3. malaria

68
KELOMPOK 3 FARMAKOTERAPI MALARIA

Upload: fad-lee-noegraha

Post on 28-Nov-2015

113 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

3. Malaria

TRANSCRIPT

Page 1: 3. Malaria

KELOMPOK 3

FARMAKOTERAPI MALARIA

Page 2: 3. Malaria

Disusun Oleh:

Awwalina Faiztyan R.Bistok Efraim H.Cahyaning IndriDhaniar Sriayu K.Githa Destrian L.Giva Olviana Y.Hananto DwiandonoLiza binti AmirullahRr. Alvira WidjayaSusanti Dwi P.Tika SumaryaTubagus Ribhan J.Ulfa Muyassyaroh.Widi WijayakusumaYulisa Miranda

PENDAHULUAN | PATOFISIOLOGI | MANIFESTASI KLINIK | DIAGNOSIS| TUJUAN TERAPI | MONITORING TERAPI | TERAPI NON FARMAKOLOGI| TERAPI FARMAKOLOGI| KASUS|

PROGRAM PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS PADJAJARAN2013

FARMAKOTERAPI MALARIA

Page 3: 3. Malaria

Plasmodium (Sporozoa)

Pendahuluan

MALARIA penyakit menular

Page 4: 3. Malaria

P. falciparum malaria tropikaP. vivax malaria tertianaP. ovale malaria ovaleP. malariae malaria quartana (Depkes RI, 1999; Depkes RI, 2000)

Page 5: 3. Malaria

PENYEBARAN MALARIA

Penduduk yang terancam malaria pada umumnya adalah penduduk bertempat tinggal di daerah endemis malaria baik daerah yang kategori daerah endemis malaria tinggi dan daerah endemis malaria sedang diperkirakan ada sekitar 15 juta (Depkes RI, 2001).

Page 6: 3. Malaria

ANGKA KEJADIAN MALARIA

Angka kejadian malaria tahunan atau Annual Malaria Incidence (AMI) dikategorikan sebagai berikut : a. High Incidence Area (HIA) dengan AMI

lebih dari 50 kasus malaria per 1000 penduduk per -tahun ;

b. Medium Incidence Area (MIA) dengan AMI antara 10 – 50 kasus malaria per 1000 penduduk per -tahun; dan

c. Low Incidence Area (LIA) dengan AMI kurang dari 10 kasus malaria per 1000 penduduk per-tahun.

Page 7: 3. Malaria

Proses terjadinya penularan malaria di suatu daerah meliputi 3 faktor

a) Adanya penderita baik dengan adanya gejala klinis ataupun tanpa gejala klinis;

b) Adanya nyamuk atau vektor; c) Adanya manusia yang sehat

Depkes RI, 1999).

Page 8: 3. Malaria

Siklus penularannya adalah:

Orang yang sakit malaria digigit nyamuk Anopheles dan parasit yang ada di dalam darah akan ikut terisap didalam tubuh nyamuk dan akan mengalami siklus seksual

(siklus sporogoni) yang menghasilkan sporozoit. Nyamuk yang didalam kelenjar ludahnya sudah terdapat sporozoit mengigit orang yang rentan, maka didalam darah orang tersebut akan terdapatparasit dan berkembang didalam tubuh manusia yang dikenal dengan siklus aseksual (Depkes RI, 1999).

Page 9: 3. Malaria

PERAN PETUGAS KESEHATAN

Peran petugas kesehatan sangat menentukan dalam memutus mata rantai siklus hidup nyamuk Anopheles sp.

Salah satu bentuk intervensi petugas kesehatan yaitu memberikan penyuluhan kesehatan tentang pemberantasan sarang nyamuk penyebab malaria. Penyuluhan kesehatan masyarakat bertujuan agar masyarakat menyadari mengenai masalah penanggulangan dan pemberantasan malaria, sehingga mengubah pola perilaku untuk hidup sehat dan bersih.

Page 10: 3. Malaria

Plasmodium falciparum

Plasmodium vivax

Plasmodium malarie

Plasmodium ovale

Patofisiologi

Page 11: 3. Malaria

Melalui gigitan nyamuk vektor (Anopheles betina yang mengandung sporozoit)

Infeksi intra uterin (malaria kongenital)TranfusiMenggunakan jarum suntik yang terkontaminasi

dengan Plasmodium

Cara infeksi

“Gigitan saya (Anopheles betina) dapat menyebabkan infeksi malaria secara alami “

Page 12: 3. Malaria
Page 13: 3. Malaria

Gejala malaria tumbul saat pecahnya eritrosit yang mengandung parasit. Gejala yang sering muncul:

Manifestasi Klinik

Demam

Splenomegali

Anemia

Page 14: 3. Malaria

Tahapan Manifestasi Klinis

Periode prodromal

Lemas, tidak nafsu makan, sakit tulang

dan sendi

Serangan malaria

Stadium dingin penderita menggigil

Stadium panas Demam intermiten

yang berulang, kepala pusing, mual, kadang

muntah

Penghancuran sel darah merah yang progresif anemia

Leukositosis dengan granulositosis,

leukopenia dengan monositosis relatif dan

limfositosis splenomegali

Page 15: 3. Malaria

Manifestasi Klinik

Beberapa manifestasi klinik malaria tapi jarang terjadi:Ikterus, hemoglobinuria, nefritis dengan oliguria, albuminuria hebat, torak noktah, sembab pada seluruh tubuh, protein darah berkurang, hipertensi sedang, hematuria, kelainan pada mata yang hebat, sakit di sekitar mata, keratitis dendritika atau herpetika dengan gangguan berupa fotofobia dan lakrimasi, perdarahan, uveitis alergik, dan herpes labialis.

Page 16: 3. Malaria

Manifestasi Klinik

Gambi

a (2000)

•58,3% penderita malaria menderita demam, 86% mengalami pusing dan 60,7% mengalami gangguan pencernaan

Thailand

•Demam (42,3%), pusing (98,3%), badan pegal (96,6%), menggigil (88,4%) dan gangguan pencernaan (29,3%)

Nigeria (2005)

•100% mengalami demam, 69,6% mengalami pusing dan 50,4% mengalami gangguan pencernaan.

Gejala klinis malaria yang bervariasi yang diperoleh dari berbagai penelitian yang dilakukan di berbagai tempat:

Page 17: 3. Malaria

DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Fisik

Page 18: 3. Malaria

Keluhan utama:•demam, •menggigil, •berkeringat dan dapat disertai

sakit kepala,•mual, muntah, diare,•nyeri otot dan pegal-pegal

Riwayat:•berkunjung dan bermalam 1-4

minggu yang lalu ke daerah endemik malaria

•tinggal di daerah endemik •sakit malaria •mendapat transfusi darah •minum obat malaria satu bulan

terakhir

Anamnesis

Page 19: 3. Malaria

Gangguan kesadaran

Keadaan umum yang lemah

Kejang-kejang

Panas sangat tinggi

Mata atau tubuh kuning

Anamnesis

Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan

Nafas cepat dan atau sesak nafas

Muntah terus menerus

Warna air seni kehitaman

Telapak tangan sangat pucat

Page 20: 3. Malaria

Diagnosis Klinik

Deman (>37,5˚C)

Konjunctiva atau telapak tangan

Splenomegali

Hepatomegali

Malaria Tanpa Komplikasi

Gangguan kesadaran

Lemah

Panas sangat tinggi

Mata dan tubuh kunin

Malaria Dengan Komplikasi

Page 21: 3. Malaria

Diagnostis atas Dasar Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan dengan Mikroskop

• Ada tidaknya parasit malaria

• Spesies dan stadium plasmodium

• Kepadatan parasit

Pemeriksaan dengan Tes

Diagnostik Cepat

• deteksi antigen parasit malaria

• Kemampuan rapid tes padaumumnya ada 2 jenis, yaitu: single & combo

Pemeriksaan Penunjang untuk

Malaria Berat

• Hemoglobin dan Hematokrit

• Hitung jumlah leukosit, trombosit

• kimia darah lain • EKG, foto toraks• Analisis cairan

serebrospinalis• Biakan darah dan

uji serologi.• Urinalis

Page 22: 3. Malaria

Diagnosis Banding MalariaMalaria tanpa komplikasi dengan penyakit infeksi lainnya :

Demam Tifoid

•Demam lebih dari 7 hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit perut (diare, obstipasi), lidah kotor, bradikardi relative, roseola, leukopenia, limfositosis relative, aneosinofilia, uji Widal positif bermakna, biakan, biakan empedu positif

Demam

dengue

•Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, disertai keluhan sakit kepala, nyeri tulang, nyeri ulu hati, sering muntah, uji tourniquet positif, penurunan jumlah trombosit dan peninggian hemoglobin dan hematocrit pada demam berdarah dengue, tes serologis inhibisi hemaglutinasi, IgM atau IgG anti dengue positif.

Leptospirosis

ringan

•Demam tinggi, nyeri kepala, myalgia, nyeri perut, mual, muntah, conjunctival injection (kemerahan pada konjungtiva bola mata), dan nyeri betis menyolok. Pemeriksaan serologi Microscopic Agglutination Test (MAT) atau tes Leptodipstik positif.

Page 23: 3. Malaria

Malaria berat atau malaria dengan komplikasi dibedakan dengan penyakit infeksi sbg berikut:

Radang otak

•Penderita panas dengan riwayat nyeri kepala yang progresif, hilangnya kesadaran, kaku duduk, kejang dan gejala neurologis lainnya.

Stroke

•Hilngnya atau terjadi gangguan kesadaran, gejala neurologic lateralisasi (hemiparese atau hemiplegia), tanpa panas, ada penyakit yang mendasari (hipertensi, diabetes mellitus, dan lain-lain).

Tifoid

ensefalopati

•Gejala demam tifoid ditandai dengan penurunan kesadaran dan tanda-tanda demam ifoid lainnya.

Page 24: 3. Malaria

Malaria berat atau malaria dengan komplikasi dibedakan dengan penyakit infeksi sbg berikut:

Hepatiti

s

•Prodromal hepatitis (demam, mual, nyeri pada hepar, muntah, tidak bias makan diikuti dengan timbulnya icterus tanpa panas), mata atau kulit kuning, urin seperti air teh. Kadar SGOT dan SGPT meningkat > 5x.

Leptospirosis bera

t

•Demam dengan icterus, nyeri pada betis, nyeri tulang, riwayat pekerjaan yang menunjang adanya transmisi leptospirosis, leukositosis, gagal ginjal dan sembuh dengan pemberian antibiotika (penisillin).

Glomerulonefritis akut atau

kronik

•Gagal ginjal akut akibat malaria umumnya memberikan respon terhadap pengobatan malaria secara dini dan adekuat.

Page 25: 3. Malaria

Malaria berat atau malaria dengan komplikasi dibedakan dengan penyakit infeksi sbg berikut:

Sepsis

•Demam dengan fokal infeksi yang jelas, penurunan kesadaran, gangguan sirkulasi, leukositosis dengan granula-toksik yang didukung hasil biakan mikrobiologi.

Demam

berdarah

dengue atau Dengu

e shock syndro

me

•Demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari, disertai syok atau tanpa syok dengan keluhan sakit kepala, nyeri tulang, nyeri ulu hati, manifestasi perdarahan (epistaksis, gusi, patekie, purpura, hematom, hematemesis dan melena), sering muntah, uji tourniquet positif, penurunan jumlah trombosit dan peninggian hemoglobin dan hematocrit, tes serologi inhibisi hemaglutinasi, IgM atau IgG anti dengue positif

Page 26: 3. Malaria

Perhatian..!!!!

Penderita tersangka malaria berat harus segera dirujuk untuk mendapat kepastian diagnosis secara mikroskopik dan diperlukan penanganan lebih lanjut. Untuk penderita yang tersangka malaria berat, bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu diperiksa ulang setiap 6 jam sampai tiga hari berturut-turut. Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 3 hari berturut-turut tidak ditemukan parasit maka diagnosis malaria dihentikan

Page 27: 3. Malaria

mengeliminasi plasmodium penyebab infeksi serta memutus rantai penularan dan tidak mengalami gangguan fungsi organ vital

mencegah kematian. Pada terapi malaria otak terapi ditujukan untuk mencegah kerusakan otak. Tujuan utama penderita malaria yang sedang hamil adalah menyelamatkan ibu. Tujuan sekunder adalah adalah mencegah kekambuhan dan efek yang tidak diinginkan.

Tujuan Terapi

Page 28: 3. Malaria

Lamanya monotoring tergantung pada waktu

paruh eliminasi obat antimalaria yang

diberikan. Pada umumnya monitoring

dilakukan selama paling tidak 28 hari setelah

terapi diberikan.

Monitoring Terapi

Page 29: 3. Malaria

mengeliminasi plasmodium penyebab infeksi

memutus rantai penularan

tidak mengalami gangguan fungsi organ vital

mencegah kematian.

Tujuan utama penderita malaria yang sedang hamil adalah menyelamatkan ibu.

Tujuan sekunder mencegah kekambuhan dan efek yang tidak diinginkan.

Tujuan Terapi

Page 30: 3. Malaria

Lamanya monotoring tergantung pada waktu paruh eliminasi obat antimalaria yang diberikan. Pada umumnya monitoring dilakukan selama paling tidak 28 hari setelah terapi diberikan.

Monitoring Terapi

Page 31: 3. Malaria

Terapi Non-Farmakologi

Mencegah dari gigitan nyamuk

Tidur menggunkan kelambu

Menutup jendela ketika tidur

Mengoleskan losio pencegah gigitan

nyamuk

Kontrol perkembangan

nyamuk

Melaksanakan 3M

Memelihara binatang (ikan) membunuh

larva nyamuk

Menaburkan insektisida

Membunuh nyamuk dewasa

Menyemprot ruangan dengan insektisida

sebelum tidur

Fogging

Page 32: 3. Malaria

PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI1. Malaria Falsiparum2. Malaria Vivaks & Malaria Ovale3. Malaria Malariae4. Malaria campuran (Vivaks + Falsiparum)5. Malaria Falsiparum tanpa ketersediaan obat

artesunat – amodiakuin6. Suspect Malaria

PENGOBATAN MALARIA DENGAN KOMPLIKASI

TERAPI FARMAKOLOGI (Depkes RI, 2008)

Page 33: 3. Malaria

Artemisinin Combination Therapy (ACT) yaitu:

• Obat diberikan selama 3 hari dengan dosis tunggal harian• Perhatian: Primakuin tidak boleh diberikan pada anak dibawah 1 tahun

dan ibu hamil, serta penderita defisiensi G6PD

atau

Artesunat Amodia-kuin basa Primakuin

4 mg/kg BB 10 mg/kg BB 0,75 mg/kg BB

Dihydro-artemisinin Pipera-kuin Prima-kuin

2-4 mg/kg BB 16-32 mg/kg BB 0,75 mg/kg BB

Malaria falciparum 1st line

Page 34: 3. Malaria

• Obat diberikan selama 7 hari• Perhatian: Baik doksisiklin maupun Tetrasiklin tidak boleh

diberikan pada anak dibawah 8 tahun dan ibu hamil.

Malaria falciparum 2nd line

Kina Primakuin

Doksisiklin

atau

Tetrasiklin

3 x 10 mg/kgBB

2 x 2-4 mg/kgBB

4 x 4-5mg/kgBB

1 x 0,75 mg/kgBB

Page 35: 3. Malaria

• Dosis obat sama dengan dosis untuk malaria falsiparum, hanya berbeda pada pemberian primakuin.

• Primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg/kg BB bersama dengan klorokuin.

• Klorokuin diberikan selama 3 hari dengan dosis 25 mg basa/kg BB 1 kali sehari.

• Catatan: Pemakaian Klorokuin tidak dianjurkan untuk daerah yang sudah resisten, Sebaiknya menggunakan Artesunat + Amodiakuin

Malaria vivaks & Malaria ovale 1st line

Page 36: 3. Malaria

• Pengobatan lini kedua, ditujukan untuk pengobatan malaria vivaks yang resisten terhadap klorokuin.

• Pemberian kina pada anak usia dibawah 1 tahun harus dihitung berdasarkan berat badan.

Malaria vivaks & Malaria ovale 2nd line

Kina Primakuin

3 x 10 mg/kgBBSelama 7 hari

1 x 0,25 mg/kgBBSelama 14 hari

Page 37: 3. Malaria

• Pengobatan kasus malaria vivaks yang relaps (kambuh), sama dengan regimen sebelumnya hanya dosis primakuin ditingkatkan.

• Primakuin diberikan selama 14 hari dengan dosis 0,5 mg /kg BB/hari.

• Khusus untuk penderita defisiensi enzim G6PD maka pengobatan diberikan secara mingguan. – Klorokuin diberikan 1 kali perminggu selama 8-12 minggu,

dengan dosis 10 mg basa/kg BB/kali pemberian.– Primakuin diberikan bersamaan dengan klorokuin dengan

dosis 0,75 mg/kg BB/kali pemberian.

Malaria vivaks & Malaria ovale Vivax relaps

Page 38: 3. Malaria

• Klorokuin 1 kali per hari selama 3 hari, dengan total dosis 25 mg/kgBB.

• Pengobatan berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Malaria malariae

Page 39: 3. Malaria

Malaria campuran (Vivaks + falsiparum) 1st line

Artesunat Amodia-kuin basa Primakuin

4 mg/kg BB 10 mg/kg BB Hari 1: 0,75 mg/kg BBHari 1-14: 0,25 mg/kg BB

Page 40: 3. Malaria

Malaria campuran (Vivaks + falsiparum)

Dihidroartemisinin Pipera-kuin Prima-kuin

2-4 mg/kg BB 16=32 mg/kg BB Hari 1: 0,75 mg/kg BBHari 1-14: 0,25 mg/kg BB

2nd line

Page 41: 3. Malaria

Malaria falsiparum tanpa ketersediaan obat artesunat – amodiakuin

• Diberikan Sulfadoksin-pirimetamin(SP) untuk membunuh parasit stadium aseksual.

• Obat diberikan dengan dosis tunggal sulfadoksin 25 mg/kg BB, atau berdasarkan dosis pirimetamin 1,25 mg/kg BB.

• Primakuin juga diberikan untuk membunuh parasit stadium seksual dengan dosis tunggal 0,75 mg/kgBB.

• Bila pasien alergi dengan SP/obat lain atau pengobatan gagal penderita diberi kina + doksisiklin/tetrasiklin + primakuin.

Page 42: 3. Malaria

• Pemberian klorokuin 1 kali sehari selama 3 hari dengan dosis total 25 mg/kg BB.

• Primakuin diberikan bersamaan dengan klorokuin pada hari pertama dengan dosis 0,75 mg/kgBB.

Suspek Malaria

Page 43: 3. Malaria

PENGOBATAN MALARIA DENGAN KOMPLIKASI

a. Artesunat intravena atau intramuskuler – Loading dose: 2,4 mg/kg BB (bolus iv selama 2 menit) diulang

setelah 12 jam dengan dosis sama. – Selanjutnya 2,4 mg/kg BB (iv/im 1 x 1 hari) sampai penderita

mampu minum obat.– Bila penderita sudah dapat minum obat lanjutkan regimen

artesunat + amodiakuin + primakuin

b. Artemeter intramuskuler – Loading dose: 3,2 mg/kg BB (i.m)– Selanjutnya 1,6 mg/kg BB (i.m. 1 x 1 hari) sampai penderita mampu

minum obat. – Bila penderita sudah dapat minum obat lanjutkan regimen

artesunat + amodiakuin + primakuin. – Artemeter parenteral tidak boleh diberikan pada penderita yang

sedang hamil trimester I.

Page 44: 3. Malaria

PENGOBATAN MALARIA DENGAN KOMPLIKASI

Pilihan alternatif Kina dihidroklorida parenteral.

Loading dose

•20 mg/kg BB dalam 500 ml dektrose 5% atau NaCl 0,9% selama 4 jam

4 jam beriku

t

•Larutan dektrose 5% atau NaCl 0,9% saja.

Maintenance dose

•10 mg/kg BB dalam 500 ml dektrose 5% atau NaCl 0,9% selama 4 jam

4 jam beriku

t

•Larutan dektrose 5% atau NaCl 0,9% saja.

Peroral

•Dosis maintenance sampai penderita dapat minum kina per oral Dosis 3 x 10 mg/kg BB,

•Total dosis 7 hari sejak pemberian kina per infuse pertama.

Page 45: 3. Malaria

PENGOBATAN MALARIA DENGAN KOMPLIKASI

• Apabila tidak dimungkinkan pemberian kina per infuse, maka dapat diberikan intramuskuler

• Dosis kina dihidroklorida 10 mg/kg BB dengan menyuntikkan pada paha depan (kiri dan kanan) masing-masing ½ dosis , jangan diberikan pada bokong.

• Untuk pemakaian i.m., kina diencerkan untuk mendapatkan konsentrasi 60-100 mg/ml dengan 5-8 ml larutan NaCl 0,9% .

• Kina tidak boleh diberikan secara intravena, karena membahayakan jantung dan dapat menimbulkan kematian.

• Pada penderita gagal ginjal , loading dose tidak diberikan . Dosis maintenance kina diturunkan separuhnya.

• Pada hari pertama pemberian kina per oral, berikan primakuin dengan dosis 0,75 mg/kg BB.

• Dosis maksimum kina dewasa 2000 mg/hari.

Page 46: 3. Malaria

PROFIL OBAT ANTI MALARIA

Page 47: 3. Malaria

Artemisinin dan Turunannyaa. Artemether

– dapat diberikan secara intramuskular dalam basis minyak atau secara oral

– diformulasi bersama lumefantrin untuk terapi kombinasi.

b. Artesunat – Artesunat adalah garam natrium hemisuksinat ester artemisinin. – dapat diberikan secara oral, intramuskular atau intravena dan melalui

rektal

c. Dihidroartemisinin – Dihidroartemisinin adalah metabolit aktif utama derivat artemisinin– dapat juga diberikan langsung secara oral atau melalui rektal. – Saat ini, kombinasi fixed-dose dihidroartemisinin dengan piperakuin

sedang dievaluasi sebagai kombinasi berbasis artemisinin (ACT) baru yang ”menjanjikan”.

Page 48: 3. Malaria

Klorokuin • Mekanisme kerja:

– mendetoksifikasi haem parasit , mencegah pencernaan hemoglobin oleh parasit mengurangi suplai asam amino yang diperlukan untuk kehidupan parasit.

– menghambat polymerase haem - enzim yang mempolimerisase haem bebas yang toksik menjadi hemozoin - pigmen malaria.

• Efek Samping Dan Toksisitas :– Efek samping yang kadang-kadang muncul pada dosis besar: mual dan

muntah, pusing dan penglihatan kabur, sakit kepala, retinopati dan symptom urtikaria.

– Injeksi i.v. bolus klorokuin dapat menyebabkan hipotensi dan jika menggunakan dosis tinggi dapat terjadi disrithmia fatal.

– Klorokuin aman untuk wanita hamil. • Interaksi Obat: halofantrin, meflokuin, antasida, simetidin, metronidazol,

ampisilin dan prazikuantel, thyroksin, antiepileptik karbamazepin dan natrium valproat, siklosporin.

Page 49: 3. Malaria

Amodiakuin• Amodiakuin adalah 4-aminokuinolin basa dengan model kerja

serupa dengan klorokuin. • Amodiakuin efektif terhadap P. falciparum resisten klorokuin,

sekalipun bereaksi silang dengan klorokuin. • Efek Samping Dan Toksisitas :– Efek samping amodiakuin serupa dengan efek samping

klorokuin. – Pruritus akibat amodiakuin lebih sedikit daripada akibat

klorokuin, tetapi risiko agranulositosis lebih tinggi, dan risiko hepatitis lebih rendah jika digunakan untuk profilaksis.

– Dosis besar amodiakuin menyebabkan sinkope, spastisitas, konvulsi dan pergerakan-pergerakan tidak sadar.

Page 50: 3. Malaria

Primakuin • Primakuin digunakan untuk pengobatan radikal malaria yang

disebabkan oleh P. vivax, dan P. ovale dan dikombinasi dengan skhizontosida darah untuk membasmi parasit pada stadium erithrositik.

• Efek Samping Dan Toksisitas: – Pada dosis terapi primakuin menyebabkan nyeri abdominal jika diberikan

dalam keadaan lambung kosong. – Pada dosis besar dapat menyebabkan mual dan muntah,

methemoglobinemia dengan sianois. – Pada penderita defisiensi glukosa-6-fosfat dehydrogenase, primakuin

menyebabkan hemolisis. – Overdosis dapat menimbulkan leukopenia,agranulositosis, simptom saluran

cerna, anemia hemolitik dan methemoglobinemia dengan sianosis.

• Interaksi Obat: Hindari penggunaan primakuin bersama obat-obat yang dapat meningkatkan risiko hemolisis atau yang mensupresi sumsum tulang.

Page 51: 3. Malaria

Meflokuin • Mekanisme kerja: menghambat polymerase haem, akan

tetapi karena meflokuin, seperti kuinin, tidak terkonsentrasi banyak dalam parasit seperti halnya klorokuin, diduga meflokuin bekerja dengan mekanisme lain

• Efek Samping Dan Toksisitas:– mual, muntah, nyeri abdominal, anoreksia, diare, sakit kepala, pusing,

hilang keseimbangan, disforia, gangguan tidur terutama insomnia dan mimpi abnormal.

– Dikontraindikasi untuk wanita hamil dan wanita yang akan hamil dalam waktu 3 bulan setelah menghentikan obat tersebut,

• Interaksi obat: Beta bloker, pemblok saluran kalsium, amiodaron, pimozida, digoksin atau antidepresan, Kuinin atau klorokuin, Ampisilin, tetrasiklin, dan metoklopramida, halofantrin.

Page 52: 3. Malaria

Antifolat • Sulfadoksin (antifolat 1)

– Mekanisme kerja: menghambat sintesis folat dengan cara kompetisi dengan PABA

– Efek Samping Dan Toksisitas: Mual, muntah, anoreksia dan diare dapat terjadi.

• Pyrimethamin (antifolat 2)– Pyrimethamin digunakan hanya dalam kombinasi dengan dapson atau

sulfonamida. – Mekanisme kerja: mencegah penggunaan folat dengan cara

menghambat konversi dihidrofolat menjadi tetrafolat oleh dihydrofolat reduktase

– Efek Samping Dan Toksisitas: Pada dosis tinggi menimbulkan anemia megaloblastik; suplemen asam folat harus diberikan jika obat ini digunakan untuk wanita hamil.

– Interaksi obat: kotrimoksazol, trimethoprim, methotrexat, fenitoin, benzodiazepin.

Page 53: 3. Malaria

Tetrasiklin • Tetrasiklin adalah inhibitor ikatan aminoasil-tRNA selama proses

sintesis protein. • Interaksi Obat: aluminium, bisthmut, kalsium, besi, dan

magnesium , antasida, senyawa besi, dan produk susu, diuretik, methoksifluran, digoksin, lithium dan teofilin, atovakuon, kontraseptif oral, penisilin.

Doksisiklin• Doksisiklin adalah tetrasiklin sintetik dengan waktu paro lebih

panjang sehingga mudah ditentukan dosisnya.

• Efek Samping Dan Toksisitas: Doksisiklin tidak boleh diberikan kepada wanita hamil atau wanita sedang menyusui atau anak-anak usia di bawah 8 tahun.

• Interaksi Obat: antasida dan besi, karbamazepin, fenitoin, fenobarbital, dan rifampisin, alkohol.

Page 54: 3. Malaria

ANALISIS KASUS MALARIA

Page 55: 3. Malaria

Riwayat Penyakit :Tn. S (33) masuk rumah sakit karena demam tinggi dirasakan 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan tiba-tiba langsung tinggi mendadak. Demam sangat tinggi dirasakan terutama saat pagi menjelang siang hari. Pada hari yang sama pasien merasakan demamnya turun dan merasa dingin sekitar pada sore hari. Saat menjelang malam pasien mengalami keringat yang banyak dan membasahi hampir seluruh tubuhnya. Keesokan harinya pasien kembali demam lagi seperti sebelumnya dan hal ini kembali berulang selama 5 hari.

KASUS

Page 56: 3. Malaria

Riwayat Penyakit :Saat demam pasien merasakan pegal keseluruhan tubuhnya dan terutama rasa pegal ini dirasakan pada sendi-sendi besar seperti sendi panggul, sendi gelang bahu dan tulang belakang. Selain demam pasien juga mengeluhkan pusing pada kepalanya. Pusing ini dirasakan seperti kepala diikat dan kepala terasa kaku. Pasien juga mengalami mual-mual namun tidak sampai muntah. Mual-mual ini disertai nyeri ulu hati yang kadang timbul kadang juga hilang. Selama 5 hari ini pasien membawakan diri ke puskesmas terdekat dan diberi obat parasetamol 500 mg namun demam tidak mengalami perubahan. Akhirnya pasien membawakan diri ke rumah sakit umum.

KASUS

Page 57: 3. Malaria

S (Subject)Nama:Tn. SUmur:33 tahunJenis Kelamin:PriaAlamat:Batu Besaung, RT 57, Samarinda.Masuk Rumah Sakit:Tanggal 21 Mei 2012 pukul 17.30 WITAKeluhan Utama: Demam tinggi

Pembahasan Terapi SOAP

Page 58: 3. Malaria

O (Object) Data Klinik

Pembahasan Terapi SOAP

Data Klinik

22/5/10 24/5/10 25/5/10 26/05/10 Normal

TD 100/60 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg 100/70 mmHg 120/80 mmHgNadi 80 x/mnt 80 x/mnt 82 x/mnt 82 x/mnt 60-100 x/mntSuhu 38,2oC 38oC 37,8oC 37oC 36-37oC

RR 20 x/mnt 20 x/mnt 22 x/mnt 22 x/mnt 16-20 x/mntSub Ikterik +/+ Sub Ikterik +/+ Sub Ikterik -/- Sub Ikterik -/-

Demam, lemas, sakit kepala, mual

Demam, lemas, sakit kepala, mual

Demam berkurang, mual masih ada, pusing+, lemas berkurang

Demam -, sakit kepala -, mual -, badan segar

Page 59: 3. Malaria

O (Object) Data Laboratorium

Pembahasan Terapi SOAP

Data Laboratorium Pasien Normal Keterangan

Hb 14,2 13-16 g/dl Normal

Ht 46,9% 40-48% Normal

WBC 5.800/mm3 4000-10.000/mm3 Normal

PLT 140.000 150000-400000 Turun

MCV 102,1 82-98 Naik

MCH 30,9 27-32 Normal

MCHC 30,3 32-36 Turun

Ureum 47,3 20-40 mg/dl Naik

Creatinin 1,3 0,5-1,5 mg/dl Normal

Bilirubin total 3,9 0,3-1,0 Naik

Bilirubin direct 1,9 ≤ 0,4 mg/dl Naik

Bilirubin indirect 2,2 ≤ 0,6 Naik

Hapusan Darah Tepi Plasmodium falsifarum +4

Page 60: 3. Malaria

A (Assasement)Tanda dan gejala penyakit Malaria:

Serangan paroksismal dan demam periodikAnemiaPembesaran limpaKadang-kadang dengan komplikasi pernisiosa seperti ikterik, diare, black water fever, acutetubular necrosis, dan malaria cerebralKeluhan prodromal sebelum terjadinya demam berupa kelesuan, malaise, sakit kepala, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan, anoreksia, perut tidak enak, dan diare ringan.Trias malaria : episode dingin/menggigil, episode panas, episode berkeringat

Pembahasan Terapi SOAP

Page 61: 3. Malaria

Obat 22-05-

2010

24-05-

2010

25-05-

2010

26-05-

2010

RL 30 tpm

Coarte

m

2x4 tab

PCT 3x500

mg

Ranitidi

n

2x1

amp

Pembahasan Terapi SOAP

P (Plan)

Page 62: 3. Malaria

1. RL (Ringer Lactat)IndikasiMengatasi dehidrasi, menggantikan cairan ekstraselular tubuh dan ion klorida yang hilang, mengembalikan keseimbangan elektrolit. Infus RL diindikasikan pada pasien ini untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan lemas dan mual yang dialami oleh pasien karena kurang tercukupi asupan makanan. DosisInfus RL diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan pasien berdasarkan berat badan yaitu sebesar 30 tpm.Interaksi-Aturan PemakaianDigunakan secara infus iv dalam tetes drip, 30 tpm.

Deskripsi Obat (1)

Page 63: 3. Malaria

2. CoartemKomposisi: Artemeter 20 mg, lumefantrin 120 mgIndikasi: Malaria akut tidak komplikasi akibat plasmodium falciparum dan plasmodium vivax.Kontra Indikasi: Malaria berat, pasien dengan riwayat perpanjangan QT, ketidakseimbangan elektrolit, trimester pertama kehamilan, menyusui

Deskripsi Obat (2)

Page 64: 3. Malaria

Dosis Coartem

Page 65: 3. Malaria

3. ParasetamolIndikasiSebagai antipiretik atau analgesik yang digunakan untuk menurunkan panas yang dialami pasien.DosisDosis untuk dewasa sebesar 500-1000 mg tiap 4-6 jam atau maksimal 4x dalam sehari. InteraksiEtanol dan phenytoin: meningkatkan efek hepatotoksik; Hydrantoins dan Sulfapyrazone : menurunkan efek paracetamol (Tatro, 2003).Aturan pakai3-4 kali sehari setelah makan, dosis 500 mg (Anonim, 2009).

Deskripsi Obat (3)

Page 66: 3. Malaria

4. RanitidinIndikasiPengobatan dan pemeliharaan ulcer duodenal, mencegah pendarahan pada GI dikarenakan penggunaan obat-obat NSAID dan stress ulcer, pengobatan kondisi hipersekresi patologis. Ranitidin diberikan pada pasien dikarenakan pasien mengalami gangguan pada lambungnya yaitu berupa gangguan mual, rasa tidak enak pada lambung dan stress ulcer yang diakibatkan oleh penyakit malaria.DosisDosis untuk dewasa untuk IM atau IV sebesar 50 mg tiap 6-8 jam.InteraksiDiazepam, ketokonazole, glipizide, lidokain. Tidak terdapat interaksi dengan obat-obat yang diberikan.Aturan pakai2 kali sehari setelah makan dengan dosis 150 mg (Anonim, 2009).

Deskripsi Obat (4)

Page 67: 3. Malaria

Semprotkan atau gunakan obat pembasmi nyamuk di sekitar tempat tidurGunakan pakaian yang bisa menutupi tubuh disaat senja sampai fajarGunakan kelambu di atas tempat tidur, untuk menghalangi nyamuk mendekatJangan biarkan air tergenang lama di got, bak mandi, bekas kaleng atau tempat lain yang bisa menjadi sarang nyamuk

 

Terapi non farmakologi:

Page 68: 3. Malaria

Monitoring tanda-tanda vital pasien seperti suhu, tekanan darah, RR dan nadiMonitoring data laboratorium pasien meliputi fungsi hati,ginjal, kadar Hb dan Ht, dan data lab lainnya

Monitoring