referat anestesi (latest)

Upload: nor-ubudiah-seti

Post on 04-Apr-2018

250 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    1/20

    REFERAT

    RESUSITASI JANTUNG PARU

    Disusun Oleh :

    Pipim 030.07.

    Nor Ubudiah Seti 030.08.293

    Juniani Niandini 030.08.133

    Putri Balqis 030.07.

    Pembimbing :

    dr.Dublianus, Sp.An

    dr.Evita, Sp.An

    DEPARTEMEN ILMU ANESTESI

    RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CILEGON

    PERIODE....................

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    2/20

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rakhmat

    dan hidayahNya, beserta salam atas nama besar Muhammad SAW. Terima

    kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.Dublianus, Sp.An dan dr.Evita, Sp.An

    atas kesediaan waktu dan kesempatan yang diberikan sebagai pembimbing

    referat ini, sehingga referat yang berjudul RESUSITASI JANTUNG PARU

    dapat diselesaikan.

    Referat ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan bagian ilmu

    Anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon. Bahasan dalam referat ini

    diambil dari berbagai macam sumber.

    Penyusun sadar bahwa dalam penyusunan referat ini masih banyak sekali

    kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan

    demi perbaikan laporan kasus ini. Semoga referat ini bisa berguna dan

    bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkempentingan.

    Cilegon, 26 September 2012

    Penyusun

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    3/20

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar

    Daftar Isi

    BAB I Pendahuluan

    BAB II Tinjauan Pustaka

    II.1 Definisi

    II.2 Indikasi

    II.3 Fase RJPO

    II.4 Prosedur RJOP

    BAB III Kesimpulan

    Daftar Pustaka

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    4/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Tahun lalu American Heart Association (AHA), dalam Jurnal Circulation

    yang diterbitkan 2 November 2010, mempublikasikan Pedoman

    Cardiopulmonary Resucitation (CPR) dan Perawatan Darurat Kardiovaskular

    2010. Seperti kita ketahui, para ilmuwan dan praktisi kesehatan terus

    mengevaluasi CPR atau yang lebih kita kenal dengan Resusitasi Jantung Paru

    (RJP) ini dan mempublikasikannya setiap 5 tahun.

    Evaluasi dilakukan secara menyeluruh mencakup urutan dan prioritas

    langkah-langkah CPR dan disesuaikan dengan kemajuan ilmiah saat ini untuk

    mengidentifikasi faktor yang mempunyai dampak terbesar pada kelangsungan

    hidup. Atas dasar kekuatan bukti yang tersedia, mereka mengembangkan

    rekomendasi yang hasilnya menunjukkan paling menjanjikan.

    Rekomendasi 2010 Pedoman mengkonfirmasi keamanan dan efektivitas

    dari banyak pendekatan, mengakui ketidakefektifan orang lain, dan

    memperkenalkan perawatan baru berbasis evaluasi bukti intensif dan konsensus

    para ahli. Kehadiran rekomendasi baru ini tidak untuk menunjukkan bahwa

    pedoman sebelumnya tidak aman atau tidak efektif, melainkan untuk

    menyempurnakan rekomendasi terdahulu(1)

    Resusitasi Jantung Paru atau CPR bertujuan untuk membuka kembali

    jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali. CPR sangat dibutuhkan

    bagi orang tenggelam, terkena serangan jantung, sesak napas karena syok akibat

    kecelakaan, terjatuh, dan sebagainya. Namun yang perlu diperhatikan khususuntuk korban pingsan karena kecelakaan, tidak boleh langsung dipindahkan

    karena dikhawatirkan ada tulang yang patah. Biarkan di tempatnya sampai

    petugas medis datang. Berbeda dengan korban orang tenggelam dan seranganjantung yang harus segera dilakukan CPR.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_jantunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sesak_napas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kecelakaanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecelakaanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sesak_napas&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_jantung
  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    5/20

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Definisi

    Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan pertolongan yang dilakukan

    kepada korban yang mengalami henti napas dan henti jantung. Keadaan ini bisa

    disebabkan karena korban mengalami serangan jantung (heart attack),tenggelam, tersengat arus listrik, keracunan, kecelakaan dan lain-lain. Pada

    kondisi napas dan denyut jantung berhenti maka sirkulasi darah dan transportasi

    oksigen berhenti, sehingga dalam waktu singkat organ-organ tubuh terutama

    organ fital akan mengalami kekurangan oksigen yang berakibat fatal bagikorban dan mengalami kerusakan. Organ yang paling cepat mengalami

    kerusakan adalah otak, karena otak hanya akan mampu bertahan jika ada asupan

    gula/glukosa dan oksigen. Jika dalam waktu lebih dari 10 menit otak tidakmendapat asupan oksigen dan glukosa maka otak akan mengalami kematian

    secara permanen. Kematian otak berarti pula kematian si korban. Oleh karena

    itu GOLDEN PERIOD (waktu emas) pada korban yang mengalami henti napas

    dan henti jantung adalah dibawah 10 menit. Artinya dalam watu kurang dari 10

    menit penderita yang mengalami henti napas dan henti jantung harus sudah

    mulai mendapatkan pertolongan. Jika tidak, maka harapan hidup si korbansangat kecil. Adapun pertolongan yang harus dilakukan pada penderita yang

    mengalami henti napas dan henti jantung adalah dengan melakukan resusitasijantung paru / CPR

    .(3)

    Catatan :

    1. Mati Klinis

    Tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi, bersifat reversibel,

    penderita punya kesempatan waktu 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi tanpa

    kerusakan otak.

    2. Mati Biologis

    Biasanya terjadi dalam waktu 8-10 menit dari henti jantung, dimulai dengan

    kematian sel otak, bersifat irreversibel. (kecuali berada di suhu yang ekstrim

    dingin, pernah dilaporkan melakukan resusitasi selama 1 jam/ lebih danberhasil).

    Pada korban yang sudah tidak ada refleks mata dan terjadi kerusakan

    batang otak tidak perlu dilakukan RJP.

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    6/20

    II.2 Anatomi

    Jantung

    Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu atrium kanan dan atrium kiri, sertaventrikel kanan dan kiri. Jantung berdenyut pada :

    - Orang dewasa 6080 kali per menit- Anakanak (210 tahun) 60 -140 kali per menit- Bayi ( < 1 tahun) 85 - 200 kali per menit

    Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh melalui

    pembuluh aorta dan arteri pulmonalis. Kelainan pada sistem kerja jantung akan

    menyebabkan perubahan irama jantung, seperti :

    - Bradiaritmia < 60 kali / menit

    - Takiaritmia > 100 kali / menit

    Gbr. 1 Jantung

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    7/20

    Sistem sirkulasi

    Sistem sirkulasi bertanggung

    jawab untuk menyalurkan oksigen dan

    nutrisi melalui aorta ke seluruh tubuhdan membuang hasil metabolisme.

    Jantung kanan menampung

    darah kotor ( rendah oksigen, kaya

    karbondioksida / zat asam arang ), yang

    kemudian dialirkan ke paru melalui

    arteri pulmonalis. Jantung kiri

    berfungsi memopa darah bersih ( kaya

    oksigen ) ke seluruh tubuh

    Gbr.2 Sirkulasi tubuh

    II.3 Indikasi

    Henti Napas (Apneu)

    Dapat disebabkan oleh sumbatan jalan napas atau akibat depresi

    pernapasan baik di sentral maupun perifer. Berkurangnya oksigen di dalamtubuh akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia. Frekuensi napas

    akan lebih cepat dari pada keadaan normal. Bila perlangsungannya lama akan

    memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas

    akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas

    CO2, kemudian mempengaruhi SSP dengan menekan pusat napas. Keadaan

    inilah yang dikenal sebagai henti nafas.

    Pada awal henti napas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi,

    pemberian O2 ke otak dan organ vital lainnya masih cukup sampai beberapamenit. Kalau henti napas mendapat pertolongan segera maka pasien akanteselamatkan hidupnya dan sebaliknya kalau terlambat akan berakibat henti

    jantung.

    Henti Jantung ( Cardiac Arrest )

    Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah

    dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas,

    maka oksigen akan tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak

    dapat berkontraksi dan akibatnya henti jantung ( cardiac arrest ).

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    8/20

    Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba (karotis

    femoralis, radialis) disertai kebiruan (sianosis) atau pucat sekali, pernapasan

    berhenti atau satu-satu (gasping, apnu), dilatasi pupil tak bereaksi terhadap

    rangsang cahaya dan pasien tidak sadar.

    Pengiriman O2 ke otak tergantung pada curah jantung, kadar hemoglobin (Hb),saturasi Hb terhadap O2 dan fungsi pernapasan. Iskemi melebih 3-4 menit pada

    suhu normal akan menyebabkan kortek serebri rusak menetap, walaupun setelah

    itu dapat membuat jantung berdenyut kembali.

    II.4 Fase RJPO

    Berdasarkan konvensi American Heart Association (AHA) terbaru pada tanggal

    18 Oktober 2010, Prosedur CPR terbaru adalah sebagai berikut :

    A.Kewaspadaan Terhadap Bahaya [DANGER]

    Penolong mengamankan diri sendiri dengan memakai alat proteksi diri (APD).

    ALat proteksi yang paling dianjurkan adalah sarung tangan untuk mencegah

    terjadinya penularan penyakit dari korban kepada penolong.

    Selanjutnya penolong mengamankan lingkungan dari kemungkinan bahaya lain

    yang mengancam, seperti adanya arus listrik, ancaman kejatuhan benda (fallingobject), Setelah penolong dan lingkungan aman maka selanjutnya meletakan

    korban pada tempat yang rata, keras, kering dan jauh dari bahaya.

    B. Cek Respons / Penilaian Kesadaran

    Cek kesadaran korban dengan memanggil dan menepuk bahunya. Jika denganmemanggil dan menepuk tidak ada respos, maka lakukan pengecekan kesadaran

    dengan melakukan Rangsangan Nyeri. lakukan rangsang nyeri dengan menekan

    tulang dada korban dengan cara penolong menekuk jari-jari tangan kanan, lalu

    tekan dengan sudut ruas jari-jari tangan yang telah ditekuk. Jika tidak ada

    respon dengan rangsany nyeri berarti korban tidak sadar dan dalam kondisi

    koma.

    C. Panggil Bantuan / Call For Help

    Jika korban tidak berespons selanjutnya penolong harus segera memanggil

    bantuan baik dengan cara berteriak, menelepon, memberi tanda pertolongan(SOS) dan cara lainya.

    BERTERIAK : Memanggil orang disekitar lokasi kejadian agar membantu

    pertolongan atau disuruh mencari pertolongan lebih lanjut. Jika ada AED

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    9/20

    (Automatic External Defibrilation) maka suruh penolong lain untuk mengambil

    AED.

    MENELEPON : menghubungi pusat bantuan darurat (emergency call number)

    sesuai dengan nomor dilokasi / negara masing-masing. Seperti : 911, 118, 112,113, 999, 000, 555 dan lain-lain.

    EMERGENCY SIGNAL : dengan membuat asap, kilauan cahaya, suar dan lain-

    lain jika lokasi ada didaerah terpencil.

    D. Cek Nadi

    Pengecekan nadi korban dilakukan untuk memastikan apakah jantung korban

    masih berdenyut atau tidak.

    Pada orang dewasa pengecekan nadi dilakukan pada nadi leher (karotis) dengan

    menggunakan 2 jari. Caranya letakan 2 jari tangan pada jakun (tiroid) kemudiantarik ke arah samping sampe terasa ada lekukan rasakan apakah teraba atau

    tidak denyut nadi korban.

    Pada bayi pengecekan nadi dilakukan pada lengan atas bagian dalam. Dengan

    menggunakan 2 jari rasakan ada tidaknya denyut nadi pada lengan atas bagian

    dalam korban.Jika nadi tidak teraba berarti korban mengalami henti jantung, maka segera

    lakukan penekanan / kompresi pada dada korban.

    Jika nadi teraba berarti jantung masih berdenyut maka lanjutkan denganmembukaan jalan napas dan pemeriksanaan napas.

    E. Kompresi Dada

    Jika korban tidak teraba nadinya berarti jantungnya berhenti berdenyut maka

    harus segera dilakukan penekanan / kompresi dada sebanyak 30 kali.

    Caranya : posisi penolong sejajar dengan bahu korban.

    Letakan satu tumit tangan diatas tulang dada, lalu letakan tangan yang satu lagi

    diatas tangan yang sudah diletakan diatas tulang dada. Setelah lalu tekan dada

    korban denga menjaga siku tetap lurus.

    Tekan dada korban sampai kedalaman sepertiga dari ketebalan dada atau 3-5 cm

    / 1-2 inci (korban dewasa), 2-3 cm (Pada anak), 1-2 cm (bayi)

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    10/20

    F. Buka Jalan Napas

    Setelah melakukan kompresi selanjutnya membuka jalan napas. Buka jalan

    napas dengan menengadahkan kepala korban. Pada korban trauma yang

    dicurigai mengalami patah tulang leher melakukan jalan napas cukup denganmengangkat dagu korban.

    G. Memberikan Napas Buatan

    Jika korban masih teraba berdenyut nadinya maka perlu dilakukan pemeriksaan

    apakah masih bernapas atau tidak. Pemeriksaaan pernapasan dilakukan dengan

    Melihat ada tidaknya pergerakan dada (LOOK), mendengarkan suara napas

    (LISTEN) dan merasakan hembusan napas (FEEL). Jika korban berdenyut

    jantungnya tetapi tidak bernapas maka hanya diberikan napas buatan saja

    sebanyak 12-20 kali per menit. Jika korban masih berdenyut jantungnya dan

    masih bernapas maka korban dimiringkan agar ketika muntah tidak terjadiaspirasi. Korban yang berhenti denyut jantungnya / tidak teraba nadi maka tidak

    perlu dilakukan pemeriksaan pernapasan karena sudah pasti berhenti napasnya,

    penolong setelah melakukan kompresi dan membuka jalan napas langsung

    memberikan napas buatan sebanyak 2 kali.

    H. Evaluasi

    Evaluasi pada CPR dilakukan setiap 5 Siklus. (5 x 30 kompresi) + (5 x 2 napas

    buatan) Evaluasi pada pemebrian napas buatan saja dilakukan setiap 2 menit.

    Menurut Safar membagi resusitasi menjadi beberapa tahap, yaitu :

    1. FASE I : Tunjangan Hidup Dasar (Basic Life Support) yaitu prosedur

    pertolongan darurat mengatasi obstruksi jalan nafas, henti nafas dan hentijantung, dan bagaimana melakukan RJP secara benar.

    Terdiri dari :

    C (circulation) : mengadakan sirkulasi buatan dengan kompresi jantung paru.A (airway) : menjaga jalan nafas tetap terbuka.B (breathing) : ventilasi paru dan oksigenisasi yang adekuat.

    2. FASE II : Tunjangan hidup lanjutan (Advance Life Support); yaitu tunjangan

    hidup dasar ditambah dengan :D (drugs) : pemberian obat-obatan termasuk cairan.

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    11/20

    Adrenalin

    Mekanisme kerja merangsang reseptor alfa dan beta, dosis yang diberikan 0,5

    1 mg iv diulang setelh 5 menit sesuai kebutuhan dan yang perlu diperhatikan

    dapat meningkatkan pemakaian O2 myocard, takiaritmi, fibrilasi ventrikel.

    5

    Lidokain

    Meninggikan ambang fibrilasi dan mempunyai efek antiaritmia dengan cara

    meningkatkan ambang stimulasi listrik dari ventrikel selama diastole. Pada

    dosis terapeutik biasa, tidak ada perubahan bermakna dari kontraktilitas

    miokard, tekanan arteri sistemik, atau periode refrakter absolut. Obat ini

    terutama efektif menekan iritabilitas sehingga mencegah kembalinya fibrilasi

    ventrikel setelah defibrilasi yang berhasil, juga efektif mengontrol denyut

    ventrikel prematur yang mutlti fokal dan episode takhikardi ventrikel. Dosis 50-100 mg diberikan iv sebagai bolus, pelan-pelan dan bisa diulang bila perlu.

    Dapat dilanjutkan dengan infus kontinu 1-3 mg.menit, biasanya tidak lebih dari4 mg.menit, berupa lidocaine 500 ml dextrose 5 % larutan (1 mg/ml).

    Sulfas Atropin

    Mengurangi tonus vagus memudahkan konduksi atrioventrikuler dan

    mempercepat denyut jantung pada keadaan sinus bradikardi. Paling berguna

    dalam mencegah arrest pada keadaan sinus bradikardi sekunder karena infarkmiokard, terutama bila ada hipotensi. Dosis yang dianjurkan mg, diberikan iv.

    Sebagai bolus dan diulang dalam interval 5 menit sampai tercapai denyut nadi >

    60 /menit, dosis total tidak boleh melebihi 2 mg kecuali pada blokatrioventrikuler derajat 3 yang membutuhkan dosis lebih besar.

    Isoproterenol

    Merupakan obat pilihan untuk pengobatan segera (bradikardi hebat karena

    complete heart block). Ia diberikan dalam infus dengan jumlah 2 sampai 20

    mg/menit (1-10 ml larutan dari 1 mg dalam 500 ml dectrose 5 %), dan diaturuntuk meninggikan denyut jantung sampai kira-kira 60 kali/menit. Juga bergunauntuk sinus bradikardi berat yang tidak berhasil diatasi dengan Atropine.

    Propranolol

    Suatu beta adrenergic blocker yang efek anti aritmianya terbukti berguna untukkasus-kasus takhikardi ventrikel yang berulang atau fibrilasi ventrikel berulang

    dimana ritme jantung tidak dapat diatasi dengan Lidocaine. Dosis umumnya

    adalah 1 mg iv, dapat diulang sampai total 3 mg, dengan pengawasan yangketat.

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    12/20

    Kortikosteroid

    kortikosteroid sintetis (5 mg/kgBB methyl prednisolon sodium succinate atau 1

    mg/kgBB dexamethasone fosfat) untuk pengobatan syok kardiogenik atau shock

    lung akibat henti jantung. Bila ada kecurigaan edema otak setelah henti jantung,60-100 mg methyl prednisolon sodium succinate tiap 6 jam akan

    menguntungkan. Bila ada komplikasi paru seperti pneumonia post aspirasi,

    maka digunakan dexamethason fosfat 4-8 mg tiap 6 jam.

    E (EKG) : diagnosis elektrokardiografis secepat mungkin setelah dimulai KJL,

    untuk mengetahui apakah ada fibrilasi ventrikel, asistole atau agonal ventricular

    complexes.

    F (fibrillation treatment) : tindakan untuk mengatasi fibrilasi ventrikel.

    Fibrilation treatment

    Defibrilasi adalah tindakan yang berpotensi penyelamatan hidup. Harus sedini

    mungkin dengan alasan :1. irama yang umum didapati pada henti jantung adalah VF

    2. terapi yang paling efektif pada VF adalah defibrilasi

    3. makin lambat dilakukan makin jelek

    4. VF cenderung asistole

    Energi

    O VF / VT , nadi tidak teraba :

    Pertama : 200 Joule

    Kedua : 200300 JouleKetiga : 360 Joule

    Keempat : 360 Joule

    O VT, SVT AF

    Gel. QRS lebar (VT) : 100 Joule

    Gel QRS sempit (SVT) : 50 JouleYang harus diperhatikan :

    - Defibrilasi tidak boleh dilakukan pada anak umur kurang dari delapan tahundan berat badan kurang dari 25 Kg.

    - Segala perhiasan dan bahan metal yang melekat dari tubuh korban dilepaskan.

    - Korban dari permukaan air, dikeringkan terlebih dahulu .

    http://www.dokterbook.com/2012/06/14/pneumonia/http://www.dokterbook.com/2012/06/14/pneumonia/
  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    13/20

    3. FASE III : Tunjangan hidup terus-menerus (Prolonged Life Support).

    G (Gauge) : pengukuran dan pemeriksaan untuk monitoring penderita secara

    terus menerus, dinilai, dicari penyebabnya dan kemudian mengobatinya.

    H (Head) : tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak san sistem saraf dari

    kerusakan lebih lanjutakibat terjadinya henti jantung, sehingga dapat dicegah

    terjadinya kelainan neurologis yang permanen.

    H (Hipotermi) : segera dilakukan bila tidak adaperbaikan fungsi susunan saraf

    pusat yaitu pada suhu antara 30o-32

    oC

    H (Humanization) : harus diingat bahwakorban yang ditolong adalah manusia

    yang mempunyai perasaan, karena itu semua tindakan hendaknya berdasarkan

    perikemanusiaan.

    I (Intensive Care) : perawatan intensif di ICU, yaitu : tunjangan ventilasi :

    trakeostomi, pernafasan dikontrol terus menerus, sonde lambung, pengukuran

    pH, pCO2 bila diperlukan, dan tunjangan sirkulasi, pengendalian kejang.

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    14/20

    Rangkaian (sekuens) Bantuan Hidup Dasar

    Berikut ini adalah algoritmabantuan hidup dasar berdasarkan 2010 American Heart

    Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency

    Cardiovacular Care yaitu :

    Ada denyut nadi

    tiada denyut nadi

    Korban

    ditemukan

    Cek respon

    korban

    Tidak ada respon,Tidakbernafas,Tidak bernafas

    normal (hanya

    gasping/terengah-engah)

    Cek nadi,pastikan

    nadi dalam 10 detik Beri 1 napas tiap 5-6

    detik, cek ulang tiap 2

    menit.

    Berikan 1 shock, Segeralanjutkan RJP untuk 5

    siklus (2 menit)

    Segera lanjutkan RJPselama 2 menit,sehingga

    tim dengan alat lengkap

    datang.

    Rekam irama

    jantung,apakah bias

    defibrilasi atau

    Mulai siklus 30

    kompresi dan 2

    AED/defibrillator

    datang

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    15/20

    II.5 Prosedur RJPO

    Pada dasarnya resusitasi jantung paru terdiri dari 2 elemen: kompresi dada dan

    mulut-ke-mulut (mouth-to-mouth) napas buatan.

    Sebelum menolong korban, hendaklah menilai keadaan lingkungan terlebihdahulu:

    1. Apakah korban dalam keadaan sadar?

    2. apakah korban tampak mulai tidak sadar, tepuk atau goyangkan bahu korban

    dan bertanya dengan sura keras apakah anda baik-baik saja?

    3. apabila korban tidak berespon, mintalah bantuan untuk menghubungi rumah

    sakit terdekat dan mulailah RJP.

    Henti Napas

    Pernepasan buatan diberikan dengan cara :

    a. Mouth to Mouth Ventilation

    Cara langsung sudah tidak dianjurkan karena bahaya infeksi (terutama hepatitis,

    HIV) karena itu harus memakai barrier device (alat perantara). Dengan cara

    ini akan dicapai konsentrasi oksigen hanya 18 %.

    O Tangan kiri penolong menutup hidung korban dengan cara memijitnya

    dengan jari telunjuk dan ibu jari, tangan kanan penolong menarik dagu korbanke atas.

    O Penolong menarik napas dalamdalam, kemudian letakkan mulut penolongke atas mulut korban sampai menutupi seluruh mulut korban secara pelan

    pelan sambil memperhatikan adanya gerakan dada korban sebagai akibat daritiupan napas penolong. Gerakan ini menunjukkan bahwa udara yang ditiupkan

    oleh penolong itu masuk ke dalam paruparu korban.

    O Setelah itu angkat mulut penolong dan lepaskan jari penolong dari hidung

    korban. Hal ini memberikan kesempatan pada dada korban kembali ke posisi

    semula.

    b. Mouth to StomaDapat dilakukan dengan membuat Krikotiroidektomi yang kemudian

    dihembuskan udara melalui jalan yang telah dibuat melalui prosedurKrikotiroidektomi tadi.

    c. Mouth to Mask ventilation

    Pada cara ini, udara ditiupkan ke dalam mulut penderita dengan bantuan face

    mask.

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    16/20

    d. Bag Valve Mask Ventilation ( Ambu Bag)

    Dipakai alat yang ada bag dan mask dengan di antaranya ada katup. Untuk

    mendapatkan penutupan masker yang baik, maka sebaiknya masker dipegang

    satu petugas sedangkan petugas yang lain memompa.

    Gbr. Bag Valve Mask

    e. Flow restricted Oxygen Powered Ventilation (FROP)

    Pada ambulans dikenal sebagai OXY Viva . Alat ini secara otomatis akan

    memberikan oksigen sesuai ukuran aliran (flow) yang diinginkan.

    Bantuan jalan napas dilakukan dengan sebelumnya mengevaluasi jalan napas

    korban apakah terdapat sumbatan atau tidak. Jika terdapat sumbatan maka

    hendaknya dibebaskan terlebih dahulu.

    Henti Jantung

    RJP dapat dilakukan oleh satu orang penolong atau dua orang penolongLokasi titik tumpukompresi

    - 1/3 distal sternum atau 2 jari proksimal Proc. Xiphoideus- Jari tengah tangan kanan diletakkan di Proc. Xiphoideus, sedangkan jari

    telunjuk mengikuti

    - Tempatkan tumit tangan di atas jari telunjuk tersebut- Tumit tangan satunya diletakkan di atas tangan yang sudah berada tepat

    di titik pijat jantung

    - Jarijari tangan dapat dirangkum, namun tidak boleh menyinggung dadakorban

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    17/20

    Teknik Resusitasi Jantung Paru (Kompresi)

    - Kedua lengan lurus dan tegak lurus pada sternum- Tekan ke bawah sedalam 45 cm- Tekanan tidak terlalu kuat- Tidak menyentak- Tidak bergeser / berubah tempat- Kompresi ritmik 100 kali / menit ( 2 pijatan / detik )- Fase pijitan dan relaksasi sama ( 1 : 1)- Rasio pijat dan napas 30 : 2 (15 kali kompresi : 2 kali hembusan napas)- Setelah empat siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi

    Gbr. 3 Teknik Pijat Jantung

    Resusitasi jantung paru pada bayi ( < 1 tahun)

    O 23 jari atau kedua ibu jari

    O Titik kompresi pada garis yang menghubungkan kedua papilla mammae

    O Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau kurang lebih 100 kali per menit

    O Rasio pijat : napas 15 : 2

    O Setelah tiga siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    18/20

    Resusitasi Jantung paru pada anak anak ( 1 8 tahun)

    O Satu telapak tangan

    O Titik kompresi pada satu jari di atas Proc. Xiphoideus

    O Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau kurang lebih 100 kali per menit

    O Rasio pijat : napas 30 : 2

    O Setelah tiga siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi

    Indikasi penghentian RJP

    O Korban bernapas spontan dan normal kembali

    O Penolong merasa lelahO Henti napas dan henti jantung berlangsung selama 30 menit

    O Telah ada tenaga lain yang lebih ahli

    Komplikasi RJP

    O Fraktur sternum

    Sering terjadi pada orang tua

    ORobekan paru

    O Perdarahan intra abdominal

    Posisi yang terlalu rendah akan menekan Proc. Xiphoideus ke arah hepar atau

    limpa .

    ODistensi lambung karena pernapasan buatan

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    19/20

    BAB III

    KESIMPULAN

    1. Resusitasi jantung paru adalah usaha yang dilakukan untuk apa-apa yangmengindikasikan terjadinya henti nafas atau henti jantung.

    2. Kompresi dilakukan terlebih dahulu dalam kasus yang terdapat henti pernafasanatau henti jantung kerana setiap detik yang tidak dilakukan kompresi merugikan

    sirkulasi darah dan mengurangkan survival rate korban.

    3. Prosedur RJP terbaru adalah kompresi dada 30 kali dengan 2 kali napas buatan.4. Fase-fase pada RJP adalah Bantuan Hidup Dasar, Bantuan Hidup Lanjut dan

    Bantuan terus-menerus.5. Sistem RJP yang dilakukan sekarang adalah adaptasi dan pembaharuan dari

    pedoman yang telah diperkenalkan oleh Peter Safar dan kemudiannya

    diadaptasi oleh American Heart Association.

    6. Dengan adanya pedoman resusitasi jantung paru terbaru ini, diharapkan dapatmeningkatkan angka harapan hidup pada korban dengan henti jantung. Selainitu, pedoman ini juga lebih praktis dan relative mudah untuk dipahami dan

    dilakukan sehingga dapat diajarkan kepada masyarakat awam sekalipun.

    Semakin banyak orang yang memahami dan mampu untuk melakukan

    resusitasi, maka semakin banyak pula korban henti jantung yang dapatterselamatkan.

  • 7/29/2019 Referat Anestesi (Latest)

    20/20

    Daftar Pustaka

    1. http://www.kesad.mil.id/content/perubahan-paradigma-resusitasi-jantung-paru-%E2%80%9C-abc-cab%E2%80%9D

    2. http://id.wikipedia.org/wiki/Resusitasi_jantung_paru-paru

    3.http://proemergency.com/prosedur_resusitasi_jantung_paru_cpr_ber

    ita39.html

    4. Siahaan, Oloan SM. 1992.Resusitasi Jantung, Paru, dan

    Otak.http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/39_ResusitasiJantungParu

    danOtak.pdf/39_ResusitasiJantungParudanOtak.pdf

    5. Sjamsuhidajat R, Jong Wd.Resusitasi, dalam Buku Ajar IlmuBedah, Edisi Revisi. Jakarta: EGC hal : 124-119.

    6. American Heart Association

    http://circ.ahajournals.org/content/vol122/18_suppl_3/

    http://id.wikipedia.org/wiki/Resusitasi_jantung_paru-paruhttp://proemergency.com/prosedur_resusitasi_jantung_paru_cpr_berita39.htmlhttp://proemergency.com/prosedur_resusitasi_jantung_paru_cpr_berita39.htmlhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/39_ResusitasiJantungParudanOtak.pdf/39_ResusitasiJantungParudanOtak.pdfhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/39_ResusitasiJantungParudanOtak.pdf/39_ResusitasiJantungParudanOtak.pdfhttp://circ.ahajournals.org/content/vol122/18_suppl_3/http://circ.ahajournals.org/content/vol122/18_suppl_3/http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/39_ResusitasiJantungParudanOtak.pdf/39_ResusitasiJantungParudanOtak.pdfhttp://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/39_ResusitasiJantungParudanOtak.pdf/39_ResusitasiJantungParudanOtak.pdfhttp://proemergency.com/prosedur_resusitasi_jantung_paru_cpr_berita39.htmlhttp://proemergency.com/prosedur_resusitasi_jantung_paru_cpr_berita39.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Resusitasi_jantung_paru-paru