vertigo

27
ASUHAN KEPERAWATAN VERTIGO A. Pengertian Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari (http://www.kalbefarma.com). B. Etiologi Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu : 1. Lesi vestibular : o Fisiologik o Labirinitis o Menière o Obat ; misalnya quinine, salisilat. o Otitis media o “Motion sickness” o “Benign post-traumatic positional vertigo” 2. Lesi saraf vestibularis o Neuroma akustik

Upload: anisa-putri

Post on 03-Jul-2015

367 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hopely can help us

TRANSCRIPT

Page 1: Vertigo

ASUHAN KEPERAWATAN VERTIGO

A. Pengertian

Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian

vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya,

dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat

keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja,

melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus,

unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari

(http://www.kalbefarma.com).

B. Etiologi

Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu :

1. Lesi vestibular :

o Fisiologik

o Labirinitis

o Menière

o Obat ; misalnya quinine, salisilat.

o Otitis media

o “Motion sickness”

o “Benign post-traumatic positional vertigo”

2. Lesi saraf vestibularis

o Neuroma akustik

o Obat ; misalnya streptomycin

o Neuronitis

o vestibular

3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal

o Infark atau perdarahan pons

o Insufisiensi vertebro-basilar

Page 2: Vertigo

o Migraine arteri basilaris

o Sklerosi diseminata

o Tumor

o Siringobulbia

o Epilepsy lobus temporal

1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :

o Telinga bagian luar : serumen, benda asing.

o Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta

akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa

dengan perdarahan.

o Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan

vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan,

vertigo postural.

o Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.

o Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli

posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.

2. Penyakit SSP :

o Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia,

hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan

insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok

jantung.

o Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.

o Trauma kepala/ labirin.

o Tumor.

o Migren.

o Epilepsi.

3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal,

keadaan menstruasi-hamil-menopause.

4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.

5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.

Page 3: Vertigo

6. Intoksikasi.

C. Patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan

ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan

vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke

pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik,

jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI,

susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor

vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling

besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil

kontribusinya adalah proprioseptik.

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat

keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan

kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan

diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan

penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala

dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer

atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang

aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya

muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot

menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,

unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya

D. Klasifikasi Vertigo

Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok :

Page 4: Vertigo

1. Vertigo paroksismal

Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit

atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut

dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan.

Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :

o Yang disertai keluhan telinga :

Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis

pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii

posterior, kelainan gigi/ odontogen.

o Yang tanpa disertai keluhan telinga :

Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria

vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo

de L’enfance), Labirin picu (trigger labyrinth).

o Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :

Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo

posisional paroksismal benigna.

2. Vertigo kronis

Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia

Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:

o Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb,

labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor

serebelopontin.

o Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca

komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan

okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan

endokrin.

o Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.

3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur

mengurang, dibedakan menjadi :

Page 5: Vertigo

o Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis

akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva

interna/arteria vestibulokoklearis.

o Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria

vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis

multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.

Ada pula yang membagi vertigo menjadi :

1. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.

2. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.

D. Manifestasi klinik

Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan

lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat

dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan

kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan

selaput tipis.

E. Pemerikasaan Penunjang

1. Pemeriksaan fisik :

o Pemeriksaan mata

o Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh

o Pemeriksaan neurologik

o Pemeriksaan otologik

o Pemeriksaan fisik umum.

2. Pemeriksaan khusus :

o ENG

o Audiometri dan BAEP

o Psikiatrik

Page 6: Vertigo

3. Pemeriksaan tambahan :

o Laboratorium

o Radiologik dan Imaging

o EEG, EMG, dan EKG.

F. Penatalaksanaan Medis

Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) : Terdiri dari :

1. Terapi kausal

2. Terapi simtomatik

3. Terapi rehabilitatif.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO

A. Pengkajian

1. Aktivitas / Istirahat

o Letih, lemah, malaise

o Keterbatasan gerak

o Ketegangan mata, kesulitan membaca

o Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.

o Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau

karena perubahan cuaca.

2. Sirkulasi

o Riwayat hypertensi

o Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.

o Pucat, wajah tampak kemerahan.

3. Integritas Ego

o Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu

o Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi

o Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala

Page 7: Vertigo

o Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).

4. Makanan dan cairan

o Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju,

alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog,

MSG (pada migrain).

o Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)

o Penurunan berat badan

5. Neurosensoris

o Pening, disorientasi (selama sakit kepala)

o Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.

o Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.

o Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.

o Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore

o Perubahan pada pola bicara/pola pikir

o Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.

o Penurunan refleks tendon dalam

o Papiledema.

6. Nyeri/ kenyamanan

o Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,

ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.

o Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.

o Fokus menyempit

o Fokus pada diri sendiri

o Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.

o Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

7. Keamanan

o Riwayat alergi atau reaksi alergi

o Demam (sakit kepala)

o Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis

o Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).

Page 8: Vertigo

8. Interaksi sosial

o Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan

dengan penyakit.

9. Penyuluhan / pembelajaran

o Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga

o Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone,

menopause.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan aktivitas berhubungan dengan pusing, nyeri dikepala.

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah

C. Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan 1. : Gangguan aktivitas berhubungan dengan pusing, nyeri

dikepala

Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang

Kriteria Hasil :

Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang

Tanda-tanda vital normal

pasien tampak tenang dan rileks.

Intervensi :

Atur posisi pasien senyaman mungkin

Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan

otot serta mengurangi nyeri

Kaji intensitas/skala nyeri.

Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.

Page 9: Vertigo

Pantau tanda-tanda vital

Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.

Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik.

Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi

lebih nyaman.

Diagnosa Keperawatan 2. : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual, muntah

Tujuan : Tidak adanya muntah, mual

Kriteria Hasil :intake adekuat baik IV ataupun oral

Intervensi :

Monitor output dan intake pasien

Rasional : Evaluasi ketat kebutuhan intake dan output

Beri cairan sesuai dengan pengeluaran

Rasional: Jumlah pengeluaran cairan yang banyak harus di imbangi dengan

masukan.

Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : Meningkatkan nafsu makan.

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antasida.

Rasional : Antasida untuk mengurangi mual, muntah.

C. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien

dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan

melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999:28)

Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah :

1. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.

Page 10: Vertigo

2. Tidak terjadi mual, muntah.

Asuhan Keperawatan Pada Ny “M”

VERTIGO

di Instalasi PDL Irna Atas Sayap B

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

O

L

E

H

ANISA PUTRI

PO. 71. 20. 1. 09. 002

Tingkat II.A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

Page 11: Vertigo

JURUSAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN DATA

I. Identitas Klien

a. Identitas Klien

Nama : Ny. “M”

Umur : 51 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Perum Kom Blok E Palembang.

Status perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Suku : Indonesia

Pekerjaan : Ibu Rumah tangga

Tanggal MRS : 30 Januari 2011

Tanggal Pengkajian : 31 Januari 2011

No Med Rec : 021548

Diagnosa Medis : Vertigo

b. Identitas Penaggung Jawab

Nama : Ny “E”

Umur : 26 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Alamat : Perum Kom Blok E Palembang.

Hub dengan klien : Keponakan

II. Status Kesehatan Saat Ini:

a. Keluhan utama: Klien mengeluh pusing, berkunang-kunang

b. Riwayat kesehatan sekarang: Klien mengeluh kepala pusing, nyeri dikepala, perut

Page 12: Vertigo

terasa mual..

c. Riwayat kesehatan masa lalu: Klien mengatakan belum pernah merasakan sakit

seperti ini.

d. Riwayat kesehatan keluarga: Dalam anggota keluarga tidak ada yang pernah

menderita penyakit seperti ini.

e. Riwayat Kesehatan Psikososial Spiritual

1. Psikologis: Klien sesekali bertanya mengenai prognosis penyakit dan pengobatannya

2. Sosial: Hubungan klien dengan orang disekitarnya selama dirumah sakit terjalin

cukup baik

3. Spiritual : Klien tampak sering berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.

f. Aktivitas sehari-hari

No Aktivitas Sebelum MRS Selama MRS

1.

2.

3.

4.

Pola Nutrisi

- Makanan

- Minuman

Pola Eliminasi

- BAB

- BAK

Pola Istirahat (Tidur)

- Siang

- Malam

Personal Hygiene

Makan nasi 1 porsi habis 3

x sehari dengan lauk dan

sayur

Minum air putih

BAB frekuensi 1-2x sehari,

konsistensi padat, warna

kuning

BAK frekuensi 4-5x sehari,

warna kuning

1-2 jam/hari

5-6 jam/ hari

Makan 3 x sehari dengan

diet yang diberikan oleh

RS

Minum air putih

BAB frekuensi 1-2x sehari,

konsistensi padat, warna

kuning

BAK frekuensi 4-5x sehari,

warna kuning

1-2 jam/hari

7-8 jam/ hari

Page 13: Vertigo

- Mandi

- Kuku

- Rambut

- Kulit

Klien mandi 2x sehari

Bersih

Bersih

Bersih

Klien hanya di lap

badannya oleh keluarganya

Kebersihan Cukup

Kebersihan Cukup

Kebersihan Cukup

g. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Komposmentis

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 36,5 oC

RR : 16 x/menit

Skala nyeri : 8-10

2. Keadaan khusus

Sistem Persepsi Sensori

Pendengaran : Normal

Penglihatan : Normal

Pengecap : Normal

Peraba : Normal

Sistem Penglihatan

Nyeri tekan : Tidak OD/OS

Lapang pandang : Normal

Alis : Normal

Kelopak mata : Normal

Konjungtiva (palpebra): Normal

Konjungtiva (bulbi) : Normal

Kornea : Normal

Reflek : Ada OD/OS

Pupil : Isokor

Page 14: Vertigo

Diameter : Normal (2-6 mm)

Respon cahaya : Ada OD/OS

Sistem Pernapasan

Frekuensi : 16 x/menit

Kualitas : Normal

Batuk : Tidak ada

Sistem Kardiovaskular

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Bunyi jantung : Normal

Edema : Tidak ada

Sistem Perkemihan

Warna : Kuning jernih

h. Data Penunjang

Pemeriksaan EKG (tanggal 30 Januari 2011)

Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 31 Januari 2011)

Hb : 11,4 g/dl

LED : 85 mm/jam

Lekosit : 6800/mm

DITCOUNT : 0/0/1/76/19/4

BSS : 112 mg/dl

i. Terapi

IVFD RL gtt xx/menit

Inj ranitidin 1 amp (1xorder)

Inj ondacontron 3 x 8mg

Freto 3 x 10

Dramamin 3 x 1

Vastigo 3 x 8mg

Page 15: Vertigo

j. Analisis Data

No Data Penyebab Masalah

1.

2.

Ds: Os mengatakan

kepalanya pusing,

berkunang-kunang

Do: Ku lemah, Os

meringis, pucat

Ds: Os mengatakan

badannya lemas karena

sering muntah

Do: Ku lemah, klien

tampak mual, muntah

Saraf keseimbangan

Penyesuaian otot-otot mata

Tubuh bergerak

Penyesuaian otot tidak

adekuat

Pusing (nyeri dikepala)

Gangguan keseimbangan

tubuh

Pusing

Peningkatan asam lambung

Mual, muntah

Gangguan aktivitas

Gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

Diagnosa Keperawatan

1.Gangguan aktivitas berhubungan dengan pusing, nyeri dikepala.

Page 16: Vertigo

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah

Rencana Keperawatan

No Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasionalisasi

1. Gangguan

aktivitas

berhubungan

dengan pusing,

nyeri dikepala.

Ds: Os

mengatakan

kepalanya

pusing,

berkunang-

kunang

Do: Ku lemah,

Os meringis,

pucat.

Tupan: Nyeri

hilang atau

berkurang.

Tupen: Dalam

waktu 2 x 24 jam

nyeri berkurang,

TTV normal, Klien

tampak tenang.

Atur posisi

pasien senyaman

mungkin

Kaji intensitas/

skala nyeri.

Pantau

tanda-tanda vital.

Kolaborasi

- posisi yang tepat

mengurangi

penekanan dan

mencegah

ketegangan otot

serta mengurangi

nyeri.

- Mengenal dan

memudahkan

dalam melakukan

tindakan

keperawatan.

- Mengenal dan

memudahkan

dalam melakukan

tindakan

keperawatan.

- analgetik berguna

untuk mengurangi

Page 17: Vertigo

2.

Gangguan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan mual,

muntah

Tupan: Tidak

adanya muntah,

mual

Tupen: Dalam

waktu 1 x 24 jam

intake adekuat baik

IV ataupun oral

dengan tim medis

untuk pemberian

analgetik.

Monitor output

dan intake pasien

Beri cairan

sesuai dengan

pengeluaran.

Beri

makanan dalam

porsi kecil tapi

sering.

Kolaborasi

dengan tim medis

dalam pemberian

antasida.

nyeri sehingga

pasien menjadi

lebih nyaman.

-Evaluasi ketat

kebutuhan intake

dan output.

- Jumlah

pengeluaran cairan

yang banyak harus

di imbangi dengan

masukan.

- Meningkatkan

nafsu makan

- Antasida untuk

mengurangi mual,

muntah.

Page 18: Vertigo

Catatan Perkembangan

No Tanggal/jam Implementasi Evaluasi

Page 19: Vertigo

1.

2.

31 Januari

2011 pukul

17.00 WIB

2 Februari

2011 pukul

06.00 WIB

Mengatur posisi pasien

senyaman mungkin

Mengkaji intensitas/

skala nyeri yang dirasakan

klien. Skala 3-4 dengan

menggunakan skala nyeri 0-

10, skala tersebut termasuk

skala nyeri sedang

Memantau tanda-tanda

vital. Tekanan darah klien,

suhu tubuhnya

Berkolaborasi dengan

tim medis untuk pemberian

terapi (obat oral vastigo)

Memonitor output dan

intake pasien

Memberikan cairan sesuai

dengan pengeluaran

Memberikan

makanan dalam porsi kecil

tapi sering.

Berkolaborasi dengan tim

medis dalam pemberian terapi

(injeksi ranitidin)

S: klien mengatakan kepalanya

masih pusing

O: Ku masih lemah,

TD: 110/80 mmHg

T: 36,4 0C

Aktivitas masih dibantu

A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi diteruskan

S: Klien mengatakan muntah

berkurang

O: Ku masih lemah, Klien

tampak menghabiskan

makanannya

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Vertigo

Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi

keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta,

1999.

Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta, 1999.

http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/14415 Terapi Akupunktur untuk

Vertigo.pdf/144_15TerapiAkupunkturuntukVertigo.html

Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran

No. 144, Jakarta, 2004.