diagnosis dan penatalaksanaan tuli mendadak

Upload: alphyn-wayan

Post on 13-Oct-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuli Mendadak

Pembimbing :Dr. Yuswandi Affandi, Sp.THTDr. Tantri Kurniawati, SP.THT-KLDisusun Oleh:Farah Farhanah binti MansorPeriode 20 Januari 2014 22 Februari 2014

Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuli MendadakJOURNAL READING AbstrakLatar belakangTuli mendadak didefinisikan sebagai kehilangan pendengaran yang tiba-tiba, tuli sensorineural dan bersifat idiopatik. Tuli mendadak merupakan salah satu kegawatdaruratan di bagian THT-KL.Jurnal ini mengkaji efek pemberian terapi dini pada kasus tuli mendadak terhadap peningkatan ambang dengar yang pada pasien termasuk pada kelompok partial recovery.

AbstrakMethodDilakukan pemeriksaan secara prospektif hubungan antara pemberian terapi dini pada kasus tuli mendadak terhadap peningkatan ambang dengar pada pasien laki-laki usia 68 tahun yang datang ke poli THT RSUP dr. M. Djamil Padang pada tanggal 15 Agustus 2011 hingga 27 Agustus 2011.

AbstrakKesimpulan Pemberian terapi dini pada kasus ini memberikan peningkatan ambang dengar yang termasuk pada kelompok partial recovery. PendahuluanTuli mendadak atau sudden deafness atau sudden sensorineural hearing loss (SSNHL) didefinisikan sebagai kehilangan pendengaran sensorineural yang lebih dari 30 dB pada 3 frekuensi berturut turut dalam onset 3 hari, sering unilateral dan bersifat idiopatik. Etiologi tuli mendadak masih belum diketahui secara pasti namun terdapat banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli sebagai faktor resiko terjadinya tuli mendadak. PendahuluanPrevalensi tuli mendadak 5-30 tiap 100.000 orang pertahun. Distribusi laki-laki dan perempuan hampir sama, dengan puncak usia 50-60 tahun.Insiden tuli mendadak di poli THT-KL RS. M. Djamil Padang pada satu tahun terakhir periode Agustus 2010 sampai Agustus 2011 berkisar 37 orang pasien.

PendahuluanDiagnosis tuli mendadak ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan audiometri. Tuli mendadak mempunyai tiga karakteristik yaitu : bersifat akut tuli sensorineuraletiologi tidak diketahui. Karakteristik tambahan dapat berupa vertigo, tinitus dan tidak adanya keterlibatan saraf kranialis.Penatalaksanaan tuli mendadak meliputi terapi konservatif dengan beberapa modalitas, harus dilakukan sedini mungkin karena penanganan yang terlambat akan menyebabkan tuli yang permanen.

Laporan KasusSeorang pasien laki-laki usia 68 tahun datang ke poli THT RSUP dr. M. Djamil Padang pada tanggal 15 Agustus 2011 (MR 721401) dengan keluhan telinga kiri tiba tiba terasa penuh sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit, keluhan ini dirasakan tiba-tiba saat pasien bangun tidur. Telinga kiri dirasakan berdenging sejak kejadian, nada seperti bergemuruh, terus menerus.Pasien bekerja sebagai dokter umum dan staf pengajar Pegawai Negeri Sipil. Riwayat Penyakit DahuluDiabetes mellitus dan hipertensi sejak 15 tahun yang laluRiwayat telinga kanan berair pada usia 15 tahun, menjalani pengobatan dengan dokter ahli THT, sekarang telinga kanan berair tidak ada lagi. Sejak itu pendengaran telinga kanan dirasakan sangat berkurang.

Riwayat PengobatanMetformin 3x500 mg/oralAtenolol 2x50 mg/oral Pasien mengkonsumsi obat dengan teraturPemeriksaan FisikKeadaan umum : SedangKesadaran : Compos mentis kooperatifTanda-tanda vital Tekanan darah 140/90 mmHgNadi 72x/menitFrekuensi nafas 18x/menitSuhu 36,9CPemeriksaan FisikTelingaDekstraSinistraLiang telingaLapangLapangMembran timpaniPerforasi subtotalUtuhSekret(-)(-)Refleks cahaya(+)Tes pendengaran (penala)Pemeriksaan Audiometri Nada Murni

Hasil LaboratoriumHb12,3 g/dLLeukosit7700/mm3Trombosit233.000/mm3Hematokrit39%Prothrombin time11,5APTT33,0GDP193mg/dlGD2PP312 mg/dlKolesterol total225 mg/dlHDL37 mg/dlLDL174 mg/dlTrigliserida120 mg/dlUreum25mg/dlKreatinin1,0 mg/dlNatrium138 mmol/lKalium4,2 mmol/lKlorida105 mmol/dlProtein total6,0 g/dlAlbumin3,9 g/dlGlobulin2,1 g/dlSGOT32 /LSGPT54 /LAlkali fosfatase51 /LDiagnosisTuli mendadak Auris Sinistra (AS)Otitis Media Supuratif Kronis Auris Dekstra (OMSK AD) tipe aman fase tenangDiabetes Melitus (DM) tipe 2Hipertensi Derajat 1DislipidemiaTerapi Pasien dirawat dan diberi terapi sesuai protap tuli mendadak di bagian THT-KL FK Unand RS. Dr. M. Djamil Padang yang meliputi:Oksigen intranasal 4 L/menit selama 15 menit tiap 6 jamPrednison tablet/oral tappering off dengan dosis,hari I-III dosis 4 x 2 tablethari IV-VI dosis 3 x 2 tablethari VII-IX dosis 2 x 2 tablethari X-XII dosis 2 x 1 tabletIVFD RL 8 jam/kolf, drip pentoksifilin 300 mg/kolfInjeksi mekobalamin 3 x 500 mg IVInjeksi vitamin B1, B6, B12 1 x 1 ampul IVInjeksi vitamin C 2 x 100 mg IVgingko biloba 1 x 1 tablet peroralGliclazida 3x30 mg/oralAtenolol 2x 50 mgAtorvastatin 1x10 mg/oralPasien dianjurkan istirahat total dan diet rendah garam dan rendah kolesterol dan diet DM.

Evaluasi terapi

Audiogram tanggal 21/8/2011Audiogram tanggal 27/8/2011

Evaluasi terapi

HasilSetelah mendapat terapi, pada pemeriksaan tes penala didapatkan:Rinne telinga kanan negatif, telinga kiri negatifWeber lateralisasi ke kiriSchwabach telinga kanan memendek dan kiri memanjangKesan tuli sensorineural pada telinga kanan dan tuli konduktif pada telinga kiri Pemeriksaan audiometri didapatkan pada telinga kanan sama dengan sebelumnya, telinga kiri tuli konduktif derajat ringan dengan ambang dengar hantaran udara 35 dB dan hantaran tulang 25 dB Pemeriksaan timpanometri didapatkan telinga kanan tipe B dengan ear volume 3,97 ml dan telinga kiri tipe A

DiskusiTuli mendadak merupakan salah satu kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan segera, efektif dan tepat, walaupun pada beberapa kepustakaan menyatakan bahwa tuli mendadak dapat mengalami pemulihan secara spontanJones seperti yang dikutip oleh Conlin tuli mendadak dapat mengalami pemulihan spontan (32-70%)Matox seperti yang dikutip oleh Kasapoglu sekitar 65% terjadi pemulihan spontanBattaglia 32-64% tuli mendadak dapat mengalami pemulihan spontanDiskusiPemeriksaan fisik lengkap, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi bertujuan untk mencari faktor resiko tuli mendadak.Pemeriksaan laboratorium pemeriksaan kimia darah lengkap, faal hemostasis, D dimer testPemeriksaan radiologi tomografi komputer dengan kontras, MRI dengan gadolinium mencari etiologi seperti neuroma akustik, cerebello pontin angle tumor, penyakit serebrovaskuler (mikroangiopati otak)Pemeriksaan dilakukan berdasarkan pada fasilitas dan protap di bagian THT-KL FK UnandDiskusiFaktor resiko tuli mendadak :

24DiskusiEtiologi pasti tuli mendadak sampai saat ini masih belum diketahui (idiopatik)Mekanisme tersering tuli mendadak :a) iskemik koklea aliran darah ke koklea berkurang, oksigenasi perilimfe menurunb) infeksi virus inflamasi koklea atau telinga dalamc) ruptur membran koklea hidrops perilimfePada kasus ini, terdapat beberapa faktor resiko yaitu diabetes, hipertensi dan dislipidemiaDiskusiOklusi pada pembuluh darah koklea (kecil, end artery, tidak mempunyai kolateral)DiskusiPemeriksaan penunjang dan evaluasi pada tuli mendadak menggunakan beberapa parameter seperti Audiogram, Speech reception threshold, Speech discrimination score, Refleks stapedius, Timpanogram dan Tone decay.Berbagai jenis obat seperti anti inflamasi (kortikosteroid), vasodilator (histamin, papaverin, karbogen), antiviral (asiklovir, valasiklovir), hemodilusi (dekstran, pentoksifilin, heparin, prokain), vitamin dan mineral, preparat herbal (gingko biloba), oksigen hiperbarik, sedatif dan diuretik telah digunakan pada kasus tuli mendadak. Patogenesis dan terapi masih kontroversi dan belum ada konsensus untuk penatalaksanaan kasus idiopatik, sehingga modalitas terapi yang bervariasi bertujuan untuk mendapatkan efek yang sinergis

Diskusi : PenatalaksanaanDiskusi : PenatalaksanaanDiskusi : PenatalaksanaanDiskusiKehilangan pendengaran pada tuli mendadak dapat diklasifikasikan kepada beberapa kelompok :

Pada kasus : Tuli berat, tipe flat, onset diniDiskusi : PrognosisPrognosis dan keberhasilan penatalaksanaan tuli mendadak dipengaruhi oleh beberapa faktor:

Diskusi Evaluasi pendengaran setelah diberi terapiSiegel seperti yang dikutip oleh Ahn, dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan kriteria Siegel Pulih total (ambang dengar < 25 dB)Pulih sebagian (ambang dengar 25-45 dB), atau terjadi kenaikan ambang dengar > 25 dB)Pulih minimal (kenaikan ambang dengar < 45 dB) dan tidak ada pemulihan 9perbaikan ambang dengar < 15 dB, atau ambang dengar lebih buruk dari 75 dB)DiskusiHo seperti yang dikuti oleh Filipo :a) Pulih total ambang dengar < 25 dBb) Pulih bermakna - peningkatan ambang dengar > 30 dB c) Pulih minimal - peningkatan ambang dengar sekitar 10-30 dB, dan tidak terjadi pemulihan dengan peningkatan ambang dengar < 10 dB. Pasien pada kasus ini termasuk pada kelompok yang mengalami pulih sebahagian (partial recovery berdasarkan kriteria Siegel.

Kesimpulan Pemberian terapi dini pada kasus tuli mendadak memberikan peningkatan ambang dengar yang pada kasus penelitian termasuk pada kelompok partial recovery.

Terima Kasih