teori perkembangan psikososial

16
TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL (ERIK ERIKSON) Posted on 21 Januari 2014 by Desyandri Oleh: Desyandri Perkembangan Psikososial menurut pandangan Erik Erikson Teori Erik Erikson membahas tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-sosial. Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial. Menurut Erikson perkembangan psikologis dihasilkan dari interaksi antara proses-proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan tuntutan masyarakat dan kekuatan-kekuatan sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut

Upload: adibah-adzmi

Post on 19-Jan-2016

96 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL (ERIK ERIKSON)Posted on 21 Januari 2014 by DesyandriOleh: DesyandriPerkembangan Psikososial menurut pandangan Erik EriksonTeori Erik Erikson membahas tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-sosial. Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial.Menurut Erikson perkembangan psikologis dihasilkan dari interaksi antara proses-proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan tuntutan masyarakat dan kekuatan-kekuatan sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut pandang seperti ini, teori Erikson menempatkan titik tekan yang lebih besar pada dimensi sosialisasi dibandingkan teori Freud. Selain perbedaan ini, teori Erikson membahas perkembangan psikologis di sepanjang usia manusia, dan bukan hanya tahun-tahun antara masa bayi dan masa remaja. Seperti Freud, Erikson juga meneliti akibat yang dihasilkan oleh pengalaman-pengalaman usia dini terhadap masa-masa berikutnya, akan tetapi ia melangkah lebih jauh lagi dengan menyelidiki perubahan kualitatif yang terjadi selama pertengahan umur dan tahun-tahun akhir kehiduaan.Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erikson merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Hal ini dikarenakan ia menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai dari lahir hingga lanjut usia, satu hal yang tidak dilakukan oleh Freud. Selain itu karena Freud lebih banyak berbicara dalam wilayah ketidaksadaran manusia, teori Erikson yang membawa aspek kehidupan sosial dan fungsi budaya dianggap lebih realistis.Erikson dalam membentuk teorinya secara baik, sangat berkaitan erat dengan kehidupan pribadinya dalam hal ini mengenai pertumbuhan egonya. Erikson berpendapat bahwa pandangan-pandangannya sesuai dengan ajaran dasar psikoanalisis yang diletakkan oleh Freud. Jadi dapat dikatakan bahwa Erikson adalah seorang post-freudian atau neofreudian. Akan tetapi, teori Erikson lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan. Hal ini terjadi karena dia adalah seorang ilmuwan yang punya ketertarikan terhadap antropologis yang sangat besar, bahkan dia sering meminggirkan masalah insting dan alam bawah sadar. Oleh sebab itu, maka di satu pihak ia menerima konsep struktur mental Freud, dan di lain pihak menambahkan dimensi sosial-psikologis pada konsep dinamika dan perkembangan kepribadian yang diajukan oleh Freud.Bagi Erikson, dinamika kepribadian selalu diwujudkan sebagai hasil interaksi antara kebutuhan dasar biologis dan pengungkapannya sebagai tindakan-tindakan sosial. Pusat dari teori Erikson mengenai perkembangan ego ialah sebuah asumsi mengenai perkembangan setiap manusia yang merupakan suatu tahap yang telah ditetapkan secara universal dalam kehidupan setiap manusia.Erikson memberi jiwa baru ke dalam teori psikoanalisis, dengan memberi perhatian yang lebih kepada ego dari pada id dan superego. Dia masih tetap menghargai teori Freud, namun mengembangkan ide-ide khususnya dalam hubungannya dengan tahap perkembangan dan peran sosial terhadap pembentukan ego. Ego berkembang melalui respon terhadap kekuatan dalam dan kekuatan lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL (ERIK ERIKSON)

Posted on 21 Januari 2014 by Desyandri

Oleh: Desyandri

Perkembangan Psikososial menurut pandangan Erik Erikson

Teori Erik Erikson membahas tentang perkembangan manusia dikenal dengan teori

perkembangan psiko-sosial. Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu

teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya

bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen

penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan

ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi

sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan

pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan

orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan

perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa

teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan psikososial.

Menurut Erikson perkembangan psikologis dihasilkan dari interaksi antara proses-

proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan tuntutan masyarakat dan

kekuatan-kekuatan sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut

pandang seperti ini, teori Erikson menempatkan titik tekan yang lebih besar pada

dimensi sosialisasi dibandingkan teori Freud. Selain perbedaan ini, teori Erikson

membahas perkembangan psikologis di sepanjang usia manusia, dan bukan hanya

tahun-tahun antara masa bayi dan masa remaja. Seperti Freud, Erikson juga

meneliti akibat yang dihasilkan oleh pengalaman-pengalaman usia dini terhadap

masa-masa berikutnya, akan tetapi ia melangkah lebih jauh lagi dengan menyelidiki

perubahan kualitatif yang terjadi selama pertengahan umur dan tahun-tahun akhir

kehiduaan.

Page 2: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erikson merupakan salah satu

teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama dengan Sigmund

Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Hal ini dikarenakan ia

menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai dari lahir hingga lanjut usia, satu

hal yang tidak dilakukan oleh Freud. Selain itu karena Freud lebih banyak berbicara

dalam wilayah ketidaksadaran manusia, teori Erikson yang membawa aspek

kehidupan sosial dan fungsi budaya dianggap lebih realistis.

Erikson dalam membentuk teorinya secara baik, sangat berkaitan erat dengan

kehidupan pribadinya dalam hal ini mengenai pertumbuhan egonya. Erikson

berpendapat bahwa pandangan-pandangannya sesuai dengan ajaran dasar

psikoanalisis yang diletakkan oleh Freud. Jadi dapat dikatakan bahwa Erikson

adalah seorang post-freudian atau neofreudian. Akan tetapi, teori Erikson lebih

tertuju pada masyarakat dan kebudayaan. Hal ini terjadi karena dia adalah seorang

ilmuwan yang punya ketertarikan terhadap antropologis yang sangat besar, bahkan

dia sering meminggirkan masalah insting dan alam bawah sadar. Oleh sebab itu,

maka di satu pihak ia menerima konsep struktur mental Freud, dan di lain pihak

menambahkan dimensi sosial-psikologis pada konsep dinamika dan perkembangan

kepribadian yang diajukan oleh Freud.

Bagi Erikson, dinamika kepribadian selalu diwujudkan sebagai hasil interaksi antara

kebutuhan dasar biologis dan pengungkapannya sebagai tindakan-tindakan sosial.

Pusat dari teori Erikson mengenai perkembangan ego ialah sebuah asumsi

mengenai perkembangan setiap manusia yang merupakan suatu tahap yang telah

ditetapkan secara universal dalam kehidupan setiap manusia.

Erikson memberi jiwa baru ke dalam teori psikoanalisis, dengan memberi perhatian

yang lebih kepada ego dari pada id dan superego. Dia masih tetap menghargai teori

Freud, namun mengembangkan ide-ide khususnya dalam hubungannya dengan

tahap perkembangan dan peran sosial terhadap pembentukan ego. Ego

berkembang melalui respon terhadap kekuatan dalam dan kekuatan lingkungan

Page 3: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

sosial. Ego bersifat adaptif dan kreatif, berjuang aktif (otonomi) membantu diri

menangani dunianya. Erikson masih mengakui adanya kualitas dan inisiatif sebagai

bentuk dasar pada tahap awal, namun hal itu hanya bisa berkembang dan masak

melalui pengalaman sosial dan lingkungan. Dia juga mengakui sifat rentan ego,

defense yang irasional, efek trauma-anxieO-guilt yang langgeng, dan dampak

lingkungan yang membatasi dan tidak peduli terhadap individu. Namun menurutnya

ego memiliki sifat adaptif, kreatif, dan otonom (adaptable, creative, dan autonomy).

Dia memandang lingkungan bukan semata-mata menghambat dan menghukum

(Freud), tetapi juga mendorong dan membantu individu. Ego menjadi mampu –

terkadang dengan sedikit bantuan dari terapis – menangani masalah secara efektif.

Erikson menggambarkan adanya sejumlah kualitas yang dimiliki ego, yang tidak ada

pada psikoanalisis Freud, yakni kepercayaan dan penghargaan, otonomi dan

kemauan, kerajinan dan kompetensi, identitas dan kesetiaan, keakraban dan cinta,

generativitas dan pemeliharaan, serta integritas. Ego semacam itu disebut juga ego-

kreatif, ego yang dapat menemukan pemecahan kreatif atas masalah baru pada

setiap tahap kehidupan. Apabila menemui hambatan atau konflik, ego tidak

menyerah tetapi bereaksi dengan menggunakan kombinasi antara kesiapan batin

dan kesempatan yang disediakan lingkungan. Ego bukan budak tetapi justru menjadi

tuan/pengatur id, superego dan dunia luar. Jadi, ego di samping basil proses faktor-

faktor genetik, fisiologik, dan anatomis, juga dibentuk oleh konteks kultural dan

historik. Ego yang sempurna, digambarkan Erikson memiliki tiga dimensi, faktualitas,

universalitas, dan aktualitas:

Faktualitas adalah kumpulan fakta, data, dan metoda yang dapat diverifikasi dengan

metoda kerja yang sedang berlaku. Ego berisi kumpulan fakta dan data basil

interaksi dengan lingkungan.

Universalitas berkaitan dengan kesadaran akan kenyataan (sells of reality) yang

menggabungkan hal yang praktis dan kongkrit dengan pandangan semesta, mirip

dengan prinsip realita dari Freud.

Page 4: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Aktualitas adalah cara baru dalam berhubungan satu dengan yang lain, memperkuat

hubungan untuk mencapai tujuan bersama. Ego adalah realitas kekinian, terus

mengembangkan cara baru dalam memecahkan masalah kehidupan, yang lebih

efektif, prospektif, dan progresif.

Menurut Erikson, ego sebagian bersifat taksadar, mengorganisir dan mensintesa

pengalaman sekarang dengan pengalaman diri masa lalu dan dengan diri masa

yang akan datang. Dia menemukan tiga aspek ego yang saling behubungan, yakni

body ego (mengacu ke pangalaman orang dengan tubuh/fisiknya sendiri), ego ideal

(gambaran mengenai bagaimana seharusnya diri, sesuatu yang bersifat ideal), dan

ego identity (gambaran mengenai diri dalam berbagai peran sosial). Ketiga aspek itu

umumnya berkembang sangat cepat pada masa dewasa, namun sesungguhnya

perubahan ketiga elemen itu terjadi pada semua tahap kehidupan.

Teori Ego dari Erikson yang dapat dipandang sebagai pengembangan dari teori

perkembangan seksual-infantil dari Freud, mendapat pengakuan yang luas sebagai

teori yang khas, berkat pandangannya bahwa perkembangan kepribadian mengikuti

prinsip epigenetik. Bagi organisme, untuk mencapai perkembangan penuh dari

struktur biologis potensialnya, lingkungan harus memberi stimulasi yang khusus.

Menurut Erikson, fungsi psikoseksual dari Freud yang bersifat biologis juga bersifat

epigenesis, artinya psikoseksual untuk berkembang membutuhkan stimulasi khusus

dari lingkungan, dalam hal ini yang terpenting adalah lingkungan sosial.

Sama seperti Freud, Erikson menganggap hubungan ibu-anak menjadi bagian

penting dari perkembangan kepribadian. Tetapi Erikson tidak membatasi teori

hubungan id-ego dalam bentuk usaha memuaskan kebutuhan id oleh ego.

Menurutnya, situasi memberi makan merupakan model interaksi sosial antara bayi

dengan dunia luar. Lapar jelas manifestasi biologis, tetapi konsekuensi dari

pemuasan id (oleh ibu) itu akan menimbulkan kesan bagi bayi tentang dunia luar.

Dari pengalaman makannya, bayi belajar untuk mengantisipasi interaksinya dalam

bentuk kepercayaan dasar (basic trust), yakni mereka memandang kontak dengan

manusia sangat menyenangkan karena pada masa lalu hubungan semacam itu

Page 5: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

menimbulkan rasa aman dan menyenangkan. Sebaliknya, tanpa basic trust bayi

akan mengantisipasi interaksi interpersonal dengan kecemasan, karena masa lalu

hubungan interpersonalnya menimbulkan frustrasi dan rasa sakit

Kepercaayaan dasar berkembang menjadi karakteristik ego yang mandiri, bebas

dari dorongan drives darimana dia berasal. Hal yang sama terjadi pada fungsi ego

seperti persepsi, pemecahan masalah, dan identias ego, beroperasi independen dari

drive yang melahirkan mereka. Ciri khas psikologi ego dari Erikson dapat diringkas

sebagai berikut:

Erikson menekankan kesadaran individu untuk menyesuaikan diri dengan pengaruh

sosial. Pusat perhatian psikologi ego adalah kemasakan ego yang sehat, alih-alih

konflik salah suai yang neurotik.

Erikson berusaha mengembangkan teori insting dari Freud dengan menambahkan

konsep epigenetik kepribadian.

Erikson secara eksplisit mengemukakan bahwa motif mungkin berasal dari impuls id

yang taksadar, namun motif itu bisa membebaskan diri dari id seperti individu

meninggalkan peran sosial di masa lalunya. Fungsi ego dalam pemecahan masalah,

persepsi, identitas ego, dan dasar kepercayaan bebas dari Id, membangun sistem

kerja sendiri yang terlepas dari sitem kerja id.

Erikson menganggap ego sebagai sumber kesadaran diri seseorang. Selama

menyesuaikan diri dengan realita, ego mengembangkan perasaan keberlanjutan diri

dengan masa lalu dan masa yang akan datang.

Perkembangan berlangsung melalui penyelesaian krisis-krisis yang ada pada

tahapan perkembangan yang terjadi berurutan. Erikson pertama kali memaparkan

kedelapan tahapan ini dalam bukunya yang termasyhur, Childhood and Society

(1950a). Tabel Delapan Tahapan Perkembangan Psikososial menyajikan daftar

tahapan dan menunjukkan krisis atau tugas psikososial apa yang terkait dengan

masing-masing tahapan tersebut, kondisi-kondisi sosial yang mungkin membantu

Page 6: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

atau mengganggu penyelesaian tahapan itu, dan hasil-hasil perilaku yang muncul

dari penyelesaian tahapan tersebut entah itu berhasil maupun gagal.

TABEL Delapan Tahapan Perkembangan Psikososial Menurut Erikson

Tahapan

Tahapan Psikososial

Tugas

Kondisi-kondisi Sosial

Hasil Psikososial

Tahapan 1

(lahir s.d 1 tahun)Oral-SensoriBisakah aku memercayai dunia?Dukungan,

penyediaan kebutuhan-kebutuhan dasar, kesinambungan

Ketiadaan dukungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, inkonsistensiRasa percaya

Rasa tidak percayaTahapan 2

(2 s.d 3 tahun)Muskular-AnalBisakah aku mengendalikan perilakuku?Dukungan,

sikap membolehkan dengan pertimbangan

Page 7: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Perlindungan yang berlebihan, kekurangan dukungan, kekurangan rasa percaya

diriOtonomi

KeraguanTahapan 3

(4 s.d 5 tahun)Lokomotor-GenitalBisakah aku mandiri dari orang tuaku dan

menjelajahi batas-batas kemampuanku?Dorongan, kesempatan

Kekurangan kesempatan, perasaan-perasaan negatifInisiatif

Rasa bersalahTahapan 4

(6 s.d 11 tahun)LatensiBisakah aku menguasai keahlian untuk hidup dan

beradaptasi?Pelatihan yang memadai, pendidikan yang bagus, model-model yang

baik.

Pendidikan atau palatihan yang buruk, kurangnya pengarahan dan dukunganRasa

mantap

Rasa rendah diriTahapan 5

(12 s.d 18 tahun)Pubertas dan Masa RemajaSiapa saya? Seperti apa keyakinanku,

perasaanku, dan sikap-sikapku?Stabilitas internal dan kesinambungan, model-model

seks yang tepat, dan umpan balik yang positif

Page 8: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Kekacauan tujuan, umpan balik yang tidak jelas, harapan-harapan yang tidak

tepatIdentitas

Kekacauan atau kebingungan peranTahapan 6

(awal masa dewasa)Awal Masa DewasaBisakah aku memberikan diriku sepenuhnya

bagi orang lain?Sikap hangat, pemahaman, rasa percaya

Kesepian, perasaan terasingKedekatan

KeterkucilanTahapan 7

(masa dewasa)Masa DewasaApa yang kutawarkan pada generasi selanjutnya?

Kepastian tujuan, produktivitas

Kurang menghasilkan, kemunduran

Generativitas

KemandekanTahapan 8

(masa kematangan)Masa KematanganSudahkah kutemukan kepauasan dan

kelegaan dalam segala kegiatan hidupku?Perasaan aman, utuh, dan terarah

Page 9: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Rasa kurang, rasa tidak puasIntegritas ego

Rasa putus asaSumber: Diadaptasi dari Erikson (1950a)

Konflik-konflik ini tidak berlangsung dalam situasi “sekali untuk selamanya”

melainkan berlangsung sebagai proses di sepanjang rangkaian (kontinum)

psikologis. Titik-titik ekstrem dalam kontinum ini tidak ada dalam kenyataan, namun

bagian-bagian dari setiap titik ekstrem itu seringkali bisa ditemukan pada semua

individu dalam tahapan mana pun. Sebagai contoh, tidak ada anak yang tumbuh

dengan rasa percaya (trust) sepenuhnya atau rasa tidak percaya (distrust)

sepenuhnya – masing-masing individu beradaptasi sesuai dengan apa yang

digariskan oleh tuntutan-tuntutan sosial.

Perbandingan Tahapan Erik Erikson dengan Sigmund Freud

Seperti dijelaskan pada jawaban di atas bahwa, Erikson adalah murid dari Freud

sehingga Erikson adalah pengembang teori Freud dan mendasarkan kunstruk teori

psikososialnya dari psiko-analisas Freud. Kalau Freud memapar teori

perkembangan manusia hanya sampai masa remaja, maka para penganut teori

psiko-analisa (freud) akan menemukan kelengkapan penjelasan dari Erikson,

walaupun demikian ada perbedaan antara psikoseksual Freud dengan psikososial

Erikson. Beberapa aspek perbedan tersebut dapat dilihat di bawah ini:

Erik Erikson

Page 10: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Sigmund Freud

Peran/fungsi ego lebih ditonjolkan, yang berhubungan dengan tingkah laku yang

nyata. Peranan/fungsi id dan ketidaksadaran sangat penting

Hubungan-hubungan yang penting lebih luas, karena mengikutsertakan pribadi-

pribadi lain yang ada dalam lingkungan hidup yang langsung pada anak. Hubungan

antara anak dan orang tua melalui pola pengaturan bersama (mutual regulation).

Hubungan segitiga antara anak, ibu dan ayah menjadi landasan yang

terpenting dalam perkembangan kepribadian.

Orientasinya optimistik, kerena kondisi-kondisi dari pengaruh lingkungan sosial yang

ikut mempengaruhi perkembang kepribadian anak bisa diatur. Orientasi

patologik, mistik karena ber-hubungan dengan berbagai hambatan pada struktur

kepribadian dalam perkembangan kepribadian.

Konflik timbul antara ego dengan lingkungan sosial yang disebut: konflik sosial.

Timbulnya berbagai hambatan dalam ke-hidupan psikisnya karena konflik

internal, antara id dan super ego.

“Menempatkan titik tekan yang lebih besar pada dimensi sosialisasi”

“Menempatkan titik tekan yang lebih besar pada dimensi psikologi”

Kesimpulan pandangan Freud dan Erik Erikson

Padangan teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik Erikson

merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama

dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Hal ini

dikarenakan ia menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai dari lahir hingga

Page 11: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

lanjut usia; satu hal yang tidak dilakukan oleh Freud. Selain itu karena Freud lebih

banyak berbicara dalam wilayah ketidaksadaran manusia, sementara teori Erikson

yang membawa aspek kehidupan sosial dan fungsi budaya dianggap lebih realistis.

Seperfi teori Freud, teori Erikson juga membagi proses-proses perkembangan ke

dalam serangkaian tahapan yang diatur oleh kekuatan-kekuatan maturasional dan

ditandai oleh adanya konflik. Teori Erikson terdiri atas delapan tahapan semacam

itu, yang masing-masingnya terkait dengan krisis yang harus diselesaikan oleh

individu untuk bisa berpindah ke tahapan berikutnya. Dalam pandangan Erikson,

proses pematangan (maturational) bisa jadi merupakan faktor pendorong munculnya

tahapan baru; adapun tuntutan sosial, yang telah ada sejak manusia dalam

kandungan hingga kematian, bertindak sebagai kekuatan penengah dan pembentuk.

Apabila teori Freud bertumpu pada hubungan antara energi kehidupan (libido)

dengan fungsi-fungsi psikologis individu, teori Erikson menekankan pentingnya

kedudukan ego. Bagi Erikson, ego merupakan struktur penyatu, dan kekuatan ego

merupakan lem yang merekatkan berbagai aspek atau dimensi fungsi-fungsi

psikologis. Pandangan Erikson mengenai ego ini serupa dengan yang ada pada

Freud: ego adalah pelaksana tindakan pencapaian-tujuan realistis dan menjadi

penengah antara dorongan biologis id dan batasan masyarakat berupa superego.

Namun sifat perkembangan yang ada dalam teori Erikson menjadikan ego sebagai

struktur yang paling penting. Melalui ego, manusia mengalami dan menyelesaikan

krisis-krisis perkembangan tertentu. Ketika ego goyah dan tidak bisa menangani

suatu krisis, maka perkembangan pun menjadi terancam.

Seperti Freud, Erikson yakin bahwa meskipun dorongan biologis memiliki arti yang

amat penting, namun tekanan sosial dan kekuatan lingkungan memiliki dampak

yang lebih besar. Pengamatan terperinci atas kekuatan-kekuatan seperti ini dalam

kehidupan individu akan memperlihatkan apa yang oleh Erikson disebut sebagai

psikohistori (psychohistory) -yakni riwayat kejadian-kejadian sosial yang berinteraksi

dengan proses-proses biologis sehingga menghasilkan perilaku. Teknik yang

Page 12: TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

banyak digunakan Erikson adalah menghubungkan antara pengalaman masa lalu

individu dengan perilaku mereka sekarang sebagai upaya untuk memahami faktor-

faktor motivasi, hasil-hasil perilaku, dan kebutuhan-kebutuhan individu pada masa

berikutnya. Apabila tahapan-tahapan perkembangan dalam teori Freud mengandung

ciri psikoseksual, maka tahapan-tahapan Erikson mengandung ciri psikososial,

lantaran pengamatannya yang serius terhadap faktor-faktor tersebut.