asuhan keperawatan klien gangguan sistem integumen

Upload: syifanurisnaini

Post on 07-Jul-2018

258 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    1/40

    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN

    STRUKTUR DAN FUNGSI INTEGUMEN

    Kulit merupakan jaringan pembuluh darah, saraf, dan kelenjar yang tidak 

    terujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit. Luas kulit orang

    dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% dari berat badan. e!ara mikroskopis

    struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu"

    1.  Lapisan epidermis

    Lapisan paling atas dari kulit, tidak mengandung pembuluh darah dan syaraf.

    el mendapat makanan melalui proses difusi dari jaringan dibawahnya. #agian

    terluar terdiri dari stratum korneum, stratum lusidum, stratum granolusum,stratum spinosum, dan stratum basale.

    2.  Lapisan dermis

    a.  $ars papilare, bagian yang menonjol ke epidermis. #erisi ujung serabut saraf 

    dan pembuluh darah yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis.

     b.  $ars retikulare, bagian bawah yang menonjol ke arah subkutis. erdiri atas

    serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin.

    &.  Lapisan subkutis

    #antalan untuk kulit, isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh, dan tempat

     penyimpanan energi.

     Fungsi Kulit 

    a.  'ungsi proteksi

    (elindungi tubuh dari trauma, benteng pertahanan terhadap gangguan kimiawi

     bakteri, )irus, dan jamur.

     b.  'ungsi absorpsi

    ifat permiabel-selektif, kulit menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas dan

    *at yang larut dalam lemak, sedangkan air dan elektrolit sukar masuk melalui

    kulit.!.  'ungsi ekskresi

    Kelenjar kulit mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk sebum dan

    keringat. ebum dan keringat dapat merangsang pertumbuhan bakteri pada

     permukaan kulit.

    d.  'ungsi persepsi

    Kulit mengandung ujung ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis yang

     peka terhadap rangsangan panas , dingin, rabaan,dan tekanan.

    e.  'ungsi pengaturan suhu tubuh

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    2/40

    Kemampuan )asokonstriksi pada suhu dingin sehingga meningkatkan suhu

    tubuh, kemampuan )asodilatasi pada suhu panas sehingga menurunkan suhu,

    serta kemampuan termorigulasi melalui e)aporasi atau berkeringat.

    f.  'ungsi pembentukan pigmenel pembentuk pigmen di sebut melanosit. +engan bantuan sinar matahari dan

     beberapa en*im dalam tubuh, melanosit akan di ubah menjadi melonosom,

    selanjutnya di ubah lagi menjadi melanin. umlah melanin inilah yang akan

    menentukan warna kulit seseorang.

    g.  'ungsi pembentukan )itamin +

    +ihidroksi kolestrol dapat terjadi dengan pertolongan sinar matahari sehingga

    terbentuk )itamin +.

    GANGGUAN SISTEM INTEGUMENT

    Efek Psikologis Masalah Kulit

    pabila kulit mengalami kelainan atau timbul penyakit pada kulit, akan terjadi

     perubahan penampilan. $erubahan penampilan tersebut dapat menimbulkan reaksi

     psikologis. ebagian besar klien dengan masalah kulit memiliki perasaan yang

    lebih sensiti)e sehingga timbul perasaan kurang dihargai, rendah diri, dianggap

     jijik dan perasaan diku!ilkan. Ketika hal itu terjadi, perawat tidak boleh

    memperlihatkan gerakan non)erbal maupun )erbal yang negati)e.

    Masalah Utama Kulit

    #anyak faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini. +i antaranya adalah

    faktor kebersihan, daya tahan tubuh imunitas/, kebiasaan, atau perilaku sehari-

    hari makanan, pergaulan, atau pola hubungan/ seksual, faktor fisik, bahan kimia,

    mikrobiologi, serta faktor lingkungan. #anyak klien dengan masalah penyakit

    kulit lebih senang berobat jalan dan dirawat dirumah, karena merasa tdak 

     bermasalah se!ara klinis, dan baru mau menjalani perawatan dirumah sakit jika

    kondisi penyakitnya sudah parah. 0ni perlu diperhatikan oleh perawat maupun

    klien menjalani peawatan dirumah. Klien perlu dibekali dengan pengetahuan

    tentang proses penyakit., !ara perawatan lesi, prosedur pengobatan, maupun pola

    hidupnya. al ini perlu dilakukan agar penyakit klien tidak menjadi kronis dan

    klien dapat berobat se!ara tuntas sehingga tidak menulari angota keluarga atau

    orang lain.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    3/40

    PENEGAHAN GANGGUAN KULIT

    ntuk men!egah gangguan kulit tindakan yang harus dilakukan adalah sebagai

     berikut "

    1.  (empertahankan kulit sehat.

    a.  indari penggunaan sabun, deterjen, atau bahan allergen yang dapat

    menimbulkan iritasi.

     b.  $ertahankan kulit !ukup hidrasi, gunakan krim pada daerah yang kering,

    dan jangan terus-menerus menggunakan tatarias yang tebal.

    !.  3egah menggaruk kulit yang keras dan kasar.

    d.  Keringkan daerah yang selalu lembab.

    e.  $akai pakaian yang longgar dan dapat menyerap keringat pada hari-hari

    yang panas.

    2.  (enghindari bahan penyebab penyakit kulit"a.  (enghindari bahan-bahan yang merusak kulit pada kebanyakan orang.

    3ontohnya sinar matahari yang terik, sebaiknya gunakan payung untuk 

    melindungi kulit.

     b.  (en!egah bahan spesifik yang diketahui merusak kulit atau menimbulkan

    alergi untuk orang tertentu mis, bahan-bahan kosmetik/.

    !.  4unakan krim tabir surya.

    &.  bser)asi perubahan kulit"

    a.  mati kulit se!ara keseluruhan dan sering. 4unakan !ermin untuk melihat

    seluruh tubuh.

     b.  3atat dan konsultasikan perubahan warna, ukuran, dan keadaan !edera kulit

    yang sudah ada.

    6.  indari terapi sendiri"

    a.  angan gunakan resep lama pada !edera kulit baru atau lesi yang lain, serta

     jangan gunakan obat yang tidak diketahui se!ara pasti kegunaannya.

     b.  egera dapatkan nasihat medis atau kunjungi tempat pelayanan kesehatan

     bila terjadi gangguan kulit Long, 1778/.

    PEMERIKSAAN DIAGN!STIK 

     Biopsi kulit. (engambil !ontoh jaringan dari kulit yang terdapat lesi. pabila

     jaringan yang diambil !ukup dalam, kita perlu menggunakan anestesi lo!al.

    +igunakan untuk menentukan ada keganasan atau infeksi yang disebabkan oleh

     bakteri dan jamur.

    Uji kultur dan sensitivitas. ntuk mengetahui adanya )irus, bakteri, atau jamur 

     pada kulit yang diduga mengalami kelainan. ji ini juga digunakan untuk 

    mengetahui mikroorganisme tersebut resisten terhadap obat-obatan tertentu. 3ara

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    4/40

     pengambilan bahan untuk uji kultur adalah dengan mengambil eksudat yang

    terdapat pada permukaan lesi. lat yang digunakan untuk mengambil eksudat

    harus steril.

     Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus.  (empersiapkan

    lingkungan pemeriksaan dengan pen!ahayaan khusus sesuai dengan kasus yang

    dihadapi. indari ruangan pemeriksaan yang menggunakan lampu berwarna-

    warni karena hal ini akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. $ada kasus tertentu,

     pen!ahayaan dengan menggunakan sinar matahari sinar untra)iolet/ justru sangat

    membantu dalam menentukan jenis lesi kulit.

    Uji temple. +ilakukan pada klien yang diduga menderita alergi untuk mengetahui

    apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan faktor imunologis, juga untuk 

    mengidentifikasi respon alerginya. (isalnya, untuk membedakan apakah klien

    menderita dermatitis kontak alergi atau dermatitis kontak iritan. ji ini

    menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit. elanjutnya, kita lihat

     bagaimana reaksi lo!al yang ditibulkan. pabila ditemukan kelainan atau ada

     perubahan pada kulit, hasil uji ini positif.

    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

    INTEGUMEN

    A"  Pe#gka$ia#

     Anamnesis

    -  anggal dan waktu pengkajian

    -   Biodata" nama, umur penting mengetahui angka pre)elensi/, jenis kelamin,

     pekerjaan pada beberapa kasus penyakit kulit, banyak terkait dengan fa!tor 

     pekerjaan, 9misalnya, dermatitis kontak alergi:/.

    -   Riwayat kesehatan" meliputi masalah kesehatan sekarang, riwayat penyakit

    dahulu, status kesehatan keluarga, dan status perkembangan.

    (enurut #ursaids 177;/, disamping menggali keluhan-keluhan diatas,

    anamnesis harus menyelidiki < !iri lesi kulit yang membantu anda membuat

    diagnosis, yaitu "

    1.  Lokasi anatomis, tempat lesi pertama kali timbul, jika perlu digambar.

    2.  4ejala dan riwayat penyakit yang berhubungan.

    &.  rutan waktu perkembangan perubahan kulit atau gejala sistemik yang

     berkaitan.

    6.  $erkembangan lesi atau perubahan lesi sejak timbul pertama kali.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    5/40

    5.  =aktu terjadinya lesi, atau kondisi seperti apa yang menyebabkan lesi.

    8.  >iwayat pemaparan bahan kimia dan pemakaian obat-obatan.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    6/40

     pada anak dan orang dewasa. Kulit telapak tangan dan kaki lebih tebal,

    sedangkan kulit pada penis paling tipis. Kaji turgor dengan men!ubit kulit

     pada punggung tangan atau lengan bawah lalu lepaskan. $erhatikan

    seberapa mudah kulit kembali seperti semula. Aormalnya, kulit segera

    kembali ke posisi awal . pada area pitting tekan kuat area tersebut selama 5

    detik dan lepaskan. 3atat kedalaman pitting dalam millimeter, edema B1

    sebanding dengan kedalaman 2 mm, edema B2 sebanding dengan kealaman

    6 mm.

    -   Perubahan setempat 

    (ula-mula, lakukan pemeriksaan se!ara sepintas ke seluruh tubuh.

    elanjutnya, anjurkan klien untuk membuka pakaiannya dan amati seluruh

    tubuh klien dari atas kebawah, kemudian lakukan pemeriksaan yang lebih

    teliti dan e)aluasi distribusi, susunan, dan jenis lesi kulit. +istribusi lesi dan

    komposisi kulit sangat ber)ariasi dari satu bagian tubuh kebagian tubuh

    lainnya. Lesi yang timbul hanya pada daerah tertentu menandakan bahwa

     penyakit tersebut berkaitan dengan keistimewaan susunan kulit daerah

    tersebut. $ada daerah kulit yang lembab permukaan kulit bergesekan dan

    mengalami maserasi dan mudah terinfeksi jamur superfi!ial. Kondisi ini

     banyak kita jumpai pada daerah aksila, lipat paha, lipat bokong, dan lipatan

    di bawah kelenjar mamae.

    $ada daerah kulit yang kaya keratin, seperti siku, lutut, dan kulit kepala,

    sering tejadi gangguan keratinisasi. (isalnya psoriasis, yaitu kelainan kulit

     pada bagian epidermis yang berbentuk plak bersisik.

    (engenai susunan lesi, tanyakan bagaiman pola lesinya. Lesi kulit dengan

    distribusi sepanjang dermatom menunjukan adanya penyakit herpes *oster.

    +isini, lesi )esikuler timbul tepat pada daerah distribusi saraf yang

    terinfeksi. Linearitas merupakan lesi yang terbentuk garis sepanjang sumbu

     panjang suatu anggota tubuh yang mungkin mempunyai arti tertentu.

    4arukan pasien merupakan penyebab tersering lesi linear. ?rupsi karena

     poison iny& seperti dermatitis kontak, berbentuk linear karena iritannya

    disebabkan oleh garukan yang bergerak naik-turun. $eradangan pembuluh

    darah atau pembuluh limfe dapat menyebabkan lesi linear berwarna merah.

    edangkan parasit s!abies dapat membuat liang-liang pendek pada lapisan

    epidermis, terutama pada kulit di antara jari-jari tangan, kaki, atau daerah

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    7/40

    lain yang memiliki lapisan epidermis tipis dan lembap sehingga akan

    membentuk lesi linear yang khas berupa garis kebiru-biruan.

    Lesi satelit adalah suatu lesi sentral yang sangat besar yang dikelilingi oleh

    dua atau lebih lesi serupa tetapi lebih ke!il yang menunjukan asal lesi dan

     penyebarannya, seperti yang dijumpai pada melanoma malignum atau

    infeksi jamur. api lesi merupakan !irri penting yang berguna dalam

    menegakkan diagnosis. Lesi berbatas tegas adalah lesi yang mempunyai

     batas yang jelas, sedangkan lesi terbatas tidak tegas adalah lesi kulit yang

    menyatu tanpa batas tegas dengan kulit yang normal.

    -   Ruam kulit 

    ntuk mempelajari ilmu penyakit kulit, mutlak diperlukan pengetahuan

    tentang ruam kulit atau ilmu yang mempelajari lesi kulit. >uam kulit dapat

     berubah pada waktu berlangsungnya penyakit. Kadang-kadang perubahan

    ini dapat dipengaruhi oleh keadaan dari luar, misalnya trauma garkan dan

     pengobatan yang diberikan., sehingga perubahan tersebut tidak biasa lagi.

    $erawat perlu menguasai pengetahuan tentang ruam primer atau ruam

    sekunder untuk digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan pengkajian

    serta membuat diagnosis penyakit kulit se!ara klinis.

     Ruam primer   adalah kelainan yang pertama timbul, berbentuk ma!ula,

     papula, plak, nodula, )esikula, bula, pustule, irtika, dan tumor.

     Ruam sekunder  adalah kelainan berbentuk skuama, krusta, fisura, erosion,

    ekskoriasio, ulkus, dan parut.

    abel 1.1 bentuk-bentuk ruam primer 

    4ambaran Keterangan

    (akula

    $apula

    $lak 

    (a!ula adalah kelainan kulit yang sama tinggi

    dengan permukaan kulit, warna berubah dan

     berbatas jelas, !ontoh " meladonema, petekie.

    $apula adalah kelainan kulit yang lebih tinggi

    dari permukaan kulit, padat, berbatas jelas,

    ukuran kurang dari 1 !m. !ontoh " dermatitis,

    kutil.

    $lak adalah kelainan kulit yang melingkar,

    menonjol, lesi menonjol lebih dari 1 !m. !ontoh

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    8/40

     Aodula

    Cesikula

    #ula

    $ustule

    rtika

    umor

    " 'ugoides mikosis terlokalisasi,

    neurodermatitis.

     Aodula adalah kelainan kulit yang lebih tinggi

    dari permukaan kulit, padat berbatas jelas,

    ukurannya lebih dari 1 !m. !ontoh @ epitelioma.

    Cesikula adalah gelembung berisi !airan,

     berukuran kurang ari 1 !m. !ontoh @ !a!ar air,

    dermatitis kontak.

    #ula adalah sama dengan )esikula, tapi

    ukurannya lebih dari 1 !m, !ontoh @ luka bakar.

    $ostula adalah sama dengan )esikula tapi berisi

    nanah, !ontoh @ s!abies.

    rtika adalah kelainan kulit yang lebih tinggi

    dari permukaan kulit, edema, warna merah

     jambu, bentuknya berma!am-ma!am. 3ontoh @

    gigitan serangga.

    umor adalah kelainan kulit yang menonjol,

    ukurannya lebih besar dari D,5 !m.

    abel 1.2 #entuk-bentuk ruam sekunder 

    4ambaran keterangan

    kuama

    Krusta

    'isura

    kuama adlah jaringan mati dari lapisan

    tanduk yang terlepas, sebagian kulit

    menyerupai sisik. 3ontoh " ketombe, psoriasis.

    Krusta adalah kumpulan eksudat atau sekret

    diatas kulit. 3ontoh " impetigo, dermatitis

    terinfeksi.

    'isura adlah epidermis yang retak, hingga

    dermis yerlihat, biasanya nyeri. 3ontoh "

    sifilis konginetal, kaki atlet.

    ?rosion adalah kulit yang bagian

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    9/40

    ?rosio

    ?ksrosio

    lkus

    $arut

    epidermisnya bagian atas terkelupas, !ontoh "

    abrasi.

    ?ksrosio adalah kulit yang epidermisnya

    terkelupas, lebih dalam dari pada erosion.

    lkus adalah kulit epidermis dan dermis/

    terlepas karena destruksi penyakit. $elepasan

    ini dapat sampai kejaringan subkutan atau

    lebih dalam.

    $arut adalah jaringan ikat yang kemudian

    terbentuk menggantikan jaringan lebih dalam

    yang telah hilang. 3ontoh " keloid

    $emeriksaan kulit yang harus dilakukan

    1.  Lakukan pemeriksaan kulit se!ara menyeluruh, periksa tekstur, elastisitas, warna dan turgor 

    kulit.

    2.  ika terdapat lesi, amati jenis lesi, lokasi, distribusi, ukuran, dan bagaimana permukaan serta

    tepi lesi.

    &.  $eriksa bagaimana permukaan kulit yang ada disekitar lesi. pakah ada kemerahanE ika ada

    apakah lo!al atau menyeluruhE

    6.  mati apakah timbul lesi akibat garukan klien.

    5.  pakah ada perubahan temperature pada daerah lesi baik panas maupun dinginE

    8.  ika terdapat sekret pada daerah lesi, perhatikan karekteristik, warna, )iskositas, maupun

     jumlahnya.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    10/40

    1.  (engeluh kulit gatal, nyeri, kemerahan, berminyak, kering, kasar, tidak rata, terkelupas,

    lepuh, panas, dingin, perubahan warna kulit dan timbul borok.

    2.  danya riwayat alergi, kontak dengan bahan-bahan tertentu kosmetik, sabun, obat, tanaman,

     bahan kimia/&.  >iwayat keluarga atau tetangga dengan penyakit kulit.

    6.  danya perubahan pola kebiasaan sehari-hari.

    5.  +itemukan data psikologis yang berkaitan dengan masalah kulit rasa malu, diku!ilkan orang

    lain, harga diri rendah, takut tidak sembuh, dan !emas/.

    %"  Diag#osa Ke&e'a(ata#

    +iagnosis keperawatan yang mungkin mun!ul pada klien dengan masalhintegument adalah "

    '.  (angguan integritas kulit yang berhubungan dengan kerusakan jaringan&

     gangguan kekebalan tubuh& atau in"eksi.

    ).  (angguan rasa nyaman yang berhubungan dengan proses peradangan&

    terbukanya ujung#ujung sara" kulit& atau tidak adekuatnya pengetahuan

    tentang pelaksanaan nyeri.

    *.  (angguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan anatomi kulit 

    atau bentuk tubuh.

    +.  (angguan harga diri yang berhubungan dengan penyakit yang tidak 

    teratasi dengan mudah.

    ,.   Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis& perubahan kulit&

    atau potensial keganasan.

    -.   Resiko in"eksi yang berhubungan dengan tidak adanya perlindungan kulit.

    .   /e"esiensi pengetahuan tentang "actor penyebab timbulnya lesi& cara

     pengobatan& dan perawatan diri.

    0.  (angguan istirahat tidur yang berhubungan dengan rasa gatal atau nyeri

     pada kulit.1.   $solasi sosial yang berhubungan dengan penolakan dari oranglain karena

     perubahan bentuk kulit.

    '2.   Potensial kecacatan sekunder yang berhubungan dengan hilangnya

     sensasi rasa3anastesi& kurangnya pengetahuan tentang perawatn diri.

    "  Re#)a#a Ke&e'a(ata#

    ujuan yang harus di!apai pada klien dengan masalah kulit dapat ditentukan

     berdasarkan tujuan jangka pendek atau jangka panjang. ujuan keperawatan

    se!ara umum adalah sebagai berikut.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    11/40

    1.  Kulit menjadi normal kembali.

    2.  #erkurangnya rasa nyeri atau gatal

    &.  erlindungnya kulit dari trauma.

    6.  idak terjadi infeksi

    5.  Konsep diri positif 8.  idak terjadi penularan

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    12/40

    salep kemisitin, bahan aktifnya berasal dari dari golongan antibioti!, yaitu

    kloramfenikol yang di!ampur dengan bahan dasar )aselin.

    2.  Krim ialah bahan aktif yang di!ampur dengan bahan dasar emulsi. 3ontohnya,

    krim hidrokortison 2%, bahan aktifnya dari steroid yang di!ampur dengan bahan

    dasar emulsi emulgade !ream/

    &.  #edak ialah bahan aktif yang di!ampur dengan bahan dasar tal!um atau talek.

    (isalnya, tal!um asidum borikum yang biasa dikenal dengan boortalek, bahan

    aktifnya asidum borikum yang di!ampur dengan bahan dasar dasar tal!um.

    al!um asidum salisikum adalah bahan aktif asidum salisikum asam salisilat/

    yang di!ampur dengan talk sehingga menjadi sediaan bedak yang lebih dikenal

    dengan nama salisil. al!um atau talk itu sendiri merupakan bedak dengan sifat

    kimia netralFtidak aktif. $ada saat memberi bedak, keringkan dahulu lesi untuk 

    menghindari terjadinya kerak, dan jangan memberi bedak pada lesi yang basah

    dan kotor.

    6.  4el ialah bahan dasar yang banyak dipakai untuk di!ampur dengan bebagai bahan

    aktif atau hanya untuk peli!in. 4el ini mudah diabsorbsi dan !epat kering serta

    tidak lengket. arus digunakan se!ara hati-hati, karena ada beberapa gel yang

    menggunakan bahan dasar al!ohol sehingga jika diberikan pada area yang

    sensiti)e F abrasi dapat menyebabkan rasa terbakar.

    5.  olusio ialah satu sediaan topi!al dengan bahan dasar GairH. enis obat ini banyak 

    digunakan untuk kompres basah pada kulit atau mandi, tergantung pada luas dan

    lokasi kelainan kulit.

    +alam melakukan perawatn kulit, prinsip umum yang perlu diperhatikan meliputi

    kondisi kulit, obat topi!al, dan !ara pemberiannya. +isamping itu, pengobatan

    topi!al harus dengan mempertimbangkan stadium, luas, kedalaman, dan lokalisasi penyakit.

    tadium, pada stadium akut jenis lesi eritema, edema, papul, )esikel, erosi, atau

    ekskoriaio, dapat digunakan obat !air solusio/ untuk kompres atau mandi,

     bergantung pada luas dan lokasinya. $emberian bahan aktif perlu dperhatikan,

    makin akut penyakitnya makin ringan konsentrasi obat yang digunakan.

    $ada stadium subakut ketika eritema dan edema sudah berkurang, erosi dan

    ekskoriasi sudah menjadi krusta, dapat digunakan bahan dasarF)esikulum

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    13/40

     berbentuk krim atau pasta. $ada stadium kronis biasanya kulit menebal

    hyperkeratosis/ sehingga perlu dibentuk salep atau gel.

    Luas atau distribusi. Luas permukaan tubuh yang terkena perlu pertimbangan

    dalam pemilihan obat topi!al yang akan digunakan. #ila sangat luas, dapat

    digunakan bedak, bedak ko!ok, mandi rendam, atau krim sesuai dengan

    stadiumnya. edangkan pada lokasi yang terbatas penggunaan jenis obat lebih

    leluasa ke!uali pada daerah tertentu.

    Kedalaman lesi. Kedalaman lesi perlu menjadi bahan pertimbangan untuk 

     pemilihan bahan dasar obat topi!al. ntuk lesi yang dalam atau tebal, misalnya

    dermatitis kronis atau psoriasis, bahan dasar yang sesuai adalah salep karena

     penetrasinya dalam. $ada lesi yang inflamasinya dangkal, bahan dasar yang sesuai

    adalah bedak atau bedak ko!ok.

    Lokasi lesi. Lokasi lesi perlu diperhatikan, terutama di daerah wajah, skrotum,

    atau bagian kulit yang tipis, bagian kulit yang tebal palmo-plantar/, atau daerah

     berambut. $ada daerah yang kaya )askularisasi, selain memperhatikan

    konsentrasi, bahan aktif yang digunakan juga harus berbahan dasar krim.

    edangkan salep dapat digunakan dengan peryimbangan tertentu. +emikian pula

     pada daerah berambut, solusio atau krim lebih mudah diberikan dan dibersihkan.

    ntuk daerah yang memeiliki kulit yang tebal sebaliknya digunakan salep agar 

    obat dapat berpenetrasi lebih baik.

    I"  GANGGUAN INTEGUMEN AKI%AT INFEKSI *IRUS

    .  >$? I?> 

    >adang kulit akut dengan sifat khas yaitu terdapat )esikel yang tersusun

     berkelompok sepanjang persarafan sensorik sesuai dengan dermatomnya dan

     biasanya unilateral.

    +iperkirakan kurang lebih terdapat 1,&-5 penderita per 1DDD orangFtahun. Lebih

    dari 2F& penderita berusia J5D tahun dan 1D% usia dibawah 2D tahun. $enyebab

    herpes *oster adalah )irus )arisela *oster,)irus ini masuk kedalam tubuh melalui

    lesi pada kulit, mukosa saluran napas atas, dan orofaring. Cirus ini berkembang

     biak serta menyebar keberbagai organ, terutama kekulit dan lapisan mukosa,

    selanjutnya masuk keujung saraf sensoris, dan menuju ganglion saraf tepi dan

    kornu posterior. aat )irus masuk pertama kali kedalam tubuh disebut infeksi

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    14/40

     primer yang kemudian menimbulkan )esikel. $ertahanan tubuh dan kekebalan

    tubuh yang menurun dapat menjadi faktor utama penyebab )irus aktif.

    'aktor yang dapat mempengaruhi timbulnya herpes *oster adalah hal&&/

    1.  $enurunan imunitas tubuh

    2.  $emakaian kortikosteroid

    &.  >adio terapi

    6.  bat-obat imunosupresif 

    5.  tres emosi

     ASUHAN KEPERAWATAN 

     Pengkajian

    -  #iodata

    3antumkan semua identitas klien" umur,jenis kelamin1.  Keluhan utama

    lasan yang sering membawa klien penderita herpes datang berobat ke rumah

    sakit atau berobat ke rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lain adalah

    nyeri pada daerah terdapatnya )esikel berkelompok 

    2.  >iwayat penyakit sekarang

    #iasanya klien mengeluh sudah beberapa hari demam dan timbul rasa gatalFnyeri

     pada dermatom yang terserang,klien juga mengeluh nyeri kepala dan badan terasa

    lelah.$ada daerah yang terserang mula-mula timbul papula atau plakat berbentuk 

    urtika,setelah 1-2 hari timbul gerombolan )esikula.

    &.  >iwayat penyakit keluarga

    #iasanya keluarga atau teman dekat ada yang menderita penyakit herpes

    *oster,atau klien klien pernah kontak dengan penderita )arisela atau herpes *oster.

    6.  >iwayat psikososial

    $erlu dikaji bagaimana konsep diri klien terutama tentang gambaranF!itra diri dan

    harga diri

    5.  Kebutuhan sehari-hari

    +engan adanya rasa nyeri,klien akan mengalami gangguan tidurFistirahat dan juga

    akti)itas.$erlu juga dikaji tentang kebersihan diri klien dan !ara perawatan

    diri,apakah alat-alat mandiFpakaian ber!ampur dengan orang lain

    8.  $emeriksaan fisik 

    $ada klien dengan herpes *oster jarang ditemukan gangguan kesadaran ke!uli jika

    sudah terjadi komplikasi infeksi lain.ingkatan nyeri yang dirasakan oleh klien

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    15/40

     bersifat indi)idual sehingga perlu dilakukan pemeriksaan tingkat nyeri dengan

    skala nyeri.pabila nyeri terasa hebat tanda-tanda )ital !enderung akan

    meningkat.pada inspeksi kulit ditemukan adanya )esikel berkelompok sesuai

    dengan alur dermatom.)esikel ini berisi !airan jernih yang kemudian menjadi

    keruh berwarna abu-abu/,dapat menjadi pustula dan krusta.Kadang ditemukan

    )esikel berisi nanah dan darah yang disebut herpes *oster hemoragik.pabila yang

    terserang adalah ganglion kranialis,dapat ditemukan adanya kelainan

    motorik.iperestesi pada daerah yang terkena memberi gejala yang khas,misalnya

    kelainan pada wajah karena gangguan pada nerous trigeminus,nerous fasialis,dan

    oligus.

    C?A0 K?$?>=A

    + 1" Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan lesi dan respon

     peradanganasil yang diharapkan"

    1.  Lesi mulai pulih,integritas jaringan kembali normal.dan area bebas dari

    infeksi lanjut

    2.  Kulit bersih dan area sekitar bebas dari edema

    >en!ana tindakan"

    1.  Kaji kembali tentang lesi,bentuk,ukuran,jenis,dan distribusi lesi.

    2.  njurkan klien untuk banyak istirahat

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    16/40

    &.  $ertahankan integritas jaringankulit dengan jalan mempertahankan

    kebersihan dan kekeringan kulit.

    6.  Laksanakan perawatan kulit setiap hari.ntuk men!egah pe!ahnya

    )esikel sehingga tidak terjadi infeksi sekunder,diberikan bedak salisil

    2% bila erosis dapat diberikan kompres terbuka.

    5.  $ertahankan kebersihan dan kenyamanan tempat tidur 

    8.  ika terjadi ulserasi,kolaborasikan dengan tim medis untuk pemberian

    salep antibiotik 

    + 2" $erubahan kenyamanan yang berhubungan dengan erupsi dermal

    dan pruritus

    asil yang diharapkan"

    1.  Klien mengatakan nyeri dan ketidaknyamanan berkurang dalam batas

    yang dapat ditoleransi

    2.  (enampakkan ketenangan,ekspresi muka relaks

    &.  Kebutuhan istirahat tidurFistirahat terpenuhi

    >en!ana tindakan"

    1.  Kaji lebih lanjut intensitas nyeri dengan menggunakan skalaFperingkat

    nyeri

    2.  elaskan penyebab nyeri dan pruritus&.  #antu dan ajarkan penanganan terhadap nyeri,penggunaan teknik 

    imajinasi,teknik relaksasi,dan lainnya.

    6.  ingkatkan akti)itas distraksi

    5.  aga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien

    8.  Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian terapi"

    a.  nalgesik untuk peredaFpenawar rasa sakit

     b.  Larutan kalamin untuk mengurangi rasa gatal

    !.  teroid untuk mengurangi serangan neuralgia

    #.  ?>$? 0($L?K

    erpes simpleks adalah penyakit yang mengenai kulit dan mukosa, bersifat kronis

    dan residif, disebabkan oleh )irus herpes simpleksFherpes )irus hominis 'K 

    nair,177&/. erpes simpleks disebabkan oleh )irus +A.

    erpes simpleks ada 2 tipe"

    1.  erpes simpleks 0, mengenai bibir, mulut, hidung,dan pipi. +iperoleh

    dari kontak dekat dengan anggota keluarga atau teman yang terinfeksi,

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    17/40

    melalui !iuman, sentuhan, atau memakai pakaianFhanduk bersama,dan

    tidak ditularkan melalui hubungan seksual.

    2.  erpes simpleks tipe 00, menginfeksi daerah genital dan didahului oleh

    hubungan seksual. kan tetapi,sesuai dengan perkembangan pola

    hubungan seksual, kasus ini dapat timbul tanpa harus melalui hubungan

    seksual.

    A K?$?>=A

     Pengkajian

    1.  #iodata

    +apat terjadi pada remaja dan dewasa muda.jenis kelamin dapat

    terjadi pada pria dan wanita.$ekerjaan berisiko tinggi pada penjaja

    seks komersil.

    2.  Keluhan utama

    4ejala yang sering menyebabkan penderita datang ketempat

     pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul.

    &.  >iwayat penyakit sekarang

    Kembangkan pola $M> pada setiap keluhan klien.$ada beberapa

    kasus,timbul lesiF)esikel berkelompok pada penderita yang

    mengalami demam atau penyakit yang disertai peningkatan suhu

    tubuh atau pada penderita yang mengalami trauma fisik maupun

     psikis.$enderita merasakan nyeri hebat,terutama pada area kulit yang

    mengalami peradangan berat dan )esikulasi yang luas.

    6.  >iwayat penyakit dahulu

    ering diderita kembali oleh klien yang pernah mengalami penyakit

    herpes simpleks atau memiliki riwayat penyakit seperti ini.

    5.  >iwayat penyakit keluarga

    da anggota keluarga atau teman dekat yang terinfeksi )irus ini.

    8.  Kebutuhan psikososialKlien dengan penyakit kulit,terutama yang lesinya berada pada

     bagian muka atau yang dapat dilihat oleh orang,biasanya mengalami

    gangguan konsep diri.al itu meliputi perubahan !itra tubuh,ideal

    diri,harga diri,penampilan peran,atau identitas diri.>eaksi yang

    mungkin timbul adalah"

    a.  (enolak untuk menyentuh atau melihat salah satu bagian tubuh

     b.  (enarik diri dari kontak sosial

    !.  Kemampuan untuk mengurus diri berkurang

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    18/40

    C?A0

    + 1"nyeri akut yang berhubungan dengan inflamasi jaringan

    asil yang diharapkan"

    1.  Klien mengungkapkan nyeri berkurangFhilang

    2.  (enunjukkan mekanisme koping spesifik untuk nyeri dan metode

    untuk mengontrol nyeri se!ara benar.

    &.  Klien menyampaikan bahwa orang lain mem)alidasi adanya nyeri

    >en!ana keperawatan

    1.  Kaji kembali faktor yang menurunkan toleransi nyeri

    2.  Kurangi atau hilangkan faktor yang meningkatkan pengalaman nyeri

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    19/40

    &.  ampaikan pada klien penerimaan perawat tentang responnya

    terhadap nyeri,akui adanya nyeri,dengarkan dan perhatikan klien saat

    mengungkapkan nyeri,sampaikan bahwa mengkaji nyerinya

     bertujuan untuk lebih memahaminya.

    6.  Kaji adanya kesalahan konsep pada keluarga tentang nyeri atau

    tindakannya

    5.  #eri informasi atau penjelasan pada klien dan keluarga tentang

     penyebab rasa nyeri

    8.  +iskusikan dengan klien tentang penggunaan terapi

    distraksi,relaksasi dan imajinasi,dan ajarkan teknikFmetode yang

    dipilih.

    en!ana keperawatan"

    1.  3iptakan hubungan saling per!aya antara klien dan perawat

    2.  +orong klien untuk menyatakan perasaannya,terutama tentang ia

    merasakan,berpikir,atau memandang dirinya

    &.  ernihkan kesalahan konsepsi indi)idu tentang

    dirinya,penatalaksanaan,atau perawatan dirinya

    6.  indari mengkritik 

    5.  aga pri)asi dan lingkungan indi)idu

    8.  #erikan informasi yang dapat diper!aya dan diperjelas informasi

    yang telah diberikan

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    20/40

    ;. dorong klien dan keluarga untuk menerima keadaan

    7. beri kesempatan klien untuk berbagi pengalaman dengan orang lain

    1D. lakukan diskusi tentang pentingnya mengkomunikasikan penilaian

    klien dan pentingnya sistem daya dukungan bagi mereka.

    11. dorong klien untuk berbagi rasa masalah,kekhawatiran,dan

     persepsinya.

    + &" >esiko penularan infeksi yang berhubungan dengan pemajanan

    melalui kontak langsung,tidak langsung,droplet/

    asil yang diharapkan "

    1.  Klien menyebutkan perlunya isolasi sampai ia tidak lagi menularkan

    infeksi2.  Klien dapat menjelaskan penularan penyakit

    >en!ana keperawatan

    1.  elaskan tentang penyakit herpes simpleks,penyebab,!ara

     penularan,dan akibat yang ditimbulkan

    2.  njurkan klien untuk menghentikan kegiatan hubungan seksual

    selama sakit dan jika perlu menggunakan kondom

    &.  #eri penjelasan tentang pentingnya melakukan kegiatan seksual

    dengan satu orang satu sama lain saling setia/ dan pasangan yang

    tidak terinfeksi hubungan seks yang sehat/

    6.  Lakukan tindakan pen!egahan yang sesuai"

    a.  3u!i tangan sebelum dan sesudah ke semua klien atau kontak 

    dengan spesimen

     b.  4unakan sarung tangan setiap kali melakukan kontak langsung

    dengan klien

    !.  njurkan klien dan keluarga untuk memisahkan alat-alat mandi

    klien,dan tidak menggunakannya bersama handuk,pakaian,baju

    dalam,dll/

    d.  Kurangi transfer patogen dengan !ara mengisolasi klien selama

    sakit karena penyakit ini disebabkan oleh )irus yang dapat

    menular melalui udara/

    II"  GANGGUAN INTEGUMEN AKI%AT INFEKSI %AKTERI +KUSTA,

    $enyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah

    yang sangat kompleks,tidak hanya dari segi medis mis.penyakit atau

    ke!a!atan fisik /, tetapi juga meluas sampai masalah sosial dan ekonomi. +i

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    21/40

    samping itu, ada stigma negatife dari masyarakat yang mengatakan penyakit

    kusta adalah penyakit yang menakutkan, bahkan ada beberapa masyarakat yang

    mengaggap penyakit ini adalah penyakit kutukan. 0ni karena dampak yang di

    timbulkan dari penyakit tersebut !ukup parah, yaitu adanya

    deformitasFke!a!atan yang menyebabkan perubahan bentuk tubuh.

    Kusta adalah penyakit infeksi kronis. $enyebabnya adalah my!oba!terium

    leprae ,yang intraseluler obligat +juanda,1777/. Kusta adalah penyakit kronis

    my!oba!terium leprae,yang primer menyerang saraf tepi, dan sekunder 

    menyerang kulit, otot saluran pernapasan bagian atas, mata, dan testis. >+

    +r.oetomo 1776/.

    imbulnya penyakit kusta adalah pada seorang tidak mudah sehingga tidak 

     perlu di takuti.hal ini bergantung pada beberapa fa!tor,antara lain.

    a.  $atogenitas kuman penyebab,

     b.  3ara penularan

    !.  igiene dan sanitasi

    d.  Carian geneti! yang berhubungan dengan kerentanan

    e.  umber penularan

    f.  +aya tahan tubuh

    anda pasti kusta "

    1.  Kulit dengan ber!ak putih atau kemerahan dengan mati rasa

    2.  $enebalan pada saraf tepidi sertai kelainan fungsinya berupa mati rasa

    dan kelemahan pada otot tangan ,kaki,dan mata.

    &.  danya kuman tahan asampada pemeriksaan kerokan kulit # positif.

    >idley dan jopling 178D/, dalam buku ilmu penyakit kulit dan kelamin

    ,fakultas keddoteran 0 memperkenalkan istilah determina spe!trum pada

     penyakit kusta yang terdiri atas berbagai tipe atau bentuk,yaitu@

    " tuberkoloid polar ,merupakan bentuk yang stabil tidak mungkin

     berubah

    i "tuberkoloid indefinite

    #" (id borderline lepromatus

    #L" #orderline leproumatus

    Li"Lepromatosa indifinit

    LL" lepramatosa polar, bentu yang stabil

    (enurut = ,kusta dibagi menjadi multibasiler dan pausibasiler"

    1.  (ultibasiler (#/ berarti mengandung banyak basil. ipenya adanya

    ##,#L,dan LL.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    22/40

    2.  $ausibasiler $#/ berarti mengandung sedikit basil.tipenya adalah

    ,#,dan 0.

    uberkoloid polar / terjadi pada penderita dengan resistensi tubuh

    !u!kup tinggi.tipe adalah bentuk yang stabil. 4ambaran

    histopologisnya menunjukan granuloma epitetoloid dengan banyak sel

    limfosit dan sel raksasa ,*ona epidermal yang bebas ,erosi epidermis

    karena gangguan pada saraf kulit yang sering disertai penebalan serabut

    saraf . karena resistensi tubuh !ukup tinggi ,maka infiltrasi kuman akan

    terbatas dan lesi yang mun!ul terlokalisasi di bawah kulit dengan gejala"

    1.  ipopigmentasi karena sratum basal yang mengandung pigmen rusak 

    2.  ipo atau anastesi karena ujung ujung saraf rusak

    &.  #atastegas karena kerusakan terbatas marwali arahap,177D/enis pengobatan yang di berikan pada penerita kusta adalah "

    a.  ipe pausbasiler $#/.

     b.  ipe mulitibasiler (#/

    A K?$?>=A

     Pengkajian

    1.  #iodata

    2.  Keluhan tama

    &.  >iwayat $enyakit sekarang

    6.  >iwayat penyakit dahulu

    5.  >iwayat penyakit keluarga8.  >iwayat psikososial

    C?A0

    + 1" Kemungkinan !edera yang berhubungan dengan anestesia atau

    hilang rasa akibat neuritis.

    asil yang diharapkan"

    1.  Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan

    risiko !edera pada dirinya.

    2.  Klien dapat menjelaskan tujuan tindakan keamanan untuk men!egah

    !edera.

    >en!ana keperawatan"

    1.  #eri penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab ansietas atau

    hilang rasa serta akibat yang ditimbulkannya.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    23/40

    2.  Kaji faktor-faktor penyebab atau pendukung terjadinya !edera.

    &.  Kurangi atau hilangkan faktor-faktor penyebab jika mungkin.

    6.  jari !ara-!ara pen!egahan.

    a.  4unakan selalu alas kaki

     b.  ika merokok, gunakan pipa rokok dan jangan merokok sambil

    tiduran.

    !.  Kaji suhu air mandi, jika mandi menggunakan air panas, dengan

    termometer air mandi.

    d.  4unakan pelindung tangan saat mengangkat barang dari kompor.

    e.  angan gunakan baju panjang ketika sedang memasak.

    f.  ati-hati dan waspada selalu jika berakti)as di dapur.

    5.  +iskusikan dengan keluarga tentang !ara pen!egahan di rumah.

    + 2" $enatalaksanaan aturan terapeutik" ketidakefektifan, yang

     berhubungan dengan rumitnya program pengobatan.

    asil yang diharapkan"

    1.  Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang perilaku sehat

    yang diperlukan untuk memper!epat proses penyembuhannya, serta

    men!egah kekambuhan atau komplikasi yang ditimbulkan.2.  KlienFkeluarga dapat menjelaskan proses terjadinya penyakit, penyebab

    dan faktor yang mendukung gejala, dan perturan untuk mengontrol

     penyakit.

    >en!ana Keperawatan"

    1.  0dentifikasi faktor penyebab ketidakefektifan penatalaksanaan program

    terapeutik .

    a.  Kurang per!aya.

     b.  Kurang pengetahuan.!.  Kurangnya sumber-sumber pendukung.

    2.  #ina hubungan saling per!aya dengan klienFkeluarga.

    &.  elaskan tentang penyebab penyakit, proses penyakit, dan risiko yang

    terjadi jika tidak diobati.

    6.  #eri penyuluhan tentang perawatan penderita kusta sebelum

     pengobatan, selama pengobatan, dan setelah pengobatan.

    a.  $erlunya pengobatan yang teratur 

     b.  3ara makan obat

    !.  Lama pengobatan

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    24/40

    d.  al-hal yang dapat timbul selama pengobatan, antara lain efek 

    samping obat dan reaksi yang ditimbulkan.

    e.  $erawatan luka di rumah.

    f.  $entingnya gi*iFnutrisi.

    g.  $erubahan gaya hidupFakti)itas.

    III"  GANGGUAN INTEGUMEN AKI%AT PARASIT

    .  3#0?

    kabies banyak diderita masyarakat dengan hiegenenyang buruk dan juga

    lingkungan yang padat karena disebabkan oleh parasit sejenis kutu. kabies

    adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh %arcoptes scbiei  yang

    menyebabkan iritasi kulit. $arasit ini menggali parit-parit di dalam

    epidermis sehingga menimbulkan gatal-gatal dan merusak kulit penderita

    oedarto 1772/. kabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan

    ditimbulkan oleh in)estasi kutu %arcoptes scabiei var homini yang membuat

    terowongan pada startum korneum kulit, terutama pada tempat predileksi

    =ahidayat, 177;/. kabies adalah penyakit kulit menular dengan keluhan

    gatal-gatal terutama pada malam hari.

    3ara penularan transmisi/ penyakit ini ada 2 ma!am, yaitu"

    1.  Kontak langsung kontak kulit dengan kulit/, misalnya berjabat tangan,

    tidur bersama, dan hubungan seksual.

    2.  Kontak tak langsung melalui benda/, misalnya pakaian, handuk, sprei,

     bantal, dsb.

    A K?$?>=A

     Pengkajian

    1.  %io-ata2.  Keluha# utama. biasanya klien datang dengan keluhan gatal dan ada lesi dikulit.

    &.  Ri(a/at &e#/akit seka'a#g" #iasanya klien mengeluh gatal terutama pada

    malam hari dan timbul lesi berbentuk pustule pada sela-sela jari tangan, telapak 

    tangan, ketiak, aerola mammae, bokong, atau peru bagian bawah.

    6.  Ri(a/at &e#/akit te'-ahulu" idak ada penyakit lain yang dapat menimbulkan

    skabies ke!uali kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    25/40

    5.  Ri(a/at &e#/akit kelua'ga" $ada penyakit skabies, biasanya ditemukan anggota

    keluarga lain, tetangga atau juga teman yang menderita, atau mempunyai keluhan

    dan gejala yang sama.

    8.  Psikososial" $enderita skabies biasanya merasa malu, jijik, dan !emas dengan

    adanya lesi yang berbentuk pastula.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    26/40

     b.  #antu indi)idu mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaannya.

    !.  #antu k mengidentifikasi e)aluasi diri yang positif maupun perasaan

    negati)e

    d.  #antu k dalam mempelajari koping baru.

    I*"  GANGGUAN SITEM INTEGUMEN KARENA KEGAGALAN

    KERATINASI +PS!RIASIS,

    $sioriasis adalah penyakit kulit kronis dengan bentuk lesi-lesi yang khas

     berupa penebalan epidermis dengan pergantian epidermis yang !epat.

    arahap, (, 177D/. uatu dermatosis kronis residif dengan gambaran klinis

    yang khas, yaitu adanya makula eritematosa yang berbentuk bulat dan bulat

    lonjong, diatasnya ada skuama yang tebal, berlapis-lapis dan berwarna putih

    transparan seperti mika astrawijaya, 177&/.

    ?tiologi penyakit ini se!ara pasti belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor 

    yang diduga dapat mempengaruhinya, yaitu"

    1.  4eneti!Fherediter 

    $enyakit ini diturunkan melalui suatu gn dominan.

    2.  0nfeksi

    (erupakan faktor pen!etus dan faktor yang memperberat timbulnya

     psoriasis. (isalnya, infeksi kronis tonsillitis, faringitis, dermatokosis, dan

    # paru.

    &.  'aktor !ua!a

    #iasanya penyakit ini sering kambuh terutama pada musim dingin. al ini

    terjadi karena pada suhu dingin, proses eksresi atau pengeluaran *at-*at

    yang tidak berguna bagi tubuh melalui kulit tidak berlangsung lan!ar.

    6.  rauma

    danya gesekan atau tekanan serta trauma pada kulit dapat menyebabkantimbulnya lesi psoriasis.

    5.  'aktor psikologis

    ebagian besar 8;%/ stress dan gangguan emosi yang berlebih dapat

    memi!u kekambuhan dan eksaserbasi.

    A K?$?>=A

     Pengkajian

    a.  #iodata

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    27/40

    3antumkan biodata klien se!ara lengkap yang men!akup umur, penyakit

     psioriasis dapat menyerang semua kelompok umur tetapi umumnya pada

    orang dewasa, jenis kelamin insidens pada pria lebih banyak daripada

    wanita, suku bangsa, lebih banyak diderita orang kulit putih daripada kulit

     berwarna.

     b.  Keluhan utama

    #iasanya klien dating ketempat pelayanan kesehatan dengan keluhan timbul

    lesi bersisik pada kulit, terasa agak gatal, dan panas.

    !.  >iwayat penyakit sekarang

    'aktor pen!etus dapat disebabkan oleh adanya infeksi sehingga tanda-tanda

    infeksi dapat ditemukan, apat juga karena faktor psikologis. #iaanya kliensedang mengalami psikologis yang tidak menyenangkan stress, sedih,

    marah, dll/. Lesi yang timbul semakin menghebat pada !ua!a dingin, dan

    rasa gatal semakin terasa tterutama pada daerah predileksi.

    d.  >iwayat penyakit dahulu

    $rosis adalah penyakit kronis residifFhilang timbul, sehingga pada riwayat

     penyakit dahulu sebagian besar lklien pernha menderita penyakit yang sama

    dengan kondisi yang dirasa sekarang. >iwayat penyakit infeksi juga perlu

    dikaji mis, tosilitis, faringitis, atau # paru/. $ada klien yang menderita

    infeksi, terutama infeksi kronis, dapat terjadi penurunan daya tahan

    tubuhFimunitas.

    e.  >iwayat penyakit keluarga

    ?tiologi penyakit psoriasis belum dpat diketahu pasti. Aamun diduga faktor 

    geneti!Fherediter juga mempengaruhi sehingga perlu dikaji riwayat keluarga

    yang menderita psoriasis.

    f.  >iwayat psikososial

    (eskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, namun penyakit ini

    menyebabkan gangguan kosmetik karena psoriasis dapat mengenai seluruh

    tubuh sehingga tidak enak dipandang mata. leh karena itu, perlu dikaji

    respons klien tentang penyakitnya, pandangan diri klien, identitas diri,

    tanggung jawab terhadap peranFtugas yang dipikul, masalah somati! yang

    timbul selama sakit, dan suasana batin klien, karena salah satu faktor 

     penyebab timbulnya penyakit ini adalah stress atau emosi yang labil.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    28/40

    +isamping itu, perlu juga dikaji tentang hubungan sosial klien karena

     penyakit ini dapat menggangg interaksi sosial.

    g.  Kebiasaan sehari-hari

    $erlu dikaji kebiasaan memberihkan diri klien, !ara mandi lesi psoriasis

    tidak boleh digosok se!ara kasar karena dapat menimbulkan trauma

    fenomena koebner// dan dapat merangsang pertumbuhan kulit lebih !epat.

    ika lesi psoriasis mengenai telapak tanganFtumit kaki dapat mengganggu

    akti)itas sehari-hari. Kebersihan lingkungan klien, terutama tempat tidur,

     perlu dikaji karena skuama lesi sering di jumpai di tempat tidur terutama

    saat klien bangun tidur pagi.

    h.  $emeriksaan fisik 

    aat inspeksi pada beberapa tempat lesi di temukan adanya perubahan

    struktur kulit. ampak adanya makula dan papil eritematosa yang jika

    terkumpul akan membentuk lesi yang lebar pada daerah predileksi, dapat

    ditemukan ruam dan keropengFskuama yang berlapis-lapis sperti lilin atau

    mika berwarna putih perak berbentuk bulat dan lonjong. $ada palpasi teraba

    skuama yang kasar, tebal, dan berlapis-lapis.

    i.  $emeriksaan penunjang

    $ada pemeriksaan histopatologi untuk menentukan kepatian diagnosis dari

     psoriasis dapat ditemukan"

    •  $emanjangan dan pembesaran pada papilla dermis.

    •  $enipisan ampai hilangnya stratum granulosum.

    •  $eningkatan mitosis pada stratum basalis.

    •  ?dema dermis disertai infiltrasi limfosit dan monosit.

    Diag#osis

    + 12 4angguan konsep diri yang berhubungan dengan perubahan penampilan

    diri sekunder akibat penyakit kronis.

    asil yang diharapkan "

    •  Klien menilai keadaan dirinya terhadap hal-hal yang realisti! tanpa

    menyimpang.

    •  +apat menyatakan dan menunjukan peningkatan konsep diri.

    •  +apat menunjukan adaptasi yang baik dan menguasai kemampuan diri.

    >en!ana keperawatan"

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    29/40

    •  #ina hubungan saling per!aya antara perawat dank lien.

    •  +orong klien untuk menyatakan perasaannya, terutama !ara ia merasakan

    sesuatu, berpikir, atau memandang dirinya sendiri.

    •  +orong klien untuk mengajukan pertanyaan mengenai masalah kesehatan,

     pengobatan, dan kemajuan pengobatan dan kemungkinan hasilnya.

    •  #eri informasi yang dapat diper!aya dan meguatkan informasi yang telah

    diberikan.

    •  ernihkan kesalahan persepsi indi)idu tentang dirinya, mengenai perawatan

    dirinya.

    •  indari kata-kata yang menge!am dan memojokan klien.

    •  Lindungi pri)asi hak-hak pribadi/ dan jamin lingkungan yang kondusif.

    •  Kaji kembali tanda dan gejala gangguan harga diri, gangguan !itra tubuh,

    dan perubahan penampilan peran.

    •  #eri penjelasan dan penyuluhan tentang konsep diri yang positif.

    + 2" Kerusakan interaksi sosial yang berhubungan dengan keadaan yang

    memalukan pada psoriasis.

    asil yang diharapkan"

    •  Klien dapat megidentifikasi perilaku yang bermaalah yang menghalangi

    hubungan sosial.

    •  Klien dapat menunjukan perilaku yang konstruktif dalam hubungan sosial.

    •  Klien dan keluarga dapat menjelaskan strategi untuk meningkatkan

    sosialisasi yang efektif.

    >en!ana keperawatan "

    •  #eri dukungan untuk mempertahankan dasar keterampilan sosial dan

    mengurangi isolasi sosial.

    •  3iptakan hubungan yang baik dengan klien"

    1.  Kaji kemampuan klien dalam mengelola stress kehidupannya.

    2.  jak klien untuk berpikir realitas, berfokus pada kondisi saat ini.

    &.  #antu klien mengidentifikasi massalah pen!etus stress.

    6.  #antu klien untuk mengidentifikasi alternati)e tindakan.

    •  #eri dukungan untuk melakukan akti)itas kelompok"

    ⇒  +orong pperilaku sosial baru.

    ⇒  #eri model peran yang pasti dalam perilaku sosial mis, menjawab

    salam, teman melawan tidak ditanggapi/.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    30/40

    ⇒  #antu perkembangan hubungan di antara anggota melalui pengungkapan

    diri dan kesungguhan.

    ⇒  4unakan pertanyaan dan obser)asi untuk mendorong klien dengan

    keterbatasan interaksi.⇒  +orong anggota untuk mem)alidasi persepsi mereka dengan yang lain.

    •  $antau perkembangan keterampilan sosial klien.

    •  Libatkan keluarga dan anggota masyarakat dalam memahami dan

    memberikan dukungan pada klien.

    •  #eri informasi yang nyata tentang penyakit, pengobatan, dan kemajuan

     pada anggota keluarga.

    *"  ASUHAN KEPERAWATAN LUKA %AKAR 

    Patofisiologi Luka %aka'

    Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energy dari suatu sumber panas kepada

    tubuh. $anas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.

    Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi atau

    kimia. +estruksi jaringan terjadi akibat koagulasi denaturasi protein atau

    ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran napas atas merupakan lokasi destruksi

     jaringan. aringan yang dalam, termasuk organ )isera, dapat mengalami

    kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agens

     penyebab 4Burning agent5. Aekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi.

    Res&o# Sistemik 

    $erubahan patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama

    awal periode syok luka-bakar men!akup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi

    organ yang terjadi sekunder akibat penurunan !urah jantung dengan diikuti

    oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik. $asien yang luka bakarnya tidak 

    melampaui 2D% dari luas total permukaan tubuh akan memperlihatkan respons

    yang terutama bersifat lo!al. 0nsidensi, intensitas dan durasi perubahan

     patofisiologik pada luka bakar sebanding dengan luasnya luka bakar dengan

    respon maksimal terlihat pada luka bakar yang mengenai 8D% atau lebih dari

    luas permukaan tubuh. Kejadian luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan

    hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian terjadinya

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    31/40

     perpindahan !airan, natrium serta protein dari ruang intra)askuler ke dalam

    ruang interstisial. Ketidak stabilan hemodinamika bukan hanya melibatkan

    mekanisme kardio)askuler tetapi juga keseimbangan !airan serta elektrolit,

    )olume darah, mekanisme pulmoner dan berbagai mekanisme lainnya.

    Res&o# Ka'-io3askule'

    3urah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada )olume

    darah terlihat dengan jelas. Karena berlanjutnya kehilangan !airan dan

     berkurangnya )olume )askuler, maka !urah jantung akan terus turun dan

    terjadi penurunan tekanan darah. Keadaan ini merupakan awitan syok luka

     bakar. ebagai respons, system saraf simpatik akan melepaskan katekolamin

    yang meningkatkan resistensi perifer Casokonstriksi/ dan frekuensi denyut

    nadi. elanjutnya )asokonstriksi pembuluh darah perifer menurunkan !urah

     jantung.

    >esusitasi !airan yang segera dilakukan memungkinkan dipertahankannya

    tekanan darah dalam kisaran normal yang rendah sehingga !urah jantung

    membaik. (eskipun sudah dilakukan resusitasi !airan yang adekuat, tekanan

     pengisian jantung-tekanan )ena sentral, tekanan arteri pulmonalis dan tekanan

     baji arteri pulmonalis-tetap rendah selama periode syok luka bakar. ika

    resusitasi !airan tidak adekuat, akan terjadi syok distributif.

    Efek &a-a ai'a#. Elekt'olit. -a# *olume Da'ah

    Colume darah yang beredar akan menurun se!ara dramatis pada saat terjadi

    syok luka-bakar. +i samping itu, kehilangan !airan akibat e)aporasi lewat luka

     bakar dapat men!apai & hingga 5L atau lebih selama periode 26 jam sebelum

     permukaan kulit yang terbakar ditutup.elama syok luka-bakar, respons kadar natrium serum terhadap resusitasi

    !airan ber)ariasi. #iasanya hi&o#at'emia deplesi natrium/ terjadi.

    iponatremia juga sering dijumpai dalam minggu pertama fase akut karena air 

    akan pindah dari ruang interstisial ke dalam ruang )akuler.

    egera setelah terjadi luka bakar, hi&e'kalemia  kadar kalium yang tinggi/

    akan dijumpai sebagai akibat dari destruksi sel yang massif. Hi&okalemia

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    32/40

    deplesi kalium/ dapat terjadi kemudian dengan berpindahnya !airan dan tidak 

    memadainya asupan !airan.

    $ada saat luka bakar, sebagian sel darah merah dihan!urkan dan sebagian

    lainnya mengalami kerusakan sehingga terjadi anemia. Kendati terjadi keadaan

    ini, nilai hematokrit pasien dapat meninggi akibat kehilangan plasma.

    Kehilangan darah selama prosedur pembedahan, perawatan luka dan

     pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis serta tindakan hemodialisis lebih

    lanjut turut menyebabkan anemia. ransfusi darah diperlukan se!ara periodik

    untuk mempertahankan kadar hemoglobin yang memadai yang diperlukan

    guna membawa oksigen. bnormalitas koagulasi, yang men!akup penurunan

     jumlah trombosit t'om1osito&e#ia, dan masa pembekuan serta waktu

     protrombin yang memanjang juga ditemukan pada luka

    Res&o# Pulmo#e'

    epertiga dari pasien-pasien luka bakar akan mengalami masalah pulmoner 

    yang berhubungan dengan luka bakar. (eskipun tidak terjadi !edera pulmoner,

    hipoksia star)asi oksigen/ dapat dijumpai. $ada luka bakar yang berat,

    konsumsi oksigen oleh jaringan tubuh pasien akan meningkatkan dua kali lipat

    sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme dan respon lo!al =hite, 177&/.

    3idera 0nhalasi merupakan penyebab utama kematian pada korban-korban

    kebakaran. +iperkirakan separuh dari kematian ini seharusnya bisa di!egah

    dengan alat pendeteksi asap.

    3edera pulmoner diklasifikasikan menjadi beberapa kategori"

    1.  3edera saluran napas atas@

    2.  3edera inhalasi di bawah glottis@

    &.  Kera!unan karbon monoksida@6.  +efek restriktif.

    Lebih dari sepuluh korban luka bakar yang menderita gangguan paru pada

    mulanya tidak memperlihatkan gejala dan tanda-tanda pulmoner. $enurunan

    kelenturan paru, penurunan kadar oksigen serum dan asidosis respiratorik dapat

    terjadi se!ara berangsur-angsur dalam 5 hari pertama setelah luka bakar.

    0ndikator kemungkinan terjadinya kerusakan paru men!akup hal-hal berikut

    ini"

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    33/40

    •  >iwayat yang menunjukkan bahwa luka bakar terjadi dalam suatu daerah

    yang tertutup,

    •  Luka bakar pada wajah atau leher,

    •  >ambut hidung yang gosong,•  uara yang menjadi parau, perubahan suara, batuk yang kering, stridor,

    sputum yang penuh jelaga,

    •  putum yang berdarah,

    •  $ernapasan yang berat atau takipnea pernapasan yang !epat/ dan tanda-

    tanda penurunan kadar oksigen hipoksemia/ yang lain,

    •  ?ritema dan pembentukan lepuh pada mukosa oral atau faring.

    Res&o#s Sistemik Lai##/a

    'ungsi renal dapat berubah sebagai akibat ari berkurangnya )olume darah.

    +estruksi sel-sel darah merah pada lokasi !edera akan menghasilkan

    hemoglobin bebas dalam urin. ika terjadi kerusakan otot misalnya, akibat

    luka bakar listrik/, mioglobin akan dilepaskan dari sel-sel otot dan

    diekskresikan oleh ginjal.

    $ertahanan imunologik tubuh sangat berubah akibat luka bakar. emua tingkat

    respon imun akan dipengaruhi se!ara merugikan. Kehilangan integritas kulit

    diperparah lagi dengan pelepasan faktor-faktor inflamasi yang abnormal,

     perubahan kadar immunoglobulin serta komplemen serum, gangguan fungsi

    neutrofil, dan penurunan jumlah limfosit limfositopenia/. 0munosupresi

    membuat pasien luka bakar beresiko tinggi untuk mengalami sepsis.

    ilangnya kulit juga menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengatur 

    suhunya. Karena itu pasien-pasien luka bakar dapat memperlihatkan suhu

    tubuh yang rendah dalam beberapa jam pertama pas!a-luka bakar, tetapi

    kemudian setelah keadaan hipermetabolisme menyetel kembali suhu inti tubuh,

     pasien luka bakar akan mengalami hipertermia selama sebagian besar periode

     pas!a-luka bakar kendati tidak terdapat infeksi.

    da dua komplikasi gastrointestinal yang potensial, yaitu" ileus &a'alitik 

    tidak adanya peristalsis usus/ dan ulkus u'li#g" #erkurangnya peristalsis

    dan bising usus merupakan manifestasi ileus paralitik yang terjadi akibat luka

     bakar. +istensi lambung dan mausea dapat mengakibatkan )omitus ke!uali jika

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    34/40

    segera dilakukan tindakan dekompresi lambung dengan pemasangan sonde

    lambung/.

    >espon lo!al dan luas luka bakar 

    Ke-alama# luka 1aka'

    •  Luka bakar derajat satu  super "icial partial#thickness/

    ?pidermis mengalami kerusakan atau !edera dan sebagian dermis turut

    !edera. Luka tersebut bisa terasa nyeri, tampak merah dan kering seperti

    luka bakar matahari, atau mengalami lepuhFbullae.

    •  Luka bakar derajat dua deep partial#thickness/

    (eliputi destruksi epidermis serta lapisan atas dermis dan !edera pada

     bagian dermis yang lebih dalam. Luka tersebut terasa nyeri, tampak merah

    dan mengalami eksudasi !airan. $emutihan jaringan yang terbakar diikuti

    oleh pengisian kembali kapiler@ folikel rambut masih utuh.

    •  Luka bakar derajat tiga  "ull#thickness/

    (eliputi destruksi total epidermis serta dermis, dan pada sebagian kasus,

     jaringan yang berada di bawahnya. =arna luka bakar sangat ber)ariasi

    mulai dari warna putih hingga merah, !okelat atau hitam. +aerah yang

    terbakar tidak terasa nyeri karena serabut-serabut sarafnya han!ur. Luka

     bakar tersebut tampak seperti bahan kulit. 'olikel rambut dan kelenjar 

    keringat turut han!ur.

    +04A K?$?>=A. ipotermia yang berhubungan dengan gangguan

    mikrosirkulasi kulit dan luka yang terbuka

    >A. $emeliharaan suhu tubuh yang adekuat

    1.  #erikan lingkunganyang hangat dengan

     penggunaan perisai

     pemanas, selimut

     berongga, lampu atau

    selimut pemanas.

    2.  #ekerja dengan !epat

    kalau lukanya terpajan

    1.  Lingkungan yabf stabilmengurangi kehilangan

     panas lewat e)aporasi

    2.  $ajanan yang minimal

    mengurangi kehilangan

    •  uhu tubuh tetap pada

    rentang &8,1D sampai

    &;,&D

    •  idak ada mengigil

    atau gemetar 

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    35/40

    udara dingin

    &.  Kaji suhu inti tubuh

    dengan sering

     panas dari luka.

    &.  Kaji suhu tubuh yang

    frekuen membantu

    mendeteksi terjadinya

    hipotermoa

    +04A K?$?>=A. Ayeri yang berhubungan dengan dan saraf serta dampak 

    emosional !edera

    >A. $engendalian rasa nyeri

    1.  4unakan skala nyeri

    untuk menilai tingkat

    nyeri yaitu 1-1D/

     bedakan dengan

    keadaan hipoksia

    2.  #erikan preparat

    analgetik opioid

    menurut program

    medik. mati

    kemungkinan supresi

     pernapasan pada pasienyang tidak memakai

    )entilasi mekanis.

    Lakukan penilaian

    respon pasien terhadap

     pemberian analgetik 

    &.  #erikan dukungan

    emosional dan

    menentramkan

    1.  ingkat nyeri memberikan

    data dasar untuk  

    menge)aluasi efekti)itas

    tindakan mengurangi

    nyeri. ipoksia dapat

    menimbulkan tanda-tanda

    serupa dan harus

    disingkirkan terlebih

    dahulu sebelum

     pengobatan nyeri

    dilaksanakan.2.  $enyuntikan preparat

    analgetik intra)ena

    diperlukan karena

    terjadinya perubahan

     perfusi jaringan akibat

    luka bakar.

    &.  +ukungan emosional

    sangat penting untuk 

    mengurangi ketakutan dan

    ansietas akibat luka bakar.

    Ketakutan dan ansietas

    •  (enyatakan tingkat

    nyeri menurun

    •  idak ada petunjuk 

    non)erbal tentang nyeri

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    36/40

    kekhawatiran pasien. akan meningkatkan

     presepsi nyeri.

    +04A K?$?>=A. nsietas yang berhubungan dengan rasa takut dan dampak 

    emosional luka bakar 

    >A. $engurangan ansietas pasien dan keluarga

    1.  Kaji pemahaman pasien

    dan keluarganya

    terhadap luka bakar,

    keterampilan koping

    dann dinamika keluarga.

    2.  #eri respons indi)idual

    terhadap tingkat koping

     pasien dan keluarga.

    &.  elaskan semua

     prosedur kepada pasiean

    dan keluarga dengan

    istilah sederhana dan

     jelas.

    6.  (empertahankan

     peredaan nyeri

    5.  $ertimbangkan

     pemberian preparat

    1.  trategi koping

    sebelumnya yang berhasil

    dapat dikuatkan untuk 

    digunakan pada krisis

    sekarang. $engkajian

    memungkinkan

     pern!anaan inter)ensi

    yang sesuai.

    2.  >eaksi terhadap !edera

    luka bakar sangat

     ber)ariasi. 0nter)ensi harus

    sesuai dengan tingkat

    koping pasien dan

    keluarganya yang ada

    sekarang

    &.  $erningkatan pemahaman

    akan menghilangkan rasa

    takut terhdap sesuatu yang

    tidak di ketahui. ingkat

    ansietas yang tinggi dapat

    menggangu pemahaman

    tentang penjelasan yang

    kompleks.

    6.   Ayeri akan meningkatkan

    ansietas

    5.  ingkat ansietas selama

    fase darurat dapat

    melampawi kemampuan

    koping pasien. $engobatan

    •  $asien dan keluarga

    mengungkapkan

     pemahaman tentang

     perawatan luka bakar 

    darurat.

    •  (ampu menjawab

     pertanyaan sederhana.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    37/40

    antiansietas yang

    diprogramkan jika

     pasien tampak sangat

    !emas kendati sudah

    dilakukan inter)ensi

    non-farmakologi

    dapat menurunkan respon

    fisiologik dan psikologik 

    dan psokilogik ansietas.

    $>4>( KL#>0. 4agal napas akut, syok sirkulasi, gagal ginjal akut, sindrom

    kompartemen, ileus paralitik, tukak !urling.

    >A. idak ada komplikasi

    4agal napas akut

    1.  Kaji gejala dispnea,

    stridor, perubahan pada

     pola respirasi.

    2.  $antau hasil

     pemeriksaan oksimetri

    denyut nadi, hasil

    analisa gas darah, arteri

    untuk mendeteksi

     penurunan p2, saturasioksigen dan

     peningkatan p32

    &.  (emonitor hasil foto

    toraks

    6.  Kaji kegelisahan,

    kebingungan, kesulitan

    untuk memahami

     pertanyaan atau penurunan tingkat

    kesadaran

    5.  Laporkan dengan

    segera status respirasi

    yang memburuk kepada

    dokter.

    8.  iap membantu

     pelaksanaan intubasi

    1.  anda-tanda sema!am itu

    men!erminkan status

    respirasi yang memburuk.

    2.  anda-tanda sema!am itu

    men!erminkan

    oksigenisasi yang

    memburuk.

    &.  $emeriksaan sinar dapat

    mengungkapkan !edera

     baru

    6.  (enifestasi sema!am itu

    dapat menunjukan

    hipoksia sendiri

    5.  4agal napas akut

    merupakan keadaan yang

    dapat menimbulkan

    kematian dan diperlukan

    inter)ensi segera

    8.  0ntubasi memungkinkan

    •  asil pemeriksaan gas

    darah arteri berada

    dalam batas-batas yang

    dapat diterima p2 J;D

    mm g.

    •  #ernapas spontasn

    dengan tidal )olume

    yang memadai

    •  'oto ronsen toraks

    menunjukan hasil yang

    normal

    •  idak adanya tanda-

    tanda hipoksia pada

    otak.

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    38/40

    atau eskaratomi jika

    diperlukan

     pelaksanaan )entilasi

    mekani. ?skarotomi

    memungkinkan perbaikan

    eksursi dada saat respirasi.

    yok sirkulasiFdistribusi

    1.  Kaji penurunan

    haluaran urin, tekanan

    arteri pulmunal, tekanan

     baji kapiler polmunalis,

    !urah jantung atau

     peningkatan frekuensi

    denyut nadi.

    2.  Kaji edema yang

     progresif ketikak terjadi

     perpindahan !airan.

    &.  tur resusitasi !airan

    melalui kaloborasi

    dengan dokter sebagai

    respon terhadap

    gambaran fsikologik.

    1.  anda-tanda itu dapat

    menunjukan syok sirkulasi

    dan )olume intra)askular 

    yang tidak stabil

    2.  Ketika !airan berpindah

    ke ruang intersisial pada

    syok luka baka, edema

    akan terjadi dan dapat

    menggangguperfusi

     jaringan.

    &.  >esusitasi !airan yang

    optimal akan men!egah

    syok sirkulasi dan

    memperbaiki prognosa

     pasien.

    •  aluaran urin berkisar 

    antara D,5 mlFkgFjam

    dan 1,D mlFkgFjam

    •  ekanan dalam darah

    normal pasien biasanya

    J7DF8Dmmhg

    •  'rekuensi jantung

     berada pada kisaran

    normal pasien

    J11DFmenit/

    •  $$, $3=$, 3 tetap

    dalam keadaan normal.

    4agal ginjal akut

    1.  $antau haluaran urin,

    kadar #A dan kreatin.

    2.  Lapor penurunan

    haluaran urin atau

     peningkatan kadar #A

    dan kreatinin pada

    dokter 

    &.  Kaji urin untuk 

    mengkaji hemoglobin

    atau mioglobin

    1.   Ailai-nilai ini

    men!erminkan fungsi

    ginjal

    2.   Ailai laboratorium ini

    menunjukan kemungkinan

    gagal ginjal

    &.  emoglobin

    ataumioglobin dalam urin

    meningkatkan resiko

    terjadinya gagal ginjal

    6.  3airan membantu

    •  aluaran urin yang

    memadai

    •  Kadar #A dan

    kreatin tetap dalam

     batas-batas normal

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    39/40

    6.  #iarkan infus !airan

    dengan jumlah yang di

    tingkatkkan

    membilas keluar hemo dan

    mio dari dalam tubulus

    renal dan mengurangi

    kemungkinan terjadinya

    gagal ginjal

    indrom kompartemen

    1.  Kaji nadi perifer setiap

    satu jam sekali dengan

    alat ultrasound dofler 

    2.  Kaji kehangatan

     pengisian kembali

    kapiler, sensibilitasi dan

    gerakan ekstremitas

    setiap jam sekali.

    #andingkan ekstermitas

    yang terbakar dengan

    ekstermitas yang normal

    &.  Lepaskan menset

    transmeter setiap kali

    selesai mengukur  

    tekanan darah

    6.  inggikan ekstermitas

    yang terbakar 

    5.  Laporkan dengan

    segera kepada dokter 

     jika denyut nadi pasien

    tidak teraba atau bilaterjadi gangguan

    sensibilitas atau terdapat

    rasa nyeri

    8.  iap membantu dalam

     pelaksanaan eskaratomi

    1.  $engkajian dengan dopler 

    menggantikan auskultasi

    dan menunjukan

    karakteristik aliran darah

    arteri

    2.  $engkajian ini menunjukan

    karakteristik perfusi perifer 

    &.  (enset tensimeter dapat

     bekerja seperti torniket

    ketika terjadi

     pembengkakan akstermitas

    6.  kan mengurangi

     pembentukan edema

    5.  anda-tanda dan gejala ini

    dapat menunujukan perfusi

     jaringan yang tidak 

    memadai

    8.  ?skaratomi akan

    mengurangi konstriksi yang

    disebabkan oleh

     pembengkakan di bawah

    luka bakar yang melingkar 

    •  idak adanya

     parestesia atau gejala

    iskemia pada saraf dan

    otot

    •  +enyut nadi prifer 

    dapat terdeteksi dengan

    dopler 

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integumen

    40/40

    dan akan memperbaiki

     perfusi jaringan

    sus paralitik 

    1. 

    $ertahankan selangnasogastrik dengan

     pengisapan intermiten

    rendah sampai bising

    usus terdengar kembali

    2.  Lakukan auskultasi

    untuk mendengar bising

    usus dan mendeteksi

    detensi abdomen

    1. 

    indakn ini akanmengurangi distensi

    lambung dan abdomen

    selain men!egah

    terjadinya )omitus

    2.  Ketika bising usus

    terdengar kembali

     pemberian nutrisi oral

    dapat dimulai se!ara

     bertahap. +istensi

    abdomenmen!erminkan

    tindakan dekompresi yang

    tidak memadai

    • 

    idak ada distensiabdomen

    •  #ising usu kembali

    normal dalam waktu 6;

     jam

    ukak !urling

    1.  Kaji hasil anspirasi

    lambunr untuk  

    menentukan ph dan

    adanya darah

    2.  Kaji feses untuk 

    mendeteksi darah okulta

    &.  #erikan preparat

     penyakit histamin dan

    antasid sesuai program

    medik 

    1.  $h yang menunjukan

     perlunya pemberian

     preparat antasid atau

     penyakit histamin.

    Keberadaan darah

    menunjukan kemungkinan

    danya perdarahan lambung

    2.  +arah pada feses akan

    menunjukan tukak pada

    lambung atau duodenum&.  $engobatan sema!am itu

    akan mengurangi

    keasaman lambung dan

    resiko terjadinya ulserasi

    •  idak ada distensi

    abdomen

    •  #ising usus yang

    norma dalam waktu 6;

     jam

    •  asil aspirasi lambung

    dan feses tidak  

    mengandung darah