tgs parasitologi mery

12
GOLONGAN NEMATODA 1. Nematoda Usus Contohnya: a. Askariasis Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi , cari ? Ascaris lumbricoides Cacing dewasa betina. Klasifikasi ilmiah Keraja an: Animalia Filum: Nematoda Kelas: Secernentea Ordo: Ascaridida Famili : Ascarididae Genus: Ascaris Spesie s: A. lumbricoides

Upload: mimanasution

Post on 28-Sep-2015

233 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tes parasitologi

TRANSCRIPT

Askariasis

GOLONGAN NEMATODA

1. Nematoda Usus

Contohnya:

a. Askariasis

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa INCLUDEPICTURE "http://id.wikipedia.org/w/extensions/FlaggedRevs/client/img/1.png" \* MERGEFORMATINET

Langsung ke: navigasi, cari

?Ascaris lumbricoides

Cacing dewasa betina.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

AnimaliaFilum:

NematodaKelas:

SecernenteaOrdo:

AscarididaFamili:

AscarididaeGenus:

AscarisSpesies:

A. lumbricoides

Nama binomial

Ascaris lumbricoidesLinnaeus, 1758

Askariasis adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh Nemathelminthes Ascaris lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh makhluk parasit.

Daftar isi

[sembunyikan] 1 Hospes dan distribusi 2 Morfologi 3 Siklus hidup 4 Patologi klinik 5 Cara diagnosis 6 Pengobatan 7 Prognosis 8 Epidemiologi 9 Referensi

[sunting] Hospes dan distribusiHospes atau inang dari Askariasis adalah manusia. Di manusia, larva Ascaris akan berkembang menjadi dewasa dan menagdakan kopulasi serta akhirnya bertelur.

Penyakit ini sifatnya kosmopolit, terdapat hampir di seluruh dunia. Prevalensi askariasis sekitar 70-80%.

[sunting] MorfologiCacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi.

Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur hingga sekitar 200.000 telur per harinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Sedangkan telur yang tak dibuahi, bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40 mikron. Telur yang telah dibuahi inilah yang dapat menginfeksi manusia.

[sunting] Siklus hidup

Siklus hidup AscarisPada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat mengandung telur askariasis yang telah dubuahi. Telur ini akan matang dalam waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris.

Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan kemudian di paru-paru.

Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea, kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi cacing dewasa.

Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya.

[sunting] Patologi klinikAskariasis

Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal

ICD-10B

HYPERLINK "http://apps.who.int/classifications/apps/icd/icd10online/?gb65.htm+b77" 77.

ICD-9127.0

DiseasesDB934

Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.

Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti demam, sesak nafas, eosinofilia, dan pada foto Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu.

Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila cacing masuk ke saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus. Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.

[sunting] Cara diagnosis

Telur Ascaris yang berisi embrio

Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.

[sunting] PengobatanPengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat, aspirin, paracetamol, decolgen.

[sunting] PrognosisPada umumnya, askariasis memiliki prognosis yang baik. Kesembuhan askariasis mencapai 700 hingga 999%.

[sunting] EpidemiologiDi Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak ceue. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik. Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris lumbricoides ini.

[sunting] Referensi1. Gandahusada, Srisasi, Prof. dr. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

2. Padmasutra, Leshmana, dr. 2007. Catatan Kuliah:Ascaris lumbricoides. Jakarta:Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Askariasis"

Kategori: Penyakit parasit | Nemathelminthes

b. Cacing kremi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari

Ada usul agar artikel atau bagian ini digabungkan ke halaman Cacingan (diskusikan)

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar WikipediaMerapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

?Cacing kremi

ICD 127.4

Cacing kremi (Enterobius vermicularis).

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

AnimaliaFilum:

NematodaKelas:

SecernenteaUpakelas:

SpiruriaOrdo:

OxyuridaFamili:

OxyuridaeGenus:

Enterobius

Species

Enterobius vermicularis (Linnaeus, 1758)[1] Enterobius anthropopitheci (Gedoelst, 1916)[1] Enterobius gregorii (Hugot, 1983) (disputed)

Infeksi Cacing Kremi (Oksiuriasis, Enterobiasis) adalah suatu infeksi parasit yang terutama menyerang anak-anak, dimana cacing Enterobius vermicularis tumbuh dan berkembangbiak di dalam usus.

Daftar isi

[sembunyikan] 1 Perjalanan penyakit 2 Gejala 3 Komplikasi 4 Diagnosis 5 Pengobatan 6 Pencegahan 7 Catatan kaki 8 Pranala luar

[sunting] Perjalanan penyakitCacing Enterobius vermicularis menyebabkan infeksi cacing kremi yang disebut juga enterobiasis atau oksiuriasis. Infeksi biasanya terjadi melalui 2 tahap. Pertama, telur cacing pindah dari daerah sekitar anus penderita ke pakaian, seprei atau mainan. Kemudian melalui jari-jari tangan, telur cacing pindah ke mulut anak yang lainnya dan akhirnya tertelan. Telur cacing juga dapat terhirup dari udara kemudian tertelan. Setelah telur cacing tertelan, lalu larvanya menetas di dalam usus kecil dan tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam usus besar (proses pematangan ini memakan waktu 2-6 minggu). Cacing dewasa betina bergerak ke daerah di sekitar anus (biasanya pada malam hari) untuk menyimpan telurnya di dalam lipatan kulit anus penderita. Telur tersimpan dalam suatu bahan yang lengket. Bahan ini dan gerakan dari cacing betina inilah yang menyebabkan gatal-gatal. Telur dapat bertahan hidup diluar tubuh manusia selama 3 minggu pada suhu ruangan yang normal. Tetapi telur bisa menetas lebih cepat dan cacing muda dapat masuk kembali ke dalam rektum dan usus bagian bawah.

[sunting] GejalaGejalanya berupa:

1. Rasa gatal hebat di sekitar anus2. Rewel (karena rasa gatal dan tidurnya pada malam hari terganggu)

3. Kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika cacing betina dewasa bergerak ke daerah anus dan menyimpan telurnya di sana)

4. Nafsu makan berkurang, berat badan menurun (jarang terjadi, tetapi bisa terjadi pada infeksi yang berat)

5. Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika cacing dewasa masuk ke dalam vagina)

6. Kulit di sekitar anus menjadi lecet, kasar, atau terjadi infeksi (akibat penggarukan).

[sunting] Komplikasi1. Salpingitis (peradangan saluran indung telur)

2. Vaginitis (peradangan vagina)

3. Infeksi ulang.

[sunting] DiagnosisCacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita, terutama dalam waktu 1-2 jam setelah anak tertidur pada malam hari. Cacing kremi berwarna putih dan setipis rambut, mereka aktif bergerak.

Telur maupun cacingnya bisa didapat dengan cara menempelkan selotip di lipatan kulit di sekitar anus, pada pagi hari sebelum anak terbangun. Kemudian selotip tersebut ditempelkan pada kaca objek dan diperiksa dengan mikroskop.

[sunting] PengobatanInfeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalui pemberian dosis tunggal obat anti-parasit mebendazole, albendazole atau pirantel pamoat. Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah harus meminum obat tersebut karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu orang kepada yang lainnya.

Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep anti gatal ke daerah sekitar anus sebanyak 2-3 kali/hari.

Meskipun telah diobati, sering terjadi infeksi ulang karena telur yang masih hidup terus dibuang ke dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan. Pakaian, seprei dan mainan anak sebaiknya sering dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang tersisa.

Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi cacing kremi adalah:

1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar

2. Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku

3. Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu

4. Mencuci jamban setiap hari

5. Menghindari penggarukan daerah anus karena bisa mencemari jari-jari tangan dan setiap benda yang dipegang/disentuhnya

6. Menjauhkan tangan dan jari tangan dari hidung dan mulut.

[sunting] PencegahanSangat penting untuk menjaga kebersihan pribadi, dengan menitikberatkan kepada mencuci tangan setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan. Pakaian dalam dan seprei penderita sebaiknya dicuci sesering mungkin.