9593916 anestesi spinal pada operasi tungkai bawah

11
LAPORAN KASUS ANESTESI SPINAL PADA OPERASI TUNGKAI BAWAH Oleh: Taufik Abidin H1A003048 1

Upload: amaliakha

Post on 31-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 9593916 Anestesi Spinal Pada Operasi Tungkai Bawah

LAPORAN KASUS

ANESTESI SPINAL PADA OPERASI

TUNGKAI BAWAH

Oleh:

Taufik Abidin

H1A003048

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA DI SMF

ANESTESI

FAKULTAS KEDOKTERAN/ RSU MATARAM

UNIVERSITAS MATARAM

1

Page 2: 9593916 Anestesi Spinal Pada Operasi Tungkai Bawah

2008

LAPORAN KASUS

Identitas pasien

Nama : Nn. Y

Usia : 20 th

Alamat : Lotim

No RM : 89 17 20

Keluhan utama:

Lutut kanan tidak bisa ditekuk sempurna.

RPS:

Pasien mengeluh lutut kanannya tidak bisa ditekuk sempurna setelah operasi pada

bulan Juli 2008.

RPD:

Tidak ada.

Pemeriksaan fisik:

Vital sign: dalam batas normal.

Lutut kanan:

Tampak luka bekas operasi pada lutut kanan.

Lutut kanan tidak bisa fleksi sempurna.

Diagnosa:

Malunion fracture supracondyler femur dextra.

Terapi:

ORIF P-S

Anestesi:

Tipe : spinal pada interspace L3-L4 dengan jarum Quincke.

Obat : lidodex, cataprest.

2

Page 3: 9593916 Anestesi Spinal Pada Operasi Tungkai Bawah

Maintenance : O2, ephedrine

Post operasi : antalgin 2 ml /IM, metoklopramide IV.

Durasi : 80 menit.

Cairan masuk : RL (2.000 ml).

Cairan keluar : darah (+300 ml).

DISKUSI KASUS

Pada pasien ini dilakukan operasi reduksi terbuka dan dilakukan pemasangan plat.

Daerah yang dioperasi terletak di daerah tungkai bawah. Selain itu, tidak ditemukan

kontraindikasi pada pasien ini untuk dilakukan anestesi spinal seperti infeksi pada daerah

lumbal, kecurigaan tekanan intrakranial yang tinggi, trauma spinal, koagulopati, dan lain-

lain. Atas dasar inilah maka tindakan anestesi spinal menjadi pilihan.

Obat yang digunakan ialah lidodex dicampur dengan catapres. Lidodex berisi

lidokain 5% yang memiliki berat jenis lebih kurang sama dengan CSS. Sedangkan

cataprest yang berisi klonidin, dimana efeknya pada anestesi spinal ialah menghambat

saraf sensoris yang bekerja pada prasinaps (menghambat pelepasan transmitter) dan

postsinaps (meningkatkan hiperpolarisasi). Kombinasi lidokain 5% dengan klonidin 150

mcg berpotensi meningkatkan intensitas dan durasi blok motorik. Hal ini disebabkan

karena induksi pada agonis a-2 adrenoseptor di ventral horn dan memfasilitasi kerja

anestesi local.

Selama tindakan operasi, tekanan darah pasien cenderung turun akibat anestesi

spinal. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian efedrin, yang disuntikkan secara IV jika

terjadi hipotensi.

Penggantian cairan yang hilang dilakukan dengan memberikan cairan RL, yang

komposisinya sama dengan cairan plasma tubuh. Jumlah darah yang hilang digantikan

dengan 2,5-4 kali cairan kristaloid. Untuk cairan rumatannya dihitung dengan rumus (4

ml/kgBB/jam x 10 kg pertama)+(2 ml/kgBB/jam x 10 kg kedua)+(1 ml/kgBB/jam x 10

kg selanjutnya). Berat badan pasien ini diperkirakan 40 kg, maka cairan rumatannya

(4x10)+(2x10)+(1x20)= 80 ml/jam.

3

Page 4: 9593916 Anestesi Spinal Pada Operasi Tungkai Bawah

TINJAUAN PUSTAKA

ANESTESI SPINAL

Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi regional dengan tindakan

penyuntikan obat anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Anestesi spinal/

subaraknoid juga disebut sebagai analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal.

Hal –hal yang mempengaruhi anestesi spinal ialah jenis obat, dosis obat yang

digunakan, efek vasokonstriksi, berat jenis obat, posisi tubuh, tekanan intraabdomen,

lengkung tulang belakang, operasi tulang belakang, usia pasien, obesitas, kehamilan, dan

penyebaran obat.

Pada penyuntikan intratekal, yang dipengaruhi dahulu ialah saraf simpatis dan

parasimpatis, diikuti dengan saraf untuk rasa dingin, panas, raba, dan tekan dalam. Yang

mengalami blokade terakhir yaitu serabut motoris, rasa getar (vibratory sense) dan

proprioseptif. Blokade simpatis ditandai dengan adanya kenaikan suhu kulit tungkai

bawah. Setelah anestesi selesai, pemulihan terjadi dengan urutan sebaliknya, yaitu fungsi

motoris yang pertama kali akan pulih.

Di dalam cairan serebrospinal, hidrolisis anestetik lokal berlangsung lambat.

Sebagian besar anestetik lokal meninggalkan ruang subaraknoid melalui aliran darah

vena sedangkan sebagian kecil melalui aliran getah bening. Lamanya anestesi tergantung

dari kecepatan obat meninggalkan cairan serebrospinal.

Tabel Dosis dan Durasi Obat Anestetik Spinal

Obat

Dosis (mg) Durasi (menit)

Perineum,

tungkai

bawah

Abdomen

bawah

Blok

setinggi T4

Anestetik

murni

Ditambah

epinefrin

Prokain 75 125 200 45 60

Tetrakain 6-8 8-14 14-20 90 120-150

Lidokain 25 50-75 75-100 60 60-90

Bupivakain 4-6 8-12 12-20 120-150 120-150

4

Page 5: 9593916 Anestesi Spinal Pada Operasi Tungkai Bawah

Indikasi

Anestesi spinal dapat diberikan pada tindakan yang melibatkan tungkai bawah,

panggul, dan perineum. Anestesi ini juga digunakan pada keadaan khusus seperti bedah

endoskopi, urologi, bedah rectum, perbaikan fraktur tulang panggul, bedah obstetric, dan

bedah anak. Anestesi spinal pada bayi dan anak kecil dilakukan setelah bayi ditidurkan

dengan anestesi umum.

Kontraindikasi

Kontraindikasi mutlak meliputi infeksi kulit pada tempat dilakukan pungsi

lumbal, bakteremia, hipovolemia berat (syok), koagulopati, dan peningkatan tekanan

intracranial. Kontraindikasi relatf meliputi neuropati, prior spine surgery, nyeri

punggung, penggunaan obat-obatan preoperasi golongan AINS, heparin subkutan dosis

rendah, dan pasien yang tidak stabil, serta a resistant surgeon.

Persiapan Pasien

Pasien sebelumnya diberi informasi tentang tindakan ini (informed concernt)

meliputi pentingnya tindakan ini dan komplikasi yang mungkin terjadi.

Pemeriksaan fisik dilakukan meliputi daerah kulit tempat penyuntikan untuk

menyingkirkan adanya kontraindikasi seperti infeksi. Perhatikan juga adanya scoliosis

atau kifosis. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah penilaian hematokrit.

Masa protrombin (PT) dan masa tromboplastin parsial (PTT) dilakukan bila diduga

terdapat gangguan pembekuan darah.

Perlengkapan

Tindakan anestesi spinal harus diberikan dengan persiapan perlengkapan operasi

yang lengkap untuk monitor pasien, pemberian anestesi umum, dan tindakan resusitasi.

Jarum spinal dan obat anestetik spinal disiapkan. Jarum spinal memiliki

permukaan yang rata dengan stilet di dalam lumennya dan ukuran 16G sampai dengan

30G. obat anestetik lokal yang digunakan adalah prokain, tetrakain, lidokain, atau

bupivakain. Berat jenis obat anestetik lokal mempengaruhi aliran obat dan perluasan

5

Page 6: 9593916 Anestesi Spinal Pada Operasi Tungkai Bawah

daerah teranestesi. Pada anestesi spinal jika berat jenis obat lebih besar dari berat jenis

CSS (hiperbarik), maka akan terjadi perpindahan obat ke dasar akibat gravitasi. Jika lebih

kecil (hipobarik), obat akan berpindah dari area penyuntikan ke atas. Bila sama

(isobarik), obat akan berada di tingkat yang sama di tempat penyuntikan. Pada suhu 37oC

cairan serebrospinal memiliki berat jenis 1,003-1,008.

Perlengkapan lain berupa kain kasa steril, povidon iodine, alcohol, dan duk steril

juga harus disiapkan.

Jarum spinal. Dikenal 2 macam jarum spinal, yaitu jenis yang ujungnya runcing

seperti ujung bamboo runcing (Quincke-Babcock atau Greene) dan jenis yang ujungnya

seperti ujung pensil (whitacre). Ujung pensil banyak digunakan karena jarang

menyebabkan nyeri kepala pasca penyuntikan spinal.

Teknik Anestesi Spinal

Berikut langkah-langkah dalam melakukan anestesi spinal, antara lain:

1. Posisi pasien duduk atau dekubitus lateral. Posisi duduk merupakan posisi

termudah untuk tindakan punksi lumbal. Pasien duduk di tepi meja operasi

dengan kaki pada kursi, bersandar ke depan dengan tangan menyilang di depan.

Pada posisi dekubitus lateral pasien tidur berbaring dengan salah satu sisi tubuh

berada di meja operasi.

2. Posisi permukaan jarum spinal ditentukan kembali, yaitu di daerah antara

vertebrata lumbalis (interlumbal).

3. Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis kulit daerah punggung pasien.

6

Tipe Quincke Tipe Whitacre

Page 7: 9593916 Anestesi Spinal Pada Operasi Tungkai Bawah

4. Lakukan penyuntikan jarum spinal di tempat penusukan pada bidang medial

dengan sudut 10o-30o terhadap bidang horizontal ke arah cranial. Jarum lumbal

akan menembus ligamentum supraspinosum, ligamentum interspinosum,

ligamentum flavum, lapisan duramater, dan lapisan subaraknoid.

5. Cabut stilet lalu cairan serebrospinal akan menetes keluar.

6. Suntikkan obat anestetik local yang telah disiapkan ke dalam ruang subaraknoid.

Kadang-kadang untuk memperlama kerja obat ditambahkan vasokonstriktor

seperti adrenalin.

7

Page 8: 9593916 Anestesi Spinal Pada Operasi Tungkai Bawah

Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi adalah hipotensi, nyeri saat penyuntikan, nyeri

punggung, sakit kepala, retensio urine, meningitis, cedera pembuluh darah dan saraf,

serta anestesi spinal total.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. dkk. Anestesi spinal. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran edisi III hal.261-

264. 2000. Jakarta.

Dobridnjov, I., etc. Clonidine Combined With Small-Dose Bupivacaine During Spinal

Anesthesia For Inguinal Herniorrhaphy: A Randomized Double-Blind Study.

Anesth Analg 2003;96:1496-1503.

Syarif, Amir. Et al. Kokain dan Anestetik Lokal Sintetik. Dalam: Farmakologi dan Terapi

edisi 5 hal.259-272. 2007. Gaya Baru, jakarta.

8