referat anestesi
DESCRIPTION
eeqTRANSCRIPT
REFERAT
Anestesi pada Sectio Caesarea dengan Congestive Heart Failure
Disusun oleh :
Heny Handayani 030.11.128
Iline Michaela 030.11.
Rifrita Fransisca Halim 030.11.254
Pembimbing :
Dr. M. Goentur , Sp.An
Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesi
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soeselo Slawi
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
Penyakit kardiovaskular menjadi masalah kesehatan yang utama dalam masyarakat
pada beberapa negara industri maju dan negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu
penyakit kardiovaskular yang dimaksud adalah gagal jantung kongestif. Definisi gagal
jantung kongestif adalah gangguan secara struktural atau fungsional dari pengisian atau
pemompaan ventrikel jantung, yang dapat membatasi aktivitas dan menyebabkan retensi
cairan. Penyebab gagal jantung kongestif dapat berasal dari kelainan pada perikardium,
miokardium, endokardium, katup jantung, pembuluh darah ataupun kelainan metabolik
tertentu, namun kebanyakan gagal jantung kongestif bermula dari kelainan pada fungsi
miokard ventrikel kiri. Kebanyakan pasien datang mencari pengobatan karena keluhan
dispnea dan fatigue.(1)
Gagal jantung kongestif menyerang lebih dari 5 juta warga Amerika. (2) Di Indonesia,
data-data mengenai gagal jantung secara nasional masih belum ada. Namun, secara global
penyakit tidak menular penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit
kardiovaskuler.(3) Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan
merupakan penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien jantung. Angka mortalitas
karena gagal jantung kongestif berkisar 50% dalam waktu 5 tahun dari saat diagnosis
ditegakkan.(4)
Wanita hamil dengan riwayat penyakit jantung sebelumnya dapat terpengaruh oleh
perubahan-perubahan fisiologis selama kehamilan dan juga selama persalinan berlangsung.
Peningkatan cardiac output sebanyak 40% merupakan perubahan paling penting selama
kehamilan.(5)
Melihat prevalensi penyakit jantung yang masih tinggi di Indonesia dan perubahan
kardiovaskuler yang mencolok saat kehamilan, pembahasan mengenai anestesi pada
kehamilan dengan gagal jantung kongestif perlu dibahas lebih lanjut untuk mengurangi angka
morbiditas dan mortalitas terutama dari bagian anestesi.
BAB II
Tinjauan Pustaka
II.1 Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.(6) Dihitung dari saat fertilisasi sampai
kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 40 minggu. Usia
kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-masing berlangsung dalam
beberapa minggu. Trimester 1 selama 12 minggu, trimester 2 selama 15 minggu (minggu ke-
13 sampai minggu ke-27), dan trimester 3 selama 13 minggu (minggu ke-28 sampai minggu
ke-40). Kehamilan mempengaruhi sebagian besar sistem organ. Perubahan fisiologis yang
terjadi selama masa kehamilan ini berguna bagi sang ibu untuk menghadapi kehamilan dan
persalinan nantinya. Perubahan fisiologis pada ibu hamil dapat memberikan pengaruh
memiliki implikasi yang relevan bagi dokter anestesi untuk memberikan perawatan bagi
pasien hamil mengenai teknik anetesi yang digunakan.
Tabel 1. Rata-rata perubahan fisiologis selama kehamilan
Parameter PerubahanNeurologisMAC −40%RespirasiKonsumsi oksigenResistensi jalan napasFRCVentilasi per menitVolume tidalLaju napasPa O2
Pa CO2
HCO3-
+20 sampai 50%−35%−20%+50%+40%+15%+10%−15%−15%
KardiovaskularVolume darahVolume plasmaCardiac outputVolume sekuncupDenyut jantungTekanan darah sistolikTekanan darah diastolik
+35%+55%+40%+30%+20%−5%−15%
Resistensi periferResistensi paru
−15%−30%
HematologiHemoglobinTrombositFaktor pembekuan
−20%−10%
+30 to 250%GinjalGFR +50%
Sistem kardiovaskular beradaptasi selama masa kehamilan terhadap beberapa
perubahan yang terjadi. Cardiac output dan volume darah meningkat untuk memenuhi
kebutuhan dari maternal dan fetal. Peningkatan sebanyak 55% dari volume plasma yang
melebihi peningkatan sel darah merah yang berkisar 45% menyebabkan terjadnya anemia dan
menurunkan viskositas darah. Namun, kadar hemoglobin selama kehamilan biasanya tetap
berkisar di atas 11 g/dl. Saat aterm, volume darah meningkat 1000-1500 mL, memungkinkan
sang ibu dapat mentolerir kehilangan darah yang banyak saat persalinan berlangsung.(2)
Peningkatan cardiac output (40%) selama kehamilan terutama dicapai pada minggu
ke-24 kehamilan terjadi karena peningkatan denyut jantung (20%) dan volume sekuncup
(30%).(5) Pembesaran ventrikel dan hipertrofi miokard biasanya ditemukan dengan
pemeriksaan echocardiography. Perubahan tersebut terjadi terutama pada trimester pertama
dan menurun pada trimester kedua. Pada trimester ketiga, cardiac output tidak meningkat
secara signifikan, kecuali selama persalinan.(2)
Sindrom hipotensi supine (kompresi aortocaval) seperti pada Gambar 1, yang terjadi
pada sekitar 5% wanita hamil dikarenakan adanya oklusi pada vena yang mengakibatkan
terjadinya takikardi maternal, hipotensi, pucat, mual, muntah, dan penurunan kesadaran.
Penyebab dari sindrom ini adalah terhambatnya aliran balik vena ke jantung karena kompresi
vena cava inferior oleh uterus yang membesar. Memposisikan pasien pada sisi samping dapat
mengembalikan aliran balik vena dan mengkoreksi hipotensi yang terjadi. Manuver ini dapat
dilakukan dengan meletakkan bantalan (>150) dibawah panggul kanan wanita hamil. Selain
itu, uterus yang membesar dapat mengkompresi aorta pada posisi supine yang dapat
menurunkan aliran darah ke ekstremitas bawah dan aliran ke sirkulasi uteroplasenta.(2)
Gambar 1. Kompresi aortocaval
Peningkatan cardiac output bisa saja tidak dapat ditolerir oleh wanita hamil dengan
penyakit katup jantung (stenosis mitral atau aorta) atau penyakit jantung koroner.
Dekompensasi terhadap fungsi miokard dapat terjadi pada minggu ke-24 kehamilan, selama
persalinan, dan segera setelah persalinan.(5)
II.2 Sectio caesarea
Sectio caesarean adalah proses pelahiran bayi melalui insisi pada abdomen dan uterus
wanita hamil.(7) Beberapa alasan dilakukannya sectio caesarean antara lain kehamilan ganda
(gemeli), persalinan macet dimana kontraksi tidak dapat membuka sempurna serviks
sehingga bayi tidak dapat lahir lewat vagina, masalah pada bayi misalkan tali pusat yang
terlilit ataupun adanya gangguan detak jantung janin, adanya masalah pada plasenta, bayi
besar, presentasi sungsang, infeksi maternal seperti HIV atau herpes, dan kondisi medis
maternal seperti diabetes atau hipertensi.
II.3 Congestive heart failure
Gagal jantung kongestif atau Congestive Heart Failure (CHF) adalah
ketidakmampuan jantung untuk memenuhi kebutuhannya, dengan kegagalan jantung untuk
memompa darah dengan efisiensi yang normal. Ketika ini terjadi, jantung tidak dapat
memberikan aliran darah yang memadai ke organ lain, seperti otak, hati, dan ginjal. CHF
terjadi karena kegagalan ventrikel kanan atau ventrikel kiri, atau keduanya. Gejala dapat
mencakup sesak napas (dyspnea), asma karena jantung (asma jantung), pengumpulan darah
(stasis) di dalam tubuh secara umum (sistemik) sirkulasi atau di (portal) sirkulasi hati,
pembengkakan (edema), kebiruan atau kehitam-hitaman (sianosis), dan pembesaran
(hipertrofi) jantung. Banyak penyebab CHF termasuk penyakit arteri koroner yang
menyebabkan serangan jantung dan kelemahan otot jantung (miokardium), kelemahan otot
jantung primer dari infeksi virus atau racun, seperti paparan alkohol yang berkepanjangan,
penyakit katup jantung menyebabkan kelemahan otot jantung karena terlalu banyak darah
yang bocor atau menyebabkan kekakuan otot jantung dari katup yang rusak, hipertiroidisme,
dan tekanan darah tinggi.(8)
II.4 Congestive heart failure pada kehamilan
Gagal jantung kongestif yang terjadi pada bulan terakhir masa kehamilan atau dalam
5 bulan setelah melahirkan tanpa diketahui sebab dan patofisiologinya. Pada banyak kasus
gagal jantung didasarkan karena hipertensi heart disease, stenosis mitralis yang tersembunyi,
obesitas atau myocarditis. Jika pasien melewati episode akut gagal jantung hampir
separuhnya mengalami disfungsi ventrikel kiri yang menetap, mempunyai prognosis jangka
panjang yang sama dengan penyakit jantung karena hal lain.(9)
Prevalensi CHF pada kehamilan di USA insidennya terjadi 1 dalam 3.000 sampai
15.000 persalinan, puncak insidens peripartum kardiomiopati terjadi pada bulan kedua
postpartum, lebih dari 50% pasien dengan peripartum kardiomiopati didapatkan fenomena
pulmonary dan sistemik embolis. Faktor resiko terjadinya CHF pada kehamilan meningkat
pada usia lanjut, pada kehamilan multiple, pre-eklampsia, dan eklamsia berat. (9)
Penyebab gagal jantung peripartum belum jelas dan masih disangsikan bahwa
kardiomiopati merupakan kondisi khusus yang terjadi pada kehamilan. Beberapa hal yang
diduga menjadi etiologi penyakit ini, yaitu nutrisi yang jelek akan memudahkan terjadinya
penyakit jantung pasca melahirkan, virus seperti Parvovirus B19, Human Herpes Virus,
Epstein-Barr virus, and Human Cytomegalovirus, hubungan antara kehamilan dan
miokarditis karena virus telah dibuktikan. Faktor imunologi, dimana didapatkan pada
kardiomiopati peripartum terjadi degenerasi yang cepat dari uterus yang menghasilkan
fragmentasi dari tropokolagen oleh ensim kolagenolitik yang melepaskan aktin, miosin dan
metabolitnya. Antibodi dibentuk melawan aktin yang mengalami reaksi silang dengan otot
jantung dan penderita kemudian mengalami kardiomiopati. Faktor hormonal, beberapa
hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin telah menunjukkan pengaruh pada sistem
kardiovaskuler namun bukti yang ada menunjukkan tidak ada kelainan hormonal yang dapat
diidentifikasi pada kardiomiopati peripartum.(9)
Wanita dengan kardiomiopati memperlihatkan tanda dan gejala gagal jantung. Karena
puncak peningkatan beban hemodinamik terjadi pada minggu ke 32 (trimester ketiga).
Hal ini kiranya dapat menerangkan mengapa kardiomiopati peripartum tidak terjadi pada
trimester pertama atau kedua. Namun mengapa kardiomiopati peripartum masih terjadi pada
beberapa bulan pasca salin dimana beban hemodinamik telah kembali normal.
Hal ini mungkin disebabkan karena faktor-faktor tertentu yang hingga saat ini belum
diketahui. Sesak umum ditemukan dan gejala lain seperti ortopnoe, batuk, palpitasi dan nyeri
dada. Pemeriksaan fisik sering ditemukan kardiomegali, jugular venous distention, takikardi,
takipnea, hepatomegali, hepatojugular reflux, ascites, peripheral edema, tromboemboli, dan
perubahan status mental. Pemeriksaan penunjang yang bias dilakukan yaitu echocardiografi
dan doppler menunjukan adanya peningkatan dimensi endiastolik, dan ejection fraction
kurang dari 45%. Jantung mengalami dilatasi uniform, tekanan pengisian meningkat dan
cardiac output menurun.(9)
Diagnosis kardiomiopati peripartum ditegakkan berdasarkan Gagal jantung terjadi
pada bulan akhir kehamilan atau dalam 5 bulan setelah melahirkan. Tidak ada penyebab
gagal jantung yang ditemukan ( mis infeksi, penyakit katup, penyakit jantung iskhemik).
Tidak ada penyakit jantung yang tampak sebelum bulan terakhir kehamilan. Gambaran
ekokardiografi menunjukkan kegagalan ventrikel kiri (left ventricular ejection fraction<45%).(9)
II.5 Anestesi spinal
II.6 Anestesi spinal pada sectio caesarea dengan congestive heart failure
BAB III
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Yancy CW, Jessup M, Bozkurt B, Butler J, Casey DE Jr, Drazner MH, et al. 2013 ACCF/AHA guideline for the management of heart failure: a report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines. Circulation. 2013. e246-8.
2. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan and Mikhail’s Clinical Anesthesiology, 5th Edition. United States: McGraw-Hill Education; 2013:825-29.
3. Info Datin. Situasi Kesehatan Jantung. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014.
4. Roger VL, Weston SA, Redfield MM, et al. Trends in heart failure incidence and survival in a community-based population. JAMA. 2004;292:344–50.
5. Datta S, Kodali BS, Segal S. Maternal Physiological Changes During Pregnancy, Labor, and the Postpartum Period. In: Obstetric Anesthesia Handbook, Fifth Edition. New York: Springer; 2010: 3-5.
6. FIGO Committee for the Study of Ethical Aspects of Human Reproduction and Women's Health. Recommendations on ethical issues in obstetrics and gynecology. London: FIGO, International Federation of Gynecology and Obstetrics; 2012:90.
7. Safe prevention of the primary cesarean delivery. Obstetric Care Consensus No. 1. American College of Obstetricians and Gynecologists. Obstet. Gynecol. 2014; 123: 693-711.
8. Marulam M Panggabean, Daulat M, Gagal jantung. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Aru W Sudoyo (Editor), Balai Penerbit UI. Jakarta, 2006.
9. PAPDI, gagal jantung kronik. Panduan pelayanan medik PB PAPDI.Jakarta 2006.