bab ii landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00491-ak...

24
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengendalian internal II.1.1. Definisi Pengendalian internal Ada beberapa pendapat ahli mengenai definisi Pengendalian Internal, antara lain: a) Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam bukunya “Standar Profesional Akuntan Publik” (2011:319.2), pengendalian internal adalah suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. b) Menurut Boynton, Johnson, Kell (2003:373) dalam bukunya “Modern Auditing”, Laporan COSO mendefinisikan pengendalian internal (internal control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut: Keandalan pelaporan keuangan Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Efektivitas dan efisiensi operasi.

Upload: phungkiet

Post on 07-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Pengendalian internal

II.1.1. Definisi Pengendalian internal

Ada beberapa pendapat ahli mengenai definisi Pengendalian Internal,

antara lain:

a) Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam bukunya “Standar

Profesional Akuntan Publik” (2011:319.2), pengendalian internal adalah

suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan personel

lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan

keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan yang berlaku.

b) Menurut Boynton, Johnson, Kell (2003:373) dalam bukunya “Modern

Auditing”, Laporan COSO mendefinisikan pengendalian internal (internal

control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan direksi,

manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk

menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan

dalam kategori berikut:

• Keandalan pelaporan keuangan

• Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

• Efektivitas dan efisiensi operasi.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

c) Menurut Rama dan Jones (2008:132) dalam bukunya “Accounting

Information System” yang diahli bahasakan oleh M.Slamet Wibowo,

pengendalian internal (internal control) adalah suatu proses, yang

dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya,

yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait

pencapaian sasaran kategori sebagai berikut: efektivitas dan efisiensi operasi;

keandalan pelaporan keuangan; dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku.

d) Menurut James A. Hall dalam bukunya “Accounting Information System”

yang diahli bahasakan oleh Dewi Firiasari dan Deny Arnos Kwary

(2007:180), pengendalian internal adalah berbagai teknik dan metode

pemrosesan data yang dibangun dan dikembangkan sebagai tanggung jawab

dari manajemen, untuk memberikan jaminan yang masuk akal bahwa tujuan

perusahaan dapat tercapai.

e) Menurut Romney dan Steinbart (2006:229) dalam bukunya “Accounting

Information System” yang dialih bahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny

Arnos Kwary, pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode

bisnis yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya

organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah

ditetapkan.

f) Menurut Bodnar dan Hopwood (2006:11) dalam bukunya “Accounting

Information System” yang dialih bahasakan oleh Julianto Agung Saputra,

mendefinisikan “pengendalian internal sebagai tindakan yang diambil suatu

organisasi untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas dalam organisasi”

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

g) Menurut Iswandi dalam jurnal “Binus Business Review Vol.2 No.2

November 2011:826”, pengendalian internal (internal control) merupakan

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi

perusahaan, baik mengenai organisasinya maupun sistem atau cara-cara yang

digunakan untuk menjalankan perusahaan dan juga alat-alat yang digunakan

perusahaan.

II.1.2. Tujuan Pengendalian Internal

Tujuan dari pengendalian internal menurut Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) dalam bukunya “Standar Profesional Akuntan Publik”

(2011,319.3) adalah sebagai berikut :

1. Keandalan Laporan Keuangan

Umumya, pengendalian yang relevan dengan suatu audit adalah berkaitan

dengan tujuan entitas dalam membuat laporan keuangan bagi pihak luar

yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia.

2. Efektivitas dan Efisiensi Operasi

Pengendalian yang berkaitan dengan tujuan operasi dan kepatuhan

mungkin relevan dengan suatu audit jika kedua tujuan tersebut berkaitan

dengan data yang dievaluasi dan digunakan auditor dalam prosedur audit.

Sebagai contoh, pengendalian yang berkaitan dengan data non keuangan

yang digunakan oleh auditor dalam prosedur analitik.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

3. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan Yang Berlaku

Suatu entitas umumnya mempunyai pengendalian yang berkaitan dengan

tujuan yang tidak relevan dengan suatu audit dan oleh karena itu tidak

perlu dipertimbangkan.

Menurut James.A.Hall (2007:181), pengendalian internal diterapkan

untuk mencapai empat tujuam utama:

1. Untuk menjaga aktiva perusahaan

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi

akuntansi

3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan

4. Untuk mengatur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

manajemen.

Menurut Rama dan Jones (2008:134-135), tujuan pengendalian internal

mencakup berikut ini:

1. Efektivitas dan efisiensi operasi

2. Keandalan pelaporan keuangan

3. Ketaatan terhadap terhadap hokum dan peraturan yang berlaku

4. Pengamanan asset (Tujuan ini dimasukkan dalam laporan, meskipun tidak

ditempat dimana ketiga lainnya dicantumkan).

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

II.1.3. Keterbatasan Pengendalian Internal

Menurut Boynton, Johnson dan Kell (2003:375-376), sebaik apapun

perancangan dan pelaksanaan pengendalian internal suatu perusahaan, tetap

hanya menyajikan jaminan yang layak berdasarkan pencapaian tujuan

pengendalian suatu perusahaan. Beberapa keterbatasan pengendalian internal

adalah sebagai berikut :

1. Kesalahan dalam pertimbangan

Kadang-kadang, manajemen dan personel lainnya dapat melakukan

pertimbangan yang buruk dalam membuat keputusan bisnis atau dalam

melaksanakan tugas rutin karena informasi yang tidak mencukupi,

keterbatasan waktu, atau prosedur lainnya.

2. Kemacetan

Kemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi ketika

personel salah memahami instruksi atau membuat kekeliruan akibat

kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. Perubahan sementara atau

permanen dalam personel atau dalam sistem atau prosedur juga dapat

berkontribusi terjadinya kemacetan.

3. Kolusi

Individu yang bertindak bersama, seperti karyawan yang melaksanakan

suatu pengendalian penting bertindak bersama dengan karyawan lain,

konsumen atau pemasok, dapat melakukan sekaligus menutupi

kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengendalian internal.

4. Penolakan manajemen

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

Manajemen dapat mengesampingkan kebijakan atau prosedur tertulis

untuk tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi atau prensentasi

mengenai kondisi keuangan suatu entitas yang dinaikkan atau status

ketaatan (misalnya, menaikkan laba yang dilaporkan untuk menaikkan

pembayaran bonus atau nilai pasar dari saham entitas, atau

menyembunyikan pelanggaran dari perjanjian hutang atau ketidaktaatan

terhadap hukum dan peraturan). Praktik penolakan (override) termasuk

membuat penyajian yang salah dengan sengaja kepada auditor dan

lainnya seperti menerbitkan dokumen palsu untuk mendukung pencatatan

transaksi penjualan fiktif.

5. Biaya versus manfaat

Biaya pengendalian internal suatu entitas seharusnya tidak melebihi

manfaat yang diharapkan untuk diperoleh. Karena pengukuran yang tepat

dari biaya dan manfaat biasanya tidak memungkinkan, manajemen harus

membuat baik estimasi kuantitatif maupun kualitatif dalam mengevaluasi

hubungan antara biaya dan manfaat.

IAPI dalam SPAP (2011:319.6) menyebutkan bahwa :

Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian

internal hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan

dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian internal

entitas. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan

yang melekat dalam pengendalian internal. Hal ini mencakup kenyataan bahwa

pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

pengendalian internal dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi

tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Di samping

itu pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi di antara dua orang

atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian internal.

Faktor lain yang membatasi pengendalian internal adalah biaya

pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari

pengendalian tersebut. Meskipun hubungan manfaat-biaya merupakan kriteria

utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan pengendalian internal,

pengukuran tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin dilakukan. Oleh

karena itu, manajemen melakukan estimasi kualitatif dan kuantitatif serta

pertimbangan dalam menilai hubungan biaya-manfaat tersebut.

Adat-istiadat, kultur, dan corporate governance system dapat mencegah

terjadinya ketidakberesan yang dilakukan oleh manajemen, namun tidak

merupakan pencegahan yang bersifat mutlak. Lingkungan pengendalian yang

efektif juga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya ketidakberesan semacam

itu. Sebagai contoh, dewan komisaris, komite audit, dan fungsi audit intern yang

efektif dapat menghalangi perbuatan yang tidak semestinya oleh manajemen.

Sebagai alternatif, lingkungan pengendalian dapat mengurangi efektivitas

komponen yang lain. Sebagai contoh, jika adanya insentif manajemen

menciptakan lingkungan yang dapat menghasilkan salah saji material dalam

laporan keuangan, efektivitas aktivitas pengendalian dapat dikurangi. Efektivitas

pengendalian internal entitas dapat juga dipengaruhi secara negatif oleh faktor-

faktor seperti perubahan dalam kepemilikan dan pengendalian perubahan

manajemen atau personel lain, atau pengembangan pasar atau industri entitas.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

II.1.4. Pihak yang bertanggung jawab atas pengendalian internal

Menurut COSO, semua orang dalam organisasi yaitu Manajemen, Dewan

direksi, Komite Audit, dan personel lainnya bertanggung jawab terhadap

pengendalian internal, karena semua orang dalam organisasi memiliki peran

dalam pengendalian internal, sehingga pengendalian internal tidak dapat berjalan

dengan baik apabila ada salah satu anggota yang tidak menjalankan perannya

dalam pengendalian internal.

Menurut COSO, pihak-pihak luar seringkali memberikan kontribusi

terhadap pencapaian tujuan perusahaan, seperti Auditor eksternal, Badan

Regulasi dan legislatif, customer, analis keuangan, dan media massa. Namun

demikian pihak ketiga tersebut tidak bertanggung jawab terhadap pengendalian

internal karena mereka bukan bagian dari organisasi maupun bukan bagian dari

sistem pengendalian internal.

II.1.5. Komponen pengendalian internal

Menurut IAPI (2011:319.2), pengendalian internal terdiri dari lima

komponen yang saling terkait berikut ini:

1. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,

mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan

pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern,

menyediakan disiplin dan struktur.

2. Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang

relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk

menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu

menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan

4. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan

pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan

orang melaksanakan tanggung jawab mereka.

5. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian

intern sepanjang waktu.

Menurut Rama dan Jones (2008:133), Laporan COSO mengidentifikasi

lima komponen pengendalian internal yang saling berkaitan :

1. lingkungan pengendalian

2. penentuan risiko

3. aktivitas pengendalian

4. informasi dan akuntansi

5. pengawasan

Menurut Boynton,Johnson,dan Kell (2003:379), laporan COSO dan AU

319 mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang saling

berhubungan sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

2. Penilaian Risiko (Risk Assestment)

3. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

4. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

5. Pemantauan (Monitoring)

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi,

yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya.

Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen

pengendalian internal lainnya, yang menyediakan disiplin dan struktur.

Sejumlah faktor membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu

entitas diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Integritas dan nilai etika

b) Komitmen terhadap kompetensi

c) Dewan direksi dan komite audit

d) Filosofi dan gaya operasi manajemen

e) Struktur organisasi

f) Penetapan wewenang dan tanggung jawab

g) Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia

a) Integritas dan nilai etika

Dalam rangka menekankan pentingnya integritas dan nilai etika

diantara semua personel dalam organisasi, CEO dan anggota manajemen

puncak lainnya harus :

• Menetapkan suasana melalui contoh mendemonstrasikan integritas

dan mempraktikan standar yang tinggi dari perilaku etis.

• Mengkomunikasikan kepada semua karyawan, baik secara verbal

maupun melalui pernyataan kebijakan tertulis dan kode etik

berperilaku bahwa hal yang sama diharapkan dari mereka, bahwa

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

setiap karyawan memiliki tanggungjawab untuk melaporkan

pelanggaran yang ia ketahui atau yang mungkin akan terjadi kepada

tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi, dan bahwa pelanggaran

akan dikenai denda.

• Memberikan bimbingan moral kepada karyawan yang memiliki latar

belakang moral kurang baik yang telah mengakibatkan mereka tidak

mempedulikan mana yang baik dan yang buruk.

• Mengurangi atau menghilangkan insentif dan godaan yang. Dapat

mengarahkan individu untuk melakukan tindakan yang tidak jujur,

melawan hukum, atau tidak etis.

b) Komitmen terhadap kompetensi

Untuk mencapai tujuan entitas, personel pada setiap tingkatan

dalam organisasi harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang

diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif.

Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen

mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, dan bauran dari

intelegensi, pelatihan, dan pengalaman yang diperlukan untuk

mengembangkan kompetensi tersebut.

c) Dewan Direksi dan Komite Audit

Komposisi dari dewan direksi dan komite audit dan cara

mereka melaksanakan tanggung jawab atas kekuasaan dan kekeliruan

memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan pengendalian.

d) Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi

parameter bagi perusahaan dan karyawannya. (menggambarkan apa yang

seharusnya dikerjakan dan yang tidak dikerjakan).

Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang bagaimana

kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan. (Filosofi perusahaan

dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen)

Banyak karakteristik yang dapat membentuk bagian dari filosofi

dan gaya operasi manajemen dan memiliki dampak terhadap

lingkungan pengendalian. Karakteristik tersebut meliputi :

- Pendekatan untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis.

- Mengandalkan pada pertemuan informal secara langsung (face-to-

face) dengan manajer kunci dibandingkan dengan sistem formal

dalam kebijakan tertulis, indikator kinerja, dan laporan pengecualian.

- Sikap dan tindakan terhadap pelaporan keuangan.

- Pemilihan secara selektif atau agresif dari prinsip-prinsip akuntansi

yang tersedia.

- Kesadaran dan konsevatisme dalam mengembangkan estimasi

akuntansi.

- Kesadaran dan pemahaman terhadap risiko yang dihubungkan dengan

teknologi informasi.

- Sikap terhadap pemrosesan informasi dan fungsi akuntansi serta

personel.

e) Struktur organisasi

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

Struktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu

entitas untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja

menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan

pemantauan aktivitas suatu entitas.

f) Penetapan Wewenang dan tanggung jawab

Penetapan wewenang dan tanggung jawab merupakan

perpanjangan dari pengembangan suatu struktur organisasi. Wewenang

dan tanggung jawab mencakup penjelasan- penjelasan mengenai

bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk semua

aktivitas entitas dibebankan, dan harus memungkinkan setiap individu

untuk mengetahui (1) bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan

individu lainnya dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian

tujuan entitas dan (2) setiap individu akan bertanggungjawab atas hal apa.

g) Kebijakan dan Praktik Sumberdaya manusia

Suatu konsep fundamental dari pengendalian internal yang

disebutkan sebelumnya adalah bahwa pengendalian internal dilaksanakan

atau diimplementasikan oleh orang. Oleh karena itu, agar pengendalian

internal efektif, adalah penting bahwa kebijakan dan prosedur

sumberdaya manusia yang diterapkan akan menjamin bahwa personel

entitas memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan kompetensi yang

diharapkan.

Praktik tersebut mencakup kebijakan perekrutan karyawan dan

proses penyeleksian yang dikembangkan dengan baik; orientasi personel

baru terhadap budaya dan gaya operasi entitas, kebijakan pelatihan yang

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

mengkomunikasikan peran prospektif dan tanggung jawab; tindakan

pendisiplinan untuk pelanggaran terhadap perilaku yang diharapkan;

pengevaluasian, konseling, dan mempromosikan orang berdasarkan

kinerja periodik; serta program kompensasi yang memotivasi dan

memberikan penghargaan atas kinerja yang tinggi sambil menghindari

disinsentif terhadap perilaku etis.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan adalah

identifikasi, analisis, dan manajemen terhadap risiko yang relevan dengan

penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-

prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Penilaian risiko oleh manajemen juga harus mencakup pertimbangan

khusus atas risiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi seperti :

� Perubahan dalam lingkungan operasi

� Personel baru

� Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi

� Pertumbuhan yang cepat

� Teknologi baru

� Lini, produk, atau aktivitas baru

� Restrukturisasi perusahaan

� Operasi di luar negeri

� Pernyataan akuntansi

3. Informasi dan komunikasi (Information and Communication)

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan

pelaporan keuangan, yang memasukkan sistem akuntansi, terdiri dari metode-

metode dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi,

mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan

transaksi-transaksi entitas (dan juga kejadian-kejadian serta kondisi-kondisi) dan

untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban yang

berhubungan. Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas

mengenai peran dan tanggungjawab individu berkenaan dengan pengendalian

internal atas pelaporan keuangan.

4. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang

membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas

pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan

dengan risiko telah diambil untuk pencapaian tujuan entitas. Aktivitas

pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai

tingkatan organisasional dan fungsional.

Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan

dapat dikategorikan dalam berbagai cara, yaitu :

a) Pemisahan tugas

b) Pengendalian pemrosesan informasi

- Pengendalian umum

- Pengendalian aplikasi

c) Pengendalian fisik

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

d) Review kinerja

a) Pemisahan tugas

Pemisahan tugas melibatkan pemastian bahwa individu tidak

melakukan tugas yang tidak seimbang. Tugas dianggap tidak seimbang dari

sudut pandang pengendalian ketika memungkinkan individu untuk

melakukan suatu kekeliruan atau kecurangan dan kemudian berada pada

posisi untuk menutupinya dalam pelaksanaan tugasnya.

Mengacu pada pendapat IAPI (2011) dalam bukunya “ Panduan Audit

Entitas Bisnis Kecil”, pemisahan tugas yang tidak memadai atau terbatas

dalam entitas bisnis kecil dapat digantikan dengan prosedur pengendalian

lainnya melalui kuatnya pengawasan oleh pemilik-pengelola, dalam arti

keahlian pribadi mengenai usahanya dan keterlibatannya dalam transaksi.

b) Pengendalian pemrosesan informasi

Pengendalian pemrosesan informasi mengacu pada risiko yang

berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan, dan akurasi transaksi. Dua

kategori pengendalian pemrosesan informasi :

- Pengendalian umum

Tujuan dari pengendalian umum adalah untuk mengendalikan

pengembangan program, perubahan program, operasi computer, dan

untuk mengamankan akses terhadap data dan program.

- Pengendalian aplikasi

Tiga kelompok pengendalian aplikasi yang dikenal secara luas :

• Pengendalian masukan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

• Pengendalian pemrosesan

• Pengendalian keluaran

Pengendalian-pengendalian tersebut dirancang untuk menyediakan

keyakinan yang memadai bahwa pencatatan, pemrosesan, dan pelaporan

data oleh teknologi informasi secara tepat dilaksanakan untuk aplikasi

tertentu.

c) Pengendalian fisik

Pengendalian fisik menaruh perhatian terhadap dua jenis akses ke

aktiva dan catatan yang penting berikut :

- Akses fisik langsung

- Akses tidak langsung melalui persiapan atau pemrosesan dokumen

seperti pesanan penjualan dan pengeluaran nota yang mengotorisasi

penggunaan atau disposisi aktiva.

d) Review kinerja

Review kinerja meliputi review dan analisis menajemen terhadap :

- Laporan yang mengikhtisarkan secara terinci dari saldo akun seperti akun

neraca saldo, laporan pengeluaran kas berdasarkan pelanggan, atau

laporan aktivitas penjualan dan laba kotor oleh konsumen atau daerah,

tenaga penjualan, atau lini produk.

- Kinerja aktual dibandingkan dengan anggaran, peramalan, atau jumlah

periode sebelumnya.

- Hubungan dari rangkaian data yang berbeda seperti data operasi

nonkeuangan dan data keuangan (sebagai contoh, perbandingan dari

statistic tingkat hunian hotel dengan data penerimaan).

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

5. Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja

pengendalian intern pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian

rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil

tindakan perbaikan yang diperlukan.

II.2. Siklus Pendapatan

II.2.1. Definisi Siklus Pendapatan

Ada beberapa pendapat ahli mengenai definisi siklus pendapatan, antara

lain:

1. Menurut Boynton, Johnson, Kell dalam bukunya “Modern Auditing

Jilid2” (2003:4), siklus pendapatan (revenue cycle) terdiri dari aktivitas-

aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan

pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas.

2. Romney dan Steinbart (2006:29) menyatakan bahwa siklus pendapatan

(revenue cycle) mencakup kegiatan penjulan dan penerimaan dalam

bentuk tunai.

3. Menurut James.A.Hall (2007:222), siklus pendapatan adalah pertukaran

langsung dari produk akhir dan jasa menjadi kas dalam satu kali transaksi

antara penjual dan pembeli dan dalam bentuk yang lebih rumit

penjualannya dilakukan secara kredit.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

4. Menurut Rama dan Jones (2008:4), siklus pendapatan adalah proses

menyediakan barang dan jasa untuk para pelanggan dan menagih

uangnya.

5. Menurut Bodnar dan Hopwood (2006:7), siklus pendapatan merupakan

suatu kegiatan yang berhubungan dengan distribusi barang dan jasa ke

entitas lainnya dan mengumpulkan penerimaan kas dari pihak yang

berkaitan.

6. Menurut Samiaji Sarosa (2009:17), siklus pendapatan (revenue cycle)

terdiri dari semua aktivitas penjualan dan penerimaan kas,aktivitas yang

harus dicatat adalah penerimaan order dari konsumen, penjualan dan

penerimaan kas. Pengiriman barang juga harus dicatat jika terjadi tidak

bersamaan dengan penjualan.

II.2.2. Fungsi Terkait Siklus Pendapatan

Menurut Bodnar dan Hoopwood (2006:265-268), berikut ini merupakan

fungsi - fungsi yang terkait dengan siklus pendapatan

1. Fungsi Penjualan

Fungsi ini antara lain bertugas menerima pesanan pelanggan, meminta

otorisasi kredit, mengisi faktur penjualan tunai, serta menentukan tujuan

tanggal dan tujuan pengiriman.

2. Fungsi Kredit

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

Fungsi ini antara lain memberikan kredit kepada pelanggan dan

memeriksa status kredit pelanggan.

3. Fungsi Gudang

Fungsi ini antara lain bertugas menyimpan dan menyiapkan barang yang

dipesan pelanggan

4. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini antara lain bertugas menyerahkan barang atas dasar surat

pesanan penjualan yang diterimanya dari fungsi penjualan

5. Fungsi Penagihan

Fungsi ini antara lain bertugas melakukan verifikasi pesanan berdasarkan

dokumen - dokumen pesanan yang diterimanya, kemudian membuat dan

mengirimkan faktur kepada pelanggan

6. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini antara lain bertugas membuat pencatatan transaksi penjualan,

piutang dagang, serta penerimaan kas secara periodik

7. Fungsi Kas

Fungsi ini antara lain bertugas sebagai penerimaan kas dari hasil

penjualan untuk diteruskan kepada bank

8. Fungsi Pemeriksaan atau Audit Internal

Fungsi ini antara lain bertanggung jawab dalam melaksanakan

penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik, serta

bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank untuk mengecek

catatan kas terhadap fungsi akuntansi.

II.2.3. Dokumen dalam Siklus Pendapatan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

Dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam siklus pendapatan

perusahaan dagang menurut Wilkinson yang dikutip oleh Arta M. Sundjaja dan

Yudhi Kristianto dalam jurnal ComTech Vol.1 No.2 Desember 2010:958 adalah

sebagai berikut:

1. sales order, adalah form formal yang memiliki banyak copy yang

dipersiapkan dari customer;

2. shipping notice, biasanya merupakan copy dari sales order atau dokumen

pengiriman terpisah yang berfungsi sebagai bukti bahwa barang telah

dikirimkan;

3. sales invoice, adalah dokumen yang dikirimkan ke pelanggan untuk

menyatakan berapa jumlah penjualan;

4. remittance advice, adalah dokumen yang menunjukkan jumlah penerimaan

kas dari pelanggan;

5. deposit slip, adalah dokumen yang menyertai penyetoran kas ke bank;

6. back order, adalah dokumen yang dipersiapkan ketika kuantitas dari

persediaan tidak mencukupi sales order;

7. credit memo, adalah dokumen yang memungkinkan pengurangan kredit

pelanggan untuk pengembalian penjualan atau penyisihan penjualan;

8. credit application, adalah sebuah form yang dipersiapkan ketika pelanggan

baru mengajukan kredit;

9. cash register receipt, adalah form yang digunakan oleh retailer untuk

mencerminkan kas yang diterima.

II.2.4. Basis Data Siklus pendapatan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

Menurut Samiaji Sarosa (2009:18), basis data siklus pendapatan biasanya

memiliki tabel data berikut ini :

- Penerimaan kas

- Daftar konsumen/pelanggan

- Persediaan barang dagangan

- Penjualan

- Order penjualan

- Daftar wiraniaga

Rancangan basis data juga harus menyertakan tabel relasi seperti Penjualan

dengan Persediaan Barang Dagangan.

Menurut Samiaji Sarosa (2009:40), data yang disimpan dalam pada

aplikasi basis data di siklus pendapatan memungkinkan dilakukan:

- Analisa penjualan dan arus kas

- Memperbaharui dan memelihara catatan persediaan barang dagangan

- Menyediakan data untuk menghasilkan laporan berupa Buku Besar, Jurnal,

dan Laporan Keuangan.

II.2.5. Aktvitas dalam Siklus Pendapatan

Menurut Samiaji Sarosa (2009:39), aktivitas dalam siklus pendapatan

antara lain adalah:

- Menerima pesanan (order) dari pelanggan/konsumen

- Mencatat transaksi penjualan baik tunai maupun kredit.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

- Menghasilkan faktur penjualan yang juga berfungsi sebagai tagihan kepada

pelanggan (dalam penjualan kredit)

- Mencatat penerimaan kas dari pelanggan; dan

- Mencatat semua peristiwa diatas.

Menurut Rama dan Jones (2008:23), siklus pendapatan dari jenis

organisasi berbeda dapat saja sama dan mencakup di dalamnya sebagian atau

semua operasi berikut ini :

1. Merespon permintaan informasi dari pelanggan

2. Membuat perjanjian dengan para pelanggan untuk menyediakan barang

dan jasa di masa mendatang

3. Menyediakan jasa atau mengirimkan barang ke pelanggan

4. Menagih pelanggan

5. Melakukan penagihan uang

6. Menyetorkan uang kas ke bank

7. Menyusun laporan.

II.2.6. Prosedur Siklus pendapatan

Samiaji Sarosa (2009,18-19), prosedur dalam siklus pendapatan adalah :

- Pelanggan memesan barang menggunakan dokumen order pembelian yang

diterima oleh fungsi penjualan/pemasaran.

- Setelah verifikasi dan negosiasi harga, status kredit pelanggan diverifikasi

oleh fungsi kredit. Jika pelanggan baru apakah boleh membeli kredit,

sedangkan pelanggan lama apakah batas kreditnya memenuhi. Jika

diperlukan bisa saja batas kredit pelanggan dinaikkan. Pada kasus lain,dapat

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00491-AK Bab2001.pdf · • Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku ... Lingkungan pengendalian

juga permintaan pembelian kredit pelanggan ditolak karena riwayat kredit

yang buruk.

- Setelah verifikasi status kredit fungsi penjualan melihat apakah jumlah

persediaan barang memenuhi pesanan pelanggan. Jika tersedia, maka catatan

persediaan diperbaharui dan fungsi gudang diminta menyiapkan barang

untuk dikirim.

- Jika persediaan tidak mencukupi maka dilakukan prosedur back order. Pada

perusahaan manufaktur ,back order menjadi pemicu proses produksi. Pada

perusahaan dagang, back order menjadi pemicu fungsi pembelian untuk

membeli barang yang dibutuhkan kepada pemasok.

- Barang yang sudah disiapkan oleh fungsi gudang kemudian dikirim oleh

fungsi pengiriman. Perusahaan dapat mengirim sendiri barang dagangan atau

memanfaatkan jasa perusahaan pengiriman (outsourcing).

- Saat barang telah diterima oleh pelanggan, maka fungsi penagihan akan

mengirimkan faktur kepada pelanggan sebagai tagihan atas piutang

pelanggan. Piutang baru boleh diakui saat pelanggan telah menerima barang.

- Fungsi piutang mengelola data piutang pelanggan, termasuk membuat

laporan, memperbaharui buku piutang, otorisasi pembayaran piutang,dll.

- Pelanggan membayar piutangnya dengan menggunakan cek atau transfer

bank.