amidasi etil p-metoksisinamat
TRANSCRIPT
AMIDASI ETIL P-METOKSISINAMAT YANG DIISOLASI DARI KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA, LINN)
TESIS
Oleh
ROSBINA BARUS 077006030/KM
S
EK O L A
H
PA
SC A S A R JANA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
AMIDASI ETIL P-METOKSISINAMAT YANG DIISOLASI DARI KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA, LINN)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Kimia pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ROSBINA BARUS 077006030/KM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Judul Tesis : AMIDASI ETIL P-METOKSISINAMAT YANG DIISOLASI DARI KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA, LINN)
Nama Mahasiswa : Rosbina Barus Nomor Pokok : 077006030 Program Studi : Ilmu Kimia
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Tonel Barus ) (Drs. Darwis Surbakti, MS ) K e t u a Anggota Ketua Program Studi Direktur ( Prof. Basuki Wirjosentono, MS,PhD ) ( Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc) Tanggal lulus : 19 Juni 2009
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Telah diuji pada Tanggal : 19 Juni 2009 PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Tonel Barus
Anggota : 1. Drs. Mimpin Ginting, MS
2. Drs. Darwis Surbakti, MS
3. Dr. Lamek Marpaung, M.Phil
4. Prof. Basuki Wirjosentono, MS., Ph.D
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
ABSTRAK
Pada penelitian telah dilakukan isolasi etil p-metoksisinamat dari kencur (Kaempferia Galanga, Linn) dalam 5 Kg rimpang kencur didapat 9,5 g Kristal etil p-metoksi sinamat. Kristal ini telah dikarakterisasi melalui analisis FT – IR dan memberikan gugus fungsi yang sesuai terutama pada daerah karateristik yaitu C=O pada bilangan gelombang 1911,92 – 1707,31 cm-1, C – O – C, pada bilangan gelombang 1604,17 – 1572,02 cm-1. Hal ini didukung oleh hasil analisis 1 H-NMR pergeseran kimia proton pada daerah 3,815 ppm merupakan puncak singlet menunjukkan pergeseran kimia proton dari - O – CH3(metoksi); pergeseran kimia pada daerah 1,917 ppm merupakan puncak triplet menunjukkan pergeseran kimia proton dari – CH3 alifatis; pergeseran kimia pada daerah 6,378 ppm merupakan puncak doublet menunjukkan pergeseran kimia dari HC=CH trans yang juga didukung oleh hasil GC – MS. Selanjutnya amidasi dari etil p-metoksi sinamat yang direaksikan dengan etanolamin menghasilkan etil p-metoksi sinamida sesuai konsep HSAB (Hard Soft Acid Base). Hal ini didukung oleh karakerisasi pada bilangan gelombang 3787,82 cm-1 menunjukkan vibrasi C – OH, pada bilangan gelombang 3366,33 cm-1 menunjukkan vibrasi N – H, pada bilangan gelombang 1696,13 cm-1 menunjukkan vibrasi C=O. Kata kunci : Kencur,Masersi, Isolasi, Etil Parametoksisinamat, Amidasi
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
ABSTRACT
Isolation of etil p-methoxy cinnamate from 5 Kg kencur (kaempferia Galanga
Linn.) had been done by maceration with yielded 9,5 g as crystal. The crystal had been characterized by FT – IR and gave function group which wave number 1911,92 – 1707,31 cm-1 C=O, 1604,17 – 1572,02 cm-1 C-O-C. It was supported by 1H-NMR with chemical shift 3,815 ppm singlet peak showed proton of –O-CH3 (methoxy); 1,917 ppm triplet peak showed proton of – CH3; 6,378 ppm doublet peak showed proton of HC=CH trans. It was supported by GC-MS. The amidation of etil methoxy cinnamide based on concept of HSAB (Hard Soft Acid Base). It was supported of characterization by FT-IR 3787,82 cm-1; 3366,33 cm-1; and 1696,13 cm-1 showed vibration of C-OH; N-H; and C=O. Keywords : Kencur, Kaempferia Galanga Linn, Maceration, Isolation, Etil P-
Methoxycinnamate
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas segala berkata dan karunia
yang dilimpahkan Nya sehingga Tesis ini dapat diselesaikan.
Dengan selesainya Tesis ini perkenankanlah kami ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada: Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Chairuddin P.
Lubis, DMT&H, Sp. A (K), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada
kami untuk menyelesaikan pendidikan program magister, Direktur Sekolah
Pascasarjana Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc dan ketua Jurusan Program Studi
Prof. Basuki Wirjosentono, MS, PhD atas kesempatan yang diberikan kepada kami
untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
Terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Tonel Barus selaku pembimbing utama dan Bapak Drs. Darwis
Surbakti, MS selaku anggota komisi pembimbing yang setiap saat dengan penuh
perhatian selalu memberikan bimbingan, motifasi dan saran sehingga tesis ini
dapat diselesaikan.
2. Bapak Drs. Mimpin Ginting, MS, Bapak Dr. Lamek Marpaung, M.phil, Bapak
Basuki Wirjosentono, MS, PhD selaku penguji yang banyak memberikan
masukan dan saran untuk menyelesaikan tesis ini, untuk itu penulis ucapkan
terimakasih.
3. Bapak Drs. Adil Ginting, MSc selaku kepala laboratorium kimia organic serta
Asisten (Roby, Mery, Firdaus, Dewi, Rianto) di laboratorium kimia organik yang
tela banyak membantu dan memberikan kemudahan selama penulis melakukan
penelitian hingga selesainya penelitian ini. Kepada mereka saya ucapkan
terimakasih.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
4. Orang tua saya Ayah S. Barus, Ibu M. br Bangun dan suami saya tercinta S.
Perangin-angin beserta anak saya Rosi Puspalia dan Sintia Priggita dan Mertua
saya Ng. Perangin-angin, S. br Kembaren dan Adik saya Feri Tarigan. Karena
kalian merupakan motivasi yang sangat besar dalam penyelesaian penelitian ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pascasarjana Ilmu Kimia Universitas Sumatera
Utara yang dengan sabar memberikan motivasi bagi penulis.
6. Bapak Kepala SMA Negeri 17 Medan Drs. Karbin Tarigan MPd, yang
memberikan rekomendasi kepada saya untuk mengikuti Program Magister Ilmu
Kimia di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, atas izin dan
bantuannya saya ucapkan terimakasih.
7. Rekan-rekan Guru di SMA Negeri 17 Medan yang telah banyak memberikan
dorongan bagi penulis.
8. Teman-teman angkatan 2007 Sekolah Pascasarjana Ilmu Kimia yang banyak
memberikan bantuan moril dan dorongan bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih kurang sempurna oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pihak
pembaca demi kesempurnaan tesis ini. Akhirnya semoga tesis ini dapat bermanfaat
bagi penelitian dan kemajuan Ilmu Pengetahuan untuk kemajuan Nusa dan Bangsa.
Hormat Penulis
ROSBINA BARUS
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 01 Januari 1965 di Medan. Anak dari S.Barus
dan M. br Bangun, sebagai anak ke empat dari tujuh bersaudara.
Penulis menjalani masa pendidikan di SD Swasta Masehi tamat tahun 1977,
kemudian SMP Swasta Proklamasi tamat tahun 1981, dan selanjutnya ke SMA
Nasional Kitalsa tamat 1984, kemudian pada tahun 1984 melanjutkan pendidikan D
III Kimia UNIMED tamat tahun 1987 kemudian pada tahun 1996 melanjutkan S-1
Kimia di Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED Medan
Penulis memperoleh SK pengangkatan sebagai guru Pegawai Negeri Sipil
pada tahun 1989 dan ditempatkan di SMA Negeri 1 Tanjung Pura Kabupaten Langkat
dan pada tahun 1990 di pindahkan di SMA Negeri 17 sampai sekarang. Bulan
September 2007 melanjutkan pendidikan program magister di sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara pada program studi Ilmu Kimia yang dibiayai oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui BAPPEDA Sumatera Utara.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK…………………………………………………………………..… i
ABSTRACT…………………………………………………………………… ii
UCAPAN TERIMAKASIH…….……………………………………………. iii
RIWAYAT HIDUP…………….…………………………………………….. vi
DAFTAR ISI…………………….……………………………………………. vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. X
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………..……….….………. 1
1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………..……….…. 1
1.2. Permasalahan………………………………………………..………… 2
1.3. Tujuan Penelitian…………………………………………..……….…. 2
1.4. Manfaat Penalitian…………………………………………..………… 3
1.5. Lokasi Penelitian…………………………………………….……….... 3
1.6. Metodologi Penelitian…………………………….…………….…….. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………..………….………….…………….... 4
2.1. Mengenal Tanaman kencur……………….. …………………………. 4
2.2. Kandungan Kimia Kencur…..………………………………………… 6
2.3. Isolasi Etil p-metoksisinamat . ………………………….…………..… 8
2.4. Ester …………………………………………………….………….…. 10
2.4.1. Esterifikasi……………………………..……..……..…………….. 10
2.5. Amida……………………………..………..…………………..…….. 14
2.5.1. Pembuatan Amida…………………………………..…………….. 15
2.5.2. Kegunaan Amida………………………………………………….. 17
2.6. Etanolamin…………………………………………………………….. 18
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………………… 20
3.1. Alat-alat…………………………………………………………..………20
3.2 Bahan-bahan………………………………..…………………………… 21
3.3 Lokasi Penelitian………………………………………………………… 21
3.4 Prosedur Penelitian………………………………………....…………… 22
3.5 Bagan Penelitian……………………………………………..………..… 23
3.5.1 Preparasi Sampel……………………………………..……………… 23
3.5.2 Isolasi Etil P-metoksisinamat dan kencur…………………………… 24
3.5.3 Amidasi Etil P-metoksisinamat……………………………………… 25
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………...…………… 26
4.1 Hasil………………………..………………………………….………… 26
4.2 Pembahasan………………………………………………….……………
30
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………….……….……………………… 33
5.1 Kesimpulan……………………………………………..………..……… 33
5.2 Saran……………………………………..……………………………… 34
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 05
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul halaman
1. Struktur Kimia Senyawa Etanolamin……………………………………... 18
2. Spektrum FT-IR Etil p-metoksisinamat………………………………….... 27
3. Spektrum 1H-NMR Etil p-metoksisinamat………………………. ……….. 28
4. Spektrum FT-IR Etil p-metoksisinamida…………………………………. 30
5. Reaksi Etil Parametoksisinamat dengan Etanolamin………………………. 31
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
6. Foto Kencur……………………………………………………………….. 38
7. Foto Rimpang Kencur……………………………………………………… 39
8. Foto Kencur Halus…………………………………………………………. 40
9. Foto Tepung Kencur……………………………………………………….. 41
10. Foto Maserasi Kencur……………………………………………………... 42
11. Foto Ekstrak Kencur……………………………………………………….. 42
12. Foto Hasil Isolasi…………………………………………………………... 43
13. Foto Kristal Etil parametoksisinamat………………………………………. 43
14. Foto Kristal Etil parametoksisinamat……………………………………… 44
15. Foto Amidasi Pertama……………………………………………………... 44
16. Foto Amidasi Kedua…………………………………………………….… 44
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Spektrum FT-IR Etil p-metoksisinamat………………………………… 45
2. Spektrum 1H-NMR Etil p-metoksisinamat…………………………….. 46
3. Spektrum GC-MS etil p-metoksi sinamat…………………………….. 47
4. Spektrum FT – IR etil p-metoksi sinamida…………………………… . 53
5. Data hasil pengukuran tegangan permukaan etil p-metoksi sinamida… . 54
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemanfaatan hasil isolasi bahan alam menjadi bahan dasar untuk mensintesa
senyawa lain yang lebih bermanfaat adalah salah satu peningkatan bahan alam
menjadi produk yang lebih potensial. Selanjutnya produk alam yang dapat digunakan
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
menjadi bahan dasar sintesa adalah produk alam yang banyak tersedia dan
mengandung gugus fungsi yang dapat diganti menjadi gugus fungsi yang lain.
Etil p-metoksisinamat adalah salah satu produk alam yang terdapat pada
kencur (Kaempferia galanga Linn) dalam jumlah yang relatif besar. Isolasi dan
pemurnian etil p-metoksisinamat dapat dilakukan dengan mudah, selain itu etil p-
metoksisinamat mempunyai gugus fungsi yang reaktif sehingga sangat mudah
ditransformasikan menjadi gugus fungsi yang lain. Etil p-metoksisinamat adalah ester
alam dimana gugus esternya dapat diamidasi menjadi senyawa amida yang lebih
bermanfaat sehingga etil p-metoksisinamat memungkinkan sebagai bahan dasar
sintesa amida turunan sinamat. (Taufikurohmah,T.,dkk,2008)
Kencur merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh di berbagai daerah di
Indonesia sebagai tanaman yang dibudidayakan. Biasanya tanaman ini digunakan
sebagai ramuan obat tradisional sebagai pengaktif. Dalam kehidupan sehari-hari
kencur digunakan sebagai bumbu yang disertakan dalam berbagai masakan sehingga
sekarang ini kencur sudah banyak dibudidayakan sebagai hasil pertanian yang
diperdagangkan dalam jumlah yang besar.(Hamida,L.,2007)
Kandungan kimia kencur sudah diteliti oleh Modhatil,dkk, diantaranya ialah
etil sinamat, etil p-metoksisinamat, kamfen, borneol dan paraffin (Madhatil,P).
Diantara kandungan kimia ini etil p-metoksisinamat merupakan komponen utama
yang dengan mudah dapat diisolasi dan dimurnikan. Perkulasi serbuk kencur kering
dalam etanol teknis sebagai pelarut menghasilkan 1,1 % dari berat kencur segar.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Adanya gugus fungsi ester yang sangat reaktif pada etil p-metoksisinamat
menyebabkan senyawa ini sangat mudah diamidasi menjadi senyawa amida turunan
sinamat. Pada dasarnya transformasi gugus fungsi ester menjadi gugus fungsi amida
dapat dilakukan dengan mereaksikan langsung dengan pereaksi senyawa amina
seperti etanolamin pada kondisi tertentu.
1.2. Permasalahan
Etil p-metoksisinamat sebagai hasil alam yang diisolasi dari kencur
mempunyai gugus fungsi ester. Apakah gugus ester tersebut dapat ditansformasikan
menjadi gugus fungsi amida dengan proses amidasi menggunakan etanolamin.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengubah gugus fungsi ester dari etil p-metoksisinamat menjadi gugus
fungsi amida dengan proses amidasi menggunakan etanol amin.
1.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengemulsi
atau surfaktan terutama dalam bahan makanan, juga memberi informasi tentang
proses amidasi etil p-metoksisinamat sebagai hasil alam menjadi senyawa amida.
1.5. Lokasi Penelitian
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Organik FMIPA USU dan uji
spektrofotometer dilakukan di Labkrim Polri Jakarta.
1.6. Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium dilakukan sebagai berikut:
Sampel rimpang kencur diperoleh dari pasar Ciroyom Bandung sebanyak 10
Kg dibersihkan dengan air dan dikupas kulir arinya. Selanjutnya diblender sampai
halus lalu dikeringkan dalam ruangan, kemudian diperkulasi dalam perkulator
menggunakan pelarut etanol teknis. Hasil perkolasi dipekatkan dengan rotari
evaporator lalu disimpan dalam refigrator dan dibiarkan selama 72 jam sampai
terbentuk kristal. Kristal yang diperoleh direkristalisasi sampai diperoleh kristal
murni berwarna putih.
Kristal dilarutkan dalam etanol absolut kemudian ditambahkan benzen dan
etenol amin secukupnya direfluk selama 24 jam. Hasil refluk dipekatkan dengan
rotari evaporator dan dibiarkan sampai diperoleh kristal, lalu diuji dengan KLT
apakah reaksi sudah sempurna. Selanjutnya hasil reaksi diuji spektrofotometer IR dan
ditentukan HLB nya.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Mengenal Tanaman Kencur
Kencur (Kaempferia Galanga, Linn) merupakan tanaman tropis yang banyak
tumbuh diberbagai daerah di Indonesia sebagai tanaman yang dipelihara. Tanaman
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
ini banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan sebagai bumbu dalam
masakan sehingga para petani banyak yang membudidayakan tanaman kencur
sebagai hasil pertanian yang diperdagangkan dalam jumlah yang besar. Bagian dari
tanaman kencur yang diperdagangkan adalah buah akar yang tinggal didalam tanah
yang disebut dengan rimpang kencur atau rizoma. (Soeprapto, S. 1986)
Daun kencur berbentuk bulat lebar, tumbuh mendatar diatas permukaan tanah
dengan jumlah daun tiga sampai empat helai. Permukaan daun sebelah atas berwarna
hijau sedangkan sebelah bawah berwarna hijau pucat. Panjang daun berukuran 10 –
12 cm dengan lebar 8 – 10 cm mempunyai sirip daun yang tipis dari pangkal daun
tanpa tulang tulang induk daun yang nyata. (Backer, C. A. 1986)
Rimpang kencur terdapat didalam tanah bergerombol dan bercabang cabang
dengan induk rimpang ditengah. Kulit ari berwarna coklat dan bagian dalam putih
berair dengan aroma yang tajam. Rimpang yang masih muda berwarna putih
kekuningan dengan kandungan air yang lebih banyak dan rimpang yang lebih tua
ditumbuhi akar pada ruas ruas rimpang berwarna putih kekuningan.
Bunga kencur berwarna putih berbau harum terdiri dari empat helai daun
mahkota. Tangkai bunga berdaun kecil kecil sepanjang 2–3 cm, tidak bercabang,
dapat tumbuh lebih dari satiu tangkai, panjang tangkai 5–7 cm berbentuk bulat dan
beruas ruas. Putik menonjol keatas berukuran 1–1,5 cm, tangkai sari berbentk corong
pendek.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Klasifikasi Kaempferia Galanga, Linn di dalam dunia botani adalah sebagai
berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermaiophyta
Sob Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Subfamili : Zingiberoideae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia .galanga
Nama Kaempferia Galanga, Linn di berbagai daerah di Indonesia adalah
sebagai berikut:
Sumatera : ceuku (Aceh), tekur (Gayo), kaciwer (Karo), cakue (Minangkabau)
Cokur (lampung)
Jawa : kencur (jawa), cikur (Sunda), kencor (Madura)
Sulawesi : batako (Manado), watan (Minahsa), sukhur (Tonsea), humpoto
(Gorontalo), cakuru (Makasar), ceku (Bugis)
Nusa Tenggara: cekuh (Bali), cekur (Sasak), cekur (Sumba), sokus (Roti)
Sukung (Timor)
Maluku : suha (Seram), assuli (Ambon), onegai (Buru)
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Irian : ukap (Irian)
2.2. Kandungan Kimia dari Kencur
Kandungan kimia rimpang kencur telah dilaporkan oleh Madhathil dkk
(1927) yaitu (1) etil sinamat, (2) etil p-metoksisinamat, (3) p-metoksistiren, (4) karen
(5) borneol, (6) parafin
OC2H5
O
OC2H5
O
H3CO H3CO
CH2
CH2
CH3
CH3
CH3
CH3
H3C
C CH3H3C
CH3
CH3
1 2 3
4 5 6
Diantara kandungan kimia ini, etil p=metoksisinamat merupakan komponen
utama dari kencur. Beberapa peneliti terdahulu telah berhasil mengisolasi etil p-
metoksisinamat dari rimpang kencur sebanyak 0,8 – 1,26 %
Tanaman kencur mempunyai kandungan kimia antara lain minyak atsiri 2,4-
2,9% yang terjadi atas etil parametoksi sinamat (30%). Kamfer, borneol, sineol, penta
dekana. Adanya kandungan etil para metoksi sinamat dalam kencur yang merupakan
senyawa turunan sinamat (Imayatullah,1997;Jani, 1993).
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Manfaat yang diperoleh dari penanaman kencur adalah untuk meningkatkan
produktivitas lahan pertanian yang sekaligus menambah penghasilan petani. Dari
rimpang kencur ini dapat diperoleh berbagai macam keperluan yaitu: minyak atsiri,
penyedap makanan minuman dan obat-obatan. Rimpang kencur yang disuling dapat
menghasilkan minyak atsiri sebanyak 0-0,2 % berupa soneol, asal metal kanil dan
pendekaan. Berbagai jenis makanan mempergunakan sedikit rimpang atau daun
kencur sehingga memberikan rasa sedap dan khas yaitu dalam pembuatan gado-gado,
pecal dan urap. Rimpang kencur yang digerus bersama- sama beras kemudian
diseduh dengan air masak dan diberi sedikit gula atau anggur. Minuman ini berguna
bagi kesehatan tubuh, jenis minuman ini sudah diperiksa dipabrik-pabrik berupa
minuman beras kencur. Rimpang kencur di pergunakan untuk meramu obat-obatan
tradisional yang sudah banyak di produksi oleh pabrik-pabrik jamu maupun dibuat
sendiri, rimpang mempunyai khasiat obat antara lain untuk menyembuhkan batuk dan
keluarnya dahak, mengeluarkan angin dari dalam perut, bisa juga untuk melindungi
pakaian dari serangga perusak, caranya rimpang kering kencur disimpan diantara
lipatan-lipatan kain (Afrianstini, J.J., 1990).
Kencur (Kamferia galanga L) adalah salah satu jenis temu-temuan yang
banyak dimanfaatkan oleh rumah tangga dan industri obat maupun makanan serta
minuman dan industri rokok kretek yang memiliki prospek pasar cukup baik.
Kandungan etil p-metoksisinamat (EPMS) didalam rimpang kencur menjadi bagian
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
yang penting didalam industri kosmetik karena bermanfaat sebagai bahan pemutih
dan juga anti eging atau penuaan jaringan kulit (Rosita, dkk, 2007).
2.3. Isolasi Etil P-Metoksisinamat
Penelitian telah membuktikan kebenaran pengalaman nenek moyang kita
bahwa dalam tanaman kencur memang mengandung senyawa tabir surya yaitu etil p-
metoksisinamat. Etil p-metoksisinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasil
isolasi rimpang kencur yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu
pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. Senyawa tabir surya terutama yang
berasal dari alam dirasa sangat penting saat ini dimana tidak hanya wanita saja yang
memerlukan perlindungan kulit akan tetapi pria pun memerlukan tabir surya untuk
melindungi kulit agar tidak coklat atau hitam tersengat sinar matahari. Kulit dengan
perlindungan akan tampak lebih baik dalam hal warna yaitu terlihat lebih bersih dan
putih.
EPMS merupakan senyawa aktif yang ditambahkan pada lotion atau pun pada
bedak setelah mengalami sedikit modifikasi yaitu perpanjangan rantai dimana etil
dari ester ini diganti oleh oktil, etil heksil ataupun heptil melalui transesterifikasi
maupun esterifikasi bertahap. Modifikasi yang dilakukan diharapkan mengurangi
kepolaran EPMS sehingga kelarutannya dalam air berkurang yang merupakan salah
satu syarat senyawa sebagai tabir surya, selain dari itu juga untuk mengurangi tingkat
bahaya terhadap kulit.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
EPMS termasuk kedalam senyawa ester yang mengandung cincin benzene
dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus karbonil yang mengikat
etil yang bersifat sedikit polar sehingga dalam ekstraksinya dapat menggunakan
pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, metanol,
air dan heksan.
Dalam ekstraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan adalah kepolaran
antara lain pelarut dengan senyawa yang diekstrak, keduanya harus memiliki
kepolaran yang sama atau mendekati sama. EPMS adalah suatu ester yang
mengandung cincin benzene dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan
mengandung gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat agak polar
menyebabakan senyawa ini mampu larut dalam beberapa pelarut dengan kepolaran
bervariasi (Taufikhurohmah,T. dkk, 2008).
Pemanfaatan hasil isolasi bahan alam menjadi bahan dasar untuk mensintesa
senyawa lain yang lebih bermanfaat adalah salah satu peningkatan bahan alam
menjadi produk yang lebih potensial, selanjutnya produk alam yang dapat digunakan
menjadi bahan dasar sintesa adalah produk alam yang banyak tersedia mengandung
gugus fungsi yang dapat diganti dengan gugus fungsi yang lain. Etil p-
metoksisinamat adalah salah satu produk alam yang terdapat pada kencur (Kampferia
galanga Linn) dalam jumlah yang relatif besar. Isolasi dan pemurnian etil p-
metoksisinamat dapat dilakukan dengan mudah, selain itu etil p-metoksisinamat
mempunyai gugus fungsi yang reaktif sehingga sangat mudah ditransformasikan
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
menjadi gugus fungsi yang lain. Etil p-metoksisinamat adalah ester alam dimana
gugus esternya dapat diamidasi menjadi senyawa amida yang lebih bermanfaat
sehingga etil p-metoksisinamat memungkinkan sebagai bahan dasar sintesa amida
turunan sinamat. Kandungan kimia kencur sudah diteliti oleh Madatil dkk,
diantaranya ialah etil sinamat, etil p-metoksisinamat, kanfen, karen, borneol.
2.4. Ester
Ester adalah turunan asam karboksilat yang dibentuk oleh gugus alkoksi dan
asil merupakan salah satu dari kelas-kelas senyawa organik yang sangat berguna,
dapat diubah melalui berbagai proses menjadi aneka ragam senyawa lain. Ester lazim
dijumpai di alam. Lemak dan lilin adalah ester (Fesenden, 1999). Ester diberi nama
seperti penamaan pada garam. Ester-ester umumnya mempunyai bau yang enak,
seperti rasa buah dan wangi buah-buahan (Hart,H.,1990). Struktur ester mirip dengan
asam karboksilat. Pada dasarnya ester merupakan asam karboksilat dengan
menghilangkan gugus hidrogen dan digantikan oleh gugus R. Pada umumnya ester
merupakan senyawa yang mempunyai aroma yang enak dan aroma yang tercium dari
buah-buahan adalah ester misalnya propil pentanoat (nenas), etil butanoat (apel)
(Winter,A.,2005).
2.4.1. Esterifikasi
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester. Reaksi ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara :
1. Reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol
RCOOH + R'OH RCOOR' + H2O
2. Reaksi antara halida asam dengan alkohol
RCOCl + R'OH RCOOR' + HCl
3. Reaksi antara anhidrida dan alkohol
(RCO)2O + R'OH RCOOR' + RCOOH
4. Reaksi antara suatu karboksilat dan alkil halida reaktif
RCOOH + R'X RCOOR' + HX
Esterifikasi yang melibatkan alkohol dan asam karboksilat dengan adanya
katalis asam dan basa, hanya akan memberikan hasil yang baik terhadap alkohol
primer, sedangkan dengan alkohol sekunder dan tersier tidak memberikan hasil yang
diharapkan. (Kammoun,dkk.1997).
1.Esterifikasi dengan katalis asam
R1COOH + R2OH R1COOR2 + H2OH+
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Esterifikasi Fischer umumnya tidak dapat digunakan untuk pembuatan ester
dari fenol dan alkohol tersier (Loudon,1995). Metode ini dapat dijalankan pada
pembuatan ester dari sebagian besar asam karboksilat dan alkohol primer. Lebih dari
seratus ester alifatis dari asam karboksilat mono dan di basa telah dibuat dengan cara
ini untuk mempelajari sifat fisiknya. Dengan alkohol sekunder hanya diperoleh
sedikit produk ester dari metode ini. Sedangkan alkohol tersier dan fenol hampir tidak
bereaksi sama sekali.
Esterifikasi umumnya dipengaruhi oleh sedikit asam sulfat atau asam klorida
atau arisulfonat yang ditambahkan selama refluks. Kesetimbangan digeser ke kanan
dengan kelebihan salah satu reaktan atau dengan mengeluarkan air dengan destilasi
azeotropik dengan pelarut yang sesuai. Penambahan dalam jumlah kecil klorida
seperti tionil klorida, asetil klorida, atau stearoil klorida sebagai katalis telah terbukti
lebih baik dibandingkan asam klorida pada esterifikasi tertentu pada temperatur
ruang. Tidak dibutuhkan katalis pada pembuatan ester dari benzyl alkohol atau asam
formiat (Zook,1963).
Kecepatan reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur alkohol dan
asam karboksilat yang bereaksi, faktor sterik juga memainkan peranan yang sangat
penting. Peningkatan dari bilangan substituen yang meluah (bulky) pada posisi α dan
β dari asam secara menyolok mengurangi kecepatan reaksi esterifikasi. Dengan
hambatan kecepatan reaksi, ester dari asam yang terhalangi hambatan sterik dibuat
dengan metode lain selain esterifikasi langsung, misalnya dengan mengubah asam
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
menjadi asil halida dan kemudian mereaksikannya dengan alkohol atau reaksi dari
garamnya dengan alkil halida, dengan adanya amina sekunder sebagai katalis
(Wilcox,1995).
2.Reaksi Esterifikasi antara Asil Klorida dengan Alkohol dan Fenol
Ester dapat dibentuk dengan mereaksikan asil klorida dengan alkohol atau
fenol. Pada dasarnya, HCL yang dibebaskan pada reaksi ini tidak perlu dinetralisasi,
karena alkohol dan fenol cukup basa untuk diprotonasi oleh asam. Bagaimanapun
juga, beberapa ester (seperti tersier butil ester) dan alkohol (seperti alkohol tersier)
sangat sensitif terhadap asam. Dalam praktek, amin tersier seperti piridin
ditambahkan kedalam campuran reaksi atau digunakan pelarut untuk menetralkan
HCL.
PhCCl + HOC(CH3)3 PhCOC(CH3)3 + HCl
OOkuinolin atau
iridinBenzoil klorida
tersier-butil benzoat (71%- 76%)
Seperti yang dapat dilihat di atas, ester dari alkohol tersier dan fenol tidak
dapat diperoleh dengan esterifikasi katalis asam, tetapi dapat dihasilkan dengan
metode ini (Loudon.M,1995)
Asil klorida dan anhidrida bereaksi dengan cepat dengan alkohol primer dan
alkohol sekunder menghasilkan ester. Tanpa adanya basa, asil klorida mengubah
alkohol tersier menjadi alkil klorida, tetapi dengan adanya suatu amina tersier
(piridin, trietilamin), alkohol tersier diubah menjadi ester. Anhidrida asam kurang
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
reaktif dibandingkan dengan asil klorida, tetapi bereaksi dengan sebagian besar
alkohol dengan pemanasan. Asilasi dengan asetat anhidrat dijalankan dengan adanya
asam (asam sulfat, seng klorida) dan katalis basa (natrium asetat, amina tersier).
(Wilcox,1995).
Katalis basa memberikan dua fungsi sekaligus yaitu untuk menetralisasi
proton yang dilepaskan selama reaksi dan mencegah pembentukan konsentrasi asam
yang besar. Katalis basa (misalnya piridin) secara langsung terlibat dalam reaksi yaitu
sebagai katalis nukleofil (Carey and Sundberg,1990).
3.Esterifikasi Alkohol Tersier
Esterifikasi Fischer biasa untuk alkohol tersier tidak memuaskan hasilnya
disebabkan oleh dehidrasi ataupun penataan ulang kembali. Bahkan, reaksi dengan
asil klorida atau anhidrida juga memberikan hasil yang sedikit karena alasan yang
sama pula. Namun, perlakuan asetat anhidrida dengan kalsium karbida (kalsium
hidrida) diikuti dengan penambahan alkohol tersier kering yang memberikan asetat
yang diinginkan dengan hasil yang memuaskan (Monson,R.S.1972).
2.5. Amida
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Suatu amida ialah senyawa yang mempunyai nitrogen trivalen terikat pada
suatu gugus karbonil. Suatu amida diberi nama asam karboksilat induknya, dengan
mengubah imbuhan asam…-oat (atau –at) menjadi amida.
H3C C
O
NH2
IUPAC = etanamidaTRIVIAL = asetamida
Amida disintesis dari derivat asam karboksilat dan ammonia atau amina yang
sesuai.
Reaksi-reaksinya adalah sebagai berikut :
RCO
Cl
RCOCOR
O
RCO
OR'
RCO
NR2R'2NH
R'2NH
R'2NH
asil klorida
anhidrida asam
ester
(Fessenden, R.J.and Fessenden, J.S. 1999)
Seperti asam karboksilat, amida memiliki titik cair dan titik didih yang tinggi
karena adanya pembentukan ikatan hidrogen. Amida mampu membentuk ikatan
hidrogen intermolekular selama masih terdapat hidrogen yang terikat pada nitrogen.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Senyawa ini juga sangat istimewa karena nitrogennya mampu melepaskan elektron
dan mampu membentuk sebuah ikatan pi dengan karbon karbonil. Pelepasan elektron
ini menstabilkan hibrida resonansi (Bresnick,S.M.D.,1996)
2.5.1. Reaksi Pembuatan Amida
Amida asam lemak pada industri oleokimia dapat dibuat dengan mereaksikan
asam lemak atau metil ester asam lemak dengan suatu amina (Maag,1984). Amida
asam lemak dibuat secara sintesis pada industri oleokimia dalam proses batch,
dimana ammonia dan asam lemak bebas bereaksi pada suhu 200o C dan tekanan 345-
690 kpa selama 10-12 jam. Dengan proses tersebutlah dibuat amida primer seperti
lauramida, stearamida serta lainnya.
Amida primer juga dibuat dengan mereaksikan ammonia dengan metil ester
asam lemak. Reaksi ini mengikuti konsep HSAB dimana H+ dari ammonia
merupakan hard acid yang mudah bereaksi dengan hard base CH3O- untuk
membentuk metanol. Sebaliknya NH2- lebih soft-base dibandingkan dengan CH3O-
akan terikat dengan R-CO+ yamng lebih soft acid dibandingkan H+ membentuk
amida.
R CO
OCH3
+ NH3RC
O
NH2
+ CH3OH
Pembuatan amida sekunder dilakukan dengan mereaksikan asam lemak dengan
amina.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
RCO2H + RNH2 150-200oC RCONHR + H2O
Senyawa amina yang digunakan untuk reaksi tersebut antara lain etanolamin
dan dietanolamin, yang jika direaksikan dengan asam lemak pada suhu tinggi, 150o
C-200o C akan membentuk suatu amida dan melepaskan air. Reaksi aminasi antara
alkil klorida lebih mudah dengan gugus amina dibandingkan dengan terjadinya reaksi
esterifikasi dengan gugus hidroksil, juga sebelumnya telah teruji dengan adanya
reaksi antara lauril anhidrida dengan propanolamin untuk membentuk senyawa N,N-
dilauroil propanolamin (Cho dan Kim,1985).
C12H21 Cl + NH2(CH2)3OH C12H23NH(CH2)3OH + HCl
Adanya amina apabila direaksikan dengan ester baru terjadi pada suhu tinggi
dan sangat lambat sekali apabila dilakukan pada suhu rendah dengan bantuan katalis
basa Lewis NaOMe yang lebih kuat dari trietilamin. Reaksi amidasi antara amina dan
ester dengan bantuan katalis NaOMe baru dapat terjadi pada suhu 100o-120o C,
sedangkan apabila tidak digunakan katalis maka reaksi baru dapat berjalan pada suhu
150o-250o C. (Gabriel,R.,1984)
Etanolamin (NH2-CH2-CH2-OH) merupakan larutan yang tidak berwarna,
larut dalam air dan biasa digunakan dalam pembuatan srubbing hidrogen sulfida
(H2S) dan CO2 yang berasal dari minyak petroleum dan biasa juga digunakan sebagai
dry cleaning, dalam pembuatan cat dan dalam bidang farmasi (obat-obatan).
(Anonimous, 1987)
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
2.5.2. Kegunaan Amida
Senyawa amida juga mempunyai banyak kegunaan dalam bidang-bidang
tertentu. Salah satu contoh yang paling nyata adalah senyawa sulfoamida. Sulfoamida
adalah suatu senyawa kemoteraputica yang digunakan didalam pengobatan untuk
mengobati bermacam-macam penyakit infeksi, antara lain disentri baksiler yang akut,
radang usus dan untuk mengobati infeksi yang telah resisten terhadap anti biotika .
(Nuraini,W.,1988). Dan juga N-Steroyl Glutamida yang berguna sebagai surfaktan
dan antimikroba (Miranda,KS,2003).
Amida asam lemak digunakan sebagai bahan pelumas pada proses pembuatan
resin, maka amida tersebut digunakan baik sebagai pelumas internal maupun
eksternal, amida tersebut berperan mengurangi gaya kohesi dari polimer sehingga
meningkatkan aliran polimer pada proses pengolahan (Brahmana,1994).
Amida berperan untuk mempengaruhi polimer yang melebur agar terlepas
dari permukaan wadah logam pengolahan resin. Sebagai pelumas internal, amida
berperan untuk mengurangi gaya kohesi dari polimer dan meningkatkan aliran
polimer pada proses pengolahannya (Reck,1984).
2.6. Etanolamin
Etanolamin juga sering disebut dengan 2-aminoetanol atau monoetanolamin
(sering disingkat MEA) adalah komponen kimia organik dimana memiliki amina
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
primer yaitu gugus amina dalam molekul dan alkohol dengan adanya gugus hidroksil.
Seperti amina lainnya, monoetanolamin bertindak sebagai basa lemah. Etanolamin
bersifat korosif, tak berwarna, kental dengan bau yang sama dengan ammonia
(Anonim I,2005).
Struktur senyawa etanolamin :
NH2
HO
Berat molekul = 61,08. Etanolamin diperoleh dalam skala besar dengan amonolisis
etilen oksida. Etanolamin adalah cairan viskos dengan berat jenis 1,02, bersifat
higroskopis, berbau amoniak, titil lebur = 10,3oC dan titik didih 170,8oC. senyawa ini
dapat bercampur dengan air, metanol dan aseton. Larut pada 25oC dalam benzene,
1.4%, eter, 2.1% CCl4, 0.2% n-heptan (Anonim II,1976)
Interaksi antara etilen oksida dengan amoniak menghasilkan etanolamin,
dietanolamin dan trietanolamin. Reaksi dapat terjadi dengan amoniak encer pada
suhu 100oC dan 100 bar. Jika diperlukan etanolamin yang lebih banyak harus
digunakan etanolamin yang berlebih. Bentuk dari produk di- dan tri- lebih disukai
karena biasanya laju reaksi antara ammonia dengan etanolamin lebih besar daripada
dengan etilen oksida. Proses pembuatan ini ditemukan oleh Shokubai, dimana
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
menggunakan katalis zeolit untuk memperbesar rendemen hasil etanolamin dan
dietanolamin yang dibutuhkan untuk pasaran.
Etanolamin diinginkan untuk menghilangkan gas asam dari pipa gas. Etanol
amin mengabsorpsi CO2 dan H2S, tapi dietanolamin mampu mengabsorpsi karbonil
sulfida. Karena bersifat basa lemah etanolamin dapat menghasilkan senyawa lain
dengan gas asam dimana senyawa ini akan terurai oleh aliran uap dan etanolamin
dapat diregenerasi kembali untuk dipakai (Wittcoff,H.A,2004)
2.7 Surfaktan
Surfaktan adalah suatu bahan yang memiliki gugus hidrofil (suka air)
dan gugus lipofil (suka minyak). Kedua gugus tersebut memiliki keseimbangan
hidrofilik dan lipofilik (Hidrophilic Lipophilic Balance = HLB) yang
menggolongkan jenis surfaktan tersebut, apakah pengemulsi, pembasah,
detergen, atau anti buss dan sebagainya (Martin,A.N,dkk, 1993).
Molekul-molekul atau ion-ion yang teradsorpsi pada perbatasan (interfasa) disebut
sebagai bahan aktif permukaan (surface active agents) atau surfaktan
(surfactants). Surfaktan mempunyai peran penting untuk menurunkan tegangan
permukaan bahan yang dikenai. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga
golongan, yaitu sebagai bahan pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi
(emulsifying agent), dan sebagai bahan penglarut (solubilizing agent).
Aktifitas kerja suatu surfaktan karena sifat ganda dari molekul tersebut
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
(Pavia,1976). Molekul surfaktan memiliki bagian polar yang suka akan air dan bagian
yang nonpolar yang suka akan minyak/lemak. Bagian polar molekul surfaktan dapat
bermuatan positif, negatif atau netral (Lehninger,1988). Sifat rangkap ini yang
menyebabkan surfaktan dapat diadsorpsi pada antar muka udara-air, minyak-air
dan zat padat-air, membentuk lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik berada pada
fase air dan rantai hidrokarbon ke udara, dalam kontak dengan zat padat ataupun
terendam dalam fase minyak.
Umumnya bagian nonpolar (lipofilik) adalah merupakan rantai alkil
yang panjang, sementara bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus
hidroksil. (Belitz dan Grosch,1986). Sebagai gambaran untuk perimbangan hidrofil-
lipofil bahan-bahan aktif permukaan, dapat digunakan skala keseimbangan
hidrofil-lipofil yang sering disebut HLB (Hidrophilic Lipophilic Balance) yang
ditemukan oleh Griffin (1949). Dengan bantuan harga keseimbangan ini, maka kita
dapat membentuk rentang HLB setiap surfaktan secara optimal (gambar 2.2).
Makin besar nilai HLB suatu bahan maka bahan tersebut semakin bersifat hidrofilik.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Secara teori harga HLB suatu bahan dapat dihitung berdasarkan harga gugus
fungsi hidrofil, lipofil dan derivatnya yang dapat dilihat tabel 2.1 berikut :
Tabel 2. 1. Harga HLB gugus fungsi
GUGUS HIDROFIL HARGA HLB -SO4Na+ 38,7-COONa 19,1N(amina tersier) 9,4Ester (cincin sorbitan) 6,8Ester (bebas) 2,4Hidroksil (bebas) 1,9Hidroksil (cincin sorbitan) 0,5
GUGUS LIPOFIL HARGA HLB-CH- 0,475-CH2- 0,475=CH- 0,475
(Belitz dan Grosch,1986)
Berdasarkan harga yang terdapat pads table 2.1 diatas dapat ditentukan
harga HLB secara teori dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
HLB = (gugus hidrofil) – (gugus lipofil) + 7
Harga HLB dapat ditentukan dari harga CMC (Critical Micelle Concentration).
Harga CMC diperoleh dengan menggunakan alas tensiometer.
Kemudian dengan m e n g g u n a k a n r u m u s b e r i k u t m a k a a k a n
d i p e r o l e h h a r g a H L B (Brahmana,dkk,1993).
HLB = 7 – 0,36 ln(Co/Cn)
Dimana : Cw = Harga CMC Co = 100 – Cw
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
BAB III
PENELITIAN
3.1. Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Labu leher tiga (Pyrex), Labu
Takar (Pyrex), Gelas Erlenmeyer (Pyrex), Gelas Beaker (Pyrex), Gelas ukur (Pyrex),
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Corong pisah (Pyrex), Corong saring (Pyrex), Buret 10ml (Pyrex), Pendingin bola
(Jena), Hotplate Stirer (Pisons), Rotarievaporator (Heidolph VV 2000),
Spektrofotometer FT-IR (Shimadzu), GCMS (Agilent), Neraca Analitis (Mettler PM
200), Termometer 250oC (Fisher Scientific) Tabung CaCl2, Magnetik Stirer
3.2. Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Etanolamin
(p.a.E’Merck), Benzene (p.a.E’Merck), NaOMe (p.a.E’Merck), Etanol (p.a.E’Merck),
Aseton (p.a.E’Merck), Kloroform (p.a.E’Merck), N-Heksan (p.a.E’Merck), Metanol
(p.a.E’Merck), Aquadest, Kencur
3.3. Lokasi Penelitian
Isolasi kencur dengan pelarut etanol dan reaksi amidasi etil p-metoksisinamat
dilakukan di laboratorium Kimia Organik FMIPA USU Medan, rotarievaporator
dilakukan di laboratorium Kimia Bahan Alam FMIPA USU Medan, karakterisasi
secara spektroskopi FT-IR dilakukan di belawan, HNMR dilakukan di Universitas
AIR LANGGA Laboratorium dasar bersama di Surabaya dan GCMS dilakukan
Laboratorium Kimia Organik Yogyakarta.
3.4. Prosedur Penelitian
3.4.1. Preparasi Sampel
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Sebanyak 10 kg kencur dibersihkan, dikupas sampai kulit dasar terpisah,
tinggal yang putih. Kemudian kencur diblender sampai halus, setelah itu kencur
dijemur selama 3-4 hari tanpa kena sinar matahari. Setelah kencur yang dijemur
berwarna coklat muda, dikumpulkan menjadi satu dan dibuat menjadi tepung.
3.4.2. Isolasi Etil p-metoksisinamat dari kencur
Sebanyak 400 g bubuk kencur dimasukkan kedalam alat perkolator, lalu
ditambahkan 500 ml etanol teknis kemudian direndam selama 4 hari. Dikeluarkan
ekstrak kencur lalu diuapkan dengan rotarievaporator kemudian didinginkan hingga
terbentuk kristal, setelah itu disaring. Kristal yang diperoleh direkristalisasi dengan
pelarut etanol kemudian dipanaskan sampai ½ volume awal lalu didinginkan hingga
terbentuk kristal putih. Kristal putih yang diperoleh dianalisis melalui spektroskopi
FT – IR, HNMR dan GCMS.
3.4.3. Amidasi Etil p-metoksisinamat
Sebanyak 18,04 g etil p-metoksisinamat dimasukkan kedalam labu leher tiga
kemudian ditambahkan 60 ml benzene, diaduk sampai larut. Ditambahkan 6 ml
etanolamin kedalam campuran lalu sambil diaduk ditambahkan NaOMe. Campuran
direfluks selama 24 jam, setelah itu dirotarievaporasi. Residu yang diperoleh dicuci
dengan benzene, kemudian di KLT jika noda yang diinginkan belum muncul maka
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
direfluks kembali selama 12 jam pada temperatur 25 0C dan dengan penambahan
etanolamin sebanyak 2 ml lalu di KLT kembali. Selanjutnya dianalisis secara FT-IR.
3.5. Bagan Penelitian
3.5.1. Preparasi Sampel
Rimpang kencur
Bubuk kencur halus
dibersihkandikupasdiblenderdikeringkan
3.5.2. Isolasi etil p-metoksisinamat dari kencur
Perkulator
Dimasukkan bubuk kencur sebanyak 400 gr
Ditambahkan 500 ml etanol teknis
Direndam selama 4 hari Dikeluarkan ekstraknya
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
FT-IR HNMR GCMS
Direkristalisasi
Disaring
Kristal Putih
Kristal
Ekstrak Kencur
Dievaporasi Dibiarkan dingin
3.5.3. Amidasi etil p-metoksisinamat
Hasail Reaksi
Labu leher tiga
Dimasukkan 18,04 g EPMS
Ditambahkan etanol p.a
Ditambahkan 60 ml benzene
Ditambahkan 6 ml etanolamin
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Ditambahkan NaOMe 0,0027 g
Direfluks selama 24 jam
Dirotarievaporasi
Dicuci dengan benzene
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Senyawa etil p-metoksisinamida dapat dibuat dengan mereaksikan etil para
metoksisinamat dengan etanol amin. Etil parametoksisinamat yang dengan mudah
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
dapat diisolasi dan di murnikan. Perkulasi serbuk kencur kering dalam etanol teknis
sebagai pelarut menghasilkan 1,1% dari berat kencur segar.
Hasil analisis spektroskopi FT-IR untuk etil p-metoksisinamat sebagai
berikut:
No Bilangan Gelombang Gugus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3008,56 – 28443,29
1911,92 – 1707,31
1630,84
1604,84 – 1572,02
1475,64 – 1442,93
1421,25 – 1391,59
1329,44 – 1208,37
1174,11 – 883,50
778,85 – 744,06
550,74 – 525,75
C – H
C = O
C = C
C – O
C – H
C –H
C – H
R – C=CH2
C – H
C – C
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Gambar 4.1 Spektrum FT - IR etil para metoksisinamat
Untuk mendukung struktur EPMS dilakukan juga analisis spektroskopi
H-NMR (gambar 4.2). Hasilnya adalah sebagai berikut :
1. Pergeseran kimia pada daerah 1,917 ppm merupakan puncak triplet menunjukkan
pergerseran kimia proton dari – CH3
2. Pergeseran kimia pada daerah 3,815 ppm merupakan puncak singlet menunjukkan
pergeseran kimia proton dari – O – CH3
3. Pergeseran kimia pada daerah 4,642 ppm merupakan puncak kwartet
menunjukkan pergeseran kimia proton dari – CH2 – CH3
4. Pergeseran kimia pada daerah 6,378 ppm merupakan puncak doublet
menunjukkan pergeseran kimia proton dari H – C = C – H
5. Pergeseran kimia pada daerah 6,932 ppm merupakan puncak doublet
menunjukkan pergeseran kimia proton dari – CH
6. Pergeseran kimia pada daerah 7,413 ppm merupakan puncak doublet
menunjukkan pergeseran kimia proton dari - CH
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Gambar 4.2 Spektrum H-NMR etil para metoksisinamat
7. Pergeseran kimia pada daerah 7,549 – 7.725 ppm merupakan puncak doublet
menunjukkan pergeseran kimia proton dari H etena
Gambar 4.2. Spektrum 1H – NMR dari etil parametoksi sinamat
Selanjutnya identifikasi EPMS dari spektrum GCMS seperti berikut ini :
Pada ion molekul 206 adalah sama dengan massa molekul EPMS.
Fragmentasi 15 adalah CH3 dari O-CH3, dan Fragmentasi 28 adalah CH2=CH2,
Fragmentasi 45 menunjukkan adanya etoksi –OC2H5 yaitu jalur ester, ini dikuatkan
dari fragmentasi 88 pada 118 yaitu H2C C OC2H5 + H
O
, Fragmentasi 129
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
pada 77 adalah spesipik phenil C6H5.Dari fragmentasi tersebut jelas bahwa senyawa
yang diisolasi adalah EPMS
Hasil FT –IR parametoksisinamida adalah sebagai berikut:
No Bilangan Gelombang Gugus
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
3787,82
3366,33
2352,13 – 2319,78
1696,13
1632,01
1603,80
1513,19
1456,48
1286,99
1252,60 – 1173,40
1072,15 – 1033,27
908,10
882,69 – 830,90
550,58
C – OH
N – H
C –N
C = O
C = C
C – O
N – H
- CH2
C – O – H
C – N
C – O – C
C – H
C – H
C – C
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Gambar 4.3. Spektrum FT – IR etil para metoksi sinamida
4.2 Pembahasan
Etil p-metoksisinamat diperoleh dari rimpang kencur dibersihkan dengan air
kemudian dikupas kulit arinya lalu di blender sampai halus dan di jemur sampai
kering di ruangan. Bubuk kencur kering di ekstraksi dengan etanol teknis dalam
perkulator. Ekstrak di evaporasi dengan evaporator dan didiamkan sampai terbentuk
Kristal, di saring kemudian di rekristalisasi sampai diperoleh Kristal putih dan murni.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Hasil analisa kemudian dengan penentuan titik leleh menunjukkan angka mendekati
titik EPMS standar yaitu 46,50 0C dengan berbagai komposisi dan jenis pelarut
pengembang menghasilkan noda tunggal. Selanjutnya siap dianalisis lebih lanjut.
Terbentuknya etil p-metoksisinamat sebagai produk tahap pertama didukung
oleh spectrum FT-IR yang menunjukkan gugus C – H pada bilangan gelombang
3008,56 – 2843,29;gugus karbonil C = O pada bilangan gelombang 1707,31 cm-1;
gugus ester C – O – C pada bilangan gelombang 1604,17 – 1572,02 cm-1.
Terbentuknya etil p-metoksi sinamat sebagai produk tahap pertama didukung
oleh spektrum 1H - NMR yang menunjukkan proton dari ester yaitu pada pergeseran
kimia proton 1,917 ppm dan 4,642 ppm, proton metoksi pada pergeseran kimia
proton 3,815 ppm.
Amidasi etil p-metoksisinamat dengan etanolamin dapat menghasilkan
senyawa etil p-metoksisinamida berdasarkan prinsip HSAB (Hard Soft Acid Base).
Dimana H+ dari gugus NH2 dari etanoamin merupakan asam keras ( Hard Acid )
yang mudah bereaksi dengan - OC2H5 dari etil p-metoksisinamat yang merupakan
basa keras (Hard Base) NH- pada gugus NH2 dari etanolamin merupakan basa lunak
(Soft Base) yang selanjutnya bereaksi membentuk ikatan dengan para metoksisinamat
(R-C+=O) yang merupakan asam lunak (Soft Acid) reaksinya sebagai berikut:
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Untuk menjalankan reaksi ini dilakukann refklus berulang – ulang dengan
penambahan eetanolammin yang berlebih.
Untuk menharapkan ( R-C+=O) para metiksisinamat dapat bereaksi sempurna
dengan etanolamin yang digunakan hasil reaksi setelah dipisahkan dari pelarut
kemudian di uji kemurniannnya melalui analisis kromatografi lapis tipis (KLT)
menggunakan silica gel 60 dan digunakan pengembang dengan perbandingan tertentu
dan diamati noda yang timbul di bawah sinar ultraviolet (UV).
Terbentuknya etil parametoksisinamida didukung oleh spektrum FT-IR yang
menunjukkan gugus C – OH pada bilangan gelombang 3787,82 cm-1; gugus N – H
pada bilangan gelombang 3366,33 cm-1; gugus C – N pada bilangan gelombang
2352,13 – 2319,78 cm-1; gugus C = O pada bilangan gelombang 1696,13 cm-1; gugus
C – O pada bilangan gelombang 1603,80.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Gugus fungsi ester dari etil para metoksisinamat dapat diamidasi dengan
menggunakan etanolamin. Ini didukung oleh hasil karakterisasi FT-IR yaitu pada
bilangan belombang 3787,82 cm-1 menunjukkan vibrasi C-OH, pada bilangan
gelombang 3366,33 cm-1 menunjukkan vibrasi N-H dan pada bilangan gelombang
1696,13 cm-1 menunjukkan vibrasi C=O.
5.2. Saran
Disarankan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan etil para
metoksisinamida sebagai pengemulsi dalam bahan makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Afriastini. J. J. 1990. “Bertanam Kencur”. Wakarta Penebar Swadaya. Jakarta Anonimous. I. 1987. “The Merck Index USA”. Merk and Co. New Jersey
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Anonim I. 2005. http://en.wikipedia.org/wiki/Coamide_MEA. Diakses 23 November 2005.
Backer. C. A. R. C. B. Van den Briak. 1968. “Flora Of Java”. Vol. 2 Walters Noordhoff. N. V. Groningen. P. 33
Belizt. HD. W. Grosch.1990. “Food Chemistry”. Springer – Verlag. Jerman
Brahmana. H. R. H. S. R. P. Sinaga. Kaban. J. dan M. K. Bangun. 1993. “Sintesa Ester Sukrosa Asam Lemak Dari Beberapa Minyak Yang Dapat Dimakan Sebagai Emulsi Dalam Bahan Makanan Dan Kosmetik”. Lembaga Penelitian USU. Medan
Bresnick. S. M. D. 1996. “Intisari Kimia Organik”. Hipokrates. Jakarta
Carey. F. A and Sundberg. R. J. 1999. “Advanced Organic Chemistry”. 3d Edition. Jilid 2. Jakarta Erlangga.
Fessenden. R. J. dan J. Fessenden. 1999. “Kimia Organik”. Edisi Ketiga. Jilid 2. Jakarta Erlangga.
Gabriel. R. 1984. “Selective Amidation Of Fatty Methyl Esters With N – (2- Ami n o e t h y l ) E t h a n o l a mi n e U n d e r B as e C a t a l y s i s ” . J . Am. OilChem. Soc. 61. 965. U S A
Hamida. Lenita. HJ. 2007. “Seni Tanaman Rempah Kencur”. CV. Habsa Jaya. Bandung
Hart. K. 2003. “Kimia Organik”. Edisi Kesebelas. Erlangga. Jakarta
Inayatullah. M. S. 1997. “Standarisasi Rimpang Kencur dengan Parameter Etil Para Metoksi Sinamat”. Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Surabaya
Jani. 1993. “Uji Aktivitas Tabir Matahari Senyawa Etil Para Metoksi Transinamat
dari Rimpang Kencur (Kaempferia Galanga Linn)”. Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Surabaya. Surabaya
Kammoun. N. 1997. “A New Simplified Method for Esterification of
Secondary and Tertiary Alcohols”. J. Synth. Comm Lehninger. A. L. 1988. “Dasar-Dasar Biokimia”. Jilid 1. Jakarta. Erlangga
Loudon. M. 1995. “Organic Chemistry”. 3d Edition. The Benjamin Cumming
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Publishing Company. California
Maag. H. 1984. “Fatty Acid Derivates Important Surfactans For House Hold Cosmetic And Industrial Purpose”. J. Am. Oil. Chem. Soc. 61. 259
Martin. A. N. 1993. “Physical Pharmacy”. Fourty Edition. Lea And Febinger. Philadelphia
Miranda. K. S. 2003. “Sintesis N-Steroyl Glutamida Melalui Amidasi Asam Stearat Dengan Asam Glutamat”. Skripsi Jurusan Kimia FMIPA USU. Medan
Monson. R. S. 1972. “Advanced Organic Synthesis”. Academic Press. New York
Murry. J. 1994. “Fundamentals Of Organic Chemistry”. Cole Publishing Company. California
Pavia. D. 1976. “Introduction For Organic Laboratory Techniques”. Saunders Company. Philadelphia
Reck. R. A. 1984. “Marketing and Econommic Of Oleochemical To The Plastic Industry”. J. Am. Oil Chem. Soc
Rosita. S. M. D. O. Rostiana dan W. Haryudin. 2006. “Respon Kencur (Kaempferia galanga Linn) Terhadap Pemupukan”. Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Tumbuhan Obat Indonesia XXVIII.
Solomons. T. W. G. 2004. “Organic Chemistry”. Jhon Wiley and Sons. New York
Soeparto. S. 1986. “Jamu Jawa Asli”. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Titik. T. Rusmini. Nurhayati. 2008. “Pemilihan Pelarut dan Optimasi Suhu pada Isolasi Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat (EPMS) Dari Rimpang Kencur Sebagai Bahan Tabir Surya Pada Industri Kosmetik”
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2007. “Variates Unggul Kencur”.
Winarno. F. G. 1997. “Kimia Pangan Dan Gizi”. Gramedia. Jakarta
Winter. A. 2005. “Organic Chemistry For Dummies”. Wiley Inter science. New York
Wittcoff. H. A. 2004. “Industrial Organic Chemicals”. Second Edition Wiley.
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Inter science. New York
Zook. W. 1963. “Synthetic Organic Chemistry”. Jhon Wiley and Sons Inc. USA
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
LAMPIRAN
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
LA
MPI
RA
N
1
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
LA
MPI
RA
N
2
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
L
AM
PIR
AN
4
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
LAMPIRAN 5
DATA HASIL PENGUKURAN TEGANGAN PERMUKAAN (γ) P-METOKSISINAMIDA
Konsentrasi ( w/v )
Tegangan Permukaan (dyne/cm)
1 2 3
(γ) Rata-rata
dyne/cm (γ) Rata-rata x Fk
0,0023 62,1 62,2 62,2 62,18 63,42
0,0045 61.8 61,9 61,9 61,88 63,11
0,0068 60,4 60,5 60,45 60,45 61,65
0,0090 58,9 59,0 58,93 58,95 60,12
0,0013 58.1 58,05 57,2 57,78 58,93
0,0135 57,7 57,8 57,7 57,73 58,88
0,0158 57,2 57,3 57,25 57,25 58,39
0,0180 57 57,1 57,01 57,03 58,17
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
LAMPIRAN 6
GRAFIK NILAIKONSENTRASI P-METOKSISINAMIDA-VS- TEGANGAN PERMUKAAN (γ)
57
58
59
60
61
62
63
64
0 0.005 0.01 0.015 0.02Konsentrasi p-metoksisinamida
Tega
ngan
Per
muk
aan
(γ)
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
LAMPIRAN 7. Perhitungan Harga HLB Penentuan factor koreksi hasil pengukuran tegangan permukaan (γ) dengan alat tensiometer Du-Nuoy: Faktor Koreksi = γ Air menurut literatur
γ Air hasil pengukuran γ Air menurut literatur pada temperatur 30 0C = 72,75 dyne / cm γ Air hasil pengukuran pada temperatur 30 0C = 71,39 dyne / cm Faktor Koreksi =
72,75 dyne / cm 71,39 dyne / cm
= 1,019 Dari grafik semilogaritma dapat diketahui harga CMC adalah 0,0158% Harga HLB dapat dihitung dengan menggunakan rumus: C0
Cw HLB = 7- 0,36 ln
Dimana : Cw = Harga CMC = 0,0158 % C0 = 100% - Cw = 99,9842 %
Maka HLB = 7- 0,36 ln ( ) 99,9842 %
0,0158 % = 3,22
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Foto kencur
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Foto rimpang kencur
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Foto kencur halus
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Foto tepung kencur
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Foto maserasi kencur
Foto ekstrak kencur
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008
Foto hasil isolasi Foto Kristal etil
parametoksisinamat
Rosbina Barus : Amidasi Etil P-Metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Kencur (Kaempferia Galanga, Linn), 2009 USU Repository © 2008