bab ii elaa

Upload: mirtz-mint

Post on 07-Mar-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

air tanah dangkal

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum

Air merupakan suatu senyawa kimia yang terdiri dari H2(Hidrogen) dan O (Oksigen). Kedua senyawa yang membentuk air ini merupakan komponen pokok dalam memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup di Bumi. Besarnya jumlah air yang ada di muka planet Bumi (diatmosfir, di atas permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah) adalah sebanyak 1.400 x 106 km3 atau 1.400 x 1015 m3. Dalam jumlah tersebut sebagian besar merupakan air laut (air asin) dengan persentase 97%, dan 3% adalah air tawar (Soemarto, 1999). Dari persentase tersebut terlihat bahwa ketersediaan air yang memenuhi syarat untuk dikonsumsi sebagai air bersih relatif sedikit. Air tanah merupakan bagian dari air tawar yang sudah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai sumber daya air.Penggunaannya dalam irigasi, industri, dan air minum semakin banyak seiring bertambahnya jumlah penduduk sehingga kebutuhan air bersih meningkat. Air tanah sebagian besar berasal dari proses daur hidrologi, termasuk air permukaan dan air atmosfir.Air tanah dapat berasal dari air tersekap (connate water) yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan sedimen pada saat diendapkan, (Linsley,1996). Distribusi air tanah dalam arah vertikal dan horizontal harus dipertimbangkan (Bowles, 1993)Siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah sebagai hujan atau bentuk prespitasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali, akibat panas yang bersumber dari matahari, maka terjadilah penguapan (evaporasi), baik dari permukaan laut, air sungai, maupun penguapan dari permukaan tanaman (transpirasi), serta peguapan dari permukaan tanah. Uap air pada ketinggian tertentu akan berubah menjadi awan penyebab hujan, sebagian kecil dari air ini akan diuapkan kembali sebelum sampai ketanah dan selebihnya jatuh kembali ketanah berupa hujan. Air yang jatuh ke permukaan tanah ini, akan mengalir sebagai air permukaan sedangkan air lainnya meresap ke dalam tanah (infiltrasi). Dan apabila kondisi alam memungkinkan, sebagian air infiltrasi akan mengalir horizontal , sebagiannya akan tinggal dalam massa tanah dan sisanya mengalir vertikal (perkolasi) yang akan mencapai air tanah, air tanah akan bergerak ke sungai atau ke laut. Dengan demikan seluruh daur telah dijalani dan akan berulang kembali (Sutapa dkk 1999).

Gambar 2.1 Ilustrasi Sederhana Siklus Hidrologi(Robert J. Kodoatie, 2012 dalam Tata Ruang Air Tanah)

2.2 Pengelompokan Air TanahAir tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan, atau sistem drainase atau dengan pemompaan. Dapat juga disebut dengan aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978 ; Freeze dan Cherry, 1979; Kodoatie, 1996). Pengelompokan air tanah berdasarkan letak kedalamannya adalah air tanah dalam dan air tanah dangkal.

2.2.1 Air Tanah DalamAir tanah dalam adalah air tanah yang berada di bawah lapisan air tanah dangkal dan diantara lapisan akuifer dengan lapisan kedap air (Siska, 2012). Air tanah ini biasanya terdapat pada kedalaman lebih dari 40 m, sehingga harus menggunakan bor dan memasukkan pipa kedalam lapisan tanah (biasanya antara 100-300 m) untuk mendapatkan sumber air ini.

2.2.2 Air Tanah DangkalAir tanah dangkal adalah air tanah yang berada di bawah permukaan tanah dan berada di atas lapisan yang kedap air atau lapisan yang tidak dapat meloloskan air (Siska, 2012). Air tanah dangkal terdapat pada kedalaman 15,00 - 40,00 m. Air tanah dangkal terjadi karena adanya proses peresapan air tanah sehingga lumpur dan sebagian bakteri akan tertahan.Namun, air tanah ini banyak mengandung zat kimia seperti garam. Kualitas air tanah sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah sekitarnya. Apabila tanah sekitarnya tercemat, maka air yang terdapat dalam lapisan tanah tersebut akan tercemar.

2.3 Faktor-faktor yang Menpengaruhi Air TanahMenurut Bowles (1993), jumlah air bawah permukaan yang didapatkan akan tergantung pada kemiringan permukaan tanah, vegetasi, kondisi iklim, porositas dan permeabilitas selubung bumi.2.3.1 Kemiringan Permukaan TanahKemiringan permukaan tanah menunjukkan derajat atau persen kemiringan dari garis datar tanah. Kemiringan yang lebih curam akan memperbesar kuantitas dan tingkat limpasan permukaan.

2.3.2 VegetasiVegetasi merupakan berbagai jenis tumbuhan yang menempati suatu tempat. Tumbuhan yang rimbun akan menyerap sejumlah besar air sebelum mencapai permukaan tanah.

2.3.3 Kondisi IklimJumlah curah hujan dan temperatur harian alam mempengaruhi tingkat penguapan. Air dari hujan mencapai air tanah melalui infiltrasi dan perkolasi. Proses masuknya air hujan ke dalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Infiltrasi adalah proses dimana sebagian air hujan memasuki air bawah permukaan. Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh (antara permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah) ke dalam daerah jenuh (daerah di bawah permukaan tanah). 1. Daerah dengan curah hujan rendahAir hanya menembus tanah, sampai kedalaman terbatas, proses pelapukan tanah, tetapi produk sampingannya (seperti karbonat, sulfat, dan sebagainya) tidak hilang dari profil tanah, dan PH yang dihasilkan biasanya bersifat basa. Air cenderung dihilangkan lewat penguapan (evaporasi), sehingga zona permukaan dari profil tanah cenderung mempunyai konsentrasi garam-garam kalsium, sodium, dan potasium.2. Daerah dengan curah hujan tinggiAir berperkolasi melalui oleh tanah, dan bahan yang mengalami pelapukan hilang oleh pelarutan. Substansi-substansi yang dapat larut akan hilang, dan lempung cenderung terdispersi dalam profil tanah yang lebih rendah. PH tanah cenderung bersifat asam.2.3.4 Permeabilitas dan PorositasPermeabilitas adalah kemampuan tanah untuk menyerap air, yaitu cepat atau lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah, baik ke arah horizontal maupun vertikal. Koefisien permeabilitas tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas adalah tekstur tanah, struktur tanah, porositas, viskositas cairan, berat isi dan berat jenis tanah. Porositas adalah perbandingan volume rongga-rongga pori terhadap volum seluruh batuan. Perbandingan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk persen. Porositas batuan atau tanah merupakan ukuran rongga-rongga yang terdapat di dalamnya. Ini dinyatakan dalam presentasi antara ruang-ruang ksosong terhadap volume massa. Jika n merupakan porositas, maka :

n = ........................................................................ (2.1)Dimana :w = volume air yang dibutuhkan untuk mengisi semua lubang-lubang poriV = Volume total batuan atau tanah.

2.4 Lapisan Air TanahAda dua jenis lapisan tanah utama, yaitu lapisan kedap (impermeable) dan lapisan tak kedap air (permeable). 2.4.1.Lapisan Kedap Air (Impermeable)Kadar pori lapisan ini sangat kecil sehingga kemampuan untuk melewatkan air juga kecil. Kadar pori adalah jumlah ruang pada celah butirbutir tanah yang denganbilangan persen. Yang termasuk lapisan kedap air antara lain geluh, napal, dan lempung.Lapisan permukaannya mengisap dinyatakan air hingga jenuh.Daerah-daerah yang lapisan tanahnya kedap, pada umumnya mempunyai keadaan sebagai berikut :1) Terdapat banyak jaringan aliran sungai.2) Kandungan air tanahnya kecil.3) Permukaan tanahnya mudah terkikis.4) Daerah sungai mudah dilanda banjir.

2.4.2. Lapisan Tidak Kedap Air (Permeable)Kadar pori lapisan tak kedap air cukup besar maka kemampuan untuk melewatkan air juga besar. Air hujan yang jatuh akan terus meresap ke bawah dan berhenti di suatu tempatyang telah tertahan oleh lapisan kedap.Yang termasuk lapisan tembus air antara lain pasir, padas, kerikil, dan kapur. Lapisan-lapisan ini merupakan tempat-tempat persediaan air yang baik. Bagian atas dari tubuh air ini disebut permukaan preatik, yang tinggi permukaannya dinyatakan oleh tinggi air tanahdalam sumur. Air tanah yang berada pada lapisan berpori dan yang terletak di antara kedualapisan yang kedap air disebut air preatis. Air preatis dapat menimbulkan gejala-gejala berupa: sungai bawah tanah di daerah kapur, mata air, mata air artesis, geyser, dantravertin. Menurut Yudha (2012), lapisan tanah kaitannya dengan kemampuan menyimpan dan meloloskan air dibedakan atas empat lapisan yaitu :1. Aquifer, adalah lapisan yag dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah besar. Lapisan batuan ini bersifat permeable seperti kerikil dan pasir.2. Aquiclude, adalah lapisan yang dapat menyimpan air tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah besar, seperti lempung, tuff halus dan silt.3. Aquifuge, adalah lapisan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air, contohnya batuan granit dan batuan yang kompak.4. Aquifard, adalah lapisan atau ormasi batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya dapat melooskan air dalam jumlah yang terbatas

2.5 AkuiferAir tanah tersimpan dalam lapisan akuifer, yaitu lapisan batuan di bawah permukaan tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air (permeable).Volume air yang meresap ke dalam tanah tergantung pada jenis lapisan batuannya.Batuan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sumber daya air, baik dari sisi sumber air, daya air maupun keberadaan air (Kodoatie, 2012). Bagian batuan yang tidak terisi oleh bagian padat (butirannya), akan diisi oleh air tanah, ruang tersebut disebut dengan rongga-rongga atau pori-pori. Berdasarkan litologinya, akuifer dapat dibedakan menjadi 4 (empat) macam yaitu :a. Akuifer bebas (unconfined aquifer)Akuifer bebas adalah lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada akuifer ini disebutwater table (phreatic level), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.b. Akuifer tertekan (confined aquifer)Akuifer tertekan adalah akuifer yang seluruh jumlah airnya dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang diatas maupun yang dibawah. Serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar daripada tekanan atmosferc. Akuifer semi tertekan (semi confined aquifer)Akuifer semi tertekan adalah akuifer yang tekanan airnya seluruhnya jenuh. Pada bagian atas merupakan lapisan semi lolos air, pada bagian bawahnya dibatasi lapisan kedap air.d. Akuifer semi bebas (semi unconfined aquifer)Akuifer semi bebas adalah akuifer yang bagian bawahnya merupakan lapisan kedap air, sedangkan atasnya merupakan material berbutir halus sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian akuifer ini merupakan peralihan antara akuifer bebas dan akuifer semi tertekan.

Gambar 2.2 Ilustrasi Ruang Bumi(Robert J. Kodoatie, 2012 dalam Tata Ruang Air Tanah)

Dalam skala dimensi ruang, daerah aliran yang berdasarkan diagram Chebotarev ini dapat diuraikan dalam tiga daerah utama yang berkaitan dengan kedalaman (Domenico, 1972) serta hubungan antara kimia air tanah dan sistem aliran regim hidraulik (Toth, 1990) seperti berikut ini :

1. Daerah atas (hulu)Pembilasan air tanah yang aktif dari air hujan melalui batuan yang mudah merembeskan air. Tekanan dan temperatur naik sesuai arah aliran. Daerah ini umumnya terjadi di daerah pegunungan dan sering disebut daerah tangkapan (recharge area). Unsur-unsur yang dominan adalah TDS rendah, Ca, Mg, HCO3, CO3 dan SO4.2. Daerah tengah Sirkulasi dan pembilasan air yang lebih rendah dari daerah atas. Tekanan mendekati hidrostatis dan temperaturnya cenderung konstan. Biasanya daerah ini merupakan daerah dataran agak tinggi, sedang sampai rendah.Unsur dominan Na, Ca, Mg, HCO:, CO: dan SO4 dan Cl.3. Daerah bawahKebalikan dari daerah atas, mempunyai aliran air yang lebih lembam (sluggish),larutan mineral cukup banyak karena pembilasan air rendah. Daerah ini terjadi di pantai, seringdisebut daerah buangan (dischorge area).Proses yang terjadi meliputi: pengendapan kimia, pengurangan sulfat, filtrasi selaput.Unsur-unsur dominan adalah TDS tinggi, Na, SO4 dan Cl.Ketiga daerah ini tidak mempunyai hubungan langsung dengan jarak dan waktu walaupun polanyamengikuti diagram Chebotarev di atas. Hal ini dapat dibuktikan bahwa untuk suatu daerah tangkapan (sedimentary bosin) kadang air tanah di daerah atas berumur tahunan sampai puluhan tahun sedangkan daerah tangkapan lainnya bisa berumur ratusan sampai ribuan tahun. Air garam di daerah bawah bisaberumur sangat tua namun variasinya bisa ribuan sampai jutaan tahun.

2.6 Konstruksi SumurMacam-macam sumur untuk mendapatkan air tanah adalah :1. Sumur gali adalah salah satu sarana penyediaan air bersih dengan cara menggali tanah sampai mendapatkan lapisan air dengan kedalaman tertentu yang terdiri dari :a) Dinding sumur adalah suatu dinding yang dimulai dari permukaan mencegah masuknya pencemaran yang berasal dari permukaan tanah dan juga sebagai penahan tanah supaya tidak terkikis atau longsor.b) Bibir sumur adalah suatu bangunan berupa dinding yang mengelilingi permukaan sumur, fungsi bibir sumur sebagai pelindung keselamatan pemakai dan mencegah masuknya limpasan air/pencemaran ke dalam sumurc) Lantai sumur adalah konstruksi berupa lantai yang berada di sekeliling tepi bibir sumur, fungsi lantai sumur adalah untuk mencegah merembesnya air buangan ke dalam sumur dan sebagai tempat kerja.d) Saluran air limbah adalah untuk menyalurkan air limbah yang ada di lantai sumur ke tempat pembuangan, fungsi saluran limbah yaitu untuk menyalurkan air limbah ke tempat pembuangan air limbah yang jauh dari sumur.2. Sumur pompa tangan prinsip kerjanya adalah untuk menghisap air di dalam tanah. Kekuatan atau daya hisap pompa ini sesuai dengan tekanan udara normal yang ada, dalam hal pembuatan sumur pompa tangan perlu diperhatikan syarat yang ada yaitu agar kondisi pompa dapat bertahan cukup lama maka kedalaman air 7 m yang merupakan kedalaman yang optimal untuk sumur pompa tangan, pembuatan beton/plesteran selebar 1 m ke samping dari ppa pengambilan serta pemberian lapisan kedap air sedalam 3 m di sekeliling pipa yang bertujuan untuk menahan pencemaran air yang berasal dari atas tanah. Dalam hal memilih sumur pompa perlu diperhatikan hal-hal yang bersifat teknis sebagai berikut :a. Klep penghisap dan klep penahannya harus dari bahan yang cukup kuat.b. Bagian dalam silinder pompa harus mempunyai permukaan yang halus dan licinc. Pipa-pipa yang dipergunakan adalah pipa-pipa dengan kelas medicum atau pipa PVC kelas AW.d. Dalam penggunaan tidak memerlukan pancingan.e. Jenis pompa yang dibeli adalah jenis pompa yang mudah didapatkan suku cadangannya.f. Pompa tangan yang dibeli harus mendapat izin dari Departemen Perindustrian dan telah mendapatkan surat rekomendasi dari badan penelitian bahan dan logam Departemen Perindustrian.(Sanropie, 1984)

Menurut Azwar (1996) Sumur-sumur yang dipandang memenuhi syarat kesehatan adalah:1. Dinding sumur 3 meter bagian atas harus di buat tembok yang kedap air, agar perembesan air permukaan yang telah tercemar tidak terjadi.2. Kira-kira 1,5 meter berikutnya, dinding ini dibuat dari tembok yang tidak disemen, tujuannya untuk mencegah runtunya tanah.3. Dasar sumur deri batu kerikil agar tidak keruh.4. Diatas tanah dibuat tembok kira-kira 1 meter, agar air sekitar tidak masuk dalam sumur, serta juga untuk keselamatan pemakai.5. Tanah disikitar tembok sumur disemen dan dibuat miring dengan tepinya dibuat saluran. Lebar lantai semen di sekitar sumur kiraa-kira 1,5 meter, agar air permukaan tidak masuk.6. Sumur diberi atap dan ember yang digunakan jangan diletakkan di bawah, tetapi harus tetap tergantng. 7. Sebaiknya sumur di ambil dengan pompa.2.7 Salinitas AirSalinitas adalah nilai yang menunjukkan konsentrasi garam yang terdapat dalam air dan tanah. Kandungan garam pada danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil, sehingga dapat dikategorikan sebagai air tawar. Sedangkan, air laut secara alami termasuk kategori air payau atau menjadi saline apabila konsentrasi kadar garam mencapai 3% - 5%. Berikut ini kategori air berdasarkan persentase salinitas yang terkandung dalam air tersebut.Tabel 2.1 Kategori Air Berdasarkan Persentase SalinitasKategori AirPersentase Salinitas (%)

Air Tawar< 0,05

Air Payau0,05 -3

Air Saline3 - 5

Brine> 5

(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Salinitas )Faktor-faktor yang mempengaruhi salinitas air adalah penguapan, curah hujan, dan banyak atau sedikitnya sungai yang bermuara ke laut tersebut. Semakin besar tingkat penguapan dan curah hujan maka semakin besar salinitas yang dimiliki oleh air. Apabila jumlah sungai yang bermuara ke laut semakin banyak maka salinitas air laut tersebut akan semakin meningkat. Terdapatnya air yang terkontaminasi dengan garam di dalam sumur, dapat diakibatkan oleh pemanfaatan atau pengambilan air tanah yang berlebihan pada daerah pantai, sehingga terjadi intrusi air laut.

2.8 Sumber Air AsinAir permukaan (aliran air sungai, air danau/waduk, dan genangan air permukaan lainnya) dan air tanah pada prinsipnya mempunyai keterkaitan yang erat dan keduanya mengalami proses pertukaran yang berlangsung terus-menerus. Menurut Soemarto (1996), ada tujuh macam cara air asin atau air laut dapat tercampur dengan air permukaan di daerah delta dan pantai yaitu :1. Pemasokan (supply) air garam lewat atmosfir Terdapat sejumlah garam dalam air hujan yang terbawa oleh angin yang meniup ke darat (kira-kira 20 ppm Cl-). Jumlah garam yang terbawa ini sangat kecil, namun tidak boleh diabaikan mengingat periode geologi.2. Masuknya garam lewat pintu pelayaranBila permukaan air laut lebih tinggi dari permukaan kanal yang berisi air tawar, dengan jumlah garam dari akibat pertukaran air dari laut dan air dalam lock chamber yang berisi air tawar, jika pintu luarnya dibuka.3. Instrusi air laut ke muara (estuaries)Dalam beberapa hal (jika tidak ada pasang, tidak ada pelayaran, mempunyai penampang uniform), airnya berlapis seperti baji air asin (salt water bedge) berada di dasar sungai. Pada keadaan lain tidak ada batas lapisan yang tegas (on sharp interface) antara air tawar dan air asin , tetapi terjadi pencampuran (mixing) sampai derajat tertentu. Dalam pendekatan klasik, ditinjau dari keseimbangan antara aliran garam ke arah laut dan ke aliran hulu akibat penurunan konsentrasi (lihat Gambar 2.2)

Gambar 2.2 Kurva Antara Aliran Garam dan Penurunan Konsentrasi( C.D Soemarto, 1996 dalam Hidrologi Teknik)

Distribusi salinitas (keasinan) pada setiap penampang melintang dianggap homogen, sehingga : .......................................................................... (2.2)dengan Qo = debit ke arah hulu cx= salinitas pada jarak x dari muara sungai E = koefisien difusivitasPemecahan persamaan diferensial di atas adalah sebagai berikut : cx = c0 + (cs c0 ) e-x Q0/E ........................................................................... (2.3)dengan cS = salinitas air laut c0= salinitas air sungaiNamun dalam persamaan (2.2) dan persamaan (2.3) memiliki koefisien disvusitas (E) yang tidak dapat diramal besarannya. Sehingga, Van de Burg (1966) telah menurunkan rumus empiris yang didasarkan atas pengamatan-pengamatan di muara dan kanal pada berbagai kedalaman.Jika = salinitas, dalam ppm Cl-, sebagai nilai rata-rata sepanjang garis vertikal terdalam pada air dangkal.= gradien salinitas = kecepatan air surut rata-rata, dalam m/detik d= kedalaman maksimum penampang melintang permukaan air pasang rata-ratamaka, ...............................................................(2.6)

Persamaan (2.6) menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang besar terhadap gradien salinitas jika alur pasang surutnya semakin dalam.

4. Rembesan air tanah payau ke daerah rendah ( low lying areas)Di daerah delta pembentukan tanah dasarnya ditandai oleh lapisan tiris (pervious strata) yang terdiri atas pasir dan kerikil, yang sebagian besar termasuk plistocene. Lapisan tersebut ditutupi dengan formasi semi pervious, yang terdiri atas lempung, loam atau gambut. Lapisan tirisnya berdiri di atas impervious yang terdiri atas lempung padat. Adanya perbedaan tinggi muka air menyebakan aliran air tanah.Karena tanah tersebut payau atau bahkan asin, maka terdapat sejumlah garam yang terbawa ke permukaan tanah

5. Difusi garam pada tanah asin (saline soil)Jika air tawar dengan konsentrasi coberada di atas tanah asin yang mengandung air pori berkonsentrasi c1,maka ion-ionnya akan bergerak ke atas karena pengaruh gradien konstentrasi.(Gambar 2.3)

Gambar 2.2 Kurva Antara Aliran Garam dan Penurunan Konsentrasi(Sumber : C.D Soemarto, 1996 dalam Hidrologi Teknik)Persamaan difusi tersebut berbentuk sebagai berikut : = ............................................................................... (2.5)

Dengan k = koefisien difusi (untuk tanah pada umumnya 0,5 cm2/hari). Penyelesaiannya persamaan (10.6) adalah sebagai berikut : c- co = (c1-co) c1-c0 ...................................................... (2.6)dengan = porositas

6. Drainasi saline efluen Air dalam sungai atau waduk di daerah delta dan pantai dapat tercemari oleh masuknya rembesan air payau oleh air yang berasal dari drainasi tanah asin.

7. Kadar garam dalam air sungaiBeberapa sungai mengalirkan garam dalam jumlah yang cukup besar. Ini disebabkan oleh :1. Salinitas alami (natural salinity) komponen air tanah dari aliran sungai2. Aliran balik (return flow) dari daerah irigasi di sebelah hulu3. Pembuangan air sisa rumah tangga (domestik waste)4. Pembuangan air sisa industri (industrial waste)

2.9 Intrusi Air LautInstrusi air laut adalah masuknya air asin atau air laut ke dalam akuifer air tawar dan mencemari air tanah . Instrusi air laut dapat terjadi secara alami pada daerah yang dekat dengan pantai. Hal ini diakibatkan adanya hubungan hidrolik antara air tanah dan air laut. Air laut memiliki kadar garam yang lebih besar dibandingkan dengan air tawar, sehingga air laut memiliki massa jenis dan tekanan lebih besar yang mengakibatkan air laut bergerak menuju air tawar. Jika air laut telah mengalir ke dalam sumur-sumur di daratan, maka air tawar tidak dapat digunakan karena akuifer telah tercemar oleh air asin. Air tanah yang telah terkontaminasi dengan garam memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tinggi untuk menjadi bersih kembali. 2.10 Kriteria Kerusakan Air TanahAir tanah merupakan sumber daya air yang mudah didapatkan, dengan berkembangnya industri dan pemukiman ketergantungan aktivitas manusia akan air tanah semakin meningkat. Dalam memenuhi kebutuhan akan air tanah, seringkali cara pengambilannya tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hidrologi yang baik sehingga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas sumber daya air tanah. Dampak negatif tersebut dapat dibedakan menjadi dampak yang bersifat kualitatif (kualitas air tanah) dan kuantitatif (jumlah masuknya air tanah). Menurut Sudadi dkk (2007), dasar pertimbangan yang digunakan dalam menentukan kerusakan kondisi dan lingkungan air tanah tersebut meliputi:a. Jumlah pemanfaatan air tanahb. Penurunan muka air tanahc. Penurunan kualitas air tanahd. Dampak negatif terhadap lingkungan yang timbul, seperti kekeringan (migrasi air tanah pada unit akuifer lain), amblesan tanah, migrasi sumber pencemaran, dan penyusupan air laut ke dalam air tanah tawarKerusakan kondisi dan lingkungan air tanah ini meliputi, kerusakan kuantitas air tanah, kualitas air tanah dan lingkungan air tanah. Berdasarkan penurunan kualitas air tanahnya, tingkat kerusakan kondisi air tanah tertekan maupun tidak-tertekan dapat dibagi menjadi 4 (empat) tingkatan, yaitu:1. Aman : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut (total dissolved solid) kurang dari 1.000 mg/l atau DHL < 1.000 S/cm.2. Rawan : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padatterlarut (total dissolved solid) arrtara 1.000 - 10.000 mg/l atau DHL 1.000 - 1.500 S/cm.3. Kritis : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padatterlarut (total dissolved solid) lebih dari 10.000 - 100.000 mgll atau DHL >1.500 -5.000 S/cm.4. Rusak : penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zatpadatterlarut (total dissolved solid) lebih dari 100.000 mg/l atau tercemar oleh logam berat dan atau bahan berbahaya dan beracun atau DHL > 5.000 S/cm.Berdasarkan pertimbangan ada tidaknya amblesan tanah, tingkat kerusakan lingkungan air tanah dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :1. Aman : apabila pemanfaatan air tanah belum berdampak terjadinya amblesan tanah.2. Kritis : apabila pemanfaatan air tanah telah berdampak terjadinya amblesantanah.

II-14