aspek medikolegal kematian mendadak akibat penyakit.docx

Upload: rezki-harisoe

Post on 04-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 ASPEK MEDIKOLEGAL KEMATIAN MENDADAK AKIBAT PENYAKIT.docx

    1/9

    ASPEK MEDIKOLEGAL KEMATIAN MENDADAK AKIBAT PENYAKIT ( NATURAL SUDDEN DEATH)

    Filed under: ILMU KEDOKTERAN Leave a comment

    November 17, 2010

    Fahmi Arief Hakim, dr, SpF.

    Bagian forensik FK UNJANI

    PENDAHULUAN

    Kematian mendadak akibat penyakit seringkali mendatangkan kecurigaan baik bagi penyidik, masyakat

    atau keluarga , khususnya bila yang meninggal adalah orang yang cukup dikenal oleh masyarakat , orang

    yang meninggal di rumah tahanan dan ditempat-tempat umum seperti : Hotel, cottege, terminal,

    cattage, motel, atau di dalam kendaraan. Kecurigaan adanya unsur kriminal pada kasus kematian

    mendadak terutama disebabkan masalah TKP (tempat kejadian perkara) yaitu bukan di rumah

    korban atau di rumah sakit melainkan di tempat umum karena alasan tersebut kematian mendadak

    termasuk kasus forensik walaupun hasil otopsinya menunjukan kematian diakibatkan oleh misalnya

    penyakit jantung koroner, perdarahan otak atau pecahnya berry aneurisma.

    Penentuan sebab kematian menjadi penting terkait dengan kepentingan hukum, perubahan status

    almarhum dan keluarganya, serta hak dan kewajiban yang timbul dari meninggalnya orang tersebut.

    Autopsi sebagai suatu jalan penentuan sebab kematian merupakan pilihan solusi saat berhadapan

    dengan suatu kematian mendadak.

    Definisi WHO untuk kematian mendadak adalah kematian yang terjadi pada 24 jam sejak gejala-gejala

    timbul, namun pada kasus-kasus forensik, sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan menit atau

    bahkan detik sejak gejala pertama timbul. Kematian mendadak tidak selalu tidak diduga, dan kematian

    yang tak diduga tidak selalu terjadi mendadak, namun amat sering keduanya ada bersamaan pada suatu

    kasus.

  • 8/13/2019 ASPEK MEDIKOLEGAL KEMATIAN MENDADAK AKIBAT PENYAKIT.docx

    2/9

    Terminologi kematian mendadak dibatasi pada suatu kematian alamiah yang terjadi tanpa diduga dan

    terjadi secara mendadak, mensinonimkan kematian mendadak dengan terminologi sudden natural

    unexpected death. Kematian alamiah di sini berarti kematian hanya disebabkan oleh penyakit bukan

    aibat trauma atau racun .

    PREVALENSI

    Kematian mendadak terjadi empat kali lebih sering pada laki-laki dibandingkan pada perempuan.Penyakit pada jantung dan pembuluh darah menduduki urutan pertama dalam penyebab kematian

    mendadak, dan sesuai dengan kecenderungan kematian kematian mendadak pada laki-laki yang lebih

    besar, penyakit jantung dan pembuluh darah juga memiliki kecenderungan serupa. Penyakit jantung dan

    pembuluh darah secara umum menyerang laki-laki lebih sering dibanding perempuan dengan

    perbandingan 7 :1 sebelum menopause, dan menjadi 1 : 1 setelah perempuan menopause. Di Indonesia,

    seperti yang dilaporkan Badan Litbang Departemen Kesehatan RI, persentase kematian akibat penyakit

    ini meningkat dari 5,9% (1975) menjadi 9,1% (1981), 16,0% (1986) dan 19,0% (1995).

    Tahun 1997 -2003 di Jepang dilakukan penelitian pada 1446 kematian pada kecelakaan lalu lintas dan

    dari autopsi pada korban kecelakaan lalu lintas di Dokkyo University dikonfirmasikan bahwa 130 kasus

    dari 1446 kasus tadi penyebab kematiannya digolongkan dalam kematian mendadak, bukan karena

    trauma akibat kecelakaan lalu lintas.

    PENGGOLONGAN KEMATIAN ALAMIAH

    Kematian alamiah dapat dibagi menjadi dua kategori besar yaitu:

    Kematian yang terjadi dimana ada saksi mata dan keadaan dimana faktor fisik dan emosi mungkin

    memainkan peran, juga dapat terjadi saat aktivitas fisik, dimana cara mati dapat lebih mudah

  • 8/13/2019 ASPEK MEDIKOLEGAL KEMATIAN MENDADAK AKIBAT PENYAKIT.docx

    3/9

    diterangkan atau kematian tersebut terjadi selama perawatan/pengobatan yang dilakukan oleh dokter (

    Attendaned Physician).

    Keadaan dimana mayat ditemukan dalam keadaan yang lebih mencurigakan seringnya diakibatkan TKP

    nya atau pada saat orang tersebut meninggal tidak dalam perawatan atau pengobatan dokter

    (unattendaned physician), terdapat kemungkinan hadirnya saksi-saksi yang mungkin ikut bertanggungjawab terhadap terjadinya kematian.

    Pada kematian alamiah kategori pertama, kematian alamiah dapat dengan lebih mudah ditegakkan, dan

    kepentingan dilakukannya autopsi menjadi lebih kecil. Pada kematian alamiah kategori kedua, sebab

    kematian harus benar-benar ditentukan agar cara kematian dapat ditentukan dan kematian alamiah dan

    tidak wajar sedapat mungkin ditentukan dengan cara apakah kekerasan atau racun ikut berperan

    dalam menyebabkan kematian.

    Pada kematian alamiah kategori kedua, karena keadaan yang lebih mencurigakan, polisi akan

    mengadakan penyidikan dan membuat surat permintaan visum et repertum. Pada keadaan ini hasil

    pemeriksaan akan dituangkan dalam visum et repertum, dan persetujuan keluarga akan menjadi

    prioritas yang lebih rendah dari kepentingan penegakan hukum.

    ASPEK MEDIKOLEGAL NATURAL SUDDEN DEATH

    Pada tindak pidana pembunuhan, pelaku biasanya akan melakukan suatu tindakan/usaha agar tindak

    kejahatan yang dilakukanya tidak diketahui baik oleh keluarga, masyarakat dan yang pasti adalah pihak

    penyiidik (polisi) , salah satu modus operandus yang bisa dilakukan adalah dengan cara membawa

    jenazah tersebut ke rumah sakit dengan alasan kecelakaan atau meninggal di perjalanan ketika menuju

    kerumah sakit (Death On Arrival) dimana sebelumnya almarhum mengalami serangan suatu penyakit (

    natural sudden death).

    Pada kondisi diatas, dokter sebagai seorang profesional yang mempunyai kewenangan untuk

    memberikan surat keterangan kematian harus bersikap sangat hati-hati dalam mengeluarkan dan

    menandatangani surat kematian pada kasus kematian mendadak (sudden death) karena dikhawatirkan

    kematian tersebut setelah diselidiki oleh pihak penyidik merupakan kematian yang terjadi akibat suatu

  • 8/13/2019 ASPEK MEDIKOLEGAL KEMATIAN MENDADAK AKIBAT PENYAKIT.docx

    4/9

    tindak pidana. Kesalahan prosedur atau kecerobohan yang dokter lakukan dapat mengakibatkan dokter

    yang membuat dan menandatangani surat kematian tersebut dapat terkena sangsi hukuman pidana.

    Ada beberapa prinsip secara garis besar harus diketahui oleh dokter berhubungan dengan kematian

    mendadak akibat penyakit yaitu:

    Apakah pada pemeriksaan luar jenazah terdapat adanya tanda-tanda kekerasan yang signifikan dandapat diprediksi dapat menyebabkan kematian ?

    Apakah pada pemeriksaan luar terdapat adanya tanda-tanda yang mengarah pada keracunan ?

    Apakah almarhum merupakan pasien (Contoh: Penyakit jantung koroner) yang rutin datang berobat ke

    tempat praktek atau poliklinik di rumah sakit ?

    Apakah almarhum mempunyai penyakit kronis tetapi bukan merupakan penyakit tersering penyebab

    natural sudden death ?

    Adanya kecurigaan atau kecenderungan pada kematian yang tidak wajar berdasarkan kriteria tersebut,

    maka dokter yang bersangkutan harus melaporkan kematian tersebut kepada penyidik (polisi) dan tidak

    mengeluarkan surat kematian.

    LESI PENYEBAB

    Lesi yang dapat menyebabkan kematian alamiah yang mendadak secara garis besar terdiri dari 3golongan :2

    Grup terbesar adalah lesi yang diakibatkan oleh proses penyakit yang berjalan perlahan atau insidental

    berulang yang merusak organ vital tanpa menimbulkan suatu gejala renjatan akut sampai terjadi suatu

    penghentian fungsi organ vital yang tiba-tiba. Salah satu contoh yang paling baik untuk golongan ini

    adalah kematian mendadak akibat penyakit jantung koroner.

    Terjadinya ruptur pembuluh darah yang mendadak dan tak terduga, yang diikuti dengan perdarahan

    yang berakibat fatal. Contoh golongan ini adalah pecahnya aneurisma aorta dengan perdarahan ke

    dalam pericardial sac atau pecahnya aneurisma pada sirkulus Willisi yang menyebabkan perdarahan

    subdural.

    Golongan ketiga mencakup infeksi latent atau infeksi hebat yang perjalanan penyakitnya berkembang

    tanpa menunjukkan gejala yang nyata atau bermakna sampai terjadi kematian. Contohnya adalah

    endokarditis bakterial atau obstruksi mendadak usus karena volvulus.

  • 8/13/2019 ASPEK MEDIKOLEGAL KEMATIAN MENDADAK AKIBAT PENYAKIT.docx

    5/9

    Pengenalan sebab kematian pada kasus kematian mendadak secara mendasar adalah proses

    interpretasi yang mencakup deteksi perubahan patologis yang ditemukan secara anatomis, patologi

    anatomi, bakteriologis dan kimiawi serta seleksi lesi yang ditemukan yang dianggap mematikan bagi

    korban.

    Menurut sistem tubuh, lesi yang menyebabkan kematian mendadak dapat dibagi atas :2

    1. Penyakit jantung dan pembuluh darah

    a. Penyumbatan arteri koroner

    b. Lesi miokard, katup jantung, endocardium dan pericardium

    c. Penyakit jantung kongenital

    d. Lesi aorta

    2. Penyakit respirasi

    a. Lesi yang menyebabkan asfiksia

    b. Perdarahan dari jalan nafas

    c. Pneumothorax

    d. Infeksi paru

  • 8/13/2019 ASPEK MEDIKOLEGAL KEMATIAN MENDADAK AKIBAT PENYAKIT.docx

    6/9

    3. Penyakit otak dan lesi intrakranial lain

    4. Penyakit saluran cerna dan urogenital

    a. Perdarahan ke dalam saluran cerna

    b. Perdarahan intra-abdomen

    c. Syok

    d. Infeksi peritoneum

    e. Lesi urogenital

    5. Lain-lain

    a. Addison disease

    b. Pheochromocytoma dari medula adrenal yang menyebabkan hiperadrenalin

    c. Senile marasmus

    d. Diabetes melitus

    e. Hemochromatosis

  • 8/13/2019 ASPEK MEDIKOLEGAL KEMATIAN MENDADAK AKIBAT PENYAKIT.docx

    7/9

    f. Discrasias darah

    g. Status lymphaticus

    h. Hipertiroid

    i. Malaria

    j. Deformitas berat dari spinal

    k Perdarahan dari ulcus varises di kaki

    l. Penyebab yang belum dapat ditentukan

    6. Anak

    a. Anomali kongenital

    b. Penyakit infeksi

    c. Konvulsi dengan asfiksia

    d. Penyakit defisiensi

  • 8/13/2019 ASPEK MEDIKOLEGAL KEMATIAN MENDADAK AKIBAT PENYAKIT.docx

    8/9

    PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

    Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyebab terbanyak yang terdeteksi dalam kematian

    mendadak, menyebabkan kematian 300.000 sampai 400.000 setahun di Amerika.1,3,6

    Penyakit Arteri Koroner

    Arteri koroner adalah pembuluh darah yang memberi makan jantung, sehingga kerusakan pada arteri

    koroner akan sangat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan hidup jantung. Stenosis dari koroner oleh

    ateroma sangat sering terjadi, konsekuensinya terjadi pengurangan aliran darah ke otot jantung yang

    dapat menyebabkan kematian dengan berbagai cara.1,4

    Insufisiensi koroner akibat penyempitan lumen utama yang mengakibatkan iskemia kronik dan hipoksia

    dari otot-otot jantung di bawah stenosis. Otot jantung yang mengalami hipoksia mudah menyebabkan

    aritmia dan fibrilasi ventrikel, terutama pada adanya beban stress seperti olahraga atau emosi.

    Komplikasi dari ateroma dapat memperburuk stenosis koroner dan kematian otot jantung yang

    mengikutinya. Plak ateroma ulseratif dapat pecah atau hancur, mengisi sebagian atau seluruh pembuluh

    darah dengan kolesterol, lemak dan debris fibrosa. Pecahan ini akan terbaca ke arah distal pembuluhdarah dan pada percabangan pembuluh darah menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan multipel

    mini-infark. Bagian endotel dari plak yang hancur dapat bertindak seperti katup dan menutup total

    pembuluh darah. Komplikasi lain adalah perdarahan sub-intima yang terjadi pada plak,

    membesarkannya secara tiba-tiba dan menutup lumen pembuluh darah.

    Trombosis koroner

    Miokard infark, terjadi ketika stenosis berat terjadi atau terjadi oklusi total dari pembuluh darah, bila

    pembuluh darah kolateral di tempat bersangkutan tidak cukup memberi darah pada daerah yang

    bersangkutan. Infark umumnya baru terjadi bila lumen tertutup lebih dari atau sama dengan 70%.

    Lesi pada sistem konduksi jantung. Efek dari infark yang besar adalah mengurangi fungsi jantung karena

    kegagalan pompa dan otot yang mati tidak dapat berkontraksi atau menyebabkan aritmia dan fibrilasi

    ventrikel. Infark yang dapat dilihat dengan mata secara makroskopik tidak terjadi saat kematian

    mendadak, karena perlu beberapa jam agar oklusi jantung menjadi jelas. Tapi efek fatal dari infark dapat

    terjadi pada setiap saat setelah otot menjadi iskemik.

  • 8/13/2019 ASPEK MEDIKOLEGAL KEMATIAN MENDADAK AKIBAT PENYAKIT.docx

    9/9

    Infark miokard yang ruptur dapat menyebabkan kematian mendadak karena hemoperkardium dan

    tamponade jantung. Keadaan ini umumnya terjadi pada wanita tua, yang mempunyai miokardium yang

    rapuh, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada semua orang. Keadaan ini cenderung terjadi

    dua atau tiga hari setelah onset infark dan bagian otot yang infark menjadi lunak. Ruptur terkadang

    terjadi pada septum interventrikuler, menyebabkan left-right shunt pada jantung.

    Fibrosis miokard, terjadi ketika infark miokard menyembuh karena miokardium tidak dapat

    berprofilerasi. Sebuah daerah fibrosis yang besar di ventrikel kiri dapat kemudian membengkak karena

    tekanan yang tinggi selama sistole membentuk aneurisma jantung yang mengurangi fungsi jantung.

    Ruptur otot papilaris, dapat terjadi karena infark dan nekrosis. Keadaan ini memungkinkan katup mitral

    mengalami prolaps dengan gejala insufisiensi mitral dan bahkan kematian.

    REPERENSI

    Knight B. Simpsons Forensic Medicine. Eleventh Edition. New York : Arnold, 1997 : 105 20.

    Gonzales TA, Vance M, Helpern M, Umberger CJ. Legal Medicine. Pathology and toxicology. 2nd edition.

    New York : Appleton century croft. 1954 :10251.

    Di Maio DJ, Di Maio VJM. Forensic Pathology. Florida : CRC Press. 2000 : 4386.

    Motozawa Y, Yokoyama T, Hitosugi M, et all. Analysis of sudden natural deaths while driving with

    forensic autopsy findings. Available from : http: www-nrd.nhtsa.dot.gov/pdf/nrd-01/esv/esv19/05-0112-

    W.pdf.

    Knight B. Forensic Pathology. Second Edition. New York : Oxford University Press. 1996 : 487516.

    Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik

    FKUI.1997.