tgs 1 irsya, ggl jantung
TRANSCRIPT
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 1/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara – negara berkembang , penyebab tersering adalah penyakit
arteri koroner yang menimbulkan infark miokard dan tidak berfungsinya
miokardium (kardiomiopati iskemik). Penyebab paling sering adalah
kardiomiopati alkoholik, miokarditis viral (termasuk infeksi HIV) dan
kardiomiopati dilatasi tanpa penyebab pasti (kardiomiopati idiopatik).
Hipertensi tetap merupakan penyebab gagal jantung kongestif yang penting.
Selain itu penyakit katup jantung juga merupakan penyebab gagal jantung,
namun saat ini agak jarang penyakit katup jantung menyebabkan gagal
jantung. Stenosis aorta masih tetap merupakan penyebab yang sering dan
dapat diperbaiki.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama
disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis
atau spasme atau kombinasi keduanya. PJK merupakan sosok penyakit yangsangat menakutkan dan masih menjadi masalah baik di negara maju maupun
negara berkembang. Di USA setiap tahunnya 550.000 orang meninggal
karena penyakit ini. Di Eropa diperhitungkan 20-40.000 orang dari 1 juta
penduduk menderita PJK. Hasil survei yang dilakukan Departemen Kesehatan
RI menyatakan prevalensi PJK di Indonesia dari tahun ke tahun terus
meningkat. Bahkan, sekarang (tahun 2000-an) dapat dipastikan,
kecenderungan penyebab kematian di Indonesia bergeser dari penyakit infeksi
ke penyakit kardiovaskular (antara lain PJK) dan degeneratif.
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 2/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit jantung koroner (PJK)
2. Bagaimanakah Tanda dan gejala PJK
3. Apa saja penyebab PJK
4. Bagaimana Manifestasi klinis PJK
5. Bagaimanakah Patofisiologi PJK
6. Orang- orang yang beresiko terkena PJK
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu agar pembaca memahami penegertian
PJK, tanda dan gejala, penyebab PJK, Patofisiologi, Manifestasi kliniks,
orang- orang Yang beresiko terkena PJK, dll
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 3/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penyakit jantung koroner / penyakit arteri koroner (penyakit jantung
artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada
arteri koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion
kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkomflex. Aliran
darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun
sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan.
Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang
menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan sirkulasi
kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang
berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena
obstruksi tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi
permanen (miocard infarct). Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes,1993.
Penyakit jantung koroner disebabkan karena terjadinya penumpukan
plak pada arteri koroner yang berlangsung lama. Plak yang menempel pada
arteri koroner lambat laun akan menyebabkan aterosklerosis. Penatalaksanaan
hal ini dapat dilakukan dengan cara non operatif dan operatif, non operatif
meliputi penggunaan obat-obatan dan perubahan gaya h
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 4/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 4
Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat di
golongkan secara logis sebagai berikut:
1. Sifat pribadi Aterogenik.
Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes
melitus. Faktor ini bersama-sama berperan besar dalam menentuak
kecepatan artero- genensis (Kaplan & Stamler, 1991).
2. Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan semaunya.
Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung
koroner adalah diet yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh,
kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik, penambahan berat badan
yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan
alkohol.(Kaplan & Stamler, 1991).
3. Faktor resiko kecil dan lainnya.
Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak
menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit
jantung koroner, maka ada kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak
diketahui bernar-benar ada. Berbagai faktor resiko yang ada antara lain
kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan jenis kelamin (Kaplan &
Stamler, 1991).
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 5/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 5
B. Etiologi
Penyakit jantung coroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :
1. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi
penyempitan bertahap akan memungkinkan berkembangnya kolateral
yang cukup sebagai pengganti.
2. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK.
3. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis
arteritis yang mengenai arteri coronaria, dll.
Faktor resiko ada yang dapat dimodifikasi ada yang tidak dapat dimodifikasi
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :
1. Merokok
Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek
langsung pada dinding arteri, karbon monoksida menyebabkan hipoksia
arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang menimbulkan
reaksitrombosit, glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksihipersensitifitas dinding arteri.
2. Hiperlipoproteinemia
DM, obesitas dan hiperlipoproteinemia behubungan dengan pengendapan
lemak.
3. Hiperkolesterolemia
Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan
dinding pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh darah
tersebut menyempit dan proses ini disebut aterosklerosis.
4. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk
jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 6/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 6
ventrikel kiri (faktormiokard). Serta tekanan darah yang tinggi
menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri
koronaria, sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (factor
koroner).
5. Diabetes mellitus
Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai
predisposisi penyakit pembuluh darah.
6. Obesitas dan sindrom metabolic
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki
dan > 21 % pada perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar
kolesterol dan LDL kolesterol. Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB
mulai melebihi 20% dari BB ideal.
1. Inaktifitas fisik
2. Perubahan keadaan sosial dan stress
Penelitian Supargo dkk (1981-1985) di FKUI menunjukkan orang yang
stress satu setengah kali lebih besar mendapatkan resiko PJK. Stress
disamping dapat menaikkan tekanan darah juga dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah.
7. Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Hipotiroid / hiposekresi terjadi bila kelenjar tiroid kurang
mengeluarkan sekret pada waktu bayi, sehingga menyebabkan kretinisme
atau terhambatnya pertumbuhan tubuh.
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 7/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 7
Pada orang dewasa mengakibatkan mixodema, proses metabolik
mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat dan gerakan
lamban.
Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak
seperti estrogen, pil kb, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan
tertentu)
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :
1. Usia Resiko PJK
meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang
terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya
penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan
terhadap faktor-faktor pemicu.
2. Jenis kelamin
laki-laki Wanita agaknya relative kebal terhadap penyakit ini sampai
menopause, kemudian menjadi sama rentannya seperti pria; diduga karena
adanya efek perlindungan esterogen.3. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau orang tua
yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan
timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh genetic dan
lingkungan masih belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga dapat juga
mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya
hidup yang menimbulkan stress atau obesitas.
4. Etnis
Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap PJK daripada orang kulit
putih.
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 8/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 8
C. Patofisiologi
Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut
hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan disimpan
di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut sebagai plak
atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL-Kolesterol. Sedangkan
HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati, sehingga
mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah).
Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan
lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi
suatu penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi
penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian ini disebut sebagai
aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol dan
zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis
(penebalan pada dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila
ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteridan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah
dalam arteri tersebut.
Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta
suplai zat-zat penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti
jantung. Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi mensuplai darah ke
otot jantung (istilah medisnya miokardium), maka suplai darah jadi
berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai
infark miokard).
Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan
timbulnya gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina
pectoris). Keadaan ini yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner
(PJK).
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 9/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 9
D. Manifestasi klinis
GejalaPJK :
1. Beberapa hari atau minggu sebelumnya tubuh terasa tidak bertenaga, dada
tidak enak, waktu olahraga atau bergerak jantung berdenyut keras, napas
tersengal-sengal, kadang-kadang disertai mual, muntah dan tubuh
mengeluarkan banyak keringat.
2. Nyeri dada
Sakit dada kiri (angina) dan nyeri terasa berasal dari dalam. Nyeri dada
yang dirasakan pasien juga bermacam-macam seperti ditusuk-tusuk,
terbakar, tertimpa benda berat, disayat, panas. Nyeri dada dirasakan di
dada kiri disertai penjalaran ke lengan kiri, nyeri di ulu hati, dada kanan,
nyeri dada yang menembus hingga punggung, bahkan ke rahang dan leher.
1. Jantung berdebar (denyut nadi cepat).
2. Keringat dingin
3. Tenaga dan pikiran menjadi lemah, ketakutan yang tidak ada
alasannya, perasaan mau mati saja.
4.
Tekanan darah rendah atau stroke5. Dalam kondisi sakit :
Sakit nyeri terutama di dada sebelah kiri tulang bagian atas dan tengah
sampai ke telapak tangan. Terjadinya sewaktu dalam keadaan tenang
3. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dl atau lebih) bisa
menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala dari
pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat).
TandaPJK :
1. Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-
kadang, jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 10/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 10
suatu penumpukan lemak yang disebut xantoma di dalam tendo (urat
daging) dan di dalam kulit.
2. Demam, suhu tubuh umumnya sekitar 38°C
3. Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit
4. Muka pucat pasi
5. Kulit menjadi basah dan dingin badan bersimbah peluh
6. Gerakan menjadi lamban (kurang semangat)
7. Sesak nafas
8. Cemas dan gelisah
9. Pingsan
E. Pemeriksaan diagnostic
Tergantung kebutuhannya beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang sederhana
sampai yang invasive sifatnya.
1. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan aktifitas listrik jantung atau gambaran elektrokardiogram
(EKG) adalah pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya
PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah sudah ada
tanda-tandanya. Dapat berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan
atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing
memberikan gambaran yang berbeda.
2. Foto Rontgen Dada
Dari foto rontgen, dokter dapat menilai ukuran jantung, ada-tidaknya
pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan
pada koroner tidak dapat dilihat dalam foto rontgen ini. Dari ukuran
jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada pada PJK
lanjut. Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada payah jantung.
Gambarannya biasanya jantung terlihat membesar.
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 11/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 11
3. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai faktor resiko.
Dari pemeriksaan darah juga diketahui ada-tidaknya serangan jantung
akut dengan melihat kenaikan enzim jantung.
4. Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil
ditegakkan, biasanya dokter jantung/ kardiologis akan
merekomendasikan untuk dilakukan treadmill.
Alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostic PJK. Berupa ban
berjalan serupa dengan alat olah raga umumnya, namun dihubungkan
dengan monitor dan alat rekam EKG. Prinsipnya adalah merekam
aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi berupa gambaran EKG
saat aktifitas, yang memberi petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan
karena jantung mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan
sehingga pada keadaan tertentu dalam keadaan istirahat gambaran EKG
tampak normal.
Dari hasil treadmill ini telah dapat diduga apakah seseorang menderita
PJK. Memang tidak 100% karena pemeriksaan dengan treadmill inisensitifitasnya hanya sekitar 84% pada pria sedangka untuk wanita hanya
72%. Berarti masih mungkin ramalan ini meleset sekitar 16%, artinya
dari 100 orang pria penderita PJK yang terbukti benar hanya 84 orang.
Biasanya perlu pemeriksaan lanjut dengan melakukan kateterisasi
jantung.
5. Kateterisasi Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam
selang seukuran ujung lidi. Selang ini dimasukkan langsung ke pembuluh
nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, lipatan lengan atau melalui
pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan tuntunan alat
rontgen langsung ke muara pembuluh koroner. Setelah tepat di
lubangnya, kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 12/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 12
pembuluh koroner yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat adanya
penyempitan atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan.
Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa tempat
pada satu pembuluh koroner. Bisa juga sekaligus mengenai beberapa
pembuluh koroner. Atas dasar hasil kateterisasi jantung ini akan dapat
ditentukan penanganan lebih lanjut. Apakah apsien cukup hanya dengan
obat saja, disamping mencegah atau mengendalikan bourgeois resiko.
Atau mungkin memerlukan intervensi yang dikenal dengan balon.
Banyak juga yang menyebut dengan istilah ditiup atau balonisasi. Saat ini
disamping dibalon dapat pula dipasang stent, semacam penyangga seperti
cincin atau gorng-gorong yang berguna untuk mencegah kembalinya
penyempitan. Bila tidak mungkin dengan obat-obatan, dibalon dengan
atau tanpa stent, upaya lain adalah dengan melakukan bedah pintas
koroner. (Carko, 2009)
F. Penatalaksanaan
Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadarkolesterol tinggi menurut UPT – Balai Informasi Tekhnologi LIPI adalah :
1. Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan.
Karena kolesterol dan lemak jenuh makanan telah terbukti menaikkan
kolesterol-LDL, maka masukan zat gizi ini harus dikurangi. Kalori
berlebihan menaikkan LDL dan trigliserida-VLDL, serta menurunkan
HDL, yang membuat pengaturan berat badan menjadi penting.
2. Berhenti merokok, sebab rokok dapat menurunkan kadar HDL.
3. Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya. Diet
rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL.
4. Menambah porsi olah raga. Olah raga bisa membantu mengurangi kadar
LDL-kolesterol dan menambah kadar HDL-kolesterol.
5. Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan).
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 13/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 13
6. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral biasanya menderita
peningkatan trigliserida yang bisa mempengaruhi HDL, yang tergantung
atas komposisi estrogen-progesteron pil. Kontrasepsi oral dengan
dominan progestin bisa menurunkan HDL.
7. Saat ini penggunaan obat-obat antioksidan menjadi babak baru dalam
upaya pengendalian faktor-faktor risiko PJK, dimana obat-obat tersebut
relatif lebih murah. Santoso (1998) mengemukakan bahwa perubahan
oksidatif LDL dapat dihambat dengan memberi antioksidan, misalnya
vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, vitamin E dan beta-karoten),
vitamin C dan probukal. Beberapa penelitian telah membuktikan manfaat
vitamin E bila dipakai dengan tujuan pencegahan primer, yaitu
menghambat terjadinya PJK pada pria, wanita, dan orang tua.
G. Prognosis
Prognosis pada penyakit jantung koroner tergantung dari beberapa hal yaitu:
1. Wilayah yang terkena oklusiSirkulasi kolateral
2.
Durasi atau waktu oklusi3. Oklusi total atau parsial
4. Kebutuhan oksigen miokard
Berikut prognosis pada penyakit jantung coroner:
1. 25% meninggal sebelum sampai ke rumah sakit
2. Total mortalitas 15-30%
3. Mortalitas pada usia < 50 tahun 10-20%
4. Mortalitas usia > 50 tahun sekitar 20
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 14/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 14
H. Pengkajian
a. Data subyektif :
1. Lokasi nyeri (menyebar kebagian yang mana)
2. Dada terasa berat, kencang, seperti diperas.
3. Awitan dan lamanya nyeri.
4. Faktor-faktor pencetus nyeri : kegiatan, panas, dingin, stress, makanan
(banyak lemak).
5. Faktor-faktor yang dapat mengurangi nyeri : istirahat, nitro-gliserin
b. Data obyektif :
1. Aktivitas dan istirahat Kelemahan,
kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur
2. Sirkulasi
Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner
3. Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4.
NutrisiMual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat
banyak, muntah dan perubahan berat badan
5. Neuro sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
6. Kenyamanan
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan
beristirahat atau dengan nitrogliserin. L
7. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat
perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan
mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 15/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 15
nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau
juga merah muda/ pink tinged.
8. Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak
terkontrol.
9. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung,
diabetes, stroke, hipertensi, perokok.
I. Riwayat Pasien
A. Keluhan Utama
1. Demam, Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit
2. Kulit menjadi basah dan dingin badan bersimbah peluh
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Dada terasa berat, kencang, seperti diperas
6. Kelelahan
7. Nyeri kepala yang hebat
8. Nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang
9. Kadang Pingsan
B. Riwayat Keluha Utama
a. Demam, Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit
b. Sesak nafas
c. Dada terasa berat, kencang, seperti diperas
d. Nyeri dada yang tiba-tiba
e. Gelisah
f. batuk produktif, riwayat perokok
g. dengan penyakit pernafasan kronis.
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 16/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 16
C. Riwayat Keluarga
Di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes,
stroke, hipertensi, perokok.
D. Riwayat Psikososial dan Hidup Sehari- Sehari
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak
terkontrol.
E. Pemeriksaan Fisik
1. penurunan turgor kulit, berkeringat banyak,
2. perubahan berat badan
3. Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4. perut bagian atas kembung
5. Muka pucat
6. Dada berdebar kencang
7. Pemeriksaan TTV
8.
Dll.
F. Diagnostik Tes
ECG menunjukan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri
iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri,
dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis. Enzym dan
isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan
mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan
mencapai puncak pada 36 jam.
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 17/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 17
1. Elektrolit
Ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan
konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau
hiperkalemia.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Whole blood cell
Leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.
b. Analisa gas darah
Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru
yang kronis ata akut.
c. Kolesterol atau trigliserid
Mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan
terjadinya arteriosklerosis.
d. Chest X ray
Mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau
aneurisma ventrikiler.e. Echocardiogram
Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau
kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
f. Exercise stress test
Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu
stress/ aktivitas.
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 18/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner / penyakit arteri koroner (penyakit jantung
artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada
arteri koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion
kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkomflex. Aliran
darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun
sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan
B. Saran
Sebaiknya, setelah pembaca membaca makala ini, agar menerapkan pola
hidup sehat serta menerapkan mencegah penyakit gangguan jantung, atau
penyakit jantung lainnya, untuK meningkatkan kesehatan diri sendiri, serta
mengaplikasikannya kepda keluarga dan masyarakat.
5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 19/19
PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 19
REFERENSI
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-36401
Kep%20Kardiovaskuler-Askep%20Penyakit%20Jantung%20Koroner.html
2. http://cardiacku.blogspot.com/2011/07/askep-penyakit-jantung-koroner.html
3. http://askep-net.blogspot.com/2012/04/askep-jantung-koroner.html