bab ii tinjauan dan landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-01121-ar...
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
II. 1. Tinjauan Umum
II.1.1. Definisi Sekolah Sepak Bola Arsenal
• Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta
tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya). (Kamus
Besar Bahasa Indonesia)
• Sepak bola adalah permainan beregu di lapangan, menggunakan bola sepak
dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas
sebelas pemain, berlangsung selama 2 x 45 menit, kemenangan ditentukan
oleh selisih gol yg masuk ke gawang lawan. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia)
• Arsenal (dikenal pula sebagai The Gunners) adalah klub profesional
Inggris yang berbasis di daerah London Utara, London. Klub ini kini
bermain di Liga Utama Inggris.
• Sekolah Sepak Bola Arsenal sebuah lembaga pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan olahraga sepakbola dari anak usia dini, mulai
dari usia 6-18 tahun. Pembelajaran yang dilakukan mulai dari segi taktik,
teknik pengolahan bola, keterampilan individu, kerjasama tim, sampai
teknik pernapasan, dan kecepatan saat menggiring bola, menggunakan
sistem kurikulum yang sama dengan Arsenal Soccer School di Inggris,
Yaitu Long Term Athlete Development (LTAD) atau Pengembangan Atlit
Jangka Panjang.
II.1.2. Sekolah Sepak Bola
1. Sekolah Sepakbola (SSB) Sebagai Wadah Pembinaan Dasar
Peran dan tanggung jawab SSB mempunyai andil yang sangat besar bagi
perkembangan prestasi sepakbola Indonesia di masa-masa yang akan datang. Di
SSB inilah bibit-bibit pemain sepakbola yang handal banyak ditemukan.
Pembinaan sejak awal menentukan masa depan prestasi pesepakbola. Peran
11
pelatih professional diperlukan untuk keberhasilan proses pembinaan. Menurut
Soedjono (2008: 1) pada hakikatnya keberhasilan atau kegagalan pembinaan
usia dini tergantung dari kemampuan pelatih.
Agar proses pembinaan berjalan lancar selain program latihan bagus,
sarana dan prasarana memadai, metode melatih yang tepat, juga dibutuhkan
pelatih berkualitas yang dapat mengenal karakteristik anak latih dari aspek fisik
maupun psychologis. Menurut Soowarno KR (2001: 2) progam pengembangan
sepakbola terdiri dari 3 fase, yaitu Fase I (fun phase) 5-8 tahun, Fase II
(Technical phase) 9-12 tahun, Fase III (Tactical phase) 13-17 tahun.
2. Lapangan Permainan
Gambar II.1.2.1. Standarisasi Lapangan Sepak Bola
Sumber : Google Image
a. Ukuran Panjang x Lebar : 100 – 110 x 64 – 75 m
b. Garis Batas adalah garis selebar 10 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis
gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 9.15 m
lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan
c. Daerah penalty adalah busur berukuran 18 m dari setiap pos
d. Titik Pinalti adalah 11 meter dari titik tengah gawang
e. Gawang: lebar 7 m x tinggi 2,5 m
Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasive
3. Kualitas Sekolah Sepak Bola
Menurut Direktur Teknik Timnas Indonesia, Sutan Harhara, sekolah sepak
bola yang berkualitas tinggi adalah:
• SSB Harus Mempunyai Manajemen Organisasi Yang Baik
SSB tak ubahnya sekolah reguler yang tetap membutuhkan orang-orang
yang paham dengan pengembangan pendidikan anak dan pengelolaan
12
sebuah organisasi. SSB yang berkualitas biasanya memiliki struktur
manajemen yang baik. Misalnya mereka memiliki kepala sekolah, head
coach, asisten pelatih di berbagai level usia, bendahara, fisioterapis,
sekretaris atau bahkan public relation. Contoh SSB: SSB AS-IOP, SSB
Ricky Yakobi, SSB Villa 2000, SSB Uni Bandung, Makasar Football
School (MFS) 2000
• SSB Harus Mempunyai Lapangan dan Peralatan Memadai
Lapangan sangat vital bagi sebuah SSB. SSB seharusnya mempunyai
lapangan dengan ukuran standar FIFA plus kualitas rumput yang memadai.
Sementara fasilitas lain seperti ruang ganti pemain, lampu stadion, atau
fitness centre bisa menjadi pertimbangan sekunder. Selain lapangan,
kelengkapan peralatan juga sangat menentukan. SSB yang berkualitas
akan menyediakan semua. Mulai dari perlengkapan latihan hingga
pertandingan resmi, seperti: tone, ketersediaan bola, kostum latihan, dan
kostum pertandingan dalam jumlah memadai sangat penting. Contoh SSB:
SSB Pelita Jaya, SSB Bina Taruna, SSB Bumi Sriwijaya
• SSB Harus Mempunyai Pelatih Bersertifikat
Untuk menjadi pelatih SSB tidak mudah. Seorang pelatih SSB minimal
harus memiliki lisensi C Nasional. Sehingga dia akan sangat paham
dengan Youth Development. Dia akan tahu persis kapan harus latihan,
game, atau pembentukan karakter. Contoh SSB: SSB Arsenal, SSB Kediri
Putra
• SSB Harus Mempunyai Program Latihan Terukur
SSB yang berkualitas akan memiliki program latihan yang terukur.
Acuannya pada ketentuan yang ada di Youth Development. Misalnya,
untuk U-10 yang identik dengan fun game, beberapa SSB ada yang sudah
mewajibkan pemainnya menguasai minimal tiga dari tujuh dasar bermain
bola. Hal ini harus dilakukan karena akan sangat membantu proses
kenaikan ke jenjang yang lebih tinggi. Misalnya ketika masuk level U-14
atau U-15 yang sudah dihadapkan pada situation game atau pertandingan
yang sesungguhnya. Untuk memudahkan penerapan program itu, SSB
13
yang berkualitas biasanya akan menyertakan dua pelatih di tiap kategori
usia. Contoh SSB: SSB Unibraw, SSB Tunas Patriot
• SSB Harus Aktif Berkompetisi dan Berprestasi
Menurut ketentuan FIFA, SSB sebaiknya melakoni 600 jam pertandingan
pertahunnya. Ini artinya, rata-rata setiap pekan bermain di dua laga resmi.
Beberapa SSB besar di Jakarta, Medan, dan Surabaya sadar soal itu.
Mereka pun rutin ikut kompetisi reguler di bawah PSSI, beberapa SSB
menyiasatinya dengan mengadakan turnamen sendiri. Tak masalah jika
hanya diikuti kurang dari 15 SSB. Contoh SSB: SSB Tunas Mandiri, SSB
Bina Taruna.
4. Fasilitas Sekolah Sepak Bola
Menurut Harianto (2001), beberapa fasilitas yang harus disediakan pada
sekolah sepak bola adalah:
a. Fasilitas publik
b. Fasilitas pengelola
c. Fasilitas pertandingan
d. Fasilitas latihan
e. Fasilitas hunian ( asrama )
f. Fasilitas penunjang
g. Area parkir
h. Area servis
II.1.3. Sekolah Sepak Bola Arsenal
1. Sejarah SSB Arsenal
Berdiri pada 2 September 2007, SSI Arsenal hadir di Indonesia dilatar
belakangi atas dasar animo masyarakat Indonesia yang besar terhadap sepak
bola. Banyaknya sekolah sepak bola dimana-mana adalah gambaran umum
mengapa sepak bola sangat populer di Indonesia. SSI Arsenal adalah sekolah
sepak bola Arsenal resmi dan pertama di Indonesia dan yang ke-17 di dunia
dengan sistem waralab yang berafiliasi dengan klub Liga Premier Inggris,
Arsenal F.C. SSI Arsenal menawarkan pelatihan kepada pemain-pemain muda
mulai dari usia 6 tahun hingga 18 tahun. Untuk kantor pusat, SSI Arsenal
menempati Talavera Office Park, 28th floor, Jl.TB.Simatupang, Kav.26, Jakarta
14
sementara untuk tempat latihan diadakan di lapangan ISCI (International Sports
Club of Indonesia).
Gambar II.1.3.1. Logo SSI Arsenal
Sumber: Google Image
SSI Arsenal menggunakan modul Pengembangan Atlit Jangka Panjang
atau Long Term Athlete Development (LTAD) sehingga dapat dipastikan bahwa
pengembangan secara menyeluruh merupakan bagian terpenting dari SSI
Arsenal.
Untuk mengasah pengalaman bertanding para murid, SSI Arsenal setiap
tahunnya mengikuti turnamen ke luar negeri dan secara rutin mengikuti agenda
tahunan Festival Sepak Bola Arsenal Internasional (Arsenal International Soccer
Festival) yang diikuti oleh berbagai sekolah sepak bola di dunia, seperti dari
Juventus, Manchester United, Real Madrid, dan lain-lain yang diadakan di
London, inggris. Selain itu, SSI Arsenal mengadakan caching clinic di berbagai
tempat, khususnya sekolah-sekolah.
SSI Arsenal memiliki pelatih-pelatih yang berpengalaman di bidangnya
dan mempunyai lisensi kepelatihan yang standarnya disamakan dengan sistem
kepelatihan di Eropa. Kebanyakan dari mereka merupakan mantan pemain-
pemain tim nasional dari negara masing-masing. Tiap tahunnya, para staff
pelatih dari Arsenal F.C di Inggris secara teratur mengunjungi SSI Arsenal dan
bekerja sama dengan para murid dan akan memberi penilaian dan evaluasi
kepada staff pelatih di SSI Arsenal.
Pelatih-pelatih di SSI Arsenal memiliki lisensi C yang diberikan oleh AFF
(Asian Football Federation), yaitu setara dengan sistem kepelatihan standar di
Eropa dan memilik standar kepelatihan umum dibidang olahraga. Sampai
dengan sekarang ini jumlah pelatih di SSI Arsenal sudah mencapai 16 orang
yang masing-masing rata-rata berasal dari benua Eropa, Afrika, dan Amerika.
15
2. Kurikulum SSI Arsenal
SSI Arsenal mempunyai kurikulum yang sama dengan Arsenal Soccer
School di Inggris, Yaitu Long Term Athlete Development (LTAD) atau
Pengembangan Atlit Jangka Panjang.
Program LTAD dibagi menjadi 6 tahapan:
• Program dasar
• Belajar untuk berlatih
• Berlatih untuk melatih
• Berlatih untuk berkompetisi
• Berlatih untuk menang dan
• Masa akhir/retirement
SSI Arsenal lebih memfokuskan kepada 4 program utama yang diatas.
Program LTAD SSI Arsenal dapat menjamin para murid untuk mencapai potensi
penuh yang mereka miliki sebagai pemain sepak bola, baik sebagai pemain
sekelas level nasional ataupun yang berkelas internasional.
Filosofi kepelatihan di SSI Arsenal
• Mendidik para talenta muda
• Mengajarkan bersikap yang baik, kemampuan teknik, pemahaman taktik,
kecepatan berpikir dan bertindak
• Berlatih lebih diutamakan daripada bermain
• Berlatih secara berkala sesuai dengan program pengembangan atlit jangka
panjang
• Penanaman dasar yang baik sejak dini
• Permainan yang kompetitif lebih penting daripada hasil akhir
• Bertanding dengan tim yang sesuai dengan tingkatannya
• Para staff pelatih secara berkelanjutan mengembangkan kemampuan mereka
dalam melatih para siswa
• Pemantauan perkembangan pelatih dan pemain
• Penyediaan tim medis melalui ahli terapis dan dokter
16
II.1.3. Green Architecture
1. Definisi Green Architecture
Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian
tentang konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi
energi (energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan
holistik (holistic approach). (Jimmy Priatman, ”Energy-Efficient Architecture”
Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hijau).
Sebuah proses perancangan dengan mengurangi dampak lingkungan yang
kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan efisiensi dan
pengurangan penggunaan sumber daya energi, pemakaian lahan dan pengelolaan
sampah efektif dalam tatanan arsitektur. (Futurarch 2008, “Paradigma Arsitektur
Hijau”, green lebih dari sekedar hijau)
Arsitektur hijau merupakan suatu rancangan lingkungan binaan, kawasan,
dan bangunan yang komprehensif. Rancangan harus memenuhi kriteria hemat
dalam menggunakan sumber daya alam, minim menimbulkan dampak negative,
serta mampu meningkatkan kualitas hidup manusia. (Tri Harso Karyono 2010)
2. Prinsip Green Architecture
Menurut Brenda dan Robert Vale dalam buku “Green Architecture:
Design for A Sustainable Future”, ada 6 prinsip dasar dalam perencanaan Green
Architecture:
• Conserving energy (Hemat energi)
“A building should be constructed so as to minimized the need for fossil fuels
to run it”. Sebuah bangunan seharusnya didesain / dibangun dengan
pertimbangan operasi bangunan yang meminimalisir penggunaan bahan
bakar dari fosil, sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi
bangunan.
• Working with climate (Memperhatikan kondisi iklim)
“Building should be design to work with climate and natural energy
resources”. Bangunan seharusnya didesain untuk bekerja dengan baik dengan
iklim dan sumber daya energi alam.
17
• Minimizing new resources
“A building should be designed so as to minimized the use of resources and
at the end of its useful life to form the resources for other architecture”.
Bangunan seharusnya didesain untuk meminimalisir penggunaan sumber
daya dan pada akhir penggunaannya bisa digunakan untuk hal (arsitektur)
lainnya.
• Respect for users
“A green architecture recognizes the importance of all people envolved with
it”. Green architecture mempertimbangkan kepentingan manusia didalamnya.
• Respect for site
“A building will touch the earth lightly”. Bangunan didesain dengan sesedikit
mungkin merusak alam.
• Holism
“All the green principles need to be embodied in a holistic approach to build
environment”. Semua prinsip diatas harus secara menyeluruh dijadikan
sebagai pendekatan dalam membangun sebuah lingkungan.
II.2. Tinjauan Khusus Topik
II.2.1. Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan
oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan
adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di
dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan
dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya
orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk
keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ).
Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat makanan
dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh.
Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh
darah yang ada disekitar alveoli (Mulia, 2005).
18
1. Karakteristik Fisik Air
• Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan
organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang
dihasilkan oleh buangan industri.
• Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut.
Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang
tidak sedap akibat degradasi anaerobic yang mungkin saja terjadi.
• Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik
serta tumbuh-tumbuhan.
• Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi
sinar matahari kedalam air.
• Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti
alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi
anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
2. Karakteristik Kimia Air
• pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air
dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid
dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut
dipengaruhi oleh pH.
• DO (dissolved oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa
dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas
air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase
saturasi.
19
• BOD (biological oxygent demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme
untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di
dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk
memonitoring kapasitas self purification badan air penerima.
Reaksi:
Zat Organik + m.o + O2 → CO2 + m.o + sisa material organik (CHONSP)
• COD (chemical oxygent demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi
bahan-bahan organik secara kimia.
Reaksi:
Zat Organik + O2 CO2 + H2O
• Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian
sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam
pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya
kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa
disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
• Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan
racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (±
0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan
timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat)
akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi
manusia.
3. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan
untuk keperluan rumah tangga, industri, pengelolaan kota dan lain-lain.
Untuk memproyeksi jumlah kebutuhan air bersih dapat dilakukan
berdasarkan perkiraan kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan ditambah
perkiraan kehilangan air. Adapun kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan
pada umumnya dapat dibagi dalam :
+ 95%terurai
20
a. Kebutuhan domestik
• sambungan rumah
• sambungan kran umum
Tabel II.2.1.1. Standar Kebutuhan Air Rumah Tangga Per orang
Penggunaan Air Galon Liter Persentase Kehilangan (Leak) 35.663 135 45% WC dan Mandi 12.68 48 16% Cuci Pakaian 6.868 26 8% Cuci Piring 4.755 18 6% Kebersihan Rumah Tangga
8.453 32 11%
Siram Taman, Cuci Mobil
8.453 32 11%
Minum dan Masak 2.377 9 3%
Sumber : Dasar-dasar Arsitektur Ekologis
b. Kebutuhan non domestik
• Fasilitas sosial (Masjid, panti asuhan, rumah sakit dan sebagainya)
• Fasilitas perdagangan/industri
• Fasilitas perkantoran dan lain-lainnya
Tabel II.2.1.2. Standar Kebutuhan Air Bersih
No Jenis Gedung Pemakaian air rata-rata/hari (lt)
No Jenis Gedung Pemakaian air rata-rata/ hari (lt)
1 Perumahan Mewah
250 14 Asrama 120
2 Rumah Biasa 160-250 15 Rumah Sakit 1000 3 Apartment 200-250 16 SD 40 4 Rumah Toko 100-200 17 SLTP 50 5 Gedung Kantor 100 18 SLTA dan
lebih tinggi 80
6 Toko Serba Ada Department
Store
3 19 Pabrik Industri Buruh Pria : 60
Buruh Wanita : 100
7 Stasiun/ Terminal
3 20 Restoran 30
8 Gedung Pertunjukan
30 21 Restoran Umum
15
9 Gedung Bioskop 10 22 Toko Pengecer 40 10 Hotel/
Penginapan 250-300 23 Gedung
Peribadatan 10
11 Perpustakaan 25 24 Bar 30 12 Perkumpulan
Sosial 30 25 Gedung
Perkumpulan 150-200
13 Kelab Malam 120-350 26 Laboratorium 100-200
Sumber : Google Image
21
II.2.2. Pengendalian Air
1. Air Hujan
Air hujan adalah air yang menguap karena panas dan dengan proses
kondensasi (perubahan uap air menjadi tetes air yang sangat kecil)
membentuk tetes air yang lebih besar kemudian jatuh kembali ke permukan
bumi. Pada waktu berbentuk uap air terjadi proses transportasi (pengangkutan
uap air oleh anginmenuju daerah tertentu yang akan terjadi hujan). Ketika proses
transportasi tersebut uap air tercampur dan melarutkan gas-gas oksigen,
nitrogen, karbondioksida, debu, dan senyawa lain. Karena itulah, air hujan juga
mengandung debu, bakteri, serta berbagai senyawa yang terdapat dalam udara.
Jadi kualitas air hujan juga banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.
Air hujan diduga akan mengandung lebih banyak gas-gas daripada
air tanah, terutama kandungan CO2 dan O2. Air hujan biasanya tidak
mengandung garam-garam mineral, zat-zat racun, atau zat yang dapat
mengandung kesehatan. Karena itu hujan yang bersih dapat digunakan sebagai
air minum apalagi untuk keperluan mandi. Air hujan termasuk air lunak. Air
hujan memiliki sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-
bak reservoir, sehingga hal ini mempercepat terjadinya karatan (korosi) air hujan
juga memiliki sifat lunak, sehingga boros terhadap pemakaian sabun (Waluyo,
2005)
1.1. Pemanenan Air Hujan (Rainwater Harvesting)
Secara garis besar, cara pemanenan hujan dapat dibagi kedalam dua
bagian, pertama dilakukan dengan mengumpulkan air hujan di atas atap
bangunan (roof catchment) dan yang kedua dilakukan dengan mengumpulkan air
hujan di atas permukaan tanah (ground catchment). Asdak (2007)
• Cara pemanenan hujan di atas permukaan tanah pada dasarnya adalah usaha
menampung air larian permukaan (surface runoff). Asdak (2007) menyatakan
bahwa besarnya air yang dapat dipanen bervariasi dari sekitar 30 % (dari total
hujan) untuk kondisi permukaan bidang tangkapan yang bersifat tidak kedap
air (pervious) dan dalam keadaan datar, sampai dengan lebih dari 90 % untuk
keadaan bidang tangkapan yang berlereng dan bersifat tidak kedap air
(impervious).
22
• Cara pemanenan hujan dari atap bangunan yaitu dengan mengalirkan dan
mengumpulkan air hujan dari atap bangunan (rumah, bangunan besar,
greenhouse, courtyard, dan permukaan yang impermeable termasuk jalan).
Gambar II.2.2.1. Teknik panen air hujan dengan atap rumah
Sumber : Skripsi “Studi Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Dengan Sistem
Penampungan Air Hujan Di Pulau Panggang”
Sistem penampungan air hujan memiliki enam komponen dasar, seperti
pada Gambar II.2.2.1, yaitu area penangkap, gutter yang merupakan bagian
untuk mengalirkan air hujan dari atap, komponen penyisih debu maupun kotoran
yang terbawa air hujan, penampung air hujan (storage tank), sistem penyalur,
dan treatment.
Sistem penampungan air hujan bekerja dengan cara menangkap air hujan
yang turun pada permukaan yang tidak tembus air (Dixit, 2006). Awalnya, air
hujan akan menerpa atap bangunan dan terkumpul melalui talang (gutter) di
sekeliling bangunan. Agar terhindar dari pencemaran, dinding atap itu tidak
boleh menggunakan bahan asbes serta jangan mengalami pengecatan yang
mengandung unsur yang mungkin mencemari air, seperti chrome, besi atau
metal. Atap sebaliknya juga tidak terganggu oleh pepohonan, sehingga tidak ada
dedaunan atau kotoran hewan yang ikut mengalir melalui talang (conveyor).
Sebagai proses pembersihan awal, perlu dipasang alat penyaring/ alat yang
berbentuk tipping bucket atau alat penyaringan lainnya untuk kemudian air yang
kotor disalurkan melalui pipa air menuju saluran drainase, dan air yang sudah
cukup bersih disalurkan ke bak penampungan.
23
Sebagian air hujan bebas dari polusi, besi (Fe) dan arsen (Mahmud, 2009).
Dari sisi pengolahan, sumber air jenis ini tidak memerlukan pengolahan lebih
lanjut, hanya diperlukan perbaikan pH air dengan pembubuhan kapur dengan
dosis rendah (pH normal air minum adalah 6-7).
• Desain bak penampung air hujan (PAH) harus memenuhi volume minimal 15
l/org/hari untuk kebutuhan maksimal jumlah bulan musim kering dalam satu
tahun. Bak penampung dibuat sederhana terbuat dari bahan kedap air berupa
pasangan bata, beton atau fiberglass.
• Menggunakan atap gabungan rumah-rumah penduduk, masjid, kantor desa
atau bangunan umum lainnya sebagai penangkap air hujan.
Gambar II.2.2.2. Skema Proses Pemanenan Air
Hujan
Sumber: Buku Design For Water
- Daerah Tangkapan: permukaan atas di mana hujan jatuh. Ini mungkin
sebuah atap atau perkerasan tdan dapat mencakup area lansekap
- Penyampaian: saluran atau pipa yang menyalurkan air dari daerah
tangkapan air ke penyimpanan
- Roof Washing: sistem yang menyaring dan menghilangkan kontaminan
dan kotoran. Ini termasuk peralatan pembersihan pertama
- Penyimpanan: sumur atau tangki mengumpulkan air hujan
24
- Disribution: sistem yang mengirimkan air hujan, baik dengan gravitasi
atau pompa
- Pemurnian: termasuk peralatan filter, distilasi, dan aditif untuk
menyelesaikan, menyaring, dan mensterilkan air hujan yang dikumpulkan
1.2. Sumur Resapan
Secara umum pengertian sumur resapan adalah membuat sumur atau
lubang dari permukaan tanah sampai kedalaman tertentu hingga menembus
lapisan pembawa air. Lubang tersebut merupakan jalannya air untuk masuk
kedalam lapisan pembawa air (akifer) hingga akan menambah jumlah cadangan
air. Air yang dimanfaatkan untuk menambah jumlah cadangan air tersebut
adalah air hujan yang ditampung dari atap rumah/bangunan atau permukaan
tanah yang diperkeras kemudian di salurkan kedalam sumur resapan. Penyaluran
air melalui talang yang disalurkan melalui pipa. Untuk menjaga kotoran atau
sampah, jika perlu dibuatkan bak pengendapan.
Gambar II.2.2.3. Potongan Tegak Pemasangan Sumur
Resapan
Sumber : Google Image
Standar perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat),
25
nilai permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan penentuan
sumur resapan air hujan. (SNI: 03-2453-2002)
Tabel II.2.2.1. Koefisien Run-off Macam-Macam Jenis Penutup Tanah
No Jenis Penutup Muka Tanah Koefisien 1 Perkerasan (Bangunan, dsb) 0.90 2 Aspal 0.85 3 Paving Block 0.30 4 Grass Block 0.20 5 Kerikil 0.20 6 Tanah (Rumput) 0.10 7 Muka Air 0.05 Sumber : Harvesting Rainwater For Landscape Use
Gambar II.2.2.4. Skema Proses Sumur Resapan
Sumber : Mahasiswa
2. Air Sungai
Air sungai memiliki derajat pengotoran yang tinggi sekali. Hal ini karena
selama pengalirannnya mendapat pengotoran, misalnya oleh lumpur, batang-
batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Oleh karena itu
dalam penggunaannya sebagai air minum haruslah mengalami suatu pengolahan
yang sempurna.
26
Gambar II.2.2.5. Skema Proses Pengolahan Air Sungai
Sumber : Mahasiswa
- Pengendapan awal
Pengendapan awal berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel padat dari
air sungai dengan gaya gravitasi. Pada proses ini tidak ada pembubuhan zat
atau bahan kimia.
- Pembubuhan koagulan
Koagulan adalah bahan kimia yang dibubuhkan pada air untuk membantu
proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap
dengan sendirinya (secara gravitasi). Unit ini berfungsi untuk membubuhkan
koagulan secara teratur sesuai dengan kebutuhan (dengan dosis yang tepat).
Adapun bahan atau zat kimia yang biasa digunakan sebagai kogulan adalah
Alumunium Sulfat (tawas). Bahan ini banyak dipakai karena efektif untuk
27
menurunkan kadar karbonate, selain itu bahan ini sangat ekonomis (murah),
mudah didapat dan mudah disimpan.
- Pengadukan cepat
Unit ini berfungsi untuk meratakan bahan atau zat kimia (koagulan) yang
ditambahkan supaya dapat bercampur dengan air secara baik, sempurna dan
cepat. Yang perlu diperhatikan dalam proses pengadukan cepat adalah alat
atau cara pengadukannya, supaya mendapat pengadukan yang sempurna dan
sesuai yang kita inginkan.
- Pembentuk flok (flokulator)
Unit ini berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar supaya
dapat diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil (koloidal) dengan zat atau
bahan koagulan yang dibubuhkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan flok (partikel yang lebih besar dan bisa mengendap dengan
gravitasi) adalah: kekeruhan pada air, tipe dari suspensed solid, pH,
alkalinitas, koagulant yang dipakai, lama pengadukan.
- Bangunan pengendap kedua
Unit ini berfungsi untuk mengendapkan flok yang terbentuk dari unit
bangunan pembentuk flok. Adapun proses pengendapan flok dipengaruhi
oleh gaya berat dari flok itu sendiri (gravitasi).
- Bangunan penyaring (filter)
Unit ini berfungsi untuk menjernihkan air dengan proses penyaringan. Dalam
proses penjernihan air minum diketahui dua macam filter yaitu saringan pasir
lambat (slow sand filter) dan saringan pasir cepat (rapid sand filter)
- Reservoir
Berfungsi untuk menampung air yang akan didistribusikan ke konsumen. Air
yang telah melalui filter sudah dapat dipakai untuk air minum. Air tersenut
telah bersih dan bebas dari bakteriologis serta ditampung pada bak reservoir
(tandon) untuk diteruskan pada konsumen. Pada bak inilah proses desinfeksi
dilakukan.
- Pemompaan
Proses pemompaan berfungsi untulk mengalirkan air yang telah ditampung
dalam bak reservoir untuk didistribusikan pada seluruh konsumen.
28
Sumber : Jurnal “Studi Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Dengan Sistem Penampungan Air Hujan Di Pulau Panggang”
3. Air Tanah
Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan lingkungan, air
tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi dan
menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai
lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan
menyebabkan terjadinya kesadahan pada air. Kesadahan pada air ini akan
menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi. Zat-zat
mineral tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan logam berat seperti besi
dan mangan.
Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada
waktu air melalui lapisan-lapisan tanah. Secara praktis air tanah adalah bebas
dari polutan karena berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang mengganggu
kesehatan seperti kandungan Fe, Mn, kesadahan yang terbawa oleh aliran
permukaan tanah. Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah
dibedakan menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam.
Gambar II.2.2.6. Skema Proses Pengolahan Air Tanah
Sumber : Mahasiswa
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian
bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat
kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang
mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah.
Lapisan tanah di sini berfungsi sebagai saringan. Disamping penyaringan,
pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat
29
dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air yang akan
terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan
untuk sumber air minum melaui sumur-sumur dangkal.
b. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis. Air ini terdapat diantara
dua lapisan kedap air. Lapisan diantara dua lapisan kedap air tersebut disebut
lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap
air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke
permukaan disebut mata air artesis. Pengambilan air tanah dalam, tak
semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan
memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya
antara 100-300 m) akan didapatkan suatu lapis air.
Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur ke luar dan
dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artesis. Jika air tidak
dapat ke luar dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk membantu
pengeluaran air tanah dalam ini.
30
31
II.3. Kelengkapan Data dan Relevansi Pustaka Pendukung
II.3.1. Beberapa standar ruang arsitektural
Tabel II.3.1.1. Tabel Dimensi Lapangan Gambar II.3.1.1. Lapangan Sepak Bola Outdoor
Sumber : Ernest Neufert, Neufert Data Arsitek (2005)
Gambar II.3.1.2. Lapangan Sepak Bola Indoor
Sumber : Ernest Neufert, Neufert Data Arsitek (2005)
Association football:
• Senior Pitches : 96-100 x 60-64 m • Junior Pitches : 90 x 46-55 m • International Pitches : 100-110 x 64-75 m
Gambar II.3.1.3. Tribune Penonton
32
Sumber : Ernest Neufert, Neufert Data Arsitek (2005)
Gambar II.3.1.4. Jenis-jenis Tribune Penonton
Sumber : Ernest Neufert, Neufert Data Arsitek (2005)
II.3.2. Studi Banding Terkait Proyek
1. Soccer School Indonesia (SSI) Arsenal
Gambar II.3.2.1. SSI Arsenal
Sumber : Google Image
SSI Arsenal tepatnya berada di selatan kota Jakarta. Mengambil
fasilitas ISCI Ciputat, pada November 2007, SSI Arsenal telah menampung
sekitar 250 siswa dari lapisan usia U-6 tahun sampai dengan U-18 tahun.
33
Kegiatan Kepelatihan
Dalam kegiatannya, setiap sesi latihan dilakukan selama 2 jam yang dibagi
menjadi 4 program sesuai dengan tingkatan umur para siswa.
1. First touch program, program ini diperuntukan oleh anak berusia 4-6 tahun
2. Grass roots program, yang dimana diperuntukkan untuk usia 7-12 tahun
3. Youth Program, tingkatan ini diperuntukan untuk usia 13-16 tahun
4. Senior program, dikategorikan untuk usia 17-21 tahun.
Fasilitas
• Kantor yang terletak di Cilandak Apartment, Suite 108 TB. Simatupang,
Jakarta.
• Lapangan ISCI (International Sport Club of Indonesia) di Ciputat, lapangan
ini digunakan karena berstandar Internasional sehingga kegiatan itu sendiri
akan berlangsung dengan aman dan nyaman. Pada sesi latihan, lapangan
dibagi menjadi 4 bagian, disesuaikan dengan pelatihan yang mereka pilih, ada
penyerang, kiper, dll.
Gambar II.3.2.2. Hubungan Ruang di Lapangan ISCI
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar II.3.2.3. Pembagian Lapangan Sepak Bola ISCI
Sumber : Dokumentasi Pribadi
34
• Untuk ukuran pemain muda atau dikategorikan U-12 akan memakai bola
ukuran 3 dan gawang mini dalam setiap latihannya, sedangkan untuk
kelompok U-14 ke atas akan memakai bola ukuran standar.
• Karena banyak siswa dari SSI Arsenal berasal dari negara asing, SSI Arsenal
menyediakan jasa penerjemah. Hal itu karena demi kenyamanan siswa itu
sendiri dan juga sebagai pendukung kegiatan di lapangan.
Kegiatan
SSI Arsenal membagi kelas menjadi tiga periode yang masing-masing
terdiri dari 10 minggu pertahun. Peserta akan mendapatkan ujian-ujian tertulis
pada akhir periode. Untuk setiap kelompok, sesi latihan akan berlangsung
selama 90 menit.
Gambar II.3.2.4. Jadwal Kegiatan
Sumber : Brosur
2. FCB (Football Club Barcelona) Escola Indonesia
Akademi yang dinamakan FCB (Football Club Barcelona) Escola
Indonesia ini didirikan dengan luas lahan sekitar 15 hektar dalam kawasan
Sentul. Akademi FCB Escola Indonesia ini akan dibuka mulai September 2012
ini.
Gambar II.3.2.5. Logo FCB Escola
35
Sumber : Google Image
Kegiatan Kepelatihan
Akademi FCB Escola hanya menerima maksimal 250 siswa di setiap tahun
ajarannya. Kemudian juga dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
• Usia 5 – 11 akan diberikan kursus pelatihan sepakbola dan juga pelajaran
umum layaknya sekolah untuk menuntut ilmu di kelas. Para siswa dapat
memilih jadwal kursus sesuai dengan waktu yang mereka bisa.
• Usia 12 – 18 tahun akan berada di asrama akademi Sentul dari senin sampai
jumat. Kelompok usia ini akan diberikan berbagai materi pendidikan
sepakbola, mulai dari persiapan fisik, peningkatan stamina, hingga teknik
bermain.
Biaya Kepelatihan
Biaya untuk sekolah di akademi FCB Escola Indonesia ini mungkin akan
mahal. Karena pendidik dan instrukturnya langsung dari Barcelona guna
memberikan pelatihan yang sama dengan akademi La Masia Barcelona di
Spanyol. Hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai biaya pendidikan
detailnya, namun kabarnya biaya pendidikan sekitar 10 juta rupiah, tapi nantinya
juga akan disesuaikan dengan pendapatan masyarakat Indonesia.
Bahkan untuk anak-anak yang kurang mampu dan memiliki kemampuan
baik dalam sepakbola diatas rata-rata bisa akan diberikan beasiswa. FCB Escola
menerima beasiswa sebesar 10% dari total penerimaan setiap tahunnya. Jadi
kurang lebih setiap tahunnya, 25 dari 250 anak akan diberikan beasiswa di
akademi tersebut.
3. TFA Football Training Center
36
Lokasi dari TFA football Training Center berada di Jln. Melati Denpasar,
yaitu tepatnya di GOR Ngurah Rai sekitar ± 5 km dari pusat kota. TFA Football
Training Center merupakan lembaga yang dibentuk oleh badan tertinggi
sepakbola Indonesia yaitu PSSI pusat, yang dikelola oleh PSSI daerah Bali
untuk membentuk atlet sepakbola usia muda dengan metode pelatihan lebih
modern. TFA Football Training Center merupakan pelatihan yang berbasis
pendidikan atau pengetahuan dan kesehatan yang lebih modern, dengan tidak
lagi hanya memberikan bola lalu bermain di lapangan, namun lebih dari itu,
memadukan praktek dan teori menjadi dasar dari pelatihan tersebut, dengan
dipadukan oleh olahraga pendukung lainnya.
Gambar II.3.2.6. Denah Lokasi Gambar II.3.2.7. Denah Lantai 1 dan 2
Sumber : Mahasiswa
• Lantai I terdiri dari ruang Lobby, R. Kantor Pelayanan dan Edukasi, R.
Kantor Kabid Koleksi beserta Staff.
• Lantai II terdiri dari ruang Stock penyimpanan, R. Kepala galeri dan staff,
serta R. Kabid kepegawaian.
• Terdapat lapangan sepak bola berukuran internasional di belakang
bangunan.
Gambar II.3.2.8. Tampak Depan
37
Sumber : Mahasiswa
38
Gambar II.3.2.9. Struktur Organisasi Gambar II.3.2.10. Pola Aktifitas Secara Umum
Sumber : SSB Sukabumi
Jadwal kegiatan atlet Sepak Bola
Atlet dibagi menjadi 2 ( dua ) kategori yaitu anak – anak dan remaja. Anak
– anak berumur 10 – 13 tahun dan remaja 13 – 16 tahun.
39
Tabel II.3.2.1. Tabel Jadwal
Pelatihan
Sumber : SSB Sukabumi
Kesimpulan Berdasarkan Program Ruang
Ruang pada TFA Football Training Center didesain berdasarkan
pertimbangan civitas dan aktivitas di dalamnya. Secara fisik bangunan TFA
Football Training Center terdiri dari dua lantai, lantai pertama adalah ruang
Lobby, Asrama dan Ruang Kelas, sedangkan lantai dua adalah Kantor,
Perpustakaan dan Ruang Fitness. Program ruang secara umum pada TFA
Football Training Center dapat di lihat pada table berikut :
Tabel II.3.2.2. Program Ruang Lantai 1
No Area Keterangan
1 Pintu masuk
Pintu masuk merupakan central dari bangunan ini, terletak dibagian depan bangunan, yang berfungsi sebagai jalur sirkulasi utama dan merupakan jalur utama untuk menuju ruang – ruang yang lain.
40
2 Lobby Lobby merupakan area publik yang pertama dimasuki sebelum keruang – ruang lainnya, pada area lobby terdapat area resepsionis, area tunggu, wc, loker dan dapur staff.
3 Resepsionis Terletak di tengah – tengah lobby, berada di lantai I, merupakan pusat informasi, sekaligus mengayomi ruang – ruang yang lainnya.
4 Area tunggu
Area tunggu berada di depan resepsionis, area ini berfungsi sebagai tempat tunggu, pengunjung yang datang.
5 Ruang kelas Ruang ini berada di sebelah timur bangunan lantai I, memiliki akses khusus untuk mencapai ruang tersebut tanpa melalui pintu utama, sehingga tidak terjadi mis sirkulasi. Ruang ini berfungsi sebagai ruang belajar teori sepak bola, menampung 22 atlet disesuikan dengan tingkatan umur dari masing – masing atlet.
6 Ruang tidur Ruang tidur terletak di sebelah barat dari bangunan lantai I, area ini dipilih agar dapat mengkondisikan dengan area luar (taman), sehingga terkesan lapang, karena aktivitas di ruang tesebut cukup padat. Memiliki akses khusus tanpa melalui pintu utama dari bangunan. Dihuni 44 orang atlet dan 1 orang pengawas, terdapat 4 kamar tidur atlet dan 1 kamar pengawas, masing – masing kamar atlet menampung 12 orang disesuaikan dengan tingkatan umur dari masing – masing atlet sepak bola, yang training camp di TFA Football Training Center
7 Area makan Ruang makan terletak satu area dengan ruang tidur, hal ini karena aktivitasnya menjadi satu kesatuan, terbagi menjadi 2 area, yaitu area makan dalam dan area makan luar, tetapi masih dalam satu area sirkulasi
8 Loker staff Terletak bersebelahan dengan resepsionis, dan memiliki akses khusus, tanpa melalui pintu utama, ruang ini berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan staff, selama bekerja.
9 Dapur staff Area ini mejadi satu dengan loker tetapi masih ada dinding pemisah, sehingga fungsi ruang lebih jelas. Area ini digunakan untuk membuat minuman bagi para atlet ataupun pegawai, serta memasak dengan skala kecil.
10 Kamar mandi
Area ini terletak di belakang resepsionis, dan bersebelahan dengan tangga menuju lantai II, sehingga tidak terlalu sulit dalam menjangkaunya.
Tabel II.3.2.3. Program Ruang Lantai 2
No Area Keterangan
1 Area tunggu Area ini terletak di depan tangga lantai II, merupakan area tunggu pengunjung yang ingin bertemu salah satu staff atau pegawai.
2 Kantor Terletak di tengah – tengah antara ruang fitness, dan perpustakaan, merupakan pusat di mana kegiatan berlangsung, kantor ini terdiri dari, ruang rapat, ruang pelatih utama, Asst. pelatih, ruang dokter, ruang pelatih fitness, dan ruang guru. Adapun penjelasan masing – masing ruang : - Ruang pelatih utama merupakan ruang pimpinan dari lembaga TFA Football Training Center - R. asst. pelatih merupakan ruang pendamping dari pelatih utama.
41
- Ruang dokter terletak di lantai II, terdapat 2 ruang dokter, dokter fisik dan dokter gizi. - Ruang pelati fitness, ruang ini berdekatan dengan ruang dokter dan ruang guru. - Ruang guru merupakan ruang tempat beraktivitas para guru, yang letaknya berdekatan dengan ruang pelatih fitness karena masih dalam satu area. - Ruang rapat terletak di tengah – tengah ruang pelatih, asst. pelatih, dokter, pelatih fitness, guru dan ruang tunggu, merupakan tempat berkumpul para pegawai, untuk melakukan diskusi atau rapat. - Ruang tunggu, dikondisikan berada dekat dengan area tangga yang merupakan area sirkulasi lantai I dan II, sehinggga area ini mudah dalam penjangkauan.
3 Ruang perpustakaan
Ruang perpustakaan berada di timur bangunan lantai II, selain melalui akses utama untuk menuju perpustakaan, ruang ini juga memilki akses khusus yang di peruntukkan bagi atlet dan staff. Ruang ini berfungsi sebagai sarana informasi baik berupa media cetak maupun media elaktronik, informasi yang dapat diperoleh adalah tentang sepak bola ataupun untuk menunjang pengetahuan formal akademik dari para atlet.
4 Ruang fitness
Ruang ini terletak di sebelah barat bangunan lantai II, yang berdampingan dengan ruang kantor. Ruang ini berfungsi untuk menjaga stamina dari para atlet.
5 Loker Loker berada satu area dengan rung fitness, bertujuan untuk memudahkan dalam pengambilan peralatan gym.
6 Ruang Chek Up
Ruang ini berada satu area dengan ruang fitness, bertujuan untuk mengecek stamina dari para atlet, seberapa lama atlet mampu melakukan aktivitas gym.
7 Kamar mandi
Berada di belakang area kantor, memudahkan para staff untuk menjangkaunya.
II.3.3. Studi Banding Terkait Topik dan Tema
1. Kantor MST UGM, Yogyakarta
Kantor MST UGM terletak di Yogyakarta, kantor ini menggunakan sistem
pemanenan air hujan. Sistem pemanenan air hujan ini dicetuskan oleh Dr. Ing.
Ir. Agus Maryono. Pemanenan air hujan dapat digunakan untuk mengatasi
kekeringan dan banjir. Jika air hujan dikumpulkan semua, banjir lokal bisa
ditunda. Menurut Pak Agus, kalau tiap rumah mempunyai penampungan air
hujan, maka run off nya akan menjadi kecil sekali. Untuk setiap 100 meter
persegi atap, bisa dibuat penampungan dengan kapasitas 2 hingga 10 meter
kubik. Jika dalam 1 minggu terjadi 2 hingga 3 kali hujan dengan durasi hujan
selama 1,5 jam, maka tangki bisa terisi penuh. Hanya saja pemanfaatan air hujan
42
masih terkendala mind set yang berkembang di masyarakat bahwa penggunaan
air hujan dianggap kuno.
Alat pemanen air hujan yang dipasang di kantor MST UGM terlihat
sederhana. Tangki plastik berkapasitas 1050 liter dihubungkan ke talang
menggunakan pipa PVC yang hampir sama dengan Penampungan Air
Hujan (PAH) yang ada di Gunungkidul. Perbedaannya adalah penampungan air
tidak menggunakan bak melainkan tangki tertutup dan dilengkapi dengan
saringan. Saringan pertama berfungsi untuk menyaring daun-daun yang terbawa
air dari talang. Saringan kedua menggunakan bola plastik yang berfungsi untuk
menyaring debu dan lumpur yang terbawa oleh air.
Gambar II.3.3.1. Penampungan Air Hujan
Sumber : Google Image
Terbukti, air yang dihasilkan sangat jernih. Agar tidak mudah ditumbuhi
oleh lumut, bagian luar tangki dicat dengan warna abu-abu. Hal ini bertujuan
agar sinar matahari tidak mudah untuk menembus lapisan tangki yang terbuat
dari plastik, sehingga dapat menghambat pertumbuhan lumut di dalam tangki.
Menurut Dr. Ing. Ir. Agus Maryono, air hasil tampungan ini dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Namun untuk keperluan air minum
harus dibawa ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan uji laboratorium. Air hujan
tidak mengandung bakteri E coli, tetapi dari sisi kandungan mineral, kualitas air
sumur lebih baik karena air hujan tidak mengandung mineral. Oleh karena itu
untuk daerah yang tidak banyak kandungan mineralnya tidak disarankan
menggunakan air hujan untuk konsumsi sehari-hari. Untuk daerah kota
Yogyakarta, kandungan mineral cukup banyak sehingga bisa digunakan untuk
konsumsi.
43
Dari penjelasan diatas, cara pemanenan air hujan yang digunakan pada
kantor MST UGM sangat sederhana, berikut ini adalah skema pemanenan kantor
MST UGM.
Gambar II.3.3.2. Skema Pemanenan Air Hujan Kantor MST UGM
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tabel II.3.3.1. Tabel Pembanding Sistem Pemanenan Air Hujan
Standar Kantor MST UGM Kesimpulan
Talang Pipa bahan metal (Galvanized Iron Pipe), PVC
Pipa PVC Sesuai
Sistem Air Hujan � Atap � Talang � Penyaringan Pertama (Pembuangan Polusi) � Bak Penyimpanan (Belum bisa digunakan untuk minum) � Penyaringan/Pemurnian � Dapat Digunakan/ diminum
Air Hujan � Atap � Talang � Penyaring Daun � Penyaring Debu &Lumpur � Tangki Penyimpanan (dapat langsung digunakan untuk kebutuhan rumah tangga) � Penyaring Air Minum (dapat digunakan untuk air minum)
-Pada sistem pemanenan di kantor MST UGM terdapat 2 kali penyaringan sebelum ditampung ditangki, yaitu penyaringan daun, debu dan lumpur.
Tempat pasangan bata, beton Tangki plastik -Ada penambahan
44
Penampungan Air
atau fiberglass yang dilengkapi dengan water tap sebagai outlet
tertutup dengan saringan
saringan pada tangki agar air yang dihasilkan lebih bersih -tangki dicat dengan warna abu-abu,agar sinar matahari tidak mudah untuk menembus lapisan tangki yang terbuat dari plastik, sehingga dapat menghambat pertumbuhan lumut di dalam tangki
2. Pesantren La Tansa, Lebak, Jawa Barat
Gambar II.3.3.3. Bak Pengolahan Air Sungai Pesantren La Tansa
Sumber : Jurnal “Studi Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Dengan Sistem Penampungan Air Hujan Di Pulau Panggang”
Pada pesantren ini, proses pengolahan air sungai menjadi air bersih
menggunakan teknologi saringan pasir lambat “Up Flow” dengan kapasitas
100m3/hari. Pada sistem penyaringan dengan media pasir, kecepatan
penyaringan adalah 5-10 m3/m2/hari. Air sungai dialirkan ke tangki penerima,
kemudian dialirkan ke bak pengendapan tanpa memakai zat kimia untuk
mengendapkan kotoran yang ada dalam air sungai, selanjutnya disaring dengan
saringan pasir lambat. Setelah disaring, dilakukan proses khlorinasi dan
selanjutnya ditampung di bak penampung air bersih, seterusnya di alirkan ke
konsumen.
Kelebihan:
• Tidak memerlukan bahan kimia, sehigga biaya operasinya sangat murah.
• Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.
• Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses
penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia.
45
• Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana
• Perawatan mudah karena pencucian media penyaring (pasir) dilakukan
dengan cara membuka kran penguras, sehingga air hasil saringan yang berada
di atas lapisan pasir berfungsi sebagai air pencuci. Dengan demikian
pencucian pasir dapat dilakukan tanpa pengerukan media pasirnya.
3. Perumahan Telaga Golf Sawangan
Pada Perumahan Telaga Golf Sawangan yang dibangun Sinarmas Grup di
wilayah Depok, aturan AMDAL dimajukan secara ketat dengan membangun
ruang terbuka hijau yang seimbang dengan pembangunan properti yang pada
gilirannya menciptakan kawasan hunian sehat yang bersinergi dengan
lingkungan hidup.
Sebagai sebuah hunian, tentu aktifitas keluarga akan menghasilkan limbah
cair maupun padat. Setiap air yang mengalir dari kamar mandi dan dapur rumah
selalu membawa berbagai macam bahan yang dapat mengganggu keseimbangan
yang telah ada dan menyebabkan air tercemar. Di dalam kawasan perumahan
Telaga golf pengelolaan air kotor didesain secara runut di berbagai lokasi baik
secara indor maupun outdor sejak dari dapur, kamar mandi, halaman rumah,
saluran air di luar rumah, laguna buatan hingga pembuangan akhir.
Di dalam kawasan hunian, sebelum air mengalir keluar rumah telah
terpasang sistem filter dan rembesan sehingga polutan padat yang bercampur
dengan air (nasi,sisa makanan, dsb) tersaring dan sebagian air yang masuk ke
dalam tanah merembes melalui lapisan bahan kasa anti karat, ijuk, pasir dan
kerikil.
Gambar II.3.3.4. Konstruksi filter dan rembesan yang ada pada setiap rumah
Sumber : Google Image
Jika masih ada air kotor yang mengalir ke luar rumah maka konsep 'rawa'
sebagai pengolah limbah dan pemurnian air outdoor lapis kedua akan
46
menjalankan fungsinya. Pada konsep tersebut beberapa kolam air diisi dengan
tumbuhan air (teratai, eceng gondok, thifa, cyperus,dll) dan dibiarkan tumbuh
liar memenuhi kolam. Hamparan tumbuhan di kolam rawa ini bukan tidak ada
maksud tetapi di sinilah terjadi proses fisika, kimia dan biologi untuk pemurnian
air tercemar. Sebagai indikator adalah tumbuh dan berkembangnya berbagai
biota air tawar di dalam kolam tersebut. Laguna buatan yang dikondisikan mirip
'ekosistem rawa' dapat menyerap polutan dan memberi suplai oksigen yang
cukup bagi biota air di dalamnya.
Gambar II.3.3.5. Hamparan tumbuhan air sebagai pengolah limbah dan permurnian air alami
Sumber : Google Image
47
Gambar II.3.3.6. Skematik Pengelolaan Air Perumahan Telaga Golf Sawangan
Sumber : Google Image
II.3.4. Kesimpulan Studi Banding
Sekolah sepak bola adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan olahraga sepakbola dari anak usia dini, mulai dari
usia 6-18 tahun. Pembelajaran yang dilakukan mulai dari segi taktik, teknik
pengolahan bola, keterampilan individu, kerjasama tim, sampai teknik
pernapasan, kecepatan saat menggiring bola, dan sebagainya.
Dari hasil studi banding proyek, sekolah sepak bola umumnya
mengkategorikan kelas berdasarkan umur dari masing-masing murid, kegiatan
dan fasilitas yang didapat pun akan berbeda dan disesuaikan oleh umur para
murid. Fasilitas yang harus dipenuhi oleh sekolah sepak bola antara lain:
Lapangan sepak bola berstandar internasional, asrama murid, hunian bagi
pelatih, kantor pengelola, ruang kelas, ruang fisik, ruang serbaguna, ruang
rekreasi, serta beberapa fasilitas pendukung dan servis.
48
Berdasarkan studi banding tema dan topik, pengendalian air memiliki
penanganan yang berbeda-beda tergantung dari jenis air baku apa yang ingin
diolah dan dikendalikan. Hal ini dikarenakan adanya zat-zat kimia yang ada
pada setiap air baku berbeda-beda. Yang dapat disimpulkan adalah setiap air
baku dapat diolah untuk dijadikan air bersih, tergantung dari zat yang
terkandung di dalam air baku tersebut, selama zat tersebut masih termasuk
kategori yang masih dapat diolah atau tidak melewati standarisasi yang telah di
tetapkan.
II.4. Tinjauan Terhadap Kondisi Tapak
II.4.1. Lokasi Tapak
Gambar II.4.1.1. Peta Bogor dan lokasi tapak di Karanggan
Sumber : Google Image
Gambar II.4.1.2. Peta lokasi tapak di Karanggan
Sumber : Dinas Tata Kota Kabupaten Bogor
Tapak berada di Jl. Karanggan Raya no. 151 Bogor. Lokasi ini merupakan
pilihan yang baik untuk dijadikan lokasi sekolah dan asrama karena lokasi yang
U U
49
jauh dari keramaian kota, namun memiliki aksesibilitas yang baik. Lokasi ini
dekat dengan tol Gunung Putri dan dapat dicapai dengan kendaraan umum.
Tabel II.4.1.1. Batas Area Lahan
Sisi Utara: Lahan kosong, Sungai Cikeas
Sisi Timur : Permukiman
Sisi Selatan: Sungai Cikeas,Lapangan golf
Jagorawi
Sisi Barat:
Sungai, Permukiman
Sumber : Google Image
II.4.2. Luas, Ukuran, dan Peraturan Tapak
Gambar II.4.2.1. Tapak
Potongan 1-1
Potongan 2-2 Potongan 2-2
50
1. Luas Lahan : 30.400,28 m² ~ 3,04 Ha
- 1 Ha � Bangunan sekolah dan asrama
- 2 Ha � Lapangan sepak bola dan fasilitas penunjang
2. KDB : 20%
Luas lantai dasar yang boleh dibangun
: 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m²
3. KLB : 0,8
Luas total bangunan yang boleh dibangun
: 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m²
4. Ketinggian Maksimum : 4 lantai
5. Peruntukan Lahan : Spd (Sekolah)
6. GSB (Garis Sempadan Bangunan) : 15 m dari as jalan kabupaten
7. GSP (Garis Sempadan Pagar) : 10 m dari jalan as kabupaten
8. GSS (Garis Sempadan Sungai) : 15 m dari as sungai Cikeas
II.4.3. Pencapaian ke Tapak
Tapak dapat dicapai dengan kendaraan pribadi, kendaraan umum,
bersepeda, atau dengan berjalan kaki. Akses ke dalam tapak hanya bisa dari
Selatan, yaitu Jalan Raya Kranggan dan Tol Gunung Putri.
II.4.4. Vegetasi
Gambar II.4.4.1. Penyebaran Vegetasi di Sekitar Tapak
Sumber : BAKOSURTANAL
U
51
Sumber : Google Image
Keadaan vegetasi di tapak dan sekitarnya sangat baik, hal ini karena
sebagian wilayah bogor belum banyak pembangunan. Vegetasi yang sangat baik
merupakan salah satu faktor saya memilih tapak ini karena udara sekitar masih
sangat sejuk.
II.4.5. Status Kepemilikan Tapak
Tapak dan bangunan ini dimiliki oleh Developer PT. Citra Insan
Sempurna.
II.5. Gambaran Umum Proyek
Sekolah sepak bola Arsenal merupakan tempat untuk melatih anak-anak
muda Indonesia yang ingin mendalami bidang olahraga sepak bola berdasarkan
kurikulum sekolah sepak bola arsenal yang sudah ada. Tujuan dari sekolah sepak
bola ini adalah tidak hanya mendidik para pemain muda untuk belajar mengenai
sepak bola, tetapi juga mengenai pendidikan formal sesuai dengan tingkatan
umur masing-masing untuk menambah wawasan para pemain.
Mengapa dipilih sepak bola sebagai spesialisasi dalam proyek ini, karena :
• Olah raga yang paling diminati di Indonesia khususnya di kota Bogor
• Masih jarangnya sarana pembinaan sekolah sepak bola yang terorganisasi
dengan baik
Adapun sasaran yang diwadahi :
• Ditujukan bagi para generasi muda usia 6-18 tahun dari segala lapisan
masyarakat umum yang ingin meningkatkan kemampuan sepak bola agar
mampu menjadi pemain profesional. dikelompokkan menjadi 3 bagian
berdasarkan umur mereka, yaitu U9, U13, dan U18.
• Para pelatih, pendidik dan staf yang ingin menurunkan dan mendedikasikan
ilmu dan keterampilannya, baik dalam sepak bola dan ilmu pengetahuan.
• Skala regional : melayani masyarakat Bogor dan Jawa Barat pada
umumnya.
Skala nasional : melayani masyarakat diluar Jawa Barat.
52
Fasilitas yang akan disediakan pada sekolah sepak bola ini antar lain,
lapangan sepak bola internasional, lapangan bola ukuran sedang, lapangan bola
indoor, hunian bagi murid dan pelatih, kantor pengelola, ruang kelas, fasilitas
pendukung dan servis lainnya.
Sedangkan topik dan tema yang ingin penulis angkat adalah mengenai
pengendalian air. Pengendalian air dirasakan sangat penting untuk dijadikan
tema, karena air pada kawasan Bogor sudah mulai tercemari. Pengendalian air
dilakukan dengan mengambil air baku yang ada pada sekitar tapak, yaitu air
hujan, air sungai, dan air tanah untuk diolah dan digunakan pada bangunan. Air
diambil tidak secara terus menerus, air hujan merupakan air baku utama untuk
diolah dan digunakan pada bangunan, jika air hujan tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan bangunan, maka air sungai dan air tanah akan diolah untuk
dapat memenuhi kebutuhan pada bangunan, seperti mencuci pakaian, mandi,
menyiram tanaman, toilet, dan sebagainya.