uji aktivitas ekstrak etil asetat herba pegagan...

58
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) SEBAGAI TABIR SURYA BERDASARKAN PENENTUAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF) SECARA IN VITRO Oleh : ADE PURNAMA PO.71.3.251.16.1.003 POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN FARMASI PROGRAM STUDI D-3 FARMASI 2019

Upload: others

Post on 23-Aug-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA

PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) SEBAGAI

TABIR SURYA BERDASARKAN PENENTUAN

NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF)

SECARA IN VITRO

Oleh :

ADE PURNAMA

PO.71.3.251.16.1.003

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN FARMASI

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI

2019

Page 2: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

ii

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA

PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) SEBAGAI

TABIR SURYA BERDASARKAN PENENTUAN

NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF)

SECARA IN VITRO

Karya Tulis Ilmiah Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Dalam Menyelesaikan Tugas Akhir Program

Pendidikan Ahli Madya Farmasi

Oleh :

ADE PURNAMA

PO.71.3.251.16.1.003

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN FARMASI

PROGRAM STUDI D-3 FARMASI

2019

Page 3: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

iii

Page 4: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

iv

Page 5: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

v

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala sanjungan kesempurnaan hanya teruntuk

Sang Maha Sempurna, Tuhan pemilik segala alam semesta dan segala yang

terhampar di dalamnya atas limpahan nikmat dan rahmat-Nya selama ini kepada

penulis sehingga atas izin-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah dengan judul “UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA

PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) SEBAGAI TABIR SURYA

BERDASARKAN PENENTUAN NILAI SUN PROTECTION FACTOR (SPF)

SECARA IN VITRO” yang merupakan salah satu syarat akademik dalam

menyelesaikan pendidikan di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar.

Shalawat serta salam penulis hanturkan kepada baginda Rasulullah SAW yang

telah membawa risalah islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya

ilmu-ilmu keislaman, sehingga menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di

akhirat kelak.

Terima kasih yang tak terhingga teruntuk orang tua tercinta, Ayahanda

Arifin dan Ibunda Nur janna, semoga Allah SWT senantiasa memelihara

keduanya. Terima kasih atas segala doa, cinta, kasih sayang, dan dukungan baik

moril maupun materil yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan, juga

terima kasih kepada saudaraku serta seluruh keluargaku atas dukungannya.

Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak, karya tulis ilmiah ini

tidak dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya terutama kepada Bapak

Page 6: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

vi

Tajuddin Abdullah, ST., M.Kes selaku pembimbing pertama dan Ibu Ratnasari

Dewi, S.Si, M.Kes selaku pembimbing kedua, yang telah meluangkan waktu,

pikiran, perhatian, motivasi, dan bimbingan yang diberikan kepada penulis selama

proses penelitian dan penyelesaian tugas akhir ini.

Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati, penulis

menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. Ir. H. Agustian Ipa, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Makassar yang telah memberikan kesempatan mengikuti pendidikan di

Poltekkes Kemenkes Makassar.

2. Bapak Drs. H. Ismail Ibrahim, M.Kes., Apt, selaku Ketua Jurusan Farmasi

Poltekkes Kemenkes Makassar atas kesempatan yang diberikan untuk

menjadi mahasiswa Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar.

3. Bapak Raimundus Chaliks, S.Si., M.Sc., Apt., selaku Ketua Program Studi

D-3 yang telah mengelola program studi di Jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Makassar.

4. Ibu Dra. Hiany Salim, M.Mkes., Apt selaku Pembimbing Akademik yang

senantiasa memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menuntut ilmu

di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar.

5. Bapak, Ibu Dosen serta Para Laboran yang telah membantu memberikan

motivasi dan arahan selama mengikuti pendidikan.

6. Staf Tata Usaha yang telah banyak membantu mulai dari administrasi

pendidikan sampai penyelesaian tugas akhir.

Page 7: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

vii

7. Sahabat-sahabatku Annisa Syamsuddin, Siti Shahella Talia A, Amelindha,

Alifia Nur Rizki, dan Andi Masna, dan Erlina Ramadhani yang selalu

memberikan dukungan, serta Nirmawasari Usman yang telah berjuang

bersama dalam membantu proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Kepada seluruh teman seperjuanganku TADIKA MESRA dan ELIXIR

2016 Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar yang telah

menggoreskan kenangan suka maupun duka selama menjalani pendidikan

bersama.

9. Kepada teman-temanku BEM-PKM Tahun 2017, BPM-PKM Tahun 2018,

dan EXO (Exact One) yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada

penulis.

10. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu–persatu,

terima kasih karena telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.

Karya tulis ini dipersembahkan untuk semua orang yang ingin, mau dan terus

berusaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, namun disadari bahwa

penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk karya tulis ini

sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

khususnya untuk kemajuan ilmu Farmasi.

Makassar, 21 Juni 2019

Ade Purnama

Page 8: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

viii

PERNYATAAN KEASLIAN

KARYA TULIS ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ade Purnama

NIM : PO.71.3.251.16.1.003

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian keseluruhan karya tulis ilmiah ini

merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan

sekaligus bersedia menerima sanksi yang seberat-beratnya atas perbuatan tidak

terpuji tersebut.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan

sama sekali.

Makassar, 21 Juni 2019

Yang membuat pernyataan,

Ade Purnama

Page 9: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

ix

ABSTRAK

Salah satu bahan alam yang telah digunakan oleh masyarakat memiliki khasiat

untuk perawatan kulit adalah Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban). Kandungan

senyawa aktif dalam Pegagan cukup banyak, diantaranya adalah senyawa

golongan flavonoid yang mempunyai potensi tabir surya alami. Oleh karena itu,

tanaman ini diduga mampu memberikan efek perlindungan terhadap radiasi

dengan bertindak menyerap sinar UV. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan

nilai Sun Protecting Factor (SPF) dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etil

asetat Herba Pegagan yang dapat memberikan proteksi minimal. Ekstrak etil

asetat Herba Pegagan diperoleh dengan cara maserasi. Penelitian ini

menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 290-

320 nm dengan interval 5 nm. Nilai SPF yang diperoleh masing-masing adalah

konsentrasi 100 ppm sebesar 3,86; konsentrasi 200 ppm sebesar 7,23; konsentrasi

300 ppm sebesar 10,95; konsentrasi 400 ppm sebesar 14,62; dan konsentrasi 500

ppm sebesar 18,51. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat

Herba Pegagan memiliki potensi sebagai tabir surya.

Kata Kunci : Herba Pegagan, tabir surya, sinar UV, spektrofotometri.

Page 10: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i

HALAMAN PRASYARAT................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ....................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... viii

ABSTRAK .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

A. Uraian Tumbuhan........................................................................... 5

B. Sinar Ultraviolet ............................................................................. 8

C. Tabir Surya ..................................................................................... 9

D. Sun Protection Factor (SPF) .......................................................... 10

E. Ekstraksi ......................................................................................... 12

Page 11: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

xi

F. Spektrofotometri UV-Vis ............................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 18

A. Jenis Penelitian ............................................................................... 18

B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 18

C. Alat dan Bahan ............................................................................... 18

D. Prosedur Kerja ................................................................................ 19

E. Pengumpulan Data ......................................................................... 20

F. Analisis Data .................................................................................. 20

G. Penarikan Kesimpulan ................................................................... 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 23

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 23

B. Pembahasan .................................................................................... 24

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 27

A. Kesimpulan .................................................................................... 27

B. Saran ............................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 28

LAMPIRAN ........................................................................................................ 30

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 43

Page 12: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keefektifan sediaan tabir surya berdasarkan nilai SPF .................... 11

Tabel 2.2 Normalized product function digunakan pada kalkulasi SPF .......... 12

Tabel 3.1 Normalized product function digunakan pada kalkulasi SPF .......... 21

Tabel 3.2 Keefektifan sediaan tabir surya berdasarkan nilai SPF .................... 22

Tabel 4.1 Hasil perhitungan nilai SPF ekstrak etil asetat Herba Pegagan ............ 23

Page 13: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Herba Pegagan ............................................................................... 5

Gambar 2. Hubungan konsentrasi dengan kenaikan Nilai SPF ....................... 35

Gambar 3. Penimbangan sampel Herba Pegagan ............................................ 35

Gambar 4. Proses Maserasi .............................................................................. 36

Gambar 5. Maserat yang dihasilkan ................................................................ 36

Gambar 6. Proses Rotary Epavorator .............................................................. 37

Gambar 7. Ekstrak kental ................................................................................ 37

Gambar 8. Penimbangan ekstrak sampel ......................................................... 38

Gambar 9. Pembuatan larutan sampel ............................................................. 38

Gambar 10. Hasil pengenceran replika 1 dalam 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm,

400 ppm dan 500 ppm ................................................................... 39

Gambar 11. Hasil pengenceran replika 2 dalam 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm,

400 ppm dan 500 ppm ................................................................... 39

Gambar 12. Hasil pengenceran replika 3 dalam 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm,

400 ppm dan 500 ppm ................................................................... 40

Gambar 13. Pengukuran Serapan Sampel ......................................................... 40

Page 14: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Skema kerja ................................................................................. 30

Lampiran II Perhitungan .................................................................................. 31

Lampiran III Dokumentasi Penelitian ............................................................... 35

Lampiran IV Hasil Pengukuran Serapan Sampel .............................................. 41

Page 15: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai Negara tropis, pengaruh sinar matahari sangat

besar terhadap kehidupan makhluk hidup. Matahari memancarkan sinar yang

mengandung radiasi ultra violet (UV) yang tidak dapat dilihat dan dirasakan

secara langsung oleh diri manusia. Pada dasarnya, sinar ultra violet dari

matahari memiliki manfaat yang baik, salah satunya adalah untuk

pembentukan Vitamin D3. Namun radiasi yang berlebihan dapat

mengakibatkan efek merugikan pada kulit (Shovyana dkk, 2013).

Secara alami, kulit memiliki mekanisme pertahanan terhadap efek toksik

dari paparan sinar matahari, seperti pengeluaran keringat, pembentukan

melanin, dan penebalan stratum corneum. Akan tetapi, pada penyinaran

matahari terjadi secara berlebihan, jaringan epidermis kulit tidak cukup

mampu melawan efek negatif tersebut, sehingga dapat menyebabkan eritema

dan sunburn (kulit terbakar), dan dapat menimbulkan perubahan degenerasi

pada kulit (penuaan dini) dan kanker kulit. (Wihelmina, 2011). Berbagai cara

dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh buruk sinar matahari, salah

satunya dengan menggunakan sediaan tabir surya. Tabir surya merupakan

bahan-bahan kosmetik yang secara fisik atau kimia dapat menghambat

penetrasi sinar UV ke dalam kulit. Adapula tabir surya di alam, misalnya

senyawa fenolik yang terdapat dalam tumbuhan yang berfungsi melndungi

jaringan tanaman terhadap kerusakan akibat radiasi sinar matahari (Shovyana

Page 16: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

2

dkk, 2013). Pengembangan tabir surya menuju pada penggunaan bahan alam

karena lebih mudah diterima oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya

anggapan bahwa bahan alam lebih aman digunakan dan dampak negatifnya

lebih sedikit daripada bahan kimia. Oleh karena itu penggunaan bahan alam

yang dapat menurunkan radiasi sinar matahari dan meningkatkan

perlindungan terhadap efek negatif radiasi sinar matahari pada kulit menjadi

fokus dalam beberapa penelitian (Setiawan, 2010).

Salah satu bahan alam yang telah digunakan oleh masyarakat memiliki

khasiat untuk perawatan kulit adalah Pegagan. Kegunaan utama dari berbagai

jaringan tumbuhan Pegagan atau (Centella asiatica (L.) Urban) ini ialah

menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan kulit. Herba Pegagan

mengandung senyawa asiaticosida yang digunakan untuk perawatan kulit.

Pegagan merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat menstimulasi

kolagen pada jaringan kulit. (Arifin S dan Ahmad, 2008).

Ekstrak tumbuhan Pegagan memiliki aktivitas biologis, khususnya

penyembuhan luka yang berhubungan dengan antimikroba, antiinflamasi,

antioksidan, dan imunostimulan. Aktivitas tersebut ditimbulkan dengan

adanya respon dari derivat triterpenoid yaitu asam asiatat dan asiatikosida,

fenolik, flavonoid, dan minyak atsiri (Kedzia, et al, 2007). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba pegagan memiliki aktivitas

antioksidan dalam menghambat terjadinya reaksi oksidasi (Salamah N dan

Liani F, 2014). Senyawa fenolik khusunya golongan flavonoid dan tanin

mempunyai potensi tabir surya karena adanya gugus kromofor (ikatan

Page 17: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

3

rangkap tunggal terkonjugasi) yang mampu menyerap sinar UV baik UV A

maupun UV B (Shovyana dkk, 2013).

Untuk mendapatkan senyawa yang diinginkan dalam Herba Pegagan

diperlukan ekstraksi. Pemilihan pelarut yang tepat dapat meningkatkan

efisiensi ekstraksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut

diantaranya adalah selektivitas, toksisitas, kepolaran, kemudahan untuk

diuapkan, dan harga pelarut (Akbar, 2010). Etil asetat merupakan pelarut

dengan toksisitas rendah yang bersifat semi polar sehingga diharapkan dapat

menarik senyawa yang bersifat polar maupun nonpolar dari Herba Pegagan.

Berdasarkan manfaat dari Herba Pegagan tersebut maka penulis

melakukan penelitian untuk menguji kemampuan Herba Pegagan sebagai

tabir surya alami.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah :

1. Berapa nilai Sun Protecting Factor (SPF) ekstrak etil asetat Herba

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)?

2. Konsentrasi berapa ekstrak etil asetat Herba Pegagan (Centella asiatica

(L.) Urban) dapat memberikan proteksi minimal?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum :

Untuk mengetahui aktvitas ekstrak etil asetat Herba Pegagan

(Centella asiatica (L.) Urban) sebagai tabir surya alami.

Page 18: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

4

2. Tujuan khusus :

a. Untuk menentukan nilai Sun Protecting Factor (SPF) ekstrak etil

asetat Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban).

b. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etil asetat Herba Pegagan

(Centella asiatica (L.) Urban) yang dapat memberikan proteksi

minimal.

D. Manfaat Penelitian

Dengan ditemukannya gambaran mengenai permasalahan dan tujuan

dalam penelitian ini maka manfaat yang diharapkan yaitu :

1. Untuk mendapatkan data awal mengenai nilai Sun Protecting Factor

(SPF) ekstrak Herba Pegagan sebagai tabir surya alami.

2. Sebagai sumber informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas ekstrak

etil asetat Herba Pegagan sebagai tabir surya alami.

Page 19: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tumbuhan

1. Klasifikasi Tumbuhan

Klasifikasi Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) adalah sebagai

berikut (Tjitrosoepomo, G. 2010):

Gambar 1. Herba Pegagan

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Sub Kelas : Dialypetalae

Ordo : Umbelliflorae (Apiales)

Family : Umbelliferae (Apiaceae)

Genus : Centella

Spesies : Centella asiatica (L.) Urban

Page 20: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

6

2. Morfologi Tumbuhan

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tumbuhan iklim

tropis yang tumbuh menjalar dengan panjang mencapai 10 m. Tumbuhan

ini tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2500 m di atas permukaan

air laut, dan ditemukan pada tanah yang lembab dan subur, di pinggir

jalan, lereng bukit yang rindang, diantara batu dan pematang.

Pegagan tergolong herba yang menahun. Tumbuhan ini mempunyai

batang yang pendek, sehingga dianggap tidak mempunyai batang, dari

batang tersebut tumbuh geragih atau stolon yang tumbuh horizontal di atas

tanah dan berbuku – buku, dari buku yang menyentuh tanah tersebut

keluar akar dan tunas yang akan tumbuh menjadi tanaman baru (Agoes, A.

2012).

Pegagan mempunyai daun tunggal yang tersusun dalam roset akar

dengan 2 sampai 10 daun. Daun berbentuk ginjal dengan ukuran 2-5 × 3-7

cm, tangkai daun tegak dan sangat panjang, bagian dalam tangkai daun

berlubang, tepi daun bergerigi dengan diameter 1-7 cm, pertulangan

menyirip dan berwarna hijau. Akar tunggang, bercabang – cabang, bulat

dan pipih. Bunga berbentuk payung tunggal, dan bersifat majemuk dengan

warna kemerahan. Buah pipih, berlekuk dua, berusuk, berwarna ungu

kecoklatan (Arifin S dan Ahmad, 2008).

3. Kandungan Kimia dan Manfaat

Ekstrak tumbuhan Pegagan memiliki aktivitas biologis, khususnya

penyembuhan luka yang berhubungan dengan antimikroba, antiinflamasi,

Page 21: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

7

antioksidan, dan imunostimulan. Aktivitas tersebut ditimbulkan dengan

adanya respon dari derivat triterpenoid yaitu asiatikosida, fenolik,

flavonoid, dan minyak atsiri (Kedzia, et al., 2007 dalam Agustin, S. 2015).

Ekstrak etanolik 50% tumbuhan pegagan mengandung polifenolik 45

μg/mg ekstrak, flavonoid 14,6 μg/mg ekstrak, β-karoten 0,7 μg/mg ekstrak,

tanin 59,7 μg/mg ekstrak, Vitamin C 9,5 μg/mg ekstrak (Rahman, 2013

dalam Agustin, S. 2015). Selain itu pegagan juga mengandung garam

mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. (Agoes, A.

2012).

Berdasarkan penelitian farmakologi yang dilakukan, pegagan

mempunyai efek merangsang pertumbuhan rambut dan kuku,

meningkatkan perkembangan pembuluh darah serta menjaganya dalam

jaringan penghubung (connective tissue), meningkatkan pembentukan

mucin (zat utama pembentuk mucus) dan komponen-komponen dasar

pembentuk lainnya, seperti hyaluronic acid dan chondroitin sulfat ,

meningkatkan daya kompak (tensile integrity) dermis (jaringan kulit di

bawah epidermis), meningkatkan proses keratinisasi (pembentukan

keratin) epidermis melalui perangsangan pada lapisan luar kulit, dan

meningkatkan efek keseimbangan pada jaringan penghubung (Sondari D,

2013 dalam Agustin, S. 2015). Selain itu Glikosida triterpenoid, salah

satunya asiatikosida berkhasiat untuk kecerdasan atau daya pikir otak atau

sebagai nutrisi otak untuk meningkatkan kemampuan belajar dan

mengingat (Kumar dan Gupta, 2003 dalam Sutardi, 2016).

Page 22: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

8

B. Sinar Ultraviolet

Sinar matahari yang dapat membahayakan kulit adalah sinar ultraviolet.

Sinar ultraviolet (UV) adalah salah satu sinar yang dipancarkan oleh matahari

yang dapat mencapai permukaan bumi selain cahaya tampak dan sinar

inframerah (Setiawan, 2010).

Sinar ultraviolet (UV) adalah sinar yang dipancarkan oleh matahari yang

berada pada kisaran panjang gelombang 200-400 nm. Spektrum UV terbagi

menjadi tiga kelompok berdasarkan panjang gelombang, yaitu UV A (320-

400) yang terbagi menjadi dua subbagian yaitu UV A1 (340- 400) dan UV

A2 (320-340), UV B (290- 320), dan UV C (200-290) (Colipa, 2006 dalam

Syarif, St Umrah. 2017).

Energi dari radiasi sinar ultraviolet yang mencapai permukaan bumi

dapat memberikan tanda dan gejala terbakarnya kulit, diantaranya adalah

eritema yaitu timbulnya kemerahan pada kulit, rasa sakit, kulit melepuh dan

terjadinya pengelupasan kulit. Tidak semua radiasi sinar UV dari matahari

mencapai permukaan bumi. Sinar UV-C yang memiliki energi paling besar

tidak dapat mencapai permukaaan bumi karena mengalami penyerapan di

lapisan ozon (Parrish et al, 1982 dalam Syarif, St Umrah. 2017). UV-B sangat

berperan dalam menyebabkan luka bakar (sunburn) dan kanker kulit,

sedangkan UV-A berperan dalam menyebabkan kulit hitam (tanning) dan

foto sensitivitas (McKinlay et al., 1987 dalam Syarif, St Umrah. 2017).

Page 23: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

9

C. Tabir Surya

Tabir surya merupakan bahan-bahan kosmetik yang secara fisik atau

kimia dapat menghambat penetrasi sinar UV ke dalam kulit. Tabir surya

dapat digunakan untuk melindungi kulit dari efek sinar matahari yang dapat

menyebabkan eritema pada durasi pendek dan dapat menyebabkan penuaan

dan kanker kulit pada durasi yang lama. Mekanisme kerja tabir surya dibagi

menjadi 2, yaitu mengabsorpsi atau menyerap secara kimia dan menghambat

atau menghalangi secara fisik. Umumya senyawa yang dapat digunakan

sebagai tabir surya memiliki gugus aromatik yang terkonjugasi dengan gugus

karbonil, sebab struktur tersebut memungkinkan molekul untuk menyerap

sinar UV pada energi yang tinggi dan melepaskannya pada energi rendah

sehingga dapat mencegah radiasi sinar UV yang dapat merusak kulit (Lowe,

2006).

Tabir surya awalnya dirancang untuk menyaring atau melindungi kulit

dari sinar UV B. Namun karena sekarang ini penetrasi sinar UV A ketika

terkena kulit dapat menembus lebih dalam sampai lapisan dermis dan dapat

menyebabkan terjadinya penuaan dan kerusakan DNA, maka sekarang ini

terjadi pergeseran ke arah tabir surya yang memiliki spektrum luas. Tabir

surya dengan spektrum luas dapat menghalangi penetrasi sinar UV A dan UV

B. Beberapa zat yang memiliki spektrum luas tersebut yaitu zat yang

memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Karena kemampuannya untuk

menyerap sinar UV menjadi luas dan kompleks maka perlu diperhitungkan

Page 24: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

10

bahwa zat aktif yang digunakan harus stabil oleh sinar UV (Kockler et al,

2012).

Idealnya tabir surya harus memiliki nilai SPF yang tinggi, toleran

terhadap kulit, menyenangkan ketika digunakan, tidak toksik, efektif

melindungi sinar UV A dan UV B, stabil terhadap cahaya, tahan terhadap air,

dan ekonomis. Namun tidak ada tabir surya yang benar-benar memiliki

persyaratan lengkap. Tabir surya harus digunakan 20-30 menit sebelum

terpapar sinar matahari sehingga produk memiliki kesempatan untuk kontak

dan bereaksi dengan kulit. Berlawanan dengan saran umum sediaan tabir

surya yang harus diterapkan kembali setiap 2-3 jam, penelitian telah

menunjukkan bahwa perlindungan terbaik tercapai dengan aplikasi 15-30

menit sebelum terpapar sinar matahari dan dilakukan penggunaan kembali

jika diperlukan setelah melakukan kegiatan seperti berenang, berkeringat, dan

membersihkan muka (Diffey, 2001).

D. Sun Protecting Factor (SPF)

Sediaan tabir surya didasarkan pada penentuan harga SPF (Sun Protected

Factor) yang menggambarkan kemampuan produk tabir surya dalam

melindungi kulit dari eritema (Stanfield, 2003 dalam Syarif, St Umrah. 2017).

Efektifitas dari suatu sediaan tabir surya dapat ditunjukkan salah satunya

adalah dengan nilai sun protection factor (SPF), yang di definisikan sebagai

jumlah energi UV yang dibutuhkan untuk mencapai minimal erythema dose

(MED) pada kulit yang dilindungi oleh suatu tabir surya, dibagi dengan

jumlah energi UV yang dibutuhkan untuk mencapai MED pada kulit yang

Page 25: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

11

tidak diberikan perlindungan. MED didefinisikan sebagai jangka waktu

terendah atau dosis radiasi sinar UV yang dibutuhkan untuk menyebabkan

terjadinya erythema (Wood & Murphy, 2000 dalam Syarif, St Umrah. 2017).

Sun Protection Factor (SPF) merupakan indikator universal yang

menjelaskan tentang keefektifan dari suatu produk atau zat yang bersifat UV

protektor, semakin tinggi nilai SPF dari suatu produk atau zat aktif tabir surya

maka semakin efektif melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar UV (Dutra

et al., 2004 dalam Syarif, St Umrah. 2017).

Tabel 2.1. Keefektifan sediaan tabir surya berdasarkan nilai SPF

(Wilkinson dan Moore, 1982 dalam Syarif, St Umrah. 2017).

No. Nilai SPF Kategori Proteksi Tabir Surya

1. 2-4 Proteksi minimal

2. 4-6 Proteksi sedang

3. 6-8 Proteksi ekstra

4. 8-15 Proteksi maksimal

5. >15 Proteksi ultra

Pengukuran nilai spf secara in vitro secara umum terbagi dalam dua tipe.

Tipe pertama adalah dengan cara mengukur serapan atau transmisi radiasi UV

melalui lapisan produk tabir surya pada plat kuarsa atau biomembran. Tipe

yang kedua adalah dengan menentukan karakteristik serapan tabir surya

meggunakan analisis spektrofotometri larutan hasil pengenceran dari tabir

surya yang diuji (Kaur C.D dan S.Saraf, 2010).

Mansur (1986) mengembangkan suatu persamaan matematis untuk

mengukur nilai SPF secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer.

Persamaannya adalah sebagai berikut :

Page 26: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

12

Keterangan :

EE : Erythemal effect spectrum

I : Solar intensity spectrum

Abs : Absorbance of sunscreen product

CF : Correction factor (= 10)

Nilai EE×I adalah konstan. Konstanta nilai EE×I dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 2.2. Normalized product function digunakan pada kalkulasi SPF

Panjang Gelombang Nilai EE×I

290 0,0150

295 0,0817

300 0,2874

305 0,3278

310 0,1864

315 0,0839

320 0,0180

Total 1

E. Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif

dari bagian tanaman obat, hewan atau biota laut. Zat-zat aktif tersebut

Page 27: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

13

terdapat didalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda demikian pula

ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pemilihan pelarut

tertentu dalam mengekstraksinya (Ditjen POM, 1995). Tujuan utama

ekstraksi ialah mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat

yang memiliki khasiat pengobatan dari zat-zat yang tidak berfaedah, agar

lebih mudah dipergunakan (kemudahan diabsorpsi, rasa, pemakaian, dan lain-

lain) dan disimpan dibandingkan simplisia asal, dan tujuan pengobatannya

lebih terjamin (Syamsuni, 2005).

1. Ekstrak

Menurut FI IV, ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan

mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani

menggunakan pelarut yang sesuai, kemuadian semua atau hampir semua

pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan

sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.

Menurut literatur lain, ekstrak ada tiga macam yaitu ekstrak kering

(siccum), kental (spissum), dan cair (liquidum), yang dibuat dengan

menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai diluar

pengaruh cahaya matahari langsung (Syamsuni, 2005).

2. Simplisia

Departemen Kesehatan RI dalam Farmakope Indonesia Edisi ketiga

menyatakan bahwa Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai

obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan

lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Ditjen POM, 1979).

Page 28: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

14

3. Maserasi

Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia yang paling sederhana,

menggunakan pelarut yang cocok dengan beberapa kali pengadukan pada

temperatur ruangan (kamar) (Ditjen POM, 2000). Prinsip maserasi adalah

ekstraksi zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam simplisia dalam

pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada temperature kamar

terlindung dari cahaya, pelarut akan masuk kedalam sel tanaman melewati

dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara

larutan didalam sel dengan diluar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi

akan tergerak keluar dan diganti oleh pelarut dengan konsentrasi rendah

(proses difusi). Peristiwa tersebut akan berulang sampai terjadi

keseimbangan antara larutan didalam sel dan larutan diluar sel (Ansel,

1989 dalam Muhaimin, M. 2018). Pada penyarian dengan cara meserasi,

perlu dilakukan pengadukan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar

butir serbuk simplisia, sehingga dengan pengadukan tersebut tetap terjaga

adanya derajat perbedaan konsentrasi yang sekecil-kecilnya antara larutan

di dalam sel dengan larutan di luar sel.

Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan

dan peralatan sederhana dan mudah diusahakan. Kerugian cara maserasi

adalah Waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama,

cairan penyari yang digunakan lebih banyak (Rohman, 2007).

Page 29: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

15

4. Penyarian

Penyarian adalah penarikan zat pokok yang diingnkan dari bahan

mentah tanaman dengan menggunakan pelarut yang dipilih sehingga zat

yang diinginkan akan larut. Pemilihan sistem pelarut yang diinginkan

dalam ekstraksi harus berdasarkan kemampuannya dalam melarutkan

jumlah yang maksimal dari zat aktif dan seminimal mungkin bagi unsur

yang tidak diinginkan (Ansel, 1989 dalam Muhaimin, M. 2018).

5. Etil asetat

Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3/

CH3COOC2H5. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat.

Senyawa ini berwujud cairan, tak berwarna tetapi memiliki aroma yang

khas. Etil asetat merupakan pelarut polar menengah yang mudah menguap,

tidak beracun dan tidak higroskopis.

F. Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis merupakan salah satu jenis spektroskopi yang

sering digunakan dalam analisis kimia dan biologi. Spektrofotometer ini

didasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Sinar

ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, sementara

sinar tampak (Visible) mempunyai panjang gelombang 400-800 nm. Sesuai

dengan namanya, spektrofotometer UV-Vis merupakan gabungan antara

spektrofotometer UV dan Visible. Spektrofotometer UV-Vis menggunakan

dua buah sumber cahaya berbeda yakni sumber cahaya UV dan sumber

cahaya Visible. Spektrofotometer UV-Vis merupakan spektrofotometer

Page 30: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

16

berkas ganda sedangkan pada spektrofotometer Visible ataupun UV termasuk

spektrofotometer berkas tunggal. Pada spektrofotometer berkas ganda blanko

dan sampel dimasukan atau disinari secara bersamaan, sedangkan

spektrofotometer berkas tunggal blanko dimasukkan atau disinari secara

terpisah (Harold, 2003 dalam Syahrani, 2015).

Hal–hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri UV

sebagai berikut (Gandjar dan Rohman, 2007):

1. Penentuan panjang gelombang maksimum

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah

panjang gelombang dimana terjadi serapan maksimum. Untuk

memperoleh panjang gelombang serapan maksimum, dilakukan dengan

membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang

dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu.

2. Pembuatan kurva kalibrasi

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai

konsentrasi. Masing–masing absorbansi larutan dengan berbagai

konsentrasi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan

antara absorbansi dengan konsentrasi. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi

maka kurva kalibrasi berupa garis lurus.

3. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2

sampai 0,8. Nilai ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai

Page 31: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

17

absorbansi tersebut kesalahan fotometrik yang terjadi adalah paling

minimal.

Page 32: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasi laboratorium yang bertujuan untuk

menguji aktivitas ekstrak etil asetat Herba Pegagan (Centella asiatica (L.)

Urban) sebagai tabir surya berdasarkan penentuan nilai Sun Protection Factor

(SPF) secara in vitro menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret-Juli 2019 yang

bertempat di Laboratorium Fitokimia dan Kimia, Jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Makassar.

C. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

Alumunium foil, batang pengaduk, beaker gelas, bejana maserasi,

buret, cawan, corong gelas, labu ukur, pipet tetes, rotavapor,

spektrofotometeri UV-Vis, sendok tanduk, timbangan analitik, vial dan

waterbath.

2. Bahan yang digunakan

Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban), aquadest, etanol dan

etil asetat.

Page 33: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

19

D. Prosedur Kerja

1. Penyiapan Sampel

Sampel yang digunakan adalah Herba (seluruh bagian) Pegagan

yang berasal dari Mare Kabupaten Bone, Herba Pegagan dibersihkan dari

kotoran yang menempel dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.

Lalu Herba yang sudah bersih kemudian dikurangi kadar airnya dengan

cara dipotong-potong. Selanjutnya diangin-anginkan dalam suhu kamar

tanpa terkena sinar matahari langsung sampai benar-benar kering lalu

dilakukan proses ekstraksi selanjutnya.

2. Pembuatan Ekstrak

Ditimbang simplisia Herba Pegagan Sebanyak 100 gram, lalu

dimasukkan dalam bejana maserasi kemudian ditambah pelarut etil asetat

sampai seluruh sampel terendam sempurna. Sampel diaduk rata,

kemudian bejana maserasi ditutup rapat. Proses maserasi dilakukan

selama 5 x 24 jam sambil sesekali dilakukan pengadukan. Ekstraksi

diulang hingga tersari sempurna. Maserat yang diperoleh diuapkan

pelarutnya menggunakan rotavapor hingga volumenya berkurang,

kemudian diuapkan lagi menggunakan water bath hingga diperoleh

ekstrak kental. Kemudian berat ekstrak kental ditimbang.

3. Pembuatan Larutan Sampel

Ditimbang dengan seksama 50 mg ekstrak Herba Pegagan kemudian

dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dan diencerkan dengan etanol,

dicukupkan hingga tanda (1.000 ppm). Kemudian dari larutan tersebut

Page 34: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

20

dipipet sebanyak 1,0 ml, 2,0 ml, 3,0 ml, 4,0 ml dan 5,0 ml. Masing-

masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, kemudian diencerkan

dengan etanol hingga tanda (diperoleh larutan dengan konsentrasi 100,

200, 300, 400 dan 500 ppm).

4. Pengukuran Serapan Sampel

Sampel diukur serapannya pada panjang gelombang 290 nm sampai

320 nm dengan interval 5 nm yaitu panjang gelombang sinar UV dan

dihitung nilai log SPF yang merupakan nilai rata-rata dari serapan dan

kemudian ditentukan nilai SPF serta jenis proteksi tabir dari ekstrak etil

asetat Herba Pegagan.

E. Pengumpulan Data

Data hasil pengukuran serapan larutan sampel ditabulasikan dan

dikumpulkan, kemudian ditentukan potensi aktivitas tabir suryanya.

F. Analisis Data

Mansur (1986) mengembangkan suatu persamaan matematis untuk

mengukur nilai SPF secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer.

Persamaannya adalah sebagai berikut :

Keterangan :

EE : Erythemal effect spectrum

I : Solar intensity spectrum

Abs : Absorbance of sunscreen product

Page 35: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

21

CF : Correction factor (= 10)

Nilai EE×I adalah konstan. Konstanta nilai EE×I dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Panjang Gelombang Nilai EE×I

290 0,0150

295 0,0817

300 0,2874

305 0,3278

310 0,1864

315 0,0839

320 0,0180

Total 1

Tabel 3.1. Normalized product function digunakan pada kalkulasi SPF

Cara perhitungan :

1. Nilai serapan yang diperoleh dikalikan dengan nilai EE x I untuk

masing-masing panjang gelombang yang terdapat pada tabel diatas.

2. Hasil perkalian serapan dan EE x I dijumlahkan.

3. Hasil penjumlahan kemudian dikalikan dengan faktor koreksi yang

nilainya 10 untuk mendapatkan nilai SPF sediaan.

Sun Protection Factor (SPF) merupakan indikator universal yang

menjelaskan tentang keefektifan dari suatu produk atau zat yang bersifat UV

protektor, semakin tinggi nilai SPF dari suatu produk atau zat aktif tabir surya

maka semakin efektif melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar UV (Dutra

Page 36: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

22

et al., 2004 dalam Syarif, St Umrah. 2017). Adapun kategori proteksi tabir

surya berdasarkan nilai SPF dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2. Keefektifan sediaan tabir surya berdasarkan nilai SPF

(Wilkinson dan Moore, 1982 dalam Syarif, St Umrah. 2017).

No. Nilai SPF Kategori Proteksi Tabir Surya

1. 2-4 Proteksi minimal

2. 4-6 Proteksi sedang

3. 6-8 Proteksi ekstra

4. 8-15 Proteksi maksimal

5. >15 Proteksi ultra

G. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil analisis data yang

telah diperoleh.

Page 37: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian uji aktivitas ekstrak etil asetat Herba Pegagan (Centella

asiatica (L.) Urban) sebagai tabir surya berdasarkan penentuan nilai Sun

Protection Factor (SPF) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Hasil perhitungan nilai SPF ekstrak etil asetat Herba Pegagan.

No. Konsentrasi SPF SPF rata-rata Kategori

Proteksi

1. 100 ppm

3,666361

3,863021 Minimal 3,983579

3,939123

2. 200 ppm

7,382977

7,237634 Ekstra 7,199963

7,129962

3. 300 ppm

10,70331

10,959767 Maksimal 11,16192

11,01407

4. 400 ppm

14,42176

14,624987 Maksimal 14,32464

15,12856

5. 500 ppm

17,82868

18,51855 Ultra 19,07111

18,65586

Sumber: Data Primer 2019

Page 38: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

24

B. Pembahasan

Sediaan tabir surya didasarkan pada penentuan nilai SPF (Sun Protected

Factor) yang menggambarkan kemampuan produk tabir surya dalam

melindungi kulit dari paparan sinar UV. Sun Protection Factor (SPF)

merupakan indikator universal yang menjelaskan tentang keefektifan dari

suatu produk atau zat yang bersifat UV protektor, semakin tinggi nilai SPF

dari suatu produk atau zat aktif tabir surya maka semakin efektif melindungi

kulit dari pengaruh buruk sinar UV.

Pengujian aktivitas tabir surya dilakukan secara In vitro dengan

menggunakan metode spektrofotometri. Berdasarkan penelitian terdahulu

metode ini paling umum digunakan untuk pengujian aktivitas tabir surya dan

juga merupakan metode yang sangat sederhana, cepat, serta bahan kimia dan

sampel yang digunakan sedikit. Pengukuran dilakukan secara

spektrofotometri pada panjang gelombang 290-320 nm (UVB). Percobaan

dilakukan pada UVB karena untuk mengukur kemampuan senyawa yang

berpotensi sebagai tabir surya, UVB memiliki energi yang dapat menembus

lapisan paling luar kulit (epidermis) yang efeknya dapat terlihat secara

langsung berupa eritema.

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah Herba Pegagan yang

diekstraksi dengan metode maserasi. Karena maserasi merupakan cara

penyarian yang sederhana dan digunakan untuk simplisia yang bertekstur

lunak sehingga zat aktif yang terkandung didalamnya mudah larut dalam

cairan penyari (Sitepu, JSG. 2010). Adapun pelarut yang digunakan yaitu etil

Page 39: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

25

asetat. Setelah dilakukan maserasi, ekstrak didiamkan dan di saring untuk

mengambil filtratnya. Filtrat yang diperoleh diuapkan pelarutnya

menggunakan rotavapor hingga volumenya berkurang, kemudian diuapkan

lagi menggunakan water bath hingga diperoleh ekstrak kental. Adapun %

rendamen yang diperoleh dari ekstrak etil asetat Herba Pegagan yaitu 4,83 %.

Ekstrak etil asetat Herba Pegagan dibuat dalam konsentrasi 100 ppm;

200 ppm; 300 ppm; 400 ppm dan 500 ppm dengan menggunakan pelarut

etanol sebagai larutan pengencer dan blanko kemudian dilakukan replikasi

sebanyak tiga kali. Sediaan dikatakan dapat memberikan perlindungan

apabila memiliki nilai SPF 2-100. Berdasarkan data yang diperoleh

menunjukkan nilai SPF 3,86 pada 100 ppm (proteksi minimal); 7,23 pada 200

ppm (proteksi ekstra); 10,95 pada 300 ppm (proteksi maksimal); 14,62 pada

400 ppm (proteksi maksimal); dan 18,51 pada 500 ppm (proteksi ultra).

Sampel Herba Pegagan digunakan sebagai tabir surya memiliki nilai SPF

pada kisaran 2 – 18, dimana termasuk dalam rentang perlindungan minimal-

ultra.

Penelitian nilai SPF dengan beberapa konsentrasi ekstrak menunjukkan

adanya peningkatan absorbansi seiring dengan meningkatnya konsentrasi

larutan uji. Dengan demikian, terdapat hubungan linear antara besar

konsentrasi dengan nilai SPF yang dihasilkan pada ekstrak Herba Pegagan.

Semakin besar konsentrasi larutan maka semakin besar pula nilai SPF dan

kemampuannya sebagai tabir surya.

Page 40: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

26

Adapun hasil penelitian lainnya telah dilakukan tentang aktivitas ekstrak

Herba Pegagan sebagai tabir surya yang menggunakan pelarut berbeda

dengan konsentrasi yang sama 500 ppm. Ekstraksi menggunakan pelarut

etanol oleh Nirmawasari Usman (2019) didapatkan nilai SPF sebesar 11,20.

Data ini menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat Herba Pegagan memberi

proteksi lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak etanol, karena pada

konsentrasi yang sama yaitu 500 ppm ekstrak etil asetat mampu menembus

proteksi ultra dengan nilai SPF 18,51. Namun, dilihat dari hasil rendamen

ekstraksi menggunakan pelarut etanol oleh Nirmawasari Usman (2019)

diperoleh % rendamen 20,42%, sedangkan ekstraksi menggunakan pelarut

etil asetat diperoleh % rendamen 4,83%. Data ini menunjukkan bahwa

ekstraksi Herba Pegagan dengan menggunakan pelarut etanol lebih banyak

menghasilkan rendamen ekstrak dibandingkan dengan menggunakan pelarut

etil asetat. Hal ini disebabkan karena pelarut etanol cenderung lebih kuat

menarik semua senyawa-senyawa yang terkandung dalam Herba Pegagan

dibandingkan dengan pelarut etil asetat.

Page 41: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

27

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian uji aktivitas ekstrak etil asetat Herba

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai tabir surya dapat disimpulkan

bahwa:

1. Ekstrak etil asetat Herba Pegagan memiliki aktivitas tabir surya, dengan

nilai SPF masing-masing adalah konsentrasi 100 ppm sebesar 3,86;

konsentrasi 200 ppm sebesar 7,23; konsentrasi 300 ppm sebesar 10,95;

pada konsentrasi 400 ppm sebesar 14,62; dan konsentrasi 500 ppm sebesar

18,51.

2. Konsentrasi ekstrak etil asetat Herba Pegagan yang dapat memberikan

proteksi minimal sebagai tabir surya (SPF 2-4), yaitu pada konsentrasi 100

ppm.

B. Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya, untuk membuat sebuah produk

tabir surya dari ekstrak etil asetat Herba Pegagan dan diuji aktifitasnya

sebagai tabir surya.

Page 42: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

28

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar. (2012). Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.

Agustin, Setio. (2015). Isolasi dan Identifikasi Golongan Senyawa Aktif

Penangkap Radikal Bebas, Ultraviolet Protection, dan Antibakteri pada

Ekstrak Etanolik Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban). Yogyakarta:

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma.

Akbar, Hendra Rizki. (2010). Isolasi dan Identifikasi Golongan Flavonoid Daun

Dandang Gendis (Clinacanthus Nutans) Berpotensi Sebagai Antioksidan

(Skripsi). Bogor: IPB.

Arifin, Sjamsul dan Ahmad. (2008). Tumbuh – Tumbuhan Obat Indonesia.

Bandung: ITB.

Diffey, B. (2001). Sunscreen Isn’t Enough, J Photochemical Photobiology, 64:

105-108.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Kaur, C.D. and Saraf S. (2010). In Vitro Sun Protecting Factor Determination of

Herbal Oils Used Cosmetics, Article Pharmacognosy Research, Vol.2, No.1.

Hal. 22-23

Kedzia, et al. (2007). Studies on the biological properties of extracts from

Centella asiatica (L.) Urban herb, Herba Polonica, 53 (1), 33-34.

Kockler, et al. (2012). Photostability of Sun Screens Journal of Photo Chemistry

and Photobiologi C. 13 (1), 91-110.

Lowe, N.J. (2006). An overview of Ultraviolet Radiation, Sunscreens, And

Photoinduced Dermatoses. Dermatology Clinical, 24(1) : 9-17.

Mansur, J.S., et all. (1986). Determination of Sun Protection Factor for

Spectrophotometry An.Bras. Dermatol. Rio de Janeiro.

Muhaimin, Masniati. (2018). Uji Aktivitas ekstrak Air Buah Jamblang (Syzigium

cumini L.) sebagai Tabir Surya Berdasarkan Penentuan Nilai Sun Protection

Page 43: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

29

factor (SPF) secara in Vitro. Makassar: Jurusan Farmasi, Poltekkes

Kemenkes Makassar.

Rohman, Abdul. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Salamah, Nina dan Liani F. (2014). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol

Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb) dengan Metode

Fosfomolibdat. Yogyakarta: Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan.

Setiawan, Tri. (2010). Uji Stabilitas Fisik dan Penentuan Nilai SPF Krim Tabir

Surya Yang Mengandung Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia sinensis L.),

Oktil Metoksisinamat, dan Titanium Dioksida. Depok: Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.

Shovyana, dkk. (2013). Stabilitas Fisik dan Aktivitas Krim w/o Ektrak Buah

Mahkota Dewa (Phaleria marocarpha .S) sebagai tabir surya. Yogyakarta:

Faculty of Pharmacy. Universitas Gadjah Mada.

Sitepu, JSG. (2010). Pengaruh Variasi Metode Ekstraksi secara Maserasi dan

dengan Alat Soxhlet terhadap Kandungan Kurkuminoid dan Minyak Atsiri

dalam Ekstrak Etanolik Kunyit (Curcuma domestica Val.). Yogyakarta:

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Sutardi. (2016). Kandungan Bahan Aktif Tanaman Pegagan Dan Khasiatnya

Untuk Meningkatkan Sistem Imun Tubuh.Yogyakarta: Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Yogyakarta.

Syahrani. (2015). Formulasi dan Uji Potensi Krim Tabir Surya dengan Bahan

Aktif Ekstrak Etanol Kulit Nanas (Ananas comosus (L.) Merr).

Makassar: Fakultas Farmasi Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar.

Syamsuni. (2005). Ilmu Resep. Jakarta: EGC.

Syarif, St Umrah. (2017). Uji Potensi Tabir Surya Ekstrak Daun Jambu Biji

(Psidium Guajava L.) Berdaging Putih secara In Vitro. Makassar: Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar.

Tjitrosoepomo, Gembong. (2010). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wihelmina, Cynthya E.(2011). Pembuatan dan Penentuan Nilai SPF Nanoemulsi

Tabir Surya Menggunakan Minyak Kencur (Kaemferia galanga L.) Sebagai

Fase Minyak. Depok: FMIPA Program Studi Farmasi.

Page 44: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

30

LAMPIRAN

LAMPIRAN I: Skema Kerja Pembuatan dan Penentuan Nilai SPF Ekstrak

Etil Asetat Herba Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)

Ekstrak etil asetat cair

Diuapkan dengan waterbath

Herba Pegagan (Centella

asiatica (L.) Urban)

Analisis data

Pengujian aktivitas tabir

surya mengunakan

spektrofotometri UV-Vis

Pengumpulan data

Kesimpulan

- Dibersihkan dan dicuci dengan air

- Dipotong-potong

- Diangin-anginkan

- Dimaserasi dengan etil asetat

Ekstrak etil asetat kental

Page 45: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

31

LAMPIRAN II: Perhitungan

1. Perhitungan rendamen

Berat sampel kering = 82 g

Berat sampel ekstrak etil asetat = 3,96 g

Perhitungan rendamen = x 100 %

= x 100 %

= 4, 83%

2. Perhitungan nilai SPF metode Mansur

Konsentrasi Ekstrak

Panjang Gelombang

EEx1 Absorbansi

() EEx1xabs ∑EExIxλ SPF

100 ppm R1

290 0,015 0,41143 0,006171

0,366636 3,666361

295 0,0817 0,39126 0,031966

300 0,2874 0,37591 0,108037

305 0,3278 0,36027 0,118097

310 0,1864 0,35434 0,066049

315 0,0837 0,35721 0,029898

320 0,018 0,35657 0,006418

100 ppm R2

290 0,015 0,4468 0,006702

0,398358 3,983579

295 0,0817 0,42368 0,034615

300 0,2874 0,40794 0,117242

305 0,3278 0,39152 0,12834

310 0,1864 0,38529 0,071818

315 0,0837 0,38984 0,03263

320 0,018 0,38952 0,007011

100 ppm R3

290 0,015 0,44047 0,006607

0,393912 3,939123

295 0,0817 0,41867 0,034205

300 0,2874 0,40368 0,116018

305 0,3278 0,38674 0,126773

310 0,1864 0,38135 0,071084

315 0,0837 0,38571 0,032284

320 0,018 0,38563 0,006941

200 ppm R1 290 0,015 0,81474 0,012221 0,738298 7,382977

Page 46: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

32

295 0,0817 0,77604 0,063402

300 0,2874 0,75214 0,216165

305 0,3278 0,72529 0,23775

310 0,1864 0,72051 0,134303

315 0,0837 0,7315 0,061227

320 0,018 0,73497 0,013229

200 ppm R2

290 0,015 0,79633 0,011945

0,719996 7,199963

295 0,0817 0,75968 0,062066

300 0,2874 0,73342 0,210785

305 0,3278 0,70823 0,232158

310 0,1864 0,70114 0,130692

315 0,0837 0,71082 0,059496

320 0,018 0,71415 0,012855

200 ppm R3

290 0,015 0,78865 0,01183

0,712996 7,129962

295 0,0817 0,75094 0,061352

300 0,2874 0,72711 0,208971

305 0,3278 0,70012 0,229499

310 0,1864 0,69482 0,129514

315 0,0837 0,70581 0,059076

320 0,018 0,70851 0,012753

300 ppm R1

290 0,015 1,1847 0,017771

1,070331 10,70331

295 0,0817 1,1283 0,092182

300 0,2874 1,0872 0,312461

305 0,3278 1,0519 0,344813

310 0,1864 1,0448 0,194751

315 0,0837 1,0641 0,089065

320 0,018 1,0716 0,019289

300 ppm R2

290 0,015 1,241 0,018615

1,116192 11,16192

295 0,0817 1,1749 0,095989

300 0,2874 1,135 0,326199

305 0,3278 1,0961 0,359302

310 0,1864 1,0897 0,20312

315 0,0837 1,1096 0,092874

320 0,018 1,1163 0,020093

300 ppm R3

290 0,015 1,2196 0,018294

1,101407 11,01407

295 0,0817 1,1597 0,094747

300 0,2874 1,1203 0,321974

305 0,3278 1,0812 0,354417

310 0,1864 1,0757 0,20051

315 0,0837 1,0948 0,091635

Page 47: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

33

320 0,018 1,1016 0,019829

400 ppm R1

290 0,015 1,6099 0,024149

1,442176 14,42176

295 0,0817 1,5288 0,124903

300 0,2874 1,4675 0,42176

305 0,3278 1,4152 0,463903

310 0,1864 1,4047 0,261836

315 0,0837 1,4295 0,119649

320 0,018 1,4432 0,025978

400 ppm R2

290 0,015 1,6122 0,024183

1,432464 14,32464

295 0,0817 1,5174 0,123972

300 0,2874 1,4588 0,419259

305 0,3278 1,4043 0,46033

310 0,1864 1,396 0,260214

315 0,0837 1,4185 0,118728

320 0,018 1,4321 0,025778

400 ppm R3

290 0,015 1,7085 0,025628

1,512856 15,12856

295 0,0817 1,6103 0,131562

300 0,2874 1,5396 0,442481

305 0,3278 1,4839 0,486422

310 0,1864 1,4698 0,273971

315 0,0837 1,4997 0,125525

320 0,018 1,5149 0,027268

500 ppm R1

290 0,015 2,0903 0,031355

1,782868 17,82868

295 0,0817 1,9221 0,157036

300 0,2874 1,8231 0,523959

305 0,3278 1,7448 0,571945

310 0,1864 1,7183 0,320291

315 0,0837 1,7495 0,146433

320 0,018 1,7694 0,031849

500 ppm R2

290 0,015 2,3353 0,03503

1,907111 19,07111

295 0,0817 2,0852 0,170361

300 0,2874 1,9548 0,56181

305 0,3278 1,8555 0,608233

310 0,1864 1,8331 0,34169

315 0,0837 1,8637 0,155992

320 0,018 1,8887 0,033997

500 ppm R3

290 0,015 2,2403 0,033605

1,865586 18,65586 295 0,0817 2,0259 0,165516

300 0,2874 1,9095 0,54879

305 0,3278 1,8191 0,596301

Page 48: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

34

310 0,1864 1,7955 0,334681

315 0,0837 1,831 0,153255

320 0,018 1,8577 0,033439

Page 49: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

35

LAMPIRAN III: Dokumentasi Penelitian

Gambar 2. Hubungan konsentrasi dengan kenaikan Nilai SPF

Gambar 3. Penimbangan sampel Herba Pegagan

Page 50: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

36

Gambar 4. Proses Maserasi

Gambar 5. Maserat yang dihasilkan

Page 51: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

37

Gambar 6. Proses Rotary Epavorator

Gambar 7. Ekstrak kental

Page 52: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

38

Gambar 8. Penimbangan ekstrak sampel

Gambar 9. Pembuatan larutan Sampel

Page 53: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

39

Gambar 10. Hasil pengenceran replika 1 dalam 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm,

400 ppm dan 500 ppm

Gambar 11. Hasil pengenceran replika 2 dalam 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm,

400 ppm dan 500 ppm

Page 54: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

40

Gambar 12. Hasil pengenceran replika 3 dalam 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm,

400 ppm dan 500 ppm

Gambar 13. Pengukuran Serapan Sampel

Page 55: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

41

LAMPIRAN IV: Hasil Pengukuran Serapan Sampel

Page 56: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

42

Page 57: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

43

BIOGRAFI

A. Identitas Diri

Nama Lengkap : Ade Purnama

Nim : PO.71.3.251.16.1.003

Tempat dan Tanggal lahir : Pinrang, 01 Juni 1999

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Program Studi : D.III Faramsi

Alamat : Jl. Baji Gau III No.16, Makassar

E-mail : [email protected]

Nomor Telepon/Hp : 085363044229

Nama Orang Tua

Ayah : Arifin

Ibu : Nur janna

B. Riwayat Pendidikan

SD : SDN 255 Tiroang

SMP : SMPN 1 Baranti

SMA : SMAN 1 Panca Rijang

Perguruan Tinggi : Poltekkes Kemenkes RI Makassar Jurusan Farmasi

Demikian Biografi ini saya buat dengan sebenar-benarnya sebagai bahan

pertimbangan Bapak/Ibu. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Page 58: UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETIL ASETAT HERBA PEGAGAN …perpus.poltekkes-mks.ac.id/.../DigitalCollection/... · tabir surya berdasarkan penentuan nilai sun protection factor (spf) secara

44