analisis masalah
DESCRIPTION
AMTRANSCRIPT
Analisis Masalah:
1. a. berapa BMI Mr. B dan apa interpretasinya?
b. Bagaimana mekanisme lelah yang di alami Mr. B?
c. apa hubungan umur dan jenis kelamin terhadap keluhan?
2. A. apa penyebab Mr. B sering merasa haus dan lapar?
b. Bagaimana mekanisme haus dan lapar yang dialami Mr. B?
Tingginya kadar glukosa darah menyebabkan dehidrasi berat pada sel tubuh akibat
tekanan osmotik, yang menyebabkan cairan dalam sel keluar. Keluarnya glukosa dalam
urin akan menimbulkan keadaan diuresis osmotik. Efek keseluruhannya adalah
kehilangan cairan yang sangat besar dalam urin. Karena itulah kemudian timbul
polidipsia (sering haus)
Polifagia (sering lapar) terjadi akibat jaringan tubuh tidak mendapatkan suplai glukosa
yang cukup akibat gagalnya insulin membuka kanal glukosa. Akibatnya, glukosa darah
menumpuk, namun tubuh tetap merasa lapar karena jaringan kekurangan glukosa.
Pada keadaan jaringan kekurangan glukosa yang lebih lama, maka tubuh mengambil
energi tersebut dari sumber energi yang lain, seperti lemak atau protein, sehingga lama
kelamaan pasien menjadi semakin kurus.
3. A. Bagaimana pola urinisasi yang benar?
b. Apa penyebab peningkatan kencing ?
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan poliuria , antara lain :
Berlebihnya intake cairan yang biasanya berkaitan dengan gangguan psikologis yang
menyebabkan seseorang minum air terlalu banyak. Meskipun jarang, salah satu
penyebab kasus ini adalah lesi di hipotalamus.
Peningkatan isi zat terlarut dalam tubulus ginjal. Kasus ini dapat terjadi pada
penumpukan urea pada gagal ginjal kronis atau glukosa pada hiperglikemia.
Penyakit pada medula yang berupa gangguan gradien konsentrasi medula seperti
nefrokalsinosis , analgesik nefropati , renal papillary necrosis, atau medullary cystic
disease.
Berkurangnya produksi hormon ADH. Kasus ini biasanya terkait trauma kepala,
tumor atau infeksi hipotalamus atau pituitari.
Gangguan respons tubulus terhadap ADH. Kondisi ini disebut nephrogenic diabetes
insipidus. Kasus ini biasanya terkait hiperkalsemia , deplesi kalsium, toksisitas
lithium, dan penyakit keturunan X-linked.
Sesudah terjadi perbaikan pada penyumbatan saluran kemih.
c. bagaimana mekanisme peningkatan kencing di malam hari?
Pada penderita diabetes mellitus , masuknya glukosa ke jaringan otot dan adiposa sangat
berkurang. Akibatnya glukosa tetap berada dalam darah dan terjadi hiperglikemia. Salah
satu efek hiperglikemia adalah meningkatnya kadar glukosa melebihi threshold atau
ambang batas ginjal untuk melakukan reabsorpsi sehingga terjadi glikosuria. Akibatnya ,
berdampak pada tertariknya air ke dalam urin melalui mekanisme osmosis. Oleh karena
itulah, hiperglikemia dapat menyebabkan penderita diabetes memproduksi urin yang
mengandung glukosa serta dalam volume yang besar.
4. a. apa penyebab baal pada jari-jari dan gatal di seluruh badan Mr.B?
b. bagaimana mekanisme terjadinya baal pada jari-jari dan gatal di seluruh badan Mr.B?
5. A. apa hubungan riwayat keluarga Mr. B dengan keluhan yang dialaminya?
6. A. apa interpretasi hasil pemeriksaan fisik?
b. bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik yang abnormal?
Acanthosis Nigricans adalah merupakan kehitaman yang ada pada kulit atau
hiperpigmentasi kulit. Biasanya terjadi pada ketiak, belakang leher, lipatan tangan dan
pusar. Acanthosis Nigricans ditandai oleh adanya penebalan kulit seperti beludru yang
berwarna kehitaman pada daerah ketiak, lipat paha dan leher bagian belakang.
Karakteristik dari acanthosis nigricans yaitu plak hiperpigmentasi, hyperkeratosis dan
terjadi simetris. Hal ini terjadi karena jumlah insulin yang tidak berikatan dengan
reseptornya meningkat sehingga insulin banyak berikatan dengan reseptor yang mirip
dengan reseptor insulin sehingga terjadi resistensi insulin, yang kemudian tumbuh
jaringan baru yang menyebabkan penebalan kulit dan perubahan warna
(hiperpigmentasi).
7. A. apa interpretasi hasil pemeriksaan lab? (darah dan urin)
b. bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan lab yang abnormal?
c. bagaimana metabolisme glukosa?
8. A. apa saja DD dan WD? (cara diagnose)
b. apa etiologi, epidemiologi dan factor resikonya?
1. DM Tipe 1 yang disebut jugga Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM),
disebabkan karena kerusakan sel β pankreas akibat autoimun. Terjadi pada 10% dari
semua kasus DM, umumnya berkembang pada anak-anak atau pada awal masa
dewasa. Bersifat genetis.
2. DM Tipe 2 yang disebut juga Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM),
yang disebabkan karena resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif. DM tipe 2
lebih disebabkan karena gaya hidup pasien (kelebihan kalori, kurang olahraga,
obesitas).
3. Diabetes yang disebabkan oleh faktor lain, termasuk gangguan endokrin (Sindrom
Cushing, akromegali), DM gestational (pada wanita hamil), pankreatitis, dan karena
obat (glukokortikoid, pentamidin, niasin, dan α-interferon).
Faktor risiko :
1. Usia > 45 tahun
2. Usia lebih muda, dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) > 23 kg/m2
3. Kurang aktif
4. Ada riwayat orang tua terkena DM
5. Pernah melahirkan dengan BB bayi > 4 kg
6. Hipertensi ( ≥ 140/90 mmHg)
7. Hiperkolesterol, HDL ≤ 35 mg/dL, TG ≥ 250 mg/dL
8. Ada riwayat penyakit kardiovaskular
c. bagaimana patofisiologi dan pathogenesis kasus ini?
d. apa manifestasi kliniknya?
1. Poliuria (sering kencing),
Polidipsia (sering haus), Polifagia
(sering lapar)
2. Berat badan turun dengan
penyebab tidak jelas
3. Glikosuria (ada glukosa dalam
urin), ketouria (ada badan keton
dalam urin)
4. Mudah terkena infeksi dan
5. sulit sembuh
6. Lemas, mengantuk
7. Kesemutan, gatal, mata kabur
8. Disfungsi ereksi, pruritus vagina
9. Peningkatan kadar gula darah dan
HbA1c
a) Glukosa darah puasa : ≥ 126 mg/dL (normalnya < 100 mg/dL)
b) Glukosa darah sewaktu : ≥ 200 mg/dL (normalnya < 100 mg/dL)
c) Glukosa darah 2 jam postprandial : ≥ 200 mg/dL (normalnya < 140 mg/dL)
d) HbA1c : > 8 % (Normalnya 4-6 %)
e. bagaimana penegakan diagnosis kasus ini?
f. apa saja komplikasinya?
1. Mikroangiopathy
Pada Mata : retinopathy, maculopathy
Pada Ginjal : nepropathy
Pada Syaraf : neuropathy
2. Macroangiopathy
Pada jantung : penyakit jantung koroner
Pada pembuluh : penyakit serebrovaskular
3. Lainnya
Kulit : pengelupasan kulit
Lensa mata : katarak
g. bagaimana penatalaksanaan kasus ini? (edukasi, preventif, kuratif, rehabilitasi)
Non farmakologi :
1. Berolahraga secara teratur.
2. Melakukan diet rendah karbohidrat, kurangi asupan gula, banyak makan buah dan
sayur yang berserat tinggi, pilih buah yang memiliki indeks glikemik rendah
(misalnya apel).
3. Menurunkan berat badan bila berlebih.
4. Mengurangi/menghentikan konsumsi alkohol.
5. Menjaga kebersihan tubuh, terutama mulut dan gigi, di sela-sela jari tangan dan kaki
untuk mencegah terjadinya infeksi.
Farmakologi :
1. Insulin
Menurunkan kadar gula darah dengan cara menstimulasi pengambilan glukosa perifer
dan menghambat produksi glukosa hepatik. Berdasarkan mula dan lama kerjanya, insulin
dapat dibagi menjadi beberapa tipe:
1. Ultra Short Acting : Onsetnya 0 – 0,25 jam, konsentrasi puncak dicapai dalam 1-2
jam, dan durasi kerja 2-4 jam.
2. Short Acting: Onsetnya 0,5-1 jam, konsentrasi puncak dicapai dalam 2-4 jam, dan
durasi kerja 6-8 jam.
3. Intermediate: Onsetnya 1-4 jam, konsentrasi puncak dicapai dalam 6-10 jam, dan
durasi kerja 16-24 jam.
4. Long Acting: Onsetnya 4-6 jam, konsentrasi puncak dicapai dalam 18 jam, dan durasi
kerja 24-36 jam.
Pada saat ini telah tersedia sediaan insulin campuran sehingga dapat diperoleh onset yang
lebih cepat dan durasi kerja yang lebih lama.Dosis insulin yang diberikan bersifat
individual, tergantung status gula darah pasien. Secara umum dosis insulin untuk
pemberian subkutan yaitu:
1. Glukosa darah < 140 mg/dL : belum memerlukan insulin
2. Glukosa darah 140-200 mg/dL : 2 IU
3. Glukosa darah 201-300 mg/dL : 5 IU
4. Glukosa darah 301-400 mg/dL : 10 IU
5. Glukosa darah > 400 mg/dL : 12 mg/dL
2. Antidiabetika Oral
Obat antidiabetika oral diindikasikan untuk penderita DM Tipe 2, dan
dikontraindikasikan pada wanita hamil karena bersifat teratogenik terhadap janin.
a. Sulfonilurea
Mekanisme kerja : menstimulasi sekresi insulin dari sel β pankreas, sehingga hanya
efektif jika sel β pankreas masih bisa berproduksi.
Generasi 1 :Asetoheksamid, Tolbutamid, Klorpropamid (500 mg/kg BB), Tolazamid
Generasi 2 :Glimepirid, Glipizid, Glibenklamid
b. Biguanida : Metformin
Mekanisme kerja : menghambat produksi glukosa hepatik (glukoneogenesis) dan
meningkatkan sensitivitas reseptor insulin perifer.
c. Tiazolindindion : Pioglitazon, Rosiglitazon
Mekanisme kerja: meningkatkan sensitivitas insulin pada otot dan jaringan adiposa dan
menghambat glukoneogenesis hepatik.
d. α-glukosidase : Akarbosa, Miglitol, Voglibose
Mekanisme kerja: menghambat secara kompetitif α-glukosida hidralase sehingga
mencegah penguraian sukrosa dan karbohidrat kompleks dalam usus dengan demikian
memperlambat penyerapan karbohidrat.
e. GLP-1 agonis : Exenatide
Mekanisme kerja: menghambat pelepasan glukagon, menginduksi pelepasan insulin,
menunda pengosongan lambung, dan menekan nafsu makan.
f. DPP4 Inhibitor : Sitagliptin
Mekanisme kerja: menghambat Dipeptil peptidase IV, yang memperlambat aktivasi
GLP1.
g. Meglitinid : Repaglinid, nateglinid
Mekanisme kerja: sama seperti sulfonilurea.
h. apa prognosisnya?
Penderita diabetes dengan gula darah terkontrol dan tanpa komplikasi memiliki prognosis
yang baik. Walaupun diabetes sendiri tidak dapat disembuhkan. Namun penderita
diabetes dengan komplikasi prognosisnya tidak begitu baik. Terutama penderita diabetes
dengan komplikasi dan gula darah tidak terkontrol, penderita demikian memiliki
prognosis sangat buruk.
i. bagaimana KDU kasus ini?
Affifurahman 5a 8f 4a 8c 3a
Wenti septa
aldona
4b 8e 3c 8b 2b
dyas 4a 8d 3a 8a 2a
Ade kurnia 3c 8c 2b 7c 1b
agrifina 3b 8b 2a 7b 1a
Annisa
karamina
3a 8a 1c 7a 8i
jeswin 2b 7c 1b 8h
Tiara fortuna 2a 7b 1a 6b 8g
riko 1c 7a 8i 6a 8f
venny 1b 6b 8h 5a 8e
nadia 1a 6a 8g 4b 8d