bab ii

Upload: afifulichwan18

Post on 14-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

as

TRANSCRIPT

13

BAB IITINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1Sejarah Trans sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dan digunakan sebagai suatu cara pengobatan penyakit fisik dan mental.1 Pada masyarakat Mesir Kuno terdapat kuil lelap (temple sleep) tempat orang meminta kesembuhan dengan cara memasuki keadaan trans yang dibimbing oleh para imam. Kuil ini juga terdapat di Yunani yang terdapat di Delphi. Pada masyarakat modern identifikasikan sebagai hipnosis pertama kali oleh Anton Mesmer pada abad ke18 dikenal dengan sebutan magnetisme dan Mesmerisme. Istilah hipnosis diperkenalkan pertama kali oleh James Braid dan digunakan dalam pengobatan gangguan psikosomatik.1,2Disosiasi adalah terpecahnya aktivitas mental yang spesifik dari sisa kesadaran normal, seperti terpecahnya pikiran atau perasaan dari perilaku. Gangguan disosiatif menunjukkan disosiasi berat yang mengakibatkan timbulnya gejala-gejala yang berbeda dan bermakna dan mengganggu fungsi seseorang, khususnya timbul pada orang yang masa kanak-kanaknya mengalami kekerasan fisik atau seksual dan sering timbul dalam bentuk komorbiditas dengan depresi mayor, gangguan somatisasi, gangguan stress pasca trauma, penyalahgunaan zat, gangguan kepribadian ambang, gangguan konduksi dan gangguan kepribadian antisosial.2Hal yang paling umum terlihat pada gangguan disosiatif adalah adanya kehilangan (sebagian/seluruh) dari integrasi normal antara: ingatan masa lalu, kesadaran akan identitas dan penghayatan dan kendali terhadap gerakan tubuh. Onset dan berakhirnya keadaan disosiatif sering kali berlangsung mendadak akan tetapi jarang sekali dapat dilihat kecuali dalam interkasi atau prosedur teknik- teknik tertentu seperti hipnosis.2,3

2.2DefinisiKesurupan atau possession and trance adalah gangguan yang ditandai dengan adanya gejala utama kehilangan sebagian atau seluruh integrasi normal di bawah kendali kesadaran antara ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan penginderaan segera, serta kontrol terhadap gerakan tubuh.4Trans yang disebut juga twilight state adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perubahan kesadaran atau hilangnya penginderaan dari identitas diri dengan atau tanpa suatu identitas alternatif.4,5 Trans adalah suatu perubahan status kesadaran dan menunjukkan penurunan responsivitas terhadap stimulus lingkungan.6Menurut Hinsie dan Campbel tahun 1970, mempunyai persamaan arti dengan hipnosis, katalepsi dan keadaan ekstasi atau kekaguman dapat juga diartikan terlena. Trans adalah suatu bentuk kesadaran transaksional yang dibangkitkan untuk tujuan transformasi.7

2.3EpidemiologiKesurupan atau possesion dan trance, kasusnya banyak dijumpai di negara dunia ketiga. Di India yangkultur dan budayanya mirip Indonesia, kesurupan atau possesion syndrome atau possesion hysterical merupakan bentuk disosiasi yang paling sering ditemukan. Angka kejadiannya kurang lebih 1 4% dari populasi umum.1,3. Kondisi trans biasanya terjadi pada perempuan dan seringkali dihubungkan dengan stress atau trauma. Hal ini terbukti dari kasus-kasus yang terjadi sebagian besar adalah perempuan. Hal ini mungkin karena perempuan lebih sugestible atau lebih mudah dipengaruhi dibandingkan lakilaki. Mereka yang mempunyai kepribadian histerikal yang salah satu cirinya sugestible lebih berisiko untuk disosiasi atau juga menjadi korban kejahatan hipnotis. Berdasarkan usia, sebagian besar korban disosiasi berusia remaja dan dewasa muda. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa mereka yang berisiko untuk disosiasi adalah perempuan usia remaja atau dewasa muda yang mudah dipengaruhi. Barlow dan Durand menyatakan, ketika individu merasa terlepas dari dirinya atau seolaholah ia seperti bermimpi, maka dapat dikatakan ia memiliki pengalaman disosiatif. Kemungkinan besar disosiasi terjadi setelah kejadian-kejadian yang membuat individu sangat stress. Mungkin juga terjadi ketika psikis seseorang melemah atau mengalami tekanan mental. Banyak jenis penelitian menyatakan suatu hubungan antara peristiwa traumatik, khususnya penyiksaan fisik dan seksual pada masa anak-anak, dengan disosiatif.6Studi epidemiologi possesion telah dilaporkan berhubungan dengan krisis sosial di masyarakat. Dengan begitu banyaknya pemberitaan mengenai kesurupan kita tentunya sudah tidak asing lagi dengan fenomena tersebut, di mana fenomena kesurupan sering kali dan bahkan selalu dikaitkan dengan adanya gangguan dari roh-roh halus yang mengambil alih tubuh korban selama beberapa waktu dan membuat korban tidak sadar akan apa yang ia perbuat. Tentunya paham seperti ini merupakan paham tradisional yang ada, diturunkan dan berkembang dalam masyarakat kita.3Kesurupan masal yang belakangan ini sering sekali terjadi sebenarnya pada awalnya merupakan kesurupan individual dan kemudian berubah menjadi masal dikarenakan orang lain yang melihat peristiwa tersebut menjadi tersugesti. Kesurupan individual yang terjadi muncul sebagai reaksi atas apa yang sedang dirasakan oleh individu sebelum proses kesurupan itu terjadi.1,3

2.4 EtiologiEtiologi dari gangguan disosiasi ini diduga bersifat psikologis. Faktor predisposisinya antara lain:6 Keinginan untuk menarik diri dari pengalaman yang menyakitkan secara emosional, Berbagai stressor dan faktor pribadi, seperti finansial, perkawinan, pekerjaan, dan peperangan, Depresi, Usaha bunuh diri, Gangguan organik (khususnya epilepsi), Riwayat penyalahgunaan zat.

2.5 PatofisiologiDalam keadaan kesehatan mental, seseorang memiliki perasaan diri (sense of self) yang utuh sebagai manusia dengan kepribadian dasar yang tunggal. Kesehatan mental merupakan modal utama kehidupan seorang manusia. Tanpa mental yang sehat, seorang manusia tidak dapat melaksanakan tugas kemanusiaannya dengan baik. Manusia yang sehat tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga sehat secara psikis. Bebas dari gangguan adalah indikasi manusia yang bermental sehat. Ada berbagai macam gangguan mental (mental disorder), salah satunya adalah gangguan trans disosiatif (dissociative trance disorder). Dalam masyarakat fenomena disosiatif dikenal dengan istilah kesurupan.7Kesurupan dipercaya oleh masyarakat sebagai suatu keadaan yang terjadi bila roh yang lain memasuki seseorang dan menguasainya sehingga orang itu menjadi lain dalam hal bicara, perilaku dan sifatnya. Perilakunya menjadi seperti ada kepribadian lain yang memasukinya.1,3 Kaplan & Sadock menyatakan bahwa disfungsi utama pada disosiatif adalah kehilangan keutuhan keadaan kesadaran sehingga orang merasa tidak memiliki identitas atau mengalami kebingungan terhadap identitasnya sendiri atau memiliki identitas berganda.6 Ditinjau dari sistem saraf, kesurupan adalah fenomena serangan terhadap sistem limbik yang sebagian besar mengatur emosi, tindakan dan perilaku. Sistem limbik sangat luas dan mencakup berbagai bagian di berbagai lobus otak. Dengan terganggunya emosi dan beratnya tekanan akibat kesulitan hidup, timbullah rangsangan yang akan memengaruhi sistem limbic. Akhirnya, terjadilah kekacauan dari zat pengantar rangsang saraf atau neurotransmitter. Zat penghantar rangsang saraf yang keluar mungkin norepinephrin atau juga serotonin yang menyebabkan perubahan perilaku atau sebaliknya.7Kondisi ini bisa terjadi secara tibatiba atau secara bertahap, bersifat sementara atau kronis. Fenomena disosiasi ini mengacu pada kondisi trans disosiatif. Trans disosiatif adalah perubahan yang bersifat temporer dalam hal kesadarannya atau lemah/hilangnya perasaan identitas diri (sense of personal identity) tanpa kemunculan identitas baru.5,7 Dalam kondisi trans, hilangnya identitas tidak berhubungan dengan munculnya identitas baru dan tindakan yang dimunculkan selama kondisi trans umumnya tidak kompleks (misalnya kejangkejang, bergulingguling, terjatuh).7 Reaksi itu mengakibatkan hilangnya kemampuan untuk menyadari realitas sekitarnya, disebabkan tekanan fisik maupun mental. Reaksi disosiasi ini menimpa mereka yang jiwanya labil ditambah dalam kondisi yang membuatnya tertekan. Stress yang bertumpuk ditambah pemicu memungkinkan reaksi yang dikendalikan alam bawah sadar ini 3 muncul ke permukaan, sehingga seseorang yang mengalami stress berat, maka ia sangat mudah sekali akan mengalami trans disosiasi.7

2.6 Manifestasi KlinisTerdapat dua macam keadaan yang dinamakan kesurupan oleh masyarakat, yaitu:5a. Orang itu merasa bahwa di dalam dirinya ada kekuatan lain yang berdiri di samping aku-nya dan yang dapat menguasainya. Jadi simultan terdapat dua kekuatan yang bekerja sendiri-sendiri dan orang itu berganti-ganti menjadi yang satu dan yang lain. Kesadarannya tidak menurun. Perasaan ini berlangsung kontinu. Dalam hal ini kita melihat suatu permulaan perpecahan kepribadian yang merupakan gejala khas bagi skizofrenia.b. Orang itu telah menjadi lain, ia mengidentifikasikan dirinya dengan orang yang lain, binatang atau benda. Jadi pada suatu waktu tidak terdapat dua atau lebih kekuatan di dalam dirinya (seperti dalam hal yang pertama), tapi terjadi suatu metamorphosis yang lengkap. Ia telah menjadi orang yang lain, binatang atau barang, dan ia juga bertingkah laku seperti orang, binatang atau barang itu. Sesudahnya terdapat amnesia total atau sebagian.

Keadaan yang kedua ini adalah disosiasi. Bila disosiasi itu terjadi karena konflik dan stress psikologik, maka keadaan itu dinamakan reaksi disosiasi (suatu sub jenis dalam nerosa histerik). Bila disosiasi ini terjadi karena pengaruh kepercayaan dan kebudayaan, maka dinamakan kesurupan. Tidak jarang kedua keadaan ini secara ilmiah sukar dibedakan karena kepercayaan dan kebudayaan juga dapat menimbulkan konflik dan stress.1Orang dengan kesurupan jarang dibawa ke dokter. Biasanya kesurupan itu berhenti sesuai dengan upacara atau yang timbul spontan menghilang sendiri atau dengan pertolongan dukun. Bila ia dibawa kepada dokter, maka dapat diberi tranquilaizer intramuscular dan bila perlu dapat juga diberi transquilaizer atau pentotal intravena. Sesudah itu dilakukan psikoterapi suportif.5Gejala-gejala beberapa waktu sebelum kesurupan antara lain kepala terasa berat, badan dan kedua kaki lemas, penglihatan kabur, badan terasa ringan, dan ngantuk. Perubahan ini biasanya masih disadari oleh subjek, tetapi setelah itu ia tiba-tiba tidak mampu mengendalikan dirinya. Melakukan sesuatu di luar kemampuan dan beberapa di antaranya merasakan seperti ada kekuatan di luar yang mengendalikan dirinya.1,5 Frigerio menyatakan, ada tiga stadium yang dialami orang kesurupan, antara lain sebagai berikut:6 Pertama, irradiation (subjek tetap menyadari dirinya tetapi ada perubahan yang dirasakan pada tubuhnya. Kedua being diside, subjek berada dalam dua keadaan yang berbeda, namun ada sebagian yang dialaminya disadarinya. Stadium ketiga disebut stadium incorporation, subjek sepenuhnya dikuasai oleh yang memasukinya dan semua keadaan yang dialami tidak diingatnya.

2.7 DiagnosisDunia kedokteran internasional, khususnya psikiatri mengakui fenomena ini dan dituliskan dalam penuntun diagnosis psikiatri yang paling mutakhir Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV (DSM-IV) dan The International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems 10 (ICD10).6 DSMIV memasukkan kerasukan patologis (pathologic possession) ke dalam diagnosis gangguan disosiatif yang tidak spesifik (dissociative disorder not otherwise specified). ICD10 mengkategorikan gangguan kerasukan sebagai trance and possession disorder.6,7 Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang mengalami trans disosiatif tanpa disadarinya. Dengan kata lain dirinya menolak dikatakan mengalami trans misalnya, pada waktu mereka sedang mengendarai mobil, pesawat terbang, maupun sedang nonton TV dalam keadaan melamun. Trance, kasusnya banyak dijumpai di negara dunia ketiga. Di India yang kultur dan budayanya mirip Indonesia, possesion syndrome atau possesion hysterical merupakan bentuk disosiasi yang paling sering ditemukan. Angka kejadiannya kurang lebih 1-4% dari populasi umum.1,7 Kriteria diagnosis kesurupan atau trans menurut PPDGJ III adalah adanya kehilangan sementara penghayatan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya, individu berperilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib, malaikat, atau kekuatan lain. Hanya gangguan trans yang involunter (diluar kemauan individu)dan bukan merupakan aktivitas yang biasa, dan bukan merupakan kegiatan keagamaan ataupun budaya yang boleh dimasukkan dalam pengertian ini. Tidak ada penyebab organik (epilepsi, cedera kepala, intoksikasi zat psikoaktif) dan bukan bagian dari gangguan jiwa tertentu (skizofrenia, gangguan kepribadian multiple).6

2.8 PenatalaksanaanPenatalaksanaan dengan menggali kondisi fisik dan neurologiknya. Bila tidak ditemukan kelainan fisik/neurologik, perlu dijelaskan pada pasien dan dilakukan pendekatan psikologik terhadap penanganan gejala-gejala yang ada.2Terapi kesurupan terbagi menjadi tiga, yakni terapi farmakologik, terapi psikoterapi, dan terapi hypnosis. Pada terapi farmakologi dapat digunakan barbiturat kerja sedang dan kerja singkat, seperti thiopental dan natrium amobarbital diberikan secara intravena, dan benzodiazepine dapat berguna untuk memulihkan ingatannya yang hilang.6Pengobatan terpilih untuk gangguan disosiatif adalah psikoterapi psikodinamika suportif-ekspresif. Ada tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:7a. Dari segi proses : berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.b. Dari segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.c. Dari segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:7 Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis. Mengatasi pola perilaku yang terganggu. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif. Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar. Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional. Mengembangkan potensi klien. Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik. Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran). Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial. Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan. Membantu penyembuhan penyakit fisik. Meningkatkan kesadaran diri. Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.2.10 PrognosisGejala amnesia disosiatif biasanya pulih tiba-tiba dan lengkap dengan sedikit rekurensi. Klinisi harus memulihkan ingatan pasien sesegera mungkin. Gangguan disosiasi ini biasanya singkat, beberapa jam sampai beberapa hari. Umumnya pemulihan cepat dan jarang rekurens.5,63