tm malaria

17
Nama : Tissa Noveria Azusna NPM : 1102012296 LI 1. Memahami dan menjelaskan plasmodium LO 1.1 Definisi Plasmodium adalah genus dari parasit protozoa yang menginfeksi eritrosit pada vertebrata dan penyebab malaria. Siklus hidupnya bergantian antara nyamuk dan vetebrata/manusia. Atau Parasit ini sentiasa mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra. Sekurang-kurangnya sepuluh spesies menjangkiti manusia. Spesies lain menjangkiti hewan lain,termasuk burung, reptilia dan hewan pengerat. LO 1.2 Klasifikasi Malaria disebabkan oleh empat spesies protozoa keturunan Plasmodium, yang menimbulkan penyakit malaria yaitu : 1. Plasmodium falciparum adalah penyebab jenis malaria yang paling ganas yang biasa disebut malaria tertiana maligna atau malaria tropikana. Bila tidak diobati penyakit ini akan mengakibatkan kematian dalam beberapa hari akibat adanya relatif banyak eritrosit (sampai 50%)rusak yang menyumbat kapiler otak. Masa inkubasi untuk P. falciparum adalah 7-12 hari. 2. Plasmodium vivax adalah penyebab penyakit malaria tertiana benigna dengan masa inkubasi 12 17 hari, Ciri-cirinya demam berkala tiga hari sekali dengan pucak setalah 48 jam. Gejala lainya berupa nyeri kepala dan punggung, mual, pembesaran limfe, dan malaise umum. Tidak bersifat kematian. 3. Plasmodium ovale adalah penyebab penyakit malaria yang paling ringan dengan masa inkubasi 11 16 hari, ciri gejala penyakit yang disebabkan Plasmodium ovale hampir sama dengan gejala Plasmodium vivax 4. Plasmodium malariae adalah penyebab penyakit malaria quartana yang mengakibatkan demam berkala empat hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam. Gejalanya sama dengan tertiana. LO 1.3 Morfologi

Upload: tissa-noveria-azusna

Post on 15-Dec-2014

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jnkjn

TRANSCRIPT

Page 1: TM Malaria

Nama : Tissa Noveria Azusna

NPM : 1102012296

LI 1. Memahami dan menjelaskan plasmodium

LO 1.1 Definisi

Plasmodium adalah genus dari parasit protozoa yang menginfeksi eritrosit pada vertebrata dan penyebab malaria. Siklus hidupnya bergantian antara nyamuk dan vetebrata/manusia. Atau Parasit ini sentiasa mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra. Sekurang-kurangnya sepuluh spesies menjangkiti manusia. Spesies lain menjangkiti hewan lain,termasuk burung, reptilia dan hewan pengerat.

LO 1.2 Klasifikasi

Malaria disebabkan oleh empat spesies protozoa keturunan Plasmodium, yang menimbulkan penyakit malaria yaitu :

1. Plasmodium falciparum adalah penyebab jenis malaria yang paling ganas yang biasa disebut malaria tertiana maligna atau malaria tropikana. Bila tidak diobati penyakit ini akan mengakibatkan kematian dalam beberapa hari akibat adanya relatif banyak eritrosit (sampai 50%)rusak yang menyumbat kapiler otak. Masa inkubasi untuk P. falciparum adalah 7-12 hari.

2. Plasmodium vivax adalah penyebab penyakit malaria tertiana benigna dengan masa inkubasi 12 – 17 hari, Ciri-cirinya demam berkala tiga hari sekali dengan pucak setalah 48 jam. Gejala lainya berupa nyeri kepala dan punggung, mual, pembesaran limfe, dan malaise umum. Tidak bersifat kematian.

3. Plasmodium ovale adalah penyebab penyakit malaria yang paling ringan dengan masa inkubasi 11 – 16 hari, ciri gejala penyakit yang disebabkan Plasmodium ovale hampir sama dengan gejala Plasmodium vivax

4. Plasmodium malariae adalah penyebab penyakit malaria quartana yang mengakibatkan demam berkala empat hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam. Gejalanya sama dengan tertiana.

LO 1.3 Morfologi

Plasmodium vivax Pada trofozid muda terdapat bentuk cincin, eritrosit membesar, dan mulai tampak titik

schuffner. Pada trofozoid tua sitoplasma berbentuk ameboid, titik schuffner jelas. Pada skizon muda, inti membelah 4-8 skizon matang inti membelah 12-24 buah, dan pigmen kuning tengguli. Pada makrogametosit bulat,sitoplasma berwarna biru, inti kecil, padat berwarna merah. Pada mikrogametosit bulat, sitoplasma pucat, biru kelabu inti pucat.

Plasmodium falciparumTrofozoid muda (bentuk cincin) eritrosit tidak membesar dan terdapat titik maurer. Hanya ada

satu parasit dalam sebuah eritrosit. Pada trofozid (multipel) terdapat lebih dari satu parasit dalam

Page 2: TM Malaria

sebuah eritrosit. Skizon muda jumlah inti 2-6, pigmen sudah menggumpal warna hitam. Skizon matang inti membelah 8-24. Makrogametosit bentuk pisang, agak lonjong, plasma biru, inti padat kecil, pigmen di sekitar inti. Mikrogametosit bentuk sosis, plasma pucat, merah muda, inti tidak padat, pigmen tersebar.

Plasmodium malariaeStadium trofozoid muda dalam darah tepi tidak berbeda dengan plasmodium vivax, meskipun

sitoplasmanya lebih tebal dan pada pulasan giemza lebih gelap. Trofozoid yang lebih tua bila membulat besarnya setengah eritrosit. Pada sediaan darah tipis, stadium trofozoid dapat melintang di sepanjang sel darah merah dan membentuk seperti pita.

Plasmodium OvaleTrofozoid muda berukuran kira-kira 2 mikron (1/3 eritrosit). Titik schufner terbentuk saat dini

dan tampak jelas. Stadium trofozoid berbentuk bulat dan kompak dengan granula pigmen yang lebih kasar tetapi tidak sekasar pigmen P.malariae. Pada stadium ini eritrosit agak membesar dan sebagian besar berbentuk lonjong. Stadium gametosit betina bentuk bulat. Puna inti kecil kompak dan sitoplasma warna biru. Gametosit jantan punya inti difus. Sitoplasma warna pucat kemerah-merahan berbentuk bulat.

LO 1.4 Karakteristik & Sifat

LO 1.5 Siklus hidup

 Plasmodiun Vivax 1. Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian

mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.2. Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.3. Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel

hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.4. Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.5. Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi

maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet).

6. Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista)

7. Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang kt8. Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh

tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.9. Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan

melepaskan sporozoit ke dalam darah.

Plasmodium falciparum

Page 3: TM Malaria

LO 1.6 Cara penularan

LI 2. Memahami dan menjelaskan vektor malaria

LO 2.1 Definisi

Anopheles adalah genus nyamuk yang terpenting dalam subfamili Anopheline karena merupakan satu-satunya vektor penular malaria pada manusia. Terdapat sekitar 30 spesies Anopheles yang dapat menjadi vektor penular malaria. Penular malaria pada manusia adalah nyamuk Anopheles yang spesiesnya berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Anopheles penular malaria di Indonesia antara lain adalah Anopheles sundaicus, An. aconitus, An. barbirostris, dan An. subpictus.

LO 2.2 Klasifikasi

Vektor Tempat Perindukan Larva Perilaku Nyamuk Dewasa Epidemiologi

An.sundaicus

Muara sungai yang dangkal pada musim kemarau, tambak ikan yang kurang terpelihara, parit- parit di sepanjang pantai bekas galian yang terisi air payau, tempat penggaraman(Bali) di air tawar (KalTim dan Sum)

Antropofilik > zoofilik; menggigit sepanjang malam

Tit: di dalam dan di luar rumah

Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa

tenggara

An. aconitus

Persawahan dengan saluran irigasi, tepi sungai pada musim kemarau, kolam ikan dengan tanaman rumput di tepinya

Zoofilik > antropofilik eksofagik menggigit diwaktu senja sampai dengan dini hari

Tit: di luar rumah

Jawa

An. subpictus

Kumpulan air yang permanen/sementara, celah tanah bekas kaki binatang, tambak ikan dan bekas galian di pantai (pantai utara pulau jawa)

Antropofilik > zoofilik Menggigit di waktu malam

Tit: di dalam dan di luar rumah (kandang)

Jawa, Sulawesi, Nusa tenggara

An. barbirostisSawah dan saluran irigasi, kolam, rawa, mata air, sumur dan lain- lain

Antropofilik (sul & NT) zoofilik (jawa & sumatera) eksofagik > endofagik Menggigit malam hari

Tit: di luar rumah (pada tanaman)

Sulawesi, Nusa tenggara

An.balanbacensis Bekas roda yang tergenang air, air, bekas jejak kaki binatang yang berlumpur yang berair, tepi sungai pada musim kemarau, kolam atau

Antropofilik < zoofilik endofilik menggigit malam hari

Tit: di luar rumah (di

Jawa, Kalimantan

Page 4: TM Malaria

kali yang berbatu di hutan atau daerah pedalaman

sekitar kandang)

An. letiferAir tergenang (tahan hidup ditempat asam) terutama dataran pinggir pantai

Antropofilik > zoofilik

Tit: bagian bawah atap diluar rumah

Sumatera, Kalimantan

An. farauti

Kebun kangkung, kolam, genangan air dalam perahu, genangan air hujan, rawa-rawa dan saluran air

Antropofilik > zoofilik

Eksofagik menggigit malam hari

Tit: di dalam dan diluar rumah

Maluku dan Irian Jaya

An. punctulatus

Air di tempat terbuka dan terkena sinar matahari, pantai (pada musim penghujan), tepi sungai

Antrofopolik > zoofilik

Menggigit malam hari

Tit: di dalam rumah

Maluku dan Irian Jaya

An. ludlowi Sungai di daerah pegunungan

Antropofilik >> zoofilik Sulawesi

An. koliensis

Bekas jejak roda kendaraan, lubang- lubang di tanah yang berisi air, saluran- saluran, kolam, kebun kangkung dan rawa- rawa tertutup

Antropofilik >> zoofilik

Menggigit malam hari

Tit: di dalam rumah

Maluku dan Irian Jaya

An. nigerrimusSawah, kolam dan rawa yang ada tanaman air

Zoofilik > antropofilik

Menggigit pada senja-malam hari

Tit: di luar rumah (kandang)

Sumatera, Sulawesi

An. sinensisSawah, kolam dan rawa yang ada tanaman air

Zoofilik > antropofilik

Menggigit pada senja-malam hari

Tit: di luar rumah (kandang)

Sumatera, Jawa, Sulawesi

An. flavirostisSungai dan mata air terutama apabila bagian tepinya berumput

Zoofilik > antropofilik

Tit: belum ada laporanSulawesi

An. karwariAir tawar yang jernih yang terkena sinar matahari, didaerah pegunungan

Zoofilik > antropofilik

Tit: di luar rumahMaluku dan Irian Jaya

An. maculatus

Mata air dan sungai dengan air jernih yang mengalir lambat di daerah pergunungan dan perkebunan teh (di jawa)

Zoofilik > antropofilik

Mengigit malam hari

Tit: di luar rumah (sekitar kandang)

Sumatera, Jawa

Page 5: TM Malaria

An. bancrofti

Danau dangan tumbuhan bakung, air rawa yang tergenang dan rawa dengan tumbuhan pakis

Zoofilik > antropofilik

Tit: belum jelasMaluku dan Irian Jaya

An. barbumbrosus

Di pinggir sungai yang terlindung dengan air yang mengalir lambat dekat hutan di dataran tinggi

Bionomiknya belum banyak dipelajari antropofiliknya

Sulawesi

LO 2.3 Morfologi

Vektor malaria adalah nyamuk Anopheles.

Stadium telur - Berbentuk seperti perahu yang bagian bawahnya konveks dan bagian atasnya konkaf - Mempunyai sepasang pelampung yang terletak pada sebelah lateral

Stadium larva bagian-bagian badan berbentuk khas, yaitu :

- Spirakel pada bagian posterior abdomen- Tergal plate pada bagian tengah sebelah dorsal abdomen- Bulu palma pada bagian lateral abdomen

Stadium pupaMempunyai tabung pernafasan (respiratory trumpet) yang berbentuk lebar dan pendek, digunakan untuk mengambil O2 dari udara

Stadium dewasa- Pulpus nyamuk jantan dan betina mempunyai panjang hampir sama dengan panjang

probosisnya- Nyamuk jantan ruas palpus bagian apikal berbentuk gada (club form), sedangkan nyamuk

betina ruas palpusnya mengecil- Sayap pada bagian pinggir (kosta dan vena I) ditumbuhi sisik sayap yang berkelompok

membentuk gambaran belang-belang hitam putih dan bagian ujung sisik sayap membentuk lengkung (tumpul)

- Bagian posterior abdomennya sedikit lancip

LO 2.4 Karakteristik dan sifatAktivitas nyamuk Anophelini sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara dan suhu. Umumnya

nyamuk Anophelini aktif mengisap darah hospes pada malam hari atau sejak senja sampai dini hari. Jarak terbang nyamuk Anophelini biasanya 0,5-3 km, tetapi dapat mencapai puluhan km karena dipengaruhi transportasi dan kecepatan angin. Umur nyamuk dewasa Anophelini di alam bebas 1-2 minggu, tetapi di laboratorium dapat mencapai 3-5 minggu.

LO 2.5 Siklus hidup dan habitatNyamuk Anophelini mengalami metamorfosis sempurna. Telur menetas menjadi larva yang

kemudian melakukan pengelupasan kulit/eksoskelet sebanyak 4 kali, lalu tumbuh menjadi pupa dan akhirnya menjadi nyamuk dewasa jantan atau betina. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan

Page 6: TM Malaria

sejak telur diletakan sampai menjadi dewasa bervariasi antara 2-5 minggu, tergantung pada spesies, makanan yang tersedia dan suhu udara. Tempat perindukan anophelini bermacam-macam tergantung pada spesies dan dapat dibagi menurut 3 kawasan yaitu kawasan pantai, pedalaman kaki gunung dan kawasan gunung.

LI 3. Memahami dan menjelaskan malariaLO 3.1 Definisi

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang sel hati dan eritrosit. Dapat berlangsung akut atau kronik serta dapat berlangsung dengan atau tanpa komplikasi.

LO 3.2 EtiologiMalaria disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium. Pada manusia Plasmodium terdiri

dari 4 spesies, yaitu plasmodium vivax, plasmodium falciparum, plasmodium ovale dan plasmodium malariae. Plasmodium falciparum menyebabkan infeksi berat bahkan dapat menimbulakan kematian. Keempat species plasmodium yang terdapat di Indonesia yaitu plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika, plasmodium vivax yang menyebabkan malaria tertiana, plasmodium malariae yang menyebabkan malaria kuartana dan plasmodium ovale yang menyebabkan malaria ovale. Seorang dapat terinfeksi lebih dari satu jenis plasmodium, dikenal sebagai infeksi campuran/majemuk (mixed infection). Pada umumnya dua jenis plasmodium yang paling banyak dijumpai adalah campuran antara plasmodium falciparum dan plasmodium vivax atau plasmodium malariae. Kadang-kadang dijumpai tiga jenis plasmodium sekaligus, meskipun hal ini jarang sekali terjadi. Infeksi campuran biasanya terdapat di daerah dengan angka penularan tinggi.

LO 3.3 Epidemiologi Infeksi malaria tersebar pada lebih dari 100 negara di benua Afrika, Asia, Amerika (bagian

selatan) dan daerah Oceania dan kepulauan Caribia. Lebih dari 1.6 triliun manusia terpapar oleh malaria dengan morbiditas 200-300 juta dan mortalitas lebih dari 1 juta pertahun. Beberapa negara yang bebas malaria yaitu Amerika Serikat, Canada, negara di eropa (kecuali Russia), Israel, Singapura, Hongkong, Jepang, Taiwan, Korea, Brunei, dan Australia. Negara tersebut terhindar dari malaria karena vektor kontrolnya yang baik; walaupun demikian banyak dijumpai kasus malaria yang di import karena pendatang dari negara malaria ataupun penduduknya mengunjungi daerah-daerah malaria.

Plasmodium falciparum dan Plasmodium Malariae umumnya di jumpai pada semua negara dengan malaria; Afrika, Haiti dan Papua Nugini umumnya Plasmodium falciparum; Plasmodium vivax banyak di Amerika Latin. Di Amerika Selatan, Asia Tenggara, negara Oceania dan India umumnya Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Plasmodium ovale biasanya hanya di Afrika. Di Indonesia kawasan Timur mulai dari Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai Utara, Maluku, Irian Jaya dan dari Lombok sampai Nusa tenggara Timur serta Timor Timur merupakan daerah endemis malaria dengan Plasodium falciparum dan Plasmodium vivax. Beberapa daerah diSumatra mulai dari Lampung, Riau, Jambi dan Batam kasus malaria cenderung meningkat.

LO 3.4 PatogenesisInfeksi pada manusia yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi,

yang mengandung sporozoit, masuk ke dalan aliran darah manusia. Sporozoit secara cepat (biasanya 1 jam) memasuki sel parenkim hati (tempat terjadinya stadium pertama perkembangan pada manusia (fase eksoeritrosit). Kemudian sejumlah merozoit (progeni aseksual) mengalami ruptur dan meninggalkan sel hati, memasuki aliran darah dan menginvasi eritrosit. Dalam eritrosit, parasit memperbanyak diri dengan cara memecah sel pejamu secara sinkron. Ini adalah siklus eritrosit, dengan

Page 7: TM Malaria

keturunan berturut-turut merozoit yang timbul dalam interval 48 jam (P. vivax, P. ovale dan P falciparum) atau setiap 72 jam (P. malariae). Periode inkubasi mancakup siklus eksoeritrosit dan sekurang-kurangnya satu siklus eksoeritrosit. Untuk P. vivax dan P. falciparum siklus tersebut biasanya terjadi selama 10-15 haru tetapi dapat juga selama beberapa minggu atau bulan. Merozoit tidak kembali ke eritrosit. Siklus eksoeritrosit terjadi bersamaan dengan siklus eritrosit dan , pada P. vivax dan P falciparum menetap sebagai hipnozoit (bentuk istirahat) setelah parasit hilang dari darah tepi.

Selama siklus eritrosit, beberapa merozoit memasuki eritrosit dan terdiferensiasi menjadi gametosit atau betina. Parasitemia P. vivax, P. malariae dan P. ovale relatif ringan, terutama karena mereka hanya menyukai salah satu di antara eritrosit tua dan muda > tidak seperti P. falciparum, yang menyukai keduanya.

LO 3.5 PatofisiologiGejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung parasit. Gejala yang paling

mencolok adalah demam yang diduga disebabkan oleh pirogen endogen. Akibat demam terjadi vasodilatasi perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan vasoaktif yang diproduksi oleh parasit. Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadinya peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit, teraktivasinya sistem retikuloendotelial untuk memfagosit eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrosit akibat hemolisis. Juga terjadi penurunan jumlah trombosit dan leukosit neutrophil.

Anemia terutama disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan di fagositosis oleh sistem retikulo endotelial. Anemia juga disebabkan oleh hemolisis autoimun, sekuestrasi oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun yang normal dan gangguan eritropoiesis. Kelainan patologik pembuluh darah kapiler pada malaria tropika, disebabkan karena sel darah merah yang terinfeksi menjadi kaku dan lengket, sehingga perjalanannya dalam kapiler terganggu dan mudah melekat pada endotel kapiler karena adanya penonjolan membrane eritrosit. Setelah terjadi penumpukan sel dan bahan peahen sel, maka aliran kapiler terhambat dan timbul hipoksi jaringan, terjadi gangguan pada integritas kapiler dan dapat terjadi perembesan cairan bahkan perdarahan ke jaringan sekitarnya. Hal ini dapat menimbulkan manifestasi klinis sebagai malaria serebral, edema paru, gagal ginjal dan malabsorpsi usus. Individu yang tidak mempunyai determinan golongan darah Duffy (termasuk kebanyakan negro afrika) mempunyai resistensi alamiah terhadap Plasmodium vivax, spesies ini memerlukan protein pada permukaan sel yang spesifik untuk dapat masuk ke dalam eritrosit

LO 3.6 Diagnosis (Manifestasi klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang)Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 10-35 hari setelah parasit masuk ke dalam tubuh

manusia melalui gigitan nyamuk. Gejala awalnya seringkali berupa demam ringan yang hilang-timbul, sakit kepala, sakit otot dan menggigil, bersamaan dengan perasaan tidak enak badan (malaise). Kadang gejalanya diawali dengan menggigil yang diikuti oleh demam. Gejala ini berlangsung selama 2-3 hari dan sering diduga sebagai gejala flu.

Gejala yang klasik yaitu “Trias Malaria” secara berurutan:1. Periode dingin (15 – 60 menit): mulai menggigil, penderita sering membungkus diri dengan

selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi – gigi saling terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperatur.

2. Periode panas: muka penderita memerah, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti dengan keadaan berkeringat.

3. Periode berkeringat: penderita berkeringat banyak dan temperatur menurun dan penderita merasa sehat.

Gejala berikutnya dan pola penyakitnya pada keempat jenis malaria ini berbeda yaitu:

Page 8: TM Malaria

1. Malaria tertiana maligna / tropikaMalaria tertiana maligna yang disebabkan oleh Plasmodium falsiparum merupakan

bentuk yang paling berat. Gejala malaria berupa berkurangnya kesadaran dan serangan demam yang tak menentu, adakalanya terus-menerus (suhu rektal di atas 480) dapat pula berkala tiga hari sekali. Tidak menimbulkan residif (kambuh) seperti jenis malaria lain. Seringkali bercirikan pembesaran hati dengan adanya penyakit kuning (ichterus) dan urin berwarna coklat tua atau hitam akibat hemolisa (“blackwater fever”), demam tinggi yang timbul mendadak yang bersifat intermitten, hemoglobinuria, hiperbilirubinanemia, muntah dan gagal ginjal akut. Malaria otak merupakan komplikasi malaria tropika dengan ciri cepatnya hilang kesadaran, timbulnya kejang-kejang, koma, dan kematian.

2. Malaria tertiana benigna

Malaria tertiana maligna yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, masa inkubasi 12 – 17 hari, kadang lebih panjang 12 – 20 hari, pada hari – hari pertama demam irregular kadang remitten atau intermitten, keadaan menggigil jarang ditemukan, pada akhir demam menjadi intermitten dengan klasik trias malaria. Manifestasi klinis dapat berlangsung berat tapi kurang membahayakan, serangan demam pendek.

3. Malaria quartana / malariae

Malaria tertiana maligna yang disebabkan oleh Plasmodium malariae. Demam malaria quartana mempunyai ciri khas dengandemam berkala empat hari sekali dengan puncak demam setiap 72 jam. Masa inkubasi 18–24 hari, manifestasi klinis hampir seperti malaria tertiana benigna tapi hanya berlangsung ringan, anemia jarang terjadi, splenomegali sering dijumpai walaupun pembesaran ringan.

4. Malaria ovaleBentuk yang paling ringan yang malaria disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa

inkubasi 11– 16 hari, apabila terjadi infeksi campuran dengan plasmodium lain, Plasmodium ovale tidak akan tampak didarah tepi. Manifestasi klinis juga hampir sama dengan malaria tertian benigna, lebih ringan, puncak demam lebih rendah dan lebih pendek.

Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya, dimana terjadi serangan demam dan menggigil

secara periodik tanpa penyebab yang jelas. Dugaan malaria semakin kuat jika dalam waktu 1 tahun sebelumnya, penderita telah mengunjungi daerah malaria dan pada pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran limpa. Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan darah guna menemukan parasit penyebabnya. Mungkin perlu dilakukan beberapa kali pemeriksaan karena kadar parasit di dalam darah bervariasi dari waktu ke waktu. Pengobatan, komplikasi dan prognosis dari malaria ditentukan oleh jenis parasit penyebabnya.

1. AnamnesisDiagnosis malaria sering memerlukan anamnesis yang tepat dari penderita tentang asal penderita apakah dari daerah endemic malaria, riwayat bepergian ke daerah malaria, riwayat pengobatan karatif maupun preventif. Keluhan utama yang sering kali muncul adalah demam lebih dari dua hari, menggigil dan berkeringat. Demam yang terjadi pada Plasmodium falciparum dapat terjadi setiap hari. Disamping itu sumber penyakit harus ditelusuri.

2. Pemeriksaan fisik

Page 9: TM Malaria

Pasien mengalami demam 37,5 - 40 0C, serta anemia yang dibuktikan dengan konjungtiva palpebra yang pucat. Penderita sering disertai adanya pembesaran limpa (splenomegali), dan pembesaran hati (hepatomegali). Bila terjadi serangan malaria berat, gejala dapat disertai syok yang ditandai dengan menurunnya tekanan darah, nadi berjalan cepat dan lemah, serta frekuensi napas meningkat.

3. Pemeriksaan tetes darah untuk malariaPemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya parasit malaria sangat penting untuk menegakan diagnosis, adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan melalui:a. Tetesan preparat darah tebal. b. Tetesan darah tipisc. Tes antigen : P – F testd. Tes serologi

4. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita, meliputi pemeriksan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit, dan trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah (gula darah, SGOT, SGPT, tes fungsi ginjal), EKG, fototoraks serta pemeriksaan lain sesuai indikasi. (Widoyono, 2008) a. Pemeriksaan mikroskopis (sediaan darah tebal dan tipis)

Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah yang menurut teknis pembuatannya dibagi menjadi preparat darah (Sediaan darah) tebal dan preparat darah tipis, untuk menentukan ada tidaknya parasit malaria dalam darah. Melalui pemeriksaan ini juga dapat diketahui jenis plasmodium dan stadiumnya serta kepadatan parasitnya. Kepadatan parasit dapat dilihat melalui dua cara yaitu semi-kuantitatif dan kuantitatif. Metode semi kuantitatif adalah menghitung parasit dalam LPB (lapangan pandang besar) dengan rincian sebagai berikut :1) SDr negative : tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB2) SDr positif 1 : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB3) SDr positif 2 : ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB4) SDr positif 3 : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB5) SDr positif 4 : ditemukan 11-100 parasit dalam 1 LPB

Perhitungan kepadatan parasit secara kuantitatif pada SDr tebal adalah menghitung jumlah parasit per 200 leukosit. Pada SDr tipis, perhitungan jumlah parasit per 1000 eritrosit.

b. Tetesan preparat darah tebalTetesan preparat darah tebal merupakan cara yang terbaik untuk menemukan parasit malaria. Pemeriksaan parasit dilakukan selama 5 menit (diperkirakan 100 lapang pandangan dengan perbesaran kuat). Bila leukosit 10.000/µL maka hitung parasitnya ialah jumlah parasit dikalikan 50 merupakan jumlah parasit per mikro-liter darah. (Sudoyo,A,W.2006)

c. Tetesan darah tipisPemeriksaan apusan darah tipis digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium. Kepadatan parasit dinyatakan sebagai hitung parasit (parasite count), dapat dilakukan berdasar jumlah eritrosit yang mengandung parasit per 1000 sel darah merah. Bila jumlah parasit > 100.000/µL darah menandakan infeksi yang berat. Pada umumnya dilakukan dengan metode pengecatan Giemsa.

Page 10: TM Malaria

d. Tes serologiTes serologi mulai diperkenalkan sejak tahun 1962 dengan memakai tekhnik indirect fluorescent antibody test. Tes ini berguna mendeteksi adanya antibody specific terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibody baru terjadi setelah beberapa hari parasitemia. Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor darah. Titer > 1:200 dianggap sebagai infeksi baru; dan test > 1:20 dinyatakan positif. Metode-metode tes serologi antara lain indirect haemagglutination test, immunoprecipitationtechniques, ELISA test, radio-immunoassay.

e. Tes diagnostik cepat (RDT, rapid diagnostic test)Metode ini mendeteksi adanya antigen malaria dalam darah dengan cara Imunokromatografi. Dibanding uji mikroskopis, tes ini mempunyai kelebihan yaitu hasil pengujian dengan cepat dapat diperoleh, tetapi lemah dalam hal spesifisitas dan sensitivitasnya.

f. Pemeriksaan PCR Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan tekhnologi amplifikasi DNA, waktu yang dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun spesifisitasnya tinggi. Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian dan belum untuk pemeriksaan rutin. (Corwin, 2001)

LO 3.7 Diagnosis banding Demam: infeksi virus pada sistem respirasi, influenza, bruselosis, demam tifoid, demam

dengue, dan infeksi bakteri lainnya. Pada malaria ikterus: demam tifoid dengan hepatitis, kolesistisis, abses hati, dan

leptospirosis. Malaria serebral: meningitis, ensefalitis, tifoid ensefalopati, tripanososmiasis.

LO 3.8 Komplikasi1. Malaria Serebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari 30 menit

setelah serangan kejang; derajat penurunan kesadaran harus dilakukan penilaian berdasar GCS (Glasgow Coma Scale). Sebagian penderita terjadi gangguan kesadaran yang lebih ringan seperti apati, somnolen, delirium, dan perubahan tingkah laku (penderita tidak mau bicara). Diduga pada malaria serebral terjadi sumbatan kapiler pembuluh darah otak sehingga terjadi anoreksia otak. Sumbatan tersebut terjadi karena eritrosit yang mrngandung parasit sulit melalui pembuluh kapiler karena proses sitoaderensi dan sekuestrasi parasit. Pada malaria serebral dapat disertai gangguan fungsi organ lain seperti ikterik, gagal ginjal, hipoglikemia dan edema paru.

2. Asidemia/asidosis: pH darah < 7,25 atau plasma bikarbonat < 15mmol/L, kadar laktat vena >5mmol/l, klinis pernafasan dalam/ respiratory distress.

3. Anemia berat (Hb < 5g/dl atau hematokrit < 15%) pada keadaan parasit>10.000/ul; bila anemianya hipokromik dan/atau miktositik harus dikesampingkan adanya anemia defisiensi besi, talasemia/hemoglobinopati lainnya.

Page 11: TM Malaria

4. Gagal ginjal akut (GGA) (urin kurang dari 400 ml/24 jam pada orang dewasa atau 12ml/kg BB pada anak-anak) setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin>3 mg/dl; Kelainan fungsi ginjal dapat pre-renal karena dehidrasi (>50%) dan hanya 5-10% disebabkan nekrosis tubulus akut. Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya anoksia karena penurunan aliran darah ke ginjal akibat dari sumbatan kapiler. Sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada glomerulus.

5. Edema paru non-kardiogenik/ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome). Merupakan komplikasi yang paling berat dari malaria tropika dan sering menyebabkan kematian. Edema paru dapat terjadi karena kelebihan cairan atau beberapa faktor yang memudahkan timbulnya edema paru adalah kelebihan cairan, kehamilan, malaria serebral, hiperparasitemia, hipotensi, asidosis, dan uremi.

6. Hipoglikemi: gula darah<40 mg/dl; Disebabkan karena kebutuhan metabolik dari parasit telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati. Penyebab terjadinya hipoglikemi yang paling sering ialah karena pemberian terapi kina (dapat terjadi 3 jam setelah infus kina). Penyebab lainnya ialah kegagalan glukoneogenesis pada penderita dengan ikterik, hiperparasitemia oleh karena parasit mengkonsumi karbohidrat, dan pada TNF alfa yang meningkat.

7. Gagal sirkulasi atau syok: tekanan sistolik <70 mmHg (anak 1-5 tahun <50 mmHg); disertai keringat dingin atau perbedaan temperatur kulit-mukosa >100C (malaria algid). Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna, dan/atau disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler atau trombositopenia, ataupun gangguan koagulasi karena gangguan fungsi hati. Trombositopenia disebabkan karena pengaruh sitokin. Gangguan koagulasi intravaskuler jarang terjadi kecuali pada stadium akhir dari suatu infeksi P. falciparum yang berat.

8. Kejang berulang lebih dari 2 kali/ 24 jam

9. Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat anti malaria/ kelainan eritrosit (kekurangan G-6-PD).

10. Diagnosa post-mortem dengan ditemukan parasit yang padat pada pembuluh kapiler pada jaringan otak.

LO 3.9 Prognosis Prognosis malaria yang disebabkan oleh P.vivax umumnya baik, tidak menyebabkan kematian,

walaupun apabila tidak diobati infeksi rata-rata dapat berlangsung sampai 3 bulan atau lebih lama oleh karena mempunyai sifat relaps, sedangkan P. Malariae dapat berlangsung sangat lama dengan kecenderungan relaps, pernah dilaporkan sampai 30-50 tahun. Infeksi P.falciparum tanpa penyulit berlangsung sampai satu tahun. Infeksi P.falciparum dengan penyulit prognosis menjadi buruk, apabila tidak ditanggulangi secara cepat dan tepat bahkan dapat meninggal terutama pada gizi buruk. WHO mengemukakan indikator pronosis buruk apabila:

1. Indikator klinik Umur 3 tahun atau kurang Komayang berat Kejang berulang

Page 12: TM Malaria

Refleks kornea negatif Deserebrasi Dijumpai disfungsi organ (gagal ginjal, edema paru) Terdapat pendarahan retina

2. Indikator laboratorium Hiperparasitemia (>250000/ml atau >5%) Skizontemia dalam darah perifer Leukositosis PCV (packed cell volume) < 12% Hb <5 g/dl Glukosa darah <40 mg/dl Ureum >60 mg/dl Glukosa likuor serebrospinal rendah Kreatinin >3 mg/dl Laktat dalam likuor serebrospinal meningkat SGOT meningkat > 3 kali normal Antitrombin rendah Peningkatan kadar plasma 5’-nukleotidase