tanaman beracun bagi kehidupan ternak 11

206
i TANAMAN BERACUN DALAM KEHIDUPAN TERNAK DR. IR. WAHYU WIDODO

Upload: gookiill

Post on 24-Nov-2015

288 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

  • i

    TANAMAN BERACUN DALAM KEHIDUPAN TERNAK

    DR. IR. WAHYU WIDODO

  • ii

    KUPERSEMBAHKAN KARYA INI BAGI KEJAYAAN AGAMA, BANGSA DAN

    NEGARAKU

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Racun merupakan salah satu senjata pembunuh makhluk hidup yang sudah

    sangat tua, setua kehidupan manusia. Penulis punya dugaan bahwa buah kuldi

    yang dimakan oleh Adam dan Hawa mempunyai racun yang berpengaruh

    terhadap kondisi tubuh mereka. Akibatnya mereka menderita penyakit yang

    penyembuhannya memerlukan waktu lama dan harus dicari di seluruh bumi.

    Racun menjadi favorit untuk melenyapkan nyawa seseorang karena

    mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak meninggalkan jejak

    pembunuhan, mudah diperoleh, mudah digunakan, sangat efektif dan hasilnya

    ces pleng. Beberapa pembunuhan tingkat tinggi sering menggunakan racun

    sebagai medianya. Contoh yang paling terkenal adalah pembunuhan tokoh filsafat

    Yunani, Sokrates yang dipaksa mencicipi racun coniin dari tanaman hemlock

    beracun.

    Kasus yang terkenal lagi adalah kisah bunuh diri Cleopatra akibat terlibat

    cinta dan perebutan kekuasaan. Cleopatra sebagai ratu Mesir yang mendukung

    suaminya Yustinianus berhadapan dengan Kaisar Romawi Yulius Caesar

    memperebutkan kekaisaran. Yustinianus kalah dan sebagai solidaritas cinta pada

    suaminya, Cleopatra bunuh diri dengan memberikan lengannya untuk digigit oleh

    ular berbisa.

    Penggunaan racun di dunia kontemporer dapat dilihat pada kasus

    percobaan pembunuhan calon presiden Ukraina Victor Yuchenko pada akhir

    tahun 2004 dengan racun dioksin. Meskipun peracunan gagal, efek yang

    dihasilkan cukup memprihatinkan, yaitu wajah membiru dan benjol-benjol.

    Sementara di Indonesia pada akhir tahun 2004 dihebohkan dengan meninggalnya

    Munir seorang tokoh HAM yang diracun dengan arsenik. Dengan teganya Munir

    diambil nyawanya diatas angkasa raya di atas Hongaria.

    Disamping berfungsi sebagai agen maut, racun apabila diberikan dalam

    dosis yang tepat dapat berfungsi sebagai obat ataupun kegiatan yang menunjang

    lainnya. Morfin dalam skala yang telah ditentukan dapat digunakan sebagai obat

  • iv

    bius dalam pembedahan. Lektin atau hemaglutinin dapat digunakan sebagai

    bahan pembeku darah atau aglutinasi bagi penderita hemofilia.

    Disamping pengobatan, sebagian racun dapat digunakan sebagai kegiatan

    penunjang hidup manusia seperti papain yang dapat digunakan sebagai

    pengempuk daging karena sifatnya yang dapat mendegradasikan jaringan protein.

    Contoh senyawa lainnya yang dapat digunakan untuk kegiatan produksi adalah

    mimosin yang digunakan oleh peternak untuk merontokkan bulu domba.

    Kegiatan tersebut dilakukan dengan menginjeksi mimosin pada tubuh domba dan

    kemudian bulu domba akan mudah rontok.

    Buku ini merupakan pelengkap bagi para pemerhati nutrisi dan pakan

    ternak. Di dalamnya teruraikan banyak hal tentang bermacam-macam racun atau

    anti nutrisi yang berbahaya bagi ternak. Buku ini disusun dengan

    mengelompokkan racun dalam beberapa macam kelompok berdasarkan struktur

    kimiawinya. Sebagian isi buku merupakan pengetahuan tentang racun yang

    terdapat di negara barat yang relatif maju dalam penelitian tentang racun. Racun

    tersebut kemungkinan tidak atau kurang terdapat di Indonesia. Sedangkan

    sebagian isi buku lainnya merupakan pengetahuan tentang racun yang umum

    terdapat di negara kita. Racun yang ditampilkan dalam buku ini dikhususkan

    berasal dari tanaman. Hal tersebut dilakukan karena sebagian besar komponen

    bahan pakan ternak berasal dari tanaman.

    Penulis berharap bahwa pengetahuan tentang racun ini hanya untuk tujuan

    yang berguna bagi kemaslahatan hidup makhluk hidup. Peluang penyalahgunaan

    terhadap pengetahuan ini sangat besar. Oleh sebab itu sejak penulis menerbitkan

    buku ini, kegunaan yang diselewengkan merupakan bagian dari perbuatan yang

    sangat terkutuk. Penulis akan bertanggung jawab pada bagian untuk kegunaan

    yang positif. Penulis sudah memperingatkan melalui media buku ini sehingga

    penulis dapat melepaskan tanggung jawab keilmuan, moral dan agama dari akibat

    terbitnya buku ini untuk kegunaan yang negatif.

    Semoga buku ini bisa menjawab kekurangan pengetahuan tentang

    bermacam-macam racun yang belum umum yang dapat dijadikan referensi oleh

    para ilmuwan, praktisi dan peternak serta dapat dijadikan petunjuk praktis untuk

  • v

    lebih berhati-hati dalam penyusunan ransum. Insya Allah buku ini akan selalu

    direvisi dengan dilengkapi hasil-hasil penelitian dari berbagai referensi di seluruh

    dunia.

  • vi

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 BAB 2. KLASIFIKASI RACUN ATAU ANTI NUTRISI ................................. 17 BERDASARKAN STRUKTUR KIMIA.............................................................. 17

    2.1. Alkaloid................................................................................................... 17 2.2. Glikosida ................................................................................................. 19 2.3. Protein ..................................................................................................... 21 2.4. Asam amino dan turunan asam amino .................................................... 23 2.5. Karbohidrat ............................................................................................. 26 2.6. Lemak...................................................................................................... 28 2.7. Glikoprotein ............................................................................................ 31 2.8. Glikolipid ................................................................................................ 33 2.9. Senyawa fenol ......................................................................................... 35 2.10. Mikotoksin .............................................................................................. 39 2.11. Racun atau Anti Nutrisi lain.................................................................... 41

    BAB 3. SENYAWA RACUN ALKALOID........................................................ 42 3.1. Piperidin alkaloid .................................................................................... 42 3.2. Indol Alkaloid ......................................................................................... 47 3.3. Indolizidin Alkaloid ................................................................................ 54 3.4. Pirrolizidin alkaloid................................................................................. 59 3.5. Triptamin Alkaloid.................................................................................. 64 3.6. Piridin Alkaloid....................................................................................... 68 3.7. Tropan alkaloid ....................................................................................... 70 3.8. Quinolizidin Alkaloid ............................................................................. 73 3.9. Polisiklik Diterpen Alkaloid ................................................................... 76 3.10. Steroid alkaloid ....................................................................................... 79

    BAB 4. SENYAWA RACUN GLUKOSIDA ..................................................... 84 4.1. Glukosida sianogenik .............................................................................. 84 4.2. Solanin .................................................................................................... 97 4.3. Fitoestrogen (Isoflavon dan coumestan) ............................................... 100 4.4. Vicin (Favisme)..................................................................................... 104 4.5. Glukosinolat .......................................................................................... 108 4.6. Kalsinogenik glikosida.......................................................................... 114 4.7. Karboksiatraktilosida ............................................................................ 116 4.8. Kardia glikosida .................................................................................... 119 4.9. Koumarin glikosida............................................................................... 121 4.10. Saponin.................................................................................................. 127 4.11. Azoksiglikosida (cicasin) ...................................................................... 133 4.12. Jojoba glikosida (simmondsin) ............................................................. 135 4.13. Ranunculin ............................................................................................ 137

  • vii

    BAB 5. SENYAWA RACUN PROTEIN DAN ASAM AMINO..................... 140 5.1. Anti Tripsin ........................................................................................... 140 5.2. Papain.................................................................................................... 144 5.3. Lectin/Hemaglutinin ............................................................................. 147 5.4. Mimosin ................................................................................................ 152 5.5. Latirogen ............................................................................................... 156 5.6. Linatin, Indospecin dan Canavanin....................................................... 161 5.7. Inhibitor Polipeptida ............................................................................. 167 5.8. Protein Penghasil Kembung (Bloat Producing Protein)....................... 171 5.9. Tiaminase .............................................................................................. 176 5.10. Ricin ...................................................................................................... 180 5.11. Amilase inhibitor................................................................................... 183 5.12. Hipoglisin.............................................................................................. 185 5.13. Amina Biogenik (Pressor)..................................................................... 187

    BAB 6. SENYAWA RACUN KARBOHIDRAT, LEMAK, PENGIKAT LOGAM (METAL BINDING) DAN AN ORGANIK..Error! Bookmark not defined.

    6.1. Siklopropinoid..........................................Error! Bookmark not defined. 6.2. Lignin .......................................................Error! Bookmark not defined. 6.3. Korinetoksin.............................................Error! Bookmark not defined. 6.4. Fitat ..........................................................Error! Bookmark not defined. 6.5. Oksalat .....................................................Error! Bookmark not defined. 6.6. Nitrat dan Nitrit ........................................Error! Bookmark not defined. 6.7. Selenium...................................................Error! Bookmark not defined.

    BAB 7. SENYAWA RACUN POLIFENOL........Error! Bookmark not defined. 7.1. Gosipol .....................................................Error! Bookmark not defined. 7.2. Tannin ......................................................Error! Bookmark not defined. 7.3. Hiperisin...................................................Error! Bookmark not defined. 7.4. Resorsinol.................................................Error! Bookmark not defined. 7.5. Keracunan Black walnut (Juglon) ............Error! Bookmark not defined. 7.6. Racun Pohon Ek (Oak) ............................Error! Bookmark not defined.

    BAB 8. MIKOTOKSIN ........................................Error! Bookmark not defined. 8.1. Sterigmatosistin........................................Error! Bookmark not defined. 8.1. Asam penisilat..........................................Error! Bookmark not defined. 8.3. Trikotesena...............................................Error! Bookmark not defined. 8.4. Griseofulvin .............................................Error! Bookmark not defined. 8.5. Luteoskirin ...............................................Error! Bookmark not defined. 8.6. Aflatoksin.................................................Error! Bookmark not defined. 8.7. Patulin ......................................................Error! Bookmark not defined. 8.8. Zearalenon................................................Error! Bookmark not defined. 8.9. Citrinin .....................................................Error! Bookmark not defined. 8.10. Okratoksin ................................................Error! Bookmark not defined. 8.11. Lupinosis ..................................................Error! Bookmark not defined. 8.12. Asam Helvolat..........................................Error! Bookmark not defined. 8.13. Rubratoksin ..............................................Error! Bookmark not defined. 8.14. Tremorgen Jamur .....................................Error! Bookmark not defined.

  • viii

    8.15. Sporidesmin .............................................Error! Bookmark not defined. 8.16. Stacibotriotoksin ......................................Error! Bookmark not defined. 8.17. Racun Kikuyu ...........................................Error! Bookmark not defined.

    BAB 9. RACUN TANAMAN LAIN....................Error! Bookmark not defined. 9.1. Racun Rumput sleepy (diaseton alkohol).Error! Bookmark not defined. 9.2. Racun Cicuta (Cicutoksin) .......................Error! Bookmark not defined. 9.3. Racun Blue-green algae (siklopeptida)....Error! Bookmark not defined. 9.4. Racun Tetradimia-Artesimia (tetradimol)Error! Bookmark not defined. 9.5. Sesquiterpen lakton ..................................Error! Bookmark not defined. 9.6. Racun amarantus ......................................Error! Bookmark not defined. 9.7. Racun Bracken .........................................Error! Bookmark not defined. 9.8. Buckwheat toksisitas (Fagopirin) .............Error! Bookmark not defined. 9.9. Racun Tremeton .......................................Error! Bookmark not defined. 9.10. Aborsi Cemara Jarum (Pine needle) ........Error! Bookmark not defined. 9.11. Fluoroasetat (1080) ..................................Error! Bookmark not defined. 9.12. Racun Alsike clover..................................Error! Bookmark not defined.

    DAFTAR PUSTAKA ............................................Error! Bookmark not defined.

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1. Penggolongan anti nutrisi berdasarkan famili tanaman ........................ 5 Tabel 1.2. Penggolongan anti nutrisi berdasarkan asal tanaman ........................... 6 Tabel 1.3. Penggolongan anti nutrisi berdasarkan fisiologis ................................. 6 Tabel 1.4. Penggolongan anti nutrisi berdasarkan efek metabolisme.................... 7 Tabel 1.5. Penggolongan tanaman beracun berdasarkan kelompok tanaman........ 8 Tabel 1.6. Penggolongan tanaman beracun berdasarkan efek pada binatang ........ 9 Tabel 1.7. Penggolongan tanaman berdasarkan tingkat ketoksikan .................... 10 Tabel 1.8. Penggolongan anti nutrisi secara lengkap........................................... 11 Tabel 2.1. Klasifikasi senyawa alkaloid............................................................... 18 Tabel 2.2. Asam-asam lemak tidak jenuh ............................................................ 29 Tabel 2.3. Asam-asam lemak jenuh ..................................................................... 30 Tabel 2.4. Keluarga besar glikoprotein ................................................................ 31 Tabel 3.1. Kandungan alkaloida dalam rumput grinting dengan berbagai

    genotip................................................................................................. 67 Tabel 4.1. Glikosida sianogenik pada beberapa tanaman .................................... 86 Tabel 4.2. Kandungan saponin pada berbagai macam tanaman ........................ 130 Tabel 5.1. Efek pemberian pakan yang mengandung anti tripsin dalam tingkat

    yang berbeda pada anak ayam umur 0 - 21 hari................................ 143 Tabel 5.2. Klasifikasi lectin berdasarkan aktivitas racunnya............................. 149 Tabel 6.1. Kandungan asam fitat pada beberapa bahan makanan................. Error!

    Bookmark not defined. Tabel 6.2. Tanaman yang mengandung selenium.Error! Bookmark not defined. Tabel 8.1. Sumber sterigmatosistin.......................Error! Bookmark not defined. Tabel 8.2. Genera dan spesies fungi dengan beberapa tingkat frekuensi...... Error!

    Bookmark not defined. Tabel 8.3. Macam-macam mikotoksin dari trikotesena kelompok A ........... Error!

    Bookmark not defined. Tabel 8.4. Sumber mikotoksin dari trikotesena kelompok B.....Error! Bookmark

    not defined. Tabel 8.5. Macam-macam mikotoksin dari trikotesena formula IV ............. Error!

    Bookmark not defined. Tabel 8.6. Toksisitas akut trikotesena di alam ......Error! Bookmark not defined. Tabel 8.7. Beberapa dosis beracun aflatoksin.......Error! Bookmark not defined. Tabel 9.1. Senyawa sesquiterpen lakton pada beberapa tanaman................. Error!

    Bookmark not defined. Tabel 9.2. Sesquiterpen lakton dan ternak yang terinfeksi . Error! Bookmark not

    defined.

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1. Daur metabolisme sekunder tanaman ............................................. 3 Gambar 1.2. Daur glukosa dan asam amino menuju metabolisme sekunder....... 4 Gambar 2.1. Senyawa alkaloid........................................................................... 17 Gambar 2.2. Komposisi kimia glisirizin ............................................................ 20 Gambar 2.3. Komposisi kimia asam-amino....................................................... 24 Gambar 2.4. Komposisi asam-asam amino........................................................ 25 Gambar 2.5. 1,2-di-O-acyl-3-O--D-galactosyl-sn-glycerol ............................. 34 Gambar 2.6. Komposisi kimia glukofasfatidil inositol ...................................... 35 Gambar 2.7. Biosintesis fenol melalui asam sikimat ......................................... 37 Gambar 2.8. Biosintesis asam sinamat............................................................... 38 Gambar 2.9. Komposisi kimia fenol .................................................................. 39 Gambar 3.1. Lima senyawa kimia yang terjadi dari conium alkaloid ............... 42 Gambar 3.2. Tanaman hemlock (www.wildflowers-and-weeds.com dan

    http://caliban.mpiz-koeln.mpg.de) ................................................ 43 Gambar 3.3. Biji tanaman hemlock (www.ag.ohio-state.edu) ........................... 44 Gambar 3.4. Perbandingan inti indol alkaloid dan triptofan.............................. 48 Gambar 3.5. Komposisi kimia ergot alkaloid .................................................... 49 Gambar 3.6. Jamur Claviceps purpurea (http://leda.lycaeum.org dan

    www.swsbm.com)......................................................................... 50 Gambar 3.7. Biji padi-padian yang terinfeksi ergot

    (www.zoetecnocampo.com).......................................................... 50 Gambar 3.8. Komposisi kimia indolizidin alkaloid ........................................... 55 Gambar 3.9. Tanaman Astragalus adsurgens (www.fao.org dan

    www.nps.gov) ............................................................................... 56 Gambar 3.10. Senyawa kimia asam pirolizidin alkaloid...................................... 60 Gambar 3.11. Tanaman heliotropium indicum (http://cricket.biol.sc.edu dan

    www.meemelink.com) .................................................................. 62 Gambar 3.12. Komposisi kimia triptamin............................................................ 64 Gambar 3.13. Tanaman Phalaris arundinacea (www.stauder.net dan

    http://nepenthes.lycaeum.org) ....................................................... 65 Gambar 3.14. Komposisi kimia piridin alkaloid dan nikotin............................... 68 Gambar 3.15. Tanaman Nicotiana spp. (www.swsbm.com dan

    www.swsbm.com)......................................................................... 69 Gambar 3.16. Komposisi kimia anabasin ............................................................ 70 Gambar 3.17. Komposisi kimia tropan alkaloid atropin ...................................... 71

  • xi

    Gambar 3.18. Tanaman Datura stramonium (www.kulak.ac.be dan www.madritel.es) .......................................................................... 71

    Gambar 3.19. Biji tanaman Datura stramonium (www.viridis.net dan www.ag.ohio-state.edu) ................................................................ 72

    Gambar 3.20. Komposisi kimia quinolizidin alkaloid ......................................... 73 Gambar 3.21. Tanaman Lupinus albus (www.dipbot.unict.it dan

    www.botanical.com) ..................................................................... 74 Gambar 3.22. Biji tanaman Lupinus albus (www.vet-lyon.fr) ............................ 74 Gambar 3.23. Komposisi kimia polisiklik diterpen alkaloid ............................... 76 Gambar 3.24. Tanaman Delphinium andersonii (www.rangenet.org dan

    www.nps.gov) ............................................................................... 77 Gambar 3.25. Komposisi kimia solanidin, solanin dan caconin .......................... 80 Gambar 3.26. Tanaman Veratrum viride (www.ct-botanical-society.org dan

    www.swsbm.com)......................................................................... 81 Gambar 3.27. Komposisi kimia keluarga veratrum alkaloid. .............................. 83 Gambar 4.1. Komposisi kimia gkulosida sianogenik......................................... 84 Gambar 4.2. Komposisi kimia linamarin dan atau lotaustralin.......................... 85 Gambar 4.3. Komposisi kimia akasipetalin ....................................................... 85 Gambar 4.4. Komposisi kimia prunasin, sambunigrin, prulaurasin, amygdalin,

    vicianin.......................................................................................... 85 Gambar 4.5. Komposisi kimia dhurrin, taksifilin .............................................. 86 Gambar 4.6. Struktur homolog antara senyawa glukosida sianogenik dengan

    asam amino ................................................................................... 87 Gambar 4.7. Tahapan sintesis glukosida sianogenik ......................................... 88 Gambar 4.8. Komposisi kimia linamarin ........................................................... 89 Gambar 4.9. Tanaman Phaseolus lunatus (www.floridata.com dan

    www.fao.org) ................................................................................ 90 Gambar 4.10. Biji tanaman Phaseolus lunatus (www.ag.ohio-state.edu) ........... 90 Gambar 4.11. Bagan reaksi hidrolisis linamarin ................................................. 91 Gambar 4.12. Komposisi kimia lotaustralin ........................................................ 91 Gambar 4.13. Bagan tanaman Lotus japonicus (www.botanic.jp dan

    http://homepage3.nifty.com) ......................................................... 92 Gambar 4.14. Tanaman Manihot utilissima (http://aoki2.si.gunma-u.ac.jp dan

    www.botanical.com) ..................................................................... 93 Gambar 4.15. Ubi Manihot utilissima (www.cit.rs.gov.br) ................................. 93 Gambar 4.16. Komposisi kimia solanin............................................................... 97 Gambar 4.17. Tanaman Solanum dulcamara (www.toyen.uio.no

    http://runeberg.org) ....................................................................... 98 Gambar 4.18. Komposisi kimia senyawa isoflavon dan coumestan.................. 101 Gambar 4.19. Tanaman trifolium pratense (www.uib.es dan

    http://leroux01.club.fr) ................................................................ 102 Gambar 4.20. Komposisi kimia vicin ................................................................ 104 Gambar 4.21. Tanaman Vicia faba (www.mpiz-koeln.mpg.de dan

    http://caliban.mpiz-koeln.mpg.de) .............................................. 105 Gambar 4.22. Tanaman Vicia faba (www.puc.cl) ............................................. 105 Gambar 4.23. Komposisi senyawa divicin dan isouramil.................................. 106

  • xii

    Gambar 4.24. Reaksi penambahan GSH dengan pentose phosphat................... 107 Gambar 4.25. Komposisi kimia glukosinolat..................................................... 109 Gambar 4.26. Perubahan progoitrin menjadi goitrin ......................................... 110 Gambar 4.27. Tanaman Brassica campestris (www.viarural.com.ar dan

    www.lysator.liu.se) ..................................................................... 111 Gambar 4.28. Komposisi kimia 1,25-OHD3 ..................................................... 114 Gambar 4.29. Tanaman Cestrum diumum (www.plantoftheweek.org dan

    www.meemelink.com) ................................................................ 115 Gambar 4.30. Komposisi kimia karboksiatraktilosida....................................... 116 Gambar 4.31. Tanaman Xanthium strumarium (www.csdl.tamu.edu dan

    http://caliban.mpiz-koeln.mpg.de) .............................................. 117 Gambar 4.32. Biji tanaman Xanthium strumarium (www.ag.ohio-state.edu) ... 118 Gambar 4.33. Komposisi kimia bufadienolida dan kardenolida........................ 120 Gambar 4.34. Tanaman Helleborus niger (www.swallowtailgarden-seeds.com

    dan http://caliban.mpiz-koeln.mpg.de) ....................................... 121 Gambar 4.35. Perubahan melilotosida menjadi koumarin ................................. 122 Gambar 4.36. Tanaman Melilotus spp (www.c-potenz.de dan

    http://caliban.mpiz-koeln.mpg.de) .............................................. 123 Gambar 4.37. Komposisi kimia dicoumarol, vitamin K dan warfarin............... 124 Gambar 4.38. Komposisi kimia psoralen sebagai derivat furokoumarin........... 125 Gambar 4.39. Tanaman Ammi majus (http://hummingbirdfarm.net dan

    www.spookspring.com) .............................................................. 126 Gambar 4.40. Komposisi kimia xantotoksin dan bergapten .............................. 127 Gambar 4.41. Komposisi kimia saponin ............................................................ 127 Gambar 4.42. Soyasasapogenol A ..................................................................... 128 Gambar 4.43. Tanaman Hibiscus rosa (www.nybg.org dan

    www.classicnatureprints.com) .................................................... 129 Gambar 4.44. Tanaman Cycas communis (http://sarasota.extension. ufl.edu dan

    www.finerareprints.com) ............................................................ 134 Gambar 4.45. Tanaman Macrozamia communis (http://farrer.riv.csu. edu.au dan

    www.anbg.gov.au) ...................................................................... 134 Gambar 4.46. Komposisi kimia cicasin ............................................................. 135 Gambar 4.47. Tanaman Simmondsia ssp. (www.swsbm.com dan www.bogos.uni-

    osnabrueck.de) ............................................................................ 136 Gambar 4.48. Komposisi kimia simmondsin..................................................... 137 Gambar 4.49. Tanaman Ranunculus ficaria (www.delawarewild-flowers.org dan

    http://runeberg.org) ..................................................................... 138 Gambar 4.50. Komposisi kimia ranunculin dan konversinya ............................ 139 Gambar 5.1. Struktur anti tripsin...................................................................... 140 Gambar 5.2. Tanaman kedelai (www.iita.org dan www.msue.msu.edu) ........ 141 Gambar 5.3. Biji tanaman kedelai (www.uky.edu).......................................... 141 Gambar 5.4. Mekanisme interaksi antara tripsin dengan inhibitor .................. 142 Gambar 5.5. Pemecahan protein oleh enzim papain ........................................ 145 Gambar 5.6. Tanaman pepaya (http://home.hiroshima-u.ac.jp dan www.plant-

    pictures.de) .................................................................................. 146

  • xiii

    Gambar 5.7. Tanaman Abrus precatorius (http://scitec.uwichill.edu.bb dan www.plant-pictures.de) ............................................................... 150

    Gambar 5.8. Biji tanaman Abrus precatorius (www.magic-plants.com) ........ 150 Gambar 5.9. Komposisi kimia mimosin .......................................................... 152 Gambar 5.10. Tanaman lamtoro (www.hear.org dan www.tropical-

    grasslands.asn.au)........................................................................ 153 Gambar 5.11. Biji tanaman lamtoro (http://web.supernet.com.bo).................... 154 Gambar 5.12. Reaksi kimia terbentuknya mimosin ........................................... 155 Gambar 5.13. Tanaman Lathyrus sativus (www.fragrantgarden.com dan

    www.fao.org) .............................................................................. 157 Gambar 5.14. Biji tanaman Lathyrus sativus (www.general.uwa.edu.au)......... 158 Gambar 5.15. Komposisi kimia asam -N-oksalil-L---diaminoptropionat... 159 Gambar 5.16. Komposisi kimia latirogen -siano-L-alanin .............................. 161 Gambar 5.17. Hidrolisis linatin.......................................................................... 162 Gambar 5.18. Tanaman linum usitatissimum (www.hoku-iryo-u.ac.jp dan

    www.mpiz-koeln.mpg.de)........................................................... 163 Gambar 5.19. Tanaman linum usitatissimum (http://pas.byu.edu)..................... 163 Gambar 5.20. Tanaman Indigofera spicata (www.tactri.gov.tw dan

    www.snv.jussieu.fr) .................................................................... 165 Gambar 5.21. Struktur indospecin dan arginin .................................................. 166 Gambar 5.22. Tanaman Canavalia ensiformis (www.tierrafertil.com. py) ....... 166 Gambar 5.23. Jamur Amanita virosa (http://130.69.82.200/image/

    Amanita_virosa.jpg dan www.mushroom-thejournal.com)........ 168 Gambar 5.24. Tanaman Medicago sativa (www.uib.es dan www.ibs-t.net) ..... 172 Gambar 5.25. Aksi tiaminase pada tiamin ......................................................... 178 Gambar 5.26. Tanaman Marsilea drummondii (www.mdbc.gov.au dan

    www.anbg.gov.au) ...................................................................... 180 Gambar 5.27. Tanaman Ricinus communis (www.odla.nu dan

    www.vet.purdue.edu) .................................................................. 181 Gambar 5.28. Tanaman Ricinus communis (www.oardc.ohio-state.edu) .......... 181 Gambar 5.29. Tanaman Phaseolus vulgaris (http://isaisons. free.fr/haricot.jpg

    dan www.biologie.uni-hamburg.de) ........................................... 184 Gambar 5.30. Tanaman Bligia sapida (http://gourmet.sympatico.ca dan

    www.nlj.org.jm) .......................................................................... 185 Gambar 5.31. Metabolisme hipoglisin A ........................................................... 186 Gambar 5.32. Tanaman Musa Paradisiaca (www.botany.hawaii.edu dan

    www.mobot.org) ......................................................................... 187 Gambar 5.33. Detoksifikasi amina..................................................................... 188 Gambar 6.1. Komposisi kimia siklopropinoid ....Error! Bookmark not defined. Gambar 6.2. Tanaman Ceiba pentandra (www.nybg.org dan

    www.nybg.org) ..............................Error! Bookmark not defined. Gambar 6.3. Komposisi kimia korinetoksin .......Error! Bookmark not defined. Gambar 6.4. Tanaman Ryegrass (www.viarural.com.ar dan

    www.extension.umn.edu) ..............Error! Bookmark not defined. Gambar 6.5. Komposisi kimia asam fitat............Error! Bookmark not defined. Gambar 6.6. Komposisi kimia oksalat ................Error! Bookmark not defined.

  • xiv

    Gambar 6.7. Tanaman Halogeton glomeratus (www.usgs.nau.edu dan www.uapress.arizona.edu) .............Error! Bookmark not defined.

    Gambar 6.8. Tanaman Amaranthus spp. (http://anthro.fortlewis.edu dan www.nativeseeds.org) ....................Error! Bookmark not defined.

    Gambar 6.9. Tanaman locoweed (www.dereila.ca dan www.npwrc.usgs.gov)........................................................Error! Bookmark not defined.

    Gambar 7.1. Komposisi kimia gosipol................Error! Bookmark not defined. Gambar 7.2. Tanaman Gossypium spp (http://yucca.standardoutcom dan

    http://www.inra.fr) .........................Error! Bookmark not defined. Gambar 7.3. Komposisi kimia katekin dan epikatekin ..... Error! Bookmark not

    defined. Gambar 7.4. Komposisi kimia condensed tanninError! Bookmark not defined. Gambar 7.5. Komposisi kimia hydrolizable tannin .......... Error! Bookmark not

    defined. Gambar 7.6. Tanaman sorghum (www.mpiz-koeln.mpg.de dan

    www.fuerstenhaus.li) .....................Error! Bookmark not defined. Gambar 7.7. Biji sorghum (www.victoryseeds.com)........ Error! Bookmark not

    defined. Gambar 7.8. Sistem metabolisme tannin.............Error! Bookmark not defined. Gambar 7.9. Komposisi kimia hiperisin .............Error! Bookmark not defined. Gambar 7.10. Tanaman Hypericum perforatum (www.funet.fi dan

    www.lysator.liu.se) ........................Error! Bookmark not defined. Gambar 7.11. Komposisi kimia 5-alkil resorsinol Error! Bookmark not defined. Gambar 7.12. Tanaman Triticale (www.mda.state.mn.us dan

    www.gsdenzlingen.em.bw.schule.de).......... Error! Bookmark not defined.

    Gambar 7.13. Komposisi kimia juglon .................Error! Bookmark not defined. Gambar 7.14. Tanaman Juglans nigra (http://drclarkia.com dan

    www.amicidelverde.it)...................Error! Bookmark not defined. Gambar 7.15. Tanaman Quercus gambelii (http://studentwebs.

    coloradocollege.edu dan www.desert-tropicals.com) ............ Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.1. Jamur Aspergillus versicolor (http://schimmel-schimmelpilze.de) ..........................Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.2. Senyawa kimia sterigmatosistin .....Error! Bookmark not defined. Gambar 8.3. Biosintesis sterigmatosistin ............Error! Bookmark not defined. Gambar 8.4. Komposisi kimia asam penisilat.....Error! Bookmark not defined. Gambar 8.5. Jamur Penicillium spp (www.biltek.tubitak.gov.tr) ............... Error!

    Bookmark not defined. Gambar 8.6. Reaksi asam penisilat dengan gugus-SH...... Error! Bookmark not

    defined. Gambar 8.7. Biosintesis asam penisilat...............Error! Bookmark not defined. Gambar 8.8. Jamur Trichothecium roseum (http://nazv.vscht.cz) .............. Error!

    Bookmark not defined. Gambar 8.9. Komposisi kimia trikotesena kelompok A... Error! Bookmark not

    defined.

  • xv

    Gambar 8.10. Komposisi kimia trikotesena kelompok B ... Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.11. Komposisi kimia trikotesena kelompok C ... Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.12. Komposisi kimia trikotesena kelompok D... Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.13. Pembentukan geranilfosfat dari dua unit isopren.................. Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.14. Biosintesis trokotekolon.................Error! Bookmark not defined. Gambar 8.15. Komposisi kimia griseofulvin ........Error! Bookmark not defined. Gambar 8.16. Jamur Penicillium griseofulfum (www.dehs.umn.edu).......... Error!

    Bookmark not defined. Gambar 8.17. Biosintesis griseofulvin ..................Error! Bookmark not defined. Gambar 8.18. Komposisi kimia luteoskirin ..........Error! Bookmark not defined. Gambar 8.19. Biosintesis luteoskirin ....................Error! Bookmark not defined. Gambar 8.20. Biosintesis luteoskirin melalui intermediat emodin dari asetat-

    malonat...........................................Error! Bookmark not defined. Gambar 8.21. Jamur Penicillium islandicum (www.apsnet.org)Error! Bookmark

    not defined. Gambar 8.22. Komposisi kimia beberapa aflatoksin .......... Error! Bookmark not

    defined. Gambar 8.23. Struktur Kimia yang terbentuk dari Aflatoksin (B1, B2, G1, G2)

    AFM1, (B) AFM2, (C) AFB2a, (D) AFB12,3-oksida (E) Aflaticol, (F) AFH1, (G) AFP1, (H) AFQ1 .....Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.24. Jamur Aspergillus flavus (www.iums.org)... Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.25. Tahap regulasi molekuler biosintesis enzim dari aflatoksin .. Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.26. Jamur penicillium claviforme (http://sorrel.humboldt. edu)... Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.27. Komposisi kimia patulin ................Error! Bookmark not defined. Gambar 8.28. Komposisi kimia zearalenon ..........Error! Bookmark not defined. Gambar 8.29. Jamur Fusarium graminearum (http://web.umr.edu)............. Error!

    Bookmark not defined. Gambar 8.30. Komposisi kimia citrinin................Error! Bookmark not defined. Gambar 8.31. Jamur Penicillium citrinum (www.univ-brest.fr) Error! Bookmark

    not defined. Gambar 8.32. Komposisi kimia okratoksin...........Error! Bookmark not defined. Gambar 8.33. Komposisi kimia okratoksin A, B dan C...... Error! Bookmark not

    defined. Gambar 8.34. Jamur Aspergillus ochraceus .........Error! Bookmark not defined. Gambar 8.35. Tanda fisik dari hewan yang terkena lupinosis (mata kuning, tubuh

    kecil, conjungtiva membran, fotosensitisasi, dan induk sapi mati) (http://vein.library.usyd.edu.au).....Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.36. Tanda dalam tubuh (hati berwarna coklat, kardia myophaty, myophaty otot kerangka, hati kaku dan kecil, hati berubah warna,

  • xvi

    dan nekrosis hati) (http://vein.library.usyd.edu.au) ............... Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.37. Komposisi kimia asam helvolat .....Error! Bookmark not defined. Gambar 8.38. Asam fusidat (isolasi Fisidum coccineum)... Error! Bookmark not

    defined. Gambar 8.39. Sefalosporin P1 (isolasi Cephalosporium sp.) .....Error! Bookmark

    not defined. Gambar 8.40. Asam helvolat (isolasi Aspergillus fumigatus mut. Helvola,

    Chepalosporium, Emericellopsis dan A. oryzae .Error! Bookmark not defined.

    Gambar 8.41. Triterpen melalui jalur mevalonat ..Error! Bookmark not defined. Gambar 8.42. Biosintesis asam helvolat dari bentukan terpen (triterpen) .... Error!

    Bookmark not defined. Gambar 8.43. Jamur Aspergillus fumigatus (www.diariomedico.com)........ Error!

    Bookmark not defined. Gambar 8.44. Komposisi kimia rubratoksin .........Error! Bookmark not defined. Gambar 8.45. Jamur Penicillium purpurogenum (www.dehs.umn.edu) ...... Error!

    Bookmark not defined. Gambar 8.46. Komposisi kimia tremorgen ...........Error! Bookmark not defined. Gambar 8.47. Jamur Penicillium paxilli (www.massey.ac.nz) ..Error! Bookmark

    not defined. Gambar 8.48. Ternak yang terkena ryegrass stagger (www.massey. ac.nz). Error!

    Bookmark not defined. Gambar 8.49. Komposisi kimia sporidesmin........Error! Bookmark not defined. Gambar 8.50. Spora jamur Pithomyces chartarum (http://vein.library.

    usyd.edu.au) ...................................Error! Bookmark not defined. Gambar 8.51. Sporidesmin pada domba (http://vein.library.usyd. edu.au)] . Error!

    Bookmark not defined. Gambar 8.52. Jamur Stachybotrys atra (http://stachybotrys-chartarum.de) . Error!

    Bookmark not defined. Gambar 8.53. Rumput kikuyu (www.une.edu.au dan

    www.tropicalgrasslands.asn.au).....Error! Bookmark not defined. Gambar 9.1. Rumput sleepy (www.shaman-australis.com dan

    www.catbull.com) ..........................Error! Bookmark not defined. Gambar 9.2. Tanaman Hemlock air (www.science.siu.edu dan

    www.botanical.com) ......................Error! Bookmark not defined. Gambar 9.3. Komposisi kimia cicutoksin ...........Error! Bookmark not defined. Gambar 9.4. Komposisi kimia carotatoksin........Error! Bookmark not defined. Gambar 9.5. Jamur Microcystis aeruginosa (www.inra.fr) .....Error! Bookmark

    not defined. Gambar 9.6. Tanaman Tetradymia canescens (http://ww1.clunet.edu)...... Error!

    Bookmark not defined. Gambar 9.7. Komposisi kimia tetradimol ...........Error! Bookmark not defined. Gambar 9.8. Tanaman Hymenoxys odorata (www.pprl.usu.edu dan

    www.uapress.arizona.edu) .............Error! Bookmark not defined.

  • xvii

    Gambar 9.9. Hubungan biogenetik pada perbedaan tipe skeletal sesquiterpen....................................Error! Bookmark not defined.

    Gambar 9.10. Komposisi kimia himenokson dan helenalin Error! Bookmark not defined.

    Gambar 9.11. Tanaman Amaranthus retroflexus (http://nwr.mcnary. wa.us dan http://caliban.mpiz-koeln.mpg.de) .Error! Bookmark not defined.

    Gambar 9.12. Tanaman Pteridium aquilinum (www.pwrc.usgs.gov dan www.lysator.liu.se) ........................Error! Bookmark not defined.

    Gambar 9.13. Komposisi kimia fagopirin.............Error! Bookmark not defined. Gambar 9.14. Tanaman Fagophyrum esculentum (www.stratsplace. com, dan

    http://waynesword.palomar.edu)....Error! Bookmark not defined. Gambar 9.15. Biji tanaman Fagophylum esculentum (www.botanical.com)Error!

    Bookmark not defined. Gambar 9.16. Tanaman Eupatorium rugosum (http://tomclothier. hort.net dan

    www.ouellette001.com) .................Error! Bookmark not defined. Gambar 9.17. Komposisi kimia tremeton .............Error! Bookmark not defined. Gambar 9.18. Tanaman Pinus panderosa (http://personal.cfw.com dan

    www.ibiblio.org) ............................Error! Bookmark not defined. Gambar 9.19. Tanaman Acacia spp. (http://members.iinet.net.au dan

    www.payer.de) ...............................Error! Bookmark not defined. Gambar 9.20. Metabolisme fluoroasetat ...............Error! Bookmark not defined. Gambar 9.21. Mekanisme detoksifikasi oleh opossum berekor sikat........... Error!

    Bookmark not defined. Gambar 9.22. -oksidasi dari asam lemak fluoro yang lebih tinggi ............. Error!

    Bookmark not defined. Gambar 9.23. Tanaman Trifolium hybridum (http://www.funet.fi dan

    http://runeberg.org) ........................Error! Bookmark not defined.

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Racun ternak yang dalam bahasa peternakan lebih dikenal sebagai anti

    nutrisi merupakan substansi yang dapat mempengaruhi beberapa aspek

    metabolisme tubuh atau dengan kata lain akan dapat mempengaruhi aspek-aspek

    biologi (terkait dengan terganggunya fungsi metabolisme tubuh) dan aspek

    ekonomi (dengan turunnya produktivitas dan atau nilai jual ternak yang

    bersangkutan) sehingga sangat merugikan bagi para peternak. Hal tersebut

    merupakan suatu pendefinisian yang luas bagi anti nutrisi itu sendiri sungguhpun

    segala sesuatunya termasuk oksigen, air dan semua yang terdapat di alam smesta

    ini jika terdapat dalam jumlah yang besar dalam tubuh ternak akan dapat

    berpengaruh terhadap fungsi dari organ-organ yang terdapat didalamnya. Selain

    itu anti nutrisi dapat juga diartikan sebagai suatu perubahan termasuk didalamnya

    perubahan dalam struktur kimia yang tidak semestinya (terdapat substansi-

    substansi yang dapat mempengaruhi tubuh ternak sehingga akan mengganggu

    kerja dari organ-organ tubuh). Dalam anti nutrisi ini terdapat unsur-unsur kimia

    alami yang mempunyai sifat dan dampak yang berbeda-beda. Zat-zat anti nutrisi

    ini terdapat dalam berbagai bentuk serta tersebar di beberapa spesies dari bahan-

    bahan pakan asal tanaman yang sebenarnya layak untuk dikonsumsi oleh ternak .

    Secara lebih praktis dapat dikatakan bahwa racun pada ternak atau anti

    nutrisi merupakan zat yang dapat menghambat, pertumbuhan, perkembangan,

    kesehatan, tingkah laku atau penyebaran populasi organisme lain (alelokemik)

    apabila berinteraksi dengan ternak. Terdapatnya anti nutrisi pada tanaman

    umumnya terjadi karena faktor dalam (faktor intrinsik) yaitu suatu keadaan

    dimana tanaman tersebut secara genetik mempunyai atau mampu memproduksi

    anti nutrisi tersebut dalam organ tubuhnya. Zat-zat anti nutrisi alkaloida, asam

    amino toksik, saponin dan lain-lain adalah beberapa contohnya. Faktor lain

    adalah faktor luar (faktor lingkungan), yaitu keadaan dimana secara genetik

    tanaman tidak mengandung unsur anti nutrisi tersebut, tetapi karena pengaruh luar

    yang berlebihan atau mendesak, zat yang tidak diinginkan mungkin masuk dalam

  • 2

    organ tubuhnya. Contohnya adalah terdapatnya Se berlebihan pada tanaman

    yang mampu mengakumulasi Se dalam protein misalnya pada Astragalus sp.

    Juga unsur radioaktif yang masuk dalam rantai metabolik unsur yang kemudian

    terdeposit sebagai unsur-unsur berbahaya.

    Tanaman mengandung sejumlah besar zat kimia yang aktif secara biologis.

    Beberapa zat pada tanaman dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit

    yang menimpa ternak maupun manusia (contohnya adalah digitoksin, kolcisin dan

    atropin). Untungnya, diantara ribuan tanaman yang dikonsumsi oleh ternak,

    relatif sedikit yang menyebabkan keracunan dan menjadi penyakit ketika

    dikonsumsi ternak. Kehadiran zat kimia tertentu dalam tanaman dipercaya untuk

    memberi beberapa tingkat perlindungan dari predator tanaman seperti serangga

    dan ruminan.

    Anti nutrisi umumnya sebagian besar diperoleh dari hasil metabolisme

    sekunder tanaman. Hasil metabolisme sekunder dibagi dua berdasarkan berat

    molekulnya, yaitu berat molekul kurang dari 100 dengan contoh pigmen pirol,

    antosin, alkohol, asam-asam alifatik, sterol, terpen, lilin fosfatida, inositol, asam-

    asam hidroksi aromatik, glikosida, fenol, alkaloid, ester dan eter. Metabolisme

    sekunder lainnya adalah yang berat molekulnya tinggi, yaitu selulosa, pektin,

    gum, resin, karet, tanin dan lignin. Tananam yang mengandung metabolit

    sekunder umumnya mengeluarkannya dengan cara pencucian air hujan (daun,

    kulit), penguapan dari daun (contoh: kamfer) ekskresi eksudat pada akar (contoh:

    alang-alang) dan dekomposisi bagian tanaman itu sendiri (jatuh ke tanah dan

    membusuk). Daur metabolit sekunder dapat dilihat pada Gambar 1.1.

    Terjadinya racun atau anti nutrisi secara umum berasal dari jalur metabolis

    glukosa maupun asam amino. Glukosa umumnya melewati jalur glikolisis

    dan/atau siklus Krebs kemudian menyimpang menuju sistem metabolisme

    sekunder. Asam amino umumnya melewati jalur deaminasi dan/atau siklus Krebs

    dan kemudian menyimpang melalui metabolisme sekunder. Secara lebih rinci

    daur metabolisme glukosa dan asam amino yang menuju metabolisme sekunder

    dapat dilihat pada Gambar 1.2.

  • 3

    Glukosa

    Jalur glikolisis

    Asam sikimat Phosphat enol piruvat

    Asam piruvat

    Asam amino aromatik asetil KoA Malonil KoA

    Asam amino alifatik

    Melanoat Fenol

    Alkaloid

    Terpen/Isopren

    Sinamat Flavonoid

    Gambar 1.1. Daur metabolisme sekunder tanaman Terdapat banyak pendapat mengenai penggolongan racun atau anti nutrisi

    tersebut. Sebagian menggolongkan berdasarkan aspek botani, fisiologi, asal

    tanaman, efek metabolisme dan kimiawi. Berdasarkan aspek botani, menurut

    penelitian paling sedikit terdapat 20 famili golongan tanaman yang mengandung

    anti nutrisi (terutama tanaman berbiji dan berbuah). Famili tanaman tersebut

    dapat dilihat pada Tabel 1.1.

  • 4

    CO2 Fotosintesis (CH2O)n Protein (CH2O)n-P gula, polisakarida Asam nukleat pati, selulosa, hemiselulosa Asam amino Phospho phenol Piruvat Alkaloid Piruvat Asam sikimat Siklus Krebs Asetil KoA Asam amino aromatik Mevalonat Fenilalanin Tiroksin Malonil KoA Terpenoid Asam sinamat Asam kafeat Phenol Steroid Astogenin P. Coumaryl alkohol P. Caomaric acids Coniferil alkohol Ferulic acids Sinapyl alkohol Sinapic acid Lignan lignin Coumarin Isoflavon Flavonoid

    Gambar 1.2. Daur glukosa dan asam amino menuju metabolisme sekunder

  • 5

    Tabel 1.1. Penggolongan anti nutrisi berdasarkan famili tanaman

    No. Famili tanaman No. Famili tanaman 1.

    Apoecynaceae

    11.

    Leguminosae

    2. Amaryldaceae 12. Menispermaceae 3. Barberidaceae 13. Papilionaceae 4. Caricaceae 14. Papaveraceae 5. Crassulaceae 15. Graminae 6. Caryophyllaceae 16. Ranunculaceae 7. Dioscoriaceae 17. Rutaceae 8. Erythroxylaceae 18. Rubiaceae 9. Euphorbiaceae 19. Rhamnaceae 10. Liliaceae 20. Solanaceae

    Penggolongan anti nutrisi berdasarkan asal tanaman mempertimbangkan

    bahwa tanaman merupakan pembawa anti nutrisi dan masing-masing golongan

    tanaman mempunyai anti nutrisi yang khas. Beberapa tanaman mempunyai

    kandungan racun yang cukup tinggi pada daun (seperti tannin pada daun

    singkong), batang (seperti HCN pada sorghum), bunga (seperti saponin pada

    kembang sepatu), umbi (seperti solanin pada kentang), akar (seperti curcumin

    pada jahe) dan biji (seperti gosipol pada biji kapas). Penggolongan tersebut dapat

    dilihat pada Tabel 1.2.

    Penggolongan anti nutrisi berdasarkan fisiologis mempertimbangkan

    pengaruh anti nutrisi tersebut pada kondisi fisiologis ternak. Masing-masing anti

    nutrisi umumnya mempunyai target organ tertentu berdasarkan sifat kimiawinya.

    Bagian yang paling pertama diserang umumnya adalah saluran pencernaan karena

    sebagian besar racun tanaman masuk ke tubuh ternak melalui jalur konsumsi.

    Setelah itu terdeposit di hati dan kemudian masuk ke saluran peredaran darah.

    Setelah melewati fase tersebut, racun akan bereaksi pada sel-sel di seluruh tubuh.

    Selain itu racun juga masuk ke tubuh melalui saluran pernafasan, luka pada

    permukaan kulit atau masuk lewat organ tubuh lainnya seperti mata, telinga dan

    lain-lain. Oleh sebab itu dapat dikemukakan penggolongan secara fisiologis

    seperti pada Tabel 1.3.

  • 6

    Tabel 1.2. Penggolongan anti nutrisi berdasarkan asal tanaman

    No. Asal tanaman Anti nutrisi 1.

    Biji-bijian a. Kacang kedelai b. Sorgum

    Tripsin inhibitor Tannin

    2. Umbi-umbian a. Kentang b. Singkong

    Alkaloid solanum Sianogenik glukosida

    3. Suplemen protein a. Kacang kedelai b. Kapas

    Tripsin inhibitor Gosipol

    4. Hijauan a. Alfalfa b. Leucaena spp.

    Saponin Mimosin

    5. Rumput-rumputan a. Rumput tropik b. Hijauan sorgum

    Oksalat Sianogenik

    6. Lain-lain a. Hijauan brassica

    Brassica anemia factor

    Tabel 1.3. Penggolongan anti nutrisi berdasarkan fisiologis

    No. Fisiologis 1.

    Anti nutrisi yang mempengaruhi gastro intestinal

    2. Anti nutrisi yang mempengaruhi choleriformis 3. Anti nutrisi yang mempengaruhi nervous 4. Anti nutrisi yang mempengaruhi sanginaris 5. Anti nutrisi yang mempengaruhi cerebralis

    Sedangkan penggolongan berdasarkan efek metabolisme manganggap

    bahwa penggolongan tersebut lebih tepat apabila efek yang ditimbulkan anti

    nutrisi terhadap jalannya metabolisme dikemukakan lebih dahulu. Hal tersebut

    terjadi karena anti nutrisi selalu menimbulkan masalah yang penampakannya

    selalu mengganggu target organ tubuh. Penggolongan anti nutrisi berdasarkan

    efek metabolisme dapat dilihat pada Tabel 1.4.

  • 7

    Tabel 1.4. Penggolongan anti nutrisi berdasarkan efek metabolisme

    No. Efek metabolisme pada Anti nutrisi 1.

    Mulut

    Enzim proteolitik, kristal oksalat dan tannin

    2. Saluran pencernaan a. Rumen b. Usus c. Diare d. Rektum

    Nitrat dan nitrit Saponin, tripsin inhibitor Nitrat Alakaloid pirolizidin

    3. Hati Alkaloid pirolizidin, lupinosis 4. Paru-paru Alkaloid pirolizidin, indol 5. Ginjal Oksalat, pirolizidin alkaloid, lakton

    sesquiterpen 6. Sistem sirkulasi Saponin, hemaglutinin, glikosida,

    asam lemak siklopropenoid 7. Jantung Gosipol, piperidin alkaloid 8. Tulang Lupin, oksalat 9. Mata Atropin, selenium toksisitas 10. Sistem syaraf Indolizidin alkaloid, tiaminase 11. Otot Selenium 12. Kelenjar tiroid Glukosinolat 13. Sistem reproduksi Mikotoksin, isoflavon, gosipol, lupin 14. Toksin melalui susu Toksin snakeroot 15. Sistem Kekebalan Lektin 16. Ranmbut dan kuku Hiperisin, filloritrintrimetillamin,

    mimosin 17. Metabolisme energi dan protein Tripsin inhibitor, indospecin, amilase

    inhibitor 18. Divisi sel Pirolizidin alkaloid 19. Metabolisme mineral Oksalat, pirolizidin lkaloid 20. Metabolisme vitamin Avidin, tiaminase,

    Selain penggolongan berdasarkan anti nutrisi, dapat juga penggolongan

    tersebut didasarkan atas tanaman beracun yang merupakan penghasil anti nutrisi.

    Penggolongan asal tanaman dapat dibagi berdasarkan berkayu tidaknya tanaman.

    Penggolongan ini dapat dibagi menjadi empat golongan yaitu rumput-rumputan,

    tanaman pekarangan, tanaman non kayu dan tanaman berkayu sebagimana

    terdapat pada Tabel 1.5. dibawah ini. Dari penggolongan tersebut, terlihat bahwa

    tanaman yang tidak berkayu mendominasi tanaman beracun terhadap ternak.

  • 8

    Tabel 1.5. Penggolongan tanaman beracun berdasarkan kelompok tanaman

    No. Kelompok tanaman Tanaman beracun 1.

    Rumput-rumputan

    Foxtail barley

    Oats Ergot Fescue Rumput Johnson 2. Tanaman pekarangan Aroid (Dumbcane) Easter lily Oleander 3. Tanaman non kayu Common Burdock, Bulbs, English Ivy,

    Lupine, Catnip, Rhubarb, Castorbean, Tansy, Sweetclover, Tobacco, Alsike clover, Jack-in-the-pulpit, Larkspur, Dutchman's Breeches, White Snakeroot, Brackenfern, Senecio(graound seed) Green Falsehellebore, Milkweed Waterhemlock, Poison Hemlock Horsetail, Buttercups, Stinging Nettle, Cocklebur, Pigweed, Mustards, Marijuana, Jimsonweed, Spurges, St. Johnswort, Star-of-Bethlehem, Pokeweed, Bouncingbet Nightshade, Rosary Pea

    4. Tanaman berkayu Azalea, Rhododendron Buckeye, etc. Black walnut Black Cherry Red Oak Black Locust Yew Red Maple

    Penggolongan tanaman beracun dapat juga didasarkan atas pengaruhnya

    terhadap binatang. Beberapa tanaman dapat meracuni semua binatang, tetapi ada

    pula yang hanya meracuni sebagian binatang. Berdasarkan hal tersebut

    pembagian yang diajukan adalah beracun pada semua binatang, binatang

    peliharaan dan ternak sebagimana terdapat pada Tabel 1.6.

  • 9

    Tabel 1.6. Penggolongan tanaman beracun berdasarkan efek pada binatang

    No. Binatang yang terkena Tanaman beracun

    1.

    Semua binatang

    Foxtail Barley, Common Burdock Bulbs, Rhubarb, Azalea, Rhododendron, Castorbean Tansy, Ergot, Tobacco, Jack-in-the-Pulpit, Milkweed, Water Hemlock Poison Hemlock, Buttercup Stinging Nettle, Cocklebur Marijuana, Jimsonweed, Spurges, Pokeweed, Bouncing Bet, Nightshades, Buckeye and Horsechestnut, Cherry, Red Oak, Yew, Oleander, Rosary Pea

    2. Binatang peliharaan Dumbcane (Aroids) English Ivy Catnip Christmas Plant (Poinsettia) Easter Lily

    3. Ternak Lupine, Oats, Fescue, Yellow & White Sweetclover, Alsike clover Larkspur, Dutchman's Breeches White Snakeroot, Brackenfern, Senecio, Ragwort, Green False Hellebore, Horsetail, Pigweed Mustards, St. Johnswort, Star of Bethlehem, Johnsongrass, Black walnut, Black Locust, Red Maple

    Tanaman yang mempunyai racun atau anti nutrisi dapat juga dibagi

    berdasarkan tingkat ketoksikannya. Beberapa tanaman sangat toksik, sementara

    lainnya hanya mempunyai tingkat ketoksikan yang sedang dan ringan. Tanaman

    yang mempunyai racun ringan umumnya digunakan sebagai makanan pokok

    manusia atau bahan pangan manusia. Penggolongan tersebut sebagaimana

    terdapat pada Tabel 1.7.

  • 10

    Tabel 1.7. Penggolongan tanaman berdasarkan tingkat ketoksikan

    No. Tingkat ketoksikan Tanaman beracun 1.

    Sangat toksik

    Castorbean, White Snakeroot, Senecio, Ragwort, Water Hemlock, Poison Hemlock, Cocklebur, Pigweed, Jimsonweed, Johnsongrass, Cherry, Yew, Red Maple, Easter Lily, Oleander, Rosary Pea

    2. Toksik sedang Dumbcane (Aroid Family), Bulbs, Lupine, Rhubarb, Azalea, Rhododendron, Oats, Ergot, Fescue, Yellow, White Sweetclover, Tobacco, Larkspur, Brackenfern, Green False Hellebore, Milkweed, Horsetail, Mustards, Spurges, Nightshades, Buckeye, Horsechestnut, Black walnut, Red Oak, Black Locust.

    3. Toksik ringan Foxtail Barley, Common Burdock, English Ivy, Catnip, Poinsettia, Christmas Plant, Tansy, Alsike clover, Jack-in-the-Pulpit, Dutchman's Breeches, Buttercups, Stinging Nettle, Marijuana, St. Johnswort, Star of Bethlehem, Pokeweed, Bouncing Bet

    Penggolongan diatas masih parsial dan belum mengakomodasi semua

    bagian yang perlu diketahui tentang anti nutrisi. Oleh sebab itu secara lengkap

    penggolongan anti nutrisi yang meliputi asal tanaman, nama Latin dari tanaman,

    ternak yang sering terkena, bagian tanaman yang mengandung anti nutrisi dan anti

    nutrisi yang terdapat dalam tanaman tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.8.

  • 11

    Tabel 1.8. Penggolongan anti nutrisi secara lengkap

    Nama ilmiah Nama tanamanBinatang

    yang terkena

    Bagian beracun Anti nutrisi utama

    Abrus precatorius Kacang Rosary Semua Biji Abrin

    Aconitum spp. Monkshood, Aconite, atau Wolfsbane

    Sapi, kambing Semua Akonitin

    Aesculus spp. Horse Chestnut, Buckeye Sapi, kambing Buah

    Tidak diketahui, mungkin saportin, narkotik alkaloid, atau glikosida.

    Agrostemma githago Jagung Cockle

    Unggas, sapi, kambing

    Biji Githagin

    Allium spp.

    Bawang komersial, bawang liar, bawang rawa, dan bawang putih

    Sapi, kuda Ubi, daun SMCO

    Amanita spp.

    Agarik monyet, Cap macan kumbang, Cap maut, dan jamur malaikat maut

    Semua Pucuk Toksalbumin

    A. muscaria Fly Agaric Semua Pucuk Asam ibotenat dan muscimol

    A. pantherina Panther Semua Pucuk Asam ibotenat dan muscimol

    A. verna Destroying Angels Semua Pucuk Asam ibotenat dan muscimol

    Amaranthus spp. Rumput babi Sapi, babi Daun Nitrat

    Amsinckia intermedia Fiddleneck

    Kuda, babi, sapi Biji Intermedin, likopsamin

    Apocynum spp. Dogbane Kuda, sapi, domba, kambing

    rhizome Aposinamarin

    Asclepias spp. Rumput susu Kambing, domba, sapi

    Daun, buah, batang

    desglukosiriosida, siriosida

  • 12

    Astragalus and Oxytropis spp. Rumput loko

    Kuda, domba, sapi

    Bunga, daun, batang

    selenium, senyawa nitro, swainsonin

    Brassica spp,

    Rape, Cabbage, Turnips, Broccoli, Mustard

    Sapi, babi, domba, kambing, unggas

    Akar, biji glukosinolat, brassica, anemia factor

    Chelidonium majus Celandine Sapi Akar isoquinolin alkaloid

    Chenopodium album Lamb's Quarters

    Sapi, kuda, domba, babi

    Semua Nitrat

    Cicuta spp. Hemlock air atau Cowbane Semua Semua cicutoksin

    Claviceps spp. Ergot Semua Jamur Indol alkaloid Conium maculatum Poison Hemlock Semua Semua Coniin

    Datura spp.

    Rumput jimson, Downy Thornapple, Devil's Trumpet, Angel's Trumpet

    Sapi, kuda, kambing

    Daun, biji, bunga

    Atropin, skopalamin, dan hiossiamin

    Delphinium spp.

    Delphiniums and Larkspurs

    Sapi, kambing Semua

    alkaloid delfinin, ajasin, dan lainnya

    Dicentra spp.

    Bleeding Heart, jagung Squirrel, Dutchman's Breeches

    Sapi Semua isoquinolon alkaloid

    Digitalis purpurea Foxglove

    Sapi, kambing, kuda

    Daun, biji, bunga

    Cardiak atau steroid glikosida

    Eupatorium rugosum Snakeroot putih

    Sapi, kuda kambing, domba

    Semua Tremeton

    Euphorbia spp. Poinsettia, Spurges, Snow on the Mountain

    Sapi, kuda, domba

    Pucuk, daun, batang

    forbol ester

    Festuca arundinacea Tall Fescue Sapi, kuda Semua

    diazifenantren, pirrolizidin, dan ergot

    Halogeton glomeratus Halogeton

    Domba, sapi

    Daun , batang Oxalat dapat larut

    Iris spp. Irises Sapi, babi Rhizome, dan akar irisin, iridin, atau irisin

  • 13

    Laburnum anagyroides

    Golden Chain atau Laburnum

    Sapi, kuda, babi

    Polong, biji, semua Citisin

    Lantana camara

    Lantana, Red Sage, Yellow Sage, atau West Indian Lantana

    Sapi, domba, kambing

    Buah berry hijau mentah

    Triterpen

    Linum usitatissimum Flax

    Sapi, domba Semua sianogenik glikosida

    Lotus corniculatus Birdsfoot Trefoil

    Sapi, domba CN tannin

    Lupinus spp. Lupin Sapi, kambing Biji lupinin, anagirin, spartein, dan hidroksilupanin

    Medicago sativa

    Alfalfa atau Lucerne

    Sapi, ayam, domba Semua canavanin, saponin

    Metilotus alba and Melilotus officinalis

    Sweetclover putih dan kuning

    Kuda, sapi, domba Batang Dicoumarol

    Nerium oleander Oleander

    Kuda, sapi, kambing, domba

    Semua neriosida, oleandrosida, saponin, cardiak glikosida

    Papaver spp.

    Macam-macam Poppies termasuk Opium Poppy

    Sapi Semua kodin, morfin, protopin

    Phytolacca americana Rumput poke

    Sapi, domba, kalkun, babi, kuda

    Semua fitolakatoksin, fitolakigenin

    Pinus ponderosa Ponderosa Pine Sapi

    tunas muda Tidak diketahui

    Podophyllum peltatum

    Mayapple dan Mandrake Sapi, babi Semua

    alpha- dan beta- peltatin, podofilloresin

    Prunus spp.

    Wild Cherries, Black Cherry, Bitter Cherry, Choke Cherry, Pin Cherry

    Kuda, sapi, babi, domba, kambing

    Biji, daun amigdalin, prunasin

    Pteridium aquilinium Bracken Fern

    Kuda, sapi, domba, babi

    semua prunasin, ptaquilosida, thiaminase

    Quercus spp. Pohon Oak Kuda, sapi Buah, daun mudagallotannin, quercitrin, dan quercitin

  • 14

    Ranunculus spp.

    Buttercups atau Crowfoot

    Sapi, kuda, kambing Semua protoanemonin

    Ricinus communis Castor Bean Semua Biji ricin, albumin

    Robinia pseudoacacia Black Locust

    Kuda, sapi, unggas, domba, kambing

    Daun, biji, kulit kayu robin, fasin

    Rumex spp. Dock Sapi, domba Daun Oxalat dapat larut

    Sambucus canadensis Elderberry

    Sapi, kambing

    Daun, akar, ranting, buah mentah

    sambunigrin

    Senecio spp. Senecio, Groundsels, dan Ragworts

    Kuda, sapi, kambing, domba

    Daun jacobin, senecifillin

    Solanum spp.

    Common Nightshade, Black Nightshade, Horse Nettle, Buffalo Bur, Potato

    Sapi, kuda, kambing, domba

    Daun, buah mentah

    soladulsidin, solanin

    Sorghum spp.

    Sorghum atau Milo, rumput Sudan, dan rumput Johnson

    Kuda, sapi, kambing

    Daun, batang dhurrin, nitrat

    Taxus cuspidata Cemara Semua

    Daun, biji, ranting Taksin

    Tetradymia spp. Horsebrush

    Domba, sapi Daun

    Trifolium spp. Alsike clover, Clover merah, Clover putih

    Kuda, sapi Semua Nitrat

    Triglochin maritima Rumput Arrow

    Sapi, domba Semua taksifillin, triglochinin

    Xanthium strumarium Cocklebur Sapi, babi

    Semaian, biji Carboksiatraktilosida

    Zigadenus spp. Death Camas Semua semua zigasin

  • 15

    Kebanyakan para ahli menggolongkan anti nutrisi berdasarkan komposisi

    kimiawinya. Hal tersebut mudah dimengerti, karena anti nutrisi umumnya

    merupakan senyawa kimia yang akan lebih mudah menggolongkannya

    berdasarkan golongan-golongan yang terdapat dalam dunia kimia. Terdapat

    berbagai macam pendapat tentang penggolongan berdasarkan komposisi

    kimianya. Tetapi dari sekian pendapat tersebut secara umum masing-masing

    sepakat dengan pembagian yang meliputi alkaloid, alkohol dan keton, karbohidrat,

    racun chelat, glikosida, lemak, metal, protein dan asam amino, fenol, sesquiterpen

    lakton, mikotoksin dan anti nutrisi lain.

    Senyawa alkaloid terdiri dari indol alkaloid, indolizidin, piperidin,

    polisiklik diterpen, piridin, pirolizidin, quinolizidin, steroid, tropan dan triptamin.

    Alkohol dan keton meliputi diaceton alkohol, dietilen glikol, etanol, etilen glikol,

    metanol, propilen glikol, cicutoksin, tremeton dan treratol. Angggota anti nutrisi

    karbohidrat meliputi oligosakarida, beta-glukan, pektin, rafinosa, gula sederhana,

    favisme, fruktosa, galaktosa, laktosa, sukrosa dan xilosa. Racun chelat terdiri dari

    nitrat, nitrit, oksalat dan fitat. Anggota glikosida terdiri dari kalsinogenik

    glikosida, karboksiatraktilosida, kardiak glikosida, koumarin, furocormarin,

    glukosinolat, isoflavon, coumestan, nitroglikosida, ranunculin, saponin dan vicin.

    Lemak terdiri dari asam lemak siklopropinoid, asam erucat, fluoroasetat dan

    glikolipid. Anggota metal antara lain adalah tembaga, merkuri, selenium, arsen,

    timah dan besi. Senyawa fenol mempunyai anti nutrisi asam sinamat, fagopirin,

    gosipol, hiperisin, pterosin, resorisinol, urusiol dan tannin.

    Protein dan asam amino mempunyai anti nutrisi yang dibagi menjadi

    menjadi lima kelompok besar yaitu allergen (amilase inhibitor, enzim,

    lipoksidase, tiaminase, tokoferoloksidase), lektin (abris, concanavalin, ricin dan

    robin), protein sitoplasmik tanaman, polipeptida dan asam amino yang dibagi

    menjadi dua yaitu nutrisi (leusin, metionin, triptofan) dan non nutrisi (arginin

    analog, kanavanin, indospecin, L amino D prolin, dihidroksifenilalanin, latirogen

    dan memosin). Sedangkan mikotoksin beranggota aflatoksin, citrinin, jamur

    tremorgen, lupinosis, okratoksin, patulin, rubratoksin, sporidesmin,

    stacibotirotoksin, trikotecenes, dan zearalenon.

  • 16

    Sejumlah faktor dapat berkontribusi pada keracunan ternak oleh tanaman.

    Banyak contoh perbedaan sepesies dapat mempengaruhi sensitivitas efek

    keracunan tanaman. Hal tersebut memungkinkan ternak untuk beradaptasi pada

    keracunan tanaman potensial. Ternak akan lebih memilih pakan yang aman bagi

    mereka apabila dapat memilih. Ternak akan menghindari tanaman beracun

    bahkan apabila tanaman tersebut umum terdapat dalam lingkungan. Dalam situasi

    tersebut, ternak akan sering mengkonsumsi pakan beracun hanya ketika pakan

    yang seharusnya pantas dimakan tidak tersedia atau ketika ternak tidak dapat

    menyeleksi pakan. Situasi tersebut mungkin terjadi ketika tanaman beracun atau

    bagian tanaman seperti biji-bijian terdapat dalam bentuk hay, silase atau bentuk

    pakan lainnya.

    Konsentrasi racun dalam tanaman dapat bervariasi dari tahun ketahun,

    melalui musim pertumbuhan tanaman, atau sebagai jawaban dari faktor

    lingkungan seperti kekeringan. Sebagai contoh, akumulasi konsentrasi racun

    potensial dari nitrat dalam pakan ternak sangat sering terjadi selama periode

    kekeringan yang menghalangi pertumbuhan normal tanaman.

    Diagnosis racun tanaman merupakan pekerjaan yang sulit. Banyak

    tanaman memproduksi tanda-tanda klinis non spesifik yang harus dibedakan dari

    kondisi penyakit lainnya. Sebagai tambahan, ternak yang mati karena

    mengkonsumsi tanaman beracun sering tidak menunjukkan tanda-tanda post

    mortem yang jelas. Hal yang tidak mendukung lagi adalah relatif sedikit tes

    laboratorium yang tersedia untuk mendeteksi racun tanaman pada contoh ante

    mortem dan post mortem. Dalam banyak kasus, jalan terbaik untuk mendukung

    diagnosis racun tanaman adalah mengkonfirmasi keberadaan tanaman beracun

    pada lingkungan peternakan.

    Problem lain lagi adalah sangat sedikit terapi antidotal untuk mengobati

    keracunan tanaman. Pendekatan terbaik untuk memperlakukan ternak yang

    keracunan adalah secara rutin mengadakan prosedur dekontaminasi dan

    penggunaan arang aktif dan obat pencuci perut untuk mempercepat pengeluaran

    pakan beracun dari saluran pencernaan. Informasi tentang anti nutrisi sangat

    banyak tersedia di lapangan.

  • 17

    BAB 2

    KLASIFIKASI RACUN ATAU ANTI NUTRISI BERDASARKAN STRUKTUR KIMIA

    2.1. Alkaloid

    Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak

    ditemukan di alam. Senyawa ini tersusun atas karbon, hidrogen, nitrogen dan

    oksigen. Hampir seluruh alkaloid berasal dan tersebar luas dalam berbagai jenis

    tumbuhan. Alkaloid adalah famili dari alkalin, senyawa yang mengandung

    substansi dasar nitrogen basa, biasanya dalam bentuk cincin heterosiklik.

    Beberapa komposisi kimia dari senyawa alkaloid dapat dilihat pada Gambar 2.1

    N H NH Pirolidin Piperidin Isokuinolin

    N NH Kuinolin Indol

    Gambar 2.1. Senyawa alkaloid

    Alkaloid ini diklasifikasikan berdasarkan tipe dasar kimia pada nitrogen

    yang terkandung dalam bentuk heterosiklik. Alkaloid biasanya dinyatakan

    dengan nama trivial dan hampir semuanya diberi akhiran in yang mencirikan

    alkaloid. Klasifikasi alkaloid tersebut meliputi pirrolizidin alkaloid, peperidin

    alkaloid, piridin alkaloid, indol alkaloid, quinolizidin alkaloid, steroid alkaloid,

    polisiklik diterpen alkaloid, indolizidin alkaloid, triptamin alkaloid, tropan

    alkaloid, fescue alkaloid dan miscellaneous alkaloid.

  • 18

    Alkaloid dijumpai pada tanaman seperti kentang, tomat DAN jamur serta

    pada hewan seperti kerang-kerangan. Beberapa diproduksi dalam tubuh manusia

    seperti histamin. Tanaman yang kaya akan alkaloid adalah apocynaceae,

    barberidaceae, liliaceae, menispermaceae, papaveraceae, papilionaceae,

    ranunculaceae, rubiaceae, rutaceae dan solanaceae. Sedangkan golongan yang

    mempunyai alkaloid sedang adalah caricaceae, crassulaceae, erythroxylaceae dan

    rhamnaceae. Sedangkan yang tidak mengandung alkaloid adalah labiatae dan

    salicaceae. Klasifikasi secara rinci dapat diterangkan dalam Tabel 2.1 sebagai

    berikut.

    Tabel 2.1. Klasifikasi senyawa alkaloid

    No. Kelompok Sub kelompok Senyawa 1. Piridin Piperin, coniin, trigonelin,

    arekaidin, guvasin, pilokarpin, sistin, nikotin, dan spartein

    2. Tropin Atropin, kokain, higrin, ekgonin, dan peletierin

    3. Quinolin Quina-bark Quinin Striknos Striknin, brusin Veratrum Veratrin, dan cevadin 4. Isoquinolin Opium Morfin, kodein, thebain,

    papaverin, narcotin, narsein Substansi

    kompleks Hidrastin, berberin

    5. Fenetilamin Metamfetamin, meskalin, efedrin6. Indol Triptamin

    Diperkirakan sekitar 15 20% vascular tanaman mengandung alkaloid.

    Sebagian besar alkaloid merupakan turunan asam amino lisin, ornitin, fenilalanin,

    asam nikotin, dan asam antranilat. Asam amino disintesis dalam tanaman dengan

    proses dekarboksilasi menjadi amina, amina kemudian dirubah menjadi aldehida

    oleh amina oksida. Asam-asam amino ornitin dan lisin adalah senyawa-senyawa

    awal (prekursor) dalam biosintesis alkaloid alisiklik. Alkaloid ini yang

    mempunyai cincin pirolidin seperti higrin, hiosiamin, isopeletierin dan

    pseudoisopeletierin dan piperidin seringkali disebut alkaloid sederhana. Pada

    biosintesis alkaloid ini, ornitin atau lisin pertama-tama mengalami dekarboksilasi

  • 19

    menghasilkan diamina yang sebanding. Selanjutnya, diamina ini mengalami

    deaminasi oksidatif menghasilkan aminoaldehida.

    Hampir semua alkaloid indol berasal dari asam amino triptofan. Alkaloid

    indol yang sederhana seperti serotonin dan psilosibin, terbentuk sebagai hasil

    dekarboksilasi dari turunan triptofan yang sebanding. Namun, banyak alkaloid

    indol yang lebih kompleks berasal dari penggabungan turunan asam mevalonat

    dan triptofan. Dalam bentuk yang sederhana, satu molekul dimetilalil pirofosfat

    diinkorporasikan ke dalam triptofan menghasilkan asam lisergat, melalui

    chanoklavin dan agroklavin. Ketiga alkaloid ini ditemukan bersama-sama dalam

    Claviseps purpurea. Hampir semua alkaloid yang ditemukan di alam mempunyai

    keaktifan fisiologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat

    berguna dalam pengobatan. Meskipun kebanyakan alkaloid adalah racun seperti

    striknin, coniin dan kolsicin, beberapa digunakan di bidang kesehatan sebagai

    analgesik atau anastetik seperti morfin, kokain, atropin, kafein, quinin, teofilin dan

    teobromin.

    2.2. Glikosida

    Glikosida adalah eter yang mengandung setengah karbohidrat dan

    setengah non karbohidrat yang bergabung dengan ikatan eter. Komponen non

    gula dikenal sebagai aglikon sedangkan komponen gula disebut dengan glikon.

    Glikosida biasanya adalah substansi yang pahit. Seringkali aglikon dikeluarkan

    oleh aksi enzimatis ketika jaringan tanaman mengalami luka. Klasifikasi

    glikosida meliputi sianogenik glukosida, goitrogenik glukosida, coumarin

    glukosida, steroid dan triterpenoid glukosida, nitropropanol glikosida, visin,

    kalsinogenik glikosida, karboksiatraktilosida, dan isovlavon. Klasifikasi

    glikosida berdasarkan kelompok aglikon dapat dibagi menjadi 11 kelompok,

    yaitu: tannin, kardioaktif, aldehid, antraquinon, alkohol, saponin, lakton, sianofor,

    isotiosianat, fenol dan flavonol.

    Sebagai contoh pada tanaman Glycyrrhiza glabra terdapat saponin.

    Glikon pada saponin terdiri dari glukosa, arabinosa, xilosa dan asam glukuronat.

    Sedangkan aglikon dari saponin dinamakan sapogenin. Sapogenin pada saponin

  • 20

    netral adalah turunan steroid sedangkan pada saponin asam adalah turunan

    triterpenoid. Saponin pada tanaman Glycyrrhiza glabra dikenal dengan nama

    glisirizin. Aglikon pada glisirizin adalah asam glukuronat (2 molekul) dan

    aglikonnya adalah asam glisiretinat. Komposisi kimia glisirizin dapat dilihat pada

    Gambar 2.2.

    COOH O

    O

    O

    COOH

    O

    O

    COOH

    Aglikon = asam glisiretinat

    dua molekul aglikon = asam glukoronat

    Gambar 2.2. Komposisi kimia glisirizin Asam glisirizin 50 kali lebih manis dibandingkan gula (sukrosa). Pada

    hidrolisis, glikosida kehilangan rasa manis dan diubah menjadi aglikon asam

    glisiretinat dan dua molekul asam glukuronat. Asam glisiretinat adalah turunan

    triterpenoid pentasiklik dari tipe beta-amyrin. Senyawa tersebut mempunyai

    bahan ekspektoran dan antitusif. Ekspektoran digunakan untuk menurunkan

    viskositas mucus yang kental, atau untuk meningkatkan sekresi mukus pada

    batuk kering beriritasi.

  • 21

    2.3. Protein

    Protein berasal dari kata "proteios" yang berarti "pertama" atau

    kepentingan primer". Protein merupakan senyawa organik yang sebagian besar

    unsurnya terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur dan fosfor. Ciri

    khusus protein adalah adanya kandungan nitrogen. Berdasarkan bentuknya,

    protein dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu : protein berbentuk bulat,

    serat dan gabungan keduanya.

    Protein berbentuk bulat (globular) terdiri dari albumin, globulin, glutelin,

    prolamin, histon, dan protamin. Albumin adalah protein yang larut dalam air dan

    menggumpal apabila terkena panas. Umumnya albumin menjadi komponen pada

    albumin telur, albumin serum, leucosin pada gandum dan legumelin pada kacang-

    kacangan. Globulin tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam kuat dan

    menggumpal apabila terkena panas. Globulin terdapat sebagai komponen

    globulin serum, fibrinogen, myosinogen, edestin pada biji hemp, legumin pada

    kacang-kacangan, concanavalin pada jack bean dan excelsin pada kacang Brazil.

    Glutelin tidak larut dalam air dan pelarut netral, tetapi lebih cepat larut dalam

    larutan asam atau basa. Contoh yang umum terdapat pada glutelin pada jagung

    yang lisinnya tinggi, dan oxyzenin pada padi. Prolamin atau gliadin adalah

    protein sederhana yang larut dalam 70 sampai dengan 80 persen etanol tetapi tidak

    larut dalam air, alkohol dan pelarut netral. Contohnya terdapat pada zein dalam

    jagung dan gandum, gliadin pada gandum dan rye serta hordein pada barley.

    Histon adalah protein dasar yang larut dalam air, tetapi tidak larut dalam larutan

    amonia. Histon sebagian besar bergabung dengan asam nukleat pada sel makhluk

    hidup. Contoh yang umum adalah globin pada hemoglobin dan scombrin pada

    spermatozoa ikan mackerel. Protamin adalah molekul dengan bobot rendah pada

    protein, larut dalam air, tidak menggumpal terkena panas berbentuk garam stabil.

    Contohnya adalah salmin dari sperma ikan salmon, sturin dari ikan sturgeon,

    clupein dari ikan herring, dan scombrin dari ikan mackerel. Protamin umumnya

    bersatu dengan asam nukleat dalam sperma ikan.

    Protein berbentuk serat (fibrous) terdiri dari kolagen, elastin dan keratin.

    Kolagen adalah protein utama pada jaringan penghubung skeletal. Umumnya

  • 22

    kolagen tidak larut dalam air dan tahan pada enzim pencernaan hewan, tetapi

    berubah cepat dalam bentuk larutan, dalam bentuk gelatin lebih mudah dicerna

    apabila dipanaskan dalam air atau larutan asam atau basa. Kolagen mempunyai

    karakteristik struktur asam amino unik diantaranya adalah hidroksiprolin yang

    molekulnya besar, hidroksilisin, sistein, sistin dan triptofan. Elastin adalah

    protein pada jaringan elastis seperti pada tendon dan arteri. Meskipun

    penampakannya sama dengan kolagen, elastin tidak dapat diubah menjadi gelatin.

    Keratin merupakan protein sukar larut dan tidak dapat dicerna. Umumnya

    menjadi komponen rambut, kuku, bulu, tanduk dan paruh. Keratin mengadung 14

    sampai dengan 15 persen sistin.

    Protein gabungan (conjugated) terdiri dari nukleoprotein, mukoid,

    glikoprotein, lipoprotein dan kromoprotein. Nuleoprotein adalah satu atau lebih

    molekul protein yang berkombinasi dengan asam nukleat, yang dalam sel dikenal

    sebagai deoksiribonukleatprotein, ribonukleatprotein ribosom dan lain-lain.

    mukoid atau mukoprotein yang merupakan bagian karbohidrat dalam protein

    adalah mukopolisakarida yang mengandung N-asetil-heksosamin seperti

    glukosamin atau galaktosamin yang berkombinasi dengan asam uronik,

    galakturonik atau asam glukoronik, banyak juga yang mengandung asam sialik.

    Glikoprotein adalah protein yang mengandung karbohidarat kurang dari 4 persen,

    sering kali dalam bentuk heksosa sederhana, seperti manosa sebesar 1,7 persen

    dalam albumin telur. Lipoprotein adalah protein larut dalam air yang bergabung

    dengan lesitin, cepalin, kolesterol, atau lemak dan fosfolipid lain. Kromoprotein

    adalah kelompok yang mempunyai bentuk karakteristik yang merupakan

    gabungan dari protein sederhana dengan kelompok prospetik pewarna.

    Komoprotein meliputi hemoglobin, sitokrom, flavoprotein, visual purple pada

    retina mata dan enzim katalase.

    Berdasarkan kekomplekskan strukturnya, protein dibagi menjadi tiga yaitu

    protein sederhana, gabungan dan asal. Protein sederhana yaitu protein yang

    apabila mengalami hidrolisis akan menghasilkan hanya asam-asam amino atau

    derivatnya, contohnya adalah : albumin, globulin, glutelin, albuminoid dan

    protamin. Protein gabungan yaitu protein sederhana yang bergabung dengan

  • 23

    radikal protein, contohnya adalah : nukleoprotein (protein bergabung dengan asam

    nukleat), glikoprotein (protein bergabung dengan zat yang mengandung gugusan

    karbohidrat seperti mucin), fosfoprotein (protein bergabung dengan zat yang

    mengandung fosfor seperti kasein), hemoglobin (protein bergabung dengan zat-zat

    sejenis hematin seperti hemoglobin) dan lesitoprotein (protein bergabung dengan

    lesitin, seperti jaringan fibrinogen). Protein asal adalah protein yang terdegradasi

    yang meliputi protein primer (misal: protean) dan protein sekunder (misal:

    proteosa, pepton dan peptida).

    Fungsi protein meliputi banyak hal yaitu pertama struktur penting untuk

    jaringan urat daging, tenunan pengikat, kolagen, rambut, bulu, kuku dan bagian

    tanduk serta paruh. Kedua sebagai komponen protein darah, albumin dan globulin

    yang dapat membantu mempertahankan sifat homeostatis dan mengatur tekanan

    osmosis. Ketiga terlibat dalam proses pembekuan darah sebagai komponen

    fibrinogen, tromboplastin. Keempat membawa oksigen ke sel dalam bentuk

    sebagai hemoglobin. Kelima sebagai komponen lipoprotein yang berfungsi

    mentransportasi vitamin yang larut dalam lemak dan metabolit lemak yang lain.

    Keenam sebagai komponen enzim yang bertugas mempercepat reaksi kimia dalam

    sistem metabolisme. Ketujuh sebagai nukleoprotein, glikoprotein dan vitellin.

    Beberapa inhibitor penting dalam tanaman adalah protein. Anggotanya meliputi

    protease (tripsin) dan amilase inhibitor, lektin (hemaglutinin), enzim, protein

    sitoplasma tanaman.

    2.4. Asam amino dan turunan asam amino

    Asam-asam amino apabila bergabung akan membentuk protein dengan

    cara ikatan peptida, yaitu suatu ikatan antara gugus amino (NH2) dari suatu asam

    dengan gugus karboksil dari asam yang lain, dengan membebaskan satu molekul

    air (H2O). Komposisi kimia secara umum dari asam amino dapat dilihat pada

    Gambar 2.3.

  • 24

    COOH

    H C R

    NH2 Gambar 2.3. Komposisi kimia asam-amino Lambang R merupakan rantai samping yang spesifik pada setiap asam

    amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan oleh sifat pada rantai samping

    dalam empat kelompok, yaitu: asisik, bassik, hidrofilik (polar) dan hidrofobik

    (non polar). Kecuali glisin dimana R adalah H, asam amino terbentuk dalam dua

    kemungkinan optikal isomer yang disebut D dan L. L asam amino

    merepresentasikan sebagian besar asam amino yang dijumpai pada protein. D

    asam amino dijumpai pada beberapa protein yang diproduksi oleh organisme laut

    yang menghuni tempat eksotik seperti siput contong.

    Protein disusun oleh 22 macam asam amino, tetapi dari ke 22 macam asam

    amino tersebut yang berfungsi sebagai penyusun utama protein sebanyak 20

    macam. Dari 20 macam asam amino tersebut ternyata ada sebagian yang dapat

    disintesis dalam tubuh ternak, sedang sebagian lainnya tidak dapat disintesis

    dalam tubuh ternak sehingga harus didapatkan dari pakan. Komposisi kimia dari

    20 asam amino tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4. berikut ini.

    Asam amino yang harus ada atau harus didapatkan dari pakan disebut

    asam amino esensial dalam pakan (dietary essential amino acid atau indespensible

    amino acid). Asam amino yang termasuk dalam kelompok ini adalah metionin,

    arginin, treonin, triptofan, histidin, isoleusin, leusin, lisin, valin dan fenilalanin.

    Asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh disebut asam amino non esensial

    dalam pakan, tetapi apabila esensial untuk metabolisme maka disebut pula sebagai

    asam amino esensial metabolik (metabolic essential amino acid atau dispensible

    amino acid). Asam amino yang termasuk kelompok ini adalah : alanin, asam

    aspartat, asam glutamat, glutamin, hidroksiprolin, glisin, prolin dan serin.

  • 25

    Gambar 2.4. Komposisi asam-asam amino

    Disamping itu ada pengelompokan asam amino setengah esensial (semi

    essential amino acid atau semi dispensible amino acid) karena asam amino ini

    hanya dapat disintesis dalam tubuh dalam jumlah yang terbatas dari substrat

    tertentu. Asam amino yang termasuk dalam kelompok ini adalah tirosin, sistin

  • 26

    dan hidroksilisin. Terdapat lebih dari 300 asam amino dalam tanaman, beberapa

    diantaranya merupakan racun. Asam amino yang paling terkenal beracun adalah

    mimosin yang strukturnya sama dengan tirosin. Asam amino beracun lainnya

    natara lain triptofan, asam selenoamino, lathirogen, linatin, indospesin, kanavanin,

    faktor anemia brassica, hipoglisin, dan amina biogenik.

    2.5. Karbohidrat

    Karbohidrat mempunyai komposisi kimia yang mengandung C, H dan O.

    Semakin kompleks susunan komposisi kimia, maka akan semakin sulit dicerna.

    Klasifikasi karbohidrat menurut urutan kompleksitas terdiri dari monosakarida,

    disakarida, trisakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana yang

    penting mencakup pentosa (C5H10O5) yaitu gula dengan 5 atom C dan heksosa

    (C6H12O6) yaitu gula dengan 6 atom C. Pentosa terdapat di alam dalam jumlah

    sedikit. Pentosa dapat dihasilkan melalui hidrolisis pentosan yang terdapat dalam

    kayu, bonggol jagung, kulit dan jerami. Pentosa terdiri dari arabinosa, ribosa, dan

    xilosa. Heksosa bersifat lebih umum dan lebih penting dalam pakan dibandingkan

    dengan monosakarida lainnya. Heksosa terdiri dari fruktosa, galaktosa, manosa

    dan glukosa. Fruktosa (levulosa) terdapat bebas dalam buah yang masak dan

    dalam madu. Galaktosa berada dalam senyawa dengan glukosa membentuk

    laktosa (gula susu). Glukosa (dekstrosa) terdapat dalam madu, dan bentuk inilah

    yang terdapat dalam darah.

    Disakarida dibentuk oleh kombinasi kimia dari dua molekul monosakarida

    dengan pembebasan satu molekul air. Bentuk disakarida yang umum adalah

    sukrosa, maltosa, laktosa dan selobiosa. Sukrosa merupakan gabungan dari

    glukosa dan fruktosa dengan ikatan (1- 5) yang dikenal sebagai gula dalam kehidupan sehari-hari. Sukrosa umumnya terdapat dalam gula tebu, gula bit serta

    gula mapel. Maltosa merupakan gabungan glukosa dan glukosa dengan ikatan (1 -4). Maltosa terbentuk dari proses hidrolisa pati. Laktosa (gula susu) terbentuk

    dari gabungan galaktosa dan glukosa dengan ikatan (1 - 4). Selubiosa merupakan gabungan dari glukosa dan glukosa dengan ikatan (1 - 4). Selubiosa

  • 27

    adalah sakarida yang terbentuk dari selulosa sebagai hasil kerja enzim selulose

    yang berasal dari mikroorganisme.

    Trisakarida terdiri dari rafinosa dan melezitosa. Rafinosa terdiri dari

    masing-masing satu molekul glukosa, galaktosa dan fruktosa. Dalam jumlah

    tertentu terdapat dalam gula bit dan biji kapas. Melezitosa terdiri dari dua

    molekul