tinjauan teori abortus

37
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Abortus Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan yaitu pada usia kehamilan < 28 minggu atau berat janin <500 gram. Abortus menurut Eastman adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana janin belum sanggup hidup sendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan janin jika beratnya terletak antara 400 – 1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. Sedangkan menurut Jeffcoat abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu. Dan menurut Holmer abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum mingu ke 16, dimana proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama dari kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului oleh matinya janin. 2.2 Etiologi Faktor factor yang menyebabkan kematian janin adalah : 1. Kelainan ovum Menurut Hertig dkk pertumbuhan abnormal dari janin sering menyebabkan abortus spontan. Menurut

Upload: dhita-irma-yunita

Post on 01-Feb-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

abortus

TRANSCRIPT

Page 1: tinjauan teori abortus

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Abortus

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup di luar kandungan yaitu pada usia kehamilan < 28 minggu atau

berat janin <500 gram. Abortus menurut Eastman adalah keadaan terputusnya

suatu kehamilan dimana janin belum sanggup hidup sendiri diluar uterus.

Belum sanggup diartikan janin jika beratnya terletak antara 400 – 1000 gram,

atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.

Sedangkan menurut Jeffcoat abortus adalah pengeluaran dari hasil

konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu. Dan menurut Holmer abortus

adalah terputusnya kehamilan sebelum mingu ke 16, dimana proses plasentasi

belum selesai. Pada bulan pertama dari kehamilan yang mengalami abortus,

hampir selalu didahului oleh matinya janin.

2.2 Etiologi

Faktor factor yang menyebabkan kematian janin adalah :

1. Kelainan ovum

Menurut Hertig dkk pertumbuhan abnormal dari janin sering

menyebabkan abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000

abortus spontan, maka 48,9% disebabkan karena ovum yang patologis ;

3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio; dan 9,6% disebabkan karena

plasenta abnormal.

Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid

vili. Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan ovum

berkurang kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan,

artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar

kemungkinn disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%)

Kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan yang

sedemikian rupa hingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena

Page 2: tinjauan teori abortus

factor endogen seperti kelainan kromosom. Kelainan pertumbuhan selain

oleh lingkungan atau factor eksogen (virus, radiasi, zat kimia)

2. Kelainan genetalia ibu, misalnya pada ibu yang menderita :

Anomali konginetal (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dll)

Kelainan letak dari uterus (retrofleksi uteri fiksata)

Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari

ovum yang sudah dibuahi, seperti kuragna progesterone atau estro-

gen, endometritis, mioma submukosa

Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)

Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis

Infeksi akut yang berat (pneumoni, typhus dll)

trauma misalnya laparotomi atau kecelakaan yang menimbulkan

abortus

3. Gangguan sirkulasi plasenta

Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi,

toksemia gravidarum, dan anomaly plasenta .

4. Penyakit Ibu, misalnya pada :

Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumo-

nia, lifoid, pielitis, rubella, demam malta, dan sebagainya. Kema-

tian janin dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau invasi ku-

man atau virus pada janin

Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan zat berbahaya lain-

nya

Ibu yang asfiksi seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru

berat, dan anemia

Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid,

kekurangan vitamin A, C, atau E, dan diabetes mellitus.

5. Antagonis Rhesus

Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta rusak darah janin,

sehingga terjadi anemia pada janin yang berakibat meninggalnya

janin.Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis ; atau factor serviks,

yaitu inkompetensi serviks, sevisitis

Page 3: tinjauan teori abortus

6. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi, seperti

sangat terkejut, obat-obatan uterotonika, ketakutan, laparotomi, dan lain –

lain. Atau dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus seperti selaput

janin rusak langsung karena instrument, benda, dan obat-obatan.

7. Penyakit bapak, misalnya usia lanjut, menderita penyakit kronis seperti

TBC, anemia, dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan

(alcohol, nikotin, Pb, dan lain-lain) sinar rontgen dan avitaminosis.

2.3 Patofisiologi

Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian

atau seluruh jaringan plasenta, yang menyebabkan perdarahan sehingga janin

kekurangan nutrisi dan O2.Mekanisme awal terjadinya abortus adalah lepasnya

sebagian atau seluruh bagian embrio akibat adanya perdarahan minimal pada

desidua, diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi

terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.Kemudian uterus berkontraksi

untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, vili korialis belum menembus

desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.Pada

kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga

plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak

perdarahan.Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih

dahulu dari pada plasenta.Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti

kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted

ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus,

maserasi atau fetus papiraseus.

Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian

masih tertinggal, yang menyebabkan berbagai penyulit.Oleh karena itu

keguguran memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim,

terjadi perdarahan, dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil

konsepsi.

Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya :

Page 4: tinjauan teori abortus

1 Sedikit-sedikit dan berlangsung lama

2 Sekaligus dalam jumlah besar dapat disertai gumpalan

3 Akibat perdarahan, dapat menimbulkan syok, nadi meningkat, tekanan

darah turun, tampak anemis dan daerah ujung (akral) dingin.

2.4 Klasifikasi

Abortus dapat dibagi atas 2 golongan berdasarkan kejadiannya, yaitu :

1. Abortus spontan ( terjadi dengan sendirinya, keguguran)

Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor-faktor mekanis

ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh factor-faktor

alamiah.Abortus spontan terjadi karena kekuatan sendiri, tanpa tindkan

dari luar. Abortus ini terjadi pada ± 20% dari semua abortus

2. Abortus provocatus (disengaja, digugurkan ); 80% dari semua abortus

Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun

alat – alat. Abortus buatan sengaja dilakukan untuk mengakhiri kehamila,

dilakukan berdasarkan:

a. Indikasi medis, seperi penyakit jantung, gangguan jia ibu, kelainan

bawaan dibutikan dengan USG, dan gangguan pertumbuhan dan

perkembangan janin intra uteri

b. Indikasi sosial, seperti menginginkan jenis kelamin tertentu, tidak in-

gin punya anak, beum siap untuk hamil, dan kehamilan yang tidak

dingiinkan

Berdasarkan pelaksanannya

1. Abortus terapeutik

dilakukan tenaga medis secara legeartis berdasarkan indikasi medis,

biasanya kehamilan membahayakn ibu.

2. Abortus kriminalis / buatan illegal

Adalah penggugura kehamilan tanpa alasan medis yang sah dan dilarang

oleh hukum

Page 5: tinjauan teori abortus

Berdasarkan Gambaran klinis

1. Abortus komplet

Yaitu seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan janin),

sehingga rongga rahim kosong.Pada abortus komplet perdarahan segera

berkurang setelah isi rahim dikekuakan selambat-lambatnya dalam 10 hari

perdarahan berhenti sama sekali, karena dalam masa ini luka rahim telah

sembuh dan epitelisasi telah selesai.

Anamnesa Perdarahan dari jalan lahir (biasanya banyak), nyeri/

kontraksi rahim ada dan bisa terjadi syok jika perdarahan

banyak.Pemeriksaan dalam dilakukan dengan cara Ostium ostium uteri

tetap menutup dan jika uterus sudah mengecil.

2. Abortus Inkomplet

Yaitu hanya sebagian dari hasil konsepsi saja yang dikeluarkan,

yang tertinggal adalah desidua atau plasenta, terdapat pembukaan serviks

dan teraba sisa jaringan.Abortus inkomplet harus segera dibersihkan

dengan kuretase atau secara digital. Selama masih ada sisa-sisa plasenta

akan terus terjadi perdarahan, dan dapat mengakibatkan syok jika

perdarahan sangat banyak.

3. Abortus Iminens (Keguguran membakat)

Yaitu peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan

sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih dalam uterus dan serviks

tertutup.Perdarahan pervaginam sedikit, dan terasa nyeri memilin.Hasil

konsepsi masih ada di dalam uterus, tidak ada pembukaan OUI, dan pada

tes kehamilan menunjunkkan angka positif (hamil).

Dalam hal ini, keluarnya janin dapat dicegah dengan memberikan obat-

obat hormonal dan antispasmodika serta istirahat. Kalau perdarahan

setelah beberapa minggu masih ada, maka perlu ditentukan apakah

kehamilan masih baik atau tidak.Kalau reaksi kehamilan 2 kali berturut –

turut negative, maka sebaiknya uterus dikosongkan (kuret).

4. Abortus Insipiens (Keguguran sedang berlangsung)

Adalah abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan

serviks telah mendatar, ostium uteri telah membuka, perdarahan banyak

Page 6: tinjauan teori abortus

kadang menggumpal, mules perut sering dan kuat, ketuban teraba, akan

tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses

pengeluaran. Kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.

Karena dapat dikatakan pasti terjadi abortus, maka pengobatan

berlainan dengan pengobatan abortus imminens. Untuk mempercepat

pengosongan rahim diberi oksitosin 2 , 5 IU tiap 30 menit sebanyak 6 kali.

Untuk mengurangi nyeri karena his boleh diberi sedative.Jika pitocin tidak

berhasil, dapat dilakukan kuretase asal pembukaan cukup besar.

5. Abortus Habitualis

Adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut

3 kali atau lebih. Sebab dari abotus habitualis adalah :

Kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana jika terjadi pembua-

han hasilnya adalah pembuahan yang patologis

Kesalahan-kesalahn pada ibu, yaitu disfungsi otot tiroid, kesalahan

korpus luteum, kesalah plasenta, yaitu tidak sanggupnya plasenta

dapat menghasilkan progesterone sesudah korpus luteum atrofis.

Selain itu juga bergantung pada keadaan gizi ibu (malnutrisi), ke-

lainan anyoms dari rahim, febris undukands (contagious abortions),

hipertensi karena kelainan pembluh darah sirkulasi pada plasenta

vili terganggu dan janin jadi mati. Dapat juga karena gangguan

psikis, serviks inkompeten, atau rhesus antagonism.

6. Missed Abortion

Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi berada dalan rahim

dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.Pada pemeriksaan

obstetric fundus uteri lebih kecil dari umur kehamilan dan djj tidak ada.

Janin yang meninggal ini dapat:

keluar dengan sendirnya dalam 2-3 bulan sesudah janin mati

Direabsorsi kembali sehingga hilang

Terjadi fetus papyraceus, yakni janin mongering atau menipis

Bisa menjadi mola kamosa, dimana janin yang sudah mati selama

1 minggu akan

mengalami degenerasi dan air ketubannya direabsorbsi.

Page 7: tinjauan teori abortus

2.5 Diagnosis

1. Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak

2. Perut nyeri dan kaku

3. Pengeluaran sebagiam produk konsepsi

4. Serviks da[at tertutup maupun terbuka

5. Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya

6. Hasil plano test positif

7. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan USG

2.6 Penatalaksanaan

1. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum ibu terma-

suk TTV (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu)

2. Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sisto-

lik <90mmHg)

3. Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok

4. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan terse-

but saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu karena

kondisinya dapat memburuk dengan cepat.

5. Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komp-

likasi, berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam untuk

48 jam :

Ampicilin 2 g IVIM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam

Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam

Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam

6. Segera rujuk ibu ke rumah sakit. Semua ibu yang mengalami abortus

peru mendapat dukungan emosional dan koseling kontrasepsi pasca

keguguran. Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus.

2.7 Pemantauan Pasca Abortus

1. Sebelum pulang beritahu pasien bahwa abortus spontan terjadi ±15%

(1 dari 7 kehamilan) dari seluruh kehamilan secara klinis

2. Berilah keyakinan akan kemungkinan berhasil untuk hamil lagi

Page 8: tinjauan teori abortus

3. Ibu ingin langsung hamil setelah abortus inkomplit, sebaiknya me-

nunda sampai bena-benar pulih kesehatannya

4. Ibu dengan riwayat abortus kriminalis (illegal), konseling merupakan

hal terpenting

5. Jika kehamilan yang tidak diinginkan metode kontasepso dapat segera

dimulai (dalam 7 hari) dengan syarat :

Ibu tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penan-

ganan

Ibu menerima konseling untuk memilih metode kontrasepsi yang

sesuai

6. Kenali pelayanan kesehatan lain yang dibutuhkan (hanya beberapa

wanita):

Jika pernah imunisasi, beri T 0,5 ml, jika dinding vagina atau

kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi

Jika riwayat tidak jelas, beri serum anti tetanus (ATS) 1500 unit

IM diikuti TT 0,5 ml setelah 4 minggu

Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual

Penapisan kanker serviks

Page 9: tinjauan teori abortus

BAB III

KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA ABORTUS

Hari/ Tanggal Pengkajian : …/ …

Jam Pengkajian : …

Tempat Pengkajian : …

A. DATA SUBJEKTIF

1. Biodata (Ibu dan Suami) :

Nama

Untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan

Umur

Pada kasus abortus perlu memgetahui usia ibu hal ini di hubungkan

dengan kesiapan uterus untuk mengandung janin, wanita yang usianya

dibawah 18 tahun secara reproduksi belum matang sehingga akan

rawan untuk abortus sedangkan bagi yang berusia diatas 35 tahun

hormon sudah mulai kurang stabil sehingga akan menggagu tumbuh

kembang janin pula.

Agama

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinana pengaruhnya terhadap

kebiasaan kesehatan pasien atau klien, dengan diketahuinya agama

pasien akan memudahkan kita melakukan pendekatan didalam

melakukan asuhan kebidanan.

Suku / Bangsa

Digunakan untuk menetukan prognosa persalinan dengan melihat,

kebiasaan dan adat istiadat yang mempengaruhi kesehatan.

Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua sebagai dasar dalam

memberikan asuhan.

Pekerjaan

Page 10: tinjauan teori abortus

Untuk ditanyakan pekerjaan suami dan ibu sendiri, hal ini untuk

mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi penderita itu

agar nasehat kita sesuai.

Penghasilan

Untuk mengetahui taraf ekonomi agar nasehat sesuai

Alamat

Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada

ibu yang namanya sama. Ditanyakan alamatnya agar dapat diperhatikan

ibu yang mana yang tidak ditolong.

2. Alasan Datang:

Untuk mengetahui kenapa ibu datang ke Rumah Sakit atau tempat

pelayanan kesehatan. Pada pasien abortus alasan datang biasanya karena

adanya darah yang keluar dari jalan lahir yang disertai nyeri pada abdomen

sehingga ibu ingin memeriksakan keadaannya dan janinnya ke bidan

3. Keluhan Utama:

Keluhan ibu yang dirasakan atau yang dialami pada waktu dilaksanakan

pengkajian dimana masalah ibu belum bisa diatasi sendiri sehingga

memerlukan tindakan. Ditanyakan apa yang dirasakan klien sehingga klien

datang untuk memeriksakan kehamilnnya.

Perdarahan per vaginam

a. Abortus imminens :dapat bervariasi dari secret vagina berdarah sam-

pai sedikit bercak atau minimum. Biasanya perdarahan kurang dari

haid normal. Tidak ada jaringan plasenta yang dikeluarkan.

b. Abortus insipiens &sepsis :jumlah perdarahan cenderung sangat

bervariasi. Beberapa pasien berdarah hebat, sementara lainnya

mungkin menunjukkan gejala minimum.

c. Abortus inkompletu s :jumlah perdarahan cenderung lebih banyak

daripada darah haid biasa, perdarahan mungkin hebat dan bahkan

cukup berlebihan untuk menyebabkan syok hipovolemik.

d. Abortus kompletus : biasanya minimum karena pengeluaran janin

dan plasenta sudah lengkap.

Page 11: tinjauan teori abortus

e. Pasien dapat mengeluarkan banyak bekuan darah atau janin yang da-

pat dikenal atau jaringan plasenta.

(Ben-Zion Taber. 1994)

Nyeri abdomen

a. Abortus imminens : suprapubik, intermiten dan bersifat kram, dapat

tidak ada, minimum atau ringan. Beberapa pasien mungkin men-

geluh nyeri punggung bawah.

b. Abortus insipiens :kram suprapubik intermiten, progresif diakibatkan

oleh kontraksi uterus yang menimbulkan pendataran dan dilatasi

serviks.

c. Abortus inkompletus : nyeri kram suprapubik terjadi akibat kontraksi

uterus dalam usaha mengeluarkan isi uterus. Mula-mula nyeri cen-

derung ringan dan intermiten, tetapi secara bertahap menjadi lebih

hebat.

d. Abortus sepsis : suprapubik, hebat, dan konstan.

(Ben-Zion Taber. 1994)

Kebocoran cairan amnion

Abortus bersifat insipiens, bila selaput amnion pecah.(Jarang, cairan yang

telah terkumpul di antara amnion dan korion lolos dan kehamilan

berlanjut tanpa akibat serius.)

(Ben-Zion Taber. 1994)

Bercak atau noda vagina

Missed Abortion :dapat menetap dan mencetuskan kunjungan darurat.

(Ben-Zion Taber. 1994)

Menggigil dan demam

Abortus sepsis: Sering pasien merasa lemah dan sakit parah.

(Ben-Zion Taber. 1994)

4. Riwayat menstruasi

Terdiri dari menarche umur berapa, siklus haid , berapa lama haid, berapa

banyak, bagaimana warnanya, konsistennya, baunya, apakah merasakan

nyeri atau tidak, bila iya kapan, apakah sebelumnya, sesudah atau sebelum

Page 12: tinjauan teori abortus

apakah keluar flour albus, bagaimana warnanya, baunya, konsistesinya,

gatal atau tidak.Untuk data fokus dapat dikaji sebagai berikut :

a. Abortus imminens : biasanya pasien sadar satu atau lebih siklus haid

terlewatkan.

b. Abortus insipiens : meskipun sebagian besar abortus timbul sebelum

12 minggu setelahsiklus haid terakhir, namun

abortus yang lambat dapat terjadi selama trimester

kedua.

c. Abortus inkompeltus:biasanya pasien telah melewatkan dua siklus haid,

karena abortus inkompletus cenderung terjadi kira-

kira 10 minggu setelah mulainya siklus haid

terakhir.

d. Missed abortion : biasanya pasien sadar akan interval amenore dan

melaporkan bahwa siklus haid normalnya yang

terakhir terjadi tiga sampai lima bulan sebelumnya.

e. Abortus sepsis : sebagian besar pasien abortus septik sadar

kehamilannya dan melaporkan bahwa siklus haid

normalnya yang terakhir terjadi dua bulan atau lebih

sebelum mulai timbulnya gejala.

HPHT : dapat menghitung

(Ben-Zion Taber. 1994)

5. Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui berapa kali ibu kawin, sehingga dapat diketahui ibu

hamil dari suami yang keberapa.

Untuk mengetahui berapa lama ibu kawin.

Untuk mengetahui umur berapa ibu kawin, ibu kawin usia yang bere-

siko tinggi ( kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun ) atau tidak.

6. Riwayat kontrasepsi

Ditanyakan apakah klien pernah ikut KB, metode apa yang digunakan,

kapan, berapa lamanya pemakaian, rencana KB yang akan digunakan

mendatang, bila mengganti menggunakan KB apa alasannya.

Abortus sepsis : menggunakan AKDR sebelum kehamilan saat ini.

Page 13: tinjauan teori abortus

(Ben-Zion Taber. 1994)

7. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita atau dialami oleh ibu,

karena penyakit ini timbul kembali pada waktu hamil atau sesudah

melahirkan.

Ditanyakan apakah klien menderita penyakit keturunan selain itu

apakah klien pernah menjalankan operasi sebelumnya kapan, dimana

dan apa indikasinya.

Penyakit hipertensi mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah,

sehingga pasokan oksigen dan nutrisi ke janin menjadi terhambat dan

janin tidak dapat hidup di dalam uterus.

Pada Penderita diabetes, glukosa banyak ditemukan didalam darah ibu

tetapi oksigen kurang sehingga

Penyakit TBC mengakibatkan diafragma meningkat sehingga rongga

pada parenkim paru bagian bawah mengalami kolaps dan dapat

menginduksi terjadinya abortus.

Saluran pernafasan pada penderita asma menjadi sempit dan berlendir

sehingga mengakibatkan jumlah oksigen yang masuk sedikit dan

mempengaruhi suplai oksigen pada janin dan berakibat pada kematian

janin.

Penyakit infeksi, pneumonia, typus abdominalis, malaria, sipilis,

toksin,bakteri virus dan plasmodium dapat masuk ke janin melalui

plasenta sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadi-

lah abortus

Apabila ibu pernah Riwayat Abortus (abortus habitualis) .kemungkinan

ibu mengalami servik inkompeten

8. Riwayat Kesehatan Sekarang

Untuk mengetahui penyakit yang sedang dialami ibu, penyakit yang

menyertai kehamilan ibu, harus disembuhkan secepat mungkin sebelum

akan dilahirkan.

Riwayat kesehatan sekarang yang perlu ditanyakan adalah apakah klien

sekarang sedang menderita suatu penyakit, jika iya apakah sudah

Page 14: tinjauan teori abortus

diperiksakan ke petugas kesehatan, bila sudah kapan, diberi obat apa

dan bagaimana hasilnya.

a. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ditanyakan apakah dikelurga klien atau suami menderita

penyakit menular jika ada siapa dan juga ditanyakan apakah ada

keturunan kehamilan kembar. Apakah dari keluarga ibu atau

orang yang tinggal bersama ibu hamil itu ada yang sakit,

terutama yang menular, yang kronis dan apakah ada yang

berpenyakit keturunan, misalnya diabetes mellitus.adanya

kelainan kromosome pada konsepsinya (trisomi 18 atau trisomi

21)

b. Riwayat Kehamilan Sekarang

Yang perlu ditanyakan pada klien sekarang adalah saat ini klien

hamil ke berapa, berapa usia kehamilannya, sudah pernah

memeriksakan kehamilnnya belum, bagaimana hasilnya, apakah

pernah terjadi perdarahan, bagaimana konsistensinya, berupa

cairan (bercak),adakah jaringan hasil konsepsi yang keluar , jika

iya kapan, seberapa banyak, apakah pernah dilakukan

pemeriksaan dalam dan USG atau tidak, jika pernah bagaimana

hasilnya.

9. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu

Jika kehamilan yang lalu ibu mempunyai riwayat abortus pada

kehamilan (abortus habitualis) .kemungkinan ibu mengalami serviks

inkompeten, dan mempunyai peluang untuk mengalami aborsi lagi.

Riwayat terjadinya penyulit saat kehamilan seperti preeklampsia

menjadi faktor predisposisi terjadinya abortus pada kehamilan

selanjutnya. Karena preeklampsia dapat terjadi kembali di kehamilan

berikutnya, kemudian preeklampsia menyebabkan abortus karena

terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga pasokan oksigen

dan nutrisi ke janin menjadi terhambat dan janin tidak dapat hidup di

dalam uterus.

Page 15: tinjauan teori abortus

Untuk nifas ditanyakan apakah nifas berjalan normal dan adakah

penyulit atau kelainan. Pada riwayat kehamilan perlu adanya pengka-

jian yang banyak usia pertama hamil yang terlalu tua sangat berpen-

garuh akibat hormon yang memang mulai tidak seimbang, kehamilan

yang terlalu banyak

10. Pola Kebiasaan Sehari – Hari

Untuk megetahui bagaimana:

a. Pola nutrisi ibu

Pada pasien Abortus perlu ditekankan pemenuhan kebutuhan ibu.

Karena kekurangan gizi atau malnutrisi adalah salah satu faktor

predisposisi terjadinya kehamilan.serta tanyakan keluhan/masalah ibu

b. Eliminasi

Tanyakan frekuensi BAB dan BAK serta konsistensinya dan tanyakan

keluhan atau masalah ibu

c. Istirahat

Pola istirahat tidur siang dan tidur malam. Kurangnya istirahat ibu,

menyebabkan ibu kelelahan dan dapat menjadi penyebab terjadinya

abortus

d. Aktifitas

Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari. Aktifitas yang terlalu berat

serta terjadinya trauma pada abdomen ibu adalah salah satu faktor

penyebab abortus

Pola seksual

Perlu ditanyakan frekuensi melakukan coitus, karena pada kehamilan

muda, abortus dapat terjadi karena coitus. Hal ini bisa terjadi karena

pada saat orgasme, terdapat prostalandin yang dapat mengakibatkan

kontraksi uterus, terlebih pada kasus kandungan lemah

e. Hygiene ( kebersihan)

Untuk mengetahui pola kebersihan ibu. Ibu yang kurang

memperhatikan kebersihannya, dapat terpapar oleh berbagai

bakteri.Apabila terjadi infeksi, terlebih pada daerah reproduksi, maka

dapat pula terjadi abortus.

Page 16: tinjauan teori abortus

f. Pola kesehatan

Untuk mengetahui pakah ibu merokok, mengkonsumsi alkohol,

minum jamu atau obat-obatan lain. Karena hal tersebut diatas adalah

faktor yang dapat menyebabkan abortus

11. Data Psikososial

Untuk mengetahui bagaimana psikologis dan sosialisasi

ibu.Terutamakecemasan ibu terhadap kehamilan dan janinnya.

12. Data Spiritual

Untuk mengetahui bagaimana rutinitas ibu terhadap agama yang diyakini

ibu.

13. Data Sosial Budaya

Untuk mengetahui sosial budaya yang melekat pada masyarakat tempat

tinggal ibu, dan kemungkinan adanya budaya yang dapat menyebabkan

abortus.Misalnya kebiasaan pijat pada ibu hamil.

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

KU : Baik/cukup/lemah

Kesadaran : Composmetis/Somnolen/Koma

Suhu : Suhu badan normal atau meningkat

36,5-37,5 0C (normal)

>38 0C (pada Abortus Sepsis)

(Manuaba, I. B. G, dkk. 2007)

Nadi : nadi normal atau cepat dan kecil

60-80 x/ menit(normal)

(Pusdiknakes, 2000, 160)

RR : 16-24x/ menit

(Doenges, 2001, 43)

Tekanan darah:tekanan darah normal atau menurun

(90/60 – 140/90 mmHg)

Page 17: tinjauan teori abortus

Tanda-tanda vital pada pasien tergantung dengan banyaknya jumlah darah

yang keluar.Semakin banyak darah yang keluar, maka semakin buruk hasil

pemeriksaan tanda-tanda vital.(Ben-Zion Taber. 1994)

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Kepala :Simetris / tidak, tampak benjolan yang abnormal / tidak,

ada lesi/tidak, kulit

kepala bersih / tidak

Rambut : Hitam / tidak, rontok / tidak, ada ketombe / tidak

Wajah : Pucat / tidak, muka tampak bengkak / tidak

Mata : Conjungtiva pucat / tidak, sklera kuning / tidak.

Hidung: Simetris / tidak, nampak bersih / tidak, ada secret / tidak.

Mulut :Bibir terlihat lembab atau tidak, tampak ada stomatitis /

tidak, lidah pucat / tidak,

gigi bersih / tidak, ada caries / tidak.Biasanya bibir ibu

terlihat kering dan pucat jika banyak darah yang keluar

Leher : Nampak pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis /

tidak.

Payudara:Tampak bertambah besar, tegang dan berat/tidak,

hiperpigmentasi pada putting

susu dan areola/ tidak.

Abdomen : membesar,Ada bekas operasi / tidak

Genetalia: Tampak keluar darah kehitam-hitaman dan bergumpal /

tidak, varises/ tidak, oedema/ tidak, terdapat condilomata

aquminata/ tidak.

Terdapat sedikit darah atau secret kecoklatan pada Abortus

Imminens. Terdapat darah, bisa banyak, bisa sedikit, selaput

amnion terlihat menonjol pada Abortus Insipiens. Terdapat

banyak bekuan darah, dapat terlihat jaringan plasenta pada

Abortus Inkompletus. (Ben-Zion Taber. 1994)

Page 18: tinjauan teori abortus

Terlihat hasil konsepsi atau secret berdarah yang berbau busuk

pada Abortus Sepsis. (Manuaba, I. B. G, dkk. 2007)

Integumen: Tampak pucat / tidak.

Ekstremitas : Atas : Simetris / tidak, ada oedema atau tidak

Bawah : Simetris / tidak, terlihat oedema / tidak,

terlihat varises / tidak

b. Palpasi

Leher : Teraba pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis /

tidak

Payudara :Teraba benjolan yang abnormal / tidak, putting susu

menonjol/ tidak, keluar kolostrum / tidak.

Abdomen : Tidakada nyeri tekan perut bagian bawah, konsistensi

uterus lunak TFU lebih rendah dari usia kehamilan yang seharusnya

pada Abortus Inkompletus dan Missed Abortion. Nyeri tekan

suprapubik pada Abortus Sepsis. (Ben-Zion Taber. 1994)

c. Auskultasi

Dada :Terdengar wheezing dan ronchi / tidak

Abdomen : Belum terdengar DJJ ( terdengar pada UK>16 minggu)

d. Perkusi

Reflek patella positive / tidak

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Dalam (tanggal …, pukul …)

Abortus imminens : Serviks tertutup, tidak mendatar dan mempun-

yai konsistensihamilnormal

Abortus insipiens : Serviks mendatar dan berdilatasi

Abortus inkompletus : Serviks teraba lunak, mendatar, dan berdi-

latasi. Teraba jaringanplasenta dan bekuan darah

Abortus sepsis : Serviks berdilatasi dan dapat dilalui satu jari.

(Ben-Zion Taber. 1994)

Page 19: tinjauan teori abortus

Missed abortion : tanda hegar, piskacek, dan chadwick

menghilang.

(Manuaba, I. B. G, dkk. 2007)

b. Pemeriksaan Laboratorium

1) Darah

Leukosit normal, kadar hemoglobin dan hematocrit di bawah

normal yang menunjukkan anemia kibat perdarahan yang ter-

jadi.

Trombosit di bawah kadar normal pada Missed Abortion aki-

bat gangguan koagulasi.Jumlah leukosit meningkat dan di

atas normal pada Abortus Sepsis.(Ben-Zion Taber. 1994)

Tes golongan darah dan Rh perlu dilakukan pada Abortus

Inkompletus, Missed Abortion, dan Abortus Sepsis untuk an-

tisipasi jika ibu mengalami perdarahan banyak dan membu-

tuhkan transfusi darah.(Manuaba, I. B. G, dkk. 2007)

2) Pemeriksaan USG

Abortus imminens : kantong kehamilan terlihat normal pada

sonogram.(Ben-Zion Taber. 1994)

Missed abortion: dapat memperlihatkan tidak adanya kantong

kehamilan normaldengan gema fragmentasi tak teratur di

dalam uterus sesuaidengan kematian janin.(Ben-Zion Taber.

1994)

Uterus lebih kecil dari umur hamil, air ketuban berkurang,

janin intrauteri makin kecil dan terkesan tumpang tindih, se-

hingga bentuknya tidak tampak dengan jelas, tampak tanda

spalding pada tulang kepala.(Manuaba, I. B. G, dkk. 2007)

Abortus sepsis : tampak sisa hasil konsepsi.(Manuaba, I. B.

G, dkk. 2007)

C. ANALISA DATA

1. Diagnosa Aktual : G… P… Ab… UK <20 minggu, keadaan umum ibu

… dengan abortus ....

Page 20: tinjauan teori abortus

2. Diagnosa Potensial :

a. Abortus Insipiens

Berasal dari abortus imminens.

b. Abortus Sepsis

Berasal dari abortus inkompletus atau missed abortion.

c. Syok hipovolemik maupun septik

Berasal dari abortus inkompletus.

d. Anemia

Berasal dari abortus inkompletus.

e. Cacat koagulasi

Berasal dari missed abortion.

f. Peritonitis

Berasal dari abortus sepsis.

g. Bakteriemia

Berasal dari abortus sepsis.

h. Septikemia

Berasal dari abortus sepsis.

i. Abses pelvis

Berasal dari abortus sepsis.

j. Hemolisis intravascular

Berasal dari abortus sepsis.

k. Syok septik maupun hemoragik

Berasal dari abortus sepsis.

l. Tromboflebitis pelvis

Berasal dari abortus sepsis.

m. Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC)

Berasal dari abortus sepsis.

n. Gagal ginjal

Berasal dari abortus sepsis.

(Ben-Zion Taber. 1994)

3. Masalah Aktual :

a. Perdarahan per vaginam (pada semua jenis abortus)

Page 21: tinjauan teori abortus

b. Nyeri abdomen (pada abortus imminens, insipiens, inkompletus, dan

sepsis)

c. Kebocoran cairan amnion (pada abortus insipiens)

d. Bercak atau noda vagina (pada missed abortion)

e. Menggigil dan demam (pada abortus sepsis)

(Ben-Zion Taber. 1994)

D. PENATALAKSANAAN

1. Tindakan Mandiri:

1) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan ibu

dan kondisi ibu saat ini.

R/ Seluruh hasil pemeriksaan terkait diagnosa wajib diberitahukan

kepada keluarga sehingga diharapkan ibu dan keluarga koorperatif

dengan petugas kesehatan.

2) Menganjurkan ibu tirah baring dan membatasi aktivitas di rumah.

R/ Perbaikan keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital untuk

menghindari pre syok atau syok.

3) Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang biasa seperti

senggama dan mencuci selama 2 minggu.

R/ Rangsangan prostaglandin dapat memicu terjadinya perdarahan

seperti haid yang intermitten dan kram.

(Ben-Zion Taber. 1994)

2. Tindakan Kolaborasi:

Pada abortus insipiens:

1) Memberikan oksitosin secara intravena sebanyak 20 unit dalam

1000 ml larutan Ringer Laktat.

R/ Untuk memajukan kelahiran karena tidak ada kemungkinan

kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin.

2) Memberikan analgesic.

R/ Untuk menghilangkan nyeri dan ketakutan.

3) Menyiapkan rujukan yang meliputi BAKSOKU untuk dilakukan

tindakan kuretase.

Page 22: tinjauan teori abortus

R/ Diperlukan bila ada kemungkinan jaringan plasenta tertinggal

B: Bidan. Bidan harus menyiapkan diri untuk ikut mendampingi

selama proses rujukan.

A : Alat. Mempersiapkan alat yang diperlukan meliputi: tampon

vagina (jika perdarahannya banyak), infus set.

K : Keluarga. Melakukan KIE kepada keluarga mengenai

pentingnya tindakan kuretase bagi ibu.

S : Surat. Menyiapkan surat rujukan.

O : Obat. Menyiapkan obat yang diperkirakan berguna pada saat

perjalanan rujukan, meliputi: analgesic (untuk menghilangkan

nyeri), cairan RL.

K : Kendaraan. Menyiapkan kendaraan yang akan digunakan untuk

perjalanan rujukan.

U : Uang. Memberikan gambaran kepada keluarga tentang jumlah

biaya yang dibutuhkan untuk tindakan kuretase.

Melakukan rujukan ke rumah sakit.

(Ben-Zion Taber. 1994)

Pada abortus inkompletus

Jika terjadi perdarahan banyak:

1) Memasang infus apa saja (laktat Ringer, glukosa Ringer, larutan

garam normal atau fisiologis, atau larutan glukosa 5% atau 10%)

2) Melakukan pemeriksaan dalam bila mungkin melakukan pengelu-

aran jaringan hasil konsepsi secara manual, sehingga mungkin per-

darahan dapat dihentikan.

3) Memberi oksitosin atau uterotonika lainnya, sehingga terjadi kon-

traksi yang akan membantu menghentikan perdarahannya.

4) Bila keadaan sedikit sudah dapat diatasi, menyiapkan rujukan yang

meliputi BAKSOKU untuk dilakukan pemeriksaan USG sebagai

berikut:

B: Bidan. Bidan harus menyiapkan diri untuk ikut mendampingi

selama proses rujukan.

Page 23: tinjauan teori abortus

A : Alat. Mempersiapkan alat yang diperlukan meliputi: tampon

vagina (jika perdarahannya banyak), infus set.

K : Keluarga. Melakukan KIE kepada keluarga mengenai perlunya

merujuk untuk mengatasi perdarahan ibu.

S : Surat. Menyiapkan surat rujukan.

O : Obat. Menyiapkan obat yang diperkirakan berguna pada saat

perjalanan rujukan, meliputi: analgesic (untuk menghilangkan

nyeri), cairan infus apa saja (laktat Ringer, glukosa Ringer, larutan

garam normal atau fisiologis, atau larutan glukosa 5% atau 10%)

K : Kendaraan. Menyiapkan kendaraan yang akan digunakan untuk

perjalanan rujukan.

U : Uang. Memberikan gambaran kepada keluarga tentang jumlah

biaya yang dibutuhkan.

5) Melakukan rujukan ke rumah sakit.

(Manuaba. I. B. G, dkk. 2008)

Pada Abortus Sepsis

1) Memasang infus dan memberikan cairan minimal 2 ½ liter/ 24

jam.

R/ Untuk menghilangkan atau menggantikan cairan yang hilang

karena badan panas.

2) Jika ibu sadar dan tidak ada masalah, memberi minum sebanyak-

banyaknya.

R/ Mencegah syok hipovolemik.

3) Memperhatikan keseimbangan elektrolit, temperature tubuh, dan

produksi urin (minimal 30 cc/ jam).

R/ Untuk menilai kegagalan ginjal.

4) Memberikan antibiotika kalau perlu “triple drug”.

R/ Mempercepat menekan sumber infeksi.

5) Memberikan transfusi darah bila pasien mengalami perdarahan

banyak dan anemia.

R/ Untuk memelihara metabolism dan perfusi jaringan dengan

baik.

Page 24: tinjauan teori abortus

6) Menyiapkan rujukan yang meliputi BAKSOKU untuk dilakukan

tindakan kuretase jika 3-5 hari bebas panas, temperature tidak per-

nah turun, sekalipun pemberian antibiotika sudah cukup, perdara-

han bertambah banyak, 6 jam setelah pemberian antibiotika / an-

tipiretika adekuat.

R/ Diperlukan bila ada kemungkinan jaringan plasenta tertinggal

B: Bidan. Bidan harus menyiapkan diri untuk ikut mendampingi

selama proses rujukan.

A : Alat. Mempersiapkan alat yang diperlukan meliputi: tampon

vagina (jika perdarahannya banyak), infus set.

K : Keluarga. Melakukan KIE kepada keluarga mengenai

pentingnya tindakan kuretase bagi ibu.

S : Surat. Menyiapkan surat rujukan.

O : Obat. Menyiapkan obat yang diperkirakan berguna pada saat

perjalanan rujukan, meliputi: analgesic (untuk menghilangkan

nyeri), cairan RL.

K : Kendaraan. Menyiapkan kendaraan yang akan digunakan untuk

perjalanan rujukan.

U : Uang. Memberikan gambaran kepada keluarga tentang jumlah

biaya yang dibutuhkan untuk tindakan kuretase.

Melakukan rujukan ke rumah sakit.

(Ben-Zion Taber. 1994)

Page 25: tinjauan teori abortus

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam.1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC

Dosen UI, 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset

Power point materi dari bu yayuk dan bu reni