analisis masalah esty
DESCRIPTION
freeTRANSCRIPT
ANALISIS MASALAH
Nn.Sinta (20thn), seorang mahasiswi berobat ke puskesmas dengan keluhan utama
kelopak mata sulit dibuka yang dialami sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan ini dirasakan
secara perlahan – lahan makin hari makin bertambah berat.
1. organ apa yg terganggu pada kasus ?
Jawab: Struktur yang terganggu pada kasus adalah reseptor Asetilkolin di neuromuscular
junction (NMJ). Gangguan pada struktur ini bermanifestasi pada organ-organ tubuh seperti
mata, terutama otot orbikularis dan levator palpebra, serta ekstremitas.
2. Bagaimana struktur dan fungsi organ yg terganggu ?
Jawab: Sistem saraf somatik terdiri dari neuron dan otot lurik yang membentuk
neuromuscular junction (NMJ). Kontraksi otot-otot yang dipersarafi disebabkan oleh adanya
eksitasi neuron motorik yang dicetuskan oleh pelepasan neurotransmitter asetilkolin (Ach)
dari terminal akson. Terminal akson ini melebar kemudian membentuk struktur yang disebut
terminal button, lokasinya tepat masuk ke dalam groove atau cekungan serabut otot di
bawahnya. Neurotransmitter Asetilkolin (Ach) berperan sebagai pembawa pesan kimiawi dari
neuron ke otot karena keduanya (secara fisik) tidak berkontak satu sama lain sehingga impuls
dapat diteruskan untuk mencetuskan sebuah potensial aksi. Ikatan antara Ach dan reseptornya
di membran sel otot ini menyebabkan terbukanya saluran kation, dimana terjadi influks Na
ke sel otot melebihi efluks K keluar sel. Terjadilah proses depolarisasi yang dikenal sebagai
potensial end-plate.
3. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada kasus?
Jawab: Pada dasarnya, keluhan seperti pada kasus (Myastenia Gravis) dapat muncul pada
siapa saja dan pada usia berapa saja. Penelitian menyebutkan, kasus ini sering terjadi pada
wanita daripada pria dengan rasio 3:2. Onset pada wanita sering terjadi pada dekade ke 2-4
sedangkan pria pada dekade ke 6.
4. Apa penyebab dan mekanisme sulit membuka kelopak mata pada kasus?
Jawab: Penyebabnya adalah kelemahan otot levator palpebra yang diinervasi nervus
cranialis oculomotorius (N.III). Membuka kelopak mata adalah hasil dari kontraksi
m.levator palpebra dan relaksasi m.orbicularis oculi (diinervasi N.VII), serta dibantu oleh
otot Muller yang diinervasi serabut saraf simpatik. Adanya gangguan pada pengikatan Ach
dengan reseptornya di NMJ menyebabkan penurunan depolarisasi membran sel otot yang
berakibat pada penurunan daya kontraktilitas otot levator palpebra sehingga Nn.Sinta
mengeluh ia sulit membuka kelopak mata.
5. Mengapa keluhan ini dirasakan makin hari makin berat ?
Jawab: Karena keluhan ini merupakan manifestasi dari penyakit autoimun yang dialami
Nn. Sinta dan penyakit tersebut bersifat progresif sehingga makin lama penyakitnya diderita
akan makin bertambah berat keluhannya.
6. Apa makna klinis keluhan ini dialami sejak 6 bulan yang lalu ?
Jawab: Penyakit ini merupakan penyakit yang bersifat kronis.
Keluhan ini dirasakan secara perlahan – lahan makin hari makin bertambah berat.
Ketika bangun tidur penderita merasa segar dan tidak ada keluhan, namun ketika
sedang sibuk beraktivitas, penderita merasa matanya berat dibuka, lama-kelamaan
seluruh anggota gerak juga ikut terasa berat. Setelah beristirahat agak lama kondisi
penderita terasa membaik kembali.
1. Apa penyebab dan mekanisme keluhan timbul saat sibuk beraktivitas ?
Jawab: Saat beraktivitas, otot-otot lurik membutuhkan transmisi impuls yang baik agar
tercipta depolarisasi dan bisa berkontraksi dengan normal. Banyaknya jumlah reseptor Ach
yang dihancurkan oleh autoantibodi (inhibitor kompetitif) serta peningkatan hidrolisis Ach
oleh enzim Asetilkolinesterase menyebabkan gangguan transmisi tepatnya pada pengikatan
Ach dengan reseptornya di kebanyakan motor end plate pada jaringan otot. Akibatnya,
depolarisasi menjadi terganggu. Sementara itu, otot terus menerus aktif digunakan.
Ketidakseimbangan ini pada akhirnya menyebabkan kelelahan pada otot.
2. Mengapa keluhan membaik setelah penderita beristirahat?
Jawab: Karena pada saat beristirahat/ tidur, tidak ada stimulus yang timbul sehingga Ach
dapat disimpan dalam vesikel. Saat memulai aktivitas setelah istirahat, Ach dalam vesikel
tadi dilepaskan dan cukup untuk menimbulkan depolarisasi normal sehingga keluhan lelah
seperti sebelumnya tidak terasa.
3. Mengapa lama-kelamaan anggota gerak ikut terasa berat?
Jawab: Pada dasarnya, gangguan transimisi impuls pada Myasthenia Gravis dapat terjadi di
otot mana saja, bergantung pada perjalanan penyakitnya. Apabila terjadi penghancuran
masif reseptor Ach pada motor end plate otot ekstremitas dan penurunan jumlah reseptor
kontraksi otot pun terganggu sehingga Nn. Sinta dapat merasakan berat di anggota
geraknya.
4. Mengapa keluhan ini dirasakan setiap hari ?
Jawab: Karena setiap hari Nn.Sinta beraktivitas secara rutin menggunakan otot-otot okular
dan ekstremitas. Adanya penggunaan berulang pada otot yang NMJnya mengalami
gangguan transmisi impuls akibat autoantibodi reseptor Ach mengakibatkan kelelahan yang
fluktuatif.
5. Bagaimana hubungan antar gejala pada kasus?
Jawab : Saat penderita beristirahat, hanya sedikit otot yang aktif sehingga rangsangan
impuls yang harus diteruskan juga lebih sedikit. Neurotransmitter Asetilkolin dapat
disimpan dalam vesikelnya. Ketika aktivitas dimulai, jumlah Ach yang dilepaskan cukup
untuk menginisiasi depolarisasi normal. Namun, lama-kelamaan jumlah tersebut tidak
cukup untuk mengkompensasi keadaan dimana makin banyak reseptor yang dihancurkan
antibodi dan Ach bebas yang dihidrolisis oleh Asetilkolinesterase sehingga terjadi daya
kontraktilitas otot menurun.Sementara itu, otot-otot terus menerus digunakan. Penderita jadi
payah beraktivitas dan mengalami kelelahan. Dampaknya akan pertama kali dirasakan di
otot-otot yang memiliki motor unit kecil dan lama-kelamaan berdampak ke otot yang motor
unitnya lebih besar seperti pada anggota gerak. Kelelahan ini akan membaik setelah
beristirahat, jenis ini dikenal sebagai kelelahan miastenik.
6. Apa yang membedakan rasa berat pada anggota gerak pada kasus dengan kelelahan
biasa ?
Jawab: Rasa berat pada ekstremits merupakakan bagian dari manifestasi kelelahan pada
miastenia gravis yang khas. Sifatnya fluktutatif, artinya kelelahan dirasakan dominan
saat berktivitas (siang atau sore hari) dan membaik setelah berisrirahat (pagi hari).
Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya, tidak ada dalam keluarga yang menderita
penyakit sejenis.
1. Apa makna klinis keluhan pertama kali dan pada keluarga tidak ditemukan penyakit
sejenis ?
Jawab: Keluhan baru pertama kali dirasakan artinya penyakit ini bukan penyakit yang
rekuren dan merupakan manifestasi pertama. Penyakit ini juga bermakna bukan suatu
penyakit yang diturunkan (herediter) karena tidak ada riwayat keluarga yang demikian.
Pemeriksaan Fisik Umum
Kesadaran : Compos Mentis, : TD : 120/80 mmHg, : N : 80x/menit,
RR : 20x/menit, S : 37 0 C
1. Interpretasi dan mekanisme abnormal ?
Vital Sign Normal InterpretasiKesadaran Compos Mentis (GCS 15) NormalTekanan Darah 120/80 mmHg NormalNadi 60-100x/menit NormalRR 16-20x/menit NormalSuhu 36,5-37,2 0 C Normal
Pemeriksaan Fisik Khusus
Kepala : Ptosis Bilateral pada kedua kelopak mata
Thorax : Dalam Batas Normal
Abdomen : Dalam Batas Normal
1. Apa saja keadaan yang bisa menyebabkan ptosis ?
Jawab: Ptosis terbagi menjadi dua, ptosis kongenital dan ptosis didapat (acquired). Ptosis
acquired diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya menjadi:
- Ptosis neurogenik Myastenia Gravis, Sindroma Horner, Third Nerve Palsy
- Ptosis aponeurotik (ptosis senilis)
- Ptosis mekanikal Trauma, scar, tumor yang mengenai kelopak mata atas
- Ptosis miogenik Myotonic Dystrophy, Chronic Progressive External
Ophthalmoplegia
2. Interpretasi dan mekanisme abnormal ?
Jawab: Pemeriksaan fisik khusus lain dalam batas normal kecuali adanya temuan ptosis
bilateral. Ptosis terjadi karena ada gangguan pada kontraksi otot levator palpebra yang
diinervasi oleh N.III. Pada kasus ini, gangguan kontraksi disebabkan oleh kontraktilitas otot
yang menurun akibat tidak terikatnya Ach ke reseptor sehingga transmisi impuls pun
terganggu.
3. Mengapa pada pemeriksaan fisik khusus yang dinilai hanya otot kelopak mata ? (otot
apa saja yang dinilai di regio kepala )
Jawab: Manifestasi Myasthenia Gravis biasanya diawali dengan kelemahan otot-otot yang
memiliki motor unit yang kecil sebelum berdampak pada yang lebih besar. otot-otot
ekstraokuler inilah yang berdampak pertama kali karena otot-otot ini terus menerus aktif
serta memiliki reseptor Ach yang paling sedikit per satuan motor sehingga merespon cepat
pada perubahan kepadatan reseptor Ach. Extraocular muscle fatigue menyebabkan ptosis
(drooping eyelids) serta diplopia.Oleh karena itu, tanda-tanda MG lebih mudah ditemukan
pada pemeriksaan fisik khusus otot kelopak mata. Lebih lanjut lagi, MG dapat
bermanifestasi pada otot-otot lainnya, misalnya di regio kepala, dapat ditemukan kelemahan
otot-otot di rahang sehingga pasien sulit mengunyah, di laring yang menyebabkan suara
pasien melemah (disfonia) dan lama-lama suaranya menghilang (afonia), serta di orofaring
yang menyebabkan pasien MG sulit menelan. Bahaya yang mengancam jiwa apabila terjadi
depresi otot pernapasan.
Pemeriksaan Fisik Neurologi didapat :
Motorik : Kekuatan 5 pada keempat extrimitas, Refleks Fisiologis menurun
Refleks Patologis : Babinski(-), Chaddock (-)
1. Interpretasi dan mekanisme abnormal ?
Jawab: Semua hasil pemeriksaan motorik dalam batas normal kecuali refleks fisiologis
yang menurun. Hal ini bermakna bahwa keluhan yang dialami Nn.Sinta merupakan
gangguan pada motor end plate yang merupakan bagian dari Lower Motor Neuron.
2. Bagaimana perbedaan impuls motorik dan sensorik?
Jawab: Impuls motorik akan diteruskan ke otot (efektor) dan menyebabkan kontraksi
atau relaksasi otot sedangkan impuls sensorik akan diterima oleh reseptor sensorik dan
menyebabkan seseorang merasakan sensasi seperti rasa dingin, panas, dan nyeri.
3. Mengapa pada pemeriksaan keempat ekstremitas didapatkan hasil kekuatan 5
sementara pasien mengeluh kelemahan otot ?
Jawab: Karena kelemahan otot miastenik terjadi pada aktivitas fisik yang terus menerus dan
dalam skala yang berat. Sedangkan pemeriksaan kekuatan otot yang dilakukan tidak
membutuhkan aktivitas yang terlalu berat sehingga hasil penilaian tonus dan kekuatannya
masih baik.
4. Apa saja yang mempengaruhi kekuatan kontraksi otot?
Jawab:
a. Ukuran diameter ototb. Ukuran ketegangan pada saat kontraksic. Banyaknya motor unitd. Tipe kontraksi otote. Tipe serabut ototf. Simpanan energi dan suplai darahg. Kecepatan kontraksih. Motivasi orang yang bersangkutan
5. Apa saja yang termasuk dalam refleks fisiologis dan patologis ?
Jawab:
Refleks Fisiologis Refleks PatologisEkstremitas Atas: refleks bisep, refleks trisep, refleks brakhioradialis, refleks periosteum radialis, refleks periosteum ulnaris
Ekstremitas Bawah: refleks patella, refleks tendon Achilles, refleks kremaster, refleks plantar, refleks gluteal, refleks anal eksterna
Refleks hoffman tromer, refleks babinksi, refleks oppenheim, refleks chaddock, refleks gordon, refleks rossolimo, refleks schaeffer
6. Bagaimana derajat kekuatan pada pemeriksaan ekstremitas ?
Jawab:
Skala 0 : artinya otot tak mampu bergerak, misalnya jika tapak tangan dan jari
mempunyai skala 0 berarti tapak tangan dan jari tetap saja di tempat walau sudah
diperintahkan untuk bergerak.
Skala 1: jika otot ditekan masih terasa ada kontraksi atau kekenyalan ini berarti otot
masih belum atrofi atau belum layu.
Skala 2: dapat mengerakkan otot atau bagian yang lemah sesuai perintah misalnya
tapak tangan disuruh telungkup atau lurus bengkok tapi jika ditahan sedikit saja
sudah tak mampu bergerak
Skala 3: dapat menggerakkan otot dengan tahanan minimal misalnya dapat
menggerakkan tapak tangan dan jari
Skala 4: Dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan.
Skala 5: bebas bergerak dan dapat melawan tahanan yang setimpal untuk
mengerahkan tenaga memencet jari-jari kita. Kalau lemah akan terasa tangan pasien
tak mampu meremas kuat tangan kita. Kesulitannya adalah kalau pasien wanita yang
tak pernah menggunakan tenaga otot jari tangan, remasannya terasa kurang kuat
walaupun sudah dipaksakan untuk itu dapat diperiksa lebih jauh dengan hati-hati.
Hipotesis
Nn. Sinta (20 tahun) mengeluh kelopak mata sulit dibuka dan kelemahan pada
ekstremitas karena mengalami myastenia gravis.