bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-2-01213-ar bab2001.pdf ·...

32
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN UMUM 2.1.1 Definisi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia III 815, Perancangan adalah mengatur atau menata sesuatu dengan keinginan. Beda halnya dengan Departemen Pendidikan Nasional 927 yang mengatakan perancangan sebagai proses, cara, dan perbuatan merancang. Mixed Use Building adalah Penggabungan dua massa bangunan atau lebih ke dalam satu wadah dengan cara yang terkoordinasi dan saling terkait satu sama lain seperti : kantor, tempat perbelanjaan, hotel atau perumahan. Menurut buku “Office Development Hand Book, ULI- the Urban Land Institude, (1998), mixed-use building adalah suatu kawasan bisnis multi fungsi bagian dari wilayah kota yang menampung beberapa kegiatan yang berbeda di dalamnya, masing-masing kegiatan saling melengkapi dan berkaitan erat serta saling berinteraksi, pengembangannya harus memiliki peranan yang jelas dan akurat diangkat dari masing-masing fungsi kegiatan. Menurut Mike Jenk (1996) dalam bukunya yang berjudul “The Compact City A Sustainable Urban From?”, Mixed Use Building adalah proyek Real Estate yang lebih besar (dengan rasion area lantai terdiri dari tiga lantai atau lebih) yang berkarakteristik tiga atau lebih bangunan revenue seperti retail, office, residential, hotel dan rekreasi yang dalam proyek perencanaannya akan saling berhubungan dan bergantung satu sama lainnya

Upload: hoangngoc

Post on 03-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 TINJAUAN UMUM

2.1.1 Definisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia III 815, Perancangan adalah

mengatur atau menata sesuatu dengan keinginan. Beda halnya dengan

Departemen Pendidikan Nasional 927 yang mengatakan perancangan sebagai

proses, cara, dan perbuatan merancang.

Mixed Use Building adalah Penggabungan dua massa bangunan atau

lebih ke dalam satu wadah dengan cara yang terkoordinasi dan saling terkait

satu sama lain seperti : kantor, tempat perbelanjaan, hotel atau perumahan.

Menurut buku “Office Development Hand Book, ULI- the Urban Land

Institude, (1998), mixed-use building adalah suatu kawasan bisnis multi

fungsi bagian dari wilayah kota yang menampung beberapa kegiatan yang

berbeda di dalamnya, masing-masing kegiatan saling melengkapi dan

berkaitan erat serta saling berinteraksi, pengembangannya harus memiliki

peranan yang jelas dan akurat diangkat dari masing-masing fungsi kegiatan.

Menurut Mike Jenk (1996) dalam bukunya yang berjudul “The

Compact City A Sustainable Urban From?”, Mixed Use Building adalah

proyek Real Estate yang lebih besar (dengan rasion area lantai terdiri dari tiga

lantai atau lebih) yang berkarakteristik tiga atau lebih bangunan revenue

seperti retail, office, residential, hotel dan rekreasi yang dalam proyek

perencanaannya akan saling berhubungan dan bergantung satu sama lainnya

9

dengan fungsi dan bentuk fisik yang terintegrasi dari komponen proyek,

termasuk jalur pedestrian yang tidak terpotong.

Menurut Endy Marlina dalam bukunya Perancangan Bangunan

Komersial (2008: 280), Mixed Use Building adalah salah satu upaya

pendekatan perancangan yang berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan

fungsi yang berada di bagian area suatu kota (luas area terbatas, harga tanah

mahal, letak strategis, nilai ekonomi tinggi) sehingga terjadi satu struktur

yang komples dimana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan dalam

kerangka integrasi yang kuat. Menurut keputusan menteri pekerjaan umum

nomor 441/KPTS/1998, Klasifikasi bangunan hunian campuran adalah

tempat tingal yang berada didalam suatu bangunan yang termasuk dalam

klasifikasi bangunan kantor, bangunan perdagangan, bangunan penyimpanan,

atau bangunan umum dan memiliki tempat tinggal dalam bangunan tersebut.

Terdapat berbagai kemungkinan konfigurasi tata letak bangunan di

dalam kawasan mixed-use, yaitu : (Sumargo, 2003; 58)

1. Mixed-use Tower

Merupakan struktur tunggal baik massa maupun ketinggian, dimana

fungsi-fungsi ditempatkan dalam lapisan-lapisan. Bangunan dapat

berupa high rise tower dengan fungsi bertumpuk, atau high rise tower

dengan struktur bawah yang diperbesar.

2. Multitowered Megastructure

Merupakan podium dengan tower yang secara arsitektur dilebur dengan

atrium atau tempat perbelanjaan. Secara struktural hal ini

mengintegrasikan semua komponen pada lantai bawah sebagai common

base

10

3. Freestanding Strukcture with Pedestrian Connections

Bangunan-bangunan tunggal yang disatukan oleh jalur pedestrian.

4. Combination

Merupakan gabungan dari ketiga bentuk di atas

Ciri-ciri bangunan Mixed Use adalah:

1. Mewadahi 2 fungsi urban atau lebih misalnya terdiri dari retail,

perkantoran, hunian, hotel dan entertainment/cultural/recreation.

2. Terjadi integrasi dan sinergi fungsional

3. Terdapat ketergantungan kebutuhan antara masing-masing fungsi

bangunan yang memperkuat sinergi dan integrasi antar fungsi tersebut.

Pembangunan Miced-use dalam konteks zoning berarti

mengkombinasikan beberapa fungsi berupa hunian, komersial, industri,

perkantoran,institusi atau fungsi-fungsi lain. Konsep pembangunan ini

memiliki tujuan untuk memberi kenyamanan dan keamanan misalnya dengan

mendekatkan antara fungsi hunian dengan fungsi lain seperti kantor dan

komersial.

Beberapa keuntungan dari konsep pembangunan Mixed Use menurut

Llewelyn Davies (2000) :

1. Akses yang lebih nyaman ke berbagai fasilitas

2. Kemacetan dalam perjalanan ke kantor dapat diminimalisasi

3. Kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi sosial

4. Komunitas sosial yang beragam

5. Stimulasi visual dari perbedaan bangunan dengan jarak yang dekat

6. Efisiensi energi, penggunaan ruang dan bangunan

11

7. Pilihan lebih beragam untuk gaya hidup, baik lokasi atau jenis

bangunan

8. Vitalitas kota dan kehidupan di jalan

9. Mengingkatkan kelangsungan hidup fasilitas kota dan pendukung untuk

bisnis kecil

Pembangunan Mixed use tidak hanya membahas tentang pencampuran

fungsi secara horizontal, tetapi juga secara vertikal. Flat atau kantor dapat

diletakkan di atas toko, restoran atau fungsi hiburan. Menurut Dean

Schwanke & associate dalam bukunya yang berjudul Miced use development

handbook, dalam penerapannya, konsep bangunan mixed use building

digunakan untuk memperbaiki dan mewujudkan kualitas hidup lingkungan

perkotaan yang lebih baik pada masa mendatang.

2.1.2 Apartemen

Definisi Apartemen

Menurut buku Site Planning, Apartemen didefinisikan sebagai beberapa

bagian unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan dilingkupi oleh

struktur kulit bangunan yang sama. Menurut Stein (1967), sebuah ruangan

atau beberapa susunan dalam beberapa jenis yang memiliki kesamaan dalam

suatu bangunan yang digunakan sebagai rumah tinggal. Menurut Endy

Marlina (2008: 86) dalam bukunya yang berjudul Perancangan Bangunan

Komersial mengatakan bahwa, apartemen adalah bangunan yang membuat

beberapa grup hunian, yang berupa rumah flat atau petak bertingkat yang

diwujudkan untuk mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat

hunian dari keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di perkotaan.

12

Menurut Grolier (1975) dalam bukunya yang berjudul The American

People Encyclopedia, apartemen adalah sebuah bangunan yang terdiri dari

tiga atau lebih unit hunian yang merupakan suatu kehidupan bersama dan

masing-masing unit dapat digunakan secara terpisah. Menurut Neufert

(1980), apartemen adalah bangunan hunian yang dipisahkan secara horizontal

dan vertikal, agar tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup

bangunan bertingkat rendah atau bertingkat tinggi, dilengkapi dengan

fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan.

Tetapi Ciri-ciri umum bangunan apartemen, sebagai berikut :

- Memiliki jumlah lantai lebih dari satu

- Terdiri atas beberapa unit hunian dalam satu lantai

- Setiap unit hunian terdiri atas minimal 3 macam ruang yaitu ruang tidur,

dapur dan kamar mandi

- Setiap penghuni akan saling berbagi fasilitas yang ada pada apartemen

- Sirkulasi vertikal berupa tangga atau lift, sedangkan sirkulasi

horizontalnya berupa koridor

- Setiap unit mendapatkan jendela yang menghadap ke luar bangunan

- Pada apartemen mewah, terdapa penambahan ruang-ruang seperti ruang

kerja, ruang tamu, foyer, ruang khusus pembantu, ruang rias, dll

Klasifikasi dan Jenis Apartemen

Klasifikasi Apartemen berdasarkan kategori jenis dan besar bangunan

(Akmal,2007) Apartemen terdiri atas :

1. High-rise Apartemen

13

Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh lantai yang

dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan servis penuh.

Struktur apartemen lebih komples.

2. Mid-Rise Apartemen

Bangunan apartemen yang terdiri dari 7-10 lantai

3. Low-Rise Apartemen

Apartemen dengan ketinggian kurang dari 7 lantai dan penggunaan

tangga sebagai sirkulasi transportasi vertikal

4. Walked-Up Apartemen

Apartemen yang terdiri dari 3 sampai 6 lantai, terkadang memiliki lift.

Apartemen ini lebih disukai oleh keluarga besar dan biasanya 1 gedung

apartemen hanya terdiri dari 2-3 unit apartemen

5. Garden Apartemen

Bangunan Apartemen 2-4 lantai. Apartemen ini memiliki halaman dan

taman disekitar bangunan.

Berdasarkan buku Apartements:Their Design and Development (1967:

44-47), Garden Apartemen juga termasuk dalam kategori Apartemen Low-

Rise karena memiliki ketinggian antara 2-4 lantai. Ciri-ciri lainnya adalah:

- Tiap unit hunian memiliki teras dan balkon tersendiri.

- Memiliki banyak ruang terbuka hijau dan tempat parkir yang dekat

dengan bangunan.

- Antara Massa Bangunan satu dengan bangunan lain terdapat ruang

terbuka yang cukup luas.

- Biasanya dibangun didaerah kepadatan rendah dan memiliki maksimal

30 keluarga per hektar.

14

Menurut Endy Marline (2008: 86), klasifikasi apartemen menurut

jumlah kamarnya adalah sebagai berikut :

1. Tipe Studio (18 m² - 45 m²)

Tipe ini mengutamakan efisiensi penggunaan ruang-ruang. Hanya

tersedia ruangan tanpa sekat.

2. Tipe dua ruang tidur (45 m²-90 m²)

Apartemen ini berkapasitas 3-4 orang, misalnya keluarga dengan satu

atau dua anak. Pada tipe ini biasanya ruang keluarga dan ruang makan

dipisah.

3. Tipe tiga ruang tidur (54 m²-108 m²)

Apartemen ini berkapasitas 4-5 orang, misalnya keluarga besar dengan

tiga anak atau lebih.

Klasifikasi apartemen berdasarkan pelayanannya (Chiara, 1986), dibagi

menjadi empat, yaitu:

1. Apartemen Fully Service

Apartemen yang menyediakan layanan standar hotel bagi penghuninya,

seperti laundry, catering, kebersihan, dan sebagainya.

2. Apartemen Fully Furnished

Apartemen yang menyediakan furniture dalam unit apartemen.

3. Apartemen Fully Furnished and Fully Service

Gabungan kedua diatas.

4. Apartemen Building Only

Apartemen yang hanya menyediakan ruangannya saja.

15

Fasilitas-fasilitas standar yang umumnya disediakan pada kelas

apartemen mengengah dan apartemen mewah adalah:

1. Dalam unit Hunian

Menengah Mewah

- Intercom

- Alarm Pintu

- Balkon

- Pendingingan ruangan tersendiri

- Penjaga pintu dan telepon

- Entrance servis

- Balkon yang luas

- Pendingingan ruangan terpusat

- Ruang Pembantu

2. Dalam Bangunan

Menengah Mewah

- Laundry

- Area Komersial

- Ruang Bersama

-Tempat penyimpanan barang

bersama

- Parkir yang terjada ketat

- Tempat berbelanja

- Lift servis & CCTV

- Penjaga pintu

- Ruang Pertemuan

- Pusat kebugaran

- Kolam renang indoor

3. Pada Tapak

Menengah Mewah

- Parkir dalam bangunan

- Tempat bermain dan

duduk outdoor

- Kolam Renang

- Taman

- Area Rekreasi

- Country Ckub

- Kolam Renang

16

2.1.3 Kantor

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kantor adalah balai

(gedung, rumah, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan/ tempat bekerja.

Kantor adalah wadah atau tempat untuk sekelompok orang melakukan

kegiatan tata usaha dan merupakan bagian dari organisasi yang menjadi pusat

kegiatan administrasi dan tempat pengendalian kegiatan informasi.

Perkataan kantor berasal dari kata bahasa Belanda yang kemudian

berkembang di Indonesia, kantor lebih diartikan sebagai tempat atau ruang

dan proses kegiatan penanganan data/informasi. Dalam hubungan ini yang

dimaksud dengan penanganan adalah pengumpulan, pencatatan, pengolahan

penyimpanan dan pendistribusian atau penyimpanan data/informasi.

Menurut Mills, tujuan kantor didefinisikan sebagai pemberi pelayanan

komunikasi dan perekaman. Dari definisi tersebut, Mills memperluas menjadi

fungsi kantor (pekerjaan yang dilakukan) yakni sebagai berikut:

1. Menerima Informasi (to receive information)

2. Merekam/ menyimpan data-data serta informasi (to record information)

3. Mengatur Informasi (to arrange information)

4. Memberi Informasi (to give information)

5. Melindungi Aset (to safeguard assets)

Dalam pemilihan lokasi kantor, terdapat beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli.

Menurut Terry (Dalam Gie, 2000) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan

dalam memilih lokasi kantor adalah:

• Corak gedung, termasuk wujud gedung, ukurannya, reputasi, usia

gedung, pelayanan yang tersedia.

17

• Fasilitas gedung, yaitu fasilitas-fasilitas yang membuat gedung menjadi

lebih baik, seperti AC, listrik, tempat parkir, jalan keluar, dll.

• Flexiblilitas ruangan. Meliputi ruangan yang memungkinkan

pengaturan untuk bermacam-macam bagian kantor, ukuran, tempat

peralatan, mesin-mesin.

• Penerangan dan ventilasi. Tiap ruangan diusahakan mendapatkan

penerangan alam, ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup.

• Bebas dari kotoran dan suara gaduh. Kebersihan udara, lingkungan dan

suara gaduh, dapat mengganggu pekerjaan kantor.

Secara garis besar jenis kantor dapat dibedakan menjadi 4 macam

menurut L. Manasseh dan R. Cunliffe, yaitu :

1. Commercial Office

Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran

(untuk toko, disewakan), perusahaan (trading company), asuransi dan

transportasi.

2. Industrial Office

Jenis perkantoran ini terikat hams mempunyai hubungan fisik dengan

pabriknya.

3. Profesional Office

Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan

merupakan perkantoran yang jumlah modal yang digunakan relatif

kecil.

4. Institutional / Governmental Office

Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam bentuk lembaga.

Biasanya digunakan dalam waktu yang lama atau panjang.

18

2.2 TINJAUAN KHUSUS

2.2.1 Vertical Farming

Pengertian Vertical Farming

Vertical Farming adalah membudidayakan tanaman atau hewan

didalam sebuah gedung pencakar langit atau bidang-bidang vertikal. Vertical

farming pada bangunan pencakar langit multi-fungsi merupakan sebuah

konsep yang dibuat oleh Ken Yeang. Menurut Ken Yeang, tumbuhan harus

dirawat dan dikembangkan di ruang terbuka, bangunan pencakar langit

multifungsi untuk mengatur iklim dan konsumsi tanaman yang ada.

Menurut FAO dan Nasa, pada tahun 2050 sekitar 80% dari populasi di

bumi akan tinggal di pusat kota. Perkiraan menurut pertambahan demografi

saat ini, populasi manusia akan meningkat sekitar 3 milliar orang . Perkiraan

109 hektar tanah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan makanan untuk

semuanya, jika sistem bertanam tradisional tetap dilanjutkan seperti yang

mereka lakukan saat ini. Saat ini, diseluruh belahan dunia, lebih dari 80%

tanah yang cocok untuk ditanam telah digunakan, sedangkan 15% sisanya

terbuang sia-sia karena kurang baiknya manajemen penggunaan lahan.

Gambar 2.1 Grafik populasi penduduk

19

Sumber : UN Departmen for Economoic and Social Affairs Konsep bertanam di dalam ruangan bukan merupakan konsep baru,

sejak rumah kaca memproduksi tomat, berbagai jenis rumput-rumputan, dll.

Pendekatan bertanam di dalam ruangan saat ini telah dikembangkan menjadi

sistem vertical farming. Vertical farming memiliki lantai yang bertingkat-

tingkat, dapat diletakkan di tengah-tengah pusat kota. Jika hal ini dilakukan

dengan baik, maka terjadi kelanjutan produksi makanan dan dapat

memperbaiki ekosistem yang dikorbanan ketika melakukan horizontal

farming.

Menurut Despommier (2004), Beberapa isu dasar yang mendasari

pemikiran Vertical Farming sebagai berikut :

1. 7 miliar manusia membutuhkan makan dan kelaparan didunia

2. Perubahan iklim yang mengubah bentuk landskap agrikultur

3. Penyakit yang timbul dari makanan

4. Tanaman gagal panen karena serangga pestisida dan patogen

5. Air minum menjadi semakin langka

6. 80% pekerja menderita infeksi karena cacing

Taman vertikal dapat merupakan bagian dari sebuah bangunan yang

memiliki / dipasang beberapa jenis vegetasi dibagian-bagian dari gedung.

Jenis taman/kebun seperti ini merupakan tipe taman yang sangat cocok di

areal perkotaan dimana lahan juga terbatas sehingga pemanfaatan lahan

vertikal pun dilakukan.Taman-taman vertikal ini sangat menarik dilihat dan

juga berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk ke dalam bangunan.

Biasanya bagian depan dinding (facade) yang sering digunakan sebagai taman

vertikal, tapi dapat juga untuk bagian dalam dinding (dinding interior).

20

Menurut Despommier (2004), Keuntungan dari Vertikal Farming :

- Tidak terlalu dipengaruhi oleh cuaca dan banjir

- Semua Vertical Farming memiliki hasil organik

- Menciptakan efisiensi lahan

- Vertical farming dapat mengevaporasi air yang telah digunakan menjadi

air bersih dan dapat digunakan untuk menyaring black water

- Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil (tidak ada penggunaan

traktor, bajak, pengiriman jarak jauh)

- Vertical Farming dapat membuat perkotaan memiliki tempat untuk

menghasilkan pangan

- Menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung kehidupan

berkelanjutan di pusat kota

- Menciptakan kesempatan kerja baru dan pendapatan tambahan

- Dll

Studi Kasus

A. Solaris, Fusionopolis

Gambar 2.2 Solaris Sumber : www.skyrisegreenery.com

Bangunan yang memiliki fungsi sebagai research dan business park

yang bernama Solaris berada di pusat kota Singapore yang

pembangunannya telah selesai pada akhir tahun 2012. Bangunan ini

21

mendapatkan penghargaan sertifikat tertinggi Green dengan berhasil

mereduksi energi sebesar 36% dan memiliki 8000 m² area lanskap.

Gambar 2.3 Penggunaan vegetasi bangunan Solaris Sumber : www.skyrisegreenery.com

Gambar 2.4 Potongan Solaris Sumber : www.skyrisegreenery.com

Penggunaan jenis tanaman pada bangunan ini adalah dengan

menggunakan tanaman yang berada di tapak ini sebelum bangunan

didirikan, sehingga keberadaan tanaman pada tapak tidak dihilangkan

namun dipindahkan ke bagian bangunan. Terdapat ramp landskap yang

dijadikan tempat untuk vegetasi dan juga merupakan akses penghubung

antara lantai dasar hingga lantai paling atas. Melalui akses ramp ini,

22

penggunaan rainwater juga dimanfaatkan dengan baik dengan

melakukan sistem irigasi pengairan yang menerus.

Gambar 2.5 Detail struktur Sumber : www.skyrisegreenery.com

B. Kent Vale Housing, NUS

Gambar 2.6 Kent Vale Housing Sumber : www.nus.edu.sg

Kent Vale Housing adalah bangunan mixed-use kantor dan apartemen

berkonsep sustainable yang berada di Singapore yang dirancang oleh

MKPL Architects. Perancangan bangunan ini memperhatikan akses yang

baik menuju transpot publik dan 25,1% merupakan area penangkap air

untuk pengairan taman. Bangunan ini merypakan bangunan hemat energi

yang berhasil menghemat penggunaan energi dari penggunaan

pencahayaan buatan sebesar 38.88%. Orientasi bangunan berhasil

mengurangi panas matahari yang ada.

23

Gambar 2.7 Orientasi matahari dan ventilasi bangunan Sumber : www.nus.edu.sg

Perancangan bangunan ini berusaha untuk memaksimalkan

penggunaan penghawaan alami. Koridor, tempat parkir dan lobby lift

menggunakan penghawaan alami. Ruang-ruang hijau di dalam bangunan

berada pada beberapa bagian fasad dengan menggunakan green wall,

penggunaan terraced planters, undulating planters,dan roof top sky terrace.

2.2.2 Faktor Lingkungan yang mempengaruhi tanaman

Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan

tempat hidupnya. Faktor-faktor lingkungan tersebut antara lain : nutrien,

suhu, cahaya, kelembaban, PH tanah dan udara (Risa,2007).

Cahaya Matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, karena

merupakan bahan dari proses fotosintesis, bila tak ada cahaya, maka proses

fotosintesis tak akan terjadi. Keasaman tanah (pH) tanaman umumnya

tumbuh normal pada tanah yang netral, berkisar antara pH 9-7. Pertumbuhan

sangat dipengaruhi oleh temperatur (suhu) lingkungan. Setiap jenis tumbuhan

memiliki toleransi pada suhu minimum tertentu, suhu optimum tertentu, dan

suhu maksimum tertentu. Toleransi ini berbeda-beda untuk tiap jenis

24

tumbuhan. Pengaruh suhu dan cahaya matahari memberi pengaruh kompleks

berkaitan dengan kedudukan tempat di bumi terhadap cahaya matahari.

Nutrien dibutuhkan oleh tanaman sebagai sumber energi yang

digunakan untuk menyusun berbagai komponen sel selama proses

pertumbuhan dan perkembangan. Tanaman memerlukan suhu yang sesuai

supaya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. (Risa,2007).

Kelembaban merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pertkembangan dan pertumbuhan tanaman terutama dalam proses penyerapan

air dalam tanah. Nutrien dalam tanah dapat diserap oleh tanaman karena

adanya faktor pH tanah yang mengatur kelarutan nutrien dalam tanah.

2.2.3 Matahari

Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi. Matahari

memiliki jarak 150 juta kilometer dari bumi dan menyediakan energi yang

dibutuhkan oleh kehidupan di bumi ini secara terus-menerus (Mulyono, 2007:

47). Pentingnya peranan energi matahari dalam hubungannya dengan ilmu

atmosfer (meteorologi dan klimatologi). Meteorologi mempelajari tentang

proses pembentukan dan perubahan cuaca sedangkan klimatologi

mempelajari tentang bentukan unsur-unsur cuaca jangka panjang.

Radiasi Matahari

Radiasi adalah pemindahan energi/kalor dari permukaan mathaari ke

suatu tempat dipermukaan bumi yang dipancarkan dalam bentuk gelombang

elektromagnetik baik melalui perantara maupun tidak melalui perantara.

Radiasi menjalar dengan kecepatan cahaya (3m/s) dalam bentuk gelombang

yang mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda. Peristiwa ini akan

berhenti jika hidrogen dalam reaksi inti habis (Daryanto, 2007: 72).

25

Radiasi surya dapat dinyatakan dalam berbagai komponen dan tiap

komponen mempunyai efek yang berbeda terhadap suatu permukaan.

Komponen-komponen tersebut adalah radiasi surya yang meliputi:

1. Intensitas radiasi

2. Kualitas radiasi

3. Panjang hari dan lama penyinaran

Menurut Lang (2003) dalam buku The Cambridge Guide to the Solar

System, Beberapa manfaat yang dihasilkan oleh matahari adalah :

1. Panas Matahari

Panas Matahari memberikan suhu yang tepat untuk kelangsungan

hidup organisme dan memungkinkan adanya angin, siklus hujan, cuaca

dan iklim.

2. Cahaya Matahari

Cahaya matahari dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan

berklorofil untuk melangsungkan fotosintesis. Bagi pertumbuhan

tanaman pengaruh cahaya selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata

ditentukan intensitasnya.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Matahari

Pembangkit Listrik tenaga matahari adalah cara mendapatkan energi

listrik dari matahari dengan penggunaan panel surya.

4. Pergerakan rotasi Bumi

Pergerakan ini menyebabkan ada bagian-bagian bumi yang

menerima sinar matahari dan ada bagian yang tidak mendapatkan sinar

matahari. Hal ini menciptakan adanya siang dan malam hari.

26

Menurut Surya (2008), Dilihat dari Bumi, sepanjang tahun Matahari di

langit seolah-olah bergerak sejauh 23.5° ke Utara dan 23.5° ke Selatan dari

garis ekuator. Pergerakan ini terjadi karena sumbu rotasi Bumi memiliki

kemiringan 23.5°. Garis edar Matahari semu ini disebut garis ekliptika. Cara

mudah untuk melihat pergerakan ini, perhatikan bahwa tempat terbit dan

tenggelam Matahari bergeser dari waktu ke waktu.

Gambar 2.8 Gerak Edar Semu Matahari Sumber: ilustrasi pribadi

Keterangan :

21 Maret : Matahari berada di garis khatulistiwa 0°

21 Juni : Matahari berada di garis lintang utara 23,5°

23 September : Matahari berada di garis khatulisitwa 0°

22 Desember : matahari berada di garis lintang selatan 23,5°

Pengaruh Garis Lintang

Setiap tempat di permukaan bumi berbeda-beda bentuk permukaannya

baik struktur maupun kandungannya sehingga mempengaruhi perbedaan

jumlah radiasi yang diterima oleh permukaan bumi. Waktu-waktu dalam

setahun merupakan salah satu faktor yang mengendalikan perbedaan tersebut.

27

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Doorenbos dan Pruit (1975),

rata-rata Harian lama Penyinaran Matahari Maksimum (Jam) untuk berbagai

Bulan dan Lintang, sedangkan Jakarta berada pada Lintang 5 derajat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Rata-Rata Harian Lama Penyinaran Matahari Maksimum

(jam) untuk berbagai Bulan dan lintang

Lin-

tang Bulan

Utara

Selatan

Jan

Juli

Feb

Ags

Mr

Sep

Apr

Okt

Mei

Nov

Jun

Des

Jul

Jan

Ags

Feb

Sep

Mr

Okt

Apr

Nov

Mei

Des

Jun

0 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1 12.1

5 11.8 11.9 12.0 12.2 12.3 12.4 12.3 12.3 12.1 12.0 11.9 11.8

10 11.6 11.8 12.0 12.3 12.6 12.7 12.6 12.4 12.1 11.8 11.6 11.5

15 11.3 11.6 12.0 12.5 12.8 13.0 12.9 12.6 12.2 11.8 11.4 11.2

20 11.0 11.5 12.0 12.6 13.1 13.3 13.2 12.8 12.3 11.7 11.2 10.9

25 10.7 11.3 12.0 12.7 13.3 13.7 13.5 13.0 12.3 11.6 10.9 10.6

30 10.4 11.1 12.0 12.9 13.6 14.0 13.9 13.2 12.4 11.5 10.6 10.2

35 10.1 11.0 11.9 13.1 14.0 14.5 14.3 13.5 12.4 11.3 10.3 9.8

40 9.6 10.7 11.9 13.1 14.4 15.0 14.7 13.7 12.5 11.2 10.0 9.3

42 9.4 10.6 11.9 13.4 14.6 15.2 14.9 13.9 12.9 11.1 9.8 9.1

44 9.3 10.5 11.9 13.4 14.7 15.4 15.2 14.0 12.6 11.0 9.7 8.9

46 9.1 10.4 11.9 13.5 14.9 15.7 15.4 14.2 12.6 10.9 9.5 8.7

48 8.8 10.2 11.8 13.6 15.2 16.0 15.6 14.3 12.6 10.9 9.3 8.3

50 8.5 10.1 11.8 13.8 15.4 16.3 15.9 14.5 12.7 10.8 9.1 8.1

28

Sumber : Buku Agroklimatik, Aspek-aspek klimatik untuk sistem budidaya tanaman

2.2.4 Pengaruh Cahaya Matahari terhadap tanaman

Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh adanya cahaya matahari

karena cahaya matahari mempunyai peran yang sangat penting bagi

kebutuhan dari tanaman itu sendiri. Energi matahari merupakan sumber

energi utama bagi makhluk hidup terutama tumbuhan. Cahaya matahari

mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu.

Cahaya matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan

sebagai produsen untuk berfotosintesis. Cahaya Optimal bagi Tumbuhan

Kebutuhan minimum cahaya untuk proses pertumbuhan terpenuhi bila cahaya

melebihi titik kompensasinya (Wirakusumah, 2003).

Menurut Lakitan (2004), berikut ini adalah hubungan-hubungan cahaya

matahari terhadap tanaman adalah :

1. Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman,

terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi

2. Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton

3. Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk

memanaskan daun dan transpirasi

4. Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi, menaikkan suhu

5. Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi stomater, mekanisme

bukaan stomata

Di daerah tropis seperti di Indonesia, intensitas cahaya dan suhu udara

yang tinggi merupakan masalah yang banyak dihadapi dalam budidaya

tanaman introduksi dari daerah subtropis (Akyas,2000). Menurut Squire

(1993) diacu dalam Ardie (2006) Tiga faktor utama radiasi yang penting bagi

tanaman yaitu kualitas, kuantitas (intensitas), dan periode lama penyinaran.

29

A. Kualitas Cahaya

Menurut Lakitan (2001), kualitas cahaya tidak memperlihatkan

perbedaan yang mencolok antara satu tempat dengan tempat lainnya,

sehingga tidak selalu merupakan faktor ekologi yang penting. Pada ekosistem

daratan kualitas cahaya tidak mempunyai variasi yang berarti untuk

mempengaruhi fotosintesis.

Kualitas cahaya matahari ditentukan oleh proporsi relatif panjang

gelombangnya. Radiasi matahari merupakan gelombang- gelombang

elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Tidak semua

gelombang- gelombang tadi dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk

mencapai permukaan bumi. Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk

mengelola cahaya dengan panjang gelombang antara 0,39 – 7,6 mikron.

Klorofil yang berwarna hijau mengasorpsi cahaya merah dan biru, dengan

demikian panjang gelombang itulah yang merupakan bagian dari spectrum

cahaya yang sangat bermanfaat bagi fotosintesis.

B. Intensitas cahaya

Intensitas adalah jumlah energi yang diterima tanaman pada luasan dan

jangka waktu tertentu. Radiasi berpengaruh terhadap laju pertumbuhan, laju

transpirasi dan periode kritis dalam pertumbuhan (Squire 1993 dalam Ardie

2006). Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya

terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga

pengendali utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik

dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu atau temporal.

Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama daerah

kering (zona arid), sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan. Di daerah

30

garis lintang rendah, cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk

sudut yang besar dengan permukaan bumi. Intensitas cahaya menurun secara

cepat dengan naiknya garis lintang. Pada garis lintang yang tinggi matahari

berada pada sudut yang rendah terhadap permukaan bumi dan permukaan

atmosfer, dengan demikian sinar menembus lapisan atmosfer yang terpanjang

dan mengakibatkan lebih banyak cahaya yang direfleksikan dan dihamburkan

oleh lapisan awan dan pencemar di atmosfer (Sasmita mihardja, 1996).

Menurut Lakitan (2004), intensitas cahaya adalah banyaknya energi

yang diterima oleh suatu tanaman per satuan luas dan waktu (kal/cm2/hari).

Pengertian intensitas sudah mencakup didalamnya lama penyinaran, yaitu

lama matahari bersinar dalam satu hari, karena satuan waktunya

menggunakan hari. Intensitas radiasi matahari erat kaitannya dengan

ketinggian suatu tempat. Semakin tinggi tempat maka intensitas yang

diterima akan semakin besar, begitu pula sebaliknya semakin rendah suatu

dataran maka intensitas radiasi matahari yang diterima juga kecil.

C. Fotoperiodisitas

Menurut Wartoyo (2006) dalam buku ajar dasar hortikultura,

Fotoperiodisitas atau panjang hari didefinisikan sebagai panjang atau

lamanya hari dihitung mulai dari matahari terbit sampai terbenam

ditambah lamanya keadaan remang-remang (selang waktu sebelum

matahari terbit atau setelah matahari terbenam pada saat matahari berada

pada posisi 60 di bawah cakrawala). Panjang hari tidak terpengaruh oleh

keadaan awan seperti pada lama penyinaran yang bisa berkurang bila

matahari tertutup awan, sedang panjang hari tetap.

31

Panjang hari berubah beraturan sepanjang tahun sesuai dengan

deklinasi matahari dan berbeda pada setiap tempat menurut garis

lintang. Pada daerah equator panjang hari sekitar 12 jam per harinya,

semakin jauh dari equator panjang hari dapat lebih atau kurang sesuai

dengan pergerakan matahari. Secara umum dapat dikatakan bahwa

semakin lama tanaman mendapatkan pencahayaan matahari, semakin

intensif proses fotosintesis, sehingga karbohidrat yang dihasilkan akan

tinggi. Akan tetapi beberapa tanaman memerlukan lama penyinaran

yang berbeda untuk mendorong fase pembungaan. Fotoperiodisitas

berpengaruh untuk menentukan jumlah makanan yang dihasilkan oleh

suatu tanaman dan waktu pembungaan pada beberapa tanaman.

Menurut Wartoyo (2006) dalam buku ajar dasar hortikultura,

Berdasarkan respon tanaman terhadap panjang hari (fotoperiodisme)

maka tanaman dapat digolongkan menjadi tiga kelompok:

1. Tanaman hari panjang (long day plants)

2. Tanaman hari pendek (short day plants)

3. Tanaman hari netral (neutral day plants).

Tanaman hari netral adalah tanaman yang pembungaannya tidak

dipengaruhi oleh perubahan panjang. Tanaman hari netral (intermediate)

adalah tanaman yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang hari. Tanaman

intermediate dalam zona sedang bisa berbunga dalam beberapa bulan. Tetapi

tanaman yang tumbuh di daerah tropik yang mengalami 12 jam siang dan 12

jam malam dapat berbunga terus menerus sepanjang tahun. Oleh karena itu

tanaman yang tumbuh di daerah tropik pada umumnya adalah tanaman

intermediate (Tanaman hari netral).

32

2.2.5 Suhu dan kelembaban

Suhu dan Kelembaban suatu tanaman merupakan parameter yang

mempengaruhi jumlah air yang dibutuhkan. Suhu merupakan salah satu

faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk

hidup, termasuk tumbuhan. Suhu dapat memberikan pengaruh baik secara

langsung maupun tidak langsung. Suhu dapat berperan langsung hampir pada

setiap fungsi dari tumbuhan dengan mengontrol laju proses-proses kimia

dalam tumbuhan tersebut, sedangkan berperan tidak langsung dengan

mempengaruhi faktor-faktor lainnya terutama suplai air. Suhu akan

mempengaruhi laju evaporasi dan menyebabkan tidak saja keefektifan hujan

tetapi juga laju kehilangan air dari organisme.

Sebenarnya sangat sulit untuk memisahkan secara mandiri pengaruh

suhu sebagai faktor lingkungan. Misalnya energi cahaya mungkin diubah

menjadi energi panas ketika cahaya diabsorpsi oleh suatu substansi. Suhu

sering berperan bersamaan dengan cahaya dan air untuk mengontrol fungsi-

fungsi dari organisme. Relatif mudah untuk mengukur suhu dalam suatu

lingkungan tetapi sulit untuk menentukan suhu yang bagaimana yang

berperan nyata, apakah keadaan maksimum, minimum atau keadaan harga

rata- ratanya yang penting (Wijana, 1998).

Variasi Suhu

Tidak banyak tempat- tempat di permukaan bumi secara terus-

menerus berada dalam kondisi terlalu panas atau terlalu dingin untuk sistem

kehidupan, suhu biasanya mempunyai variasi baik secara ruang maupun

secara waktu. Variasi suhu ini berkaitan dengan garis lintang, dan sejalan

dengan ini juga terjadi variasi local berdasarkan topografi dan jarak dari laut.

33

Seperti halnya dengan faktor cahaya, letak dari sumber panas ( matahari),

bersama- sama dengan putarannya bumi pada porosnya akan menimbulkan

variasi suhu di alam tempat tumbuhan hidup.

Jumlah panas yang diterima bumi juga berubah- ubah setiap saat

tergantung pada lintasan awan, bayangan tumbuhan setiap hari, setiap tahun

dan gejala geologi. Begitu matahari terbit pagi hari, permukaan bumi mulai

memperoleh lebih banyak panas dibandingkan dengan yang hilang karena

radiasi panas bumi, dengan demikian suhu akan naik dengan cepat. Setelah

beberapa jam tercapailah suhu yang tinggi sekitar tengah hari, setelah lewat

petang mulailah terjadi penurunan suhu maka bumi ini akibat reradiasi yang

lebih besar dibandingkan dengan radiasi yang diterima. Pada malam hari

penurunan suhu muka bumi akan bertambah lagi, panas yang diterima

melalui radiasi dari matahari tidak ada, sedangkan reradiasi berjalan terus,

akibatnya ada kemungkinan suhu permukaan bumi lebih rendah dari suhu

udara disekitarnya.

Suhu tumbuhan biasanya kurang lebih sama dengan suhu sekitarnya

karena adanya pertukaran suhu yang terus- menerus antara tumbuhan dengan

udara sekitarnya. Kisaran toleransi suhu bagi tumbuhan sangat bevariasi,

untuk tanaman di tropika, semangka, tidak dapat mentoleransi suhu di bawah

150 – 180 C, sedangkan untuk biji- bijian tidak bisa hidup dengan suhu di

bawah minus 20 C – minus 50 C. Sebaliknya konifer di daerah temperata

masih bisa mentoleransi suhu sampai serendah minus 300 C. Tumbuhan

umumnya tumbuh pada kisaran suhu 1 sampai 40 0 C, kebanyakan jenis

tumbuhan tumbuh sangat baik antara 15 dan 30 0 C.

34

Hubungan Cahaya, Suhu dan Kelembaban

C Mayer dan Anderson (1952) dalam Simarangkir (2000) menyatakan

bahwa tanaman yang tumbuh dengan intensitas cahaya nol persen akan

mengakibatkan pengaruh yang berlawanan, yaitu suhu rendah, kelembaban

tinggi, evaporasi dan transportasi yang rendah. Tanaman cukup mengambil

air, tetapi proses fotosintensis tiodak dapat berlangsung tanpa cahaya

matahari.

Cahaya berbanding lurus dengan suhu, jika cahaya dilingkungan tinggi

(intensitasnya tinggi) maka suhunya akan meningkat. Dan suhu akan

berpengaruh terhadap proses transpirasi dan evaporasi. Suhu berbanding

terbalik dengan kelembaban, sehingga tinggi rendahnya suhu sangat

berpengaruh pada tinggi rendahnya kelembaban. Pada suhu yang tinggi,

kelembaban akan mengalami penurunan begitu pula sebaliknya jika suhu

rendah, maka kelembaban akan mengalami kenaikan.

Gambar 2.9 Grafik hubungan suhu dan kelembaban Sumber : Wikipedia

35

Suhu merupakan karakteristik yang dimiliki oleh suatu benda yang

berhubungan dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suhu benda,

maka suhu benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan

kehilangan panas. Akan tetpi hubungan antara satuan panas dengan satuan

suhu tidak merupakan suatu konstanta, karena besarnya peningkatan suhu

akibat penerimaan panas dalam jumlah tertentu akan dipengaruhi oleh daya

tampung panas (heat capacity) yang dimiliki oleh benda penerima tersebut

(Lakitan, 2002).

Suhu udara akan berfluktuasi dengan nyata selama setiap periode 24

jam. Fluktuasi suhu udara (dan suhu tanah) berkaitan erat dengan proses

pertukaran energi yang berlangsung di atmosfer. Pada siang hari, sebagian

dari radiasi matahari akan diserap oleh gas-gas atmosfer dan partikel-partikel

padat yang melayang di atmosfer. Serapan energi radiasi matahari akan

menyebabkan suhu udara meningkat. Suhu udara harian maksimum tercapai

beberapa saat setelah intensitas cahaya maksimum tercapai. Intensitas cahaya

maksimum tercapai pada berkas cahaya jatuh tegak lurus, yakni pada waktu

tengah hari (Lakitan, 2002).

Semakin tegak sudut datang sinar, semakin kuat intensitas penyinaran

matahari dan semakin tinggu pula suhu udara di daerah tersebut. Sebaliknya,

semakin miring sudut datang sinar, semakin lemah intensitas penyinarannya

dan semakin rendah suhu udaranya. Oleh karena itu pada tengah hari suhu

lebih panas. Semakin lama penyinaran matahari, semakin tinggi suhu udara di

suatu tempat. Bagi kawasan Indonesia yang beriklim tropis, dimana periode

waktu siang dan malam senantiasa relatif sama yaitu sektiar 12 jam,

perbedaan suhu tidak terlalu mencolok.

36

2.2.6 Naungan Tanaman

Tanaman yang kelebihan cahaya matahari dapat menimbulkan efek

negatif pada tanaman tersebut, contohnya adalah klorosis dengan gejala ujung

tanaman mengering, batang mengeras, mengakibatkan suhu meningkat

sehingga pertumbuhannya tidak berada pada suhu optimal dan lainnya.

Naungan merupakan cara untuk menghalang cahaya matahari secara langsung

menuju objek yang dituju dan juga menciptakan bayangan dari objek tersebut.

Naungan terdiri dari warna abu, hitam dan putih. Naungan dapat berbentuk

seperti atap, pohon, tirai jenela, tirai atau objek lainnya. Naungan merupakan

hal yang penting pada daerah beriklim tropis.

Tanaman hijau tidak hanya membutuhkan cahaya matahari sebagai

energi fotosintesis untuk memproduksi gula, tetapi juga terjadi proses

transpirasi yang membuat daerah sekitar tanaman menjadi lebih nyaman.

Menurut Karleen (2012), Beberapa tipe dari naungan pada tanaman adalah :

1. Full Sun

Membutuhkan cahaya matahari langsung minimal 6 jam dari

pencahayaan selama 8-12 jam

2. Partial Shade/Partial Sun

Membutuhkan cahaya matahari langsung minimal 3 jam/hari dari

pencahayaan matahari selama 4-8 jam/hari. Pembayangan bisa

didapatkan dari bangunan, dinding, pagar, atau pohon terdekat.

3. Full Shade

Cahaya matahari yang dibutuhkan kurang dari 3 jam/harinya. Tanaman

jenis full shade lebih menyukai cahaya matahari pada saat pagi hari atau

sore hari karena memiliki intensitas yang rendah.

37

2.2.7 Jenis Tanaman

Menurut Stan Cox (2012), Sayur-sayuran, terutama yang memiliki daun

yang dipergunakan pada sistem vertical farming, membutuhkan cahaya

matahari. Pada sistem vertical farming, tanaman-tanaman yang terletak

didalam ruangan tidak mendapatkan cahaya matahari yang cukup untuk

berfotosintesis. Intensitas cahaya matahari juga akan berkurang dengan

adanya pemakaian kaca. Cahaya matahari hanya dapat menyinari beberapa

tanaman pada waktu-waktu tertentu di tempat yang dekat dengan kaca dan

biasanya tanaman tersebut terletak pada sudut yang rendah dan hanya

mendapatkan cahaya matahari pada waktu-waktu tertentu saja. Jendela dapat

memenuhi kebutuhan cahaya yang masuk ke dalam ruangan sampai ke

tengah-tengah ruangannya, tetpai proses fotosintesis sangat berbeda.

Tanaman yang dapat menghasilkan pangan, membutuhkan beberapa kali lipat

cahaya yang dibutuhkan dari yang bisa didapatkan di dalam ruangan.

Menurut Stan Cox (2012), Tanaman penghasil biji-bijian atau buah-

buahan yang memiliki nutrisi lebih tinggi membutuhkan cahaya yang jauh

lebih tinggi per beratp produk yang dipanen. Sehingga, semakin tinggi nutrisi

yang diharapkan dari tanaman tersebut, semakin banyak pula penerangan

buatan yang dibutuhkan. Beberapa penelitian membuktikan, pencahayaan

buatan dapat digunakan untuk menanam tanaman dan dapat tumbuh dengan

baik didalam ruangan. Salah satu pencahayaan buatan adalah dengan

menggunakan lampu LED, tetapi pencahayaan buatan membuat bangunan

menjadi boros energi. Konsumsi energi yang digunakan pada vertical farming

dapat dibantu dengan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui

seperti angin dan mathari dengan menggunakan solar panel dan turbin angin.

38

Tanaman Dapur Hidup

Terdapat beberapa jenis tanaman yang digunakan pada praktik dapur

hidup atau urban farming hasilnya dapat menjadi sayur/bumbu dapur.

Beberapa diantaranya adalah tanaman cabai, tomat, bawang putih, kemangi,

sereh (lemon grass), jeruk limau, jeruk nipis, pandan, kunyit, bawang merah,

temulawak, jahe, kencur, daun salam, lidah buaya, selada, lengkuas, timun,

bayam, buncis, kacang panjang, pare, labu, kubis, brokoli, kangkung,caisim,

stroberi, terong, seledri, daun bawang dan sawi hijau.

Jenis-jenis tanaman yang digunakan pada dapur hidup juga dapat

digunakan untuk tanaman Vertical Farming yang disesuaikan dengan

kebutuhan jenis tanaman. Beberapa cara penanaman tanaman sayur/buah

adalah dengan menggunakan pot atau media menanam lainnya. Terdapat

beberapa jenis tanaman buah/sayur yang juga bertumbuh dengan cara

merambat ke atas sehingga harus disediakan media rambat atau perambatan

dilakukan di dekat dinding bangunan.

Tanaman sayuran digolongkan ke dalam dua kelompok utama, pertama

sayuran dataran tinggi dari daerah temperate. seperti kentang, kubis, tomat,

cabai. Kedua, sayuran datara rendah yang umumnya didominasi oleh jenis

asli lokal seperti kacang panjang, tomat, bawang merah dan cabai yang

memiliki daya adaptasi luas.

Sayuran dari daerah temperate beradaptasi dengan baik di dataran

tinggi sedangkan jenis sayuran dataran rendah berkembang dengan baik pada

ketinggian tempat kurang dari 700m dpl (Hidayat et al, 1990). Umumnya

tanaman membutuhkan intensitas sinar minimal Paling sedikit kebutuhan

sinar ini adalah berkisar 700-1.000 Lux atau sekitar 65 – 93 Fc.

39

Berikut ini adalah jenis tanaman sayur/buah yang dapat dijadikan

bumbu dapur/tanaman obat dengan kebutuhan waktu penyinaran cahaya

matahari, suhu yang dibutuhkan serta ketebalan tanah yang dibutuhkan :

Tabel 2.2

Jenis Tanaman dan kebutuhannya

Nama

Tanaman

Lama

Penyinaran Suhu

Ketebalan

tanah

1. Cabai 10-12 jam/hari 18-320 50 cm

2. tomat 8-12 jam/hari 24-280 35-50 cm

3. selada 8 jam 20-300 25-50 cm

4. Tomat Cherry 8-12 jam/hari 21-270 35-50 cm

5. Bawang merah 12 jam 25-320 40 cm

6. terong 8-10 22-320 30-40 cm

7. seledri 8 jam 15-240 30 cm

8. sawi 8 jam 23-350 20 cm

9. jahe 10-12 jam 20-350 30cm

10. anggur 8-10 jam 23-310 60 cm

11. Jeruk nipis 10-12 jam 25-300 25 cm

Sumber : Buku agrikultur dan pertanian

Jenis tanaman tersebut merupakan jenis tanaman yang dapat ditanam

pada bangunan dari penelitian ini dan telah disesuaikan dengan data iklim

lingkungan tapak yang berada di Kembangan.