asuhan keperawatan keluarga child umar

76
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga berperan dalam menentukan cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh anggota yang membutuhkan. Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat memperoleh 2 sisi penting yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada individu yang menjadi anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga yang menjadi bagian dari masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan keperawatan perawat perlu juga memperhatikan hal-hal penting antar lain nilai-nilai dan budaya yang di anut oleh keluarga sehingga keluarga dapat menerima dan bekerja sama Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Upload: ade

Post on 07-Jul-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keluarga

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah

keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien

dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga berperan

dalam menentukan cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh anggota yang

membutuhkan.

Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat sehingga

dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat memperoleh 2 sisi

penting yaitu memenuhi kebutuhan perawatan pada individu yang menjadi

anggota keluarga dan memenuhi perawatan keluarga yang menjadi bagian dari

masyarakat. Untuk itu dalam memberikan asuhan keperawatan perawat perlu juga

memperhatikan hal-hal penting antar lain nilai-nilai dan budaya yang di anut oleh

keluarga sehingga keluarga dapat menerima dan bekerja sama dangan petugas

kesehatan dalam hal ini adalah perawat dalam mencapai tujuan asuhan yang telah

ditetapkan.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan

kesehatan yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat

tinggal klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga tetap

memiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan masalah

kesehatan yang di hadapinya. Perawat yang melakukan asuhan bertanggung jawab

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 2: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

terhadap peningkatan kemampuan keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit,

meningkatan dan memelihara kesehatan, serta mengatasi masalah kesehatan.

Friedman (2002) menyatakan hingga sepuluh tahun terakhir, tidak banyak

perhatian yang diberikan kepada keluarga sebagai objek studi yang sistematik

dalam keperawatan. Tetapi sejalan dengan perkembangan ilmu, pengetahuan dan

teknologi keperawatan, maka pada saat sekarang keluarga dipandang sebagai

klien yang penting dalam mengupayakan peningkatan derajat kesehatan

masyarakat secara keseluruhan.

Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan tahap perkembangan keluarga

yang telah dicapai. Hal ini dilakukan dikarenakan setiap tahap perkembangan

keluarga berhubungan dengan tugas perkembangan keluarga dan masalah

kesehatan yang berbeda di setiap tahap tingkatannya. Perbedaan ini yang

menimbulkan aktivitas asuhan, pendekatan dan target pencapaian menjadi berbeda

pula.

Keluarga baru (Childbearing Family) merupakan tahap perkembangan

keluarga ke II, Friedman (2002), yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan

berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Menurut sebagian besar orang

menyatakan bahwa tahap ini merupakan tahap penuh stressor karena merupakan

tahap transisi menjadi orang tua. Sebuah ketidakseimbangan bisa terjadi sehingga

bisa menimbulkan krisis keluarga yang dapat berakhir dengan perasaan tidak

memadai menjadi orang tua dan menyebabkan gangguan dalam hubungan

pernikahan.

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 3: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Berdasarkan paparan di atas, maka penulis akan memaparkan mengenai

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga Childbearing yang dilakukan oleh

perawat untuk mengelola stressor yang mungkin timbul dan bersama keluarga

menentukan pemecahan permasalahan tersebut, sehingga keluarga mampu secara

mandiri menyelesaikan tugas perkembangannya, mengenali dan menyelesaikan

masalah kesehatannya dan pada akhirnya mampu tampil sebagai sebuah keluarga

mandiri, sejahtera, produktif dan menjalankan seluruh fungsi keluarga dengan

baik.

1.1. Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah

bagaimana gambaran pemberian asuhan keperawatan pada keluarga

Childbearing ?

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk mendapatkan gambaran dari asuhan

keperawatan pada keluarga Childbearing

1.2.2. Tujuan Khusus

Tujuan khususnya adalah :

1. Menggambarkan konsep keluarga Childbearing

2. Menggambarkan pengkajian yang dilakukan pada keluarga

Childbearing

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 4: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

3. Menggambarkan diagnosis keperawatan pada keluarga

Childbearing

4. Menggambarkan perencanaan keperawatan pada keluarga

Chilbearing

1.3. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah makalah ini terdiri dari 5

(lima) bab yang terdiri dari :

Bab I Bab ini berisi tentang pendahuluan yang memuat latar belakang,

tujuan, masalah dan sistematika penulisan.

Bab II Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang memuat Konsep

Keluarga, konsep keluarga Chilbearing dan Konsep Asuhan

Keperawatan

Bab III Bab ini berisi tentang tinjauan kasus keluarga, pengkajian,

diagnosis dan rencana intervensi keperawatan

Bab IV Bab ini berisi tentang pembahasan kasus asuhan keperawatan

keluarga

Bab V Bab ini berisi tentang penutup yang memuat kesimpulan dan saran

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 5: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian

Keluarga adalah dua atau lebih yang tergabung karena hubungan darah,

hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah

tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing-masing dan

menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Bailon & Maglaya, 1989).

Alasan keluarga sebagai unit pelayanan keperawatan menurut Friedman,

(2002) keluarga adalah sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan

lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. Keluarga sebagai kelompok

dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah

kesehatan keluarga dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam

keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah satu anggota keluarga juga akan

mempengaruhi seluruh keluarga tersebut. Keluarga merupakan perantara yang

efektif dan mudah untuk berbagai usaha kesehatan masyarakat, perawat dapat

menjangkau seluruh masyarakat melalui keluarga. Dalam memelihara klien

sebagai individu keluarga tetap berperan dalam pengambilan keputusan dalam

melakukan pemeliharaan anggota keluarga. Keluarga merupakan lingkungan yang

serasi untuk mengembangkan potensi tiap individu yang menjadi anggota dalam

keluarga.

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 6: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Sedangkan tujuan perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan

keluarga untuk mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi dan

melindungi keluarga serta memperkuat pelayanan kepada masyarakat tentang

perawatan kesehatan.

2. Tipe-tipe Keluarga

a. Keluarga inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu dan anak-anaknya dalam satu rumah.

b. Keluarga besar (Extended Family) yaitu keluarga inti di tambah dengan

sanak saudara, misalnya kakek, nenek, bibi, keponakan, saudara sepupu

dll.

c. Keluarga berantai (Serial Family) yaitu keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti.

d. Keluarga duda/ janda (Single Family) yaitu keluarga yang terjadi

perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinanya

berpoligami dan hidup bersama.

f. Keluarga kabitas (Cohabitation) yaitu dua orang yang menjadi satu

tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 7: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

3. Asuhan Keperawatan Keluarga

Menurut Setyowati dan Murwarni (2008), asuhan keperawatan keluarga

adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan

kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga

tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Tujuan umum asuhan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan

keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dalam mengenal

masalah kesehatan keluarga, memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi

masalah kesehatan keluarga, melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada

anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan atau yang

membutuhkan bantuan/asuhan keperawatan, memelihara lingkungan (fisik, psikis

dan sosial) sehingga menunjang peningkatan kesehatan keluarga, memanfaatkan

sumber daya yang ada di masyarakat misalnya : puskesmas, puskesmas

pembantu, kartu sehat, dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

a. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga

Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah :

1) Mengidentifikasi data demografi dan sosiokultural

2) Data lingkungan

3) Struktur dan fungsi keluarga

4) Stress dan strategi koping yang digunakan keluarga

5) Perkembangan keluarga

Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai

anggota keluarga, adalah pengkajian fisik, mental, emosi, sosial dan

spiritual.

b. Diagnosis

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 8: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap

adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,

struktur keluarga, fungsi – fungsi keluarga dan koping keluarga, baik yang

bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki

kewenangan dan tanggung jawab untuk melaksanakan tindakan keperawatan

bersama – sama dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber

daya keluarga (Setyowati dan Murwarni, 2008).

Diagnosis keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang

masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi

keperawatan untuk mencapai tujuann asuhan keperawatan keluarga

sesuai dengan kewenangan perawat (Setiadi, 2008).

Tahap dalam diagnosis keperawatan keluarga antara lain analisis data,

perumusan masalah dan prioritas masalah.

Komponen diagnosis keperawatan keluarga meliputi problem, etiologi

dan sign/simpton. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga sama

dengan diagnosis klinik yang dapat dibedakan menjadi 5 (lima) kategori

yaitu :

a. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

b. Resiko (ancaman kesehatan)

c. Wellness (keadaan sejahtera)

d. Sindrom

Prioritas dari diagnosa keperawatan yang ditemukan dilakukan jika

diagnosis keperawatan ditemukan dihitung dengan menggunakan skala

prioritas (Skala Baylon dan Maglaya) sebagai berikut :

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 9: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

No Kriteria Bobot Skor

1. Sifat masalah 1 Aktual = 3

Resiko = 2

Potensial = 1

2. Kemungkinan

masalah untuk

dipecahkan

2 Mudah = 2

Sebagian = 1

Tidak dapat = 0

3. Potensi masalah untuk

dicegah

1 Tinggi = 3

Cukup = 2

Rendah = 1

4. Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2

Tidak segera diatasi = 1

Tidak dirasakan adanya

masalah = 0

c. Perencanaan

Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta

rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan di rumuskan

untuk mengatasi atau meminimalkan stressor dan intervensi dirancang

berdasarkan tiga tingkat pencegahan.

Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

Penetapan tujuan jangka panjang ( tujuan umum ) mengacu pada bagaimana

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 10: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

mengatasi problem atau masalah di keluarga, sedangkan penetapan tujuan

jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi.

Contoh pembuatan rencana keperawatan keluarga seperti pada tabel di

bawah ini :

Diagnosis

Keperawatan

Tujuan Evaluasi Rencana

IntervensiKriteria Standar

d. Implementasi

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan

program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari

keluarga, dan memandirikan keluarga. Pada tahap ini perawat tidak bekerja

sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan

yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah.

e. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi

merupakan sekumpulan informasi yang sistematik berkenaan dengan

program kerja dan efektivitas dari serangkaian program yang digunakan

terkait program kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai.

Evaluasi dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan informasi tentang :

1) Efektifitas dan efisiensi program

2) Kesesuaian program dengan rencana dan tuntutan keluarga

3) Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 11: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

4) Masalah yang muncul dalam pengembangan program dan

penyelesaiannya.

4. Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga

Menurut Setiadi (2008) dalam memberikan asuhan keperawatan

kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat

antara lain adalah :

a. Pengenal kesehatan (health monitor)

b. Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit

c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga

d. Fasilitator

e. Pendidik kesehatan

f. Penyuluh dan konsultan

5. Level/Tingkatan Praktik Keperawatan Keluarga

Terdapat beberapa level / tingkatan keperawatan keluarga menurut

Bozzet, 1987 dalam Friedman (1998) yang dikutip Achjar, H (2010) yaitu :

a. Level 1

Individu merupakan fokus intervensi dan keluarga sebagai background.

Keluarga dipandang sebagai konteks bagi klien yang merupakan latar

belakang atau fokus sekunder, sedangkan individu merupakan bagian terdepan

atau fokus primer yang berkaitan dengan pengkajian dan intervensi

keperawatan. Dalam hal ini perawat keluarga, dapat menganggap keluarga

sebagai bagian sistem pendukung sosial klien tetapi hanya dengan sedikit

keterlibatan keluarga dalam rencana perawatan klien.

b. Level 2

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 12: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Keluarga sebagai penjumlahan dari anggota – anggotanya (keluarga sebagai

kumpulan dari anggota keluarga). Dalam praktek keperawatan keluarga,

keluarga dipandang sebagai kumpulan dari anggota keluarga, sehingga asuhan

keperawatan bisa digunakan untuk seluruh anggota keluarga tersebut. Asuhan

keperawatan diberikan bukan hanya pada satu individu, tetapi bisa lebih

individu.

c. Level 3

Subsistem dalam keluarga bisa dilihat dari hubungan antara anggota – anggota

keluarga. Subsistem keluarga merupakan pusat perhatian sebagai penerima

pengkajian dan intervensi keperawatan keluarga.

d. Level 4

Seluruh anggota keluarga merupakan fokus intervensi. Keluarga dipandang

sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian dan perawatan keluarga.

Keluarga menjadi yang utama dengan anggota keluarga sebagai latar belakang

atau konteks. Keluarga sebagai sistem yang berinteraksi, adanya saling

ketergantungan antara subsistem keluarga dengan keseluruhan keluarga dan

lingkungan sekitar.

B. KONSEP KELUARGA CHILDBEARING

1. Pengertian

Menurut Duvall & Miller (1985) dalam Friedman (2002), keluarga

Childbearing adalah keluarga yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan

berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Keluarga childbearing adalah keluarga

yang berada pada tahap perkembangan ke II .

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 13: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Menurut Rodgers dalam Friedman (1998), keluarga Chilbearing adalah

keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran

anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun).

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa

keluarga Childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan

ke II mulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai

anak pertama berusia 30 bulan.

2. Tugas Perkembangan Keluarga Childbearing

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan

krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dalam Friedman (2002) dari 46

orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah, dan selebihnya bermasalah dalam

hal suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan argumen, interupsi

dalam jadual kontinyu dan kehidupan seksual dan sosial terganggu dan

menurun.

Menurut Duvall & Miller (1985) dan Charter & McGoldrick (1988)

dalam Friedman (2002), tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain

adalah:

1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap

(mengintegrasikan bayi baru ke keluarga)

2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan

anggota keluarga

3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan dengan

pasangan

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 14: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan

peran orangtua dan kakek nenek dalam pengasuhan

Menurut Spradley( ) tugas perkembangan keluarga Childbearing adalah:

persiapan untuk bayi, penataan role masing-masing dan tanggung jawab,

persiapan biaya, adaptasi dengan pola hubungan seksual, pengetahuan tentang

kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.

3. Perhatian Pelayanan Kesehatan

Perhatian pelayanan kesehatan yang menjadi fokus utama asuhan

keperawatan pada keluarga childbearing menurut Friedman (2002), adalah :

a. Persiapan untuk pengalaman melahirkan

Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan pasangan suami istri. Saat

Kehamilan terjadi adaptasi maternal yang merupakan proses sosial dan

kognitif yang kompleks bukan hanya berdasarkan naluri tetapi dipelajari.

Awal kehamilan istri biasanya banyak tidur dan mempunyai keinginan untuk

berhenti dari aktivitas sehari – hari yang penuh tuntutan dan rutinitas.

Trimester ke II mulai mengalihkan perhatian ke dalam kandungannya.

Trimester III perlambatan aktivitas dan waktu terasa cepat berlalu sehingga

aktivitas dibatasi. Istri mulai mengubah konsep dirinya menjadi siap menjadi

orang tua.

b. Transisi menjadi orang tua

Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan

hangat, sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua tercapai. Ibu

dan Ayah kadang – kadang secara tiba – tiba berselisih dengan semua peran

yang mengasyikan yang telah dipercayakan.

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 15: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

c. Perawatan bayi yang sehat

Ibu yang pertama kali mempunyai anak akan banyak meminta bantuan di

dalam proses perawatan bayinya. Banyaknya nasehat dari orang tua,

tetangga, teman dan lingkungan terkadang membuat ibu baru merasa

kebingungan. Kelelahan secara fisik dan emosional dapat membuat ibu baru

mengalami post partum blues dan perasaan tidak berdaya.

d. Mengenali secara dini dan menangani masalah – masalah kesehatan fisik

anak dengan tepat

Keluarga baru belum mempunyai pengalaman mengenai proses pengasuhan

dan perawatan anak terutama mengenai tanda dan gejala suatu kondisi sakit.

Mereka banyak membutuhkan bantuan untuk melakukan tindakan

mendapatkan pelayanan kesehatan. Kebanyakan belajar dan mendapatkan

pengetahuan dari orang tua atau teman yang telah lebih dulu mempunyai

anak.

e. Imunisasi

Keluarga baru banyak yang sudah memahami pentingnya mengimunisasikan

bayinya. Tetapi pada sebagian budaya yang menolak untuk melakukan

tindakan ini dikarenakan kepercayaan imunisasi akan menimbulkan sakit.

Penyuluhan dan bantuan layanan kesehatan juga dibutuhkan oleh keluarga.

f. Pertumbuhan dan perkembangan yang normal

Pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi perhatian yang penting. Pada

masa ini anak sedang berada pada proses interaksi dan adaptasi dengan

lingkungan baru. Keluarga perlu diberitahukan untuk melakukan

pengawasan terhadap tumbuh kembang anak dengan secara teratur

membawa anak ke pelayanan kesehatan seperti posyandu, puskesmas atau

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 16: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

petugas kesehatan terdekat. Sehingga dapat teridentifikasi kondisi gangguan

dari tumbuh kembang anak.

4. Masalah Yang Lazim Terjadi Pada Keluarga Childbearing

Tahap ini dimulai dengan kehamilan dan kelahiran anak pertama dan

berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi menjadi orang tua adalah salah

satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga, dan sistem permanen dalam keluarga

mulai terbentuk. Masa menjadi orang tua ini bagi sebagian orang merupakan

masa transisi kehidupan yang penuh stress, periode ketidakseimbangan,

memerlukan banyak perubahan yang dapat menyebabkan krisis keluarga,

perasaan tidak memadai jadi orang tua, dan menyebabkan gangguan hubungan

pernikahan.

.

Friedman, (2002) mengobservasi bahwa orang tua bayi sedikit berbicara

satu sama lain, sedikit memiliki kesenangan, kurang menstimulasi percakapan

dan kualitas pernikahan menurun sehingga pada tahap ini kebahagiaan

pernikahan lebih rendah.

Penyesuaian dengan keluarga besar dan teman – teman juga terjadi, akses

terhadap jaringan kerja dan sistem dukungan sosial untuk menerima kepuasan

dan memiliki perasaan positif tentang kehidupan keluarga, keluarga muda juga

perlu mengetahui kapan mereka membutuhkan bantuan dan dari mana mereka

mendapatkannya serta kapan mereka harus bergantung pada sumber – sumber

dan kekuatan dari dalam diri mereka sendiri.

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 17: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Hubungan pernikahan yang kuat dan aktif turut berperan dalam

kestabilan dan moralitas keluarga. Hubungan suami istri yang memuaskan akan

memberikan kekuatan dan energi pada pasangan untuk diberikan kepada bayinya.

5. Kehamilan

Berdasarkan definisi bahwa keluarga Childbearing adalah

keluarga yang dimulai dengan kehamilan sampai kelahiran hingga anak

pertama berusia 30 bulan, maka perlu juga pembahasan tentang kehamilan

dan perubahan peran apa saja yang terjadi dalam keluarga terkait dengan

kehamilan.

Ibu Hamil (Maternal) adalah: suatu kondisi dimana seorang

perempuan mengalami suatu kondisi kehamilan. Kehamilan adalah suatu

kondisi yang terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur

(ovum) dan sel mani (spermatozoa).

Kehamilan terbagi atas trimester I (1 – 14 minggu), trimester II (14 – 28

minggu), trimester III (28 – 42 minggu).

Masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu hamil adalah :

1. Respon terhadap perubahan citra tubuh

Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk

tubuh yang cepat dan nyata. Selama trimester I bentuk tubuh

sedikit berubah, tetapi pada trimester II pembesaran abdomen yang

nyata, penebalan pinggang dan pembesaran payudara memastikan

status kehamilan. Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 18: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

besar dan menyita ruang yang lebih luas. Perasaan ini semakin kuat

seiring bertambahnya usia kehamilan. Secara bertahap terjadi

kehilangan batasan – batasan fisik secara pasti, yang berfungsi

memisahkan diri sendiri dari orang lain dan memberi rasa aman.

Sikap wanita terhadap tubuhnya di duga dipengaruhi oleh nilai –

nilai yang diyakininya dan sifat pribadinya. Sikap ini sering

berubah seiring kemajuan kehamilan. Sikap positif terhadap tubuh

biasanya terlihat selama trimester I. Namun, seiring kemajuan

kehamilan, perasaan tersebut menjadi lebih negatif. Pada

kebanyakan wanita perasaan suka atau tidak suka terhadap tubuh

mereka dalam keadaan hamil bersifat sementara dan tidak

menyebabkan perubahan persepsi yang permanen tentang diri

mereka.

2. Ambivalensi selama masa hamil

Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan,

seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu

keadaan. Ambivalensi adalah respon normal yang dialami individu

yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru. Kebanyakan

wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen selama hamil. Bahkan

wanita yang bahagia dengan kehamilannya, dari waktu ke waktu

dapat memiliki sikap bermusuhan terhadap kehamilan atau janin.

Pernyataan pasangan tentang kecantikan seorang wanita yang tidak

hamil atau peristiwa promosi seorang kolega ketika keputusan

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 19: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

untuk memiliki seorang anak berarti melepaskan pekerjaan dapat

meningkatkan rasa ambivalen. Sensasi tubuh, perasaan bergantung,

dan kenyataan tanggung jawab dalam merawat anak dapat memicu

perasaan tersebut. Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai

trimester III dapat mengindikasikan bahwa konflik peran sebagai

ibu belum diatasi (Lederman, 1984). Setelah kelahiran seorang

bayi yang sehat, kenangan akan perasaan ambivalen ini biasanya

lenyap. Apabila bayi yang lahir cacat, seorang wanita

kemungkinan akan mengingat kembali saat – saat ia tidak

menginginkan anak tersebut dan merasa sangat bersalah. Tanpa

penyuluhan dan dukungan yang memadai, ia dapat menjadi yakin

bahwa perasaan ambivalennya telah menyebabkan anaknya cacat.

3. Hubungan seksual

Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual Beberapa

pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka,

sedangkan yang lain mengatakan sebaliknya. Perasaan yang

berbeda – beda ini dipengaruhi oleh faktor – faktor fisik, emosi,

dan interaksi, termasuk takhayul tentang seks selama masa hamil,

masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita.

Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra

tubuh, dan rasa tidak nyaman mempengaruhi keinginan kedua

belah pihak untuk menyatakan seksualitas mereka. Selama

trimester I seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 20: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

jika ia merasa mual, letih, dan mengantuk. Saat memasuki

trimester II kombinasi antara perasaan sejahteranya dan kongesti

pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan keinginannya

untuk melampiaskan seksualitasnya. Pada trimester III peningkatan

keluhan somatik (tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan

kenikmatan dan rasa tertarik terhadap seks menurun (Rynerson,

Lowdermilk, 1993). Pasangan tersebut perlu merasa bebas untuk

membahas hubungan seksual mereka selama masa hamil.

Kepekaan individu yang satu terhadap yang lain dan keinginan

untuk berbagi masalah dapat menguatkan hubungan seksual

mereka. Komunikasi antara pasangan merupakan hal yang penting.

Pasangan yang tidak memahami perubahan fisiologis dan emosi,

yang terjadi dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi

bingung saat melihat perilaku pasangannya. Dengan membicarakan

perubahan – perubahan yang mereka alami, pasangan dapat

mendefinisikan masalah mereka dan menawarkan dukungan yang

diperlukan. Perawat dapat memperlancar komunikasi antar

pasangan dengan berbicara kepada pasangan tentang perubahan

perasaan dan perilaku yang mungkin dialami wanita selama masa

hamil (Rynerson, Lowdermilk, 1993)

4. Kekhawatiran tentang janin

Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda – beda

selama masa hamil (Gaffney, 1988). Kekhawatiran pertama timbul

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 21: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

pada trimester I dan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya

keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau

memberitahukan kehamilannya kepada orang lain sampai periode

ini berlalu. Ketika janin menjadi semakin jelas, yang terlihat

dengan adanya gerakan dan denyut jantung, Kecemasan orang tua

yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua

mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan

berusaha untuk memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam

keadaan sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa

anaknya dapat meninggal semakin melemah. Kemungkinan

kematian ini terbukti semakin tidak dipikirkan orang tua.

Tugas Perkembangan Ibu Hamil (Maternal) :

1. Menerima Kehamilan

Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah

menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam

gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat penerimaan

dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya

dalam menerima kehamilan. Kesiapan menyambut kehamilan

Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa

kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen

tanggung jawab bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu

kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan (Entwistle,

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 22: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Doering, 1981).Wanita lain memandang kehamilan sebagai suatu

hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun tidak

diinginkan, bergantung pada keadaan. Wanita yang siap menerima

suatu kehamilan akan dipicu gejala - gejala awal untuk mencari

validasi medis tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang

memiliki perasaan kuat, seperti “tidak sekarang,” bukan saya,” dan

“ tidak yakin,” mungkin menunda mencari pengawasan dan

perawatan (Rubin, 1970). Namun , beberapa wanita menunda

validasi medis karena akses keperawatan terbatas, merasa malu,

atau alasan budaya. Untuk orang lain, kehamilan dipandang

sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari

validasi medis dini. Setelah kehamilan dipastikan respon emosi

wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai

syok, tidak yakin, dan putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak

wanita ialah respon” suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang.”

Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai

kehendak alam. Banyak wanita mula- mula terkejut ketika

mendapatkan diri mereka hamil. Namun, seiring meningkatnya

penerimaan terhadap kehadiran seorang anak, akhirnya mereka

menerima kehamilan. Tidak menerima kehamilan tidak dapat

disamakan dengan menolak anak. Seorang wanita mungkin tidak

menyukai kenyataan dirinya hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan.

Respon Emosional Wanita yang bahagia dan senang dengan

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 23: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

kehamilannya sering memandang hal tersebut sebagai pemenuhan

biologis dan merupakan bagian dari rencana hidupnya. Mereka

memiliki harga diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan

hasil akhir untuk dirinya sendiri, untuk bayinya, dan untuk

anggota keluarga yang lain. Meskipun secara umum keadaan

mereka baik, namun kelabilan emosional yang terlihat pada

perubahan mood yang cepat untuk dijumpai pada wanita hamil.

Perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitifitas terhadap

orang lain ini membingungkan calon ibu dan orang- orang di

sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian air mata dan

kemarahan serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar

biasa muncul silih berganti hanya karena suatu provokasi kecil

atau tanpa provokasi sama sekali. Perubahan hormonal yang

merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan, dapat

menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat akan

menstruasi atau selama menopause. Alasan lain, seperti masalah

seksual atau rasa takut terhadap nyeri selama melahirkan, juga

dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak menentu ini.

Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka tentang

terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia bersedia membicarakan hal-

hal yang tidak pernah dibahas atau yang dibahas hanya dalam

keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran- pikirannya dan gejala -

gejala yang dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 24: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk

belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan

wanita hamil dan meningkatkan kemungkinan diselenggarakannya

perawatan yang efektif dan terapeutik untuk mendukung

kehamilan. Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman

yang timbul akibat kehamilan cenderung dianggap sebagai suatu

iritasi dan upaya dilakukan untuk meredakan rasa nyaman tersebut

biasanya membawa keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena

memikirkan anak yang akan lahir dan perasaan dekat dengan anak

membantu menyesuaikan diri terhadap rasa tidak nyaman ini.

Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluhkan

ketidak nyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi

konflik peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih lanjut

tentang toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan

(Lederman, 1984)

2. Mengenal peran ibu

Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap

kehidupan seorang wanita, yakni melalui memori - memori ketika

ia, sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Persepsi kelompok

sosialnya mengenai peran feminim juga membuatnya condong

memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak

menikah, dan mandiri dari pada interdependen. Peran - peran batu

loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi, dan

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 25: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

merawat adik - adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti

menjadi seorang ibu. Banyak wanita selalu menginginkan seorang

bayi, menyukai anak - anak, dan menanti untuk menjadi seorang

ibu. Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini

mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan

akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang

tua (Grossman, Eichler, Winckooff,1980 ;Lederman, 1984).

Wanita yang lain tidak mempertimbangkan dengan terinci arti

menjadi seorang ibu bagi diri mereka sendiri. Konflik selama masa

hamil, seperti tidak menginginkan kehamilan dan keputusan -

keputusan yang berkaitan denga karir dan anak harus diselesaikan,

3. Hubungan Ibu – Anak

Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal,

yakni ketika wanita mulai membayangkan dan melamunkan

dirinya menjadi ibu (Rubin, 1975; Gaffney, 1988a). Mereka mulai

berpikir seakan-akan dirinya adalah seorang ibu dan

membayangkan kualitas ibu seperti apa yang mereka miliki. Orang

tua yang sedang menantikan bayi berkeinginan untuk menjadi

orang tua yang hangat, penuh cinta, dan dekat dengan anaknya.

Mereka mencoba untuk mengantisipasi perubahan - perubahan

yang mungkin terjadi pada kehidupannya akibat kehadiran sang

anak dan membayangkan apakah mereka bisa tahan terhadap

kebisingan, kekacauan, kurangnya kebebasan, dan bentuk

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 26: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

perawatan yang harus mereka berikan. Mereka mempertanyakan

kemampuan mereka untuk membagi kasih mereka kepada anak

yang belum dilahirkan ini. Rubin (1967) menemukan bahwa

wanita “ menerapkan “dan menguji perannya sebagai ibu dengan

mengambil contoh ibunya sendiri atau wanita lain pengganti ibu

yang memberi pelayanan, dukungan, atau berperan sebagai

sumber informasi dan pengalaman. Hubungan ibu - anak terus

berlangsung sepanjang masa hamil sebagai suatu proses

perkembangan(Rubin, 1975)

4. Persiapan melahirkan

Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif mempersiapkan

diri untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca buku,

menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan

wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak

dikenal).Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi

nasihat, arahan, dan perawatan (Patterson, Freese, Goldenberg,

1990). Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses

kelahiran yang aman untuk dirinya dan anaknya (Rubin, 1975).

5. Hubungan dengan Pasangan

Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya

ialah ayah sang anak (Richardson,1983). Semakin banyak bukti

menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh

pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 27: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan

lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas

(Grossman,Eichler,Winckoff,1980; May,1982). Ada 2 kebutuhan

utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil

(Richardson,1983). Kebutuhan pertama ialah menerima tanda –

tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah

merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak

dan mengasimilasi bayi tersebut ke dalam kelurga. Rubin (1975)

menyatakan bahwa wanita hamil harus “memastikan tersedianya

akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga

untuk anggota baru tersebut.” Hubungan pernikahan tidak tetap,

tetapi berubah dari waktu ke waktu. Bertambahnya seorang anak

akan mengubah sifat ikatan pasangan untuk selama – lamanya.

Lederman (1984) melaporkan bahwa hubungan istri dan suami

bertambah dekat selama masa hamil. Dalam studinya, ia

mengatakan bahwa kehamilan berdampak mematangkan

hubungan suami – istri akibat peran dan aspek – aspek baru yang

ditemukan dalam diri masing – masing pasangan.

6. Kesiapan untuk melahirkan

Menjelang akhir trimester III, wanita akan mengalami kesulitan

napas dan gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga

mengganggu tidur ibu. Nyeri pinggang, sering berkemih,

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 28: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

keinginan untuk berkemih, konstipasi, dan timbulnya varies dapat

sangat mengganggu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung

mengganggu kemampuannya melakukan pekerjaan rumah tangga

rutin, dan mengambil posisi yang nyaman untuk tidur dan

istirahat. Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk

menjalani persalinan, apakah disertai rasa suka cita, rasa takut,

atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat untuk melihat hasil

akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat

wanita siap masuk ke tahap persalinan.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Kasus

Keluarga Tn. J, merupakan keluarga yang baru menikah pada bulan Januari 2010.

Keduanya menikah atas dasar saling mencintai. Umur Tn. J 28 tahun, dan istrinya Ny. F

25 tahun. Ny. F saat ini sedang mengandung anak pertama mereka. Usia kandungan

Ny.F memasuki minggu ke 27. Ny.F rutin memeriksakan kandungannya ke bidan dan

pernah satu kali periksa ke dokter kandungan diantar dan dibiayai oleh kakak

perempuannya yang berprofesi sebagi tenaga kesehatn di sebuah RS pemerintah. Tn J

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 29: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

adalah seorang mahasiswa yang saat ini sedang menyelesaikan tugas akhirnya di sebuah

perguruan tinggi swasta di Jogjakarta, dan Ny.F sebelumnya pernah bekerja sebagai guru

honorer di sebuah SMP Negeri, karena aalsan kehamilan yang sering muntah-muntah

dan fisik yang lemah akhirnya Ny.F keluar dari pekerjaannya. Saat ini, sumber keuangan

keluarga Tn.J adalah dari orangtua Tn.J karena baik Tn J maupun Ny.F belum ada yang

bekerja.

Ny. F sering merasakan kesedihan dan merasa kesal dengan suaminya, karena

suaminya dianggap belum siap menjadi seorang suami dan ayah yang baik karena pada

saat ini, Tn.J yang duduk di semester 11 belum juga menyelesaikan tugas akhirnya, serta

tidak mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, karena sebenarnya

Tn.J bisa bekerja apa saja dengan ijazah D3 yang telah dikantonginya. Ny.F menyatakan

bahwa Tn.J jarang sekali pergi ke kampus untuk mengurus tugas akhirnya dan jika

ditanya Tn. J menjadi tersinggung dan marah, sehingga Ny.F cenerung memilih untuk

diam ketimbang mengkomunikasikan permasalahn mereka karena takut Tn.j akan

marah. Kegiatan sehari-hari mereka hanya dihabiskan di rumah kos. Tn.J maupun Ny F

banyak menghabiskan waktu mereka untuk tidur. Pada malam hari Tn.J sering begadang

untuk bermain game online di kosnya.

Puncaknya, selama seminggu ini, komunikasi antara Ny. F dan Tn. J terputus.

Kebanyakan saling berdiam diri. Dan Ny. F sering menangis dan kadang pergi ke luar ke

sekitar kos untuk sekedar menenangkan diri.

Kajian selanjutnya akan dituangkan dalam format pengkajian sebagaimana

tercantum di bawah ini.

B. Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 30: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

1. Pengkajian

a. Data Umum

1) Nama Kepala Keluarga : Tn. J

2) Usia : 28 tahun

3) Pendidikan : D3

4) Pekerjaan : Mahasiswa (belum bekerja)

5) Alamat :

6) Komposisi Anggota Keluarga :

No Nama Umur L/P Agama Hub dgn KK Pendidikan Pekerjaan

1 Ny. F 25 tahun P Islam Istri Sarjana -

Genogram :

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 31: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Keterangan

: Ny. F

: tinggal satu rumah

7) Tipe/Bentuk Keluarga :

Keluarga inti, terdiri dari suami, istri dan calon anak di kandungan

Ny.F.

8) Suku Bangsa :

Keluarga Tn. Berasal dari suku jawa, dan Ny. F berasal dari suku

Lampung

9) Agama :

Keluarga menganut agama Islam. Ny. F rajin melaksanakan ibadah

solat lima waktu, tetapi Tn.J kadang-kadang melewatkan 1 waktu solat

terutama solat subuh karena bangun kesiangan.

10) Status Sosial Ekonomi Keluarga :

Tn. J belum bekerja. Kebutuhan mereka masih ditanggung oleh orang

tua Tn.J. Setiap bulan mereka dikirimi uang sebesar Rp.1.000.000,-

Pengaturan kebutuhan rumah tangga dilakukan oleh Ny.F. dan Ny. F

mengatakan seringnya uang habis sebelum dikirimi bulan berikutnya.

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 32: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Ny.F berniat akan mencari pekerjaan sebagai guru les bahasa Inggris

untuk menambah penghasilan mereka.

11) Aktivitas Keluarga

Tn. J maupun Ny.F sering menghabiskan waktu mereka di kost. Ny F

mengatakan bahwa Tn.J sudah 1 bulan ini tidak pernah ke kampusnya

untuk mengurus tugas akhirnya. Ny.F mengisi waktunya dengan

memasak dan membaca buku. Hampir tidak ada aktivitas rekreasi

bersama, dengan alasan berhemat. Rekreasi yang dilakukan hanya

menonton TV, dan bermain game online bagi Tn.J.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

12) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan childbearing family. Ny.F

sedang mengandung anak usia 27 minggu. Tugas perkembangan

keluarga pada tahap ini adalah :

Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit, keluarga Tn. J

telah menikah selama 1,5 tahun dan akan mempunyai anak 1

dengan kehamilan Ny.F berusia 27 minggu telah membentuk

keluarga sebagai unit yang terdiri dari ayah, ibu dan calon anak.

Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,

keluarga Tn. J mengalami krisis yang diakibatkan perubahan peran

dan tanggung jawab yang cepat dari status lajang menjadi suami

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 33: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

istri dan calon orang tua. Sehingga beberapa permasalahan

muncul pada proses ini.

Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran orang tua kakek dan nenek, keluarga Tn. J

masih mempunyai keluarga dan teman yang bisa memberikan

dukungan tetapi belum dimanfaatkan dengan optimal.

Mensosialisasikan dengan lingkungan besar masing – masing

pasangan, tugas ini sudah dilakukan.

Memperbaiki hubungan setelah terjadinya konflik mengenai tugas

perkembangan dan kebutuhan berbagai anggota keluarga,

keluarga Tn. J membutuhkan bantuan pihak luar baik keluarga,

teman maupun petugas kesehatan dalam menyelesaikan krisis di

keluarganya.

13) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, keluarga

Tn. J mengalami krisis yang diakibatkan perubahan peran dan

tanggung jawab yang cepat dari status lajang menjadi suami istri dan

calon orang tua. Sehingga beberapa permasalahan muncul pada

proses ini.

14) Riwayat keluarga inti

Tn. J dan Ny. F menikah atas keinginan sendiri setelah melalui masa

berpacaran selama 1 bulan. Menurut keduanya, dulu mereka menikah

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 34: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

atas dasar saling mencintai, Menurut Ny. F, pada awalnya Ny. F

merasa belum siap untuk menikah, tetapi atas desakan Tn.J yang tidak

mau menunda pernikahan karena akan menimbulkan fitnah di

masyarakat maka pada akhirnya kemudian menikah walaupun secara

finansial belum siap.

15) Riwayat Keluarga sebelumnya :

Tn. J adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Ayah Tn. J adalah seorang

pensiunan PNS dan pernah mengalami penyakit batu di saluran

kencingnya, sedangkan Ny. F adalah anak ke delapan dari 9

bersaudara, ayah Ny.F juga seorang pensiunan PNS dan tidak ada

riwayat penyakit yang ditirunkan maupun kecacatan yang ada di

keluarganya.

c. Lingkungan

16) Karakteristik rumah :

Rumah yang dihuni Tn. Z merupakan rumah kos ,mereka tinggal di

sebuah kamar berukuran 3 x 4 m2, jenis rumah permanen, lantai

rumah plester. Kamar kos mempunyai 1 jendela dan udara mudah

keluar masuk kamar. Dapur dan kamar mandi diganakan bersama-

sama dengan penghuni kos yang lain yang terletak di belakang rumah.

Sumber air yang digunakan PAM, kualitas air khas kaporit, tidak

berwarna. WC model leher angsa, pembuangan ke septic tank,

sampah dikumpulkan dan diambil oleh petugas dua kali seminggu .

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 35: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Denah rumah :

Keterangan :

1 : kamar

2 : kamar

3 : WC

4 : ruang tamu

5 : sudut dapur

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

1 2 3

45

2,5 m 2,5 m 1 m

2 m

2 m

Page 36: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

17) Karakteristik Tetangga dan Komunitas :

Rumah kos Tn. J terletak di gang yang ramai dan sangat berdekatan

dengan tetangga. Hubungan dengan tetangga kamar kos cukup akrab,

tetapi hubungan dengan lingkungan sekitar rumah kos mereka tidak

dilakukan. Sebagian besar tetangga kamar kos mereka adalah

mahasiswa. Jarak ke Puskesmas kira-kira 2 km, ke rumah sakit kira-

kira 7 km. Alat transportasi motor, beca, dan angkot.

18) Mobilitas Geografi Keluarga

Tn. J baru 2 bulan tinggal di lingkungan tersebut, karena sebelumnya

tinggal di tempat lain. Sebelumnya, Tn.J dan Ny.F terpisah, Ny.F dulu

tinggal bersama orang tua Tn.J di Sumatra ketika Ny.F masih bekerja.

Dengan alasan sedih jauh dari suami, akhirnya Ny.F memutuskan

untuk menyusul suaminya di Jogjakarta..

19) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn. J kadang berkunjung ke rumah kakaknya yang berbeda

kota dengan mereka. Ny. F mengatakan hubungannya cukup baik

dengan keluarga suaminya. Keluarga Ny. F jarang berkunjung karena

jarak yang sangat jauh. Keluarga mereka tidak pernah mengikuti

kegiatan yang ada di lingkungan rumah kos mereka.

20) Sistem pendukung keluarga

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 37: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Keluarga Tn. J maupun Ny.F selalu memberikan dukungan baik materi

maupun moril kepada mereka, apalagi dengan kondisi kehamilan Ny.F

yang semakin membesar, saudara-saudara dari keduanya sering

merasa kasihan dan terkadang mengirimkan sedikit uang untuk

dibelikan susu dan vitamin bagi Ny.F.

d. Struktur Keluarga

21) Pola dan Proses Komunikasi

Komunikasi antara anggota keluarga pada awalnya sangat lancar,

harmonis, saling membantu dan saling pengertian. Namun lama

kelamaan Tn.J cenderung tertutup apalagi jika disinggung masalah

kuliahnya yang tidak kunjung selesai Tn.J sering marah kepada Ny.F.

Akhirnya komunikasi terjalin hanya sebatas hal – hal umum rutinitas

rumah tangga. Semakin hari pola komunikasi semakin tidak

berkualitas, di kos Tn. J cenderung diam dan sibuk dengan game

online di laptopnya.

22) Struktur Kekuatan

Pengendali keluarga adalah Tn. J sebagai kepala keluarga. Secara

umum tidak ada yang mendominasi kekuasaan hanya struktur

tertinggi dipegang oleh kepala keluarga. Jika ada anggota keluarga

yang sakit akan dilakukan upaya mendapatkan perawatan dan

pengobatan sesuai dengan kemampuan dan keyakinan keluarga.

23) Struktur peran :

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 38: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Tn. J sebagai kepala keluarga belum menjalankan perannya sebagai

mestinya untuk mencari nafkah, Ny. F sebagai istri menjalankan

peran menyiapkan kebutuhan suami dan menyelesaikan pekerjaan

rumah tangga.

24) Nilai – nilai dan norma – norma budaya :

Nilai – nilai yang dianut keluarga sesuai dengan nilai atau masyarakat

dimana keluarga tinggal.

e. Fungsi – Fungsi Keluarga

25) Fungsi Afektif :

Ny. F menyampaikan sebetulnya antar anggota keluarga saling

menyayangi. Tetapi karena Tn.J belum bekerja dan tidak juga serius

menyelesaikan tugas akhirnya, akhirnya membuat Ny.F merasa kesal

dan bersedih karena menganggap suaminya belum siap menjadi

seorang suami dan ayah yang baik bagi keluarganya.

26) Fungsi Sosialisasi :

Sosialisasi di dalam keluarga inti masih terdapat hambatan karena

kurangnya komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar juga

kurang berjalan dengan baik.

27) Fungsi Perawatan Kesehatan :

f. Koping Keluarga

28) Stressor keluarga jangka pendek :

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 39: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Ny. F sering merasa sedih dan kesal karena Tn.J belum bekerja dan

dianggap tidak serius untuk nsegera menyelesaikan tugas akhirnya

padahal saat ini Ny.F sedang hamil anak mereka yang sudah berusia

27 minggu. Ny.F mengatakan bahwa Tn.J belum siap menjadi seorang

suami dan ayah yang baik.

Tn. J mengatakan bahwa sebenarnya ia belum siap menjalani

pernikahan ini, dia mengatakan bahwa dulu hanya mengikuti emosi

sesaat saja untuk menikah.

29) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :

Kesal dengan kondisi seperti ini Ny. F menjaga jarak dengan suami,

dan Ny.F tidak berani menyinggung soal pekerjaan dan kuliah Tn. J

karena takut suaminya akan marah.

30) Strategi koping yang digunakan :

Jika ada masalah Ny. F cenderung banyak diam, Tn. J cenderung

mudah marah meskipun sebenarnya Tn.J memiliki karakter yang

tertutup. Ny. F selalu menceritakan permasalahannya dengan

kakaknya.

31) Strategi adaptasi disfungsional :

Ny. F cenderung banyak diam, Tn. J cenderung mudah marah,

komunikasi yang terjalin menjadi tidak efektif dan tidak berkualitas.

32) Pemeriksaan fisik

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 40: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

No Aspek yang diperiksa Ny. F Tn.J

1 Tekanan darah 100/60 mmHg 100/70 mmHg

Nadi 90 x/m 85 x/m

Respirasi 22x/m 20 x/m

BB 60 kg 65 kg

Suhu Tidak diukur Tidak diukur

Kepala dan leher :

Rambut dan kulit kepala Rambut panjang

sebahu, kulit kepala

bersih

kering, rambut

tampak tidak disisir

Mata :

Konjungtiva Tidak Anemis Tidak anemis

Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik

Fungsi penglihatan Baik, tidak memakai

alat bantu

Baik, tidak memakai

alat bantu

Hidung : fungsi penciuman Baik Baik

Telinga : fungsi

pendengaran

Bersih, dapat

menjawab

pertanyaan yang

Baik

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 41: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

diajukan

Mulut dan gigi Bersih, gigi lengkap Gigi tampak

kehitaman dan

banyak karang gigi

2 Leher Tidak ada

pembesaran kelenjar,

JVP tidak meninggi

Tidak ada

pembesaran kelenjar,

JVP tidak meninggi

3 Dada Bunyi nafas vesikuler,

bunyi jantung murni

reguler

Bunyi nafas vesikuler,

bunyi jantung murni

reguler

4 Abdomen Tidak ada distensi, BU

16x/m

Teraba panas, tidak

distensi, bising usus

lemah

5 Ekstremitas Dapat bergerak tanpa

keluhan

Lemah

6 Genitalia

BAB BAB 1 x/hari BAB 1 – 2x/hari

BAK Lancar Lancar, masih

mengompol di malam

hari

Catatan : Tn Z tidak dilakukan pemeriksaan fisik, karena tidak ada di rumah.

6. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 42: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Ny. F berharap asuhan keperawatan keluarga bisa membantu

memecahkan permasalahan yang ada di keluarganya.

Analisis Data

No Data Diagnosis Keperawatan

1 Data Subjektif :

Ny. W mengatakan An. Z sedang sakit panas, batuk dan pilek

Ny. W mengatakan An. Z telah diberikan obat syrup yang

dibeli di apotek

Ny. W mengatakan kalau anak – anaknya sakit selalu dipijat

oleh paraji dan diberikan ramuan oles parutan bawang,

ketimun dan minyak telon

Data Objektif :

An. Z tidur di kamar yang suasananya agak gelap

TTV : Suhu : 39,2 oC, Nadi : 105x/m, Respirasi : 42x/m

Bunyi Nafas : ronchi

Teraba panas dan pembesaran kelenjar getah bening di

bawah mandibula

Suasana rumah agak gelap, lembab dan pengap karena

jendela selalu tertutup kain gordeng

2 Data Subjektif :

Ny. W mengatakan sangat kesal dengan suaminya, karena

suami tidak membantu pengasuhan anak dan

membebankan semua urusan rumah tangga kepada dirinya

Ny. W mengatakan dirinya sangat kelelahan dengan

pekerjaan rumah tangga, pengasuhan anak dan

pekerjaannya sebagai guru free lance bahasa

Beban psikologis anggota

keluarga (Ny. W) pada

keluarga tn. Z

berhubungan dengan

perubahan peran dan

tanggung jawab menjadi

orang tua

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 43: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Ny. W mengatakan kesulitan untuk beristirahat, dan kadang

membiarkan An. Z main sendirian di rumah atau halaman

bahkan pernah hilang di gang ketika Ny. W ketiduran sambil

menyusui An. A

Ny. W mengatakan inisiatifnya untuk bekerja adalah untuk

membantu perekonomian keluarga, rumah masih ngontrak

Ny. W mengatakan selama 2 hari ini sudah tidak mengobrol

lagi dengan suaminya, kebanyakan saling berdiam diri

Ny. W mengatakan suka mengurung diri di kamar dan

menangis dan kadang pergi ke rumah orang tuanya untuk

menenangkan diri

Ny. W mengatakan merasa kesal jika anak – anak melakukan

kesalahan dan akhirnya marah - marah

Data Objektif :

Tn. Z tidak ada di rumah

Ny. W berwajah ketus dan tidak bersahabat saat menerima

perawat

TTV : TD : 100/60 mmHg, N : 90x/m, R : 22x/m

Raut wajah bereskpresi kesal dan kelelahan

3 Data Subjektif :

Ny. W mengatakan sedang hamil anak ke tiga dengan umur

kehamilan kira – kira 2 bulan, dengan hasil PP Test positif,

HPHT tidak ingat

Ny. W mengatakan tidak pernah ber KB karena keyakinan

agama

Ny. W mengatakan anak – anak tidak diimunisasi karena

repot kalau jadi sakit, tidak ke posyandu dan belum

diperiksa kehamilan ke tenaga kesehatan

Perilaku mencari

pertolongan kesehatan

yang tidak sesuai

berhubungan dengan

KMK memanfaatkan

fasilitas dan pelayanan

kesehatan yang ada

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 44: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Ny. W mengatakan tidak mempunyai jaminan kesehatan,

jika ada anggota keluarga sakit akan meminta bantuan paraji

untuk dipijat atau diberikan ramuan tradisional

Data Objektif :

PP test positif, ballotement (+)

Conjungtiva Ny. W anemis

BB Ny. W 41 kg

BB An. Z 9,5 kg, tidak diimunisasi, pola makan tidak teratur

BB An. A sehat 8, 1 kg, tidak diimunisasi, pola makan tidak

sesuai dengan usia (bubur instan susu)

Prioritas Masalah :

Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An. Z di Keluarga Tn Z berhubungan dengan

ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan ISPA.

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah : Aktual 3/3 x 1 =

1

An. Z mengalami gangguan sistem

pernafasan atas ditandai dengan :

TTV : Suhu : 39,2 oC, Nadi : 105x/m,

Respirasi : 42x/m

Bunyi Nafas : ronchi

Teraba panas dan pembesaran kelenjar

getah bening di bawah mandibula

2 Kemungkinan 2/2 x 2 = Latar belakang pendidikan Tn. Z dan Ny. W

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 45: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

masalah dapat diubah

: mudah

2 adalah sarjana sehingga memudahkan untuk

menerima informasi dan penjelasan yang

diberikan oleh petugas

3 Potensi masalah

untuk dicegah : cukup

2/3 x 1 =

2/3

Masalah lebih lanjut belum terjadi dan dapat

dicegah dengan dukungan keluarga dalam

komunikasi dua arah dan keluarga Tn. Z

cukup mampu untuk melaksanakannya

4 Menonjolnya masalah

: masalah berat harus

segera ditangani

2/2 x 1 =

1

Keadaan ekonomi keluarga cukup sehingga

sangat mungkin keluarga untuk meminta

bantuan layanan kesehatan terdekat, hanya

perlu kesepakatan pembagian tugas untuk

mengantar anak berobat

Total skor 4 2/3

Beban psikologis anggota keluarga (Ny. W) pada keluarga Tn. Z berhubungan dengan

perubahan peran dan tanggung jawab menjadi orang tua

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah :

Ancaman kesehatan

2/3 x1 =

2/3

Anggota keluarga (Ny. W) mengatakan

sangat kesal dengan suaminya, karena suami

tidak membantu pengasuhan anak dan

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 46: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

membebankan semua urusan rumah tangga

kepada dirinya, sangat kelelahan dengan

pekerjaan rumah tangga, pengasuhan anak

dan pekerjaannya sebagai guru free lance

bahasa, kesulitan untuk beristirahat, dan

kadang membiarkan An. Z main sendirian di

rumah atau halaman bahkan pernah hilang

di gang ketika Ny. W ketiduran sambil

menyusui An. A, selama 2 hari ini sudah tidak

mengobrol lagi dengan suaminya,

kebanyakan saling berdiam diri, suka

mengurung diri di kamar dan menangis,

serta merasa kesal jika anak – anak

melakukan kesalahan dan akhirnya marah –

marah

2 Kemungkinan

masalah dapat

diubah : Sebagian

½ x2 =1 Ny. W kadang pergi ke rumah orang tuanya

untuk menenangkan diri dan ada perawat

yang memberikan informasi untuk

mengatasi beban psikologis pada perubahan

peran dan tanggung jawab menjadi orang

tua.

3 Potensi masalah

untuk dicegah :

cukup

2/3 x 1 =

2/3

Masalah lebih lanjut belum terjadi dan dapat

dicegah dengan sikap ibu yang terbuka dan

dukungan dari keluarga lainnya

4 Menonjolnya 2/2 x1 = 1 Beban psikologis Ny. W perlu segera

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 47: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

masalah : masalah

berat harus segera

ditangani

ditangani, karena akan berpengaruh

kedalam kehidupan berkeluarga sehari –

hari, tumbuh kembang anak dan kualitas

hidup Ny. W sendiri

Total skor 3 1/3

Perilaku mencari pertolongan kesehatan yang tidak sesuai di keluarga Tn. Z

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah :

Ancaman Kesehatan

2/3 x 1 =

2/3

Ny. W mengatakan sedang hamil anak ke

tiga dengan umur kehamilan kira – kira 2

bulan, dengan hasil PP Test positif, HPHT

tidak ingat, tidak pernah ber KB karena

keyakinan agama, anak – anak tidak

diimunisasi karena repot kalau jadi sakit,

tidak ke posyandu dan belum diperiksa

kehamilan ke tenaga kesehatan dan tidak

mempunyai jaminan kesehatan, jika ada

anggota keluarga sakit akan meminta

bantuan paraji untuk dipijat atau diberikan

ramuan tradisional, ballotement (+),

Conjungtiva Ny. W anemis, BB Ny. W 41 kg,

BB An. Z 9,5 kg, tidak diimunisasi, pola

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 48: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

makan tidak teratur, BB An. A sehat 8, 1 kg,

tidak diimunisasi, pola makan tidak sesuai

dengan usia (bubur instan susu)

2 Kemungkinan

masalah dapat

diubah : Sebagian

½ x 2 = 1 Ny. W mempunyai keinginan keluarganya

sehat dan kandungannya berjalan lancar,

selalu menggunakan pengobatan alternatif

dalam meningkatkan dan pemeliharaan

kesehatannya

3 Potensi masalah

untuk dicegah :

cukup

2/3 x 1 =

2/3

Masalah yang lebih lanjut belum terjadi,

hanya perlu disampaikan mengenai KB yang

merupakan cara teraman bagi ibu untuk

tidak hamil dulu setelah kelahiran anak ke

tiga nanti dan mengurangi resiko kematian

ibu

4 Menonjolnya

masalah : Masalah

tidak dirasakan

0/2 x 1 = 0 Keluarga tidak merasakan sebagai masalah

Total skor 2 1/3

i. Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan prioritas masalah maka diagnosis keperawatan pada keluarga

Tn. Z adalah :

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 49: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An. Z di Keluarga Tn. Z

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga dengan ISPA ditandai dengan :

Data Subjektif :

Ny. W mengatakan An. Z sedang sakit panas, batuk dan pilek

Ny. W mengatakan An. Z telah diberikan obat syrup yang dibeli di

apotek

Ny. W mengatakan kalau anak – anaknya sakit selalu dipijat oleh

paraji dan diberikan ramuan oles parutan bawang, ketimun dan

minyak telon

Data Objektif :

An. Z tidur di kamar yang suasananya agak gelap

TTV : Suhu : 39,2 oC, Nadi : 105x/m, Respirasi : 42x/m, tidak ada

retraksi dinding dada

Bunyi Nafas : ronchi

Teraba panas dan pembesaran kelenjar getah bening di bawah

mandibula

Suasana rumah agak gelap, lembab dan pengap karena jendela selalu

tertutup kain gordeng

b. Beban psikologis anggota keluarga (Ny. W) di Keluarga Tn. Z

berhubungan dengan bertambahnya tanggung jawab menjadi orang tua

ditandai dengan :

Data Subjektif :

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 50: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Ny. W mengatakan sangat kesal dengan suaminya, karena suami

tidak membantu pengasuhan anak dan membebankan semua urusan

rumah tangga kepada dirinya

Ny. W mengatakan dirinya sangat kelelahan dengan pekerjaan rumah

tangga, pengasuhan anak dan pekerjaannya sebagai guru free lance

bahasa

Ny. W mengatakan kesulitan untuk beristirahat, dan kadang

membiarkan An. Z main sendirian di rumah atau halaman bahkan

pernah hilang di gang ketika Ny. W ketiduran sambil menyusui An. A

Ny. W mengatakan inisiatifnya untuk bekerja adalah untuk

membantu perekonomian keluarga, rumah masih ngontrak

Ny. W mengatakan selama 2 hari ini sudah tidak mengobrol lagi

dengan suaminya, kebanyakan saling berdiam diri

Ny. W mengatakan suka mengurung diri di kamar dan menangis dan

kadang pergi ke rumah orang tuanya untuk menenangkan diri

Ny. W mengatakan merasa kesal jika anak – anak melakukan

kesalahan dan akhirnya marah - marah

Data Objektif :

Tn. Z tidak ada di rumah

Ny. W berwajah ketus dan tidak bersahabat saat menerima perawat

TTV : TD : 100/60 mmHg, N : 90x/m, R : 22x/m

Raut wajah bereskpresi kesal dan kelelahan

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 51: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

c. Perilaku mencari pertolongan kesehatan yang tidak sesuai di Keluarga Tn.

Z berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan yang ada ditandai dengan :

Data Subjektif :

Ny. W mengatakan sedang hamil anak ke tiga dengan umur

kehamilan kira – kira 2 bulan, dengan hasil PP Test positif, HPHT tidak

ingat

Ny. W mengatakan tidak pernah ber KB karena keyakinan agama

Ny. W mengatakan anak – anak tidak diimunisasi karena repot kalau

jadi sakit, tidak ke posyandu dan belum diperiksa kehamilan ke

tenaga kesehatan

Ny. W mengatakan tidak mempunyai jaminan kesehatan, jika ada

anggota keluarga sakit akan meminta bantuan paraji untuk dipijat

atau diberikan ramuan tradisional

Data Objektif :

PP test positif, ballotement (+)

Conjungtiva Ny. W anemis

BB Ny. W 41 kg

BB An. Z 9,5 kg, tidak diimunisasi, pola makan tidak teratur

BB An. A sehat 8, 1 kg, tidak diimunisasi, pola makan tidak sesuai

dengan usia (bubur instan susu)

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

Page 52: Asuhan Keperawatan Keluarga Child Umar

Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing