tgs kapsel

20
1 | Page  BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan demi perubahan yang terjadi dari suatu zaman ke zaman berikutnya telah mengantarkan manusia memasuki era digital, suatu era yang seringkali menimbulkan pertanyaan : apakah kita masih hidup di masa kini atau telah hidup di masa datang. Pertanyaan ini timbul karena hampir segala sesuatu yang semula tidak terbayangkan akan terjadi pada saat ini, secara tiba-tiba muncul di hadapan kita. Masa depan seolah-olah dapat ditarik lebih cepat keberadaannya dari waktu yang semestinya, berkat kemajuan teknologi informasi. Teknologi komunikasi dan informasi atau teknologi telematika (information and communication technology ±ICT) telah diakui dunia sebagai salah satu sarana dan prasarana utama untuk mengatasi masalah-masalah dunia. Teknologi telematika dikenal sebagai konvergensi dari teknologi komunikasi (communication), pengolahan (computing) dan informasi (information) yang diseminasikan mempergunakan sarana multimedia. Masalah di Indonesia yang paling utama adalah bagaimana memecahkan masalah kesenjangan digital yang masih sangat besar dengan menumbuh-kembangkan inovasi atau teknopreneur industri telematika. Technopreneurship atau wirausaha teknologi merupakan proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk  pengembangan ekonomi nasional. Pengusaha bidang teknologi (Technopreneur), khususnya teknologi informasi (TI) membutuhkan adanya kebebasan dalam berinovasi, tanpa harus terkekang oleh regulasi yang malah menghambat. Semakin pemerintah mengendurkan ketatnya regulasi yang mengatur gerakan grass root komunitas TI di Indonesia, maka akan memberikan dampak positif berupa tumbuhnya TI itu sendiri dan juga aspek bisnisnya. Hal ini sangat penting karena dilandasi  pengalaman di lapangan, di mana seringkali terjadi benturan antara kepentingan badan usaha sebagai unit bisnis yang menuntut untuk selalu bersikap dan berperilaku sebagai wirausahawan dan melakukan perubahan-perubahan, menyesuaikan antara fakta yang ada dengan tuntutan

Upload: panji-ario-bimo-seno

Post on 09-Apr-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 1/20

1 | P a g e  

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan demi perubahan yang terjadi dari suatu zaman ke zaman berikutnya telah

mengantarkan manusia memasuki era digital, suatu era yang seringkali menimbulkan pertanyaan

: apakah kita masih hidup di masa kini atau telah hidup di masa datang. Pertanyaan ini timbul

karena hampir segala sesuatu yang semula tidak terbayangkan akan terjadi pada saat ini, secara

tiba-tiba muncul di hadapan kita. Masa depan seolah-olah dapat ditarik lebih cepat

keberadaannya dari waktu yang semestinya, berkat kemajuan teknologi informasi.

Teknologi komunikasi dan informasi atau teknologi telematika (information and

communication technology ±ICT) telah diakui dunia sebagai salah satu sarana dan prasarana

utama untuk mengatasi masalah-masalah dunia. Teknologi telematika dikenal sebagai

konvergensi dari teknologi komunikasi (communication), pengolahan (computing) dan informasi

(information) yang diseminasikan mempergunakan sarana multimedia. Masalah di Indonesia

yang paling utama adalah bagaimana memecahkan masalah kesenjangan digital yang masih

sangat besar dengan menumbuh-kembangkan inovasi atau teknopreneur industri telematika.

Technopreneurship atau wirausaha teknologi merupakan proses dan pembentukan usaha baru

yang melibatkan teknologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan

inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk 

 pengembangan ekonomi nasional.

Pengusaha bidang teknologi (Technopreneur), khususnya teknologi informasi (TI)

membutuhkan adanya kebebasan dalam berinovasi, tanpa harus terkekang oleh regulasi yang

malah menghambat. Semakin pemerintah mengendurkan ketatnya regulasi yang mengatur gerakan grass root komunitas TI di Indonesia, maka akan memberikan dampak positif berupa

tumbuhnya TI itu sendiri dan juga aspek bisnisnya. Hal ini sangat penting karena dilandasi

  pengalaman di lapangan, di mana seringkali terjadi benturan antara kepentingan badan usaha

sebagai unit bisnis yang menuntut untuk selalu bersikap dan berperilaku sebagai wirausahawan

dan melakukan perubahan-perubahan, menyesuaikan antara fakta yang ada dengan tuntutan

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 2/20

2 | P a g e  

 perubahan serta memperbesar usaha, tetapi di sisi lain ada kepentingan-kepentingan Pemerintah

yang mungkin saja berlawanan dengan kepentingan sebagai suatu unit bisnis. Padahal dalam

technopreneurship diperlukan semangat kompetisi yang dominan, agar tidak tertinggal dari

turbulensi bisnis global.

Dalam kurun waktu yang panjang, ilmu pengetahuan ditempatkan pada kotak tersendiri

secara eksklusif, seolah-olah diasingkan dari kegiatan ekonomi. Dunia ilmu pengetahuan atau

kita sebut dengan pendidikan, dianggap bukan menjadi bagian dari suatu sistem ekonomi. Dunia

  pendidikan dipandang sebagai suatu dunia tersendiri tempat dibangunnya nilai-nilai luhur,

sementara dunia ekonomi dipandang sebagai dunia yang penuh dengan kecurangan,

ketidakadilan, bahkan seolah dunia tanpai nilai (value). Cara pandang yang dikotomis tersebut,

dalam kurun waktu yang lama belum dapat terjembatani secara baik. Masing-masing pihak lebih

mementingkan dan meng claim sebagai pihak yang paling benar.

Yang perlu kita ketahui adalah bahwa dalam era ekonomi yang berbasis ilmu

  pengetahuan, pendidikan merupakan wujud dari keberhasilan pembangunan nasional suatu

negara. Bahkan pendidikan dapat menjadi keunggulan daya saing suatu negara. Dengan kata

lain, pendidikan memegang peran strategis dalam memajukan ekonomi bangsa. Dan hal ini telah

dibuktikan oleh negara-negara industri baru seperti Singapore, Taiwan dan Malaysia, di mana

dengan membangun sarana dan prasarana pendidikan secara serius dalam sepuluh tahun terakhir,

kualitas kehidupan bangsa-bangsa tersebut terus meningkat.

Bagaimana dengan Indonesia ?. Selama berpuluh tahun, pendidikan dijadikan alat

  politik penguasa, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Akibatnya

  pendidikan berjalan lamban (too slow), sehingga tidak dapat mengejar tuntutan perubahan.

Pendidikan belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perubahan yang terjadi atau

masih sangat sedikit (too little). Bahkan pendidikan seringkali terlambat (too late) dalam

mengadaptasi perubahan, sehingga pendidikan tertinggal dan belum mampu menjawab tantangan

masa depan. Faktor penyebabnya adalah karena kebijakan yang ada disamping tambal sulam,

  juga dibuat secara tergesa-gesa. Bahkan pemerintah dinilai belum memiliki visi dan komitmen

yang jelas tentang pendidikan.

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 3/20

3 | P a g e  

Sehingga dapat dikatakan bahwa Indonesia baru dan sedang melakukan perubahan

orientasi pendidikan dari pendidikan yang berbasis akademis kepada pendidikan yang berbasis

kompetensi. Disinilah pokok bahasan tentang technopreneurship tersebut perlu dikembangkan.

Memang tidak mudah untuk dilaksanakan, namun menjadi sebuah tantangan bagi kita untuk 

memajukan bangsa ini pada masa yang akan datang.

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 4/20

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 5/20

5 | P a g e  

diharapkan adalah inovasi dalam pengembangan kapasitas lokal dengan basis teknologi dari

dunia barat, sehingga hasil inovasi tersebut mampu melepaskan kita dari

kungkungan ketergantungan penggunaan lisensi dan ketergantungan teknologi barat.

Untuk dapat menuju ke arah yang sama seperti negara-negara tetangga kita lainnya, maka

hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan dekonstruksi pemahaman

Technopreneurshi, dan bagaimana cara untuk mengoptimalisasikan Technopreneurship yang ada

di Indonesia, dan bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia, dan

  bagaimana melihat peluang-peluang bisnis yang ada, dan cara yang efektif dalan ber-

Technopreneurship. Ini penting sekali karena kita semua tahu bahwa persepsi menentukan aksi.

Dengan pemahaman Technopreneurship seperti yang lebih mengacu pada pemanfaatan

Teknologi informasi untuk pengembangan wirausaha maka akan memungkinkan

  bermunculannya para Technopreneurship sejati yang akan membawa negara kita berjalan

 bersama-sama dengan India, Korea Selatan maupun Taiwan. 

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 6/20

6 | P a g e  

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari penulisan paper ini adalah :

y  Mengenalkan kepada masyarakat tentang Technoprenuership di era globalisasi saat ini

khususnya di era opensource 

Manfaat dari penulisan paper ini adalah :

y  Sebagai sebuah incubator bisnis berbasis teknologi

y  Menjadikan seseorang usahaan terdidik, khususnya para mahasiswa yang akan berperan

sebagai motor penggerak perekonomian melalui penciptaan lapangan-lapangan pekejaan

 baru

y  Menjadikan arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK,

sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal di tengah kompetisi global

y  Sebagai salah satu sumber dalam k nowlegdebased economy

y  Technopreneurship bukan produk tetapi sebuah proses rekayasa sintesis di masa depany  Universitas, dan tempat pengembangan program dan pelatihan professional, seharusnya

menghasilkan pemikir starategis

y  Melatih kompetensi dan kemampuan anda dalam menumbuhkembangkan jiwa

kewirausahaan dibidang Teknologi Informasi

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 7/20

7 | P a g e  

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Technopreneurship

Ditilik dari asal katanya, Technopreneurship merupakan istilah bentukan dari dua kata,

yakni µTeknologi¶ dan µEnterpreneurship¶. Secara umum, kata Teknologi digunakan untuk 

merujuk pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri atau sebagai kerangka

 pengetahuan yang digunakan untuk menciptakan alat-alat, untuk mengembangkan keahlian dan

mengekstraksi materi guna memecahkan persoalan yang ada. Sedangkan kata Entrepreneurship

  berasal dari kata Entrepreneur yang merujuk pada seseorang atau agen yang menciptakan

  bisnis/usaha dengan keberanian menanggung resiko dan ketidakpastian untuk mencapai

keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada (Z immerer &

Scarborough,2008).

Jika kedua kata diatas digabungkan, maka kata Teknologi disini mengalami penyempitan

arti, karena Teknologi dalam ³Technopreneurship´ mengacu pada Teknologi Informasi, yakni

teknologi yang menggunakan Komputer sebagai alat pemrosesan.  Posadas ( 2007) 

mendefinisikan istilah technopreneurship dalam cakupan yang lebih luas, yakni sebagai

wirausaha di bidang teknologi yang mencakup teknologi semikonduktor sampai ke asesoris

Komputer Pribadi (  PC). Sebagai contoh adalah bagaimana Steven Wozniak dan Steve Job

)mengembangkan hobi mereka hingga mereka mampu merakit dan menjual 50 komputer  Apple 

yang pertama, atau juga bagaimana Larry Page dan Sergey Brin mengembangkan karya mereka

yang kemudian dikenal sebagai mesin pencari Google. Mereka inilah yang disebut sebagai para

teknopreneur dalam definisi ini.

Menurut   Daniel Mank ani (2003) Technopreuner adalah orang-orang yangmengidentifikasikan masalah dan memanfaatkan kesempatan. Ada dua karakter utama yaitu :

y  Melakukan hal-hal yang tidak mencari keuntungan semata

y  Merasa nyaman bekerja dengan atau menggunakan teknologi

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 8/20

8 | P a g e  

y  Mereka yang bekerja keras

-  Menurut Malcom Gladwll (2008) adalah kaidah 10.000 jam

-  Setiap orang yang sukses ditentukan juga seberapa lama dia berlatih dan

 berusaha

4.2 Karakteristik Entrepreneurship

1.  Selalu mengek  sploitasi ketidakpastian

2.  Penemu (  I nventor ), bukan semata-mata meniru atau memungut dari alam

3.  Tidak hanya berhenti pada peluang, tetapi membangun institusi. Bisnisnya terus

hidup, semangat kewirausahawan terus tumbuh, kendati entrepreneur sudah mati

4.  Seorang yang berani menghadapi resiko. Hidup, baginya adalah kumpulan resiko

yang harus dihadapi, bukan dihindari

5.  Berpikir simple; kompleksitas baginya hanya menghambat laju geraknya

6.  Rela tumbuh dari bawah; karena dari situlah penghayatan timbul

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 9/20

9 | P a g e  

7.  Tahu apa artinya cash on hand, konservatif terhadap hutang

8.  Modal utama dan awalnya bukanlah selalu uang, melainkan panjang akal

( kreativitas) dan reputasi ( kapabilitas dan integritas )

4.3 Konsep dan Wawasan Teknopreneurship

Ide atau gagasan usaha tidak selalu datang begitu saja tanpa disangka-sangka, sehingga

orang tidak bisa tahu kapan ide itu akan datang. Oleh sebab itu, Ide atau gagasan usaha harus di

kejar, dipikirkan dan dicari.

Ide atau gagasan usaha sebaik apapun, tetap harus diuji terlebih dahulu. Uji Kelayakan

  bisnis berguna untuk mengetahui seberapa jauh ide atau gagasan usaha bisa diterapkan di

lapangan atau tidak. Bagi teknopreneur yang baru memulai sebuah usaha dalam skala kecil, Uji

kelayakan tidak perlu dilakukan berdasarkan suatu metode atau teknik yang terlalu ruwet dan

teoritik.

Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam menilai kelayakan usaha : 

  Faktor kelayakan Pasar 

  Faktor kesukaan / hobi

  Faktor Keahlian

  Faktor Dana

  Faktor Bahan Baku

  Faktor SDM dan Teknologi

  Faktor Kepribadian

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 10/20

10 | P a g e  

Entrepreneur ( The Concise Oxford French Dictionary) :

-  to undertak e 

-  to set about  

-  to begin 

Entrepreneur / Wirausaha adalah orang yang pandai / berbakat dalam mengenali produk 

  baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

memasarkan produk yang dihasilkan dan mengatur permodalan operasinya. (Kamus Umum

Bahasa Indonesia ).

Entrepreneur adalah Orang yang berani memulai, menjalankan & mengembangkan

usaha dengan cara memanfaatkan segala kemampuan dalam hal membeli bahan baku dan

sumber daya yang diperlukan, membuat produk dengan nilai tambah yang sesuai dengan

kebutuhan konsumen, dan menjual produk, sehingga bisa memberikan manfaat yang sebesar-

 besarnya bagi para karyawan, dirinya sendiri, perusahaan dan masyarakat sekitarnya.

=> Entrepreneur memiliki sekaligus 3 (tiga) kemampuan :

-  Kemampuan Membeli

-  Kemampuan Membuat

-  Kemampuan Menjual

Karakteristik Entrepreneur yang memiliki N-Ach yang tinggi : (  McClelland)

  Lebih menyukai pekerjaan dengan resiko yang realistis

  Bekerja lebih giat dalam tugas-tugas yang memerlukan kemampuan mental

  Tidak bekerja lebih giat karena adanya imbalan uang

  Ingin bekerja pada situasi dimana dapat diperoleh pencapaian pribadi (personal

achievement)

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 11/20

11 | P a g e  

  Menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam kondisi yang memberikan umpan balik yang

 jelas dan positif.

  Cenderung berpikir ke masa depan serta memiliki pemikiran jangka panjang.

Ukuran  N -Ach mampu menunjukkan seberapa besar jiwa entrepreneur seseorang.

Orientasi Entrepreneur :

5 (lima) dimensi orientasi entrepreneurial:

1.  Otonomi, semangat dan kebebasan untuk mandiri (locus of Control  I nternal )

2.  Sikap inovatif , melakukan inovasi yang kreatif dalam kondisi yang mendukung ataupun

tidak.

3.  Pengambilan resiko, keinginan dan keberanian dalam pengambilan resiko yang

moderat.

4.  Proaktif , bertindak antisipatif (dengan perencanaan) terhadap setiap peluang /

kesempatan.

5.  Bersaing Agresif , Menempatkan posisi dalam peta persaingan untuk menumbuhkan

semangat berprestasi.

Faktor-faktor Internal individu yang berpengaruh terhadap sikap entrepreneurial :

  Kecerdasan Emosional ( Emotional Quotient )

  Aktivitas dan Potensi Otak 

  Motivasi Belajar 

  Proses Belajar 

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 12/20

12 | P a g e  

4.4 Entrepreneur vs Teknopreneur

Meskipun pada esensinya sama, namun terdapat sedikit pembedaan antara entrepreneur 

dan Teknopreneur, yakni :

 Entrepreneur  ³T raditional´: 

Hal utama yang digunakan dalam kesuksesan pengembangan bisnisnya adalah jaringan,

lobi, dan pemilihan demografi pasar sasaran.

T eknopreneur (  Entrepreneur ³M odern´) :

Hal penting dalam pengembangan bisnisnya adalah pendidikan dan keahlian, serta

teknologi menjadi unsur utama dalam pengembangan produk suksesnya.

Beberapa contoh Entrepeneur yang sukses dibidangnya antara lain :

-  Larry Page dan Sergey M Brin : Google Cofounder 

-  Steven Chen, Chad Hurley, Jawed Karim : YouTube Cofounder 

-  Wozniac dan Steve Jobs : Apple Computer Cofounder 

-  Bill Gates : Microsoft Cofounder 

-  Bill Joy : Sun Microsystem Cofounder 

-  Lawrence Joseph ³Larry´ Ellison : Oracle Corporation Cofounder 

-  Jerry Yang dan David Filo : Yahoo Cofounder 

-  Sabeer Bhatia dan Jack Smith : Hotmail Cofounder 

-  Jeff Bezos : Amazon Cofounder 

-  David Axmark : MySQL Cofounder 

-  Mark Zuckerberg, Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, Chris Huges :

Facebook Cofounder 

-  Jack Dorsey dan Evan Williams : Twitter Cofounder 

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 13/20

13 | P a g e  

4.5 The Social Evolution of the Internet

a. The Beginner

Sebagai pengguna biasa, mengeri dasar-dasar teknologi

b. Basic Understading

Mengerti cara penggunaan dan resiko pengunaan teknologi internet

c. Standing Upright

Mengerti cara kerja internet dah hubunganya dengan dunia bisnis

d. Breakthrough

Berhasil menentukan strategis dan perencanaan bisnis

e. Experienced

Memiliki pengalaman penggunana internet dalam berbisnis

f. Bisnis Owner

Menghasilkan uang sendiri melalui implementasi TI

4.6 Tipe Software

y  Close Software

Tidak diperkenankan dengan alasan apapun untuk menggunakan software dalam kategori

ini tanpa adanya kepemilikan yang syah dalam arti 100% asli

y  Share Software ( Freeware ) 

Ketika browsing di Internet mendapati sebuah software dalam kategori freeware

y  Open Source 

Karakteristik Open Source :

y  Pendistribusian ulang secara Cuma-Cuma 

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 14/20

14 | P a g e  

y  Kode bersumber  

y  Bebas dimodifikasi 

y  Integritas Pencipta Kode Sumber  

y  Tidak adanya diskriminasi terhadap individu atau kelompok  

y  Tidak adanya diskriminasi terhadap bidang-bidang perberdayaan 

y  Pendistribusian lisensi 

y  Lisensi tersebut tidak diperbolehkan bersifak spesifik terhadap suatu produk  

y  Lisensi tersebut tidak diperbolehkan membatasi software lain 

y  Lisensi harus menjadi teknologi sentral 

Contoh penggunaan Open Source yang sering digunakan adalah LINUX, UBUNTU, dan lain-

lain.

Banyak Hal yang bisa dilakukan dengan menggukan Internet untuk memulai teknopreneurship

kita antara lain :

y  Informasi Market

y  Komunikasi dengan buyer / supplier melalui e-mail

y  Internet untuk pemasaran, internet marketing, situs jejaring social, facebook, twitter, dan

lain-lain

y  Iklan di internet

y  Etalase toko online

y  Blog pemasaran

y  Menawarkan jasa / barang di indonetwork.co.id, tokobagus.com, iklan baris, dan lain-lain

y  Menjalankan E-Commerce

y  Internet untuk transaksi usaha keuangan

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 15/20

15 | P a g e  

Bagaimana E-Commerce bisa berjalan antara lain :

y  Ada produk yang dijual

y  Memiliki rating yang dapat dipercaya

y  Memiliki infrastruktur dan perangkat

y  Memiliki toko online

y  Adanya Payment Gateway

y  Good corporate management

y  Customer support dan After sales services

y  Quality control, packaging

y  Relationship dengan ekspedisi terpecaya

y  Marketing, branding, differentiation product

Adapun cara dalam membuat sebuah Toko Online antara lain :

y  Domain name, gunakan domain .com jika memilih orientasi internasional dan .co.id 

untuk Indonesia

y  Lakukan hostin ISP

y  Gunakan template / script e-commerce untuk website

y  Daftar untuk mendapatkan payment gateway sebagai cara / alat pembayaran

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 16/20

16 | P a g e  

BAB V

PENUTUP

Jadi dapat disimpulkan bahwa kondisi Technopreneurship yang ada di Indonesia

masi berketergantungan terhadap teknologi buatan Barat. Tetapi di era globalisasi saat ini

  bisnis di Indonesia dapat berkembang dengan Technopreneurship dan menggunakan

teknolgi open source untuk menoptimalisasikan teknopreneur-teknopreneur yang ada di

Indonesia. Dan apakah benar Technopreneurship mampu menjadi solusi bisnis di masa

kini ? dan jawabannya adalah iya dengan menggunakan teknologi open source.  

Dan juga untuk dapat menuju negara yang sama seperti negara-negara tetangga

kita lainnya, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan dekonstruksi

  pemahaman Technopreneurshi, dan bagaimana cara untuk mengoptimalisasikan

Technopreneurship yang ada di Indonesia, dan bagaimana melihat peluang-peluang bisnis

yang ada, dan cara yang efektif dalan ber-Technopreneurship. Ini penting sekali karena

kita semua tahu bahwa persepsi menentukan aksi. Dengan pemahaman

Technopreneurship seperti yang lebih mengacu pada pemanfaatan Teknologi informasi u

ntuk pengembangan wirausaha maka akan memungkinkan bermunculannya para

Technopreneurship sejati yang akan membawa negara kita berjalan bersama-sama

dengan India, Korea Selatan maupun Taiwan. 

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 17/20

17 | P a g e  

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 18/20

18 | P a g e  

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

-Dana, L.P. 2007. Asian Models of Entrepreneurship from Indian Union and the Kingdom of Nepal 

to the Japanese Archipelago: Context, Policy, and Practice. New Jersey: World Scientific

Publishing Co.

-United Nations. 2001. Economic and Social Commission for Asia and the Pacific. Strengthening

technology incubation system for creating high technology-based enterprises in Asia and the

Pacific. United Nations Publications.

-Bernard Golden.2005.Succeeding with open source Addison-Wesley information technology 

series. Addison-Wesley.

-Ellen Siever, Stephen Figgins, Robert Love, Arnold Robbins. 2009. 6 Edition. Linux in a Nutshell 

LINUX IN A NUTSHELL O'Reilly Series Nutshell Serie sIn a nutshell. O'Reilly Media, Inc.

-Daniel Mankani. 2003. Technopreneurship: the successful entrepreneur in the new economy. 

Prentice Hall.

-Dennis Posadas. 2007. Rice & chips: technopreneurship and innovation in Asia. Pearson Prentice

Hall,University of California.

-Siow Yue Chia, Jamus Jerome Lim, Institute of Southeast Asian Studies, Konrad -Adenauer-

Stiftung. 2002. Editor Siow Yue Chia, Jamus Jerome Lim. Information technology in Asia: new 

development paradigms. Institute of Southeast Asian Studies.

- Chwee Huat Tan.2001.Edition 2. Financing for entrepreneurs and businesses. NUS Press

- Poh Kam Wong, C. Y. Ng.2001.Editor Poh Kam Wong, C. Y. Ng. Industrial policy, innovation and 

economic growth: the experience of Japan and the Asian NIEs. NUS Press.

- Ramkishen S. Rajan.2003.Editor Ramkishen S. Rajan. Sustaining competitiveness in the new 

global economy: the experience of Singapore. Edward Elgar Publishing.

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 19/20

19 | P a g e  

8/8/2019 tgs kapsel

http://slidepdf.com/reader/full/tgs-kapsel 20/20

20 | P a g e