asuhan keperawatan keluarga
DESCRIPTION
kunjungan rumah 2TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan
atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara
asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di
rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara
empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan
individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai
dan budaya keluarga sehingga keluarga dapat menerima kehadiran perawat di
tengah-tengah anggota keluarganya.
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi keluarga?
2. Bagaimana bentuk-bentuk keluarga?
3. Bagaimana struktur keluarga?
4. Bagaimana fungsi keluarga?
5. Bagaimana Tugas keluarga?
6. Bagaimana Peran keluarga?
7. Bagaimana tahapan dalam keluarga?
8. Bagaimana Asuhan keperawatan keluarga?
1 | P a g e
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keluarga.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk keluarga.
3. Buntuk mengetahui struktur keluarga.
4. Untuk mengetahui fungsi keluarga.
5. Untuk mengetahui tugas keluarga.
6. Untuk mengetahui peran keluarga.
7. Untuk mengetahui tahapan dalam keluarga.
8. Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan keluarga.
2 | P a g e
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi keluarga
Menurut Departemen Kesehatan (1988), keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Baylon dan Maglaya (1978) mendefinisikan keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
Mereka hidup dalam satu rumah tangga melakukan interaksi satu sama lain
menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan memepertahankan suatu
budaya.
Menurut Friedman (1990), definisi keluarga adalah dua atau lebih individu
yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan
melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga.
Menurut BKKBN (1999), keluarga adalah dua orang yang berbeda yang di
bentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada tuhan, memiliki
hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga, masyarakat serta
lingkungannya.
2.2 Bentuk keluarga
Beberapa bentuk keluarga sebagai berikut:
1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang di bentuk karena
ikatan perkawinan yang di rencanakan yang terdiri dari suami, istri,
dan anak-anak baik karena kelahiran (natural ) maupun adopsi.
3 | P a g e
2. Keluarga asal (family of origin) merupakan suatu unit keluarga tempat
asal seseorang yang di lahirkan.
3. Keluarga besar (extended family) keluarga inti di tambah keluarga
yang lain (karena hubungan darah), missal nya kakek, nenek, bibi,
paman, sepupu termasuk keluarga modern seperti orang tua tunggal,
keluarga tanpa anak serta keluarga pasangan sejenis.
4. Keluarga berantai (social family) keluarga yang terdiri dari wanita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga
inti.
5. Keluarga janda, keluarga yang tervbentuk karena perceraian dan/ atau
kematian pasangan yang di tinggalinya.
6. Keluarga komposit (composity family) keluarga dari perkawinan
poligami dan hidup bersama
7. Keluarga kohabitasi (cohabitation) dua orang menjadi satu keluarga
tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak.
8. Keluarga inses (incest family) seiring dengan masuknya nilai-nilai
global dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat di jumpai bentuk
kelunarga misalnya anak perempuan menikah dengan ayah
kandungnya, ibu menikah dengan anak laki-laki nya, paman menikah
dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah dan
satu ibu, dan ayah menikah dengan anak perempuan tirinya.
9. Keluarga tradisional dan non tradisional, di bedakan berdasarkan
ikatan perkawinan.
2.3 Struktur keluarga
1. Dominasi Jalur Hubungan Darah
a. Patrilineal
• Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah.
• Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga
patrilineal
4 | P a g e
b. Matrilineal
• Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu.
Contoh: suku Padang
2. Dominasi Keberadaan Tempat Tinggal
a. Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak suami
b. Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak istri
3. Dominasi Pengambilan Keputusan
a. Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami
b. Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri
2.4 Fungsi keluarga
Menurut Friedman (1999) 5 fungsi dasar keluarga sebagai berikut:
1. Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial, saling mengash dan memberikan cinta kasih
serta saling menerima dan saling mendukung.
2. Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan individu
keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi social dan belajar
berperan di lingkungan social.
3. Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
5 | P a g e
4. Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga seperti sandang, pangan dan papan.
5. Fungsi perawatan kesehatan adalah kemampuan keluarga untuk
merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
2.5 Tugas keluarga
Menurut Friedman (1981) membagi lima tugas kesehatan yang harus di
lakukan oleh keluarga yaitu:
1. Mengenal gangguan perekembangan kesehatan setiap anggotanya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik anatar keluarga lembaga-
lembaga kesehatan yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan
dengan baik.
2.6 Peran keluarga
1. Peran ayah
a. Sebagai pemimpin keluarga
b. Sebagai penacari nafkah
c. Mendidik anggota keluarganya
d. Sebagai pelindung atau pengayom bagi keluarganya
e. Memberika rasa aman dan nyaman.
2. Peran ibu
a. Bertugas untuk mengurus rumah tangga
b. Mengasuh serta mendidik anak-anaknya
c. Sebagai pelindung keluarga
d. Pencari nafkah tambahan bagi keluarganya.
3. Peran anak yaitu sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, soaial, dan spiritual.
6 | P a g e
2.7 Tumbuh kembang keluarga
Menurut BKKBN (1999), tahapan keluarga dapat di ukur berdasarkan
tingkat kesejahteraannya, yaitu sebagai berikut:
1. Keluarga prasejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, seperti kebutuhan akan
pengajaran, agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan.
2. Keluarga sejahtera tahap 1 yaitu keluarga- keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan keseluruhan terhadap pendidikan. Keluarga
berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan
tempat tinggal dan transportasi.
3. Keluarga prasejahtera tahap II yaitu keluarga-keluarga yang telah
dapat memenuhi kebutuhan dasar dan seluruh kebutuhan psikologis
tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan
perkembangannya seperti kebutuhannya untuk menabung dan
memperoleh informasi.
4. Keluarga sejahtera tahap III yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasar , kebutuhan sosial-psikologis dan
kebutuhan perkembangan namun belum dapat memeberikan
sumbangan yang maksimal kepada masyarakat seperti menjadi
pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial.
5. Keluarga sejahtera tahap III plus yaitu keluarga-keluarga yang telah
dapat memenuhi baik yang bersifi seluruh kebutuhannya baik yang
bersifat mendasar, sosial, psikologis mauoun yang bersifat
pengembangan serta dapat pula memberikan sumbangan yang nyata
dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Indikator keluarga seajahtera adalah sebagai berikut:
a. Keluarga prasejahtera
Keluarga ini belum mampu untuk melaksanakan indikator sebagai
berikut:
7 | P a g e
1. Keluarga melaksanakan ibadah menurut agama yang di anut
masing-masing.
2. Keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
3. Keluarga menggunakan pakaian yang berbeda untuk berbagai
keperluan.
4. Keluarga mempunyai rumah yang sebagaian besar berlantai bukan
dari tanah.
5. Keluarga memeriksakan kesehatan ke petugas atau sarana
kesehatan.
b. Keluarga sejahtera I
Keluarga ini sudah mampu melaksankan indikator 1-5 tetapi belum
mampu melaksankan indikator sebagai berikut:
6. Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang
di anut.
7. Keluarga makan daging, ikan, atau telur sebagai lauk-pauk
sekurang-kurangnya satu kali dalam seminggu.
8. Keluarga memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir.
9. Setiap anggota keluarga mempunyai ruang kamar yang luasnya
8m2.
10. Semua anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga
dapat melaksanakan fungsi mereka masing-masing.
11. Paling sedikit satu anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas
memiliki penghasilan tetap.
12. Seluruh anggota keluarga yang berusia 10 sampai 60 tahun mampu
membaca dan menulis latin.
13. Anak usia sekolah (7 sampai 15 tahun) dapat bersekolah.
14. Keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi
dan mempunyai dua anak atau lebih yang hidup.
8 | P a g e
c. Keluarga sejahtera II
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 14 tetapi
belum mampu melaksankan indikator-indikator sebagai berikut:
15. Keluarga berusaha meningkatkan atau menambah pengetahuan
agama.
16. Keluarga mempunyai tabungan.
17. Keluarga makan bersama paling sedikit sekali sehari.
18. Keluarga ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
19. Keluarga melakukan rekreasi bersama/ penyegaran paling kurang
sekali selam 6 bulan.
20. Keluarga memperoleh berita dari surat kabar, majalah, radio, dan
televisi.
21. Keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.
d. Keluarga sejahtera III
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 21, tetapi
belum mampu melaksankan indikator sebagai berikut:
22. Keluarga memberikan sumbangan secara teratur dan sukarela
dalam bentuk material kepada masyarakat.
23. Keluarga aktif sebagai pengurus yayasan atau institusi masyarakat.
e. Keluarga sejahtera III plus
Sebuah keluarga di sebut keluarga sejahera plus bila sudah mampu
melaksankan semua indikator (23).
2.8 Proses Keperawatan Keluarga
a. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi
secara terus menerus tentang keluarga yang di binanya.
Pada kegiatan pengkajian ada beberapa tahap yang perlu di lakukan, yaitu,
1. Membina hubungan baik. Hubungan yang baik antara perawat-klien
merupakan modal utama pelaksanaan asuhan keperawatan.
9 | P a g e
2. Pengkajian awal. Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh
dari unit pelayanan kesehatan.
3. Pengkajian lanjutan pada tahap ke dua. Pengkajian lanjutan adalah
tahap pengkajian untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai
masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal.
Data yang perlu diperoleh dari pengkajian adalah sebagai berikut
1. Data umum. Data ini mencakup kepala keluarga atau KK, alamat dan
telepon, pekerjaan KK, pendidikan KK dan komposisi keluarga.
Selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya. Aturan yang
harus dipenuhi dalam pembuatan genogram
- Anggota keluarga yang lebih tua berada di sebelah kiri
- Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau
perempuan
- Tahun dan penyebab kematian ditulis di sebelah simbol
laki-laki atau perempuan
- Penggunaan simbol dalam genogram.
a. Tipe keluarga: menjelaskan mengenai jenis atau tipe keluarga
b. Suku bangsa, yang mengkaji asal atau suku bangsa keluarga
dapat digunakan untuk mengidentifikasi budaya suku keluarga
yang terkait dengan kesehatan
c. Agama, mengidentifikasi agama dan kepercayaan keluarga
yang dianut yang dapat memperngaruhi kesehatan
d. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga.
e. Aktivitas rekreasi keluarga, yang dimaksud rekreasi keluarga
bukan hanya bepergian keluar rumah secara bersama tetapi
kesempatan berkumpul dirumah untuk menikmati liburan
bersama
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan
keluarga ditentukan oleh usia anak tertua dari keluarga inti
10 | P a g e
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Bagian ini
menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum terpenuhi dan
kendala yang di hadapi oleh keluarga
c. Riwayat kesehatan keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan
keluarga inti, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
upaya pencegahan penyakit.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya, menjelaskan riwayat
kesehatan generasi di atas orang tentang riwayat penyakit
keturunan.
3. Data lingkungan
a. Karakteristik, menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang
dihuni keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan
ruangan, jumlah ventilasi, sarana pembuangan air limbah dan
kebutuhan MCK, sarana air bersih dan minum yang digunakan
b. Karateristik tetangga dan komunitasnya, menjelaskan tentang
karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat yaitu tempat
keluarga bertempat tinggal meliputi kebiasaan seperti lingkungan
fisik
c. Mobilitas geografis keluarga, menggambarkan mobilitas keluarga
dan anggota keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul bersama dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga, yaitu jumlah anggota keluarga yang
sehat dan fasilitas keluarga yang menunjang kesehatan
4. Struktur keluarga
a. Struktur peran yang menjelaskan peran masing-masing anggota
keluarga
b. Nilai atau norma keluarga menjelaskan nilai atau norma yang
dipelajari atau dianut oleh keluarga
c. Pola komunikasi keluarga menjelaskan bagaimana cara keluarga
berkomunikasi dan siapa yang mengambil keputusan utama
11 | P a g e
d. Struktur kekuatan keluarga menjelaskan kemampuan keluarga
untuk mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi ekonomi menjelaskan bagaimana upaya keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan
b. Fungsi afektif, hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota
keluarga, dukungan anggota keluarga.
c. Fungsi sosial, menjelaskan tentang hubungan anggota keluarga dan
perilaku yang berlaku di keluarga dan masyarakat.
d. Fungsi reproduksi, menjelaskan tentang bagaimana rencana
keluarga memiliki dan upaya pengendalian jumlah anggota
keluarga.
e. Fungsi pemenuhan kesehatan. Tujuannya:
- Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah
kesehatan
- Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.
- Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat
6. Stresor dan koping keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga dan
memerlukan waktu penyelesaian lebih kurang 6 bulan. Stresor
jangka panjang adalah stresor yang dialami keluarga dan
memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan.
2. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga yang
dilakuakan tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di
klinik.
12 | P a g e
b. Diagnosa keperawatan keluarga
1. Pengelompokan data
Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan
objektif setiap kelompok diagnosis keperawatan.
2. Perumusan diagnosis keperawatan
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan aturan yang
telah di sepakati, terdiri dari:
a. Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang di alami oleh keluarga atau
anggota keluarga.
b. Penyebab (etiologi) adalah suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah dengan mengacu kepada 5 tugas
keluarga, yaitu mengenal masalah, mngambil keputusan yang
tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif
yang di peroleh perawat dari keluarga secara langsung atau
tidak yang mendukung masalah dan tindakan.
3. Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan
Skoring di lakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih
dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang telah di rumuskan oleh
Bailon dan Maglaya (1978).
Proses skoring di lakukan untuk setiap diagnosis keperawatn:
1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang di buat perawat.
2. Selanjutnya skor di bagi dengan skor tertinggi dan di kalikan
dengan bobot.
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
No. Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
Skala: tidak atau kurang sehat 3 1
13 | P a g e
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
2
1
2 Kemungkinan masalah dapat
diubah
Skala: mudah
Sebagian
Tidak dapat
2
1
0
2
3 Potensial masalah untuk dicegah
Skala: tinggi
Cukup
Rendah
3
2
1
1
4 Menonjolnya masalah
Skala: masalah berat, harus
segera di tangani
Ada masalah, tetapi tidak perl di
tangani
Masalah tidak di rasakan
2
1
0
1
c. Intervensi keperawatan keluarga
1. Penetapan tujuan
a. Tujuan jangka panjang
Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada kemampuan
mandiri. Dan lebih baik ada batas waktunya misalnya selama 2 hari.
b. Tujuan jangka pendek
Di tekankan pada keadaan yang bisa di capai setiap harinya yang di
hubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan.
Hal- hal yang perlu di perhatikan dalam merumuskan tujuan keperawatan
adalah:
- Berdasarkan masalah yang telah di rumuskan
- Merupakan hasil akhir yang ingin di capai
14 | P a g e
- Harus objektif atau merupakan tujuan operasional langsung
dari kedua belah pihak.
- Mencakup kriteria keberhasilan sebagai dasar evaluasi.
2. Penetapan kriteria dan standar
Merupakan standar evaluasi yang merupakan gambaran tentang faktor-
faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan di
gunakan dalam membuat perhitungan.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam membuat standart adalah:
a. Berfokus pada keluarga
b. Singkat dan jelas
c. Dapat di observasi dan di ukur
d. Realistik
e. Di tentukan oleh perawat dan keluarga.
3. Pembuatan rencana keperawatan
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam menentukan rencana keperawatan
adalah:
a. Sebelum menulis cek sumber informasi data
b. Buat rencana keperawatan yang mudah di mengerti
c. Tulisan harus jelas, dapat di ukur dan kriteria hasil sesuai
dengan identifikasi masalah.
d. Memulai instruksi keperawatan harus dengan menggunakan
kata kerja
e. Menetapkan teknik dan prosedur keperawatan yang akan di
gunakan.
f. Melibatkan keluarga dalam penuyusunan rencana tindakan
g. Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku.
h. Rencana tindakan di sesuaikan dengan seberapa daya dan dana
yang di miliki oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian.
Fokus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi kegiatan
yang bertujuan:
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan.
15 | P a g e
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
keluarga yang tepat
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang
sakit
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi sehat.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada.
d. Implementasi keperawatan keluarga
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana tindakan
yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Ada tiga tahap dalam tindakan keperawatan keluarga yaitu
1. Tahap 1: persiapan meliputi kegiatan
- Kontrak dengan keluarga
- Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
- Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
- Mengidentifikasi aspek-aspek hukum dengan keluarga
2. Tahap 2: intervensi
Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan tanggung
jawab perawat secara profesional adalah:
- Independent adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh
perawat sesuai dengan kompetensi keperawatan tanpa
petunjuk dan perintah dari tenaga kesehatan lainnya.
Tipe tindakan independent keperawatan dapat dikategorikan menjadi 4
yaitu:
a. Tindakan diagnostik seperti wawancara dengan klien,
observasi dan pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan
laboratorium sederhana
b. Tindakan terapeutik: tindakan untuk mencegah,
mengurangi dan mengatasi masalah klien
16 | P a g e
c. Tindakan edukatif: tindakan untuk merubah perilaku klien
melalui promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan
kepada klien
d. Tindakan merujuk: tindakan kerja sama dengan tim
kesehatan lainnya
- Interdependent yaitu suatu kegiatan yang memerlukan
suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya,
misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
- Dependent yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis misalnya
dokter menuliskan “perawatan kolostomi”.
3. Tahap 3: dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat.
e. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan.
1. Tahap evaluasi
Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara operasional dengan tahapan dengan
sumatif dan formatif yaitu dengan proses dan evaluasi akhir.
Evaluasi dapat dibagi dalam dua jenis yaitu:
- evaluasi berjalan atau sumatif: evaluasi jenis ini dikerjakan
dalam bentuk pengisian format catatan perkembangan
dengan berorientasi pada masalah yang dialami oleh
keluarga.
- Evaluasi akhir atau formatif: evaluasi jenis ini dikerjakan
dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan
dicapai.
2. Metode evaluasi.
Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain:
a. Observasi langsung
b. Wawancara
17 | P a g e
c. Memeriksa laporan
d. Latihan stimulasi
3. Mengukur pencapaian keluarga
Faktor yang di evaluasi ada beberapa komponen, meliputi:
a. Kognitif atau pengetahuan
Lingkup evaluasi pada kognitif adalah:
- Pengetahuan kelaurga mengenai penyakitnya
- Mengontrol gejala-gejalanya
- Pengobatan
- Resiko komplikasi
- Pencegahan
Informasi ini dapat di peroleh dengan cara:
- Interview
- Kertas dan pensil: perawat menggunakan kertas dan pensil
untuk mengevaluasi pengetahuan keluarga terhadap hal-hal
yang telah di ajarkan.
b. Afektif (status emosional), dengan cara observasi secara
langsung, yaitu dengan cara observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara,
isi pesan secara verbal pada waktu di lakukan wawancara.
c. Psikomotor, yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan
keluarga sesuai yang di harapkan.
4. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
Ada tiga kemungkinan keputusan pada tahap ini yaitu:
a. Keluarga telah mencapai hasil yang di tentukan dalam tujuan,
sehingga rencana mungkin di hentikan.
b. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang di tentukan,
sehingga perlu penambahan waktu, resources dan intervensi
sebelum tujuan berhasil.
c. Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah di tentukan
sehingga perlu:
- Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat
18 | P a g e
- Membuat outcome yang baru, mungkin outcome pertama
tidak realistis atau mungkin keluarga tidak menghendaki
terhadap tujuan yang di susun oleh perawat.
- Intervensi keperawatan harus di evaluasi dalam hal
ketepatan untuk mencapai tujuan sebelumnya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pengkajian tanggal 20 Oktober 2014
1. DATA KELUARGA
19 | P a g e
Nama KK Bpk. S Pekerjaan angkatan laut (pensiun)
Jenis kelamin Laki-laki Alamat rumah & tlp
Jln. Karang rejo sawah 2 & 8297684
Usia 72 tahun Agama & suku Islam & Jawa Indonesia
Pendidikan SD Bahasa sehari-hari
Indonesia dan jawa
DATA ANGGOTA KELUARGA
No nama JK Hub
KK
Umur Pendidikan Pekerjaan
1 Ibu S Perempuan Istri 70 thn SD Pedagang &
IRT
2 Sdr. M Laki-laki Anak 30 thn Kuliah jurusan
lingkungan
Belum bekerja
3 Nn. S perempuan Anak 25 thn SMEA Bagian
akutansi di
pom bensin
Genogram
20 | P a g e
bpk SIbu S
Ank1
suami Ank2 suamiAn3suamiAnk4
Ank5
Keterangan:
: laki-laki : putra anak 1 : putri anak 2
:perempuan : putra anak 2 : putri anak 4
: tinggal serumah
2. Tipe keluarga:
Keluarga inti Single parent
Keluarga besar
Keterangan:
Keluarga inti terdiri dari 5 orang anak tetapi 3 orang anak sudah menikah dan
punya rumah sendiri.
3. Riwayat perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
1. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan. Tidak ada
masalah dalam intensitas pertemuan karena setiap hari selalu bertemu.
Karena bapak S sudah pension maka bapak S bertugas mengurus
rumah bersama istrinya sedangkan anaknya bekerja hingga malam.
2. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. keluarga
berusaha mencegah dan mengobati anggota keluarga yang sakit.
Terbukti dengan banyaknya obat yang di buat cadangan oleh keluarga
bapak S jika sewaktu-waktu anggota keluarganya sakit.
21 | P a g e
√
321 1 2
1
b. Tugas perkembangan keluarga:
Dapat di jalankan tidak dapat di jalankan
Keterangan:
Keluarga bpk dan ibu S sangat harmonis. Sebagai orang tua bapak dan ibu
S menjalankan tugas mereka terhadap keluarga berjalan dengan baik.
c. Riwayat keluarga inti
Bapak S dan ibu S merupakan penduduk asli yogjakarta. Mereka menikah
dan pindah ke Surabaya tahun 1967. Kelima anak merupakan anggota
keluarga yang di rencanakan bapak dan ibu S.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi: baik disfungsional
Keterangan:
Dalam keluarga bapak S antar satu dengan yang lainnya saling
berkomunikasi dengan baik.
b. Peran dalam keluarga: tidak ada masalah
Ada masalah
Keterangan:
Peran bapak S sebagai kepala keluarga mencari nafkah dan memperbaiki
rumah. Ibu S berperan sebagai ibu rumah tangga seperti memasak,
membersihkan rumah dan mengurus keluarga. Selain sebagai ibu rumah
tangga ibu S juga seorang pedagang pakaian. Sedangkan sdr. M sebagai
anak laki-laki di keluarga bapak S belum bekerja dan masih menjalani
kursus computer. Nn. S sebagai anak bungsu dan anak perempuan di
keluarga bapak S sudah bekerja.
22 | P a g e
√
√
√
c. Struktur kekuatan keluarga: bapak ibu
Keterangan:
Pemegang keputusan di keluarga adalah bapak. jika ibu S menerima tamu
dan tamu tersebut ingin berbicara dengan keluarga bapak S maka ibu S
menyarankan kepada tamu tersebut untuk berbicara langsung kepada
bapak S karena bapak S sebagai kepala keluarga. Tetapi jika bapak S tidak
ada maka ibu S yang mengambil keputusan kemudian di diskusikan
dengan bapak S.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif : berfungsi tidak berfungsi
Keterangan:
Dalam keluarga bapak S, setiap anggota keluarganya saling mendukung
dalam segala hal mulai dari pekerjaan ataupun pendidikan. Bapak dan ibu
S sangat menyayangi anak-anak mereka. Apapun keputusan yang di ambil
oleh anak-anaknya, bapak dan ibu S akan menerima. Anak-anaknya pun
juga sangat menyayangi bapak dan ibu S. ketiga anaknya yang sudah
menikah dan sudah mempunyai rumah sendiripun juga sering berkunjung
untuk mengunjungi rumah bapak dan ibu S.
b. Fungsi sosialisasi : berfungsi tidak berfungsi
Keterangan:
Bapak dan ibu S merupakan orang-orang yang mudah bergaul
dengan masyarakat di lingkungannya. Pada hari selasa dan jumat biasanya
ibu S melakukan senam lansia bersama-sama dengan masyarakat yang
berada di situ. Sedangkan malam jumat bapak dan ibu S mengikuti
pengajian rutin di musholla dekat rumahnya. Dalam lingkungan rumahnya,
23 | P a g e
√
√
√
bapak dan ibu S juga berpartisipasi dalam kegiatan lomba kebersihan yang
di selenggarkan oleh kelurahan.
Tetapi kedua anaknya kurang bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar. Sdr. M merupakan seorang yang pemalu sehingga suka berdiam
diri di dalam rumah meskipun tidak memiliki kegiatan apapun. Sedangkan
Nn. S bekerja mulai hari senin sampai sabtu dan bekerja dari pagi sampai
malam sehingga Nn. S jarang berkumpul dengan tetangganya.
c. Fungsi ekonomi : baik kurang baik
Keterangan:
Dalam bidang ekonomi, keluarga bapak S merupakan keluarga
yang cukup ekonominya. Bapak dan ibu S tidak memiliki penghasilan
yang tetap karena tidak setiap hari bekerja. Dulu waktu masih menjadi
angkatan laut gaji bapak S ± Rp 300.000,00 sedangkan ibu S dalam sekali
menjual pakaian tidak tentu, tergantung dari konsumen yang membeli
pakaiannya.
Keluarga bapak S mempunyai rumah yang cukup bagus dan
memadai untuk di tinggali bersama anggota keluarganya. Meskipun bapak
S sudah pension sebagai angkatan laut tetapi biaya sandang dan pangan di
bantu oleh anak-anak mereka yang sudah bekerja. Selain itu ibu S juga
seorang pedagang pakaian yang membantu ekonomi keluarga bapak S.
d. Fungsi perawatan kesehatan :
Pengetahuan tentang masalah kesehatan : baik/tidak
Pencegahan penyakit : baik/tidak
Perawatan penyakit : baik/tidak
Pemanfaatan layanan kesehatan : baik/tidak
Keterangan:
24 | P a g e
√
Dalam keluarga bapak S kesehatan merupakan hal penting yang
harus di jaga selalu. Bapak S menderita penyakit diabetes mellitus sudah
sejak lama. Bapak S selalu mengkonsumsi obat-obatan dalam jumlah
banyak dalam sehari. Tetapi meskipun menderita diabetes mellitus bapak S
tidak pernah mengontrol makanan sehari-harinya. Sehingga bapak S
mensugesti dirinya bahwa penyakitnya akan sembuh tanpa membeda-
bedakan makanan. Bapak S juga kadang-kadang hipertensi jika banyak
pikiran seperti jika sedang debat dengan sdr M. Sedangkan ibu S
menderita penyakit hipertensi sehingga ibu S juga mengkonsumsi obat
tetapi tidak banyak seperti bapak S.
Keluarga bapak S menyediakan obat-obatan yang cukup banyak
dan berbeda-beda fungsinya seperti obat pegal linu, hipertensi, obat batuk-
batuk, gatal-gatal, sakit perut dll agar sewaktu-waktu jika anggota
keluarganya ada yang sakit maka langsung minum obat yang sudah
tersedia. Selain obat, ibu S juga menyediakan jamu. Dari berbagai macam
obat yang di sediakan oleh keluarga bapak S, obat-obatan tersebut di beli
di warung, apotik, dokter, dan puskesmas. Selain obat keluarga bapak S
selalu menyempatkan diri untuk istirahat meskipun sibuk karena menurut
mereka dengan istirahat dapat merilekskan badan dan mencegah penyakit
seperti pegal-pegal.
Jika ada keluarga yang sakit, ingin control ataupun hanya ingin
memeriksakan kesehatan, biasanya keluarga bapak S memanfaatkan
pelayanan kesehatan di sekitar rumah mereka. Seperti di dokter H,
puskesmas di dekat masjid agung ataupun di RSAL.
e. Fungsi reproduksi : baik tidak berfungsi
Keterangan:
Anak-anak bapak dan ibu S ada 5 orang. Sedangkan 3 orang anak mereka
sudah menikah dan masing-masing sudah memiliki anak. Selain itu juga
ketiga anaknya tersebut sudah memiliki rumah sendiri. Sedangkan 2 orang
anak lainnya masih single dan masih tinggal dengan bapak dan ibu S.
25 | P a g e
√
6. Pola koping keluarga
Dalam keluarga bapak S kadang terjadi adu mulut antara bapak S dengan sdr.
M. setiap kali bapak S dan sdr. M adu mulut maka bapak S akan langsung
berbicara keras tanpa bisa memendam amarahnya. Sehingga bapak S tekanan
darahnya naik sedangkan ibu M dapat memendam amarah jika sedang
bertengkar dengan anaknya. Bapak dan ibu S kadang kala stress memikirkan
sdr. M yang tidak kunjung bekerja padahal sudah lulus kuliah tetapi malah
mengikuti kursus computer. Selain itu bapak dan ibu S juga memikirkan
perilaku sdr. M yang pemalu dan susah berinteraksi dengan orang lain.
7. Perilaku tidak sehat:
Merokok ya/tidak
Minum kopi ya/tidak
Keterangan:
Dalam keluarga bapak S tidak ada yang merokok. Sedangkan kebiasaan
minum kopi atau teh yang manis merupakan kebiasaan yang sulit di hindari.
Keluarga mengatakan jika orang asli yogjakarta itu suka yang manis-manis.
8. Spiritual
Taat beribadah ya/tidak
Kepercayaan yang berlawanan dgn kesehatan ya/tidak
Distress spiritual ya/tidak
Keterangan:
Bapak dan ibu S merupakan seorang yang taat beribadah. Biasanya sering
pergi ke masjid untuk melakukan sholat berjamaah. Selain itu bapak dan ibu S
juga sering mengikuti pengajian rutin di daerah rumahnya. Meskipun taat
beribadah tetapi jika sudah menyangkut masalah kesehatan maka ibu S sering
pergi ke dukun urut. Ibu S sering jatuh di rumahnya dan merasakan sakit pada
26 | P a g e
pinggangnya tetapi ibu S tidak periksa ke dokter malah sebaliknya pergi ke
dukun urut yang memakai jampi-jampi sebagai obatnya.
9. Psikososial:
Keadaan emosi pada saat ini:
Marah ya/tidak
Sedih ya/tidak
Ketakutan ya/tidak
Putus asa ya/tidak
Stress ya/tidak
Kurang interaksi dengan orang lain:
Bapak S : ya/tidak
Ibu S : ya/tidak
Sdr. M : ya/tidak
Nn. S : ya/tidak
Menarik diri dari lingkungan:
Bapak S : ya/tidak
Ibu S : ya/tidak
Sdr. M : ya/tidak
Nn. S : ya/tidak
Konflik dengan keluarga: ya/tidak
10. Factor resiko masalah kesehatan:
Tidak pernah/jarang periksa kes. Ya/tidak
Social ekonomi kurang ya/tidak
Rumah/lingkungan tdk sehat ya/tidak
Hubungan keluarga tdk harmonis ya/tidak
Minuman beralkohol/ zat adiktif ya/tidak
- Sarana kesehatan yang di gunakan:
27 | P a g e
Keluarga bapak S sering memeriksakan kesehatannya di RSAL,
puskesmas di dekat masjid Agung, bidan dan dokter di dekat rumah bapak
S ataupun pemeriksaan pada saat melakukan senam lansia bagi ibu S.
- Keluhan utama yang di rasakan:
Keluhan utama yang di rasakan bapak S adalah pegal-pegal di daerah
tengkuk. Sedangkan ibu S merasakan pegal-pegal pada badannya.
- Adakah penyakit keturunan: ada/tidak
Tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga bapak S.
Pengkajian tanggal 21 Oktober 2014
11. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah:
0,5 m
5 m
KA
18 m
5
5 m
1,5 m
2. Ventilasi : 1) ≤ 10 % luas lantai 2) 10 % luas lantai
Keterangan:
Ventilasi di rumah bapak S menggunakan jendela kaca. Lebar kaca dengan
luas lantai di rumahnya bisa di perkirakan ± 10% luas lantai.
28 | P a g e
t
e
t
a
n
g
g
a
Kamar4 DAPUR & KM
Kamar 1 Kamar2
Kamar3
Ruang tamu
TERAS
t
e
t
a
n
g
g
a
JALAN
SELOKAN
3. Pencahayaan : 1) Baik 2) kurang
Keterangan:
Biasanya menjelang malam hari atau maghrib, keluarga bapak S sudah
menghidupkan lampu di rumahnya.
4. Lantai : 1) semen 2) tegel 3) keramik
4) tanah 5) lainnya
Keterangan:
Lantai rumah keluarga bapak S menggunakan tegel berwarna merah.
5. Kebersihan rumah : 1) baik 2) kurang
Keterangan:
Rumah keluarga bapak S selalu bersih karena baik bapak maupun ibu S
menyukai kebersihan. Selain itu ibu S merupakan orang yang rajin. Di
depan rumah bapak S terdapat banyak tanaman sehingga terasa sejuk dan
indah jika berkunjung kerumah bapak S.
6. Jenis bangunan : 1) permanen 2) semi permanen
3) tidak permanen
Keterangan:
Sejak menikah tahun 1967 keluarga bapak S sudah membangun rumah di
daerah karangrejo sawah. Meskipun pembnagunan rumah di lakukan
secara bertahap tetapi rumah tersebut merupakan rumah permanen
keluarga bapak S.
7. Sumber air bersih : 1) sehat 2) tidak
Keterangan:
29 | P a g e
Keluarga bapak S menggunakan air PDAM dalam kesehariannya. Di
daerah karangrejo sawah, air PDAM tidak selalu jernih, biasanya siang
hari airnya agak keruh sehingga setiap airnya keruh ibu S selalu menguras
kamar mandinya. Dan pada malam hari biasanya ibu S akan menampung
air PDAM yang sudah jernih untuk keperluan memasak dll. Ibu S
mengatakan kemungkinan karena pembuangan limbah pabrik di sungai
sekitar rumah ibu S berdampak pada kualitas airnya.
8. Tempat sampah : 1) ya 2) tidak
Keterangan:
Di daerah keluarga bapak S telah di sediakan temapat sampah di setiap
rumah-rumah. Keluarga bapak S sendiri juga mempunyai tempat sampah
yang memadai.
12. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital Bpk S Ibu S Sdr M Nn S
TD 170/90 mmHg 160/100 mmHg - -
Nadi 68 x/mnt 80 x/mnt - -
RR 16 x/mnt 18 x/mnt - -
Suhu 36oC 35,2oC - -
Status mental Bpk S Ibu S Sdr M Nn S
Bingung Tidak bingung Awal bingung - -
30 | P a g e
tetapi akhirnya
sudah tidak
bingung lagi
Cemas Tidak cemas Pada awalnya
merasa cemas
karena bapak S
tidak di rumah
- -
Depresi Tidak depresi Tidak depresi - -
Menarik diri Tidak. Saling
terbuka dan
mudah
bersosialisasi
Tidak. Saling
terbuka dan
mudah
bersosialisasi
- -
Riwayat
pengobatan
Bpk S Ibu S Sdr M Nn S
Alergi obat Tidak ada Tidak ada - -
Jenis obat yang di
konsumsi
Obat DM, obat
pegal linu,
obat sakit
perut, obat
masuk angina
Obat hipertensi,
pegal linu, obat
sakit perut, obat
masuk angina
- -
31 | P a g e