referat kawasaki dr.dianto

Upload: eva-maris-sahara

Post on 02-Jun-2018

229 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    1/17

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Penyakit Kawasaki adalah sindrom vaskulitik febril akut pada masa kanak-kanak

    awal. Kelainan ini juga disebut sindrom nodus limfa mukokutaneus dan periarteritis nodosa.

    Sindrom Kawasaki pertama kali diperkenalkan pada tahun 1967 oleh Dr. Tomisaku

    Kawasaki, yang melaporkan 50 kasus penyakit dengan gejala-gejala yang khas pada anak

    Tokyo Red Cross Medical Center di Jepang. Anak-anak ini memiliki gejala demam, ruam,

    injeksi konjungtival, limfadenitis servikal, inflamasi bibir dan rongga mulut, serta eritema

    dan edema pada tangan dan kaki.

    Penyakit ini awalanya diperkirakan benigna dan dapat sembuh sendiri (self-limited).Akan tetapi, laporan berikutnya menunjukkan hampir 2% pasien dengan sindrom Kawasaki

    meninggal karena penyakit ini. Kematian terjadi pada anak berumur kurang dari 2 tahun.

    Anak-anak ini meninggal saat gejala mereka membaik atau terlihat sembuh. Pemeriksaan

    setelah kematian menunjukkan oklusi trombotik pada aneurisma arteri koronarius, dengan

    miokardial infark sebagai penyebab segera kematian.

    Studi ekokardografik menunjukkan 20-25% anak dengan sindrom Kawasaki yang

    tidak diobati mengalami sekuel kardiovaskular bervariasi mulai dari ektasis arteri koronarius

    asimtomatik atau pembentukan aneurisma sampai aneurisma arteri koronarius dengan

    trombosis, infark miokardial, dan mati mendadak. Tingkat kematian adalah 0,1-2%.

    Pemberian awal imunoglobulin intravena mengurangi resiko mengalami keterlibatan jantung

    sampai 5%. Meskipun inflitrat inflamasi sudah muncul di pankreas, ginjal, dan traktus bilier,

    tidak ada sekuel yang signifikan muncul di jaringan-jaringan tersebut.1

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    2/17

    2

    BAB II

    PENYAKIT KAWASAKI

    II. 1 DEFINISI

    Penyakit Kawasaki adalah kondisi yang menyebabkan inflamasi di dinding-dinding

    arteri berukuran skecil dan sedang di seluruh tubuh, meliputi arteri koronarius, yang

    menyuplai darah untuk otot jantung. Sindrom Kawasaki juga disebut mucocutaneous lymph

    node syndrome karena sindrom ini juga mengenai kelenjar getah bening, kulit, dan

    membran mukosa di dalam mulut, hidung, dan tenggorok.1

    Tanda-tanda sindrom Kawasaki, seperti demam tinggi dan kulit mengelupas, dapat

    menakutkan. Tetapi sindrom Kawasaki dapat diobati, dan kebanyakan anak dapat sembuh

    dari sindrom Kawasaki tanpa masalah serius. Sekitar 20 % dari pasien yang tidak diobati

    didapatkan peningkatan kelainan arteri koronaria termasuk aneurisma, dengan peningkatan

    kemungkinan menjadi trombosis dan stenosis pada arteri koroner, infark pada miokardium,

    ruptur aneurisma dan kematian mendadak.

    II.2 ETIOLOGI

    Penyebab penyakit Kawasaki masih belum diketahui, tetapi menurut penelitian

    penyakit ini tidak menular. Beberapa teori menghubungkan penyakit ini dengan bakteri,

    virus, atau faktor lingkungan lain, tetapi belum ada yang dapat dibuktikan. Gen-gen tertentu

    dapat meningkatkan susepbilitas kepada penyakit Kawasaki. Berdasarkan pada angka

    kejadian yang bervariasi pada etnik grup, peringkat tertinggi pada ras Asia.2

    II.3 EPIDEMIOLOGI

    Angka kejadian penyakit kawasaki pada anak-anak Asia adalah yang tertinggi jikadibandingkan dengan ras-ras lain, tapi penyakit ini dapat terjadi pada semua ras di dunia.

    Penyakit kawasaki bukanlah penyakit baru, dari hasil otopsi pada anak-anak dengan

    periarteritis nodosa sebelum tahun 1960 mengarah pada penyakit kawasaki yang fatal.2

    Di Amerika Serikat

    Epidemi sindrom Kawasaki terjadi terutama pada akhir musim dingin dan musim semi,

    dengan interval 2-3 tahun. Sekitar 3000 anak dengan sindrom Kawasaki dirawat setiap

    tahunnya di Amerika Serikat. Insidens apesifik terhadap ras tahunan per 100.000 anak di

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    3/17

    3

    bawah 5 tahun adalah 32,5 kasus untuk orang Amerika keturunan Asia dan Pulau Pasifik,

    16,9 kasus untuk orang Afrika Amerika non Hispanik, 11,1 kasus untuk keturunan Hispanik,

    dan 9,1 kasus untuk kulit putih.

    Artikel tahun 2010 memeriksa perawatan inap anak-anak di bawah 18 tahun yang mengalami

    sindrom Kawasaki dan menemukan bahwa rata-rata perawatan inap di Amerika Serikat dari

    1997-2007 tetap stabil, kecuali peningkatan sedikit pada tahun 2005. Rata-rata perawatan

    inap untuk anak-anak di bawah 5 tahun (rata-rata umur 1,6 tahun) adalah 20,8 kasus per

    100.000 anak pada 2006 dan menunjukkan sedikit peningkatan pada jenis kelamin laki-laki.

    Internasional

    Di luar Amerika Serikat, sindrom ini lebih sering ditemukan di Jepang, Taiwan, dan Korea.

    Prevalensi sindrom Kawasaki meningkat dari tahun 1967 sampai pertengahan 1980an dan

    meningkat pada 5000-6000 kasus per tahun. Insidens tertinggi sindrom Kawasaki telah

    dilaporkan di Jepang, dimana frekuensi penyakit ini 10 sampai 20 kali lebih tinggi di negara-

    negara Barat.

    Kira-kira 5000-6000 kasus dilaporkan tiap tahun di Jepang. Insidens tahun 2000 adalah 134,2

    kasus per 100.000 anak-anak di bawah 5 tahun. Wabah terjadi di Jepang saat tahun 1979,

    1982, dan 1985. Tidak ada wabah terjadi sejak tahun-tahun itu.3

    Kejadian tahunan dilaporkan pada populasi kulit putih di luar Amerika Serikat adalah sama

    dengan yang dilaporkan dalam populasi AS, dengan 11,3-14,7 kasus per 100.000 anak

    berusia kurang dari 5 tahun di Kanada dan 3,6 kasus per 100.000 anak berusia kurang dari 5

    tahun di Australia. Dari 1999-2000, kejadian di Inggris adalah 8,1 kasus per 100.000 anak.

    Ras dan jenis kelamin

    Meskipun sindrom Kawasaki telah dilaporkan pada anak-anak dengan etnis berbeda, sindrom

    ini terjadi biasanya pada anak-anak Asia, terutama keturunan Jepang. Kedua biasa terjadi

    pada kulit hitam, orang Polinesia, dan Filipina serta terakhir paling rendah pada kulit putih.

    Sindrom Kawasaki sedikit lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan. Perbandingan

    laki-laki dan perempuan berjarak sekitar 1,3-1,83:1 tergantung pada negara dimana statistik

    dilaporkan. Arthritis tampak lebih sering pada anak perempuan daripada laki-laki. Kematian

    dan komplikasi serius lebih sering pada anak laki-laki daripada perempuan.

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    4/17

    4

    Usia

    Kira-kira 85-90% kasus sindrom Kawasaki terjadi pada anak-anak berumur di bawah 5 tahun;

    90-95% kasus terjadi pada anak di bawah 10 tahun. Di Amerika Serikat, insidens memuncak

    pada anak-anak berumur 6-12 tahun. Kasus paling muda di Jepang merupakan neonatus

    berumur 20 hari.

    Sindrom Kawasaki jarang dilaporkan pada remaja dan orang dewasa, yang kebanyakan di

    antara 18-30 tahun. Kurang dari 60 pasien dewasa dilaporkan di literatur dengan lokasi

    geografis berbeda, meliputi 25 di Eropa, 23 di Amerika Utara, 5 di Asia, 2 di Amerika

    Selatan, dan 2 di Afrika.3

    II. 4 PATOFISIOLOGI

    Penyebab pasti pada penyakit kawasaki belum diketahui. Rowley et al. Menemukan

    antibody Imunoglobulin A (IgA) yang berikatan dengan struktur spheroid pada bronkus

    penderita kawasaki. Antibodi ini merupakan inclusion bodiesberisi protein dan asam nukleat

    yan merupakan ciri khas infeksi yang disebabkan oleh virus. Dari hasil temuan ini mereka

    menduga bahwa penyebab penyakit kawasaki adalah infeksi virus yang masuk melalui

    saluran pernapasan.

    Terbentuknya arteritis koroner dimulai sebagai disosiasi edema dari media tunika 6-8

    hari stelah onset penyakit kawasaki. Sekitar hari ke-10, lmfosit dan makrofag menginfiltrasi

    ke dalam dinding arteri dari sisi luminal sampai ke tunika adventisia dan membentuk

    peradangan pada semua lapisan. Peradangan menyebar sepenuhnya di arteri dan

    menyebabkan kerusakan dan terjadi dilatasi arteri. Aneurisma berkembang pada hari ke-12

    setelah onset dimana kerusakan menjadi sangat parah. Pusaran darah pada aneurisma

    mempermudah terbentuknya trombus. Infiltrasi dari sel inflamasi berlanjut sampai sekitar

    hari ke-25 dari penyakit, setelah sel-sel inflamasi menurun secara bertahap dalam jumlah dan

    hampir sepenuhnya hilang sekitar hari ke-40 dari onset penyakit.

    Pada penyakit kawasaki yang akut, infiltrat peradangan, termasuk IgA akan muncul

    pada jaringan non-vaskular pada penyakit kawasaki, trmasuk pada otot jantung, saluran nafasatas, pankreas, ginjal, dan saluran billier, sehingga dapat disimpulkan bahwa agen yang

    infeksius dapat memacu respon imun pada semua jaringan. Tidak ada gejala sisa berarti yang

    muncul pada jaringan-jaringan non vaskular ini setelah fase resolusi dari masa akut.4

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    5/17

    5

    II. 5 MANIFESTASI KLINIS

    Penyakit Kawasaki memiliki beberapa fase. Presentasi klinis sindrom Kawasaki

    bervariasi seiring waktu, dengan perjalanan klinis dibagi secara konvensional menjadi 3

    stadium: akut, subakut, dan konvalesen (penyembuhan). Beberapa penulis menambah fase

    keempat yaitu fase kronik.5

    Gambar 2. Manifestasi Klinis Sindrom Kawasaki5

    Accessed on :http//emedecine.com

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    6/17

    6

    Tahap satu: Tahap akut febril

    Tahap akut dimulai dengan onset tiba-tiba demam dan berlangsung sekitar 7-14 hari. Demam

    biasanya tinggi spiking dan remiten, dengan suhu puncak berkisar 102-104 F (39-40 C)

    atau lebih tinggi. Demam ini tidak responsif terhadap antibiotik atau antipiretik dan dapat

    bertahan sampai 3-4 minggu jika tidak diobati.Dengan terapi yang tepat, dosis tinggi aspirin,

    dan imunoglobulin intravena (IVIG), demam biasanya remisi dalam waktu 48 jam.

    Selain demam, tanda dan gejala fase ini dapat mencakup sebagai berikut:

    Sifat lekas marah (irritability)

    Konjungtivitis bilateral noneksudatif (90%)

    Uveitis anterior (70%) Eritema perianal (70%)

    Eritema dan edema pada tangan dan kaki, yang terakhir menghambat ambulasi

    (pergerakan)

    Lidah strawberry dan celah bibir

    Disfungsi hati, ginjal, dan gastrointestinal

    Miokarditis dan perikarditis

    Limfadenopati (75%), umumnya nodus servikal satu, membesar, non supuratif berukuran

    sekitar 1,5 cm

    Gambaran eritema pada seluruh badan

    Perubahan mukokutan dan limfadenopati merupakan yang paling jelas selama fase

    akut. Namun, perhatikan bahwa eritema dan edema pada tangan dan kaki mungkin

    merupakan temuan terakhir yang berkembang. Diagnosis harus dilakukan dalam fase ini.

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    7/17

    7

    Tahap dua: tahap subakut

    Tahap subakut dimulai saat demam telah mereda, dan terus sampai minggu 4-6. Tanda khas

    dari tahap ini adalah deskuamasi dari jari-jari, trombositosis (jumlah platelet dapat melebihi 1

    juta / uL), dan pengembangan aneurisma koroner. Risiko kematian mendadak adalah tertinggi

    pada tahap ini.

    Karakteristik lain dari tahap subakut adalah dengan iritabilitas persisten, anoreksia,

    dan injeksi konjungtiva. Persistensi demam lewat dari 2-3 minggu dapat menjadi indikasi

    penyakit Kawasaki yg timbul kembali. Jika demam terus berlanjut, hasilnya kurang

    menguntungkan karena risiko yang lebih besar dari komplikasi jantung.

    Tahap tiga: fase penyembuhan

    Fase penyembuhan ditandai dengan resolusi lengkap tanda-tanda klinis penyakit, biasanya

    dalam waktu 3 bulan presentasi. Tahap ini dimulai dengan reaktan fase akut (misalnya, LED,

    protein C-reaktif) dan kelainan laboratorium lainnya kembali ke nilai normal. Selama tahap

    ini, sebagian besar temuan klinis resolusi, namun alur melintang dalam di kuku (Beau lines)

    dapat menjadi jelas 1-2 bulan setelah timbulnya demam.

    Gambaran Beau line pada kuku

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    8/17

    8

    Selama tahap penyembuhan, kelainan jantung mungkin masih jelas. Aneurisma arteri

    koroner kecil cenderung untuk resolusi sendiri (60% kasus), tetapi aneurisma yang lebih

    besar dapat berkembang, dan infark miokard dapat terjadi. Pada pasien yang ekokardiogram

    sebelumnya normal, namun, deteksi aneurisma baru tidak biasa setelah minggu 8 penyakit.

    Fase kronis

    Tahap ini penting secara klinis hanya pada pasien yang telah mengalami komplikasi

    jantung. Durasinya adalah sangat penting seumur hidup karena aneurisma terbentuk di masa

    kecil pecah mungkin di masa dewasa. Dalam beberapa kasus aneurisma pecah dalam

    kehidupan dewasa, review cermat sejarah medis masa lalu telah mengungkapkan penyakit

    demam saat anak-anak dengan etiologi tidak diketahui.

    II. 6 DIAGNOSIS

    Pada penyakit Kawasaki tipikal atau tie klasik, tidak ada cara spesifik untuk

    mendiagnosisnya, karena iu diagnosis berdasarkan pada kriteria kliniknya saja, dimana

    terdapat demam minimal 5 hari dengan 4 atau lebih kriteria dari 5 gejala klini mayor (yaitu,

    injeksi konjungtiva, limfadenopati servikal, perubahan pada mukosa mulut, ruam yang

    polimorfik, dan pembengkakan atau kemerahan pada ekstremitas) dan mengecualikan

    diagnosis lainnya. Penyakit Kawasaki dapat didiagnosis hanya denga 3 gejala klinik apabila

    terdapat ketidaknormalan pada arteri kronaria pada pencitraan ekokardiografi.6

    Pada beberapa kasus, pasien mengalami banyak gejala tipikal sindrom Kawasaki

    tetapi tidak sebanyak yang diperlukan untuk kriteria diagnosis. Oleh karena itu kata

    inkomplit dipakai dibanding atipikal untuk mendeskripsikan kasus-kasus ini. Kasus

    inkomplit biasanya terjadi pada anak berumur di bawah 6 bulan. Pada kondisi ini, demam

    ditambah hanya 3 gejala dapat menegakkan diagnosis. Dasar pemikirannya adalah bahwa

    penatalaksanaan aman dan efektif dan bahwa kegagalan untuk mendiagnosis sindrom

    Kawasaki dapat mengakibatkan prognosis yang buruk.

    Untuk diagnosis sindrom Kawasaki inkomplit, American Academy of Pediatrics

    (AAP)/American Heart Association (AHA) menganjurkan saat demam ditambah 2 atau 3

    gejala tipikal ada selama 5 hari atau lebih dan saat karakteristik pasien menunjukkan

    kemungkinan sindrom Kawasaki, kadar CRP dan LED harus diperiksa. Jika CRP kurang dari

    3mg/dL dan LED lebih dari 40 mm/jam, anak harus dimonitor dan tindakan harus dilakukan.

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    9/17

    9

    Jika CRP adalah 3 mg / dL atau lebih tinggi dan LED adalah 40 mm / jam atau lebih, langkah

    berikutnya adalah untuk mengukur albumin, alanine aminotransferase (ALT), trombosit, dan

    hitung WBC dan menguji air seni untuk piuria. Batas normal meliputi:6

    Albumin 450.000 (setelah 7 hari)

    Leukosit> 12.000

    Adanya piuria

    Jika kurang dari 3 kriteria laboratorium tambahan positif, echocardiogram jantung harus

    dilakukan. Jika ekokardiogram adalah negatif tetapi demam berlanjut, ekokardiogram ulang

    mungkin dilakukan. Jika echocardiogram adalah negatif dan demam mereda, sindrom

    Kawasaki tidak mungkin. Jika ekokardiogram positif, anak tersebut dirawat karena sindrom

    Kawasaki.

    Algoritma Diagnosis Penyakit Kawasaki Atipikal

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    10/17

    10

    II. 7 DIAGNOSIS BANDING

    Diagnosis banding pada kawasaki sering berkaitan dengan infeksi virus pada tahap

    awal pada penyakit. Berikut ini adalah tabel perbandingan antara penyakit kawasaki dengan

    infeksi lainnya.2

    II.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG

    II. 8. 1 LABORATORIUM

    Leukositosis merupakan pemeriksaan laboratorium yang khas selama fase akut,

    dengan gambaran dominan granulosit matur dan imatur. Kurang lebih 50% memiliki nilai

    leukosit melebihi 15.000/mm, leukopeni jarang terjadi. Anemia sering ditemukan pada

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    11/17

    11

    penyakit Kawasaki dengan morfologi sel darah merah yang normal. Anemia hemolitik berat

    memerlukan tranfusi, dan biasanya berhubungan dengan infus intravena imunoglobulin.

    Peningkatan Laju Endap Darah (LED) dan CRP ditemukan pada penyakit Kawasaki,

    biasanya kembali normal 6 sampai 10 minggu setelah serangan dari penyakit. Namun perlu

    diingat bahwa peningkatan LED tanpa peningkatan CRP dapat terjadi karena terapi

    imonoglobulin, sehingga penilaian LED tidak dianjurkan pada pasien yang mendapatkan

    terapi imunoglobulin. Pada fase lanjut ditemukan trombositosis antara 500.000 sampai 1

    juta/mm3. biasanya timbul pada minggu kedua, dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga

    dan kembali normal pada minggu 4 sampai 8 setelah serangan pada kasus tanpa komplikasi.6

    Pada fase akut terdapat penurunan kolesterol plasma, high-density lipoprotein (HDL)

    dan apolipoprotein. Peningkatan serum transaminase ditemukan pada 40% pasien,

    hiperbilirubuin pada 10% pasien. Hipoalbuminemia sering terjadi dan berhubungan dengan

    penyakit akut yang kronis dan berat. Pada pasien yang dilakukan lumbal punksi, 50% pasien

    ditemukan meningitis aseptik dengan gambaran dominan sel mononuklear. Peningkatan

    enzim jantung troponin I merupakan petanda spesifik kerusakan otot miokard pada fase awal

    penyakit Kawasaki.

    II.8. 2 RADIOLOGI

    Ekokardiografi adalah studi pilihan untuk mengevaluasi aneurisma arteri koroner

    selama tahap akut. Dalam urutan tertinggi ke frekuensi terendah, keterlibatan dari arteri

    koroner adalah sebagai berikut:

    1. Arteri koroner kiri proksimal anterior descending dan arteri koroner kanan.

    2. Cabang utama arteri koroner kiri

    3. Arteri sirkumfleksa kiri

    4. Arteri koroner kanan bagian distal

    5. Arteri posterior descending

    Selain mengevaluasi arteri koroner untuk pelebaran dan trombosis, ekokardiogram

    dasar juga dilakukan untuk mengevaluasi keterlibatan jantung lainnya. Ini termasuk

    pelebaran aorta, kontraktilitas tertekan, ventrikel dan fungsi katup, dan efusi pericardial.

    Elektrokardiogram harus dilakukan secara serial, sebaikmnya harus dilakukan pada

    saat diagnosis penyakit Kawasaki, pada minggu ke 2 dan pada minggu ke 6-8 setelah onset

    penyakit. Ini mungkin perlu dilakukan lebih sering pada pasien berisiko tinggi.

    Magnetic Resonance Imaging (MRI), Magnetic Resonance Angiography (MRA), dan

    Computed Tomography Ultrafast(CT) scanning adalah tes invasif lain yang dapat digunakanuntuk mengevaluasi kelainan arteri koroner.5

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    12/17

    12

    II. 9 PENATALAKSANAAN

    Oleh karena penyebab penyakit kawasaki belum diketahui, maka tidak tersedia terai

    spesifik. Pengobatan biasanya bersifat suportif. Terapi untuk keterkaitan kardiovaskular

    sangat rumit dan tidak terdapat keseragaman cara tatalaksaanya. Berbagai regimen dianjurkan

    untuk pengobatan penyakit kawasaki dengan kelebihan dan kelemahannya.

    Untuk mengurangi resiko komplikasi, penatalaksanaan dilakukan segera setelah

    kemunculan gejala dan tanda, terutama apabila masih ada demam. Tujuan penatalaksanaan

    awal adalah menurunkan demam dan inflamasi serta mencegah kerusakan jantung.

    Untuk mencapai tujuan itu, penatalaksanaan awal antara lain:1

    Gamaglobulin. Pemberian gamaglobulin secara intravena dapat menurunkan resikomasalah arteri koronarius. Di masa lalu, IVIG diberikan sebagai dosis rendah selama 4

    hari (400 mg / kg / hari), namun studi baru telah menunjukkan bahwa dosis tunggal yang

    tinggi lebih efektif. Dalam prakteknya saat ini, dosisnya adalah 2 g / kg secara intravena

    dalam waktu 10-12 jam.

    Aspirin.Aspirin dosis tinggi dapat membantu menangani inflamasi. Aspirin juga bisa

    mengurangi rasa sakit dan inflamasi sendi, juga menurunkan demam. Penanganan

    sindrom Kawasaki merupakan pengecualian terhadap aturan tidak boleh menggunakan

    aspirin pada anak-anak. Sebagian besar ahli menggunakan dosis tinggi aspirin untuk

    jangka waktu bervariasi, diikuti dengan dosis rendah aspirin untuk efek antiplatelet

    nya. Aspirin dosis tinggi (80-100 mg / kg / hari secara oral dibagi dalam 4 dosis)

    diberikan pada fase akut untuk efek anti-inflamasi. Hal ini berlanjut sampai hari ke-14

    penyakit atau sampai pasien telah afebris untuk 48-72 jam.

    Setelah pasien tetap afebris untuk 48-72 jam, dosis rendah aspirin dimulai untuk aktivitas

    antiplatelet nya. Dosisnya adalah 3-5 mg / kg / hari untuk total 6-8 minggu selama pasien

    tidak menunjukkan bukti kelainan koroner. Untuk pasien yang memiliki aneurisma,

    aspirin harus dilanjutkan sampai aneurisma resolusi atau harus dilanjutkan tanpa batas.

    Karena resiko komplikasi serius, penatalaksanaan awal biasanya diberikan di rumah sakit.

    Setelah penatalaksanaan awal

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    13/17

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    14/17

    14

    Di masa depan, dengan mengidentifikasi tanda tangan genetik untuk kelompok ini, terapi

    lebih agresif, seperti terapi antisitokin, plasmapheresis, atau siklosporin A, dapat digunakan

    untuk mengurangi risiko komplikasi koroner.

    Observasi masalah jantung

    Jika pasien menunjukkan masalah jantung, pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa jantung

    dilakukan sekitar enam sampai delapan minggu setelah penyakit mulai. Jika pasien

    mengalami masalah jantung yang berkelanjutan, pasien dapat dirujuk ke spesialis jantung

    anak. Pada beberapa kasus, anak dengan aneurisma arteri koronarius dapat membutuhkan:5

    Antikoagulan.Obat-obat seperti aspirin, clopidogrel, warfarin, dan heparin membantu

    mencegah pembentukan gumpalan darah.

    Angioplasti arteri koronarius. Prosedur ini membuka arteri yang telah menyempit

    sampai menghambat aliran darah ke jantung.

    Pemasangan stent. Prosedur ini menanam alat pada arteri yang tersumbat untuk

    membantu membiarkan arteri teap terbuka dan mengurangi resiko sumbatan ulang.

    Pemasangan stent dapat menemani angioplasti.

    Bypass graft arteri koronarius.Operasi ini membuat saluran baru melewati arteri yang

    tersumbat atau menyempit dengan mengambil pembuluh darah dari kaki, dada, atau

    tangan sebagai graft.

    II. 10 KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS

    Penyakit Kawasaki adalah penyebab utama penyakit jantung didapat (acquired) pada

    anak. Sekitar 1 dari 5 anak dengan sindrom ini mengalami masalah jantung, tetapi hanya

    sedikit yang mengalami kerusakan permanen.2

    Komplikasi jantung meliputi:

    Inflamasi otot jantung (miokarditis)

    Masalah katup jantung (mitral regurgitasi)

    Ritme jantung abnormal (disritmia)

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    15/17

    15

    Aneurisma arteri koronaria

    Inflamasi pembuluh darah (vaskulitis), biasanya arteri koronarius, yang menyuplai darah

    ke jantung.

    Masing-masing komplikasi dapat menyebabkan kerusakan pada jantung. Inflamasi arteri

    koronarius dapat menuju pelemahan dan penonjolan dinding arteri (aneurisma). Aneurisma

    meningkatkan resiko gumpalan darah terbentuk dan menyumbat arteri, yang dapat

    menyebabkan serangan jantung atau menyebabkan perdarahan internal yang mengancam

    nyawa. Pada sedikit anak yang mengalami masalah arteri koronarius, sindrom Kawasaki

    dapat berakibat fatal meskipun dengan perawatan.2

    Dengan penanganan tepat dan cepat, prognosis bagus. Data terbatas, tetapi di Amerika

    Serikat, kematian terjadi kira-kira 1% dari anak-anak yang terkena penyakit ini. Pada anak-

    anak di bawah 1 tahun, tingkat kematian melebih 4%. Pada anak-anak berumur 1 tahun atau

    lebih, tingkat kematian kurang dari 1%. Rata-rata tingkat kematian di Jepang adalah 0,1-

    0,3%. Puncak kematian terjadi 15-45 hari setelah onset demam. Sampai sekarang, tidak ada

    kematian dilaporkan pada kasus sindrom Kawasaki pada orang dewasa.5

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    16/17

    16

    BAB III

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Penyakit kawasaki merupakan penyakit vyang menyerang anak-anak. Dikenal dengan

    nama lain, mucutaneous lymph node syndroms. Penyakit ini sudah menjadi penyebab utama

    dari penyakit jantung didapat disamping demam rematik.

    Gejala-gejala yang muncul pada penyakit kawasaki adalah demam yang terjadi

    minimal 5 hari, diikuti dengan 4 dari 5 kriteria mayornya. Antara lain, injeksi konjungtiva

    bilateral tanpa eksudat, perubahan mukosa mulut dan lidah strawberry, terjadi udema pada

    ekstremitas dan deskuamasi yang dimulai dari tepi kuku, ruam pada kulit terutama pada

    badan yang bersifat polimorf namun non-vesikuler serta yang terakhir adalah limfadenopati

    servikal.

    Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan diantaranya leukositosis dengan neutrofilia

    dan bentuk yang imatur, peningkatan LED dan CRP, anemia, terdapat hipoalbuminemia,

    hiponatremia, serta peningkatan dari serum transminase.

    Hasil pencitraan diharapkan dapat menunjukan adanya keabnormalan pada jantung,

    seperti tanda awal terjadinya gagal jantung kongestif. Serial ekokardiografi juga dibutuhkan

    untuk melihat apakah ada keabnormalan pada dinding arteri koronaria seperti aneurisma.

    Pada elektrokardiografi akan terlihat adanya tanda-tanda miokarditis dan infark pada

    miokardium apabila memang sudah terjadi komplikasi jantung.

    Untuk pengobatan digunakan aspirin untuk mendapatkan efek antiinflamasi serta

    antiplateletnya. Selain aspirin diberikan IVIG, yang masih belum diketahui mekanisme

    kerjanya pada penyakit ini tapi sudah terbukti dapat mengurangi angka kejadian penyakit

    koronaria yang merupakan komplikasi dar penyakit kawasaki. Dan pemberian kortikosteroid

    masih selalu diperdebatkan karena terdapat beberapa laporan yang menunjukan adanya angka

    terjadinya aneurisma pada pemakaian kortikosteroid.

    Apabila pemberian terapinya diberikan secara cepat dan tepat maka penyembuhannya

    dapat sempurna.

    Sebagai edukasi, dapat diberitahukan pada keluarganya bahwa penyakit ini dapat

    menjadi serius dan fatal. Dan komplikasi dapat terjadi tidak secara segera setelah terjadinya

    penyakit. Apabila terdapat keluhan pada jantungnya maka harus segera diperiksakan ke

    dokter dan diberitahukan juga bahwa pengobatan aspirin tidak boleh dhentikan sebelum

    dokter memperbolehkan untuk berhenti memakai.

  • 8/10/2019 Referat Kawasaki Dr.dianto

    17/17

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Hay WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deferding RR. Kawasaki Disease. In: Hay

    WW, Levin MJ, Sondheimer JM, Deferding RR. Lange Current Diagnosis &Treatment Pediatrics. 19th ed. USA 2009: 556-7.

    2.

    Rowley AH, Shulmen ST. Kawasaki Disease. In: Behrman RE, Kleigemen RM,

    Jenson HB. Nelson text bok of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia 2007: 1036-1042.

    3.

    Holmen RC, Belay ED, Christensen KY, Folkema AM, Steiner CA, Schonberger LB.

    Hospitalization for Kawasaki Syndrome among children in the United States. 1997-

    2007. Pediatric Infect Dis J. Jun 2010; 29 (6): 483-8.

    4.

    Takahasik, Ohaseki T, Yokouchi Y. Pathogenesis of Kawasaki Disease The Journal of

    Translational Immunology. 2011;p. 20-22.

    5.

    Scheinfield NS, Steele RW. Kawasaki Disease. Last update april 22, 2014. Accessed

    on June 21st, 2014. Available at:http://emedicine.medscape.com/article/965367-

    overview.

    6.

    Freeman AF, ST Shulman. Kawasaki Disease: Summary of The American Heart

    Association Guidelines. Journal American Family Physician. Vol 74 no.7. 2006