ringkasan disertasi aktualisasi diri menurut …

67
1 RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT BEDIUZZAMAN SAID NURSI (1877-1960) DALAM RISĀLAH AL-NŪR Oleh: Abdul Gaffar NIM:20162010008 Diajukan kepada program doktor Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor dalam Psikologi Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2021

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

1

RINGKASAN DISERTASI

AKTUALISASI DIRI MENURUT

BEDIUZZAMAN SAID NURSI (1877-1960)

DALAM RISĀLAH AL-NŪR

Oleh:

Abdul Gaffar

NIM:20162010008

Diajukan kepada program doktor

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor

dalam Psikologi Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2021

Page 2: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

2

ABSTRAK

Bediuzzaman Said Nursi adalah salah satu tokoh pemikir dan pembaharu dari Turki yang

muncul sebagai tokoh sufisme sang penyelamat iman dan Islam pada abad ke 19. Jenis

penelitian ini adalah studi pustaka (library research) dengan menggunakan teknik

hermeneutika Paul Ricoeur yang berorientasi pada pendekatan psikologi humanistik sebagai

pisau analisis. Penelitian ini menemukan beberapa formulasi proses aktualisasi diri yang

berbeda dengan konsep sejumlah para ilmuan lain. Menurut Said Nursi hakikat “diri” dalam

manusia terdiri dari beberapa muatan kodrat, yaitu kodrdat rabbani, kodrat ruhani, kodrat

jsmani dan nafsani. Beberapa kodrat tersebut bergantung pada karakteristik perjalananan

jiwa manusia tidak lepas dari pemenuhuan kebutuhan duniawi dan ukhrawi hingga

terpenuhinya kebutuhan puncak berupa sepritualitas. Posisi aktualisasi diri Said Nursi

sebagai salah satu kerangka berfikir alternatif berlandaskan pada Al-Qur'an yang melalui

proses empat langkah, yaitu; melalui pengabdian secara totalitas ditandai melalui

kesungguhan beribadah kepada Allah (pelayan iman) dengan mengubur sifat kesombangan

(abdun wa al-faqr), melalui cahaya keimanan kepada Allah, melalui memanifestasikan asma

Allah terpatri dalam diri dengan mengikuti jalan Al-Qur’an sebagai jalan hakikat. Bahkan

Said Nursi berulangkali menegaskan bahwa setiap manusia sebenarnya memiliki potensi

berupa beberapa fakultas bersifat intrinsik yang bersemayam dalam kalbu, jiwa dan intelek

manusia. Said Nursi menyebut dengan istilah inovasi spiritualitas terdiri dari Al-Tafakkur,

Tadhabbur, Iman-i Tahqiqi, Al-‘Ajz, Al-fāqr dan Al-Syāfaqah yang mengarah pada

pengembangan spritualitas puncak tertinggi (tauhid) dalam rangka membentuk karakter dan

prilaku manusia sempurna (Insan Al-Kamil).

Kata Kunci: Aktualisasi Diri, Bediuzaman Said Nursi, Risālah Al-Nūr, Psikologi Islam

dan Turki

Page 3: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

3

ABSTRACT

Bediuzzaman Said Nursi is one of the thinkers and reformers from Turkey who emerged as a

figure of Sufism, the savior of faith and Islam in the 19th century. This type of research is

more on the type of library research using Paul Ricoeur's hermeneutic technique which is

oriented towards humanistic psychology. as a knife analysis. This study found several

formulations of the self-actualization process that were different from the concepts of a

number of other scientists. According to Said Nursi, the essence of "self" in humans consists

of several natural contents, namely the rabbani nature, the nafsani nature, the spiritual

nature, the physical nature, the tafakkur nature and the tadhabbur nature. Some of these

natures depend on the relationship between the journey of the human soul and cannot be

separated from the fulfillment of worldly and spiritual needs to fulfill the ultimate need in the

form of spirituality. The position of Said Nursi's self-actualization as one of the alternative

thinking frameworks based on the Qur'an which goes through a four-step process, namely;

through total dedication through sincerity to Allah (the servant of faith) by burying

arrogance (abdun wa al-faqr), through the light of faith in Allah, through manifesting Allah's

asthma engraved in oneself by following the path of the Qur'an as the path of nature. Even

Said Nursi repeatedly said that humans actually have potential in the form of several

faculties that are intrinsic in the heart, soul and intellect of humans. Said Nursi said that the

term spirituality innovation consists of Al-Tafakkur, Tadhabbur, Iman-i Tahqiqi, Al-'Ajz, Al-

fāqr and Al-Syāfaqah which lead to the development of the highest peak spirituality (tauhid)

in order to shape the character and behavior of perfect human beings. (Insan Al-Kamil).

Keywords: Self Actualization, Bediuzaman Said Nursi, Risālah Al-Nūr, Islamic

Psychology and Turkey

Page 4: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

4

مستخلص البحث

الإسلام بديع الزمان سعيد نورسي هو أحد المفكرين والمصلحين من تركيا الذين برزوا كشخصية للصوفية منقذ الإيمان و

في القرن التاسع عشر.هذا النوع من البحث يتعلق أكثر بنوع البحث في المكتبات باستخدام تقنية بول ريكور التأويلية

موجهة نحو علم النفس الإنساني كتحليل سكين. وجدت هذه الدراسة عدة صيغ لعملية تحقيق الذات كانت مختلفة عن مفاهيم

يد النورسي ، فإن جوهر "الذات" في الإنسان يتألف من عدة محتويات طبيعية ، عدد من العلماء الآخرين. وبحسب سع

وهي الطبيعة الربانية ، وطبيعة النفس ، والطبيعة الروحية ، والطبيعة الجسدية ، وطبيعة التفكّر ، وطبيعة التدابور. تعتمد

تلبية الاحتياجات الدنيوية والروحية لتلبية بعض هذه الطبائع على العلاقة بين رحلة الروح البشرية ولا يمكن فصلها عن

الحاجة المطلقة في شكل الروحانية. موقف إدراك سعيد النورسي لذاته كواحد من أطر التفكير البديلة القائمة على القرآن

نور والتي تمر بعملية من أربع خطوات ، وهي: من خلال التفاني التام بالإخلاص لله )عبد الإيمان( بدفن الغطرسة ، ب

الإيمان بالله ، من خلال إظهار ربو الله المحفور في النفس باتباع طريق القرآن باعتباره طريق الجوهر حتى سعيد

النورسي قال مرارًا وتكرارًا إن البشر يمتلكون بالفعل إمكانات في شكل العديد من الملكات المتأصلة في قلب الإنسان

الابتكار الروحاني يتكون من التفكّر ، والتذبحور ، والإيمان والتحقيقي ، ونفسه وعقله. قال سعيد النورسي إن مصطلح

)التوحيد( من أجل تشكيلها. شخصية وسلوك البشر والعجز ، والفقر ، والسفقة ، مما يؤدي إلى تطوير أعلى قمة روحية

المثاليين )إنسان الكامل(.

أنا نور ، -سي ، رساللكلمات المفتاحية: تحقيق الذات ، بديع الزمان سعيد نور

علم النفس الإسلامي وتركيا

Page 5: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

5

LATAR BELAKANG

Psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang dianggap sebagai sebuah entitas dari

perwakilan keilmuan bersifat empiris faktualis yang hanya bisa didekati dengan pendekatan

objektif. Perkembangan ilmu pengetahuan terutama neuro psychology telah begitu

didominasi oleh peradaban modern yang lebih berorentasi pada paham-paham ilmu sekuler

(barat) sebagai pemicu penyebab dikotomi antara kegiatan sains dengan wilayah spiritualitas

agama, sehingga dominasi tersebut menjadikan ilmu psikologi bekerja pada wilayah empirik

dengan menafikan wilayah non empirik.

Ada tiga pilar sebagai penopang ilmu psikologi modern di antaranya; pertama,

mengagungkan wilayah metode rasional empiris dan secara epistemologis harus masuk pada

ranah filsafat rasional dan berfikir empiris logis. Psikologi modern memiliki keterkaitan pula

dengan suatu keyakinan yang keakurat mengenai persoalan sebuah metodologi.1 Kedua,

persoalan-persoalan ilmu psikologi wajib bersifat umum, selama ini ada beberapa prinsip

umum dan juga kaidah-kaidah kemungkinan yang bisa dijadikan pondasi berfikir dalam

pengembangan sains (keilmuan).2 Seperti studi mengenai memori, persepsi, dan proses

psikologi pembelajaran yang harus mampu memberi kontribusi atas faktor-faktor yang

berkaitan dengan sosio-historis tertentu. Pilar ketiga, sebagai riset sebagai bagian lokomotif

kejayaan. Berawal dari derivasi yang tidak lain merupakan bagian dari praduga-praduga dari

teori terdahulu yang memiliki arti keyakinan yang absolut bagi kaum modernis, sebagia ujud

dari sebuah keyakinan terhadap riset yang progresif.3

Mayoritas hampir semua kajian psikologi maintream terutama dalam teori kepribadian

dan teori kebutuhan manusia secara individu masih didominasi oleh kebutuhan akan id, ego

dan super ego. Franze Alexander mencoba menghubungkan antara id, ego dan superego ke

ranah neurosis disandingkan dengan psikosis. Hal ini berdasar pada pendapat Sigmund Freud,

secara neurosis menggambarkan konflik antara ego dan id (kebutuhan naluriah); psikosis

antara ego dan dunia luar; dan neurosis narsis merupakan perjuangan antara ego dan superego

1 Duane P. Schultz & Sydney Ellen Schultz, Sejarah Psikologi Modern. Penerjemah: Lita Hardian

(Bandung: Penerbit Nusa Media),hlm.22. 2 Sarlito W Sarwono, Pengantar Psikologi Umum (Jakarta: Rajawali Press, 2012),hlm.12. 3 Thomas Khun, The Structure of Scientific Revolution (Chicago: The University of Chicago,

1970),hlm.19.

Page 6: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

6

teori Frued ini belum mampu menjawab di wilayah nurani dalam bahasan agama ruh

(kebutuhan batiniah) yang sebagian besar telah dibahas dalam teori aktualisasi diri.4

Dalam diri manusia sangat komplek tidak hanya sekadar sebatas id, ego dan super-ego,

namun juga bisa diekspresikan dengan berbagai model dan konsepsi. Secara ideal teori

aktualisasi diri manusia pada awalnya tidak ada hubungannya dengan agama atau keyakinan

spiritual tertentu, akan tetapi setelah memasuki fase psikologi keempat disebut psikologi

transpersonal (pengalaman puncak), isu kajian akademis tentang spritualitas dalam ilmu

psikologi mulai mengkorelasikan hubungan manusia dengan agama (keyakinan).

Allah telah menanamkan potensi agung pada diri manusia yang mampu

memperlihatkan pada seluruh kesempurnaan dan melalui keagungan asma-asma Allah

dengan cara aktual dalam diri manusia. Pada prinsipnya, dalam diri manusia mengandung

beberapa unsur potensi tidak hanya bersifat secara teoretis, akan tetapi juga dalam wilayah

praktis yang bukan hanya terpancara ke dalam beberapa unsur bersifat subjektif, akan tapi

memenuhi juga unsur objektif. Artinya tidak hanya secara arti normatif, melainkan mampu

menjelma ke dalam ranah empirik.5 Dalam perkembangan kepribadian manusia

meniscayakan setiap hamba melakukan pengabdian kepada Allah. Faktor pengabdian ini

sebagai konsekuensi lanjutan dari faktor keimanan.6

Pada kontek inilah hakikat keimanan jangan sampai terjebak pada persoalan keimanan

yang dianggap an sich, melainkan mewajibkan sebuah ikhtiar sebagai bentuk implementasi

ke dalam tindakan pengabdian kepada Allah sebagai Tuhan alam semesta. Potensi inner

capasty dalam diri manusia mempunyai kemampuan dalam mengembangkan diri (aktualisasi

diri) hingga menggapai yang disebut manusia paripurna atau ubermensh dalam tradisi ajaran

Islam masyhur dengan sebutan insan al-kamil. Potensi inner capacity adalah bagian dari

indikasi keberadaan Allah dan tidak akan pernah dapat teraktualisasikan dengan sempurna

tanpa ada hubungan spritual dengan Tuhannya. Said Nursi memberikan penjelasan bahwa

sesungguhnya terdapat atas dua sisi pada diri manusia yakni sisi egoism yang mengarah pada

kehidupan dunia dan sisi pengabdian yang mengarah pada kehidupan akhirat yang abadi.

4 Franz Alexander, The Psychoanalysis of the Total Personality: The Application of Freud’s Theory of

the Ego to the Neuroses, The Psychoanalysis of the Total Personality: The Application of Freud’s Theory of the

Ego to the Neuroses (Washington, DC, US: Nervous and Mental Disease Publishing Co, 1935),hlm.67

<https://doi.org/10.1037/11565-000.>. 5 Bediuzzaman Said Nursi, The Words: The Reconstruction of Islamic Belief and Thought. Trans;

Huseyin Akarsu (Nasr City Egypt: Sozler Publications, 2004), hlm.70. 6 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Ahad Menikmati Ekstase Spiritual Cinta Ilahi. Penerjemah: Sugeng

Hariyanto…,hlm.43.

Page 7: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

7

Menurut Said Nursi tujuan pada setiap ciptaan Allah yang paling utama merupakan

fitrah paling agung berupa iman kepada Allah. Pada tingkat sifat kemanusiaan (basyariah)

tertinggi adalah makrifatullah kesemuanya terpatri dalam keimanan. Begitu pula,

kenimkmatan dan kebahagiaan terindah bagi setiap manusia dan jin adalah bahabbatullah

(cinta kepada Allah) yang timbullantaran makrifatullah. Said Nursi menambahkan, bahwa

kegembiraan jiwa manusia terbening yang ada dalam suka cita kalbu adalah kelezatan

spiritual yang terpatri lantaran sebab mahabbatullah.7

Pada dasarnya, jasad melakukan intraksi inten dengan yang namanya ruh maka manusia

dapat dpahami sebagai gerak psikis dan fisik. Inner capacity (ruh) dibatasi oleh bentuk

“bagian-bagian penjara” jasadi, jika ruh mampu mengontrol sebagai remot kontrol pada nāfsu

seperti melalui iman, ubudiyah, dan perbuatan yang mengarah pada kebaikan dengan tujuan

untuk membebaskan diri manusia dari sifat kerakusan duniawi, Inner capacity akan menjadi

suci dalam mencapai kemurnian batin untuk menuju derajat kemuliaan hakiki.

Dimensi inner capacity (ruhani) di setiap masing-masing individu terus bergerak dan

terus menyal-nyala dengan selalu mengingat Allah dan tafakur di manapun saja berada secara

terusmenerus, karena bentuk gerakan tersebut bisa mengubur kemurungan, ketakutan dan

rasa keterasingan.8 Di sinilah pentingnya kajian dimensi pengalaman spiritualitas berupa

aktualisasi diri dalam ajaran sufisme Bediuzzaman Said Nursi adalah bagian dari khasanah

keislaman, khususnya dalam memaknai fenomena-fenomena unik dalam diri manusia.

Posisi Said Nursi muncul sebagai pembaharu dalam konstruksi “menyelamatkan iman

dan Islam”. Beliau mempunyai cirri khas sebagai pemikir yang selalu memihak

(benteng) keimanan dan keislaman, terlihat akan kealiman terutama dalam memberikan

pemahaman dan menafsirkan Al-Qur’ān secara baik dan mudah dimenegerti, begitu juga

dalam memberikan pemahaman integralitas keilmuan. Selain itu, juga disebut sebagai

pemberani serta gigih dalam setiap memperjuangkan kepentingan kaum muslimin di Turki

yang terjadi pada masa-masa akhir runtuhnya kerajaan Ottoman (Turki Usmani) melalui arus

gerakan dan gagasan atmosfir pembebasan keterbelengguan kaum muslimin dalam

menjelankan ajaran agama, bahakan mengawal agar manusia tidak terjebak ke dalam jurang

7 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy (Jakarta: Risālah Nūr Press,

2017), hlm.382. 8 Bediuzzaman Said Nursi, Cahaya Iman Dari Bilik Tahanan. Penerjemah:Fauzi Faishal Bahriesy

(Jakarta: Risālah Nūr Press, 2019),hlm.67.

Page 8: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

8

atmosfer kerancuan hidup terutama yang dipengaruhi oleh kebudayaan yang berusaha

memisahkan agama dan kehidupan (sekuler).9

Sejak Turki dikuasai Mustafa Kemal Attaturk, Turki kehilangan jati diri Islam yang

telah lama tertanam. Hal itu dikarenakan derasnya arus budaya Barat dan melemahnya nilai-

nilai Islam.10 Terlebih ketika pertai Republik Turki sepenuhnya mengambil alih kekuasaan.

Budaya Barat mempengaruhi pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk, sehingga sistem dan

kebijakan-kebijakan Islam yang ada di Turki perlahan dihapuskan.

Ideologi liberal-sekularisme Mustafa Kemal Attaturk mendapat perhatian dan

mendapat pengawalan ketat dalam perkembangannya terutama oleh Bediuzzaman Said Nursi

karena ide-ide Mustafa Kemal dinilai melemahkan fungsi Islam dalam kenegaraan. Mukti Ali

berpendapat bahwa ketika kedua ideologi tersebut (liberalisme dan sekularisme) diterapkan,

maka kewajiban yang mengatur atas segala aspek materil dalam kegidupan rakyat adalah

negara, sementara aspek spiritual dianggap sebagian dari agama.11

Pada kontek ini, Bediuzzaman Said Nursi berusaha membendung dengan segala usaha

dan upaya, walaupun beberapa kali dilakukan upaya dibungkam bahkan menjurus ke

pembunuhan misal dilakukan di penjara, percobaan diracun, hingga diasingkan ke Barla dan

beberapa tempat lain di Turki, Said Nursi selalu istiqomah (berkomitmen) dalam tetap

merealisasikan ajaran Islam yang kian telah lama terus dibungkam dan dibumi hanguskan.

Perjuangan Said Nursi lebih condong kepada perlawanan kultural, melalui tulisan-tulisan dan

ceramahnya beliau menggerakkan masyarakat untuk tidak tergerus budaya Barat. Di sela-sela

waktu di penjara dan diasingkan, menghasilkan karya monomentalnya setebal 6000

lembar yaitu “Risālah Al-Nūr” memuat gagasan kekelisahan seperti salah

satunya esensi iman dan peradaban akhlak yang hingga abad ini dilanjutkan oleh

para penerusnya yang disebut Thullabun Al-Nur, termasuk Recep Toyyip

Erdogan yang menjadikan Risālah Al-Nūr bagian salah satu pedoaman dalam

pemerintahannya. 12 Begitu gagasan Fathullah Ghullen dalam set iap gerakan dan

gagasan-gasannya selalu terinspirasi dari Said Nursi.

9 Ihsan Kasim Salih, Said Nursi Pemikir Dan Sufi Besar Abad 20; Membebaskan Agama Dari

Dogmatisme dan Sekularisme. Penerjemah: Nabilah Lubis (Jakarta: Murai Kencana, 2003),hlm.v. 10 Ela Hikmah Hayati, ‘Kebijakan Politik Mustafa Kemal Ataturk Terhadap Suku Kurdi Di Turki 1923-

1938 M’, Buletin Al-Turas, 23.2 (2017), 231–50 <https://doi.org/10.15408/bat.v23i2.6374>. 11 Mukti Ali, Islam Dan Sekularisme Di Turki Modern (Jakarta: Djambatan, 1994),hlm.133. 12 Ahmad Junaidi, "Kebijakan Politik Recep Tayyib Erdogan Dan Islamisme Turki Kontemporer", IN

RIGHT: Jurnal Agama Dan Hak Azazi Manusia’, In Rigt Jurnal, 2016, pp. 140–58.

<http://ejournal.uin.suka.ac.id/ syariah/inright/article/view/1444>[accessed 19 June 2020].

Page 9: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

9

Dengan latar belakang membentuk individu muslim Turki yang kokoh pendirian,

Risālah Al-Nūr banyak mendapat perhatian masyarakat. Usaha Said Nursi tidak sia-sia karena

hingga saat ini, halaqah yang didirikan telah menjadi gerakan nurcu.13 Sejak dihapuskannya

undangan-undang Islam berupa penghapusan semua simbol-simbol Islam seperti

dihapuskannya tulisan arab dan diwajibkannya menggunakan tulisan-tulisan latin secara

keseluruhan. Semua tulisan dan bacaan-bacaan arab dilarang, Al-Qur’ān semula bernaskah

arab diganti dengan tulisan latin Turki. Bediuzzaman Said Nursi melawan kebijakan ini

dengan cara menyebarkan Risālah Al-Nūr sangat mempunyai peran utama dalam pemurnian

Al-Qur’ān akibat gencarnya proyek penghilangan huruf arab diganti huruf latin Turki.14

Risālah Al-Nūr berperan dalam menjaga kelangsungan tarekat yang pernah dihapus

pemerintahan Mustafa Kemal Attaturk pada tahun 1925 M. Bersama dengan amalan Hizb an-

Nur, dan wirid Jawshan al-Khabir, Risālah Al-Nūr berperan sebagai pengganti pada

kegiatan-kegiatan para pecinta tarekat di Turki (zawiyah). Risālah Al-Nūr mengayomi dan

mengajak bagi kaum muslimin untuk senantiasa tidak lupa bedzikir melalui hati, bertafakkur

melalui akal.15 Sejalan dalam kandungan Al-Qur’ān dan Hadits, Risālah Al-Nūr juga

berperan sebagai penafsir (juru penjelas) eksistensi (hakikat) Iman dalam meningkatkan

kebersamaan umat beragama. Ketika menjelaskan kandungan Risālah Al-Nūr, Bediuzzaman

Said Nursi secara jelas melawan budaya Barat dengan tidak membenarkan doktrin filsafat

materialistik dan naturalistik. Bediuzzaman Said nursi dalam penjelasannya lebih memilih

dan mengedepankan metode tafakkur yang menekankan penggunaan majaz dan perbandingan

untuk menjelaskan suatu problem.

Bediuzzaman Said Nursi melalui karya monomental, yaitu Risālah Al-Nūr mencoba

menawarkan kajian psikologi perspektif non empirik (mistis) yang lebih pada psikologi

aktualisasi diri. Perspektif Said Nursi, aktualisasi diri manusia semestinya selalu dalam

wilayah keimanan kepada Allah karena secara fitrah pada dasarnya manusia telah memiliki

potensi dasar yang tidak lain masterpiece Allah yang luar biasa serta mukjizat kekuasaan-Nya

yang paling lembut dan paling agung. Penciptaan manusia merupakan pusat bagian seluruh

prasasti-Nya serta manusia dijadikan sebagai model dari seluruh entitas alam semesta, Said

13 Muhammad Faiz, ‘Risālah Nur Dan Gerakan Tarekat Di Turki: Peran Said Nursi Pada Awal

Pemerintahan Republik’, Al-A’raf; Jurnal Pemikiran Islam Dan Filsafat, XIV.1 (2017), 31. https://doi.org/10.22515/ajpif.v14i1.588.

14 Sukran Vahide, Islam in Modern Turkey: An Intellectual Biography of Bediuzzaman Said Nursi (New

York: State University of New York Press, 2005),hlm.45. 15 Ihsan Kasim Salih, Said Nursi Pemikir Dan Sufi Besar Abad 20…,hlm.148.

Page 10: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

10

Nursi dengan tegas mengatakan manusia merupakan karya terbaik Tuhan yang mampu

merefleksikan sifat-sifat Allah secara paripurna.16

Di dalam ajaran Risālah Al-Nūr memilki prinsip fundamental yang selama ini diyakini

sebagai kerja hati dan nalar pikir agar mampu mengungkap kebenaran dan keberpihakan Al-

Qur’an melalui penjelasan tentang hakikat penciptaan alam semesta serta keseluruhan

makhluk. Begitu pula, memiliki misi penyelamatan iman bagi keberlangsungan hidup umat

manusia di muka bumi. Gerakan-gerakan yang selalu diperjuangkan oleh Said Nursi bersama

para muridnya (Thullabunnur) sebagai bentuk perjuangan dalam rangka menjadi pelayan

iman dan menyelamatkan Al-Qur’an melalui berbagai cara salah satunya model tindakan

positif damai (al- ‘amal al-ijabi). Mereka berkeyakinan, dalam setiap menghadapi persoalan

kehidupan termasuk salah satunya dekadnsi moral dan peradaban spiritual harus melali

gerakan jihad Al-Jihad Al-Ma’nawi (jihad moral) melalui cara pengukuhan iman.

RUMUSAN MASALAH

Berdasar pada kegelisahan akademis di latar belakang maslah di atas, maka penyusun

dapat menarik rumusan masalah sebagai mana berikut: Apa saja cakupan konsep aktualisasi

diri menurut Bediuzzaman Said Nursi dalam kitab Risālah Al-Nūr? Bagaimana model

aktualisasi diri menurut Bediuzzaman Said Nursi dalam kitab Risālah Al-Nūr? Bagaimana

implikasi aktualisasi diri menurut Bediuzzaman Said Nursi terhadap Psikologi Pendidikan

Islam baik secara praksis maupun teoritik?

TINJUAN PUSTAKA

Ibrahiim M. Abu Rabi’ mengurai tentang Biografi Said Nursi melalui karya Islam at

the Crossroads: On the Life and Thought of Bediuzzaman Said Nursi.17 Ibrahim M. Abu-Rabi

DKK, Spritual Dimensions of Bediuzzaman Said Nursi’s Risale-i Nur.18 Hamzah Müsbet

Hareket Dalam Relasi Antara Agama Dintinjau Dari Perpektif Teori Kebutuhan Abraham

Maslow.19 Mahshid Turner, melaui artikel Can the Effects of Religion and Spirituality on

Both Physical and Mental health be Scientifically Measured? An Overview of the Key

16 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy, …, hlm.85. 17 Ibrahim M. Abu-Rabi’, Islam at the Crossroads: On the Life and Thought of Bediuzzaman Said Nursi

(New York: State University of New York Press, Albany, 2003),hlm.54. 18 Ibrahim M. Abu-Rabi DKK, Spritual Dimensions of Bediuzzaman Said Nursi’s Risale-i Nur (New

York: State University of New York Press, Albany, 2008),hlm.67. 19 Ustadi Hamsah, ‘Müsbet Hareket Dalam Relasi Antar Agama Ditinjau Dari Perspektif Teori Hirarkhi

Kebutuhan Abraham Maslow’, RELIGI JURNAL STUDI AGAMA-AGAMA, 14.2 (2019), 225

<https://doi.org/10.14421/rejusta.2018.1402-06>.

Page 11: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

11

Sources, with Particular Reference to the Teachings of Said Nursi.20 Artikel Prof Machasin

berjudul Bediuzzaman Said Nursi and The Sufi Tradition.21 Zaprulkhan Perkembangan

Kepribadian Secara Spiritual dalam Perspektif Bediuzzaman Said Nursi.22 Haci Tanis

melalui Disertasi berjudul The Sufi Influence In Said Nursi’s Life And Thought.\23 Disertasi

Gok Hakan Said Nursi's Arguments for the Existence of God in Risālah Al-Nūr.24 Muhammad

Faiz Khalid dan Ibnor Azli Ibrahim, Wahdat al-Wujud dan kewalian menurut Said Nursi.25

Willard Mittelman, Maslow’s Study of Self-Actualization. 26 Jeevan D’Souza and Michael

Gurin berjudul The Universal Significance of Maslow’s Concept of Self-Actualization.27 Marc

H. Bornstein, ‘Self-Actualization’ menenmukan istilah selfactualization.28 Carl Rogers

sebagaimana ditemukan J. Guthrie Ford, melalui Rogerian Self-Actualization.29

Hasil penelitian yang dicetak sebagai buku saku “psikologi pendidikan islam” banyak

mengurai temuan-temuan kaitannya dengan psikologi dan pendidikan islam.30 Abudin Nata

mengatakan Psikologi Pendidikan Islam merupakan cabang ilmu jiwa manusia berdasarkan

pada ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadis begitu juga sebuah pendapat orang yang

alim.31Jalaluddin melalui karya berjudul Psilogi Pendidikan Islam memberi sumbangsih

konsep pemikiran yang banyak mengulas materi psikologi pendidikan islam dari aspek

sejarah (historis) dengan dimulai masa rasulullah, khalafaurrasyidin, hingga para pemikir

20 Mahshid Turner, ‘Can the Effects of Religion and Spirituality on Both Physical and Mental Health Be

Scientifically Measured? An Overview of the Key Sources, with Particular Reference to the Teachings of Said

Nursi’, Journal of Religion and Health, 54.6 (2015), 2045–51 <https://doi.org/10.1007/s10943-014-9894-3>. 21 M. Machasin, ‘Bediuzzaman Said Nursi and The Sufi Tradition’, Al-Jami’ah: Journal of Islamic

Studies, 43.1 (2005), 1 <https://doi.org/10.14421/ajis.2005.431.1-21>. 22 Zaprulkhan, ‘Perkembangan Kepribadian Secara Spiritual Dalam Perspektif Bediuzzaman Said Nursi’,

Jurnal Farabi, 12.1 (2015), 87–105. 23 Haci Tanis, ‘The Sufi Influence In Said Nursi’s Life And Thought’ (United States: The Temple

University Graduate Board, 2016). 24 Hakan Gok, ‘Saīd Nursi’s Arguments For The Existence Of God In Risāle-I Nur’ (Durham

University,England, 2015),hlm.24 <http://etheses.dur.ac.uk/10994/.>. 25 Muhammad Faiz Khalid dan Ibnor Azli Ibrahim, ‘Wahdat Al-Wujud and Sainthood According to Said

Nursi’s View Through His Work Risālah Al-Nūr’, Jurnal Hadhari: An International Journal, 8 Novemever.No

2 (2016), 245–58. 26 Willard Mittelman, ‘Maslow’s Study of Self-Actualization’, Journal of Humanistic Psychology, 31.1

(1991), 114–35 <https://doi.org/10.1177/0022167891311010>. 27 Jeevan D’Souza and Michael Gurin, ‘The Universal Significance of Maslow’s Concept of Self-

Actualization’, Humanistic Psychologist (Routledge, 2016), 210–14 <https://doi.org/10.1037/hum0000027>. 28 Marc H. Bornstein, ‘Self-Actualization’, in The SAGE Encyclopedia of Lifespan Human Development

(SAGE Publications, Inc., 2018) <https://doi.org/10.4135/9781506307633.n714>. 29 J. Guthrie Ford, ‘Rogerian Self-Actualization’, Journal of Humanistic Psychology, 31.2 (1991), 101–

11 <https://doi.org/10.1177/0022167891312011>. 30 Syihabuddin, Landasan Psikologis Pendidikan Islam (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia,

2016),hlm.67. 31 Abudin Nata, Psikologi Pendidikan Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2018),hlm.43.

Page 12: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

12

islam terkemuka. Begitu juga dibahas perkembangan manusia menurut pandangan Islam dan

rasa keberagamaan seseorang.32 Abdul Mujib berhasil menghadirkan kajian kepribadian

manusia dengan memadukan Islam atau mengintegrasikan dengan ilmu psikologi (integreted

entites) sebagai pisau analisis, diharapkan mampu menjawaban atas fenomena prilaku

manusia baik dilakukan secara individu maupun kolektif.33

KERANGKA TEORI

Aktualisasi Diri

Carl Rogers memposisikan bentuk aktualisasi diri pada salah satu kebutuhan paling

mendasar, utamanya soal kepribadian, pemeliharaan guna mengaktualkan dengan

meningkatkan semua aspek potensi individu.34 Hal ini, potensi aktual leih cenderung dimiliki

sejak setiap individu lahir terdiri dari komponen pertumbuhan aspek fisiologis serta aspek

psikologis.35 Rogers memiliki kesadaran setiap manusia memiliki sikap atau tindakan negatif,

akan tetapi ia mengakui kalau tidak selaras dengan eksistensi manusia, artinya sikap itu hanya

lebih pada olah pertahanan diri disertai rasa takut.

Seorang G.W Allport menyebut proses aktualisasi diri (self actualization) sebagai

proses menjadi (becoming). Menurutnya, hidup merupakan proses aktif, pada masanya

manusia berupaya mewujudkan diri.36 Kepribadian adalah tetap namun terus menerus

berubah, sebagai konsekuensi dari turunan biologis, pengaruh budaya, dan pencarian

spiritual.37 Semantara, Abraham Maslow mendifinisikan aktualisasi diri adalah kebutuhan

yang mendorong bagi setiap manusia sebagai motivasi untuk mencapainya.38 Seperti,

makanan akan mendorong perilaku seseorang yang sedang lapar untuk memenuhi kebutuhan

makan tersebut dan jika orang tersebut sudah merasakan kenyang maka makan tidak lagi

32 Jalaluddin, Psikologi Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018),hlm.56. 33 Abdul Mujib, Teori Kepribadian Perspektif Psikologi Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2017),hlm.23. 34 Carl Rogers, ‘Humanistic Perspectives on Personality | Boundless Psychology’

<https://courses.lumenlearning.com/boundless-psychology/chapter/humanistic-perspectives-on-personality/>

[accessed 22 June 2020]. 35 Lia Amalia, ‘Teori Konsep Diri Carl R. Rogers 1’, Muaddib, 3.1 (2014), 87–99

<http://journal.umpo.ac.id/index.php/MUA/article/view/29>. 36 G. W. Allport, Personality: A Psychological Interpretation (New York: NY: Holt, Rinehart &

Winston., 1937), hlm.70. 37 Gordon W. Allport, ‘Personality: Normal And Abnormal’, The Sociological Review, 6.2 (1958), 167–

80 <https://doi.org/10.1111/j.1467-954X.1958.tb01072.x>. 38 Douglas T. Kenrick, ‘Self-Actualization, Human Nature, and Global Social Problems: I. Foundations’,

Society, 54.6 (2017), 520–23 <https://doi.org/10.1007/s12115-017-0181-2>.

Page 13: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

13

mendorongnya untuk mencari sesuap nasi.39 Ia memunculkan hirarki kebutuhan manusia

yaitu, kebutuhan fisiologi, keamanan, sosial, harga diri dan aktualisasi diri.

Spritualitas dan Risālah Al-Nūr

Spritualitas memberikan suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal

(hubungan antara diri sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan)

dan transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan

ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-unsur spiritualitas meliputi

kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual. Risālah Al-Nūr (Risālah Al-

Nūr) merupakan karya agung Said Nursi mengandung beberapa tema yang tidak lain dari

buah pikiran Said Nursi dan ditulis dalam bahasa Turki dan sebagaian berbahasa Arab.

Dalam bahasa Turki memuat beberapa bagian di antaranya Maktubât (kumpulan surat-surat),

Sualar (kumpulan pertanyaan-pertanyaan), Sozler (kumpulan kata), Lemalar (kumpulan

cahaya), Mesnevi Nuriye (ringkasan-ringkasan isi Risālah Al-Nūr), Asa-yi Musa (Tongkat

nabi Musa), Iman ve Kufur Nuvazeneleri (pembahasan tentang iman dan kufur), Sikke-i

Tasdiki Gaybi (mengungkap kebenaran alam gaib), Kastamonu Lahikasi (berisi tentang surat-

surat Nursi kepada para muridnya dan jawaban untuk surat dari muridnya).

Barla Lahikasi (perjuangan dan pemikirannya di Barla), dan Emirdag Lahikasi

(perjuangannya di Emirdag); dan dua buku-buku dalam bahasa Arab berjudul al-’i’jâz (tanda-

tanda kemukjijatan), Masnawΐ al-‘Araby an-Nuriy, Al-Kalimat, Al-Lama’at, Asy-Syu’lamat,

Al-Maktubât, Isyarat al-I’jaz, Al-Matsnawy al-Araby an-Nuriyah, Al-Malahiq fi Fiqhi

Da’wah an-Nur, Sirah ad-Żatiyah, Shaiqal al-Islam, dan Fahaaris. Sesuai dengan

perkembangan, Risālah Al-Nūr diterjemahkan ke dalam bahasa inggris meliputi: Adapun

dalam edisi bahasa Inggris karya Risālah Al-Nūr (Risālah Al-Nūr) terbagi dalam beberapa

bagian di antaranya: Letters 1928-1932, The Words (On The Nature and Purpose of Man

Life, and All Things), The Flashes Collection, dan The Rays Collection.

Hermeneutika Paul Ricoeur

Ricoeur mampu melahirkan dua sebagai keyword tentang bacaan teks yang dainggap

memiliki peran penting atas pemikiran penafsirannya. Seperti apa sebenarnya misi teks

39 Abraham Maslow, Motivation and Personality. Trans. Achmad Fawaid & Maufur (Yogyakarta:

Cantrik Pustaka, 2017), hlm.70.

Page 14: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

14

tersebut, bagaimana prosess atau cara teks bacaan mengungkap sebuah faktanya).40 Yang

dimaksud apa sebeneranya msisi teks (what is said) merupakan sebauah pesan yang

terkandung di dalam sebuah teks sendiri.41 Ketika sebuah teks ditulis, maka menjadi mandiri,

otonom, bahkan lepas dari konteks di mana penulis hidup.

Menurut Paul Ricoeur sebuah teks mempunyai totalitas secara kemandirian dicirikan

pada empat aspek. Pertama, aspek makna yang terkandung dalam pengungkapan isi teks

sendiri terlepas melalui proses atas pengungkapan maknanya.42 Kedua, aspek makna dalam

sebuah teks tidak tidak lagi ada keterhubungan makna dengan pembicara, sebagaimana

terlihat pada bahasa ucapan. Makna teks dimaksud tentu tidak lagi memiliki kepentingan

dengan apa yang dimaksud penggagasnya.43 Bahkan keberadaan penulis teks tidak lagi

diperlukan karena dianggap sudah terhalangi oleh teks itu sendiri maka wajar jika Ricoeur

berpendapat bahwa penulis teks sebagai sebagai reading pertama.

Ketiga, aspek tidak terikatan pada dialogis, maka dalam makna teks tidak lagi

memiliki terikatan atas konteks awal, lebih kecenderungan bebas dari sekat kepentingan pada

originilitas konsteks pembicaraan.44 Maksud teks adalah dunia imajinasi terbangun

originilitas oleh teks sendiri. Keempat, aspek ketidak terikatan dialogis maka teks tidak

memiliki keterhubungan dengan konteks awal, sebagaimana bahasa ucapan yaitu masih ada

keterikatan kepada pendengarnya.45

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka (library research)

penelitian mengacu pada data-data atau bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan topik

pembahasan yang sedang diangkat.46 Adapun sumber data dalam penelitian ini bersentuhan

langsung dengan gagasan Said Nursi abik primer (Berbentuk versi Bahasa Inggris) mapun

sekunder (hasil terjemahan ke dalam bahasa Indonesia). Selain itu, penyusun mengacu buku-

buku karya orang lain yang membahas tentang aktualisasi diri menurut Said Nursi. Untuk

40 Heather Tan, Anne Wilson, and Ian Olver, ‘Ricoeur’s Theory of Interpretation: An Instrument for Data

Interpretation in Hermeneutic Phenomenology’, International Journal of Qualitative Methods, 8.4 (2009), 1–15

<https://doi.org/10.1177/160940690900800401>. 41 Paul Ricoeur, Onself as Another, Filosofía, (Chicago: The Chicago university Press, 1996), hlm.56. 42 Paul Ricouer, Penjelasan Dan Pemahaman, Terj. Mun’im Sirri, Dalam Syafa’atun Al-Mirzanah Dan

Sahiron Syamsuddin Ed., Pemikiran Hermeneutika Dalam Tradisi Barat (Yogyakarta: LP2M LP2M Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011),hlm.23. 43 Kaelan, Filsafat Bahasa: Masalah Dan Perkembangannya (Yogyakarta: Paradigma, 2000),201. 44 Paul Ricoeur, Onself as Another…,hlm.71. 45 Paul Ricoeur, Onself as Another…,hlm.83. 46 Nursapia Harahap, ‘Penelitian Kepustakaan’, Jurnal Iqa’, Vol. 08. N (2014), 67–72

<https://media.neliti.com/media/publications/196955-ID-penelitian-kepustakaan.pdf> [accessed 20 June 2020].

Page 15: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

15

mempermudah pemahaman paling tidak ada ketiga tahapan dalam proses analisis inter pretasi

pada penelitian ini, di antaranya level semantik dan tradisi filsafat reflektif.(1) level semantik

(pemahaman naif); (2) level refleksi (validasi dari model struktural); dan (3) level eksistensial

(pemahaman yang mendalam).47

Pertama, tahapan pemahaman Semantik. Pemahaman semantik merupakan tahap awal

sebagai pintu masuk untuk melakukan interpretasi menuju pemahaman eksistensial dalam

wilayah kajian kebahasiaan.48 Penafsir dituntut untuk menjadi jembatan penghubung antara

objek dengan subjek untuk melakukan sebuah pemahaman. Proses penafsiran menurut

hermeneutika Ricoeur diawali oleh penebakan.49 Artinya, menebak makna dalam sebuah teks

yang berkaitan dengan sebuah bentuk kebahasaan, maka makna teks tidak lagi serupa dengan

makna dan maksud pengarang. Dalam karya Bediuzzaman Said Nursi, secara teks penuh

dengan bahasa metafora maka penyusun harus mampu menebak maksud teks tersebut

mengingat pengarang sudah tidak lagi hadir mengiringi teks Risalah Nur. Penyusun

berangkat dari analisis teks yang dimaksud terdiri dari kodra, kebutuhan dan aktualisasi diri

manusia dalam pemikiran Said Nursi.

Kedua, tahapan pemahaman Reflektif. Tahap reflektif merupakan jembatan antara

tahap semantik ke tahap eksistensial, karena bahas sesungguhnya berhubungan dengan

eksistensial.50 Tahap ini merupakan peroses yang menghubungkan antara pemahamn teks dan

pemahaman diri sendiri.51 Tahap refleksi ini berkaitan dengan ekspresi hidup, yang berproses

dari kesadaran tidak langsung melalui karya yang merupakan ekspresi dari aktus berada

manusiawi. Dalam hal ini, penyusun mencari formulasi aktualisasi diri Said Nursi yang

berdasarkan pada temuan konsep diri manusia di level simantik.

Ketiga, Tahapan pemahaman Eksistensial Tahap ini interpretasi menuju pada yang

Ada (being). Tahap eksistensial Ricoeur melewati simbol, tahap semantik dan tahap

reflektif.52 Pengoleksian data baik yang empiris maupun yang bersumber dari literatur dengan

tema-tema aktualisasi diri, dilakukan sejak sebelum melakukan penelitian. Hal ini dilakukan

agar penulis dapat memahami implikasi konsep aktualisasi diri Said Nursi melalui Kitab

Risālah Al-Nūr dengan aspek kajian yang sedang diangkat yaitu Implikasi aktualisasi diri

47 Paul Ricoeur, Onself as Another…hlm.27. 48 Paul Riceouer, Freud and Philosophy…hlm.20. 49 Paul Riceouer, Freud and Philosophy… hlm.37. 50 Paul Ricoeur, The Course of Recognition…hlm.27. 51 Paul Ricoeur, The Course of Recognition…hlm.30. 52 Paul Ricoeur, Onself as Another…hlm.56.

Page 16: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

16

Said Nursi terhadap Psikologi Pendidikan Islam. Kumpulan data-data awal ini tentunya

sangat bermanfaat dalam memperkaya ide-ide penulis ketika melakukan penelitian yang

berupaya mencari karya-karyanya.53

KONDRAT, KEBUTUHAN DAN AKTUALISASI DIRI MANUSIA DALAM

PEMIKIRAN SAID NURSI

1. Kodrat Rabbani

Dalam diri manusia selalu mempengaruhi gerak jiwa kepasrahan terhadap Allah dan

ciptaan-Nya dan kecenderungan manusia dalam hal-hal bersifat teologis, kodrat nalar bekerja

untuk memadukan keikhlasan dalam hidup untuk menghamba. Dunia ini dapat dikenali dan

manusia memiliki kemampuan untuk mengetahuinya. Allah telah memberikan kemampuan

kepada manusia. Panggilan ilahi pada manusia untuk mengetahui cakrawala dan jiwa mereka

sendiri membuktikan kemampuan pada bagian manusia untuk mengetahui berbagai aspek

kehidupan. Said Nursi berkata:

“….The instant life enters it, it establishes such a connection with the universe that it

is as though it concludes a trading agreement with it, especially with the flowers and

plants of the earth. It can say: “The earth is my garden; it is my trading house.” Thus,

through the unconscious instinctive senses which impel and stimulate it in addition to

the well-known five external senses and inner senses of animate beings, the bee has a

feeling for, and a familiarity and re- ciprocal relationship with, most of the species in

the world, and they are at its disposal”.54

GAMBAR; 1

Dimensi Kodrat Rabbani

Sejak awal penciptaannya, manusia pertama yakni Adam As telah mengakui Allah

sebagai Tuhannya dan hal tersebut mendorong manusia untuk senantiasa beriman kepada

Allah SWT. Penciptaan manusia juga memiliki hakikat bahwa Allah menciptakan agama

53 Achmad Fedyani Saifuddin, Antropologi Kontemporer Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma

(Jakarta: Prenada Media, 2005),hlm.92. 54 Bediuzzaman Said Nursi, The Words On the Nature and Purposes of Man, Life, and All Things. Trans.

Sükran Vahide (Istanbul: MAK Ofset Basm Yayn Tic. ve San. Ltd. fiti, 2008), hlm.532.

Page 17: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

17

Islam sebagai pedoman hidup yang harus dijalani oleh manusia selama hidupnya. Seluruh

ajaran islam adalah diperuntukkan untuk manusia dan oleh karena itu manusia wajib beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa yakni Allah SWT.

“Tidak diragukan lagi engkau ada bukanlah unsur yang sederhana dan benda mati

yang tidak akan berubah. Akan tetapi engkau bagaikan pabrik besar yang sangat

teratur di mana peralatannya senantiasa terbaharui. Engkau juga ibarat istana megah

yang sisi-sisinya selalu berubah ubah. Atom-atom yang ada di tubuhmu selalu bekerja

dan aktif setiap saat. Ia memiliki hubungan dengan alam semesta, khususunya dengan

rezeki. Atom-atom tersebut bekerja di dalam tubuhmu senantiasa menjaga agar ikatan

dan hubungan tidak rusak dan tidak lepas. Ketahuilah bahwa dengan atom-atom yang

bergerak sesuai peraturan Żat Yang Mahakuasa, atau tentara bersenjata dalam

pasukanNya yang teratur-ujung pena qadar Ilahi”.55

Manusia diciptakan dengan dibekali dari berbagai kelengkapan yang super canggih,

melalui iradah Allah Yang Maha Esa mampu menggerakkan tubuh manusia disertai potensi

temasuk panca indera dengan didasari fitrahnya. Maka sangat mustahil jika manusia ada

tanpa campur tangan Allah Tuhan alam semesta, lantaran pancaran asma-asma Allah manusia

ada.

2. Kodrat Ruhani

Allah menciptakan manusia dengan kesempurnaan dan keunikan. hal ini dilihat dari

segala hal yang menyangkut fisik dan jiwa seorang manusia. Ia berbeda dengan makhluk

lainnya dan bahkan Allah memerintahkan malaikat untuk bersujud kepada Adam AS karena

akal dan pengetahuan yang dianugerahkan kepadanya. Menurut Jakob sebagaimana dikutip

juga oleh Achmad Usyuluddin dalam disertasinya56 “manusia itu badan yang meruhani dan

ruhani yang membadan.” Lebih lanjut Jakob mengatakan sebagai berikut.

“Keduanya (badan-ruh) menyatu dalam eksistensi atau keberadaan. Badan saja, mayat.

Ruh saja, hal ini non-material, tak bisa dibuktikan kecuali diimani, silahkan kembali

kepada iman masing-masing. Di sini jalan agama terbentang sebagai seuatu yang

“mengatasi“ atau “melampaui“ atau “di luar“ kodrat pengalaman manusia. Sesuatu yang

kita namakan “transendental“. Karena badan manusia itu berada secara material, sama

halnya dengan hal-hal yang material yang lain di semesta ini, ia menempati ruang dan

waktu dan akhirnya akan lenyap dalam ruang dan waktu tersebut. Jadi, secara badan,

manusia itu terbatas. Manusia itu fana’. Sedangkan ruh itu baqa’, abadi, tak mengenal

ruang dan waktu”.57

55 Bediuzzaman Said Nursi, Risalah Ana & Thabiat. Penerjemah: Fauzi Faishal Bahrieisy (Jakarta:

Risālah Nūr Press, 2016), hlm.68-69. 56 Achmad Usyuluddin, Ruhiosains: Pendidikan Kesehatan Holistik Perspektif Psikologi Islam

(Yogyakarta: Pascasarjana UMY, 2018), hlm. 125 57Jakob Sumardjo, Menjadi Manusia: Mencari Esensi Kemanusiaan Perspektif Budayawan (Bandung:

Rosda, 2001), 18

Page 18: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

18

Sebagian besar kaum sufi menempatkan “ruhani” sebagai sumber tatanan moral

terpuji. Ruh sangat halus, bersih, serta bebas dari unsur yang berpengaruh dari hawa nafsu

“nafs” dirasiakan Allah SWT, ada seseorang yang bisa melihatnya jika sudah diberi

keistimewaan berupa kasyf (gambar yang terbayang) oleh Allah SWT. Kalangan

cendekiawan Muslim lebih banyak menghindar dalam mempelajari asal-usul ruh, karena jiwa

atau ruh itu adalah urusan Allah SWT yang tidak diketahui oleh siapa pun kecuali hanya

Allah SWT (QS al-Isra’ [17]: 85).

Said Nursi menjelaskan bahwa sebagaimana telah diakui secara nyata dan pasti bahwa

ada ruh-ruh jahat yang berbentuk jasmani pada jenis manusia yang melakukan tugas dan

pekerjaan setan, juga telah diakui secara pasti adanya roh-roh jahat yang tak berjasad di alam

jin. Seandainya dipakaikan jasad fisik, mereka pasti akan sama persis dengan manusia yang

jahat itu. Begitu pula sebaliknya, jika setan-setan dari jenis manusia bisa melepaskan jasad

mereka, pasti mereka menjadi iblis-iblis dari golongan jin. Atas dasar itulah salah satu

pemikiran yang sesat dan batil berpandangan bahwa roh-roh jahat dari golongan manusia,

sesudah matinya akan berubah menjadi setan.58

GAMBAR; 2

Dimensi Kodrat Ruhani

Kodrat ruhani memiliki dua dimensi yaitu dimensi ruh (kognitif spiritual; pengetahuan

prakonsepsi) dan fitrah (kognitif transendental; pengetahuan praeksistensi). Dimensi ruh

memiliki daya spiritual. Daya spiritual ini menarik badan dan jiwa menuju Allah.59 Pada

wilayah dimensi inilah yang menyebabkan manusia memerlukan agama sangat bergantung

pada tingkat perkembangan nafs, ‘aql, qalb, dan ruh. Sementara itu, dimensi fitrah

memberikan “bingkai” kemanusiaannya. Jika jiwa manusia melampaui “bingkai” fitrah itu,

58 Badiuzzaman Said Nursi, Al-Lama’at; Membumikan Inspirasi Ilahi. Penerjemah: Fauzy Bahreisy Dan

Joko Prayitno...,hlm.125 59 Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 237.

Page 19: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

19

maka manusia tersebut akan keluar dari fitrah kemanusiaannya, baik dalam arti positif

(setingkat malaikat) maupun negatif (menjadi setan). Fungsi ruh mengatur dan bertasaruf

(bertindak) pada jasad sebagaimana halnya raja dengan kerajaannya, keperluan jiwa terhadap

badan dapat diumpamakan dengan perlunya bekal bagi musafir. Seseorang tidak akan sampai

kepada Tuhan kalau ruh tidak mendiami jasadnya selama di dunia.

3. Kodrat jasmani

Bangunan tubuh manusia sama dengan makhluk lain yaitu sama-sama terdiri beberapa

stuktur organism fisik. Secara fisik, manusia masih relatif lebih mapan dibandingkan

bangunan tubuh ciptaan Allah berupa mahluk-mahlukNya. Pada umumnya, setiap makhluk

terdiri dari beberapa unsur material yang terdiri dari unsur api, tanah, air dan udara. Beberapa

unsur itu bagian dari materi benda mati (abiotik). Benda mati tersebut hanya akan hidup jika

jika dibekali pancaran energi berupa kehidupan ilahiah berupa nyawa untuk hidup.

“…benih-benih itu sama seperti sperma ataupun seltelur. Ia terdiri dari beberapa unsur

yang bentuknya serupa dan sebagiannya bercampur dengan yang lain tanpa bentuk yang

jelas, yaitu hidrogen, oksigen, karbon, dan nitrogen. Sementara, udara, air, kalor, dan

cahaya merupakan unsurunsur yang tak mempunyai akal ataupun perasaan. Semuanya

mengalir seperti aliran air pada segala sesuatu tanpa ada kontrol. Jadi, pembentukan

berbagai bunga dari segenggam tanah dalam bentuk yang beraneka ragam dan indah

dengan sangat rapi tentu saja mengharuskan adanya banyak pabrik dan percetakan

maknawi agar ia bisa memintal dan menenun “tenunan-tenunan hidup” yang tak

terhingga banyaknya, serta bisa menghasilkan berbagai ukiran cemerlang”.60

GAMBAR: 3

Dimensi Kodrat Jasmani

Dalam diri manusia akan selalu dipengaruhi gerak jiwa yang kecenderungan manusia

dalam hal bersifat mencapai kondisi jiwa suci dalam pandangan Allah dan meningkatkan

60 Bediuzzaman Said Nursi, Risalah Ana & Thabiat. Penerjemah: Fauzi Faishal Bahrieisy (Jakarta:

Risālah Nūr Press, 2016),hlm.75.

Page 20: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

20

kinerja dengan ibadah untuk memperoleh sesuatu, yang tentunya tampak serasi dengan sifat

takwa. Jika kebutuhan kodrat jasmani terpenuhi oleh manusia maka akan memiliki

kecenderungan akan mengaktifkan kodrat kodrat berani yang lambat laun akan terbina dan

terbentuk karekteristik jiwa takwa.

4. Kodrat nafsani

Eksistensi nafsu yang ada di dalam diri manusia akan terus mempengaruhi gerak jiwa

dan kecenderungan manusia untuk melakukan hal-hal yang bersifat sosial dan cenderung

bekerja keras dengan tamak (rakus) untuk memperoleh sesuatu. Manusia memiliki esensi

yang tidak terbatas, memiliki potensi dan kemampuan untuk menjadi benar atau salah. Ini

karena manusia telah diciptakan sebagai kehendak bebas dengan pengetahuan dan

kebijaksanaan yang dianggap sebagai dasar kebebasan dan kemauan, mengatur panggung

untuk keterlibatan manusia dalam takdirnya dan menugaskannya dengan tugas untuk

berubah.61 Sebagaimana diungkapkan oleh Said Nursi:

“…….represented forms, whether pictorial or concrete, are either embodied tyranny, or

embodied hypocrisy, or embodied lust; they excite lust and encourage man to

oppression, hypocrisy, and licentiousness. Moreover, the Qur’an compassionately com-

mands women to wear the veil of modesty so that they will be treated with respect and

those mines of compassion will not be trodden under the feet of low desires, nor be like

worthless goods for the excitement of lust…”.62

GAMBAR; 4

Dimensi Kodrat Nafsani

61 Sussan Keshavarz, ‘Philosophy of Education in Exceptional Children According to Islam’, Procedia -

Social and Behavioral Sciences, 46 (2012), 2917–21 <https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.05.589>. 62Nursi, The Words On the Nature and Purposes of Man, Life, and All Things…hlm.423.

Page 21: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

21

Said Nursi memberi argumentasi bahwa ada dua faktor penyebab kemerosotan

peradaban akhlaq dan kekacauan dalam kehidupan masyarakat sosial terutama era modern.

Di antaranya: pertama, “yang penting aku kenyang, tidak peduli yang lain kelaparan”.

Kedua, “anda bekerja, saya makan”.63 Said Nursi menjelaskan lebih lanjut tentang solusi dan

obat ampuh untuk kedua penyakit tersebut adalah penerapan kewajiban membayar zakat

kepada masyarakat secara umum dan pengharaman riba. Karena pentingnya zakat tidak

hanya terbatas pada individu atau kolompok.64 Maulana Muhammad Ali sebagai mana

dikutip oleh Fuad Nashori, bahwa pada diri manusia terdapat dari nafs al-ammarah yang

merupakan tahapan dari ketika manusia memilki cenderungan untuk hanyut dalam naluri

paling terendah. Nafs al-lawwamah ketika manusia mulai menyadari kesalahan berbuat dosa

ketika telah berkenalan dengan petunjuk llahi dan Nafs al-muthmainnah, ketika jiwa

ketuhanan merasuk ke dalam kepribadian seseorang yang telah menga1ami kematangan

jiwa.65

Kerangka bangunan konsep “diri” di atas sangat berpengaruh model berpikir hingga

pengembangan aktualisasi diri manusia, karena secara sadar “kodrat nafsani” masih berada

dalam balutan “kodrat rabbani”, sehingga akan muncul rasa kesadaran spiritual thinking

lanjutan dari intellectual thinking yang tidak lain sebagai fase tertinggi dalam tradisi

pemikiran islam. Dalam Risālah Nūr disebutkan “Tanpa cahaya hati, cahaya pikiran tidak

akan bersinar; selama kedua lampu tidak digabungkan, semuanya gelap”.66

Hirarki Kebutuhan Versi Said Nursi

1. Kebutuhan Rabbani

a. Kebutuhan rasa Iman dan tawakkal

Said Nursi melalui “Exsistence and Divine Unity” yang diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia menjadi Al-Ahad Menikmati Ekstase Spiritual Cinta Ilahi (koleksi Risālah Al-Nūr)

pada bagian Iman, kebahagiaan dan penderitaan menjelaskan tentang kebutuhan akan rasa

keseimbangan iman dan tawakkal pada beberapa poin. Pertama, tawakkal; cahaya iman.

Manusia mencapai derajat kesempunaan tertinggi dan layak atas syurga hanya jalan satu-

satunya melalui cahaya iman, kekufuran merendahkan manusia hingga ke derajat terendah

sehingga pantas menghuni neraka. Said Nursi menyebutkan iman menghubungkan manusia

63Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy.…,hlm.479. 64Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy..hlm.480. 65 Fuad Nashori, ‘Pola-Pola Pengembangan Psikologi Islami’, PSIKOLOGIKA, 10.2 (1997), 89–113

<https://doi.org/10.11606/rco.v4i8.34762>. 66 Bediuzzaman Said Nursi, Sozler (Istanbul: Envar Nesriyat, 1991), hlm. 705.

Page 22: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

22

kepada Sang Pencipta Yang Maha Agung dan pada dasarnya nilai manusia berasal dari

pemakaian iman.67 Hal ini sebagai bukti, bahwa kreasi Allah ditunjukkan dan diejewantahkan

melalui nama-namaNya. Karenanya, kekufuran sangat berdampak negatif dengan menutup

hasil kreasi Allah sehingga yang tampak hanya entitas fisik semata sama halnya dengan

seekor binatang fana.68 Said Nursi menganalogikan orang beriman seperti barang antik yang

bisa terjual mahal meskipun bahan dan biaya pembuatannya sangat murah, karena semata-

mata nilai seni dengan merek terkenal.69

Kedua, tawakal; pangkal keimanan. Iman menerangi manusia dan membuka semua

pesan yang dituliskan di dalam diri mereka oleh Dzat Tempat Bergantung dan berlabuh

semua manusia. Begitu juga, iman menerangi alam semesta dan menghilangkan kegelapan

masa lalu dan esok.70 Said Nursi menjelaskan dengan bukti emperis kaitannya dengan firman

Allah: Artinya: Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari

kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-

pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan

(kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Ketiga, Tawakkal; cahaya sekaligus kekuatan. Keimanan mengandung pengakuan

Ketunggalan Allah, menunduk patuh dengan kepasrahan kepada Allah, percaya kepada Allah

yang manghasilkan kebahagian di dunia dan akhirat. Heroisme iman yang disertai kasih

sayang adalah sikap tidak rela dihina dihadapan kaum dzalim dan tidak menghina pihak yang

terdhalimi.71 Sosok maknawi dunia Islam di masa yang akan datang memahami dan

mewujudkan tuntunan iman untuk menjaga kemulyaan Islam. Untuk memahami kebenaran

dan makna iman kepada Allah, Said Nursi memberikan sebuah ilustrasi seabagi renungan:

“Suatu ketika ada dua orang naik kapal berserta bawaan (beban) beratnya. Salah satu di

antara mereka meletakkan barang tersebut pada galadak langsung stelah kapal mulai

berjalan dan duduk di atasnya agar barang itu aman. Satu orang lagi, meskipun telah

diberi tahu untuk meletakan barang bawaan, menolak melakukannya dan berkata: aku

tidak akan meletakkannya, karena bisa hilang. Selain itu aku cukup kuat membawanya.

Lalu dia berkata dengan memeberi tahu: kapal besar yang bisa diandalkan ini lebih kuat

dan bisa membawanya dengan lebih baik. Kamu pasti akan kelelahan, merasa pusing

67 Bediuzzaman Said Nursi, Cahaya Iman Dari Bilik Tahanan. Penerjemah:Fauzi Faishal Bahriesy

(Jakarta: Risālah Nūr Press, 2019),hlm.57. 68 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Ahad Menikmati Ekstase Spiritual Cinta Ilahi. Penerjemah: Sugeng

Hariyanto (Jakarta: Prenada Media Groups, 2003),hlm102. 69 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Ahad Menikmati Ekstase Spiritual Cinta Ilahi. Penerjemah: Sugeng

Hariyanto…,hlm104. 70 Bediuzzaman Said Nursi, Cahaya Iman Dari Bilik Tahanan. Penerjemah:Fauzi Faishal…,hlm.59. 71 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.29-38.

Page 23: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

23

dan tercebuh ke aut bersama bebanmu. Kekuatanmu akan habis dan bagaimana engkau

akan membawa beban ini yang semakin berat? Jika kapten kapal ini mengetahuimu

seperti ini, mungkin dia akan berkata sungguh engkau edan dan mengeluarkanmu dari

kapal ini. Atau mungkin akan berfikir bahwa engka tidak percaya pada kapal ini dan

mengejeknya, yang hal itu bisa mebuatnya memenjarakanmu. Juga engaku akan

dikucilkan dan menjadi bula-bulanan”.72

Keempat, Tawakkal: kedudukan tertinggi. Memungkinkan bagi individu menjadi

manusia sejati untuk memperoleh kedudukan di atas semua makhluk lain. Maka iman dan

ibadah adalah tugas yang paling fundamen dan sangat penting. Sebagai bukti nyata,

perbedaan antara bagaimana manusia dan binatang menuju eksistensi. Hampir dalam

waktu yang sangat singkat setelah kelahirannya, seekor binatang terlihat telah dilatih dan

disempurnakan kecakapannya di tempat yang lain. Dalam beberapa jam atau hari atau

bulan, binatang itu mampu menjalani kehidupan sesuai dengan kondisi pada kususnya.

Seekor burung pipit atau seekor lebah dianugerahi dengan keterampilan dan kemampuan

untuk berintegrasi ke dalam lingkungannya dalam jangka waktu 20 hari, sedangkan bagi

seorang manusia akan membutuhkan waktu selama 20 tahun. 73

“Thus, seeking assistance from the Divine Name of All-Wise and benefiting from the

effulgence of the Qur’an, from the beginning up to here our explanations have taken the

form of four ‘Fundamental Points’ in order to prepare the heart for acceptance, the soul

for surrender, and to convince the reason. But who are we that we should speak of this

matter? What does this world’s true Owner, the universe’s Creator, these beings’s

Master, say? We should listen to Him”.74

b. Kebutuhan kasih dan cinta ilahiah

Said Nursi mengulas tentang cinta dan kasihsayang berdasar pada apa yang telah

diperoleh melalui pengalaman. Menurutnya cinta dibagi menjadi dua, yakni cinta majasi dan

cinta hakiki. Cinta majasi terhadap sesuatu yang dicinta bisa berubah menjadi cinta hakiki,

jika pecinta majasi tersebut menyaksikan pada wajah dunia yang fana ini buruknya kefanaan,

lalu berpaling darinya dengan mencari kekasih abadi, di mana kemudian Allah memberinya

taufik untuk melihat dua sisi dunia yang indah berupa cermin Asmaul Husna dan ladang

akhirat ketika itulah cinta majasi yang tidak sesaui dengan syariat akan berubah menjadi cinta

72 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm107. 73 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm108. 74 Bediuzzaman Said Nursi, The Words On the Nature and Purposes of Man, Life, and All Things. Trans.

Sükran Vahide…,hlm.555.

Page 24: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

24

hakiki.75 Akan tetapi dengan syarat bisa membedakan antara dunianya yang fana terkait

dengan kehidpannya, dan dunia luar.

Berbeda dengan orang yang melupakan diri sebagaimana kaum yang sesat dan lalai,

lalu tenggelam dalam dunia serta menganggap dunianya yang khusus seperti dunia secara

umum sehingga mencintainya, maka ia akan jatuh dan tenggelam dalam kubangan alam

kecuali orang yang diselamatkan oleh pertolongan Allah yang luar biasa.76 Said Nursi

berkata:

“You have lavished the love that belongs to God Almighty on yourself. Your own soul

has become your beloved and will cause you endless suffer- ing: you are not giving true

peace to that beloved. You are suffering con- stantly because you do not hand it over to

the Possessor of Absolute Power Who is the only true beloved and you do not trust

wholly in Him”.77

Menurut Said Nursi, rasa kasih sayang lebih dalam dan lebih tajam dari pada rasa cinta

dan rindu sehingga lebih bersinar, lebih tinggi dan lebih bersih, karena perasaan itulah yang

lebih layak dengan kedudukan kenabian. Sedangkan rasa cinta dan rindu kepada kekasih

secara majasi dan makhluk, meskipun sangat kuat, keduanya tidak layak disebut cinta hakiki

(maqam kenabian) yang mulia. Dalam hal ini, Said Nursi agak berbeda pendapat dengan

gurunya Imam Rabbani mengenai “cinta” dan “kasih sayang”. 78

2. Kebutuhan Ruhani

a. Kebutuhan rasa tahdabbur

Tadhabbur masih ada korelasi dengan organ manusia bernama hati (qalb) yang berbeda

dengan tafakkur yang ada kaitannya dengan rasio (otak). Terdapat empat sifat menurut Al-

Ghazali yang mempengaruhi qalbu terhadap kepribadian sseorang: b. Sifat kebinatangan c.

Sifat kesyaitanan. d. Sifat ketuhanan.79 Selama sifat ketuhanan tidak mampu mengimbangi

pola pikir akan sifat kebinatangan maka hanya akan memperoleh sikap tamak dan rakus,

diperlukan banyak suplemen sifat terpuji untuk mengimbangi salah satunya tadahbbur.

Konsep tadhabbur Said Nursi adalah mengamalkan dengan menyelami lautan di segala

75 Ahsanul Anam, ‘Pemaknaan Kalimat Lâ Ilâh Illâ Allâh Menurut Said Nursi’, Teosofi: Jurnal Tasawuf

Dan Pemikiran Islam, 3.2 (2015), 291 <https://doi.org/10.15642/teosofi.2013.3.2.291-316>. 76 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât, hlm.10-11. 77 Bediuzzaman Said Nursi, The Words On the Nature and Purposes of Man, Life, and All Things. Trans.

Sükran Vahide…,hlm.664. 78 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.46. 79 Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulumuddin, Terj. Ismail Yakub. Mengembangkan Ilmu-Ilmu Agama, Jilid 2.

(Singapore: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd, 1992), 898.

Page 25: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

25

sunnah-sunnah Nabi Muhammad Saw, melakukan semua perintah Allah SWT sesuai dengan

petunjuk dalam Al-Qur’ān yang bersifat fardhu ‘ain seperti melaksanakan ibadah shalat

dengan menyempurnakan syarat dan rukunnya, kemudian dilanjutkan dengan membaca zikir

seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw (al-ma’tsurat) serta dengan

meninggalkan dosa-dosa besar (al-kabair).

“……the understanding and imaginative power of one person the scope of whose

comprehension is very narrow with regard to time, place, and specialization, cannot

truly expound the Qur’an, for he cannot be acquainted with and be an expert in all the

exact sciences and the branches of knowledge concerned with the spiritual and material

states of nations and peoples, all of whom the Qur’an addresses”.80

b. Kebutuhan rasa ihsan

Adapun dasar gerakan dan pemikiran Said Nursi dalam menghadapi berbagai persoalan

dalam hidupnya selalu mengarah pada pemahaman serta penghayatan yang sangat mendalam

Al-Quran dan Al-Hadits. Buah dari kontemplasi panjang Said Nursi ini menghasilkan konsep

“Amal Positif” atau al-‘amal al-ijabi (positif action) yang menjadi acuan dari setiap nilai-

nilai penting yang menjadi senjata dalam mencapai kebutuhan rasa aman baik di dunia dan

akhirat. 81

Ustadi Hamsah mengulas tentang Müsbet Hareket (positive action) pemikiran Said

Nursi, dijelaskan bahwa ada keterkaitan müsbet (meniscayakan prilaku ramah) dan hizmet

(mengupakan berprilaku bermanfaat dan penuh kebermaknaan). Untuk mengupayakan

berprilaku baik maka tidak cukup bentuk perbuatan semata, akan tetapi diimbangi dengan

niat dengan tujuan baik, objek, alat, dan out put dari hasil prilaku tercermin baik.82

Berprilaku baik (positive action) adalah upaya pengosongan diri dari segala tindakan

yang dianggap tidak terpuji dengan mengisinya melalui tindakan terpuji dan prilaku ini

banyak dilakukan oleh Said Nursi di pengasingan di Barla. Sebagaimana disampaikan oleh

Said Nursi:

“Man’s actions result from the inclinations of his heart and emotions. They come from

the sensibilities of the spirit and its needs. The spirit is stirred into action through the

80 Bediuzzaman Said Nursi, Signs of Miraculousness The Inimitability of The Qur’an’s Conciseness.

Trans. Şükran Vahide (Angkara: Sözler Neşriyat A. Ş, 2013), hlm.14. 81 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.56. 82 Ustadi Hamsah, ‘Müsbet Hareket dalam Relasi Antar Agama Ditinjau Dari Perspektif Teori Hirarkhi

Kebutuhan Abraham Maslow’, Religi Jurnal Studi Agama-Agama, 14.2 (2019), hlm.272

<https://doi.org/10.14421/rejusta.2018.1402-06>.

Page 26: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

26

light of belief. If an act is good, he does it; if it is evil, he tries to restrain himself.

Blinder emotions will not drive him down the wrong road and defeat him”.83

3. Kebutuhan Jasmani

a. Kebutuhan Jasmani hakiki

Manusia membutuhkan sebagian besar macam-macam makhluk di alam semesta

terhubung dengan mereka, kebutuhannya menyebar ke seluruh bagian dunia, dan hasratnya

meluas hingga keabadian.84 Setiap makhluk di muka bumi, sudah Allah jamin rezekinya.

Allah mengetahui segala yang dibutuhkan oleh makhluk-Nya, dalam hal ini skopnya

diperkecil menjadi setiap hamba-Nya. Dalam QS. Hud, 11;6 dijelaskan “tiada satupun

binatang melata di bumi ini, kecuali atas Allahlah Rezekinya”. Segala kenikmatan dan

kesempitan yang Allah berikan hanyalah sebagai cobaan semata, bukan sebagai

penghormatan atau penghinaan. Lewat perantara itu, akan tampak orang yang bersyukur

dengan orang yang bersabar, atau sebaliknya.

“Sustenance is indeed in a form worthy of love, and this form is to be seen through

thanks. However, the passion of the misguided and heedless for sustenance is

animality. You can make further comparisons in this way and see what a loss the

heedless and misguided suffer”.85

Secara jasmani, etos kerja bagian dari pancaran atau cara pandang yang terpantul dari

sikap hidup manusia yang mendasar tentang suatu pekerjaan atau perbuatan.86 Ahmad Janan

Asifudin memberikan defenisi etos kerja sebagai pandangan atau sikap seseorang tentang

cara kerja yang dimiliki seseorang atau sekelompok komunitas.87 Said Nursi sendri

menganjurkan kepada kepada para murid-muridnya agar selalu berkarya (bekerja), dengan

semangat ta’awun, saling membantu (berkoalisi) dalam menuju kebaikan dan tak sedikit pun

tidak mengizinkan umatnya untuk berkolusi untuk menuju perseteruan dan perselisihan.

Bekerja dalam pandangan Khalifah Umar bin Khattab merupakan kewajiban dan tanggung

jawab setiap Muslim, dengan tetap mengindahkan etikanya. Jika kita berkerja dengan halal

dan kita dapatkan sesuatu yang halal, dan kita manfaatkan hasil karya kita pada semua yang

halal pula, maka akan kita peroleh barakah Allah darinya.

83 Bediuzzaman said Nursi, The Damascus Sermon. Trans. Şükran Vahide…hlm.62. 84 Bediuzzaman Said Nursi, The Words On the Nature and Purposes of Man, Life, and All Things. Trans.

Sükran Vahide…,hlm.328. 85 Bediuzzaman Said Nursi, Letters. Trans. Şükran Vahide and Others…,hlm.422. 86 Musa Asyarie, Islam, etos kerja & pemberdayaan ekonomi umat (Yogyakarta:Lesfi, 1997),hlm.56. 87 Ahmad Janan Asifudin, Etos Kerja Islami (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2004),hlm.90.

Page 27: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

27

b. Kebutuhan Jasmani Metaforis

Model kebutuhan metaforis berada di luar jaminan Allah, maka harga harus

dikeluarkan untuk memperolehnya sangat mahal karena mengejar mereka dari pada kegunaan

sebenarnya. Kodrat manusia sering terjebak kepada hal-hal bersifat konsumtif sehingga

“keinginan” mennggantikan kedudukan “kebutuhan” yang sebenarnya tidak begitu penting,

sehingga menjadi pecandu buta lantaran tidak bisa mebedakan antara keinginan dan

kebutuhan dalam cengkraman sifat taklid.88 Said Nursi mengilustrasikan cerita seorang yang

terkenal dermawan yaitu Hatim Ath-Thoi.

“Pada suatu hari beliau mengadakan pesta dan jamuan, ia berikan berbagai hadiah

penghargaan kepada para tamu-tamunya. Lalu ia keluar bejalan di padang pasir, di tengah

perjalanannya ia melihat seorang kakek tua renta miskin sedang berdarah-darah memikul

berat berban berupa kayu, ranting yang berduri di pundaknya. Lalu, sang Hatim

memanggil kakek tua miskin tesebut “Wahai syekh!, hari ini saya (Hatim Ath-Thoi)

sedang menyelenggaran jamuan besar dan membagi-bagikan hadiah berharga, cepatlah

pergi ke sana barangkali engkau juga mendapatkan harta yang nilainya berlipa-lipat dari

pada yang engkau pikul”. Namun sang kakek tua miskin berkata “aku akan memikul

barang ini dengan kehormatan diriku. Aku tidak mau menjatuhkan harga diriku untuk

mendapatkan pemberian Hatim Ath-Thoi”. 89

Said Nursi mengatkan bahwa kebutuhan jasmani pada setiap waktu berbeda sesuai

dengan kadar kebtuhannya. Maka dari itu, untuk sebagian orang di setiap waktu

membutuhkan “Dia adalah Allah” bagi ruh seperti kebutuhan tubuh terhadap udara. Lalu

untuk sebagian lain pada setiap waktu seperti “dengan nama Allah”, demikian seterusnya.

Jadi, pengulangan ayat dan kata adalah untuk menunjukkan berulangnya kebutuhan sekaligus

mengisyaratkan adanya kebutuhan manusia yang mendesak terhadapnya, serta untuk

mendorong munculnya rasa butuh terhadap nutrisi spiritual tersebut.

4. Kebutuhan Nafsani

a. Kebutuhan akan rasa qona’ah

Pengertian Qona’ah adalah menerima dengan sepenuhnya sesuai kenyataan bukan ada

apanya. Artinya selalu dalam prasaan potisif thingking apapun kondisi yang sedang dialami.90

Menerima secara tulus dengan penuh rasa ikhlas atas rizki Allah, dengan penuh mengambil

ibrah dan manfaat susuai keperluan hidup untuk meningkatkan ketaatan Takwa pada Allah .91

88 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Lama’at; Membumikan Inspirasi Ilahi. Penerjemah: Fauzy Bahreisy dan

Joko Prayitno…,hlm.128. 89Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy...hlm.129. 90 Moh. Saifulloh Al Azis, Risalah Memahami Ilmu Tashawwuf (Surabaya: Terbit Terang, 1998),hlm.23. 91 Moh. Saifulloh Al Azis, Risalah Memahami Ilmu Tashawwuf (Surabaya: Terbit Terang, 1998),hlm.23.

Page 28: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

28

Pada dasarnya, ajaran Islam memberi pedoman bagi umatnya agar selalu berprasangka dan

berperilaku qona’ah dalam menjelani kehidupan. Qona’ah tidak lain sebagai sikap dengan

kesungguhan kerelaan dalam menerima setiap anugerah Allah berupa rezeki dan selalu

merasa bercukupan yang melalui berbagai ikhtiyar secara optimal.92 Qona’ah memilki lawan

kata berupa tamak. HR. Bukhari-Muslim yang artinya “Bukanlah kekayaan itu lantaran

banyak harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kekayaan jiwa”.93 Hadist ini menjelaskan

bahwa jiwa yang sudah merasa cukup dengan apa yang ada, tidak terlalu rakus dan merasa

selalu kurang.

Said Nursi mengimbau kepada murid-muridnya (thullabunnur) agar lebih

mengutamakan orang lain dibandingkan dirinya sendiri dalam hal pangkat, kedudukan,

penghormatan, perhatian, dan manfaat yang murni antar sesama, seperti mengajarkan hakikat

keimanan kepada yang lain. Said Nursi menyuruh agar janganlah bertekad untuk

mewujudkan segala sesuatu dikerjakan sendirian, karena usaha tersebut hanya akan

mewujudkan pada rasa ‘ujub yang seharusnya dicegah agar tidak masuk ke dalam diri

manusia.94

b. Kebutuhan akan rasa wara’

Wara’ yaitu meninggalkan sesuatu yang tidak jelas atau belum jelas hukumnya atau yang

disebut subhat. Rasa wara’ adalah sifat meninggalkan semua yang meragukan dirimu dan

menghilangkan semua yang membuat jelek dirimu, dengan meninggalkan

perkara syubuhat dan berhati-hati berjaga dari semua larangan Allah. Syaikhul Islam ibnu

Taimiyah menggambarkan sikap wara’ ini dengan ungkapan:

“sikap hati-hati dari terjerumus dalam perkara yang berakibat bahaya yaitu yang jelas

haramnya atau yang masih diragukan keharamannya. Dalam meninggalkan perkara

tersebut tidak ada mafsadat yang kebih besar dari mengerjakannya”95

Seorang tidak dikatakan memiliki rasa wara’ sampai menjauhi perkara syubuhat (samar

hukumnya) karena takut terjerumus dalam keharaman dan meninggalkan semua yang

dikhawatirkan merugikan akhiratnya. Sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW:

92 Shalahuddin, ‘Qona’ah dalam Persfektif Islam’, Edu-Math, Vo4 (2013), 60–67 <https://adoc.tips/qona-

ah-dalam-persfektif-islam.html>. 93 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu’ Wa Al-Marjanu Fima Ittafaqa’alayhi Asy-Syaykhani Al-

Bukhari Wa Muslimun. Penerjemah : Tim Penerjemah Aqwam (Jakarta: Umul Quro, 2010),hlm.130. 94 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy...,hlm.345 95 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Kumpulan Fatwa Ibnu Taimiyah. Penerjemah Amir Al Jazzar, Anwar

Al Baz (Jakarta: Pustaka Azzam, 2016),hlm.10.

Page 29: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

29

“Perkara halal sudah jelas dan yang harampun sudah jelas. Diantara keduanya (halal dan

haram ini) ada perkara syubuhat (samar hukumnya) yang banyak orang tidak

mengetahuinya. Siapa yang menjauhi perkara syubuhat ini maka ia telah menjaga

agamanya dan kehormatannya. Siapa yang terjerumus dalam perkara syubuhat ini seperti

seorang gembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir

menjerumuskannya. Ketahuilah setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan

Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkanNya“. (Muttafaqun ‘Alaihi).

Semua asumsi dan subhat akan terbuang jauh dengan bersandar pada kesepakatan mereka

yang memosisikan setiap mursyid.96 Said Nursi berkata:

“Wahai saudara-saudaraku yang risau memikirkan kesulitan hidup dan mabuk akibat

sikap rakus terhadap dunia! Mengapa engkau menerima hinaan atas diri kalian demi

sikap tamak, padahal ia mendatangkan sejumlah bahaya dan bancana, lalu engkau

menerima setiap harta tanpa peduli apakah ia halal atau haram?! Untuk itu kalian rela

mengorbankan berbagai urusan penting yang dibutuhkan untuk kebutuhan ukhrawi.

Bahkan karena sikap tamak tersebut kalian rela meningkalkan salah satu rukun islam

yang penting yaitu zakat padahal ia merupakan pintu keberkahan bagi setiap manusi

serta cara untuk menagkal bala dan musibah. Orang yang tidak menuaikan zakat harta,

pasti akan kelihalangan harta sebanyak kadar tersebut, atau jika mengeluarkan untuk

urusan yang tidak penting”.97

c. Kebutuhan cinta antar sesama

Pada era modern ini, menurut Said Nursi kaum muslimin sedang menderita infreoritas

dan penyakit komplek. Di antara macam-macam penyakit yang sedang menggerogoti dan

menjadi beban bagi mereka adalah hayat al-ya’s artinya nuansa hidup yang serba dalam

keputus asaan, krisis kejujuran untuk merajut kehidupan berkebangsaan sosial dan

membangun politik, hubb al-‘adawah artinya cinta perselisihan, kedunguan (al-jahl),

egoisme dan despotisme (al-istibdad).98 Dalam menjalani kehidupan di dunia, harus

dipenuhi dengan makna cinta dan kasih sayang karena tidak ada yang lebih patut dibenci

dan dimusuhi kecuali rasa kebencian dan permusuhan itu sendiri. Rasa cinta dan kasih

sayang merupakan pelabuhan besar untuk kehidupan penghuni bumi (manusia).

Sepanjang tulisan-tulisan Said Nursi di Risālah Al-Nūr, ada hubungan yang kuat antara

kepercayaan dan kedamaian batin (persaudaraan) dilihat dari banyak argumen dan analogi

ketika memberikan penjelasan, bahwa kepercayaan pada Allah menyiratkan seseorang

96 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.789. 97 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.474. 98 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Lama’at; Membumikan Inspirasi Ilahi. Penerjemah: Fauzy Bahreisy dan

Joko Prayitno…,hlm.107.

Page 30: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

30

memiliki pengetahuan tentang Allah dan tahu bagaimana menafsirkan “karya Allah”. Said

Nursi menjelaskan dalam menghargai orang lain dibutuhkan rasa keikhlasan yang bisa

diukur oleh sejauh mana manusia bisa mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan

dirinya sendiri. Mengutamakan orang lain (saudara-saudara) dari pada dirinya sendiri dalam

hal tingkatan, kedudukan, penghormatan, perhatian, serta dalam hal yang terkait dengan

materi di mana nafsu manusia biasanya tamak dan senang kepadanya.99

Adapun solusi terakhir yang disuarakan Said Nursi untuk mengatasi maraknya aksi

permusuhan sesama manusia adalah dengan memperjuangkan jihad maknawi (al-jihad al-

ma’nawi) atau jihad moral dan spiritual (ruhaniyah). Bentuk perjuangannya di sini adalah

melalui tindakan positif dan langkah damai dengan menjaga stabilitas keamanan dalam

negeri (ta’min al-amn al-dakhili) dan mencegah terjadinya tindakan anarkis yang merusak,

utamanya kerusakan yang berupa non-fisik (al-takhribat al-ma’nawiyah).

“The Four Steps in this way of impotence, poverty, compassion, and reflection have

been explained in the twenty-six Words so far written, which are concerned with

knowledge of reality, the reality of the Shari‘a, and the wisdom of the Qur’an”.100

(Empat Langkah impotensi, kemiskinan, kasih sayang, dan refleksi ini telah dijelaskan

dalam dua puluh enam Kata yang sejauh ini ditulis, yang berkaitan dengan

pengetahuan tentang realitas, realitas Syariat, dan kebijaksanaan Al-Qur'an).

d. Kebutuhan tafakkur

Nabi Adam diajari nama-nama berupa mukjizat berupa sperioritas dibandingkan

Malaikat berkat kesesuaian martabatnya sebagai khalifah fil ardh satu ketentuan Allah di

muka bumi. Kejadian ini telah membentuk titik awal bagi sebuah prinsip universal; karena

sifat Adam yang kaffah, komprehensif, maka umat manusia dididik, sejumlah besar

informasi, ilmu-ilmu yang berkenaan dengan segala aspek jagad raya serta pengetahuan

yang luas tentang sifat dan tindakan sang pencipta.101 Kodrat nalar atau berpikir disebut al-

aql menurut Al-Kindi sebagaimana dialih bahasakan oleh T. J. De Boer dibagi atas empat

bagian.102 Yaitu: 1. Akal aktif, yakni akal yang selalu bertindak. 2. Akal potensial, yakni

akal yang secara potensial berada di dalam jiwa manusia. 3. Akal yang beralih dari akal

99 Bediuzzaman Said Nursi, Risalah Ikhlas & Ukhuwah (Jakarta: Risālah Nūr Press, 2016),hlm. 72-74. 100 Nursi, The Words On the Nature and Purposes of Man, Life, and All Things. Trans. Sükran

Vahide…,hlm.493. 101 Bediuzzaman Said Nursi, Dari Balik Lembaran Suci. Penerjemah: Sugeng Hariyanto (Jakarta:

Prenada Media Groups, 2003),hlm.18-19. 102 T. J. de Boer., The History of Philosophy in Islām. Translated by E. R. Jonas, B.D. Pp. 216 (London:

Luzac & Co, 1903),hlm.327 <https://doi.org/https://doi.org/10.1017/S0035869X00031798>.

Page 31: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

31

KEBUTUHAN

RABBANI

KEBUTUHAN

RUHANI

KEBUTUHAN

NAFSANI

KEBUTUHAN

JASMANI

- R. Iman &Tawakkal - R. Kasih dan Cinta Ilahiyah

- R. Qona’ah - R. Wara’ - R. Persaudaraan -Kebutuhan Tafakkur

- Kebutuhan Hakiki -Kebutuhan Metaforis

- Kebutuhan Tadhabbur - R. Ihsan

SPIRITUALITAS SEBAGAI

KEBUTUHAN SEPUNCAK

potensial menjadi akal aktual, yakni akal yang telah berubah di dalam “jiwa” dari kodrat

menjadi aktual. 4. Akal lahir, yakni akal yang memiliki pengetahuan tanpa dipraktikan.

Secara spesifik Said Nursi menjelaskan bahwa ego terbagi menjadi dua sisi bagian

yang tentu berbeda dengan konsep ego yang diutarakan oleh Sigmund Freud. Bagi Nursi,

ego adalah tafakkur merupakan kunci untuk membuka perbendaharaan nama-nama Allah

yang bersembunyi dan rahasia alam yang terkunci yang terdapat dua sisi. Yaitu; pertama

sisi berfikir harfi. Model berfikir ini mengarah kepada hakikat kenabian menjadi tempat

tumbuhnya penghambaan (ubudiyah) yang tulus kepada Allah. 103 Kedua sisi berfikir Ismi,

yaitu berfikir yang telah menjadi alat filsafat sebagai sumber kebenaran. Ego tafakkur ismi

menunjukkan makna pada dirinya lewat dirinya”.104 Makna dan eksistensinya terdapat

pada dirinya dan bekerja untuk dirinya, sementara ujudnya dianggap otentik dan asli,

bukan bayangan. Ia dianggap memiliki karakter yang khusus. Ia merasa memiliki hak

dalam kehidupan serta sebagai pemilik hakiki dalam wilayah kekuasaannya dengan

menganggap asumsinya sebagai hakikat yang nyata. 105

GAMBAR; 5

Hirarki Kebutuhan Manusia versi Bediuzzaman Said Nursi106

103Bediuzzaman Said Nursi, Risalah Ana & Thabiat. Penerjemah: Fauzi Faishal Bahrieisy,…,hlm.13. 104Bediuzzaman Said Nursi, Risalah Ana & Thabiat. Penerjemah: Fauzi Faishal Bahrieisy …,hlm.14. 105 Bediuzzaman Said Nursi, Risalah Ana & Thabiat Penerjemah: Fauzi Faishal Bahrieisy…,hlm.16. 106 Hirarki ini dibuat dengan ijtihad penyusun yang terinspirasi dari model hirarki kebutuhan menurut

Abraham Maslow.

Page 32: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

32

Spiritualitas sebagai kebutuhan puncak

Psikologi Humanistik memandang manusia sebagai satu kesatuan yang utuh antara

raga, jiwa, dan spiritual. Menurut Psikologi Humanistik, susunan struktur psikis manusia

terdiri dari dimensi somatis (raga), psikis (kejiwaan), dan noetik (keruhanian), atau disebut

juga dengan dimensi spiritual. Mengenai susunan jiwa manusia, Psikologi Humanistik

memiliki perbedaan cara pandang dengan Psikoanalisis dan Behaviorisme. Psikologi

Humanistik memandangnya secara vertikal-sirkular ke dalam, atau dari luar ke dalam.107

Oleh karena itu, Psikologi Humanistik disebut juga dengan height psychology, yaitu

memandang struktur jiwa manusia secara vertikal ke dalam.

Secara garis besar, Said Nursi telah memberi penjelasan tentang bangunan manusia

terdiri atas empat aspek yang kesemuanya merupakan sifat mereka sendiri. Pertama,

Hewani (kebinatangan), dibangun di atas persyaratan dasar kehidupan, seperti kebutuhan

biologis kita, makanan, tempat berlindung dan pertahanan. Kedua, Homo Sapience

(Bashariyyah); didasarkan pada potensi kemanusiaan, seperti emosi dan intelijen. Tetapi

pada tingkat ini, emosi sangat aktif dan tidak memiliki batasan. Manusia adalah otentik,

menurut Nursi, ketika ia mulai menggunakan kecerdasannya secara aktif; dan karena itu,

kecerdasannya tidak hanya potensial tetapi sepenuhnya aktif. Ketika intelek dibimbing

oleh wahyu ilahi maka sifat spiritualnya juga menjadi aktif. Ketiga, Kemanusiaan Sejati

(Insaniyyah). Keempat, spiritualitas (Alam Malaikat). 108

107 Ujam Jaenudin, Psikologi Transpersonal (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm. 12 108 Bediuzzaman Said Nursi, The Words On the Nature and Purposes of Man, Life, and All Things.

Trans. Sükran Vahide…,hlm.324.

Page 33: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

33

GAMBAR;7

Kenikmatan Spiritual Menurut Said Nursi

Kebutuhan akan rasa spiritualitas sangat bergantung pada kepekaan jiwa yang menurut

terminologi Al-Qur’ān disebut dengan hati (qalb).109 Karena, hati sangat berkorelasi pada

hal-hal bersifat transendetal dalam bimbingan Al-Qur’ān dan hadiś Nabi SAW. Terbukti,

sejarah Islam memperlihatkan bahwa Al-Qur’an dan Hadis memiliki kemampuan sangat

luas dalam penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) serta kesanggupan yang sangat dahsyat dalam

memperbaiki hati sebagai tempat jiwa insani, jiwa rahasia, dan jiwa maharahasia.110 Dalam

konetk ajaran Islam, spiritual menjadi bagian terpenting karena ujud dari sebuah kualitas

ruhani yang khas pada diri mausia seperti ma‘rifah, cinta, hasrat mencari kepada Allah,

ilmu, ihsan, ikhlas, cinta, taubah, tawakkal, dan jujur.111 Begitu juga kenikmatan

spiritualitas (pengalaman puncak) Said Nursi melalui perjalanan dengan kerajaan “ana”

yang mampu memberi kekuatan dalam perjuangan tiada henti baik dari internal (godaan

nafsu pribadinya) dan eksternal (intimedasi dan rayuwan dari penguasa), sehingga

termasuk pada golongan manusia sempurna.112

109 Ary Ginandjar Agustian, Kecerdasar Emosi dan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun

Islam (Jakarta: Arga, 2001),hlm.89. 110 M. Quraish Shihab, Dia Dimana-Mana: “Tangan” Tuhan Di Balik Setiap Fenomena…hlm.150. 111 Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 237. 112 Bediuzzaman Said Nursi, Letters. Trans. Şükran Vahide and Others…,hlm.536.

Page 34: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

34

GAMBAR 8

Pengembangan karakter Spiritualitas

Seseorang dipastikan sedang memiliki pengalaman spiritualitas jika mampu

merasakan dan melihat realitas secara terus menerus dan lebih sangat efesien, dengan sikap

penerimaan akan keberadaan dirinya sendiri, keberadaan di luar dirinya dan takdir, fokus

pada sebuah persoalan, memiliki persepsi memisahkan dari dirinya, seperti kebutuhan

kesendirian, otonom, sosial, kemandirian terhadap kebukodratan dan lingkungan.113 Dalam

argumentasi Said Nursi, pencapaian kebutuhan tertinggi bagi seseorang tidak bisa terlepas

dari pemenuhan kebutuhan yang sudah disebutkan di awal.

Kebutuhan puncak bagi Said Nursi adalah penyucian jiwa melalui kaidah-kaidah

spiritual dengan memposisikan “diri” sebagai “pelayan iman” dengan berkeyaninan bahwa

perjalananan perkembangan jiwa manusia untuk mencari jati diri tidak lain sebagai

benteng Tauhid.114

“Manusia yang jiwanya tersinari oleh cahaya iman dapat mengemukakan seluruh

kebutuhannya tanpa ada penghalang di hadapan Sang Mahaindah yang Mahaagung,

Sang Mahakuasa Yang Maha Sempurna. Ia dapat meminta sesuatu yang bisa

mewujudkan keinginannya di mana dan kapan saja ia berada. Ia bisa mengungkap

113Istilah kebutuhan spiritual hampir sama dengan apa yang diungkapkan oleh Abrahma Maslow dengan

teori “peak experience”. Abraham Maslow, The Farther Reaches of Human Nature (Canada: Penguin Books,

1971), hlm.55. 114 Bediuzzaman Said Nursi, Iman Kunci Kesempurnaan. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.26.

Page 35: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

35

hajat dan seluruh kebutuhannya di hadapan Sang Mahakasih yang memiliki

khazanah rahmat yang luas dengan bersandar pada kekuatan-Nya yang mutlak.

Dengan begitu, ia menjadi sangat gembira dan bahagia”.115

Epistemologi Spritualitas Said Nursi

Said Nursi memberikan definisi bahwa tasawuf adalah jalan napak tilas guna

mengenal dan mengekalkan hakikat keyakinan melalui tuntunan Al-Quran lewat jalan

spiritual mengarah pada panduan Hadis Nabi Muhammad SAW diawali dengan langkah

kemantapan hati, kemudian akan menggapai ke tingkat rasa transendensi dengan Allah

SWT.116 Said Nursi banyak memainkan peran analogis dialektis teks dalam

menafsirkan secara secara mendalam memberikan pemahaman ajaran dasar kewahyuan

kepada murid-muridnya, bahkan beliau lebih banyak memainkan penjelasan bersifat

metaforis. Said Nursi sangat memiliki peranan besar dalam membentuk cara pandang

melalui metode analogis, terlebih menyangkut persoalan bentuk formal secara lafdiyah

dan makna yang ada dalam teks Al-Qur’an. Beliau layak disebut dan berposisi sebagai

“pemikir Islam modern”.

Di tangan Said Nursilah banyak kajian-kajian tentang kepribadian spiritualitas

manusia yang tidak lain hasil dari interpretasi perjalanan spiritualitasnya sehingga bisa

dijadikan acuan dasar berfikir logis dalam mengetahui hakikat hidup. Hal ini adalah satu

metode melalui proses tafakkur yang digunakan dalam menarik sebuah kesimpulan

terhadap suatu kasus mulai dari faktor internal (dirinya sendiri) dan faktor eksternal

(faktor politik) dengan menggunakan metode metaforis. Model analogi semacam ini

umumnya disebut istilah qiyâs al-‘illah, yaitu sebuah metode dengan menganalogisasi

sebuah kasus (yang pada saat itu belum ada yang membahas) dan tetap bersandar pada

suatu entitas yang tersirat dalam teks-teks Al-Qur’an dan Hadis.

115 Bediuzzaman Said Nursi, Iman Kunci Kesempurnaan. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.66-

67. 116 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.564.

Page 36: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

36

GAMBAR; 9

Bangunan Kerajaan “Ana” Said Nursi

Penyusun menemukan epistemologi yang digunakan oleh Badiuzzaman Said Nursi

sangat akrab dengan istilah makna-yi ismi dan makna-yi harfi. Makna-yi ismi sebagai makna

nominal setiap benda sebagai material wujud yang tidak mengisyaratkan kepada kewujudan

Tuhan. Sementara, makna-yi harfi merupakan makna indikatif yang dimiliki setiap benda

yang mengisyaratkan kewujudan Allah sebagai Tuhan. Hakikat diri dalam manusia

sesungguhnya menurut Said Nursi sangat dengan istilah ‘Ana’ (aku) dianggap sebagai salah

satu kunci yang mampu mengetahui menifestasi kerahasiahaan Allah.117 Aktifasi “ana”

adalah melalui kesucian “diri” atas kesadaran sebagai “pelayan iman” sebagai alat pengukur

dalam mengetahui sifat-sifat rububiyah serta uluhiyah Tuhan Yang Maha Esa. Menjaga

kesucian diri adalah amanah yang Allah letakkan dalam tangan manusia yang digambarkan

melalui alat ukur sifat Allah, seseorang akan mengetahui hakikat Ana dengan huraian seperti

di atas akan masuk dalam kategori orang-orang yang mendapat kabar baik daripada firman

Allah S.W.T. di dalam ayat 9 Surah As-Syams “Sesungguhnya berjayalah orang yang

menjadikan dirinya yang sedia bersih bertambah-tambah bersih (dengan iman dan amal

kebajikan).” Di samping itu, mereka juga telah menunaikan amanah dengan sempurna. Sebab

itulah, mereka mengenal pasti hakikat setiap makhluk dan misi mereka dalam kehidupan ini.

117 Nursi, Risalah Ana & Thabiat. Penerjemah: Fauzi Faishal Bahrieisy….,hlm.90.

Makna-yi Ismi

ALLAH

Makna-yi Harfi “ANA”

PELAYAN IMAN

Page 37: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

37

Orientasi Peak Exsperience Said Nursi

Spiritualitas pengalaman batin tergantung pada pengalaman masing-masing individu

menyangkut hubungan dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta (transenden).

Spiritualitas merupakan hubungan personal seseorang terhadap sosok transenden. Spiritualitas

mencakup inner life individu, idealisme, sikap, pemikiran, pikiran dan

pengharapannyaterhadap yang Mutlak. Spiritualitas juga mencakup bagaimana individu

mengekspresikan hubungannya dengan sosok transenden tersebut dalam kehidupan sehari-

hari. Perjalanan napaktilas spiritual Said Nursi dimulai dari ketika membaca karya Futuh Al-

Ghaib tidak lain karya guru pertamanya, yaitu Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, dengan

menemukan beberapa nasihat-nasihat spiritualnya, ia (Said Nursi) seolah-olah menjalani

semacam operasi dasyat pada perjalanan batin ruhnya. 118 Pada saat membaca kitab Futuh Al-

Ghaib Said Nursi tidak sanggup membaca “lautan spiritual” tersebut secara tuntas hanya

mampu membaca separuh kemudian mengembalikan ke tempat Rak bukunya.119 Namun

dampak membaca kitab tersebut, beliau mengalami perasaan senang bahkan rasa sakit

seketika sembuh.

Dengan selalu berharap mendapatkan pencerahan spiritual yang berlimpah, Said Nursi

melanjutkan membaca kitab tersebut hingga tuntas dan mendapatkan manfaat besar akibat

membacanya.120

“….This phrase conveys the following good news to the human spirit, suffering as it

does countless needs and the attacks of innumerable enemies. On the one hand the spirit

finds a place of recourse, a source of help, through which is opened to it the door of a

treasury of mercy that will guar- antee all its needs. While on the other it finds a support

and source of strength, for the phrase makes known its Creator and True Object of

Worship, who possesses the absolute power to secure it from the evil of all it enemies; it

shows its master, and who it is that owns it. Through pointing this out, the phrase saves

the heart from utter desolation and the spirit from aching sorrow; it ensures an eternal

joy, a perpetual happiness”.121

Melalui jalan spiritualitas, self (qalbu) yang tidak lain sebagai pusat kesejatian manusia

akan terus aktif dan menyala-nyala mejalar ke fakultas-fakultas lainnya sehingga memenuhi

118 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.457. 119 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.458. 120 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.459. 121 Bediuzzaman Said Nursi, Letters. Trans. Şükran Vahide and Others…,hlm.262-263.

Page 38: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

38

tujuan penciptaan semua makhluk.122 Mendorong kehadiran self (qalbu) berbentuk nyata

(muhadharah) dan berbentuk kebenaran (al-Haqq) yang tanpa dibayangkan (musyahadah).123

Ketika self (qalbu) menjadi kampung halaman iman, amal, dan kebaikan, maka akan menjadi

sebuah sungai yang mengalirkan inspirasi disertasi pancaran berasal dari hablum minallah,

hablum minannas dan hablum minal alam. 124 Jalan kebenaran adalah membangun jalan

realitas berasal dari jalan raya keabadian, yaitu Al-Qur’an. Pada posisi ini, Said Nursi sangat

getol membela hak-hak makhluk terhadap serangan kaum filosof materialis terutama

tuduhan-tuduhan yang tidak berarti dan tanpa tujuan yang menunjukkan beberapa ketidak

konsistenan gagasan Ibn Arabi tentang Unity of Existence (wahda al-ujud), untuk benar-benar

menegaskan kesatuan Ilahi dan sepenuhnya masuk ke hadirat Tuhan harus menurunkan alam

semesta ke tingkat imajinasi dan melemparkannya ke dalam ketidakberadaan.

Dapat difahami, pengalaman puncak (peak experience) spiritualitas Said Nursi lebih

mengedepankan muhadharah dari pada musyahadah, bahkan mengkritik pengikut aliran

musyahadah yang ikut-ikutan tanpa dasar dengan menjelaskan arti sebagai tanggapan atas

konsep wahdatul wujud Ibnu Arabi.

“Penumpuan hati kepada wujud Allah SWT yang wajibul wujud (wajib adanya) dan

melupakan yang lain. Karena setiap makhluk adalah bayangan atau khayalan yang tidak

mempunyai sifat wujud hakiki dan tidak layak diberikan sifat wujud dalam konteks

wajibul wujud Allah SWT. Ia tidak lebih dari refleksi sifat-sifat Allah SWT yang agung

melalui Asma al-Husna”. Sebetulnya yang dimaksud wahdatul wujud yang merangkum

wahdatus syuhud (Tuhan terlihat pada semua benda) merupakan suatu persinggahan

tasawuf yang amat penting.125

Pengetahuan tentang Risālah Al-Nūr adalah konsekuensi wajar dari keyakinan atau

keyakinan kuat yang ingin dicapai Said Nursi dan bagi orang-orang agar terhindar dari

kesesatan. Beliau menyebut iman tahkiki; yaitu, keyakinan afirmatif tertentu atau

keyakinan melalui investigasi. Sebagai persetujuan dan verifikasi yang disengaja, itu

adalah kebalikan dari kepercayaan melalui peniruan (taklidz iman), yang menurut Nursi

bisa dengan mudah ditiadakan oleh skeptisisme di era ilmiah. Kekuatan dari kepercayaan

semacam itu terletak pada hati, jiwa, dan kemampuan batinnya yang meluap-luap serta

memuaskan kecerdasannya, yang kemudian menjadi kebal terhadap bisikan Setan.126

122 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.457-458. 123 Abdul Muhya, Psikologi Transpersonal,…,hlm.194. 124 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,hlm.198. 125 Nursi, Anwar Al-Hakikat; Mabahits Fi Al-Tasawwuf Wa Al-Suluk. Trans: Ihsan Qasim…,hlm.56. 126 Bediuzzaman Said Nursi, The Key to Belief (Istanbul: Sozler Publications, 1998),hlm.19.

Page 39: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

39

Aktualisasi diri dan Insan Al-Kamil

1. Aktualisasi diri sebagai khalifah Allah

Said Nursi mengkonsepsikan bahwa tidak ada makhluk yang paling berbahaya di muka

bumi ini dibandingkan dengan manusia yang tidak lagi menganggap dirinya hamba Tuhan.

Stidaknya, manusia harus aktif di dunia ini dengan memelihara keharmonisan alam dan

menyebarluaskan berkah dan karunia karena kedudukannya sebagai perantara.127 Ekspresi

keagamaan, setidaknya tidak sekadar menjadi perhatian publik (public concern), namun lebih

fokus pada spiritual modernitas yang bermakna, holistis, menyentuh tatanan kosmis, yang

menempatkan isu-isu lingkungan secara komprehensif pada sikap dan ide yang solutif.

Manusia adalah salah satu entitas yang diciptakan oleh Allah dalam seluruh sistem

ekologi, karena keberadaannya selalu berkorelasi dengan entitas lingkungan lainnya.128

Dalam manifestasinya, Islam membagi interaksi manusia menjadi tiga kategori; interaksi

dengan Allah (Pencipta), interaksi dengan manusia (entitas lingkungan dari spesies yang

sama) dan interaksi dengan lingkungan (entitas selain manusia).129 Ini menunjukkan bahwa

kesempurnaan (syumul) Islam bergantung pada penerapan seluruh interaksi antara manusia

dengan sesama manusia dan lingkungan; fisika dan metafisika. Interaksi manusia dengan

alam berupa akhlak manusia kepada alam semesta menurut Said Nursi. Alam semesta dengan

segala unsurnya, dari yang terbesar hingga terkecil, dari benda mati hingga makhluk hidup,

seluruhnya diciptakan dengan takaran yang sesuai dengan porsinya masing-masing. Adanya

keteraturan dan keterkaitan, saling mendukung dan membantu, saling memenuhi kebutuhan

dan kerja sama yang harmonis untuk sebuah tujuan universal menunjukkan bahwa semua

makhluk diatur oleh Sang Pengatur dan Pemelihara Tunggal.

Allah SWT mampu memperindah alam semesta yang luas dan menghiasi lalu

melengkapinya sebagaimana sebuah rumah untuk ditempati untuk manusia, serta telah

menunjuk manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi, Dia memberikan kepercayaan

tertinggi kepada`manusia untuk mengolah alam, mendaki gunung, dan menaiki langit. Allah

telah mengangkat manusia untuk menduduki posisi komandan atas makhluk hidup lainnya

127 Bediuzzaman Said Nursi, Risalah Ihlas & Ukhuwah (Jakarta: Risālah Nūr Press, 2015), hlm.78. 128 Arya Hadi Dharmawan, ‘Dinamika Sosio-Ekologi Pedesaan; Perspektif Dan Pertautan Keilmuan

Ekologi Manusia, Sosio Lingkungan Dan Ekologi Politik’, Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 1.2 (2007), 1–40 <https://doi.org/10.22500/sodality.v1i2.5932>.

129 Aminuddin Hassan and others, ‘The Role of Islamic Philosophy of Education in Aspiring Holistic

Learning’, Proceeding, Social and Behavioral Sciences</i>, 5 (2010), 2113–18

<https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.07.423>.

Page 40: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

40

dan memberikan kehormatan dengan tanda-tanda ketuhanan yang menjadikan manusia

mampu berhubungan denganNya.130

2. Aktualisasi diri sebagai Hamba Allah

Pada posisi manusia berperan sebagai hamba maka memposisikan diri sebagai makhluk

yang sepenuhnya berada di genggaman Allah sebagaimana telah berada sejak diciptakan

hingga dimusnahkan. Bentuk perlindungan harus dijadikan kewajiban dalam rangka

mensyukuri nikmat dan menerima semua pemberian Allah. "Sesungguhnya jika kamu

bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari

(nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Q.S Ibrahim: 7)

Dalamkontek ini, Said Nursi memperhatikan secara intensif persoalan ibadah terutama

mengenai tatanan keimanan dan hingga kini tetap menjadi ujud komitmen mendasar baginya

dan para pengikutnya. Bentuk "Prinsip menguatkan keimanan" benar-benar menjadi dasar

bagi setiap kaum muslimin. Dengan kata lain, keimanan dapat dipahami sebagai akidah atau

tauhid. Ismail Raji’ Al-Faruqi menyatakan bahwa:

“The essence of religious practice in Islam is monotheism, namely the recognition that

there is no god but Allah (La illaha illa Allah). Monotheism puts mankind on an ethical

act or act, namely ethics in which human worth as a moral agent is measured by the

level of success achieved in filling space and time, in itself also the surrounding

environment”.131

Konsepsi Tuhan adalah Dia tidak memiliki bentuk, bentuk atau jenis kelamin, juga bukan

obyek atau makhluk. Sebaliknya, Dia unik, tidak seperti ciptaan dan, sebagaimana

dinyatakan dalam Al-Qur’ān, "tidak ada yang seperti Dia".132 Pernyataan terkenal

mengenai sifat Allah telah mendominasi teologi Islam selama berabad-abad: "Apa pun

yang muncul dalam pikiran Anda tentang sifat-Nya, Tuhan berbeda dengan itu”.133

Menurut Said Nursi, tugas ibadah dan penghambaan kepada Allah ('ubudiyyah) diajarkan

oleh ayat Al-Qur’ān "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk

menyembah Aku" hanya disadari dengan mengenal Allah SWT.

3. Menuju Insan Al-Kamil

Bagi para sufi, tidak terkecuali bagi Said Nursi, memiliki asumsi bahwa manusia

paripurna (insan al-kamil) adalah lokus penampakan (madzhar) diri Tuhan paling sempurna,

130 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Ahad Menikmati Ekstase Spiritual Cinta Ilahi. Penerjemah: Sugeng

Hariyanto (Jakarta: Prenada Media Groups, 2003), hlm.190. 131 Ismail Raji Al-Faruqi, Sources of Islamic Thought: Three Epistles on Tawhid by Muhammad Ibn ‘Abd

Al Wahhab, Tr. and Ed. (Indianapolis: American Trust Publications, 1980), hlm.35. 132 Bediuzzaman said Nursi, Letters. Trans. Şükran Vahide and Others…,hlm.675. 133 Bediuzzaman Said Nursi, Letters. Trans. Şükran Vahide and Others…,hlm.456.

Page 41: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

41

terdiri dari beberapa susunan nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Sebagaimana Allah SWT

menciptakan manusia makhluk yang memiliki keunggulan (tafadhul) atau ahsani taqwim

(ciptaan paling sempurna) menurut istilah Al-Qur’ān, karena di antara seluruh makhluk

Tuhan manusialah yang paling siap menerima nama-nama dan sifat-sifat Tuhan. Makhluk

lainnya hanya bisa menampakkan bagian-bagian tertentu. Bandingkan dengan mineral,

tumbuh-tumbuhan, binatang, bahkan malaikat tidak mampu mewadahi semua nama dan sifat-

Nya. Itulah sebabnya Said Nursi menempatkan manusia sebagai satu-satunya makhluk

eksistensialis yang terdiri dari susunan kodrat asma Allah meliputi kodrat Rabbani, Ruhani,

Jasmani, Nafsani. Artinya, manusia memiliki fisik kodrat sama seperti makhluk lainnya, akan

tetapi makhluk makrokosmos dan makhluk spiritual tersimpul dalam diri manusia. Dalam

wilayah ruhani dan rabbani ada juga unsur spiritual yang bersifat empiris metafisik (gaib),

yakni jasmani, kalbu dan ruh yang berbeda-beda. Manusia sering disebut miniatur makhluk

makrokosmos atau mikrokosmos. Manusia sempurna secara kosmik-universal dan sempurna

pula pada tingkat lokal-individual. Said Nursi berkata:

“Pengaruh jasmani, kalbu dan ruh manusia sangat berbeda-beda. Anda menyaksikan

bahwa kehidupan, keabadian, dan keberadaan ujud jasmani hanya sebatas pada hari atau

pada saat masa kehidupan. Ia terputus dari masa lalu dan masa depan. Lalu anda

menyaksikan bahwa kehidupan dan dominasi keberadaan kalbu membentang luas

hingga mencap keberadaan hari sebelum dan sesudahnya. Bahkan kehidupan dan

didominasi ruh jauh lebih besar dan jauh lebih luas, dipastika ia mencakup beberapa

tahun sebelum dan sesudahnya”. 134

134 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Lama’at; Membumikan Inspirasi Ilahi. Penerjemah: Fauzy Bahreisy dan

Joko Prayitno…,hlm.27.

Page 42: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

42

GAMBAR; 10

Konsepsi Insan Al-Kamil Said Nursi

Menurut Said Nursi, taraf insan kamil selalu merasakan akan keberadaan Sang Pencipta

dan memposisikan diri sebagai makhluk. Insan Kamil atau manusia sempurna, tempat segala

sesuatu berkeliling dari mula hingga akhir. Iman seseorang yang menyebabkab menjadi

manusia sejati.

“Wahai para murid Nur serta para pelayan al-Qur’an! Kita semua merupakan bagian

atau organ dalam sosok maknawi yang layak disebut dengan “insan kamil” (manusia

sempurna). Kita semua berposisi sebagai gerigi dan roda pabrik yang sedang merajut

kebahagiaan abadi di kehidupan yang kekal nanti. Kita adalah para pelayan yang

bekerja dalam sebuah “perahu rabbani” yang membawa umat Muhammad ke pantai

keselamatan; Dârussalâm (tempat kedamaian). Kalau begitu, kita sangat membutuhkan

adanya persatuan, kerja sama, dan rahasia keikhlasan yang mengantarkan pada

kekuatan maknawi senilai seribu seratus sebelas (1111) sebagai hasil kerja empat

orang”. 135

Melalui amalan-amalan tarekat seperti zdikrullah DLL akan membentuk jati diri

manusia menjadi Insan Al-Kamil (manusia paripurna), dampaknya akan selalu memperoleh

135 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Lama’at; Membumikan Inspirasi Ilahi. Penerjemah: Fauzy Bahreisy dan

Joko Prayitno…,hlm.308.

HAMBA

INSAN AL-KAMIL

KHALIFAH

Dzikrullah

Mukhlish

al-‘ajz (rasa lemah)

Al-syafaqah (cinta kasih)

Tadhabbur Tafakkur

Page 43: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

43

kenyamanan dan ketentraman batin. Said Nursi mesih menganggap amalan tarekat masih

dianggap sangat relevan dan mujarab untuk membentuk kepribadian insan kamil seperti

melalui prilaku (hal) memasrahkan hati (tawajjuh) kepada Allah terutama dilakukan pada

saat melakukan ibadah dalam usaha meningkatkan ke taraf kehidupan syari’at.

IMPLIKASI TEORITIK DAN PRAKSIS AKTUALISASI DIRI BADIUZZAMAN

SAID NURSI DALAM KITAB RISĀLAH AL-NŪR TERHADAP PSIKOLOGI

PENDIDIKAN ISLAM

1. Implikasi level Filosofis

Secara utuh manusia mempunyai dua pokok,yaitu jiwa dan ruh sebagai ciptaan Allah

yang memiliki unsur utuh dan padu. Implikasi konsepsi Said Nursi terhadap Psikologi

Pendidikan Islam dapat diuraikan ke beberapa aspek, yaitu aspek diri jasmaniyah, aspek

nafsiyah, aspek ruhaniyah. Bahkan Aktualisasi Diri Said Nursi sejalan dengan gagasan Fazlur

Rahman–sebagai human as spritual individual dan human in society, yaitu sebagai

individual, manusia harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi diri dan alam

secara arif, kreatif, dan kritis.136 Begitu juga diwacanakan oleh Hazra Inayat Khan melalui

melalui karya “Dimensi Spiritual Psikologi”, menggambarkan bahwa aspek terpenting dari

pikiran adalah perasaan. Jika manusia mengabaikan spritual, maka bagaimana pun pintar dan

bijaknya seseorang tidaklah sempurna dan tidak hidup.137 Pikiran mulai hidup ketika perasaan

dalam diri seseorang terjaga. Banyak orang yang menggunakan kata perasaan, tetapi sedikit

dari mereka yang mengetahui hakikat perasaan.

136 Fazlur Rahman, Avicenna’s Psychology (Westport Connecticut: Hyperion Press Ins, 1951),hlm.45. 137 Hazrat Inayat Khan, Dimensi Spiritual Psikologi. Penerjemah: Andi Haryadi (Bandung: Pustaka

Hidayah, 2000),hlm.56.

Page 44: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

44

GAMBAR; 11

Aktualisasi Diri Said Nursi dalam

paradigma Psikologi Pendidikan Islam

Implikasi pandangan pendidikan menurut Said Nursi pada level filosofis berpengaruh

pada pengembangan psikologi pendidikan Islam. Pendapat Said Nursi tentang pemahaman

hakikat aktualisasi diri adalah memaksimalkan potensi jiwanya di dalam mengetahui dalam

rangka pengembangan manusia ke taraf Insan Al-Kamil. Begitu sebaliknya, jika manusia

tanpa dibarengi dengan pendidikan maka akan sama dengan mematikan jiwa yang

dimilikinya. Dalam aktualisasi diri Said Nursi memfokuskan pada perkembangan jiwa ibarat

sebuah badan, sebagaimana seseorang yang sedang sakit jika tidak di beri makan, minum dan

juga obat akan mengalami kematian. Sejatinya ini berlaku juga dengan hati manusia, akan

mati jika tidak diberi pelajaran hikmah dan ilmu selama tiga hari, karena santapan atau nutrisi

hati adalah ilmu dan hikmah.

Internalisasi perilaku baik (nilai ahklak) khususnya perilaku berbasiskan agama

menjadi pusat perhatian Psikologi Pendidikan Islam karena agama sebagai sumber

pembentukan kepribadian ahsanu taqwin.138 Agama sebagai tolok ukur utama untuk menilai

138 Ramon Ananda Paryontri, ‘Kepribadian Islami Dan Kualitas Kepemimpinan’, UNISIA, XXXVII.82

(2015), 57.

Page 45: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

45

perilaku (akhlak) dan spiritualitas menjadi karakter kepribadian setiap individu dipastikan

akan berperilaku positif, seperti lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri.

Secara rinci diantara beberapa aspek kepribadian Islami disematkan manusia menurut

Said Nursi hampir sama dengan apa yang disampaikan oleh Hasan Langgulung adalah:

pertama, berkaitan dengan aspek perilaku lahiriyah (jasmani) seperti adanya dorongan cara

bertindak, berkomunikasi dan lain-lain. Kedua, aspek bathiniyah, seperti dorongan

bertafakkur, bertadhabbur dan bersikap. Ketiga, aspek ruhaniyah, terdiri dari dorongan

kejiwaan meliputi aspek kejiwaan seperti dorongan berfilsafat dan beragama.139

2. Implikasi level Materi

Dalam psikologi pendidikan islam dan aktualisasi diri Bediuzzaman Said Nursi sama-

sama menjedikan tauhid sebagai sentral bahan materi dalam menelorkan konsep yang

diaplikasikan melalui bentuk perilaku iman. Seperti contoh perbedaan ilmuwan beriman dan

ilmuwan tidak beriman (sekuler) ketika menemukan sebuah teori yang dijadikan pijakan

berfikir ilmiah meliputi dari saintifik dan non saintifik, bisa dilihat dari hasil pengaruh ilmu

pada dirinya baik berposisi sebagai manusia atau sebagai ilmuan. Seorang ilmuwan beriman

akan selalu memiliki transformasi jauh lebih berpengaruh secara dahsyat ketika melahirkan

sebuah teori, karena berdasar pada keyakinan atau keimanan kepada Allah.140

Ilmuan beriman (religius) pasti memiliki kecakapan sintesis kuat lantaran selalu

Dzikrullah begitu pula akan lebih mudah memahami antara mana ilmu pragmatis (ilmu

keduniaan) dan ilmu spiritual (ilmu ruhani) yang pemah dipelajari dan semua diarahkan pada

tauhid. Oleh karena itu, paradigm tauhid sangat deket dengan ilmua beriman (religious).

Begitu juga sebaliknya, saintis sekuler (kafir) sangat mudah mengingkari atas campur

kekuasaan Allah yang bermanisfestasi atas segala fakta-fakta objektif, sehingga dipastikan

bagi mereka tidak akan memiliki kecakapan dalam setiap mengasosiasikan fenomena secara

objektif berbasis tauhid seperti fenomena-fenomena pengalaman spritualitas. 141

Said Nursi dalam kitab tafsir Risālah Al-Nūr menafsirkan Lā ilāha illa Allah dan

membongkar mitos kausalitas ini dan menunjukkan bahwa mereka yang mengikuti keyakinan

ini sebenarnya tidak melihat dunia sebagaimana mestinya, atau bagaimana dunia itu tampak,

tetapi bagaimana dunia itu menurut pikiran mereka. Said Nursi justru melalui Risālah Al-Nūr

139 Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan (Jakarta: Al-Husnah, 2000),hlm.90. 140 Bagus Rlyono, ‘Prinsip-Prinsip Psikologi Islami’, 18 PSIKOLOGIK, 6 (1998),25

<https://journal.uii.ac.id/Psikologika/article/download/8467/7193>. 141 Bagus Rlyono, ‘Prinsip-Prinsip Psikologi Islami’, 18 PSIKOLOGIK, 6 (1998),27.

Page 46: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

46

menunjukkan hakikat kejadian alam, manusia, dan peristiwa-peristiwa lainnya yang berada di

bawah kendali Żat Yang Maha Mengendalikan, Żat Yang Berkuasa atas segala sesuatu.142

Secara rinci Said Nursi menjelaskan tentang enam macam Tauhid yang harus diketahui

oleh manusia dalam rangka menguatkan keyakinannya, yaitu: Tauhid Hakiki, Yaitu suatu

kesaksian yang didasarkan pada keyakinan terhadap Diri Tuhan dan kesamaan-Nya, serta

segala sesuatu yang Dia ciptakan. Tauhid Uluhiyah, yaitu meyakini bahwa satu-satunya

Tuhan yang disembah adalah Allah SWT, tiada Tuhan selain Dia. meyakini bahwa hanya

Allah-lah Dzat Tuhan yang benar (haq) dan wajib disembah dan melakukan

penyembahan/pemujaan hanya kepada-Nya. Orang-orang yang melakukan penyembahan

selain kepada Allah atau menduakan Allah berarti melakukan kesalahan/kesesatan karena

melakukan hal yang bertentangan dengan tauhid uluhiyyah Tauhid Khâlis, yaitu memurnikan

Allah SWT, maksudnya Allah yang dalam keyakinan Maha Esa terbebas dari pengaruh

keyakinan lain, walaupun sekecil-kecilnya. Tauhid Rububiyah, yaitu suatu kesaksian bahwa

dalam menjalankan tugasnya, Allah SWT tidak memerlukan sekutu. meyakini bahwa Allah-

lah yang menciptakan makhluk dan mengatur seluruh realitas kehidupan. Benar bahwa dalam

kehidupan ini ada hukum alam, ada hukum sebab-akibat, tapi semuanya tetap berada dalam

pengaturan Allah. Orang-orang yang meyakini bahwa realitas kehidupan ada dengan

sendirinya dan segala sistem kehidupan berjalan tanpa ada kendali dan pengaturan dari Allah

berarti dia melakukan kesalahan/kesesatan dan bertentangan dengan tauhid rububiyyah.

Tauhid ‘Άm, yaitu sama dengan Tauhid Hakiki, merupakan pengakuan akal seseorang untuk

tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu. Tauhid Ma’budiyah, yaitu sama dengan

Tauhid Uluhiyah, merupakan pengakuan akal seseorang untuk hanya menyembah Allah SWT

saja.143

Psikologi Pendidikan Islam dan aktualisasi diri Said Nursi juga sama-sama konsen

dalam menelaah manusia berdasar pada prinsip kajian . Kontek psikologi pendidikan Islam

bukan hanya mengkaji persoalan salah atau benar sesuai dengan Islam, bahkan bukan hanya

mencari kebenaran berdasarkan fikih/syariah, akan tetapi banyak peran ilmu psikologis.

Kajian psikologi pendidikan islam lebih memperhatikan pada tingkah laku sehari-hari, tanda-

142 Ihsan Kasim Salih, Said Nursi Pemikir Dan Sufi Besar Abad 20; Membebaskan Agama Dari

Dogmatisme Dan Sekularisme. Penerjemah: Nabilah Lubis (Jakarta: Murai Kencana, 2003),hlm.343. 143 Bediuzzaman Said Nursi, Pembahasan ‘Ana’ [Aku] Dan Zarah. Penerjemah: Anuar Fakhri Omar

(Kuala Terengganu: Percetakan Yayasan Islam Trengganu Sdn Bhd, 1999),hlm.34.

Page 47: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

47

tanda orang beriman, dzikir dalm perspektif psikologis yang memberikan dampak pengaruh

pada self yang juga menjadi konsen Said Nursi.144

Self merupakan bagian dari kontak bersistem yang secara terusmenerus melakukan

pengintegrasian mulai dari bersifat inderawi, kebutuhan dan motorik. Self tak ubahnya

sebuah faktor kecil dalam seluruh interaksi antara organism dan lingkungan akan tetapi

mampu memainkan peran krusial, yaitu menemukan dan menciptakan makna yang kita

tumbuhkan. Di dalam batas cenderung dipersepsi baik dan diluar batas cenderung

dipersepsi buruk. Aktualisasi-diri dapat dilihat sebagai ekspresi dari identifikasi-

identifikasi dan alinasi-alinasi yang tepat.145

Seorang Jones mengatakan perilaku merupakan keseluruhan tingkah laku baik

bersifat eksperimen atau tidak untuk menggambarkan sebuah tatanan hukum tertentu

dari tingkah laku manusia.146 said nursi mampu memberikan solusi bahwa dengan dzikir

perilaku seseorang akan terarah pada prilaku baik, sebagaimana diuangkapkan:

“Saya menempati diri dalam kesendirian dengan memohon pengampunan atas dosa-

dosa saya dan dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’ān dan sama, di mana saya tidak

bertemu siapa pun setelah shalat matahari terbenam (solat magrib) hingga doa malam

(solat subuh) dan sebelum sholat subuh”. 147

3. Implikasi level Praksis

Said Nursi di masa Said Lama mulai merespons terhadap berbagai hal demi

menegakkan nilai dan membangun -nilai karakter kemanusiaan. Aspek-aspek kependidikan

dalam aktualisasi diri Said Nursi secara implisit belum tertampakkan. Penyusun mencoba

melakukan sebuah interpretasi atas beberapa yang telah diaktualisasikan oleh Said Nursi. di

antaranya; metode pendidikan aktualisasi diri melalui Munazârât, metode pendidikan

aktualisasi diri melalui Mudhadharah, metode pendidikan aktualisasi diri melalui Qisah

(kisah), metode pendidikan aktualisasi diri melalui Mukâtabah, metode pendidikan

aktualisasi diri melalui Tausiyah, metode pendidikan aktualisasi diri melalui Maudu’I,

metode pendidikan aktualisasi diri melalui Uswah.

4. Implikasi Aktualisasi diri Said Nursi terhadap peran-peran dalam kehidupan

a. Peran sebagai pribadi

144 Nico Syukur Dister, Pengalaman Dan Motivasi Beragama (Yogyakarta: Kanisius, 1994),hlm.200-

202. 145 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami (Jakarta: Gema Insani, 2002),hlm.167. 146 Richard Nelson Jones, Teori Dan Praktik Konseling Dan Terapi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011). 147 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy…,67.

Page 48: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

48

Menjadi pribadi tidak lepas dari nilai moral luhur dalam perspektif agama adalah

bagian intrinsik dari kebenaran hakiki menurut manusia. Nilai luhur adalah keberimanan

yang sejati. Iman adalah meyakini Tuhan dengan segala keluhuran sifat-Nya yang

menjadikan seseorang yang beriman berada selalu berada dalam keluhuran spiritual moral.148

Sebagai makhluk spiritual, manusia mutlak mengembangkan spiritualitas dan mengasah

nurani sehingga sikap dan perilakunya selalu berlandaskan pada nilai-nilai luhur universal.

Dalam kontek pendidikan, pentingya mengembangkan pendidikan moral spiritual

berorentasi pembentukan akhlak yang mulia, sehingga membentuk insan yang memiliki

keseimbangan hidup dunia dan akhirat, mengarahkan peserta didik untuk memiliki

keterampilan kerja dan kemampuan profesional, menumbuhkan semangat ilmiah. membentuk

peserta didik untuk memiliki dan memelihara aspek kerohanian (religiusitas) dan

keagamaan.

Pembentukan kepribadian menurut Said Nursi bagian dari remot control bagi

seseorang untuk tidak gegabah dalam menimbang suatu masalah. Mereka juga akan lebih

dewasa untuk berfikir bersikap, dengan dilandasi nilai-nilai sufistik, mereka bisa

menyelesaikan suatu masalah secara bijaksana tanpa harus menggunakan jalan kekerasan.

Sejatinya, seorang terpelajar mampu mengaplikasikan dialog dan berfikir tentang realitas

sosial, memiliki sence of belonging akan masalah sosial yang muncul.

Pribadi bernalar spiritualitas, diharapkan out put menghasilkan generasi-generasi muda

yang mampu memahami jati dirinya sebagai manusia paripurna. Pribadi spiritualitas

merupakan bagian penting dari konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis

dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam olah hati (Spiritual and emotional

development)149, olah pikir (intellectual development)150, olah raga dan kinestetik (Physical

and kinestetic development)151, dan olah rasa dan karsa (Affective and Creativity

development).152

148 Bediuzzaman Said Nursi, Letters. Trans. Şükran Vahide and Others,...,hlm.453-455. 149 Peter L.Benson, , Eugene C. Roehlkepartain, and Stacey P. Rude. "Spiritual development in childhood

and adolescence: Toward a field of inquiry." Applied developmental science 7.3 (2003): 205-213. 150 A. Berg Sternberg, Robert J., and Cynthia, eds. Intellectual development. (Cambridge University

Press, 1992),hlm.143. 151 Maiken Hillerup Fogtmann, Jonas Fritsch, and Karen Johanne Kortbek. "Kinesthetic interaction:

revealing the bodily potential in interaction design." Proceedings of the 20th Australasian conference on

computer-human interaction: designing for habitus and habitat. 2008. 152 Hosseini, Afzal Sadat. "The effect of creativity model for creativity development in

teachers." International Journal of Information and Education Technology 4.2 (2014): 138.

Page 49: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

49

b. Peran sebagai hamba Allah

Said Nursi melalui Risālah Al-Nūr mengatakan dengan tegas bahwa manusia masuk

kategori makhluk tujuan penciptaannya untuk beribadah, sehingga ada konsekwensi jika

manusia tidak menjalankan segala potensi yang diberikan tidak mampu menjadikan nila-nilai

ibadah. Ibadah diartikan sebagai penghambaan penuh terhadap Tuhan. Merupakan kewajiban

yang sarat dengan ganjaran-ganjaran kebaikan yang dijanjikan Allah dalam kitab suci-Nya.

Rasulullah sebagai utusan Tuhan juga mengajarkan kepada umat manusia dan hadis-hadisnya

sebagai pedoman kedua setelah kitab suci al-Qur`an.

Konsep hamba Allah menurut Said Nursi mengabdikan diri sebagai pelayan iman dalam

membangun hubungan Tuhannya melalui media shalat, zikir, doa serta melalui ibadah-ibadah

lain yang tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya seperti melaksanakan ibadah

haji.153 Manusia dapat melakukan komunikasi dengan Allah tanpa hijab, tanpa tabir duniawi

dan ragawi yang menghalangi.154 Secara psikis, setiap individu berdoa yang sedang khusyuk,

terjadi proses transformasi kefanaan dan secara substansial melebur dengan Allah, meskipun

secara terpisah jasadnya tetap menapak bumi.

Manusia sebagai hamba Allah bukti adanya interaksi transendental dalam suasana sangat

akrab dan mesra. Lewat hamba Allah, manusia mampu melakukan dan menyampaikan pesan-

pesan baik berupa informasi bersifat supranatural.155 Menurut Deddy Mulyana manusia yang

paling beruntung adalah ketia ia mampu dan keberhasilan melakukan pengimbangan

keberuntungan nasib baik di dunia maupun akhirat.156 Manusia dikatakan berhasil atau tidak

dalam menjalain interaksi dengan Tuhan tergantung pada strategi rayuan dan pendekatannya.

153 Bediuzzaman Said Nursi, Letters. Trans. Şükran Vahide and Others,...,hlm.654. 154 Said nursi berkata “Selanjutnya kita melihat bahwa segala kebutuhan makhluk hidup yang tak mampu

diraihnya sendiri, semuanya disediakan. Seluruh permintaan yang ia ajukan lewat “doa”, baik lewat lisan

“kebutuhan” yang mendesak atau lewat bahasa potensi fitrahnya, semua itu dikabulkan. Ia diserahkan

kepadanya pada waktu yang paling tepat oleh Dzat yang Maha luas rahmat-Nya, Maha Mendengar, dan Maha

Pengasih. Juga, sebagian besar doa manusia, terutama doa sejumlah manusia pilihan, terutama lagi doa para nabi

yang sebagian besarnya dikabulkan dengan cara luar biasa. Semua pengabulan itu membuat kita sadar dan yakin

bahwa di balik tirai ini ada Dzat Yang Maha Mendengar dan Dzat Yang Maha mengabulkan. Dia mendengar

rintihan semua orang yang sedang mendapat musibah atau rintihan setiap orang yang sedang terkena penyakit.

Dia memperhatikan doa setiap makhluk yang membutuhkan. Dia melihat kebutuhan yang paling remeh

sekalipun dari makhluk yang paling kecil serta mendengar rintihan yang paling samar dari makhluk yang paling

lemah. Dia mengasihinya dengan belas kasih-Nya serta menolong dan membuat makhlukNya senang”. Lihat

Bediuzzaman Said Nursi, Cahaya Iman Dari Bilik Tahanan. Penerjemah:Fauzi Faishal Bahriesy (Jakarta: Risālah Nūr Press, 2019),hlm.48-49.

155 Wahidah Suryani, "Komunikasi Transendental Manusia Tuhan." Jurnal Farabi 12.1 (2015): 150-163. 156 Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunikasi; Meneropong Politik Dan Budaya Komunikasi

Masyarakat Kontemporer (Remaja Rosdakarya, Bandung: 1999), hlm. 49

Page 50: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

50

c. Peran sebagai warga komunitas

Said Nursi mewanti-wanti kepada murid-muridnya (Thullabun Nur) agar menjadi warga

komunitas melalui membangunan sebuah komunitas yang tentu berasaskan ajaran-ajaran

Islam. Sebuah komunitas dianggap berhasil apabila memiliki dampak mamfaat positif bagi

warganya. Bahkan pengembangan diri dimulai dari komunitas-komunitas sehingga terbangun

sebuah peradaban maju. Said Nursi mulai membangun komunitas Dershane yang dihuni oleh

para Thullabun Nur157 Masa depan Deshane sebagai sebuah komunitas dianggap unggul yang

berdasarkan ajaran Islam diharapkan tetap eksis.158 Sejalan dengan di Indonesia,

membumikan semangat hidup komunitas, dibuktikan oleh peradaban masyarakat sipil

telah berkembang pesat yang diwakili oleh kiprah beragam organisasi sosial keagamaan

Seperti Serikat Islam (SI), Nadlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dan pergerakan

nasional dalam dalam perjuangan merebut kemerdekaan, selain berperan sebagai

organisasi perjuangan penegakan HAM dan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial

telah menunjukan kiprahnya sebagai komponen masyarakat madani (civil society) yang

penting dalam sejarah perkembangan masyarakat sipil di Indonesia.

Said Nursi selalu menghindari perselisihan dan menyukai kekerasan, karena hanya akan

menambah persoalan terutama dalam hal Dakwah. Terbukti meskipun beliau mempunyai

banyak dalam komunitas Dershani yang disebut Thullabun Nur tersebar di segala penjuru di

turki sama sekali tidak menjadikan sebuah gerakan melawan pemerintah meskipun sering

menjadi tawanan pemerintah.159 Pandangan Said Nurs, bahwa karakter komunitas dibilang

unggul jika memiliki kemampuan kompetensi mengendalikan keamanan, karena keamanan

157 Said Nursi berkata “Dari sini, sangat penting bagi kita, dan lebih penting lagi bagi umat, agar para

murid Nur—dalam batas kemampuan yang dimiliki—untuk membuka sejumlah dershane (Dershane adalah

pusat kajian Risalah Nur di Turki dan belahan dunia lainnya di mana biasanya dihuni oleh bebarapa mahasiswa dan seorang pembina. Mereka belajar agama di dershane dan berkuliah di masingmasing fakultas. Masyarakat

sekitar juga menghadiri kajian Risalah Nur di tempat tersebut Peny kecil di setiap tempat. Apalagi saat ini

negara memberikan izin untuk pendidikan agama”. Lihat di Bediuzzaman Said Nursi, Tuntunan Generasi Muda.

Penerj. Fauzi Faisal Bahreisy (Jakarta: Rislaha Nur press, 2014),hlm. 54 158 Di Indonesia sudah terbangun komunitas Dershane, beralamat di perumahan Grand Cirendeu, Ciputat,

Tangerang Selatan, Banten.Dershani telah menjadi bangunan milik Yayasan yang sudah dibeli pada 2011,

dengan bantuan dana dari Yayasan dari kota Kaeseri dan Istambul. Adapun Dershane untuk wanita terletak di

perumahan Syahida Kampung utan Ciputat. Beberapa mahasiswa tinggal di Dershane sebagai motor gerakan

Nur. Di Dershane juga ada senior yang disebut Abi (Kakak dalam bahasa Turki) sebagai pengerak utama,

sekaligus mentor dalam kajian Risalat al-Nur, dan aktivitas harian. Dershane juga berfungsi sebagai rumah

transit, tidak jarang para tamu yang datang dari Turki, Australia, Philipina, Malaysia dan lainnya yang singgah beberapa saat di Dershane. Edi Amin "Konsep Komunitas dalam Pemikiran dan Dakwah Said Nursi." Jurnal

Komunikasi Islam 5.1 (2015): 27-50. 159 Murid Murid Said Nursi, Biografi Badiuzzaman Said Nursi; Berdasarkan Tuturan Murid-Muridnya

(Jakarta: Risalah Nur Press, 2020), hlm. 135

Page 51: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

51

terpenuhi jika terjalin saling menghargai dan saling merangkul antara satu sama lainnya akan

terbangun masyarakat yang Qoryatun thaibatun wararabbun ghafur. Gerakan komunitas Nur

berdiri atas dasar semangat ukhuwah (persaudaraan) berbalut pancaran iman.160 Artinya

orientasi gerakan komunita Nur lebih mementingkan solidaritas dan ukhuwah manusia yang

menjadi simpul bagi Thullabun Nur (jama’ah Nur) sehingga spirit semacam ini tidak hanya

difahami oleh golongan sendiri akan tetapi umat manusia secara umum.

d. Peran sebagai Warga Masyarakat

Menurut Syekh Muhammad bin Jamil, ada beberapa etika dan adab pergaulan dalam

bermayarakat (tetangga) yang selayaknya kita perhatikan diantaranya; mencintai kebaikan

untuk tetangga kita sebagaimana kita menyukai kebaikan itu untuk diri sendiri. Bergembira

jika tetangga kita mendapat kebaikan dan kebahagiaan, serta menjauhi sikap dengki.161

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Dan demi Dzat yang jiwaku berada dalam

genggaman-Nya, tidaklah seseorang beriman hingga ia mencintai untuk tetangganya, atau

beliau berkata, untuk sudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri." (HR Muslim).

Selama ini Thullabun Nur tetap memegang bentuk perbuatan positif (kebaikan) yang

disebuat hizmet (memberi pelayanan bagi orang).162 Ustadi Hamsah membedakan antara

müsbet dan hizmet saling kait keterkaitan. Müsbet edentik dengan cara pandang yang raḥmah,

sementara hizmet edentik dengan kebermaknaan dalam tindakan sebagai khairunnas

anfaahum linnas.163 Artinya, dalam berbuat baik tidak hanya dibutuhkan dalam bentuk

perbuatannya saja, akan tetapi dibarengi dengan niat, objek dan alat. Positive action

membutuhkan keseluruhan aspek mulai dari niat dan perbuatan baik. Para Thullabun Nur

melalui Risalah Nur terus memberi solusi terhadap problem di kehidupan era modern, berupa

kontraksi keterbukaan ruang bagi individu sebagai bentuk ekspresi kolektif kultur, moral

160 Bediuzzaman Said Nursi, Risalah Ikhlas & Ukhuwah,...,hlm.43. 161Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Nasehat-Nasehat Nabawiyyah (Yogyakarta:Maktabah Al-Hanif,

2005), hlm. 87 162 Secara bahasa Hizmet merupakan asal kata bahasa Turki (baca Arab; khidmah), memiliki arti sebagai

pelayanan. Semantara dalam terminologi Hizmet adalah sebuah ideologi bergerak di wilayah penyadaran sosial

meliki tujuan pelayan iman kepada Allah SWT. Kemudian diperlihatkan dalam bentuk pengabdian untuk

mencari ridhâ Allah. Hizmet sangat berkontribusi secara global sebagai bentuk partisipasi pada pengembangan

kehidupan ekonomi. Erkan Togoslu, “Hizmet: from Futuwwa Tradition to the Emergence of Movement in Public Space,” (15 November 2008), Fethullah Gülen Chair, dalam www.fethullahGülenchair. com(diakses

tanggal 9 November 2011). 163 Ustadi Hamsah "Müsbet Hareket Dalam Relasi Antar Agama Ditinjau Dari Perspektif Teori Hirarkhi

Kebutuhan Abraham Maslow." Religi: Jurnal Studi Agama-agama 14.2 (2019): 272.

Page 52: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

52

berbasiskan nilai spiritual.164 Spirit persaudaraan adalah menjadi ciri khas pembangunan

wacana civil society yang dianggap strategis utamanya dalam peningkatan jalinan kerja

seperti membangun jaringan mitra bisnis.

Perkenalan dengan warga akademik di Indonesia, pemikiran Said Nursi sudah mulai

sejak Tahun 1999 atas perantara seorang murid Said Nursi bernama Mutafa Sungur bersama

besreta akademisi berkunjung kunjungan ke Jakarta tepatnya di Instut Agama Islam Negeri

(Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan hasil kesepakatan

menyelenggarakan Simposium Bediuzzaman Said Nursi pada 2000, menyul kemudian

Simposium Said Nursi di Institut Agama Islam Negeri (Universitas Islam negeri) Sunan

Kalijaga Yogyakarta pada Tahun 2001, pada Tahun yang sama di Institut Agama Islam

Negeri Palembang.165

Selanjutnya pada Tahun 2004 juga dilaksanakan Simposium di beberapa tempat,

bahkan 2007 di beberpa kota Makasar dan Pekan Baru. Di sela-sela kunjungan murid Said

Nursi bernama Mustafa, menanyakan perkembangan kajian Said Nursi. Karena banyak

peminat dan keinginan Mahasiswa belajar, maka pada tahun 2002 diutuslah dua orang

perwakilan Thullabun Nur dari Turki bernama Hasbi Zen dan Mustafa sambil belajar S2 di

IAIN Palembang, mereka diutus untuk mendirikan Dershane di Palembang tepat pada Tahun

2002, Hasbi Zen dan Fatih. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2007 berdirilah yayasan

Nur Semesta sekaligus pembukaan dershane ciputat yang sekarang berkantor di Ciputat. 2004

dibuka dersane Makasar, bahkan dibuka beberapa pesantren di seluruh Indonesia seperti

pesantren Yastrid Sulawesi Selatan. Tahun 2013 mendidrikan penerbit bernama Risalah Nur

Press yang konsen menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia lalu menerbitkan buku karya

Said Nursi, jura telah mebuka kerjasama akademik dengan beberapa perguruan tinggi baik

negeri maupun Swasta dengan , seperti IAIN Jember, IAI Madura dan UIN Banten.166

e. Peran sebagai Warga Negara Dunia

Dunia Islam terlibat dalam proses pembangunan global terutama pembangunan politik

era modern dipengaruhi beberapa gagasan modernisme yang diperkenalkan oleh Muhammad

Abduh (1849-1905 M), Jamaludin al-Afghani (1838-1897 M) tidak terkecuali Bediuzzaman

164 Muhammad Fethullah Gülen, Bangkitnya Spiritualitas Islam, terj. Fuad Saefuddin(Jakarta: Republika,

2013), XVIII 165 Wawancara melalui telpon dengan Ketua sekaligus pendiri Yayasan Nur Semesta Ustadz Hasbi Zen

dan pengasuh Dhesane Ciputat pada hari Ahad tanggal 14 Februari 2021 tepat 7.30 WIB. 166 Lanjutan hasil wawancara melalui telpon dengan Ketua sekaligus pendiri Yayasan Nur Semesta

Ustadz Hasbi Zen dan pengasuh Dhesane Ciputat pada hari Ahad tanggal 14 Februari 2021 tepat 7.30 WIB.

Page 53: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

53

Said Nursi. Para pemikir muslim era modern, merespon negara dunia pada umunya

melakukan sebuah artikulasi atas upaya penyadaran dalam mereformulasikan atas prinsip-

prinsip Islam ke dalam bentuk pemikiran modern atau sebuah ikhtiar pemikiran

mengkompromikan antara esensi modern dan Islam.167 John L. Esposito mendiskripsikan

berbagai sumbangsih pemikiran modern terhadap pembaharuan pemikiran Islam modern dan

terhadap perkembangan atas negara Muslim dunia.168 Istilah ijtihād memiliki peran besar

dalam menciptakan segala respon terhadap isu-isu modernisme.

Masuknya ide Nasionalisme ke dalam komunitas muslim sejalan dengan masuknya

imperialisme, muncul pro dan kontra antara pendapat yang berpegang teguh pada Ummah

atau beralih pada prinsip Nasionalisme yang berkembang dan terbukti mendapat respon

positif dari Barat. Konsep Ummah sangat sulit diterapkan untuk memecahkan krisis dan

mengusir para imperialis dari wilayah Islam, cenderung mengambil konsep baru yang

dianggap relevan. Maka muncul gagasan Pan Turkisme, Nasionalisme Arab dan

Nasionalisme. Sementara bagi yang tetap berpegang pada konsep Ummah merasa perlu untuk

mempertahankannya atau mengajukan gagasan Pan Islamisme.169

Tepat tahun 1911, pada saat berada di puncak usia muda Said Nursi menyampaikan

khutbah (pidato) ini dengan bahasa Arab di Masjid Jami Umawi Damaskus guna memenuhi

keinginan dan permintaan para ulama Syam. Isi pidatu tersebut menjelaskan enam penyakit

yang membelenggu umat Islam di saat orang-orang Eropa tengah mengalami kemajuan yang

pesat dari berbagai aspek. Untuk mengobati keenam penyakit tersebut, Said Nursi

menyuguhkan enam obat dari limpahan apotek al-Qur’an yang diyakini ampuh mengobati

penyakit tersebut. Selain pidato di atas, ia juga melampirkan berapa tulisannya yang pernah

dipublikasikan di berbagai media cetak dalam beragam tema. Semua itu dimaksudkan untuk

memotivasi umat Islam agar bangun dari kasur kemalasan dan bantal khayalan demi

mengejar ketertinggalan.

“Aku telah mempelajari sejumlah pelajaran di sekolah kehidupan sosial manusia. Aku

mengetahui bahwa di masa sekarang ini dan di tempat ini ada enam penyakit yang

membuat kita berhenti di hadapan pintu abad pertengahan; pada saat orang-orang asing

(khususnya Eropa) terbang menuju masa depan. Penyakit tersebut adalah: Pertama:

167 Masykuri Abdillah, Demokrasi di Persimpangan Makna; Respon Intelektual Muslim Indonesia

Terhadap Konsep Demokrasi (1966-1993), (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999), hlm.3. 168 John L.Esposito, John O.Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim; Problem dan Prospek,

(Bandung: Mizan, 1996), hlm. 4. 169 Moh. Asror Yusuf, Persinggungan Islam dan Barat; Studi Pandangan Badiuzzaman Said Nursi,

(Kediri: STAIN Kediri Press, 2009), hlm. 120

Page 54: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

54

Lahirnya rasa putus asa yang menimpa kita. Kedua, Pupusnya kejujuran dalam

kehidupan sosial dan politik. Ketiga: Mencintai permusuhan. Keempat: Tidak

mengetahui ikatan nurani yang mengikat orang-orang beriman satu dengan yang

lainnya. Kelima: Tirani yang menyebar seperti penyakit yang menular. Keenam:

Perhatian yang hanya tertuju pada kepentingan pribadi”.170

170 Bediuzzaman Said Nursi, Khutbah Syamilah: Manifesto Kebangkitan Umat Islam. Penerj. Fauzi

Faisal Bahreisy (Jakarta: Risalah Nur Press, 2020), hlm.17.

GAMBAR 12 Kontribusi Aktualisasi Diri Said Nrsi terhadap Keilmuan

Psikologi Pendidikan Islam

Al-Qur’an & Hadis

Metode Aktualisasi Diri

Munazârât Mudhadharah Qisah (kisah) Mukâtabah Tausiyah Maudu’i Uswah

Kepribadian Insan Kamil

Beriman melalui sifat al-ajz Bertakwa melalui sifat al-faqr Konsisten dalam ibadah Menyadari kekurangan diri

melalui doa & Ikhtiyar Menjadikan al-Qur’ān & Hadis

sebagai pedoman Dzikirullah menjaukan diri dari, syirik,

berbuat kerusakan, maksiat, dan munafik

Sabar dalam ujian Taat kpd Allah&rasul Taubat&istigfar Menjadi pendamai dan pengikat

silaturrahim Amar ma’ruf Nahi Munkar Hijrah ke prilaku yang baik Memiliki nilai juang yang tinggi

melalui semangat jihad spiritual

Iman dan Tawakkal

Ihsan

Tafakkur

Berwibawa

Jiwa cinta ilahiah

Mengayomi

Sll berbuat baik

Pendirian kuat namun tidak egois

Peduli Pemaaf/tidk

dendam Empati Apresiatif Qona’ah Wara’

Menjadi pribadi, Sebagai hamba, Anggota keluarga, Warga Komunitas, Masyarakat, Negara, dan Dunia

Karakter Rabbani

Karakter Ruhani

Karakter Nafsaniyah

Kubrah

Pendidik; Inovasi Spritual

(Tauhid)

Page 55: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

55

SIMPULAN

Aktualisasi diri Bediuzzaman Said Nursi dalam kitab Risālah Al-Nūr adalah bagian dari

pengalaman (perjalanan) batin yang tidak lepas dari konsep “diri” dalam manusia beserta

kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Ditemukan konsep “Diri” dalam manusia

mencakup kodrat Rabbani, kodrat Ruhani, kodrat Jasmani dan kodrat Nafsani. Kodrat-kodrat

tersebut berpengaruh pada pola kebutuhan manusia bahkan terpola dalam bentuk hirarki

kebtuhan manusia menurut Said Nursi. Pertama, kebutuhan Rabbani meliputi kebutuhan rasa

iman (tawakkal) dan kebutuhan kasih dn cinta ilahiah. Kedua, kebutuhan Ruhani terdiri dari

aspek kebutuhan Tdhabbur dan kebutuhan rasa ihsan. Ketiga, kebutuhan Jasmani tersusun

dari kebutuhan bersifat hakiki dan metaforis. Keempat, kebutuhan Nafsani. Kebutuhan ini

meliputi kebutuhan rasa qona’ah, kebutuhan rasa wara’, kebutuhan cinta sesame dan

tafakkur.

Bediuzzaman Said Nursi menempatkan “spiritualitas” sebagai kebutuhan puncak (Peak

Experience) ditemukan ada spiritualitas Tercela (Paling Rendah) dan Spiritualitas Terpuji

(Paling Suci). Sementara orientasi peak experience Spiritualitas Said Nursi lebih pada

gagasan ketunggalan dan keesaan wawasan tentang Allah SWT (ma’rifatullah) melalui mata

hati di bawah sadar indera ruhani diaktifkan melalui daya tafakkur dan daya tadabbur.

Konsep eak experience ini lebih didominasi oleh dorongan nafsani karena mengarahkan pada

proses penyembah dunia bahkan lalai kepada prilaku ahsanu taqwîm (bentuk terbaik).

Spiritual tercela dimiliki kaum sesat “adhõllîn” orang yang tergelincir kedalam paham

naturalisme dan penganut pemikiran naturalis. Kedua, spiritualitas terpuji (paling suci).

Pengalaman spiritual model ini dimiliki jalan lurus bercahaya diperuntukkan bagi mereka

yang berpegang teguh pada Al-Qur’an (alladinah an’amta ‘alaihim) sehingga mampu

mengaktualisasikan diri sebagai “Khalifah Allah” dan sebagai “Hamba Allah” yang

kemudian akan mendapat predikat Manusia sempurna (Insan Kamil).

Secara konseptual aktualisasi diri Said Nursi memiliki implikasi terhadap Psikologi

Pendidikan Islam keduanya sama-sama menjadikan Al-Qur’an sebagai masterpiece dalam

berfikir, hanya saja ada beberapa istilah-istilah yang digunakan. Aktualisasi diri Said Nursi

memiliki implikasi terhadap bangunan paradigma Psikologi Pendidikan Islam. Pertama,

implikasi di level filosifis. Pemahaman hakikat aktualisasi diri adalah memaksimalkan

potensi jiwa individu di dalam mengetahui dalam rangka pengembangan manusia ke taraf

Insan Al-Kamil Kedua, implikasi di level materi. Said Nursi sangat getol memperjuangkan

Page 56: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

56

ide-ide tauhid dan dzikurullah. Hakikat tauhid pada dasarnya manifestasi (tajallī) yang tidak

lain dari pantulan sifat-sifat Allah sekaligus khalifah-Nya di muka bumi. Ketiga, implikasi di

level praksis, di antaranya metode pendidikan aktualisasi diri melalui Munazârât (Debat/

Diskusi), metode pendidikan aktualisasi diri melalui Mudhadharah (Ceramah), metode

pendidikan aktualisasi diri melalui Qisah (kisah), metode pendidikan aktualisasi diri melalui

Mukâtabah (Membuat Sura-menyurat/ tulisan), metode pendidikan aktualisasi diri melalui

Tausiyah (Memberi Nasehat), metode pendidikan aktualisasi diri melalui Maudu’i (Membuat

Tema-tema) dan metode pendidikan aktualisasi diri melalui Uswah (Memberi teladan). Dari

beberapa temuan-temuan pada penelitian ini terkonstruks Aktualisasi diri Said Nursi dalam

Paradigma Psikologi Pendidikan yang meliputi sebagai pribadi, sebagai hamba, pribadi

keluarga, warga komunitas, warga masyarakat, warga Negara dan warga dunia.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2013). Ilmu Huduri dan Kesadaran Kesatuan Mistikal. Sulesana, 8, 15–24.

Abdullah, A. saleh. (1990). Teori-Teori Pendidikan Berdasar Al-Qur’an. Jakarta: Renika

Cipta.

Abdillah, Masykuri (1999) Demokrasi di Persimpangan Makna; Respon Intelektual Muslim

Indonesia Terhadap Konsep Demokrasi (1966-1993),. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Abdurahman, S. N. dan D. (2018). Sufism of Archipelago: History, Thought, and Movement.

ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 18(2). Retrieved from

https://doi.org/10.14421/esensia.v18i2.1476

Adz-Dzakiey, H. B. (2012). Psikologi Kenabian; Menghidupkan Potensi dan Kepribadian

Kenabian dalam Diri. Yogyakarta: Fajar Media Press.

Agustian, A. G. (2001). Kecerdasar Emosi dan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam. Jakarta: Arga.

Ahmad Abu Haqqah, D. (2007). Mu’jam an Nafais al Wasith,. Beirut: Dar an Nafaes.

Ahmad Junaidi. (2016, November). Kebijakan Politik Recep Tayyib Erdogan dan Islamisme

Turki Kontemporer | Junaidi | IN RIGHT: Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia.

Retrieved June 19, 2020, from In Rigt Jurnal website: http://ejournal.uin-

suka.ac.id/syariah/inright/article/view/1444

Ahmad Musthafa Al-Maraghy. (1871). Tafsir Al-Maraghy, juz V. Beirut: Daar al- Fikr.

Ahmad, N., & Ismail, H. (2015). Rediscovering Rogers’s Self Theory and Personality.

Journal of Educational, Health and Community Psychology, 4(3), 143–150.

https://doi.org/10.12928/jehcp.v4i3.3682

Page 57: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

57

Akbar, H. U. dan P. S. (2003). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Akifahadi, L. S. (2012). Pengaruh Modernisasi Di Turki Terhadap Penafsiran Bediuzzaman

Said Nursi. Refleksi, 13(2).

Al-Abrasy, M. A. (1968). Al-Tarbiyah Al- Islamiyah, Penerjemah: Bustani A. Goni dkk.

Jakarta: Bulan Bintang.

Al-Attas, M. N. (1988). Konsep Pendidikan Dalam Islam. Bandung: Mizan.

Al-Faruqi, Islmail Raji. (1995). Tauhid. Bandung: Penerbit Pustaka.

Al-Faruqi, Ismail Raji. (1980). Sources of Islamic Thought: Three Epistles on Tawhid by

Muhammad ibn ‘Abd al Wahhab, tr. and ed. Indianapolis: American Trust Publications.

Al-Ghazali. (1992). Ihya’ ‘Ulumuddin, Terj. Ismail Yakub. Mengembangkan Ilmu-Ilmu

Agama, Jilid 2. Singapore: Kerjaya Printing Industries Pte Ltd.

Al-Jauzi, I. Q. (1988). Madarij Al-Salikin baina Manazilu. Beirut: Dar Al-Kitab Al-Ilmiyyah.

Al-Madkhali, S. R. bin. (2006). Adz-Dzari’ah ila Bayan Maqasid kitab As-Syari’ah. Jeddah:

Daarul Miratsin Nabawi.

Al-Taftazani, A. al-W. al-G. (1997). Sufi Dari Zaman ke Zaman. Penerjemah: Ahmad Rofi’

Usmani. Bandung: Pustaka.

Al-Thusi, A.-S. (2018). Al-Luma’: Rujukan Lengkap Ilmu Tasawuf. Penerjemah: Abu Nashr

As Sarraj. Jakarta: Risalah Gusti.

Alexander, F. (1935). The Psychoanalysis of the Total Personality: The Application of

Freud’s theory of the ego to the neuroses, The psychoanalysis of the total personality:

The application of Freud’s theory of the ego to the neuroses. Retrieved from

https://doi.org/10.1037/11565-000.

Algar, H. (2001). The Centennial Renewer: Bediuzzaman Said Nursi and the Tradition of

Tajdid. Journal of Islamic Studies, 12(3).

Ali, M. (1994). Islam dan Sekularisme di Turki Modern. Jakarta: Djambatan.

Allport, G. W. (1937). Personality: A psychological interpretation. New York: NY: Holt,

Rinehart & Winston.

Allport, Gordon W. (1958). PERSONALITY: NORMAL AND ABNORMAL. The

Sociological Review, 6(2), 167–180. https://doi.org/10.1111/j.1467-

954X.1958.tb01072.x

Alwisol. (2012). Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiah Malang.

Amalia, L. (2014). Teori Konsep diri Carl R. Rogers 1. Muaddib, 3(1), 87–99. Retrieved

from http://journal.umpo.ac.id/index.php/MUA/article/view/29

Amrullah, Z. A. dan A. (2017). Ensiklopedia Pendidikan dan Psikologi; untuk Guru, Dosen,

Mahasiswa dan Umum. Jakarta: Penerbit Andi.

Androne, M. (2014). Notes on John Locke’s Views on Education. Procedia - Social and

Behavioral Sciences, 137, 74–79. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.05.255

Page 58: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

58

Annahlawi, A. (1995). Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Penejemah:

Shihabuddin. Jakarta: Gema Insani.

Arbi, A. (2019). Komunikasi Interpribadi; Integrasi Komunikasi Spritual, komunikasi Islam

dan Komunikasi Lingkungan. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id

Arif, S. (2008). Orientalisme dan Diabbolisme Pemikiran. Jakarta: Gema Insani.

Armstrong, A. (1996). Khazana Istilah Sufi: Kunci Memasuki Dunia Tasawuf. Penerjemah:

MS. Nasrullah & Ahmad Baiquni. Bandung: Mizan.

Asy-Syadzili, A. al-H. (2008). Risalatul Amin. Kairo: Darul Haqiqoh.

Asy’arie, M. (1992). Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur’an. Yogyakarta:

Lembaga Study Filsafat Islam.

Audah, A. (1999). Dari Khazanah Dunia Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Azis, M. S. Al. (1998). Risalah memahami Ilmu Tashawwuf. Surabaya: Terbit Terang.

B.S., A. W. B. S. W. (2015). HERMENEUTIKA SEBAGAI SISTEM INTERPRETASI

PAUL RICOEUR DALAM MEMAHAMI TEKS-TEKS SENI. Imaji, 4(2).

https://doi.org/10.21831/imaji.v4i2.6712

Badri, M. B. (1986a). Dilema Psikolog Muslim. Penerjemah: Siti Zainab Luxfiati. Jakarta:

Pustaka Firdaus.

_________.(1986b). The Dilemma of Muslim Pshycologists. Penerjemah Siti Zainab Luxfiati.

Jakarta: Pustaka Firdaus.

_________.(1997). Are contributions of early Muslim scholars relevant to modern

psychotherapists? International Seminar on Counseling and Psychotherapy: An Islamic

Perspective. Kuala Lumpur, Malaysia: Counseling and Psychotherapy.

Bagir, H. (2005). Buku Saku Tasawuf. Bandung: Arasy.

Baldick, J. (2002). Islam Mistik (Mengantar Anda Ke Dunia Tasawuf). Jakarta: PT. Serambi

Ilmu Semesta.

Baqi, F. A. (1981). Mu’jam al-Mufakhras li Alfaz al-Quran al-Karim. Beirut: Dar al-Fikr.

_________.(2010). Al-Lu’lu’ Wa al-Marjanu fima ittafaqa’alayhi asy-Syaykhani al-Bukhari

wa Muslimun. Penerjemah : Tim Penerjemah Aqwam. Jakarta: Umul Quro.

Bastaman, H. D. (1995). Integrasi Psikologi dengan Islam: Menuju Psikologi Islami.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bleicher, J. (2007). Hermeneutika Kontemporer, Hermeneutika Sebagai Metode, Filsafat,

dan Kritik. Yogyakarta: Fajar Pustaka.

Boer., T. J. de. (1903). The History of Philosophy in Islām. Translated by E. R. Jonas, B.D.

pp. 216. https://doi.org/https://doi.org/10.1017/S0035869X00031798

Bornstein, M. H. (2018). Self-Actualization. In The SAGE Encyclopedia of Lifespan Human

Development. https://doi.org/10.4135/9781506307633.n714

Page 59: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

59

Buchori, M. (2001). Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Kanisius.

Corbin, H. (2002). Imajinasi Kreatif Sufisme Ibn ‘Arabi. Penerj. Moh. Khozin dan Suhadi.

Yogyakarta: LKiS.

Crapp, R. W. (1993). Dialog Psikologi dan Agama. Diterjemahkan Oleh Hardjana.

Yogyakarta: Kanisius.

D. Ardiyani. (2018). Maqam-Maqam Dalam Tasawuf, Relevansinya Dengan Keilmuan Dan

Etos Kerja. Suhuf, 30(2), 168–177.

D’Souza, J., & Gurin, M. (2016, June 1). The universal significance of Maslow’s concept of

self-actualization. Humanistic Psychologist, Vol. 44, pp. 210–214.

https://doi.org/10.1037/hum0000027

Daradjat, Z. (1970). Ilmu Djiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Dey, I. (1993). Qualitative Data Analysis a User-Friendly Guide for Social Scientists.

London: London: Routledge.

Dharmawan, A. H. (2007). Dinamika Sosio-Ekologi Pedesaan; Perspektif dan Pertautan

Keilmuan Ekologi Manusia, Sosio Lingkungan dan Ekologi Politik. Sodality: Jurnal

Sosiologi Pedesaan, 1(2), 1–40. https://doi.org/10.22500/sodality.v1i2.5932

Dirgagunarsa, S. (1983). Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara.

Dister, N. S. (1994). Pengalaman dan Motivasi Beragama. Yogyakarta: Kanisius.

E. H. dan H. C. (1961). Plato: The Collected Dialogues. USA: Princeton University Press.

Elizabeth Özdalga. (1999). Education In The Name Of ‘Order And Progress’ Reflections On

The Recent Eight Year Obligatory School Reform In Turkey. The Muslim World,

Lxxxix(3–4).

Fahrudin. (2016). Tasawuf sebagai upaya bembersihkan hati guna mencapai kedekatan

dengan Allah. Jurnal Pendidikan Agama Islam Ta’lim, 14(1), 65–83.

Faiz, M. (2017). Risalah Nur Dan Gerakan Tarekat Di Turki: Peran Said Nursi Pada Awal

Pemerintahan Republik. Al-A’raf : Jurnal Pemikiran Islam Dan Filsafat, 14(1), 23.

https://doi.org/10.22515/ajpif.v14i1.588

Fios, F. (2019). Menjadi Manusia Spiritual-Ekologis Di Tengah Krisis Lingkungan - Sebuah

Review. Jurnal Sosial Humaniora, 12(1), 39.

https://doi.org/10.12962/j24433527.v12i1.5066

Ford, J. G. (1991). Rogerian Self-Actualization. Journal of Humanistic Psychology, 31(2),

101–111. https://doi.org/10.1177/0022167891312011

Frager, R. (2005). Hati, Diri, dan Jiwa: Psikologi Sufi untuk Transformasi, terj. Hasmiyah

Rauf. Jakarta: Serambi.

Gharib, M. (2017). Syekh Abu al-Hasan al-Syadzili : Kisah Hidup Sang Wali dan Pesan-

Pesan yang Menghidupkan Hati. Jakarta: Serambi Semesta.

Gina Giftia Azmiana, Abdul Kadir, dan Y. Y. (2006). Revitalisasi Tasawuf di Masa Modern.

Page 60: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

60

Jurnal Istek, 6(1–2). Retrieved from

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/view/287

Gok, H. (2015). Saīd Nursi’s Arguments For The Existence Of God In Risāle-I Nur (Durham

University,England). Retrieved from http://etheses.dur.ac.uk/10994/.

Gozutok. (2002). The Risale-i Nur in The Context of Educational Principles and Methods.

The Paper Presented In The Fifth International Symposium On Bediuzzaman Said Nursi.

Istanbul: Sozler Publication, Sakir.

Hadi, I. A. (2017). Peran Penting Psikologi dalam Pendidikan Islam. Nadwa, 11(2), 251.

https://doi.org/10.21580/nw.2017.11.2.1304

Hadi, S. (1990). Metodologi Reseach. Yogyakarta: Andi Offset.

Hafiun, M. (2012). Teori Asal Usul Tasawuf. Jurnal Dakwah, 13(2), 241–253.

https://doi.org/10.14421/JD.2012.13206

Hakiki, K. M. (2018). Insan Kamil dalam Perspektif Syaikh Abd al-Karim al-Jili. Wawasan:

Jurnal Ilmiah Agama Dan Sosial Budaya, 3(2), 175–186.

https://doi.org/10.15575/jw.v3i2.2287

Halabi, S. (2005). A useful anachronism: John Locke, the corpuscular philosophy, and

inference to the best explanation. Studies in History and Philosophy of Science Part A,

36(2), 241–259. https://doi.org/10.1016/j.shpsa.2005.03.002

Hamsah, U. (2018). Membaca Pemikiran Bediuzzaman Said Nursi tentang Signifikansi

Agama dan Identitas Bagi Kemajuan Sosial. TEOSOFI: Jurnal Tasawuf Dan Pemikiran

Islam, 8(2), 351–372. https://doi.org/10.15642/teosofi.2018.8.2.293-314

________.(2019). Müsbet Hareket Dalam Relasi Antar Agama Ditinjau Dari Perspektif Teori

Hirarkhi Kebutuhan Abraham Maslow. RELIGI JURNAL STUDI AGAMA-AGAMA,

14(2), 268. https://doi.org/10.14421/rejusta.2018.1402-06

Harahap, N. (2014). Penelitian Kepustakaan. Jurnal Iqa’, Vol. 08. N, 67–72. Retrieved from

https://media.neliti.com/media/publications/196955-ID-penelitian-kepustakaan.pdf

Harvey, V. A. (2000). Hermeneutic. In Marcea Eliade, The Encyclopedia of Religions (Vol.

6). New York: Mac Milan Publishing.

Hassan, A., Suhid, A., Abiddin, N. Z., Ismail, H., & Hussin, H. (2010). The role of Islamic

philosophy of education in aspiring holistic learning. Procedia - Social and Behavioral

Sciences, 5, 2113–2118. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.07.423

Hasyim, A. D. (1996). Nafsiologi: Refleksi Analisis tentang Diri dan Tingkah Laku Manusia.

Jakarta: Risalah Gusti.

Hawazin, A. Q. A. K. (2007). Risalah Qusyairiyah, diterjemahkan oleh Umar Faruq. Jakarta:

Pustaka Amani.

Nursi, B. S. (1977). Munazarat. Istanbul: Sozler Yayinevi.

________. Risalah Kebangkitan: Penalaran terhadap realitas Akhirat. Penerj. Fauzi Faishal

Bahreisy (Jakarta: Risalah Nur Press, 2015)

Page 61: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

61

________.(2020).Khutbah Syamilah: Manifesto Kebangkitan Umat Islam. Penerj. Fauzi

Faisal Bahreisy. Jakarta: Risalah Nur Press,.

_______.(1990). Kastamonu Lahikasi. Istanbul: Envar Nesriyat.

_______.(1991). Sozler. Istanbul: Envar Nesriyat.

_______.(1996). The Damascus Sermon. Trans. Şükran Vahide. Istanbul: Reyhan Ofset A.Ş.

_______.(1998a). Sirah Dhatiyyah. Dietrjemahkan oleh Ihsan Kasim Saleh. Istanbul:

Matba’at Suzlar.

_______.(1998b). The key to Belief. Istanbul: Sozler Publications.

_______.(1999a). Pembahasan ‘ana’ [Aku] dan Zarah. Penerjemah: Anuar Fakhri Omar.

Kuala Terengganu: Percetakan Yayasan Islam Trengganu Sdn Bhd.

_______.(1999b). Shaiqal al-Islam, Penerjemah Ihsan Qasim Salih. Istanbul: Sozler Nesriyat

AS.

_______.(2000). The Flashes Collection. Trans. Şükran Vahide. Angkara: Sozler Nesriyat ve

Sanayi A.S.

_______.(2001). Murshid Ahl Al-Qur’an Ila Haqa’id Al-Iman. Penerjemah; Ihsan Kasim

Salih. Kairo: Syirkah Sozler li al-Nasyr.

_______.(2002). Anwar al-Hakikat; Mabahits fi al-Tasawwuf wa al-Suluk. Trans: Ihsan

Qasim. Egyp: Sozler Publication.

_______.(2003a). Al-Ahad Menikmati Ekstase Spiritual Cinta Ilahi. Penerjemah: Sugeng

Hariyanto. Jakarta: Prenada Media Groups.

_______.(2003b). Dari Balik Lembaran Suci. Penerjemah: Sugeng Hariyanto. Jakarta:

Prenada Media Groups.

_______.(2003c). Dari Cermin Keesaan Allah. Penerjemah: Sugeng Hariyanto. Jakarta:

Prenada Media Groups.

_______.(2003d). Dimensi Abadi Kehidupan. Penerjemah: Sugeng Hariyanto. Jakarta:

Prenada Media.

_______.(2003e). The Rays Collection. Trans. Şükran Vahide. Istanbul: MAK Ofset Basm

Yayn Tic. ve San. Ltd. fiti.

_______.(2004). The Words: The Reconstruction of Islamic Belief and Thought. Trans;

Huseyin Akarsu. Nasr City Egypt: Sozler Publications.

_______.(2008). The Words: On the Nature and Purposes of Man, Life, and All Things.

Trans. Sükran Vahide. Istanbul: MAK Ofset Basm Yayn Tic. ve San. Ltd. fiti.

_______.(2011). Al-Kalimat; Seputar Tujuan Manua, Aqidah, Ibadah dan Kemukjizatan Al-

Qur’ān. Jakarta: Prenada Media.

_______.(2013). Signs of Miraculousness The Inimitability of The Qur’an’s Conciseness.

Trans. Şükran Vahide. Angkara: Sözler Neşriyat A. Ş.

Page 62: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

62

_______.(2014). Al-Lama’at; Membumikan Inspirasi Ilahi. Penerjemah: Fauzy Bahreisy and

Joko Prayitno. Jakarta: Risālah Nūr Press.

_______.(2014b). Al-Lama’at; Membumikan Inspirasi Ilahi. Penerjemah: Fauzy Bahreisy

dan Joko Prayitno. Jakarta: Risālah Nūr Press.

_______.(2014c). Al-Mastnawi An-Nuri; Menyibak Misteri Keesaan Ilahi. Penerjemah Fauzi

Bariesy. Jakarta: Anatolia.

_______.(2014d). Letters. Trans. Şükran Vahide and others. Istanbul: Sözler Publications

A.Ş.

_______.(2014e). Mukjizat Al-Qur’an. Penerjemah: Fauzi Faishal Bahreisy. Jakarta: Risālah

Nūr Press.

_______.(2015). Risalah Ihlas & Ukhuwah. Jakarta: Risālah Nūr Press.

_______.(2016a). Nasehat Spritual;Mengokohkan Akidah Menggairahkan Ibadah.

Penerjemah: Fauzi Faisal Bahriesy. Jakarta: Risālah Nūr Press.

_______.(2016b). Risalah Ana & Thabiat. Penerjemah: Fauzi Faishal Bahrieisy. Jakarta:

Risālah Nūr Press.

_______.(2016c). Risalah Ikhlas & Ukhuwah. Jakarta: Risālah Nūr Press.

_______.(2017a). Al-Maktubât. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy. Jakarta: Risālah Nūr

Press.

_______.(2017b). Iman Kunci Kesempurnaan. Penerjemah: Fauzi Faisal Bahreisy. Jakarta:

Risālah Nūr Press.

_______.(2019). Cahaya Iman dari Bilik Tahanan. Penerjemah:Fauzi Faishal Bahriesy.

Jakarta: Risālah Nūr Press.

Said Nursi’s approach to the enviroment: A spiritual view on the Book of Universe. (n.d.).

Retrieved June 29, 2020, from

https://www.researchgate.net/publication/274388085_Said_Nursi’s_approach_to_the_en

viroment_A_spiritual_view_on_the_Book_of_Universe

Othman, A. K., Hamzah, M. I., & Hashim, N. (2014). Conceptualizing the Islamic

Personality Model. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 130, 114–119.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.014

Paryontri, R. A. (2015). Kepribadian Islami dan Kualitas Kepemimpinan. UNISIA,

XXXVII(82), 57–67.

Penyusun, T. (1999). Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeven.

Permata, A. N. (2003). “Hermeneutika Fenomenologis Poul Ricoeur” dalam Paul Ricoeur,

Filsafat Wacana: Membelah Makna Dalam Anatomi Bahasa. Penerjemah: Musnur

Hery. Yogyakarta: IRCiSod.

Philips, B. S. (1971). Social Research, Strategy and Tactics. New York: Macmillan.

Pratiwi, T., Suwandi, S., & Wardhani, N. E. (2019). Psychoanalysis Ego Image by Freudian:

Page 63: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

63

Study of Psychology in the Main Character of the Tale of Hang Tuah. Budapest

International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal) : Humanities and Social

Sciences, 2(3), 195–199. https://doi.org/10.33258/birci.v2i3.407

Raharjo, D. M. (1997). Insan Kamil; Konsepsi Manusia menurut Islam. Jakarta: Grafiti Press.

Rahman, D. R. (2016). Kritik Nalar Hermeneutika Paul Ricoeur. KALIMAH, 14(1), 37.

https://doi.org/10.21111/klm.v14i1.360

Rahman, F. (1951). Avicenna’s psychology. Westport Connecticut: Hyperion Press Ins.

Rakhmat, J. (2000). Antara Sukma Nurani dan Sukma Dhulmani. Editor Budhy Munawar

Rachman,. Jakarta Selatan: Yayasan Paramadina.

_____. (2006). Islam dan Pluralisme: Ahlak al-Qur’ān dalam Menyikapi Perbedaan. Jakarta:

Serambi.

Ramadlani, I. F. (2019). Badiuzzaman Said Nursi dalam Membendung Arus Sekularisasi di

Turki. 3(1), 43–50. https://doi.org/10.23971/njppi.v3i1.1226

Riceour, P. (2006). Hermeneutika Ilmu Sosial. Penerjemah: Muhammad Syukri. Yogyakarta:

Kreasi Wacana.

______.(1970). Freud and Philosophy: A.n Essay on Interpretation (12th ed.).

https://doi.org/10.5840/ipq197212123

______.(1984). Time and Narrative. Vol 1 (Vol. 1).

https://doi.org/10.5840/intstudphil198921349

______.(1985). Time and Narrative. Vol 2. Chicago: The University of Chicago.

______.(1990). Time and Narrative. Vol 3. Chicago: The University of Chicago.

______.(1996). Onself as Another. Chicago: The University of Chicago.

______.(2000). The Just (Trans. David Pellauer, Ed.).

https://doi.org/10.1177/001452464505601006

______.(2005). The Course of Recognition. https://doi.org/10.7227/r.11.1.13

Page 64: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

64

CURICULUM VITAE

Nama Lengkap : Abdul Gaffar, M.Pd.I

Temp/tanggal Lahir : Pamekasan, 17 Agustus 1983

Pekerjaan : Dosen IAI Al-Khairat Pamekasan

Alamat Kantor : Jl. Raya Palengaan (Palduding) No 2. Tlp. (0324) 3515042

Alamat Rumah : Jl. Raya Larangan Badung Dusun Toronan, RT 013/ RW;005

Larangan Badung. Kecamatan Pamekasan Jawa Timur

Kontak Person : 081804007109

Riwayat Pendidikan

Jenjang Prodi PT / Sekolah

MTS -

Al-Misbah Ponjanan Barat Batumamar

Pamekasan

MA Ilmu Pengetahuan Sosial Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan, 2000

S1 Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010

S2 Pendidikan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014

S3 Psikologi Pendidikan Islam Unverstas Muhamadiyah Yogyakara, 2021

Pelatihan Profesional

Tahun Tempat Pelatihan Nama Pelatihan Waktu

2018 Ballroom Sarila Hotel, Surakarta

The International

Worshop; Reseach

Method in

Psychology Islamic

Education

9 April

2018 Universitas Muhammadiyah

Purwokerto

Reseach Workshop

in Social Science &

Humanity

Accelerating lectures

and Publication

Capability for

Development

9-10 Oktober

2018 PT Kanisius Yogyakarta Pendidikan

KarakterIslam 17 November

Page 65: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

65

Berbasis Kelas

2018 Pascasarjana UMY

Pendidikan Islam dan

Tantangan Revolusi

Industri 4.0:

Perspektif Agama

dan Psikologi

27 April

Riwayat Penelitian

Tahun Sumber Dana Judul Peran

2012

HIBAH

PENELITIAN

KOMPETITIF

KOLEKTIF

DIKTIS

Rekulturasi Pendidikan Islam di tengah

Rawan Konflik (Studi Kasus di Bujur

Tenga BatumamarPamekasan)

Anggota

Peneliti

2014

HIBAH

PENELITIAN

KOMPETITIF

KOLEKTIF

DIKTIS

PANDANGAN KIAI LANGGAR

TENTANG HUBUNGAN

INTERUMAT BERAGAMA

PERSEPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

Anggota

Peneliti

2016

PENELITIAN

KOMPETITIF

INDIVIDUAL

DIKTIS

PERAN PESANTREN DALAM

MENAGGULANGI PEREDARAN

NARKOBA DI KABUPATEN

PAMEKASAN JAWA TIMUR

Peneliti utama

2016 Balitbangda

Pamekasan

PEMBUATAN GLUKOSA MANUAL

DALAM RANGKA

PENGEMBANGAN INDUSTRI DI

DESA PLAKPAK KEC.

PEGANTENAN

Peneliti utama

Riwayat Karya Ilmiah

Tahun Judul

2018 The Model of National Character Education in Darul Ulum Islamic Boarding

School of Banyuanyar, Pamek

Page 66: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

66

2019 Enhancing the Students’ Spirituality Through Ngambri Barokah (Expecting A

Blessing) of Kyai in Darul

2016 Pesantren Based Entrepreneurship

2018 The concept of sufism education according to K.H. Abd Hamid Bin Istbat

Banyuanyar

2017 Guru dalam Kemerdekaan Siswa

2017 Urgensi Kultur Menulis

2015 Memasifkan Gerakan Ramah Difabel

2017 Sekolah Minus Nalar Etik

2016 Narkoba Mengancam Pesantren

2017 Sertifikasi Khatib, Perlukah!?

2014 Meretas Sentimen Keberagamaan

2015 Ngabuburit dan Budaya Konsumtif

2014 Melirik Pendidikan Religius Pesantren

2015 Reaktualisasi Resolusi Jihad Pahlawan

2017 Tuntunan Berakhlak Dalam Alquran

2016 Islam Emansipatoris Kartini

2016 Rekonstruksi Paradigma Pendidikan Islam

2015 Maulid, Natal dan Harmonisasi Agama

2015 Berguru kepada Ki Hajar Dewantara

2016 Mengakhiri Konflik di Tubuh PPP

2017 Aktualisasi Diri (Kurban) Nabi Ibrahim

2014 Makna Hijrah Dalam Pergantian Pemimpin

2018 Kampus Minus Nalar Menulis

2018 Sukses Tanpa Pegawai Negeri

2018 Apotek Alquran Said Nursi

Pertemuan Ilmiah

Tahun Nama Kegiatan Tempat Peran

2018 The 9th International Conference on Risale-i Istanbul Turki Presenter

Page 67: RINGKASAN DISERTASI AKTUALISASI DIRI MENURUT …

67

Nur Studies

2017 The I-st International Conference on Islamic

on "Islamic a Friendly Cultural Religion" STAIN Pamekasan Presenter

2017

The I st International Conference on Islamic

Education 2017 (ICIE2017) wicch Theme

"Epistemology of

Universitas

Muhammadiyah

Ponorogo (UMP)

Presenter

2019

The 3 th International Conference of

Moslem Society "Empowering Moslem

Society in the 4.0 Industry E

IAIN PurwOkerto Presenter