalah minyak kacang

    tanah, minyak kedelai, dan minyak jagung. Sedangkan contoh lemak adalah

    lemak babi dan mentega.

    Triasilgliserida merupakan campuran yang kompleks. Beberapa

    diantaranya mengandung tiga asam lemak yang identik, tetapi umumnya

    mengandung asam lemak yang berbeda. Triasilgliserida memiliki karakter

    hidrofobik yang sangat dominan karena mengandung rantai hidrokarbon yang

    panjang, sedngkan gugus esternya yang bersifat polar terkubur di dalam

    lingkungan yang ninpolar. Oleh karena itu lemak atau minyak tidak dapat larut

    dalam air.

    Gambar 28.Triasilgliserida.

    Hidrolisis minyak dan lemak akan menghasilkan asam lemak dan gliserol.

    Persamaan reaksi hidrolisis yang terjadi adalah sebagai berikut.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    19/36

    21

    Triasilgliserida Asam lemak Gliserol

    Gambar 29.Hidrolisis triasilgliserida menghasilkan asam lemak dan gliserol.

    Asam lemak adalah senyawa yang memiliki struktur berupa hidrokarbonberantai panjang dengan satu terminal karboksilat. Terdapat perbedaan antara satu

    asam lemak dengan asam lemak lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan panjang

    rantai hidrokarbon dan jumlah serta posisi ikatan rangkapnya.

    Gambar 30.Struktur asam lemak jenuh (asam stearat) dan asam lemak tak jenuh (asam oleat) .

    Terdapat dua jenis rantai hidrokarbon dalam asam lemak, yaitu rantai

    hidrokarbon jenuh dan tak jenuh (mengandung ikatan rangkap). Asam lemak

    diberi simbol dengan notasi yang menunjukkan panjang rantai karbon, jumlah,

    posisi dan konfigurasi ikatan rangkapnya. Misal, asam stearat diberi simbol 18:0,

    sedangkan asam oleat diberi simbol 18:19. Asam lemak di alam memiliki

    beberapa ciri khas, yaitu:

    1. Jumlah atom karbon umumnya genap.

    2. Rantai hidrokarbonnya tidak bercabang.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    20/36

    22

    3. Sebagian besar ikatan antara CC berupa ikatan tunggal, beberapa ada

    yang memiliki satu, dua, atau tiga ikatan rangkap.

    4.

    Semua ikatan rangkap pada asam lemak tak jenuh memiliki konformasi cis.

    5.

    Ikatan rangkap yang berjumlah lebih dari satu tidak berada pada posisi

    terkonjugasi.

    Tabel 1.Beberapa asam lemak yang terdapat di alam.

    Nama

    Sistematik

    Nama

    UmumSimbol Struktur

    Titik

    Leleh

    (C)

    Asam Lemak JenuhAsam n-

    Dodekanoat

    Asam

    Laurat

    12:0 CH3(CH2)10COOH 44,2

    Asam n-

    Tetradekanoat

    Asam

    Miristat

    14:0 CH3(CH2)12COOH 53,9

    Asam n-

    Heksadekanoat

    Asam

    Palmitat

    16:0 CH3(CH2)14COOH 63,1

    Asam n-

    Oktadekanoat

    Asam

    Stearat

    18:0 CH3(CH2)16COOH 69,6

    Asam n-

    Eikosanoat

    Asam

    Arakhidat

    20:0 CH3(CH2)18COOH 76,5

    Asam n-

    Tetrakosanoat

    Asam

    Lignoserat

    24:0 CH3(CH2)22COOH 86,0

    Asam Lemak Tak Jenuh

    Asam cis-9-

    Heksadekanoat

    Asam

    Palmitoleat

    16:19

    CH3(CH2)5CH=

    CH(CH2)7COOH

    -0,5

    Asam cis-9-

    Oktadekanoat

    Asam Oleat 18:1 CH3(CH2)7CH=

    CH(CH2)7COOH

    13,4

    Asam cis-,cis-

    9,12-

    Oktadekadienoat

    Asam

    Linoleat

    18:1 , CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=

    CH(CH2)7COOH

    -5

    Asamcis-,cis- Asam 18:1

    , ,

    CH3CH2CH=CHCH2CH= -11

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    21/36

    23

    ,cis-9,12,15-

    Oktadekatrienoat

    Linolenat CHCH2CH=CH(CH2)7COOH

    Asamcis-,cis-

    ,cis-,cis-

    5,8,11,14-

    Eikosatetraenoat

    Asam

    Arakhidonat

    20:1 , , , CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=

    CHCH2CH=CHCH2CH=CH(CH2)3COOH

    -49,5

    Asam lemak jenuh berwujud padat pada suhu ruang karena struktur rantai

    alifatiknya teratur sehingga molekul asam lemak jenuh dapat disusun dengan

    rapat. Adanya susunan rapat dan teratur menyebabkan interaksi van der Waals

    dapat terjadi di sepanjang rantai. Akibatnya, diperlukan energi yang cukup tinggi

    untuk melelehkan asam lemak jenuh.

    Gambar 31.Susunan molekul asam lemak jenuh.

    Asam lemak tak jenuh berwujud cair pada suhu ruang karena struktur

    rantai alifatiknya yang tidak beraturan sehingga molekul asam lemak tak jenuh

    tidak dapat disusun dengan rapat. Hal ini menyebabkan rendahnya interaksi Van

    der Waals yang terjadi dan berakibat pada rendahnya energi yang diperlukan

    untuk melelehkan asam lemak tak jenuh.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    22/36

    24

    Gambar 32.Susunan molekul asam lemak tak jenuh.

    Sifat fisik asam lemak penyusun triasilgliserida menentukan sifat fisik

    suatu triasilgliserida. Lemak hewan pada umumnya berwujud padat karena

    mengandung banyak asam lemak jenuh, sedangkan minyak dari tumbuhan

    berwujud cair karena mengandung banyak asam lemak tak jenuh. Beberapa asam

    lemak tak jenuh seperti asam linoleat dan asam linolenat disebut asam lemak

    esensial karena tidak dapat disintesis di dalam tubuh, sehingga harus disuplai dari

    asupan makanan.

    Titik leleh triasilgliserida ditentukan oleh komposisi asam lemaknya.

    Semakin panjang rantai dan semakin banyak kandungan asam lemak jenuhnya,

    titik leleh semakin tinggi. Triasilgliserol tidak dapat membentuk misel dalam air

    karena kepolaran molekul ini sangat lemah.

    Semua jenis gliserida dapat dihidrolisis baik dengan asam maupun basa.

    Hidrolisis dengan basa disebut reaksi penyabunan atau reaksi saponifikasi karena

    menghasilkan sabun (campuran garam asam lemak) dan gliserol. Persamaan

    reaksi saponifikasi adalah sebagai berikut.

    Gambar 33.Reaksi penyabunan.

    Ikatan rangkap yang terdapat dalam triasilgliserida dapat direduksi

    menjadi ikatan tunggal dengan cara mereaksikannya dengan hidrogen (H2) dan

    reaksi dipercepat dengan katalis. Reaksi ini disebut reaksi hidrogenasi. Reaksi

    hidrogenasi dimanfaatkan dalam bidang industri untuk membuat margarin dari

    minyak tumbuhan. Reaksi hidrogenasi yang digunakan dalam pembuatan

    margarin untuk keperluan memasak adalah hidrogenasi parsial, bukan hidrogenasi

    sempurna. Hal ini disebabkan hidrogenasi sempurna akan mengubah semua ikatan

    rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga akan dihasilkan lemak dengan struktur

    yang keras dan rapuh.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    23/36

    25

    Gambar 34.Reaksi hidrogenasi.

    Fosfogliserida

    Fosfogliserida disebut juga gliserol fosfotida, fosfolipid, atau fosfotida.

    Fosfogliserida merupakan komponen utama membran sel. Kerangka utama

    fosfogliserida adalah ester fosfat dari gliserol. Gugus OH pada atom C3 gliserol

    diesterifikasi dengan asam fosfat dan dua gugus OH lainnya diesterifikasi oleh

    asam lemak. Pada umumnya asam lemak pada atom C1 merupakan asam lemak

    jenuh, sedangkan asam lemak pada atom C2 adalah asam lemak tak jenuh.

    Struktur fosfogliserida memiliki bagian polar yang disebut kepala dan bagian

    nonpolar yang disebut ekor. Oleh karena itu fosfogliserida disebut lipid polar dan

    dapat membentuk misel di dalam air.

    Gambar 35.Fosfogliserida.

    Fosfogliserida diberi nama berdasarkan alkohol amina yang diikat pada

    gugus fosfat. Fosfogliserida terbanyak yang terdapat pada hewan dan tumbuhan

    adalah fosfatidiletanolamina dan fosfatidilkolina. Hidrolisis fosfogliserida padasuasana basa menghasilkan sabun dan gliserol asam fosfat. Apabila hidrolisis

    dilakukan dalam suasana basa kuat, akan dihasilkan sabun, alkohol, dan gliserol-

    3-fosfat.

    Tabel 2.Fosfogliserida.

    Nama

    FosfogliseridaNama X Struktur X

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    24/36

    26

    Asam fosfatidat -

    Fosfatidiletanolamina Etanolamin

    Fosfatidilkolina Kolin

    Fosfatidilkolina Serin

    Fosfatidilgliserol Gliserol

    Kardiolipin Fosfatidilgliserol

    Spingolipida

    Spingolipida merupakan komponen membran yang penting dalam jaringan

    tumbuhan dan sel hewan, terutama terdapat dalam jaringan otak dan syaraf.

    Alkohol pada kerangka utama spingolipida berbeda dari lipid kompleks

    sebelumnya, yaitu dalam bentuk spingosina.

    Struktur umum spingolipida terdiri dari tiga bagian, yaitu satu molekul

    asam lemak, satu molekul spingosina atau turunannya, dan satu gugus kepala

    yang bersifat polar. Asam lemak terikat pada gugus NH2(C2 pada spingosina)

    melalui ikatan amida. Senyawa X yang terikat pada gugus OH di ujung struktur

    spingosina (C1).

    Gambar 36.Spingolipida.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    25/36

    27

    Karakteristik dan pengelompokan spingolipida ditentukan oleh senyawa X

    yang terikat pada bagian kepala polar. Spingolipida yang tidak mengikat senyawa

    lain pada gugus OH disebut ceramida. Spingolipida jenis ini banyak ditemukan

    dalam cerebrosida(otak).

    Tabel 1.Spingolipida.

    Nama Spingolipida Nama X Struktur X

    Ceramida -

    Spingomielin Fosfokolina

    Glukocerebrosida Glukosa

    Gangliosakarida Oligosakarida

    kompleks

    Spingomielin merupakan spingolipida terbanyak dalam jaringan hewan

    tingkat tinggi. Spingomielin merupakan komponen utama selubung mielin pada

    sel-sel syaraf. Spingomielin mengandung fosforiletanolamina atau fosforilkolina

    sebagai gugus kepala polar, yang diesterkan pada gugus OH (C1) pada ceramida.

    Sifat-sifat fisik spingomielin mirip dengan fosfatidiletanolamina dan

    fosfatidilkolin yaitu merupakanzwitter ionpada pH 7,0.

    Glikospingolipida netral merupakan spingolipida yang mengandung satu

    atau beberapa residu gula netral sebagai gugus kepala polar. Glikospingolipida ini

    tidak bermuatan sehingga bersifat netral. Cerebrosida adalah salah satu anggota

    glikospingolipida yang paling sederhana. Bagian kepala polar dari cerebrosida

    berupa monosakarida yang mengandung ikatan glikosidik dengan gugus OH

    ceramida. Cerebrosida otak dan sistem syaraf mengandung D-galaktosa dan

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    26/36

    28

    disebut galaktocerebrosida. Cerebrosida dalam jumlah kecil juga terdapat dalam

    jaringan nonsyaraf hewan dan disebut glukocerebrosida. Unit monosakarida dari

    spingolipida ini antara lain D-glukosa, N-asetil-D-glukosamina, dan N-asetil-D-

    galaktosamina.

    Glikospingolipida asam atau disebut gangliosida merupakan golongan

    glikospingolipida yang paling kompleks. Gugus kepala polar gangliosida tersusun

    dari satu atau beberapa residu asam sialat, sehingga bermuatan negatif pada pH

    7,0. Asam sialat yang terdapat dalam gangliosida manusia adalah N-

    asetilneuramit. Gangliosida paling banyak terdapat dalam materi kebau otak.

    Malam

    Malam adalah ester sederhana dari asam lemak dan alkohol monohidroksi

    berantai panjang. Malam berwujud padat dan tidak larut dalam air. Malam

    mempunyai titik leleh yang lebih tinggi (60-100C) dan struktur yang lebih keras

    dibandingkan triasilgliserida. Malam berfungsi sebagai lapisan pelindung yang

    membalut kulit dan bulu binatang, daun dan buah pada tumbuhan tingkat tingi,

    serta penyusun eksoskeleton pada serangga. Komponen utama malam tawon

    adalah ester asam palmitat dengan alkohol monohidroksi berantai 26 sampai 34,

    salah satunya adalah triakonil palmitat.

    Gambar 37.Triakonil palmitat.

    LIPIDA SEDERHANA

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    27/36

    29

    Lipida sederhana adalah lipida yang tidak mengandung asam lemak dan

    tidak dapat terhidrolisis menjadi zat-zat penyusunnya yang lebih sederhana.

    Kandungan lipida sederhana di dalam sel lebih rendah dibandingkan lipida

    kompleks. Meskipun demikian, lipida sederhana meliputi senyawa-senyawa

    dengan aktivitas biologis yang penting seperti vitamin dan hormon. Contoh lipida

    sederhana adalah terpena dan steroid.

    Terpena

    Terpena adalah kelompok lipida yang tersusun atas dua atau lebih molekul

    2-metil-1,3-butadiena atau dikenal dengan isoprena.

    Gambar 38.Isoprena.

    Kebanyakan senyawa yang termasuk terpena terdiri atas kelipatan dari lima atom

    karbon. Monoterpen, dengan 10 atom karbon, terdiri dari dua unit isoprena.

    Sekuiterpen, yang mengandung 15 atom karbon, terdiri dari tiga unit isoprena.

    Diterpen, yang mengadung 20 atom karbon, terdiri dari empat unit isoprena, dan

    seterusnya.

    Monoterpen banyak terdapat dalam tumbuhan tingkat tinggi, sementara

    seskuiterpen dan diterpen tidak banyak dikenal. Triterpen, dengan 30 atom

    karbon, contohnya squalen dan lanosterol. Squalen dan lanosterol adalah dua

    senyawa prekursor dari kolesterol dan steroid lain. Tetraterpen, dengan 40 atom

    karbon, contohnya karotenoid. Karotenoid adalah pigmen warna kuning dan

    merah yang terdapat dalam tumbuhan seperti wortel. Senyawa ini sangat

    terkonjugasi sehingga dapat menyerap sinar tampak. -karoten adalah senyawa

    prekursor dari vitamin A.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    28/36

    30

    Gambar 38.Beberapa senyawa terpena.

    Steroid

    Steroid adalah senyawa turunan terpena yang berupa molekul kompleks

    yang larut dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid

    merupakan salah satu jenis lipid sederhana yang berperan penting sebagai

    penyusun hormon yang mengendalikan berbagai metabolisme tubuh. Keton,

    alkohol, ikatan rangkap, dan rantai hidrokarbon di sekitar sistem cincin

    membedakan antara satu jenis steroid dengan steroid lain. Contoh steroid

    diantaranya adalah kolesterol, 7-dehidrokolesterol, ergosterol, dan beberapa jenis

    hormon.

    Kolesterol

    Steroid paling banyak adalah sterol, yang merupakan steroid alkohol.

    Sterol yang banyak ditemukan dalam tubuh manusia adalah kolesterol. Kolesterol

    memiliki gugus hidroksi pada cincin A, satu ikatan rangkap pada cincin B, dan

    rantai karbon yang terikat di beberapa lokasi. Kolesterol termasuk molekul

    ampifilik yang memiliki kepala polar (gugus hidroksi) dan daerah nonpolar yang

    besar (sistem cincin dan ekor rantai hidrokarbon). Oleh karena itu, kolesterol dan

    turunannya (ester kolesterol) bersama dengan fosfogliserida dan spingolipida

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    29/36

    31

    merupakan komponen membran biologis. Kolesterol juga merupakan bahan dasar

    untuk sintesis steroid lain seperti berbagai hormon dan garam empedu.

    Gambar 39.Kolesterol.

    Kadar kolesterol dalam tubuh bersifat dinamis dan secara teratur

    disirkulasikan ke semua sel melewati aliran darah. Kolesterol dan ester kolesterol

    bersifat hidrofobik sehingga memerlukan pembawa yang dapat larut dalam air

    sehingga kolesterol dapat disirkulasikan dalam darah.

    Lipoprotein

    Lipoprotein adalah makromolekul yang merupakan gabungan antara lipida

    dan protein dan berfungsi sebagai pembawa lipida terutama kolesterol. Struktur

    lipoprotein terdiri dari bagian inti yang berisi melekul lipida netral atau hidrofobik

    yang dikelilingi lapisan melekul hidrofilik seperti protein dan fosfogliserida.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    30/36

    32

    Gambar 40.Lipoprotein.

    Perbandingan protein dan lipida penyusun lipoprotein berpengaruh

    terhadap densitasnya. Densitas lipida lebih rendah dari protein. Semakin banyak

    komponen lipida dalam lipoprotein, semakin rendah densitas lipoprotein.

    Berdasarkan densitasnya, lipoprotein dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu

    kilomikron, VLDL, LDL, dan HDL. Fungsi dan karakteristik masing-masing jenis

    lipoprotein adalah sebagai berikut.

    a. Kilomikron

    Kilomikron adalah lipoprotein dengan densitas paling rendah karena terdiri

    dari 98-99% lipida. Kandungan lipida utama dalam kilomikron adalah

    triasilgliserida, sehingga kilomikron dapat digambarkan seperti tetesan lemak

    yang dilapisi protein dan lipida polar. Kilomikron dirakit di usus karena

    triasilgliserida yang akan dibawa berasal dari asupan makanan. Kilomikron

    selanjutnya diserap masuk ke aliran darah dan dibawa ke jaringan periferal.

    b. Very Low Density Lipoprotein(VLDL)

    VLDL diproduksi di hati. Komponennya berasal dari sintesis triasilgliserida di

    hati. VLDL membawa lipida yang disintesis di hati ke jaringan adiposa danperiferal.

    c.Low Density Lipoprotein(LDL)

    LDL adalah lipoprotein utama yang bertugas membawa kolesterol dari tempat

    kolesterol diproduksi yaitu hati ke jaringan periferal.

    d.High Density Lipoprotein(HDL)

    HDL memiliki kandungan protein yang paling tinggi dibandingkan lipoprotein

    jenis lain, yaitu sebesar 55%. Fungsi HDL sama dengan LDL yaitu sebagai

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    31/36

    33

    pembawa kolesterol tetapi dengan arah yang berbeda. HDL membawa

    kolesterol dan esterokolesterol dari jaringan periferal ke hati.

    Tabel 4.Komposisi lipoprotein.

    LipoproteinDensitas

    (g/mL)

    Diameter

    ()

    Komposisi (%)

    Protein Kolesterol Fosfolipid Triasilgliserida

    Kilomikron

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    32/36

    34

    Ergosterol adalah sterol yang mempunyai struktur inti sama dengan 7-

    dehidrokolesterol, tetapi berbeda pada rantai sampingnya.

    Gambar 42.Ergosterol.

    Ergosterol juga dapat membentuk vitamin D apabila dikenai sinar ultraviolet. Ergosterol maupun 7-dehidrokolesterol disebut provitamin D.

    Hormon

    Beberapa jenis hormon seperti testosteron, estradiol, kortisol, dan

    aldoseron termasuk dalam hormon steroid. Hormon steroid pada umumnya

    dusintesis dari kolesterol di dalam kelenjar gonad atau kelenjar adrenal. Hormon

    testosteron hormon seks pria dan diproduksi di testis. Hormon estradiol

    merupakan salah satu hormon seks wanita yang diproduksi di ovarium dan

    plasenta. Hormon kortisol dan aldosteron adalah hormon yang disintesis di

    korteks kelenjar adrenal. Hormon kortisol berperan dalam metabolisme glukosa,

    sedangkan hormon aldosteron berperan dalam mengatur ekskresi garam.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    33/36

    35

    Gambar 42.Beberapa hormon steroid.

    BIOMEMBRAN

    Semua sel organisme dikelilingi oleh suatu lapisan membran yang disebut

    membran plasma. Komposisi utama lapisan tersebut terdiri dari protein dan lipida

    polar. Organel-organel yang terdapat pada sel eukariot seperti inti sel,

    mitokondria, dan kloroplas memiliki sistem membran yang struktur dan fungsinya

    mirip dengan membran plasma. Secara umum membran plasma berfungsi sebagai

    penghalang yang melindungi bagian dalam sel dari lingkungan di luar sel.

    Struktur membran memungkinkan membran dapat mengatur masuknya zat-zat

    yang diperlukan sel dan membawa keluar zat-zat yang tidak diperlukan. Membran

    juga berfungsi untuk mendukung integritas struktur sel yang menentukan bentuk

    dan ukuran sel.

    Membran merupakan supramolekul yang tersusun atas lipida, protein, dan

    karbohidrat. Komposisi masing-masing biomolekul penyusun membran tersebut

    berbeda-beda pada setiap jenis sel dan organel. Struktur dasar penyusun membran

    adalah dua lapisan lipida yang dikenal dengan istilah lipid bilayer.

    Model mebran fluida mozaik yang dipostilatkan oleh S. Jonathan Singerdan Garth Nicholson pada tahun 1972 merupakan model membran yang hingga

    saat ini digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana struktur kimiawi

    membran. Pada model ini, struktur membran terdiri atas lipid bilayeryang

    ditempeli oleh protein. Beberapa protein menempel di permukaan membran,

    disebut protein periferal, sedangkan protein yang terintegrasi menembus ketebalan

    lapisan membran disebut protein integral. Susunan protein pada membran bersifat

    acak dan dinamis karena protein bebas bergerak di sepanjang membran. Model

    fluida mozaik ini sesuai dengan data difraksi sinar-X dari membran. Data difraksi

    sinar-X menyatakan bahwa terdapat dua daerah yang memiliki densitas elektron

    tinggi, berasal dari dua sisi lapisan bilayerberupa kepala fosfolipida yang polar

    dan bagian tengah membran atau wilayah utama membran yang memiliki densitas

    elektron rendah, berasal dari ekor fosfolipida yang hidrofobik.

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    34/36

    36

    Gambar 43.Model fluida-mozaik biomembran.

    SISTEM TRANSPOR MEMBRAN

    Sistem transpor molekul melewati membran sangat dipengaruhi oleh sifat

    kepolaran dan ukuran molekul. Hal ini disebabkan struktur membran yang

    menyerupai model fluida-mozaik menyebabkan permukaan membran bersifat

    hidrofilik tetapi bagian dalamnya bersifat hidrofobik. Akibatnya molekul nonpolar

    berukuran kecil seperti N2, O2, dan CO2dapat langsung melewati membran

    dengan cara difusi sederhana, sedangkan molekul lain terutama yang bersifat polar

    dan atau berukuran besar memerlukan bantuan dari protein transpor yang ada pada

    membran.

    Sistem transpor pada membran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

    transpor aktif dan transpor pasif. Perbedaan kedua sistem transpor ini terletak

    pada ada tidaknya energi yang diperlukan agar sistem transpor tersebut dapat

    bergerak. Sistem transpor pasif terjadi jika molekul solut bergerak dari daerah

    dengan konsentrasi solut tinggi melewati pembatas permeabel ke daerah dengan

    konsentrasi solut rendah. Secara termodinamika arah pergerakan ini disukai,

    sehingga transpor pasif bergerak tanpa melibatkan energi. Sebaliknya, sistem

    transpor aktif terjadi jika molekul solut bergerak dari daerah dengan konsentrasi

    solut rendah ke daerah dengan konsentrasi solut tinggi. Pergerakan dalam sistem

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    35/36

    37

    transpor aktif membutuhkan energi karena arah pergerakan melawan gradien

    konsentrasi.

    Transpor pasif dapat dibedakan menjadi difusi sederhana dan difusi yang

    dimediasi.

    Gambar 44.Pergerakan solut dalam transpor difusi sederhana.

    Berdasarkan gambar di atas, difusi sederhana terjadi antara dua ruang yangmemiliki perbedaan konsentrasi, C1dan C2, dan dipisahkan oleh penghalang

    permeabel (membran). Secara keseluruhan, molekul solut bergerak dari ruang C1

    ke C2, walaupun ada sejumlah kecil solut yang bergerak dengan arah sebaliknya.

    Proses ini terjadi hingga konsentrasi pada kedua ruang sama atau dicapai kondisi

    kesetimbangan. Beberapa solut yang melewati biomembran dengan cara difusi

    sederhana antara lain CO2, N2, O2, CH4, dan H2O. Molekul CO2, N2, O2, dan CH4

    dapat langsung melewati membran lipid bilayer karena merupakan molekulnonpolar dan berukuran kecil. H2O termasuk molekul yang dapat langsung

    melewati membran lipid bilayer meskipun H2O bersifat polar. Hal ini disebabkan

    kecilnya ukuran H2O.

    Molekul besar seperti glukosa dan asam amino, serta molekul polar tidak

    dapat langsung melewati membran lipid bilayer. Transpor molekul tersebut

    dibantu oleh protein membran spesifik yang disebut permease. Sistem transpor ini

    dinamakan difusi yang dibantu atau difusi yang dimediasi. Protein transpor pada

  • 5/19/2018 BAB II baru.docx

    36/36

    38

    membran umumnya membentuk saluran yang dapat mengikat dan membawa

    molekul solut melewati membran. Secara termodinamika proses ini tidak

    melibatkan penggunaan energi karena proses pergerakan solut sama dengan

    pergerakan yang terjadi pada difusi sederhana. Contoh difusi yang dimediasi

    adalah transpor glukosa melewati membran eritrosit. Berdasarkan arah dan jumlah

    solut, difusi yang dimediasi dapat dibedakan menjadi uniport dan kotransport.

    Dalam uniport, protein memediasi pergerakan satu solut, sedangkan dalam

    kotransport, protein memediasi pergerakan dua solut. Berdasarkan arah

    pergerakan solut, kotransport dapat dibagi menjadi dua yaitu simport dan antiport.

    Simport adalah pergerakan molekul solut dengan arah yang sama, sedangkan

    antiport adalah pergerakan dua molekul dengan arah yang berlawanan. Transpor

    glokosa dan asam amino ke usus dan ginjal dengan cara simport, sedangkan

    pertukaran ion klorida dengan ion bikarbonat pada membran erotrosit dengan cara

    antiport.

    Gambar 45. Difusi yang dimediasi.