askep hernia peri

28
Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan sistem pencernaan: HIL Oleh: Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 1. Konsep Medis A. Pengertian Hernia Ingunalis Lateral adalah hernia yang melalui alunus ingunalis intermus/lateralis menyelusuri kanalis ingunalis dan keluar dari rongga perut melalui analus ingunalis ekserna/medilis (Mansjoer A, 2000). B. Etiologi Kongential terjadi akibat prosessus vaginalis perisisten disertai dengan annulus yang terbuka lebar. Terutama ditemukan adanya faktor kausal yang berperan untuk timbulnya Hernia: 1. Prosesus vaginalis yang cepat terbuka 2. Peninggian tekanan intraabdomen a. Pekerjaan mengangkat barang-barang berat b. Batuk kronik: bronchitis kronik, TBC Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 1

Upload: hary-arya

Post on 09-Feb-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep hernia periop

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Hernia peri

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan sistem pencernaan: HIL

Oleh: Iwan Sain, S.Kp, M.Kes

1. Konsep Medis

A. Pengertian

Hernia Ingunalis Lateral adalah hernia yang melalui alunus ingunalis

intermus/lateralis menyelusuri kanalis ingunalis dan keluar dari rongga perut

melalui analus ingunalis ekserna/medilis (Mansjoer A, 2000).

B. Etiologi

Kongential terjadi akibat prosessus vaginalis perisisten disertai dengan

annulus yang terbuka lebar.

Terutama ditemukan adanya faktor kausal yang berperan untuk

timbulnya Hernia:

1. Prosesus vaginalis yang cepat terbuka

2. Peninggian tekanan intraabdomen

a. Pekerjaan mengangkat barang-barang berat

b. Batuk kronik: bronchitis kronik, TBC

c. Hipertropi prostat, stikter ureta, konstipasi, asites

3. Kelemahan otot dinding perut

a. Usia tua, sering melahirkan

b. Kerusakan, N Mouguinalis dan iliofemoralis setelah apendektomi

(bedah digestif)

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 1

Page 2: Askep Hernia peri

C. Insiden

Hernia ingunalis pada bayi dan anak sekitar 1-2 %, sisi kanan

biasanya lebih sering (60 %) dibanding sisi kiri (20 %) dan bilateral

sebanyak 10-15 % Hernia ingunalis lateralis hampir selalu disebabkan

oleh peninggian tekanan intraabdominal dan kelemahan otot dinding perut.

Umumnya terjadi bilateral, khususnya pria tua. Hernia ini jarang

menimbulkan inkarserasi.

D. Patofisiologi

Kanalis ingunalis adalah kanal yang normal pada bulan ke-8

kehamilan terjadi testis melalui kanal tersebut.

Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosessus ini lebih

mengalami obiterasi sehingga ini rongga perut tidak dapat melalui kanalis

tersebut. Namun dalam beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak menutup.

Bila prosessus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi),

akan timbul Hernia ingunalis congenital. Pada orang dewasa kanalis

tersebut telah tertutup, namun karena lokus minoris resistensie, maka

keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat kanal

tersebut dapat terbuka kembali Hernia ingunalis lateralis.

E. Manifestasi Klinik

Umumnya pasien mengatakan turun berok atau kelingsir atau

mengatakan adanya benjolan diselengkangan.kemaluan, benjolan tersebut

biasa mengecil atau menghilang pada waktu tidur, dan bila menangis

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 2

Page 3: Askep Hernia peri

mengejam atau mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri

dapat timbul kembali. Bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri.

Pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk. Pasien diminta

mengejam dan merasakan apakah ada massa yang menyentuh jari tangan.

Bila massa tersebut menyentuh jari maka itu adalah Hernia ingunalis

lateral, sedangkan bila sisi jari maka diagnosanya adalah Hernia ingunalis

medialis.

F. Test Diagnostik

Lab : Peningkatan jumlah sel darah putih dengan pergeseran diferensial.

1. Urinalis untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih

2. Pemeriksaan ronsen abdomen untuk mendeteksi penyebab lain

3. Ronsen data untuk mengesampingkan pneumonia

(Tucker, 1999)

G. Penatalaksanaan Medik

Operatif merupakan satu pengobatan yang rasional, untuk Hernia

prinsip dasar operasi terdiri dari herniotomi dan herniorafi.

1. Konservatif seperti pemberian sedatif. Kompres, posisi tidur

Trandelenburg hanya ditujukan pada hernia kanal.

2. Pembedahan

a. Herniotomi : kantong hernia dibuka dan didorong kedalam rongga

abdomen kantong proximal dijahit, ikat stangulasi, mungkin

dipotong, kantong distal dibiarkan.

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 3

Page 4: Askep Hernia peri

b. Herniorafi : setelah heniotomi dilakukan tindakan memperkecil

annulus internus diperkuat dinding belakang kanalis ingunal ini

penting untuk mencegah terjadinya residif.

II. Konsep Keperawatan

A. Pengertian Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang profesional yang

merupakan bagian dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan, bentuk pelayanan bio, psiko, social dan spritual yang

komphrehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik

yang sehat maupun yang sakit yang mencakup seluruh kehidupan manusia.

Proses keperawatan adalah suatu sistem yang mempunyai 5 tahap yaitu

pengkajian, Diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

B. Proses keperawatan pada klien Hernia

1. Pengkajian :

a) Preoperasi

1) Kemerahan, padat, nyeri, globular, bengkak yang tidak

berkurang pada lipatan paha.

2) Rewel karena nyeri

3) Anoreksia

4) Muat muntah

5) Distensi abdomen

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 4

Page 5: Askep Hernia peri

6) Tak ada peristaltic Usus.

7) Dehidrasi

8) Jika saluran usus mengalami isekemik atau gangren akan

mengakibatkan syok, deman, tak ada bising usus, dan asidosis

metabolik

b) Pasca Operasi

1) Nyeri abdominal, tiba-tiba hilang dan nyeri pada perforasi

diikuti dengan peningkatan nyeri menyebar

2) Posisi miring dengan lutut fleksi memberikan rasa nyaman

yang maksimal.

3) Distensi abdomen secara progrersif.

4) Muntah (mungkin terjadi setelah serangan nyeri).

5) Diare atau konstipasi.

6) Penurunan atau hilangnya bising usus.

7) Demam.

8) Takipnea.

9) Pucat atau kemerahan.

10) Peka rangsang.

11) Gelisah dan dehidrasi (Tucker, 1999)

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 5

Page 6: Askep Hernia peri

2. Dampak Pasca Operasi Hernia Terhadap Kebutuhan Dasar

Manusia:

Hernia

↓Post operasi

Terputusnya kontuinitas jaringan

Mengeluarkan zat-zat proteolitik(Bradakinin, histamine dan prostaglandin)

merangsang ujung-ujung syaraf tepi

dihantarkan oleh afferent 1-2 segmen di dorsalrool menuju hipotalamus

Dikembalikan oleh syaraf efferent

Persepsi nyeri

aktivitas dibatasi

gerakan terbatas

Kurang Perawatan Diri

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 6

↓Luka terbuka

Port D’ Entry

Resiko infeksi

↓Perubahan

status kesehatan

Stressor pada klien

Koping tak efektif

Kecemasan

Perawatan di rumah

Kurangnya informasi

Kurang pengetahuan

Penatalaksanaan di rumah

Kerusakan Jaringan

Resiko tinggi terhadap komplikasi

Page 7: Askep Hernia peri

c. Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang lazim dijumpai pada klien dengan

gangguan sistem pencernaan: Hernia inguinalis lateralis adalah:

1. Ansietas berhubungan dengan pengetahuan tentang kejadian

preoperasi dan pasca operasi, takut tentang beberapa aspek

pembedahan.

2. Nyeri berhubungan dengan pembedahan.

3. Resiko tinggi terhadap kerusakan terhadap komplikasi

berhubungan dengan pembedahan.

4. Resiko tinggi terhadap infeksi pada retensi perkemihan akut, insisi

dan pembedahan dan inflamasi skrotum terhadap herniorafi.

5. Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas

fisik skunder terhadap pembedahan.

6. penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri saat pasien pulang.

d. Intervensi

1. Ansites berhubungan dengan pengetahuan tentang kejadian

preoperasi dan pasca operasi, takut tentang bebeapa aspek

pembedahan.

Tujuan : Mengungkapkan pemahaman tentang kejadian preoperasi

dan pasca operasi, melaporkan berkurangnya perasaan

cemas atau gugup, ekspresi ceria.

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 7

Page 8: Askep Hernia peri

INTERVENSI RASIONAL

1. Jelaskan apa yang terjadi

selama periode praoperasi

dan pasca operasi,

persiapan kulit, alasan

status puasa, obat-obatan

praopeasi, tinggal diruang

pemulihan, dan program

pasca operasi

informasikan pasien

bahwa obat nyeri sebelum

nyeri menjadi berat.

2. Ajarkan dan usahakan

pasien untuk :

a. Nafas dalam

b. Berbalik

c. Turun dari tempat

tidur

d. Membabat bagian

yang dibedah ketika

batuk

Jika ada, gunakanlah

program audiovisual

untuk membedakan

khusus.

3. Biarkan pasien dan orang

terdekat mengungkapkan

perasaan tentang

pengalaman pembedahan.

Perbaiki jika ada yang

kekeliruan konsep. Rujuk

Pengetahuan tentang apa yang

diperkirakan membantu

mengurangi ansietas dan

meningkatkan kerjasama pasien

selama pemulihan.

mempertahankan konstan

memberikan

kontrol. nyeri terbaik

Untuk mendorong keterlibatan

pasien dalam perawatan diri.

Dengan mengungkapkan

perasaan membantu pemecahan

masalah dan memungkinkan

pemberi perawatan untuk

mengidentifikasi kekeliruan

yang dapat menjadi sumber

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 8

Page 9: Askep Hernia peri

pernyataan khusus

tentang pembedahan

kepada ahli bedah.

4. Lengkapi daftar aktivitas

pada daftar cek praoperasi

(Apendiks K). Beritahu

dokter jika ada kelainan

dari hasil tes laboratorium

praoperasi.

5. Tegaskan penjelasan-

penjelasan dari dokter.

kekuatan orang terdekat adalah

sistem .

Pendukung bagi pasien. Agar

efektif, system pendukung harus

mempunyai mekanisme yang

kuat.

Daftar cek memastikan semua

aktivitas yang diperlukan telah

lengkap. Aktivitas tersebut

dirancang untuk memastikan

pasien telah siap secara

fisiologi, untuk pembedahan,

sehingga mengurangi resiko

lamanya penyembuhan.

Pengulangan-pengulangan

tersebut mendorong untuk

belajar.

2. Nyeri berhubungan dengan pembedahan

Tujuan : pasien tidak merasa takut, postur tubuh rileks, tidak mengeluh

nyeri atau nyeri berkurang .

INTERNVENSI RASIONAL

1. Pantau :

a. Tekanan darah, ,nadi dan

pernafasan setiap 4 jam

b. Intensitas nyeri

c. Tingkat kesadaran

2. Berikan obat analgetik jika

Untuk mengenal indikasi

kemajuan atau penyimpangan

dari hasil yang diharapkan

Pasien yang paling dapat menilai

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 9

Page 10: Askep Hernia peri

dibutuhkan dan evaluasi

keefektifannya. berikan obat

analgestik sesuai dengan

nyeri yang dirasakan pasien.

a. Nyeri ringan-analgetik

oral-oral non-narkotik.

b. Nyeri sedang-analgetik

orl-oral narkoti atau obat

entiinflamasi nonsteroid

(nsaid) seperti torodal.

c. Nyeri hebat-analgetik

narkotik secara

parenteral.

3. Memberitahu dokter jika

nyeri bertambah buruk atau

tidak ada respons terhadap

analgetik yang diberikan

sampai pemberian obat

selanjutnya.

4. Memberitahukan dokter efek

yang merugikan dari

analgesik narkotik dan

intervensi dengan tepat:

a. Depresi pernafasan

1) pernafasan tidak

teratur kurang dari 12

menit.

2) berikan nalokson

hci(narcan) iv sesuai

pesanan.

3) berikan separuh dosis

intensitas nyeri, sebab nyeri

adalah pengalaman subyektif.

Analgesik yang kuat diperlukan

untuk nyeri yang lebih hebat.

Ini merupakan indikasi bahwa

perlu analgesik yang lebih besar

bila mulai ada komplikasi.

Defresi pernafasan adalah efek

samping yang paling utama dari

analgetik narkotik antagonis..

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 10

Page 11: Askep Hernia peri

obat narkotik selama

pengaruh anesta.

b. Sedasi

Jika pasien sulit untuk

bangun, kurangi jumlah

analgesik dan hindarkan

pemberian obat yang

lain yang menyebabkan

penekanan system syaraf

pusat (hipnotik).

c. Konstipasi

Anjurkan masukan

cairan bebas, makanan

tinggi serat dan lunak

fases.

d. Retensi Urin

Kateter dianjurkan jika

pasien mengeluh tidak

mampu untuk

mengeluarkan urine

walaupun dengan

mengedan yang

menyertai distensi

suprapubis.

5. Bantu pasien untuk

mengambil posisi yang

nyaman. Tinggikan

ekstremitas yang terasa

sakit. Tekuk lutut dengan

menggunakan bantal atau

penyokong lutut ditempat

Sedasi yang berlebihan adalah

gejala-gejala takar lajak obat.

Pasien dengan gagal ginjal,

penyakit hepar dan lanai adalah

paling mudah terkena efek

samping takar lajak obat.

Kontipasi adalah masalah bagi

yang menggunakan analgetik

narkotik yang lama.

Rertensi urine lebih sering terjadi

pedang analgetik narkotik, yang

mengontrol nyeri kuat

Tempatkan tubuh pada posisi

yang nyaman untuk mengurangi

penekanan dan mencegah untuk

mengurangi penekanan dan

mencegah otot-otot tegang

membantu menurunkan rasa tidak

nyaman.

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 11

Page 12: Askep Hernia peri

tidur untuk menurunkan

ketegangan otot-otot perut

setelah tindakan bedah atau

bila ada nyeri dipunggung.

6. Pakai kompres es atau

kompres panas (kalau tidak

ada kontraindikasi).

Hindarkan kompres panas

untuk luka dan insisi baru.

7. Ajarkan pasien teknik

bernafas berirama untuk

nyeri yang ringan sampai

yang sedang dalam

hubungannya dengan nyeri

yang lain meringankan

intervensi.

Dingin mencegah

pembengkakan. Panas

melemaskan otot dan pembuluh

darah berdilatasi untuk

meningkatkan sirkulasi.

Distaksi mengganggu stimulas

nyeri dengan mengurangi rasa

nyeri. Distaksi tidak mengubah

intensitas nyeri. Paling baik

digunakan untuk periode pendek

pada nyeri ringan sampai sedang.

.8. Berikan istirahat sampai

nyeri hilang. Kurangi

kebisingan dan sinar yang

terang. Jaga kehangatan

pasien dengan selimut

ekstra.

Istirahat menurunkan

pengeluaran energi.

Vasokonstruksi perifer terjadi

pada nyeri hebat dan

menyebabkan pasien panas

merasa dingin. Biasanya

rangsangan lingkungan yang

kuat, memperhebat persepsi

pasien.

3. Resiko tinggi terhadap komplikasi berhubungan dengan pembedahan.

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 12

Page 13: Askep Hernia peri

Tujuan : tidak ada infeksi tidak ada pendarahan, penyembuhan luka.

INTERVENSI RASIONAL

1. Pantau keadaan tepi luka

ketika mengganti verban.

2. Agar pasien menahan insisi

abdomen ketika batuk.

3. Jika terjadi dehisens, tutup

insisi dengan verban steril

yang dibasahi larutan saline

untuk melindunginya.

Beritahu dokter.

4. Berikan perawatan luka

dengan menggunakan teknik

aseptik yang ketat.

Untuk mengidentifikasi kemajuan

atau penyimpangan dari hasil yang

diharapkan.

Untuk mencegah tegangan pada

jahitan.

Lembab melindungi jaringan agar

tidak mengering.

Infeksi luka adalah penyebab

utama dehisens.

4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan resensi perkemahan

akurat, insisi pembedahan, dan inflamasi skrotum sekunder terhadap

herntrofi.

Tujuan : Urine jerih kuning atau kekuning-kuningan, berkemah tanpa

keluhan ketidak nyamanan, suhu 37o, luka sembuh, SDP diantara 5000-

10.000/mm3.

INTERVENSI RASIONAL

1. Pantau

a. Untuk kesulitan berkemih

setiap 8 jam.

b. Masukkan dan keluaran

setiap 8 jam.

c. Warna dan ukuran skrotum

Untuk mengidentifikasi indikasi

kemajuan atau penyampaian dari

hasil yang diharapkan.

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 13

Page 14: Askep Hernia peri

setiap hari.

d. Penampilan luka pada

penggantian balutan.

e. Suhu setiap 4 jam.

2. Laporkan pada dokter temuan

tentang:

a. Ketidakmampuan

berkemih disertai dengan

distensi suprapubis

b. Sering kemih dengan

jumlah sedikit. Katerisasi

sesuai pesanan.

3. Konsultasi dokter bila pasien

mengalami bengkak dan

ekimosis skrotum atau nyeri

berkemih dengan bau tak

sedap, urine keruh. Berikan

kompres es dan sokong

scrotal sesuai pesanan.

Berikan antibiotik yang

diprogramkan. Tingkatkan

masukan cairan sampai

sedikitnya 2-3 setiap hari.

Temuan ini menandakan retensi

perkemihan akut dan memerlukan

katerisi untuk mengosongkan

kandung kemih. Retensi

perkemihan meningkatkan risiko

infeksi saluran kemih.

Temuan ini menandakan infeksi

kompres dingin dan peninggian

membantu menghilangkan

bengkak. Antibiotik diperlukan

untuk mengatasi infeksi. Cairan

membantu pembilasan ginjal dan

meningkatkan antibiotik lebih

baik.

5. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan

keterbatasan mobilitas fisik sekunder terhadap pembedahan.

Tujuan : mengidentifikasi area kebutuhan dan mengungkapkan ADL

terpenuhi.

INTERVENSI RASIONAL

1. Tentukan tingkat bangunan Untuk mendorong kemandirian

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 14

Page 15: Askep Hernia peri

yang diperlukan. Berikan

bantuan dengan ADL sesuai

keperluan. Membiarkan

pasien melakukan sebanyak

mungkin untuk dirinya.

2. Berikan waktu yang cukup

bagi pasien untuk

melaksanakan sktivitas.

3. Instruksikan pasien adaptasi

diperlukan untuk

melaksanakan ADL. Dimulai

dengan tugas yang mudah

dilakukan dan berlanjut

sampai tugas yang sulit.

Berikan pujian untuk

keberhasilan tersebut.

Membebani pasien dengan

aktivitas menyebabkan frustasi.

Untuk mendorong kemandirian

pujian memotivasi untuk terus

belajar.

6. Resiko tinggi terhadap kerusakan

penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan tentang perawatan diri saat pasien pulang.

Tujuan : Menyatakan mengerti tentang instruksi, melaksanakan dengan

tepat keterampilan perawatan diri yang diperlukan.

INTERVENSI RASIONAL

1. Pastikan pasien memiliki

instruksi tertulis tentang

perawatan diri dan perjanjian

untuk kunjungan evaluasi.

2. Ajarkan dan biarkan pasien

merawat luka jika

Instruksi verbal akan mudah

terlupakan

Praktik akan membantu pasien

mengembangkan keyakinannya

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 15

Page 16: Askep Hernia peri

penggantian verban perlu

dilakukan di rumah.

Tekankan pentingkan

mencuci sebelum dan sesudah

merawat luka

3. Evaluasi kebutuhan bantuan

perawatan di rumah

tersedianya sistem pendukung

yang memadai untuk

memberikan bantuan yang

diperlukan. Hubungi

perencana atau pemulangan

pasien untuk mengatur

bantuan perawatan di rumah

jika memerlukan bantuan

tetapi tidak mempunyai

system pendukung di rumah.

4. Instruksikan pasien untuk

memberitahu dokter jika

terjadi infeksi luka,

kemerahan, nyeri tekan,

drainase, demam.

5. Pastikan pasien mempunyai

persediaan yang cukup untuk

perawatan luka dan resep

untuk analgetik.

dengan perawatan diri. Juga

memungkinkan perawat

mengevaluasi kemampuan pasien

melaksanakan keterampilan

tersebut sendiri dan menentukan

apakah diperlukan bantuan.

Tindakan untuk mencegah infeksi

harus dilanjutkan sampai luka

benar-benar sembuh.

Layanan sosial atau perencanaan

pemulangan pasien berfungsi

sebagai penghubung yang penting

untuk memindahkan pasien ke

lingkungan rumah atau fasilitas

perawatan luar untuk memastikan

kelanjutan penyembuhan atau

rehabilitasi.

Diperlukan antibiotik untuk

mengatasi infeksi.

Persediaan penting untuk

mengurangi kecemasan yang pada

umumnya berhubungan dengan

pemulangan pasien. Analgetik

memberi kenyamanan dan

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 16

Page 17: Askep Hernia peri

mendorong untuk tidur.

6. Instruksikan agar pasien

beristirahat sepanjang hari,

secara bertahap melakukan

aktivitas serta menghindari

benda-benda berat dan latihan

yang berlebihan.

Pembedahan adalah stresor.

DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansyur, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, EGC, Jaharta

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 17

Page 18: Askep Hernia peri

Brunner & Suddarth, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 vol, EGC, Jakarta

Carpenito, Lynda Juall, 1995, Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi 6, EGC, Jakarta

Carpenito, Lynda Juall, 1995, Rencana Asuhan dan Dokumentasi keperawatan Edisi 2, EGC, Jakarta

Engram, Barbara,1999, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume I, EGC, Jakarta

Gayton & Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, EGC, Jakarta

Gibson, John, MD, 1995, Anatomi Dan Fisiologi Modern Untuk Perawat, EGC, Jakarta

Hudak & Gallo, 1996, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik, Edisi VI, EGC, Jakarta

Keliat, B.A. 1994, Proses Keperawatan, Arcan, Jakarta

Made Kusala Girl, Farid Nur Mantu, 2000, Hernia Inguinalis Lateralis pada Anak-anak, Laboratorium Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang

Marrilyn. E. Doengoes, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3 EGC, Jakarta

Polaski, Arlene L, 1996, Luckman’s Core Principles and practice of Medical Surgical Nursing, , W.B Saunders Company, Philadelphia

Soeparman A. Sarwono Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam jilid II, , UI, Jakarta

Susan Martin Tucker, 1999, Standar Perawatan Pasien, EGC, Jakarta

Created By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes 18