7 mengalami keretakan kepribadian/ bab ii …repository.umtas.ac.id/17/4/bab ii gilang wangsa...

17
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan adalah gangguan alam sadar (effective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kehawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA), masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality ), perilaku dapat terganggu tapi masih dalam batas-batas normal. Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur dan terjadi ketika mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin. Kecemasan ialah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik (Hawari, 2012 ; Direja, 2011). 2. Rentang respon kecemasan Rentang respon kecemasan menurut Direja (2011) adalah sebagai berikut : a. Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari- hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. 7 - - www.lib.umtas.ac.id Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019 - -

Upload: others

Post on 23-Aug-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Pengertian

Kecemasan adalah gangguan alam sadar (effective) yang ditandai

dengan perasaan ketakutan atau kehawatiran yang mendalam dan

berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality

Testing Ability/RTA), masih baik, kepribadian masih tetap utuh (tidak

mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality ), perilaku dapat

terganggu tapi masih dalam batas-batas normal. Kecemasan adalah

manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur dan terjadi

ketika mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin.

Kecemasan ialah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang

berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini

tidak memiliki objek yang spesifik (Hawari, 2012 ; Direja, 2011).

2. Rentang respon kecemasan

Rentang respon kecemasan menurut Direja (2011) adalah sebagai

berikut :

a. Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-

hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan

lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

7

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 2: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

8

b. Cemas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal

yang penting dan mengenyampingkan pada hal yang lain, sehingga

seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan

sesuatu yang lebih terarah.

c. Cemas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang

cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik dan

tidak berfikir tentang hal yang lain, semua perilaku ditunjukan untuk

mengurangi ketegangan

d. Panik berhubungan dengan terperangah ketakutan dan eror. Rincian

terpecah dari proporsinya karena mengalami kehilangan kendali. Orang

yang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan

pengarahan, panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik

terjadi aktifitas motorik, penurunan kemampuan untuk berhubungan

dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran

yang rasional.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan rentang respon

kecemasan dibawah ini :

Bagan 2.1Rentang Respon Kecemasan

Rentang Respon Ansietas

Respon Adaptif Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 3: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

9

3. Tingkat, Karakteristik dan Manifestasi Klinik Kecemasan

Menurut Asmadi, 2013 tingkat dan karakteristik kecemasan

digambarkan pada tabel 2.1 dibawah ini :

Tabel 2.1Tingkat dan Karakteristik Kecemasan

No Tingkat Kecemasan Karakteristik

1. Cemas Ringan a. Berhubungan dengan tingkat ketegangan dalam peristiwa sehari-hari.

b. Kewaspadaan meningkat.c. Persepsi terhadap lingkungan meningkat.d. Dapat menjdi motivasi positif untuk

belajar dan menghasilkan kreativitas.e. Respon fisiologis : sesekali nafas

pendek,nadi dan tekanan darah meningkat sedkit, gejala ringan pada lambung, muka berkerut serta bibir bergetar.

f. Respon perilaku dan emosi : tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan dan suara kadang-kadang meninggi.

2. Cemas sedang a. Respon fisiologis : sering nafas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah meningkat,mulut kering, anoreksia,diare/konstipasi, sakit kepala dan sering berkemih.

b. Respon kognitif : memusatkan perhatian pada hal yang penting dan menyampingkan yang lain, lapang persepsi menyempit dan rangsangan dari luar tidak mampu terima.

c. Respon prilaku dan emosi : gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegang, banyak bicara lebih cepat, susah tidur dan perasan tidak aman.

3. Cemas berat a. individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan yang lain.

b. Respon fisiologis : nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan berkabut, serta

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 4: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

10

tampak tegang.c. Respon kognitif : tidak mampu berpikir

berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan/tuntutan, serta lapang pandang menyempit.

d. Respon perilaku dan emosi : perasaan terancam meningkat.

4. Panik a. Respon fisiologis : nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipertensi serta rendahnya koordinasi motorik.

b. Respon kognitif: gangguan realitas, tidak dapat berpikir logis,persepsi terhadap lingkungan mengalami distorsi, dan ketidakmampuan memahami situasi.

c. Respon perilaku dan emosi : agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan berteriak-teriak, kehilangan kendali/ kontrol (aktivitas tidak menentu), perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Sumber: Hawari (2012)

Manifestasi klinik yang sering muncul pada orang-orang yang

mengalami kecemasan menurut Hawari (2012) adalah sebagai berikut :

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiridan mudah

tersinggung.

b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut.

c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.

d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.

e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan

tulang,pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas,

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 5: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

11

gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain

sebagainnya.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan, antara lain:

Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapat

berasal dari diri sendiri (faktor internal) maupun dari luar dirinya (faktor

eksternal). Pencetus ansietas dapat dikelompokan ke dalam dua kategori

yaitu (Asmadi, 2013) :

a. Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidak mampuan fisiologis

atau gangguan dalam melakukan aktifitas sehari-hari guna pemenuhan

terhadap kebutuhan dasarmya.

b. Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya sesuatu yang dapat

mengancam terhadap identitas diri, harga diri, kehilangan status/peran

diri, dan hubungan interpersonal.

Menurut Hawari (2012) mekanisme terjadinya cemas yaitu psiko-

neuro-imunologi atau psiko-neuro-endokrinolog. Stresor psikologis yang

menyebabkan cemas adalah perkawinan, orangtua, antar pribadi, pekerjaan,

lingkungan, keuangan, hukum, perkembangan, penyakit fisik, faktor

keluarga, dan trauma. Akan tetapi tidak semua orang yang mengalami

stressor psikososial akan mengalami gangguan cemas hal ini tergantung

pada struktur perkembangan kepribadian diri seseorang tersebut yaitu usia,

tingkat pendidikan, pengalaman, jenis kelamin, pengetahuan, kebutuhan

spiritual serta dukungan sosial dari keluarga, teman, dan masyarakat.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 6: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

12

5. Mekanisme Koping Kecemasan

Setiap ada stressor penyebab individu mengalami kecemasan, maka

secara otomatis muncul upaya untuk mengatasi dengan berbagai mekanisme

koping. Penggunaan mekanisme koping akan efektif bila didukung dengan

kekuatan lain dan adanya keyakinan pada individu yang bersangkutan

bahwa mekanisme yang digunakan dapat mengatasi kecemasannya.

Kecemasan harus segera ditangani untuk mencapai homeostatis pada diri

individu, baik secara fisiologis maupun psikologis.

Menurut Asmadi (2013) mekanisme koping terhadap kecemasan

dibagi menjadi dua kategori :

a. Strategi pemecahan masalah (problem solving strategic)

b. Strategi pemecahan masalah ini bertujuan untuk megatasi atau

menanggulangi masalah/ancaman yang ada dengan kemampuan

pengamatan secara realistis. Secara ringkas pemecahan masalah ini

menggunakan metode Source, Trial and Error, Others Play and Patient

(STOP).

c. Mekanisme pertahanan diri (defence mekanism)

Mekanisme pertahanan diri menurut Stuart (2012) yang sering

digunakan untuk mengatasi kecemasan, antara lain:

1) Rasionalisasi : suatu usaha untuk menghindari konflik jiwa dengan

memberi alasan yang rasional.

2) Displacement : pemindahan tingkah laku kepada tingkah laku yang

bentuknya atau obyeknya lain.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 7: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

13

3) Identifikasi : cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang

lain dan membuatnya menjadi bagian kepribadiannya.

4) Over kompensasi/reaction fermation: tingkah laku yang gagal

mencapai tujuan, dan tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan

melupakan dan melebih-lebihkan tujuan kedua.

5) Introspeksi : memasukan dalam pribadi sifat-sifat dari pribadi orang

lain.

6) Represi : konflik pikiran, impul-impuls yang tidak dapat diterima

dengan paksaan, ditekan ke dalam alam tidak sadar.

7) Supresi : menekan konflik, impul-impuls yang tidak dapat diterima

dengan secara sadar.

8) Denial : mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak

meyenangkan dirinya.

9) Fantasi : apabila seseorang, menghadapi konflik-frustasi, ia menarik

diri dengan berkhayal atau fantasi dan melamun.

10) Negativisme : perilaku seseorang yang selalu bertentangan atau

menentang otoritas orang lain dengan tingkah laku tidak terpuji.

11) Regresi : kemunduran karakterstik perilaku dari tahap perkembangan

yang lebih awal akibat stress

12) Sublimasi : penerimaan tujuan pengganti diterima secara sosial

karena dorongan saluran normal ekspresi terhambat.

13) Undoing : tindakan/ komunikasi yang sebagian meniadakan yang

sudah ada sebelumnya, merupakan mekanisme pertahanan primitif.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 8: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

14

6. Skala penilaian kecemasan

Ringan : 20-44

Sedang : 45-59

Berat : 60-74

Panik : 75-80

B. Kualitas Tidur

1. Definisi tidur

Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif

terhadap rangsangan internal. Perbedaan tidur dengan keadaan tidak sadar

lainnya adalah pada keadaan tidur siklusnya dapat diprediksi dan kurang

respons terhadap rangsangan eksternal. Otak berangsur-angsur menjadi

kurang responsif terhadap rangsang visual, auditori dan rangsangan

lingkungan lainnya. Tidur dianggap sebagai keadaan pasif yang dimulai

dari input sensoric walaupun mekanisme inisiasi aktif juga mempengaruhi

keadaan tidur. Faktor homeostatik (faktor S) maupun faktor sirkadian

(faktor C) juga berinteraksi untuk menentukan waktu dan kualitas tidur

(Lestari, 2009).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur

Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur antara lain adalah (Alimul,

2012):

a. Penyakit

Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak

penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya : penyakit yang

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 9: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

15

disebabkan oleh infeksi (infeksi limfa) akan memerlukan lebih banyak

waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit

yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.

b. Latihan dan Kelelahan

Keletihan akibat akivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak

tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal

ini terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan

mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat

tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.

c. Stres Psikologis

Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan

jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah

psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur (Harry,

2009).

d. Obat

Obat juga dapat mempengaruhi proses tidur, beberapa jenis obat yang

dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic

menyebabkan seseorang menjadi isomnia, anti depresan dapat

menekan REM, kafein dapat meningkatkan syaraf simpatis yang

menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat

berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat

menekan REM sehingga mudah mengantuk.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 10: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

16

e. Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses

tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur,

karena adanya trytophan yang merupakan asam amino dari protein

yang dicerna. Demikian juga sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang

juga dapat mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk

tidur.

f. Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang juga dapat

mempercepat terjadinya proses tidur.

g. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk

tidur, yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya

keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan

proses tidur.

3. Kualitas tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani

seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran ketika terbangun.

Kualitas tidur mencakup aspek kuantitatif seperti durasi tidur, latensi tidur,

serta aspek subjektif seperti tidur dalam dan istirahat (Khasanah &

Hidayati, 2012).

Menurut Hidayat dalam Khasanah & Hidayati (2012), kualitas

tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukan tanda-tanda

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 11: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

17

kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Tanda-

tanda kekurangan tidur dapat dibedakan menjadi tanda fisik dan tanda

psikologis.

4. Pengukuran kualitas tidur

Kualitas tidur dapat diukur menggunakan Pittsburg Quality of

Sleep Index (PSQI). Alat ini merupakan alat untuk menilai kualitas tidur.

Alat ini terdiri dari 19 poin pertanyaan yang berada didalam 7 kompenen

nilai dan 5 pertanyaan untuk teman sekamar. 19 pertanyaan itu mengkaji

secara luas faktor yang berhubungan dengan tidur seperti durasi tidur,

latensi tidur, dan masalah tidur. Setiap komponen skor memiliki rentang

nilai 0-3. Ketujuh komponen dijumlahkan sehingga terdapat skor 0-21,

dimana skor lebih tinggi dari 5 menandakan kualitas tidur yang buruk.

C. Asma

1. Pengertian asma

Clark, MV. (2013) menyatakan bahwa asma biasanya dikenal

sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan adanya wheezing (mengi)

intermiten yang timbul sebagai respon akibat paparan terhadap suatu zat

iritan atau alergen.

Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang

mempunyai ciri bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran

napas) terutama pada percabangan trakeobronkial yang dapat diakibatkan

oleh berbagai stimulus seperti oleh faktor biokemikal, endokrin, infeksi,

otonomik, dan psikologi (Somantri, 2012).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 12: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

18

2. Etiologi

Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan pasti, suatu

hal yang menonjol pada semua penderita asma adalah fenomena

hiperraktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap

rangsangan imunologi maupun non-imunologi. Oleh karena itu sifat inilah,

maka serangan asma mudah terjadi ketika rangsangan baik fisik,

metabolik, kimia, alergen, infeksi, dan sebagainya. Penderita asma perlu

mengetahui dan sedapat mungkin menghindari rangsangan atau pencetus

yang dapat menimbulkan asma. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai

berikut (Somantri, 2012):

a. Alergen utama, seperti debu rumah, spora jamur, dan tepung sari

rerumputan

b. Iritan seperti asap, bau-bauan, dan polutan

c. Infeksi saluran napas terutama yang disebabkan oleh virus

d. Perubahan cuaca yang ekstrem

e. Kegiatan jasmani yang berlebihan

f. Lingkungan kerja

g. Obat-obatan

h. Emosi (Somantri, 2012)

3. Tanda dan gejala

Clark, MV., (2013) menyebutkan bahwa tanda serangan asma yang

dapat kita ketahui adalah:

a. Napas cepat

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 13: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

19

b. Merasa cemas dan ketakutan

c. Tak sanggup bicara lebih dari 1-2 kata setiap kali tarik napas

d. Dada dan leher tampak mencekung bila tarik napas

e. Bersin-bersin

f. Hidung mampat atau hidung ngocor

g. Gatal-gatal tenggorokan

h. Susah tidur

i. Turunnya toleransi tubuh terhadap aktivitas.

Sedangkan menurut Somantri (2012) gejala asma terdiri atas triad yaitu:

a. Dispnea

b. Batuk

c. Mengi

4. Patofisiologi

Asma merupakan obstruksi jalan napas yang reversibel. Obstruksi

tersebut dapat disebabkan oleh faktor berikut, seperti penyempitan jalan

napas; pembengkakan membran pada bronki; pengisian bronki dengan

mucus kental. Beberapa penderita mengalami respon imun yang buruk

terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) menyerang

sel-sel mast dalam paru yang menyebabkan pelepasan sel-sel mast, seperti

histamin dan prostaglandin. Pelepasan ini mempengaruhi otot polos dan

kelenjar jalan napas, bronkospasme, pembengkakan membran mukosa,

pembentukan mukus berlebihan (Clark, MV., 2013).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 14: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

20

Penderita asma idiopatik atau nonalergi, ketika ujung saraf pada

jalan napas dirangsang oleh beberapa faktor, seperti udara dingin, emosi,

olahraga, merokok, polusi dan infeksi sehingga jumlah asetilkolin yang

dilepaskan meningkat. Peningkatan asetilkolin ini secara langsung bisa

menimbulkan bronkokonstriksi. Penderita dapat mempunyai toleransi

rendah terhadap respon parasimpatis (Clark, MV., 2013).

5. Klasifikasi

a. Berdasarkan berat ringan gejala

Asma dapat dibagi dalam 3 tahap menurut berat ringannya gejala, yaitu

asma intermitten, asma persisten ringan, asma persisten sedang, dan

asma persisten berat (Tabrani, 2010).

b. Berdasarkan serangan asma

Klasifikasi ini mencerminkan berbagai kelainan patologi yang

menyebabkan gangguan aliran udara serta mempunyai dampak

terhadap pengobatan. Serangan asma ringan timbul kadang-kadang,

tidak terdapat atau ada hiperreaktivitas bronkus yang ringan. Serangan

asma persisten timbul sering dan terdapat hiperreaktivitas bronkus.

Penderita asma berat mempunyai saluran pernafasan yang sensitif,

berisiko tinggi untuk mengalami eksaserbasi tiba-tiba yang berat dan

mengancam jiwa (Majalah Kedokteran Indonesia, 2018).

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 15: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

21

6. Penatalaksanaan

Menurut Somantri (2012) prinsip-prinsip penatalaksanaan asma

bronkial adalah sebagai berikut:

a. Diagnosis status asmatikus. Faktor penting yang harus diperhatikan:

1) saatnya serangan;

2) obat-obatan yang telah diberikan (macam dan dosis)

b. Pemberian obat bronkodilator

c. Penilaian terhadap perbaikan serangan

d. Pertimbangan terhadap pemberian kortikosteroid

e. Penatalaksanaan setelah serangan mereda

1) cari faktor penyebab;

2) modifikasi pengobatan penunjang selanjutnya.

7. Pengobatan (Somantri, 2012)

Pengobatan pada asma bronkial terbagi 2, yaitu:

a. Pengobatan non farmakologik:

1) Memberikan penyuluhan

2) Menghindari faktor pencetus

3) Pemberian cairan

4) Fisiotherapy

5) Beri O2 bila perlu.

b. Pengobatan farmakologik :

1) Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam

2 golongan:

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 16: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

22

a) Simptomatik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)

Nama obat :

(1) Orsiprenalin (Alupent)

(2) Fenoterol (berotec)

(3) Terbutalin (bricasma)

Obat-obat golongan simpatomatik tersedia dalam bentuk tablet,

sirup, suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI

(Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus

yang

dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau

cairan broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serts

Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol

(partikel-partikel yang sangat halus) untuk selanjutnya dihirup.

b) Santin (teofilin)

Nama obat :

(1) Aminofilin (Amicam supp)

(2) Aminofilin (Euphilin Retard)

(3) Teofilin (Amilex)

Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik,

tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini

dikombinasikan efeknya saling memperkuat.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--

Page 17: 7 mengalami keretakan kepribadian/ BAB II …repository.umtas.ac.id/17/4/BAB II GILANG WANGSA PERMANA.pdf · 2020. 2. 13. · 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian

23

Cara pemakaian :

Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan

asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung

kepembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk

tablet atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah

sebabnya penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya

berhati-hati bila minum obat ini.

Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara

pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini

digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum

teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).

c) Kromalin

Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah

serangan asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi

terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan bersama-

sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah

pemakaian satu bulan.

d) Ketolifen

Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.

Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1 mg / hari.

Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya 2019--