tgs 1 irsya, ggl jantung

19
 PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara   negara berkembang , penyebab tersering adalah penyakit arteri koroner yang menimbulkan infark miokard dan tidak berfungsinya miokardium (kardiomiopati iskemik). Penyebab paling sering adalah kardiomiopati alkoholik, miokarditis viral (termasuk infeksi HIV) dan kardiomiopati dilatasi tanpa penyebab pasti (kardiomiopati idiopatik). Hipertensi tetap merupakan penyebab gagal jantung kongestif yang penting. Selain itu penyakit katup jantung juga merupakan penyebab gagal jantung, namun saat ini agak jarang penyakit katup jantung menyebabkan gagal  jantung. Stenosis aorta masih tetap merupaka n penyeba b yang sering dan dapat diperbaiki. Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya. PJK merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi masalah baik di negara maju maupun negara berkembang. Di USA setiap tahunnya 550.000 orang meninggal karena penyakit ini. Di Eropa diperhitungkan 20-40.000 orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. Hasil survei yang dilakukan Departemen Kesehatan RI menyatakan prevalensi PJK di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Bahkan, sekarang (tahun 2000-an) dapat dipastikan, kecenderungan penyebab kematian di Indonesia bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit kardiovaskular (antara lain PJK) dan degeneratif.

Upload: muh-irsyak

Post on 22-Jul-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 1/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Di negara  – negara berkembang , penyebab tersering adalah penyakit

arteri koroner yang menimbulkan infark miokard dan tidak berfungsinya

miokardium (kardiomiopati iskemik). Penyebab paling sering adalah

kardiomiopati alkoholik, miokarditis viral (termasuk infeksi HIV) dan

kardiomiopati dilatasi tanpa penyebab pasti (kardiomiopati idiopatik).

Hipertensi tetap merupakan penyebab gagal jantung kongestif yang penting.

Selain itu penyakit katup jantung juga merupakan penyebab gagal jantung,

namun saat ini agak jarang penyakit katup jantung menyebabkan gagal

 jantung. Stenosis aorta masih tetap merupakan penyebab yang sering dan

dapat diperbaiki.

Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama

disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis

atau spasme atau kombinasi keduanya. PJK merupakan sosok penyakit yangsangat menakutkan dan masih menjadi masalah baik di negara maju maupun

negara berkembang. Di USA setiap tahunnya 550.000 orang meninggal

karena penyakit ini. Di Eropa diperhitungkan 20-40.000 orang dari 1 juta

penduduk menderita PJK. Hasil survei yang dilakukan Departemen Kesehatan

RI menyatakan prevalensi PJK di Indonesia dari tahun ke tahun terus

meningkat. Bahkan, sekarang (tahun 2000-an) dapat dipastikan,

kecenderungan penyebab kematian di Indonesia bergeser dari penyakit infeksi

ke penyakit kardiovaskular (antara lain PJK) dan degeneratif.

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 2/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 2

B.  Rumusan Masalah

1.  Apa yang dimaksud dengan penyakit jantung koroner (PJK)

2.  Bagaimanakah Tanda dan gejala PJK

3.  Apa saja penyebab PJK

4.  Bagaimana Manifestasi klinis PJK

5.  Bagaimanakah Patofisiologi PJK

6.  Orang- orang yang beresiko terkena PJK

C.  Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu agar pembaca memahami penegertian

PJK, tanda dan gejala, penyebab PJK, Patofisiologi, Manifestasi kliniks,

orang- orang Yang beresiko terkena PJK, dll

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 3/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 3

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian

Penyakit jantung koroner  / penyakit arteri koroner (penyakit jantung

artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada

arteri koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion

kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkomflex. Aliran

darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun

sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan.

Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang

menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan sirkulasi

kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang

berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena

obstruksi tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi

permanen (miocard infarct). Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes,1993.

Penyakit jantung koroner disebabkan karena terjadinya penumpukan

plak pada arteri koroner yang berlangsung lama. Plak yang menempel pada

arteri koroner lambat laun akan menyebabkan aterosklerosis. Penatalaksanaan

hal ini dapat dilakukan dengan cara non operatif dan operatif, non operatif 

meliputi penggunaan obat-obatan dan perubahan gaya h

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 4/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 4

Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat di

golongkan secara logis sebagai berikut:

1.  Sifat pribadi Aterogenik.

Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes

melitus. Faktor ini bersama-sama berperan besar dalam menentuak 

kecepatan artero- genensis (Kaplan & Stamler, 1991).

2.  Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan semaunya.

Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung

koroner adalah diet yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh,

kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik, penambahan berat badan

yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan

alkohol.(Kaplan & Stamler, 1991).

3.  Faktor resiko kecil dan lainnya.

Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak 

menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit

 jantung koroner, maka ada kecurigaan ada faktor resiko utama yang tak 

diketahui bernar-benar ada. Berbagai faktor resiko yang ada antara lain

kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan jenis kelamin (Kaplan &

Stamler, 1991).

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 5/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 5

B.  Etiologi

Penyakit jantung coroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :

1.  Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi

penyempitan bertahap akan memungkinkan berkembangnya kolateral

yang cukup sebagai pengganti.

2.  Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK.

3.  Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis

arteritis yang mengenai arteri coronaria, dll.

Faktor resiko ada yang dapat dimodifikasi ada yang tidak dapat dimodifikasi

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :

1.  Merokok 

Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek 

langsung pada dinding arteri, karbon monoksida menyebabkan hipoksia

arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang menimbulkan

reaksitrombosit, glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksihipersensitifitas dinding arteri.

2.  Hiperlipoproteinemia

DM, obesitas dan hiperlipoproteinemia behubungan dengan pengendapan

lemak.

3.  Hiperkolesterolemia

Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan

dinding pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh darah

tersebut menyempit dan proses ini disebut aterosklerosis.

4.  Hipertensi

Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk 

 jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 6/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 6

ventrikel kiri (faktormiokard). Serta tekanan darah yang tinggi

menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri

koronaria, sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (factor

koroner).

5.  Diabetes mellitus

Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai

predisposisi penyakit pembuluh darah.

6.  Obesitas dan sindrom metabolic

Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki

dan > 21 % pada perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar

kolesterol dan LDL kolesterol. Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB

mulai melebihi 20% dari BB ideal.

1.  Inaktifitas fisik 

2.  Perubahan keadaan sosial dan stress

Penelitian Supargo dkk (1981-1985) di FKUI menunjukkan orang yang

stress satu setengah kali lebih besar mendapatkan resiko PJK. Stress

disamping dapat menaikkan tekanan darah juga dapat meningkatkan kadar

kolesterol darah.

7.  Kelenjar tiroid yang kurang aktif.

Hipotiroid / hiposekresi terjadi bila kelenjar tiroid kurang

mengeluarkan sekret pada waktu bayi, sehingga menyebabkan kretinisme

atau terhambatnya pertumbuhan tubuh.

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 7/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 7

Pada orang dewasa mengakibatkan mixodema, proses metabolik 

mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat dan gerakan

lamban.

Obat-obatan tertentu yang dapat mengganggu metabolisme lemak 

seperti estrogen, pil kb, kortikosteroid, diuretik tiazid (pada keadaan

tertentu)

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :

1.  Usia Resiko PJK

meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang

terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya

penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan

terhadap faktor-faktor pemicu.

2.  Jenis kelamin

laki-laki Wanita agaknya relative kebal terhadap penyakit ini sampai

menopause, kemudian menjadi sama rentannya seperti pria; diduga karena

adanya efek perlindungan esterogen.3.  Riwayat keluarga

Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau orang tua

yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan

timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh genetic dan

lingkungan masih belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga dapat juga

mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya

hidup yang menimbulkan stress atau obesitas.

4.  Etnis

Orang Amerika-Afrika lebih rentan terhadap PJK daripada orang kulit

putih.

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 8/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 8

C.  Patofisiologi

Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung

kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut

hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan disimpan

di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut sebagai plak 

atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL-Kolesterol. Sedangkan

HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati, sehingga

mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah).

Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan

lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.

Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi

suatu penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi

penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian ini disebut sebagai

aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol dan

zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosklerosis 

(penebalan pada dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila

ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteridan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah

dalam arteri tersebut.

Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta

suplai zat-zat penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti

 jantung. Bila mengenai arteri koronaria yang berfungsi mensuplai darah ke

otot jantung (istilah medisnya miokardium), maka suplai darah jadi

berkurang dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai

infark miokard).

Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan

timbulnya gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina

pectoris). Keadaan ini yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner

(PJK).

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 9/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 9

D.  Manifestasi klinis

GejalaPJK :

1.  Beberapa hari atau minggu sebelumnya tubuh terasa tidak bertenaga, dada

tidak enak, waktu olahraga atau bergerak jantung berdenyut keras, napas

tersengal-sengal, kadang-kadang disertai mual, muntah dan tubuh

mengeluarkan banyak keringat.

2.  Nyeri dada

Sakit dada kiri (angina) dan nyeri terasa berasal dari dalam. Nyeri dada

yang dirasakan pasien juga bermacam-macam seperti ditusuk-tusuk,

terbakar, tertimpa benda berat, disayat, panas. Nyeri dada dirasakan di

dada kiri disertai penjalaran ke lengan kiri, nyeri di ulu hati, dada kanan,

nyeri dada yang menembus hingga punggung, bahkan ke rahang dan leher.

1.  Jantung berdebar (denyut nadi cepat).

2.  Keringat dingin

3.  Tenaga dan pikiran menjadi lemah, ketakutan yang tidak ada

alasannya, perasaan mau mati saja.

4. 

Tekanan darah rendah atau stroke5.  Dalam kondisi sakit :

Sakit nyeri terutama di dada sebelah kiri tulang bagian atas dan tengah

sampai ke telapak tangan. Terjadinya sewaktu dalam keadaan tenang

3.  Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dl atau lebih) bisa

menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala dari

pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat).

TandaPJK :

1.  Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadang-

kadang, jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk 

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 10/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 10

suatu penumpukan lemak yang disebut xantoma di dalam tendo (urat

daging) dan di dalam kulit.

2.  Demam, suhu tubuh umumnya sekitar 38°C

3.  Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit

4.  Muka pucat pasi

5.  Kulit menjadi basah dan dingin badan bersimbah peluh

6.  Gerakan menjadi lamban (kurang semangat)

7.  Sesak nafas

8.  Cemas dan gelisah

9.  Pingsan

E.  Pemeriksaan diagnostic

Tergantung kebutuhannya beragam jenis pemeriksaan dapat dilakukan untuk 

menegakkan diagnosis PJK dan menentukan derajatnya. Dari yang sederhana

sampai yang invasive sifatnya.

1.  Elektrokardiogram (EKG)

Pemeriksaan aktifitas listrik jantung atau gambaran elektrokardiogram

(EKG) adalah pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya

PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah sudah ada

tanda-tandanya. Dapat berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan

atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing

memberikan gambaran yang berbeda.

2.  Foto Rontgen Dada

Dari foto rontgen, dokter dapat menilai ukuran jantung, ada-tidaknya

pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan

pada koroner tidak dapat dilihat dalam foto rontgen ini. Dari ukuran

 jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada pada PJK

lanjut. Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada payah jantung.

Gambarannya biasanya jantung terlihat membesar.

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 11/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 11

3.  Pemeriksaan Laboratorium

Dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai faktor resiko.

Dari pemeriksaan darah juga diketahui ada-tidaknya serangan jantung

akut dengan melihat kenaikan enzim jantung.

4.  Bila dari semua pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil

ditegakkan, biasanya dokter jantung/ kardiologis akan

merekomendasikan untuk dilakukan treadmill.

Alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostic PJK. Berupa ban

berjalan serupa dengan alat olah raga umumnya, namun dihubungkan

dengan monitor dan alat rekam EKG. Prinsipnya adalah merekam

aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi berupa gambaran EKG

saat aktifitas, yang memberi petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan

karena jantung mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan

sehingga pada keadaan tertentu dalam keadaan istirahat gambaran EKG

tampak normal.

Dari hasil treadmill ini telah dapat diduga apakah seseorang menderita

PJK. Memang tidak 100% karena pemeriksaan dengan treadmill inisensitifitasnya hanya sekitar 84% pada pria sedangka untuk wanita hanya

72%. Berarti masih mungkin ramalan ini meleset sekitar 16%, artinya

dari 100 orang pria penderita PJK yang terbukti benar hanya 84 orang.

Biasanya perlu pemeriksaan lanjut dengan melakukan kateterisasi

 jantung.

5.  Kateterisasi Jantung

Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam

selang seukuran ujung lidi. Selang ini dimasukkan langsung ke pembuluh

nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, lipatan lengan atau melalui

pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan tuntunan alat

rontgen langsung ke muara pembuluh koroner. Setelah tepat di

lubangnya, kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 12/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 12

pembuluh koroner yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat adanya

penyempitan atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan.

Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa tempat

pada satu pembuluh koroner. Bisa juga sekaligus mengenai beberapa

pembuluh koroner. Atas dasar hasil kateterisasi jantung ini akan dapat

ditentukan penanganan lebih lanjut. Apakah apsien cukup hanya dengan

obat saja, disamping mencegah atau mengendalikan bourgeois resiko.

Atau mungkin memerlukan intervensi yang dikenal dengan balon.

Banyak juga yang menyebut dengan istilah ditiup atau balonisasi. Saat ini

disamping dibalon dapat pula dipasang stent, semacam penyangga seperti

cincin atau gorng-gorong yang berguna untuk mencegah kembalinya

penyempitan. Bila tidak mungkin dengan obat-obatan, dibalon dengan

atau tanpa stent, upaya lain adalah dengan melakukan bedah pintas

koroner. (Carko, 2009)

F.  Penatalaksanaan

Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadarkolesterol tinggi menurut UPT – Balai Informasi Tekhnologi LIPI adalah :

1.  Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan.

Karena kolesterol dan lemak jenuh makanan telah terbukti menaikkan

kolesterol-LDL, maka masukan zat gizi ini harus dikurangi. Kalori

berlebihan menaikkan LDL dan trigliserida-VLDL, serta menurunkan

HDL, yang membuat pengaturan berat badan menjadi penting.

2.  Berhenti merokok, sebab rokok dapat menurunkan kadar HDL.

3.  Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya. Diet

rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL.

4.  Menambah porsi olah raga. Olah raga bisa membantu mengurangi kadar

LDL-kolesterol dan menambah kadar HDL-kolesterol.

5.  Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan).

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 13/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 13

6.  Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral biasanya menderita

peningkatan trigliserida yang bisa mempengaruhi HDL, yang tergantung

atas komposisi estrogen-progesteron pil. Kontrasepsi oral dengan

dominan progestin bisa menurunkan HDL.

7.  Saat ini penggunaan obat-obat antioksidan menjadi babak baru dalam

upaya pengendalian faktor-faktor risiko PJK, dimana obat-obat tersebut

relatif lebih murah. Santoso (1998) mengemukakan bahwa perubahan

oksidatif LDL dapat dihambat dengan memberi antioksidan, misalnya

vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, vitamin E dan beta-karoten),

vitamin C dan probukal. Beberapa penelitian telah membuktikan manfaat

vitamin E bila dipakai dengan tujuan pencegahan primer, yaitu

menghambat terjadinya PJK pada pria, wanita, dan orang tua.

G.  Prognosis

Prognosis pada penyakit jantung koroner tergantung dari beberapa hal yaitu:

1.  Wilayah yang terkena oklusiSirkulasi kolateral

2. 

Durasi atau waktu oklusi3.  Oklusi total atau parsial

4.  Kebutuhan oksigen miokard

Berikut prognosis pada penyakit jantung coroner:

1.  25% meninggal sebelum sampai ke rumah sakit

2.  Total mortalitas 15-30%

3.  Mortalitas pada usia < 50 tahun 10-20%

4.  Mortalitas usia > 50 tahun sekitar 20

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 14/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 14

H.  Pengkajian

a.  Data subyektif :

1.  Lokasi nyeri (menyebar kebagian yang mana)

2.  Dada terasa berat, kencang, seperti diperas.

3.  Awitan dan lamanya nyeri.

4.  Faktor-faktor pencetus nyeri : kegiatan, panas, dingin, stress, makanan

(banyak lemak).

5.  Faktor-faktor yang dapat mengurangi nyeri : istirahat, nitro-gliserin

b.  Data obyektif :

1.  Aktivitas dan istirahat Kelemahan,

kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur

2.  Sirkulasi

Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner

3.  Eliminasi

Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.

4. 

NutrisiMual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat

banyak, muntah dan perubahan berat badan

5.  Neuro sensori

Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.

6.  Kenyamanan

Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan

beristirahat atau dengan nitrogliserin. L

7.  Respirasi

Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat

perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan

mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 15/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 15

nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau

 juga merah muda/ pink tinged.

8.  Interaksi sosial

Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak 

terkontrol.

9.  Pengetahuan

Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung,

diabetes, stroke, hipertensi, perokok.

I.  Riwayat Pasien

A.  Keluhan Utama

1. Demam, Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit

2. Kulit menjadi basah dan dingin badan bersimbah peluh

3. Sesak nafas

4. Gelisah

5. Dada terasa berat, kencang, seperti diperas

6. Kelelahan

7. Nyeri kepala yang hebat

8. Nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang

9. Kadang Pingsan

B.  Riwayat Keluha Utama

a.  Demam, Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit

b. Sesak nafas

c.  Dada terasa berat, kencang, seperti diperas

d. Nyeri dada yang tiba-tiba

e.  Gelisah

f.  batuk produktif, riwayat perokok 

g. dengan penyakit pernafasan kronis.

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 16/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 16

C.  Riwayat Keluarga

Di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes,

stroke, hipertensi, perokok.

D.  Riwayat Psikososial dan Hidup Sehari- Sehari

Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak 

terkontrol.

E.  Pemeriksaan Fisik 

1.  penurunan turgor kulit, berkeringat banyak,

2.  perubahan berat badan

3.  Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.

4.  perut bagian atas kembung

5.  Muka pucat

6.  Dada berdebar kencang

7.  Pemeriksaan TTV

8. 

Dll.

F.  Diagnostik Tes

ECG menunjukan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri

iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri,

dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis. Enzym dan

isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam, dan

mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan

mencapai puncak pada 36 jam.

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 17/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 17

1.  Elektrolit

Ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan

konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau

hiperkalemia.

2.  Pemeriksaan penunjang

a.  Whole blood cell 

Leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah serangan.

b.  Analisa gas darah

Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru

yang kronis ata akut.

c.  Kolesterol atau trigliserid

Mungkin mengalami peningkatan yang mengakibatkan

terjadinya arteriosklerosis.

d.  Chest X ray

Mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau

aneurisma ventrikiler.e.   Echocardiogram 

Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau

kapasitas masing-masing ruang pada jantung.

f.   Exercise stress test  

Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap suatu

stress/ aktivitas.

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 18/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 18

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Penyakit jantung koroner  / penyakit arteri koroner (penyakit jantung

artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada

arteri koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion

kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkomflex. Aliran

darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun

sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan

B.  Saran

Sebaiknya, setelah pembaca membaca makala ini, agar menerapkan pola

hidup sehat serta menerapkan mencegah penyakit gangguan jantung, atau

penyakit jantung lainnya, untuK meningkatkan kesehatan diri sendiri, serta

mengaplikasikannya kepda keluarga dan masyarakat.

5/17/2018 Tgs 1 Irsya, Ggl Jantung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-1-irsya-ggl-jantung 19/19

 

PENYAKIT JANTUNG KORONER Page 19

REFERENSI

http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-36401

Kep%20Kardiovaskuler-Askep%20Penyakit%20Jantung%20Koroner.html  

2.  http://cardiacku.blogspot.com/2011/07/askep-penyakit-jantung-koroner.html

3.  http://askep-net.blogspot.com/2012/04/askep-jantung-koroner.html